KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, September 7, 2021

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 10 AGUSTUS 2021


 
IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 10 AGUSTUS 2021
 
KITAB KOLOSE
(Seri:155)
 
Subtema: IMAMAT RAJANI SEBAGAI PENDAMAIAN
 
Damai Kristus kiranya memerintah di hidup kita masing-masing dan kita berdoa untuk kemurahan Tuhan, kiranya Firman yang dibukakan meneguhkan setiap kehidupan kita. Mari kita membawa diri kita rendah dibawah kaki Salib, tersungkur dihadapan Tuhan dan sujud menyembah Allah yang hidup.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat Tuhan yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan Tuhan yang senantiasa setia dalam ketekunan Ibadah Doa Penyembahan, kiranya Tuhan hadir disana memberkati dan melawat setiap kehidupan kita lewat pembukaan Firman yang akan kita terima.
 
Firman penggembalaan ibadah Doa Penyembahan; Kolose 3:
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
 
Pendeknya: 
-          Seorang suami harus tahu untuk mengasihi istrinya dengan benar.
-          Seorang suami janganlah berlaku kasar terhadap istrinya.
 
Tentang hal ini kita kaitkan langsung dengan 1 Petrus 3.
1 Petrus 3:7
(3:7) Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
Seorang suami di tuntut untuk hidup bijaksana terhadap istrinya
 
Yesus Kristus adalah kepala Gereja dan mempelai laki-laki Sorga, Yesuslah suami dalam kebenaran dan dalam keadilan = Suami yang bijaksana.
 
Hal kebijaksanaan dalam Daniel 12.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
 
Orang-orang bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala.
Tugas dari orang-orang bijaksana: Menuntun banyak orang kepada kebenaran.
 
Kita berdoa dan memohon kemurahan hati Tuhan supaya kiranya Tuhan senantiasa memberi hikmat, akal budi, dan kebijaksanaan, untuk menuntun hidup rohani kita kepada kebenaran. Demikianlah halnya Rasul Paulus terhadap sidang jemaat di Korintus.
 
1 Korintus 10:14-15
(10:14) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! (10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
 
Sebagai hamba Tuhan yang bijaksana dalam nasehat yang suci, nasehat yang tulus dan murni Rasul Paulus menghimbau dan mengingatkan supaya sidang Jemaat di Korintus secepatnya menjauhi penyembahan berhala.
 
Dalam hal ini Rasul Paulus berjuang keras untuk menuntun sidang jemaat di Korintus kepada KEBENARAN. 
Inilah tanggung jawab dari seorang Gembala, dari seorang pemimpin rohani; Berjuang keras dalam menuntun sidang jemaat Tuhan.
-          Pada ayat 14 bagian B Rasul Paulus berkata “Jauhilah penyembahan berhala.”
-          Pada ayat 15 bagian B Rasul Paulus berkata “Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!”
 
Kita akan temukan maknanya di dalam 1 Korintus 10.
1 Korintus 10:19-20
 (10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.
 
Yang dimaksud Rasul Paulus pada ayat 14-15 bahwa persembahan dari bangsa Israel adalah persembahan kepada roh-roh jahat bukan kepada Allah. Selanjutnya Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus “Aku tidak mau bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.”
 
Singkat kata: Rasul Paulus meminta agar Jemaat di Korintus jangan bersekutu dengan roh-roh jahat seperti bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun selama 40 tahun.
Sekalipun bangsa Israel menjadi suatu barisan Jemaat yang dipimpin oleh Musa atau menjadi rombongan Jemaat yang nampaknya beribadah kepada Tuhan di padang gurun, namun pada kenyataannya segala persembahan dari bangsa Israel adalah persembahan kepada roh-roh jahat bukan kepada Allah.
 
1 Korintus 10:21
(10:21) Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
 
Perlu untuk kita ketahui: 
Kita tidak mungkin dapat beribadah kepada Tuhan dan tidak mungkin kita dapat melakukan apa yang menjadi kehendak Allah, apabila dalam kesempatan yang lain kita juga bersekutu dengan roh-roh jahat yang menunjuk kepada: Orang-orang yang mendua hati, tidak mendapatkan apa-apa.
 
Itu sebabnya Rasul Paulus berkata dengan tegas dan menghimbau jemaat di Korintus dengan tegas supaya mereka jangan bersekutu dengan roh-roh jahat, seperti bangsa Israel yang dalam perjalanan mereka ke padang gurun selam 40 tahun lamanya.
 
Selanjutnya kita akan melihat Persekutuan Bangsa Israel Dengan Roh-roh Jahat pada 1 Korintus 10.
1 Korintus 10:6
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
 
Adapun persekutuan bangsa Israel terhadap roh-roh jahat selama 40 tahun di padang gurun, antara lain:
1.      Pada ayat 6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal yang jahat.
2.      Pada ayat 7: Bangsa Israel menyemah berhala.
3.      Pada ayat 8: Bangsa Israel melakukan percabulan.
4.      Pada ayat 9: Bangsa Israel mencobai TUHAN.
5.      Pada ayat 10: Bangsa Israel bersungut-sungut di hadapan TUHAN.
 
Kita kembali mengikuti penjelasan dari hal yang ke-2, yaitu: Bangsa Israel menyembah berhala.
Adapun peristiwa tersebut tertulis dengan jelas pada kitab Musa yang kedua, yakni Keluaran 32:1-35.
Keluaran 32:1-35 menurut pembagiannya, antara lain:
a.       Ayat 1-6 tentang lembu emas.
b.      Ayat 7-14 tentang murka Allah kepada bangsa Israel.
c.       Ayat 15-20 tentang 2 (dua) loh batu yang dipecahkan.
d.      Ayat 21-29 tentang Musa marah kepada Harun, abangnya.
e.       Ayat 30-35 tentang Musa berdoa untuk bangsa Israel.
 
Kita masih mengikuti penjelasan tentang: MUSA MARAH KEPADA HARUN DAN BANGSA ISRAEL. 
Kisah itu ditulis pada Keluaran 32:21-29. Kita tidak akan membaca secara keseluruhan, langsung saja kita membaca Keluaran 32:29
Keluaran 32:29
(32:29) Kemudian berkatalah Musa: “Baktikanlah dirimu mulai hari ini kepada Tuhan, masing-masing dengan membayarkan jiwa anaknya laki-laki dan saudaranya--yakni supaya kamu diberi berkat pada hari ini.”
 
Kepada Bani Lewi, Musa berkata: Baktikanlah dirimu mulai hari ini kepada Tuhan, masing-masing dengan membayarkan jiwa anaknya laki-laki dan saudaranya.
Karna Bani Lewi telah berpihak kepada Tuhan serta membunuh saudaranya, membunuh temannya, dan membunuh tetangganya, bahkan membunuh anak laki-lakinya, yaitu yang tertulis pada Keluaran 32:27-28.
Sehingga mereka dianggap layak dan di khususkan untuk melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan.
 
Biarlah kiranya kita semua berpihak kepada TUHAN, berarti: jangan bertahan dengan pendirian menurut perasaan manusia daging supaya kita dianggap layak untuk melayani TUHAN dan dianggap layak untuk melayani pekerjaan TUHAN.
 
Janganlah kita berpihak kepada orang lain tetapi berpihaklah kepada TUHAN, berpihak dengan ibadah pelayanan, berpihaklah dengan penggembalaan yang TUHAN percayakan.
Pada Ibadah Raya Minggu; Tuhan menjelaskan, bahwa Penggembalaan ini adalah tangan kanan TUHAN yang membela kita dari sekarang sampai kepada kesudahan dunia, sampai pada masa puncak aniaya antikris.
 
Tangan kanan TUHAN adalah pembelaan, jadi kita mutlak harus tergembala supaya kita mendapatkan pertolongan, perlindungan, pemeliharaan, dan pembelaan dari tangan kanan TUHAN.
 
Perlu untuk di ketahui; kehidupan yang di khususkan untuk melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, seharga dengan setetes darah Salib Yesus.
 
Untuk membuktikan hal itu, kita baca Wahyu 1.
Wahyu 1:5-6
(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya. (1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya,--bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
 
Singkat kata; Yesus Kristus, adalah:
a.      Saksi yang setia.
b.      Yang pertama bangkit dari antara orang mati.
c.       Berkuasa atas raja-raja bumi ini.
Tiga hal itulah orang-orang yang di khususkan untuk membaktikan dirinya kepada TUHAN; itulah hamba-hamba Tuhan dan pelayan-pelayan Tuhan.
 
Dari ayat 5B-6; sebagai anak domba Allah, Dia telah menghapus dan melepaskan kita dari dosa oleh darah-Nya, supaya kita dijadikan imam-imam dan raja-raja bagi-Nya.
Jadi sudah sangat jelas imam-imam dan raja-raja itulah suatu kehidupan yang dikhususkan untuk melayani Tuhan dan pekerjaan Tuhan yaitu seharga dengan setetes darah salib KRISTUS.
 
Hal yang senada kita baca dalam Wahyu 5.
Wahyu 5:9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10) Dan Engkau telah membuat mereka suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.”
 
Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
Singkat kata; Wahyu 5:9-10 = Wahyu 1:5b-6.
 
Lebih jauh kita akan melihat tentang imam-imam dan raja-raja bagi Allah (Imamat rajani).
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
 
Bangsa yang terpilih = imamat yang rajani = bangsa yang kudus = umat kepunyaan Allah sendiri.
Adapun tugas hamba-hamba Tuhan dan pelayan-pelayan Tuhan:
Untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, bukan memberitakan perbuatan-perbuatan yang kecil, berarti; menjadi imam-imam dan raja-raja bagi Allah adalah suatu kedudukan yang teramat tinggi dan teramat istimewa.
 
Kedudukan seorang imam itu kedudukan yang teramat tinggi dan istimewa.
Jangan dianggap biasa dan jangan dianggap sepele, jangan kita sama seperti Esau yang menjual hak kesulungannya kepada adiknya.
 
Dengan perikop: “Kedatangan Raja kemuliaan dalam Bait Allah”
Mazmur 24:1-2
(24:1) Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. (24:2) Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
 
Singkat kata; Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. Termasuk orang-orang yang mengkhususkan dirinya untuk membaktikan dirinya kepada TUHAN. 
Itulah orang-orang yang melayani Tuhan dan pekerjaan Tuhan. Mereka itu adalah milik kepunyaan Allah sendiri; alasannya ada dua, yaitu:
1.      Dialah yang mendasarkannya di atas lautan, artinya: Dasar untuk menjadi imam-imam dan raja-raja ialah kematian dan kebangkitan Kristus, sebab laut adalah gambaran dan bayangan dari Baptisan, yakni; kematian dan kebangkitan Kristus.
2.      Ditegakkan di atas sungai-sungai, artinya: Berdiri menghadap Tuhan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah pelayanan hanya oleh karena kemurahan TUHAN, kelimpahan kasih karunia yang di gambarkan seperti sungai-sungai yang mengalir.
 
Inilah dua dasar, sehingga imam-imam dan raja-raja di percayakan suatu pekerjaan yang mulia, diberikan kesempatan untuk menghadap TUHAN.
 
Jadi berdiri menghadap Tuhan atau dilayakkan untuk melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan,jelas itu:
1.      Karena kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, inilah dasar kita untuk melayani Tuhan.
2.      Karena kemurahan Tuhan, seperti sungai-sungai yang mengalir.
Inilah dasar untuk kita menghadap Tuhan, dasar kita untuk datang beribadah dan melayani kepada Tuhan.
 
Mazmur 24:3-4
(24:3) “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?” (24:4) Orang-orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
 
Syarat untuk di anggap layak untuk menjadi imam-imam dan raja-raja, ialah:
a.       Orang yang bersih tangannya = perbuatannya bersih, tindak tanduknya, kelakuannya, tabiatnya bersih, di hadapan Tuhan.
b.      Orang yang murni hatinya = melayani tanpa kepentingan, tidak untuk mencari kemuliaan dan kehormatan bagi dirinya sendiri.
c.       Orang yang tidak menyerahkan dirinya pada penipuan dan tidak di kuasai oleh roh penipu = orang yang jujur, tulus hatinya.
d.      Orang yang tidak bersumpah palsu = tidak berkata dusta; “Ya” di atas “Ya”, “Tidak” di atas “Tidak”, sebab lebih dari itu datang dari setan.
 
Orang-orang yang melayani Tuhan harus bersih perbuatannya, tidak boleh kotor, karena yang di layani oleh imam-imam dan raja-raja adalah pribadi yang suci, sempurna dan mulia.
 
Mazmur 24:5-6
(23:5) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. (23:6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
 
Jadi jelas, orang-orang yang melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan, adalah; orang yang akan menerima berkat dari pada Tuhan, orang yang menerima keadilan dari ALLAH yang menyelamatkan Dia, mereka adalah angkatan orang-orang yang menanyakan Dia dan yang mencari wajah-Nya.
 
Lebih jauh kita melihat; “Bersih tangannya, bersih hatinya”
Matius 5:8-9
(5:8) Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. (5:9) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
 
Orang yang suci hatinya, itulah imam-imam dan raja-raja atau orang yang mengkhususkan dirinya untuk membaktikan dirinya kepada TUHAN.
Orang-orang yang melayani Tuhan dan pekerjaan Tuhan, disebut juga pendamaian terhadap dosa. Rela berkorban, rela menderita, supaya dosa orang lain diperdamaikan oleh Allah, itulah orang-orang yang suci hatinya dan orang-orang yang membawa pendamaian kepada Allah.
 
2 Korintus 5:18-21
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
 
Hamba-hamba atau si sebut juga imam-imam dan raja-raja, tugas mereka adalah; untuk memperdamaikan dosa manusia kepada Allah.
Untuk memperdamaikan dosa manusia kepada Allah, maka wujudnya di tengah ibadah dan pelayanan di hadapan TUHAN, adalah; Ia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa, karena supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh ALLAH.
 
Tuhan dijadikan korban, sehingga dengan demikian orang lain diperdamaikan kepada Allah.
Rela menjadi korban, itulah pendamaian terhadap dosa.
Jadi, orang-orang yang melayani Tuhan harus rela berkorban untuk memperdamaikan dosa orang lain. Jangan kita seringkali menjadi penipu, supaya orang lain jangan menjadi korban penipuan; tetapi kita yang harus menjadi korban pendamaian, supaya orang lain diperdamaikan terhadap Tuhan.
 
Kita bersyukur kepada Tuhan, oleh karena Rahmat-Nya kita dipercayakan untuk berada di tempat yang maha tinggi dan istimewa, berada di atas Gunung Sion, yaitu gunung yang teramat tinggi dan sangat istimewa.
 
Kita kembali memperhatikan Mazmur 18.
Mazmur 18:21-22
(18:21) TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku, Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku, (18:22) Sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN dan tidak berlaku fasik terhadap Allahku.
 
Untuk memperdamaikan manusia kepada Allah, maka yang akan jadi korbannya adalah para imam-imam dan raja-raja.
Tetapi, “TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku, Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku.” 
Artinya: Setiap orang yang membawa damai dan di tengah-tengahnya dia rela berkorban akan mendapatkan upah sesuai dengan sejauh mana dia mengorbankan dirinya untuk memperdamaikan dosa manusia.
Tuhan membalas sesuai dengan perbuatan tangan kita masing-masing. 
 
Imam-imam dan raja-raja di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya kepada TUHAN, tidak boleh berlaku fasik, tidak boleh berlaku sombong, tetapi imam-imam dan raja-raja di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya harus di sertai dengan segala kerendahan di hati.
 
Sehingga dengan demikian, sejauh mana kita merendahkan diri dihadapan Tuhan, sejauh itulah Tuhan akan meninggikan kita di tempat yang maha tinggi itulah Gunung Sion dan wujudnya adalah PENYEMBAHAN dan lewat penyembahan kita akan merendahkan diri serendah-rendahnya di ujung kaki Salib TUHAN. Haleluya … Amin …
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment