KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, September 13, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 14 AGUSTUS 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 14 AGUSTUS 2021
 
STUDY YUSUF
(Seri: 246)
 
Subtema: RAHASIA YANG TERSEMBUNYI DARI ABAD KE ABAD
 
Damai sejahtera Kristus memerintah di hidup kita masing-masing, segala puji, segala hormat, selayaknya bagi Dia yang sekarang ada di dalam kemuliaan-Nya. Puji Tuhan, saya tidak lupa menyapa pemuda remaja dimanapun anda berada yang sedang setia dalam ketekunan Ibadah Kaum Muda Remaja digembalakan oleh GPT “Betania” Serang dan Cilegon, lewat live streaming, internet, Youtube, Facebook, TUHAN kiranya memberkati kita sekaliannya. Harapan saya, selanjutnya ada suatu persekutuan yang baik, persekutuan yang indah di antar kita, suatu saat nanti mata bertemu mata, jika TUHAN ijinkan.
 
Marilah kita berdoa, kita mohonkan kemurahan TUHAN supaya kiranya firman itu keluar yakni terjadi pembukaan firman untuk meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, di hari-hari terakhir ini, dimana antikris sudah berada di ambang pintu, lalu sesudah masa itu TUHAN datang, berarti kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi. Maka biarlah kiranya Firman Allah malam ini menjadi jawaban bagi kita masing-masing.
 
Mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai firman penggembalaan Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
 
Sebelum datang tahun kelaparan itu, berarti pada masa 7 tahun kelimpahan, lahirlah bagi Yusuf 2 orang anak laki-laki.
-          Anak yang sulung bernama: Manasye.
-          Anak yang kedua bernama: Efraim.
 
Tentang nama-nama yang telah diberikan oleh Yusuf kepada kedua orang anak laki-lakinya, terkandung suatu makna dan suatu maksud di dalamnya.
Sekarang kita akan mengikuti penjelasan tentang arti kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari anak sulung yaitu: MANASYE.
Manasye artinya: “Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku.” Pendeknya, Yusuf telah melupakan seluruh perkaranya. Mula-mula Yusuf melupakan kejahatan dan kebencian dari saudara-saudaranya. Kisah itu ditulis dengan lengkap dalam Kejadian 37. Sebagai tambahan, adapun motor penggerak dari kejahatan dan kebencian dari saudara-saudaranya adalah iri hati.
 
Kejadian 37:11
(37:11) Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
 
Sudah sangat jelas, kejahatan saudara-saudaranya di tulis dalam Kejadian 37:2, kemudian kebencian dari saudara-saudaranya ditulis dalam ayat 3 dan 4. Namun yang menjadi motor kejahatan maupun kebencian saudara-saudaranya adalah iri hati.
 
Kisah Para Rasul 7:9
(7:9) Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,
 
Disini kita melihat pembelaan Stefanus di hadapan orang-orang yang melempari (merajam) dia dengan batu, termasuk di hadapan Rasul Paulus sebelum dia mati. Stefanus berkata: “Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia.” Jadi, oleh karena iri hati, Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya ke tanah Mesir. Berarti, Yusuf menjadi budak belian di Mesir.
 
Kisah para Rasul 7:9c-10
(7:9) Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia, (7:10) dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya.
 
Kesukaran boleh terjadi silih berganti dialami oleh Yusuf, dialami oleh anak-anak TUHAN, oleh orang-orang Kristen di atas muka bumi ini, tetapi ingat:
-  Allah tetap menyertai Yusuf
-  Allah melepaskan Yusuf dari penindasan
Jadi tidak selamanya kita mengalami penindasan.
 
Bahkan, tidak kalah penting disini kita perhatikan dari apa yang sudah dibaca; Allah menganugerahkan kepada Yusuf:
1.      Kasih karunia.
2.      Hikmat.
Sehingga oleh karena dua perkara itu, atau oleh karena kasih karunia dan hikmat tersebut, Firaun mengangkat Yusuf menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir dan atas seluruh istana Firaun, dengan lain kata diangkat menjadi mangkubumi, menjadi kepala pemerintahan atas tanah Mesir. Berarti, Yusuf diangkat hingga dipermuliakan.
Yusuf diangkat dan dipermuliakan, jelas itu terjadi hanya oleh karena kasih karunia dan hikmat. Biarlah dua perkara ini betul-betul TUHAN nyatakan bagi kita masing-masing yaitu; kasih karunia dan hikmat, supaya kelak kita diangkat dan dipermuliakan sama seperti Yusuf.
 
Kesimpulannya, kasih karunia dan hikmat itu ternyata bersumber dari sengsara salib, yakni penindasan dan kesukaran-kesukaran yang di alami oleh Yusuf itu sendiri. Jadi saudara jangan berfikir, kasih karunia dan hikmat itu bersumber dari sederet gelar tinggi di atas pundak, atau bersumber dari pengalaman yang dimiliki oleh seseorang secara duniawi, secara sekuler, atau pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang secara ilmiah, tidak. Tetapi kasih karunia dan hikmat jelas bersumber dari sengsara salib tidak dari yang lain-lain itulah; penindasan dan kesukaran-kesukaran yang dialami Yusuf itu sendiri.
Jadi saudara, kalaupun kita di hari-hari terakhir ini banyak mengalami sengsara, penderitaan oleh karena banyaknya kesukaran, tidak perlu heran, apalagi harus menangis darah dan bersungut-sungut. Juga di dalam ibadah dan pelayanan, terlalu berat salib yang kita pikul di atas dua pundak ini, tidak perlu heran dan tidak perlu dibesar-besarkan, sebab kemuliaan yang akan kita terima (kehidupan kekal), tidak sebanding dengan penderitaan yang kita alami di dunia ini. Sengsara, derita, yang kita alami di atas muka bumi ini sifatnya sementara, tidak selamanya kita harus menderita. Dibalik sengsara salib (penderitaan), TUHAN sudah sediakan kemuliaan kekal.
 
Ingat, kasih karunia dan hikmat bersumber dari sengsara salib, tidak datang dari mana-mana. Jadi, jangan ngomel-ngomel di tengah-tengah ibadah dan pelayanan seberapa besar dan berat salib yang dipikul, korban yang dipersembahkan, tidak usah bersungut-sungut, jangan berhitung-hitung saudara. Mungkin sesudah persembahan sepersepuluh (satu dari sepuluh) sisa sembilan, masih ada lagi persembahan-persembahan khusus, khusus untuk pembelian gedung gereja atau sebidang tanah untuk pembangunan gereja, mungkin saudara ingin prihatin membantu siapapun yang pantas untuk bantu, tidak usah heran disitu. Sebab itu merupakan sumber dari kasih karunia dan hikmat. Jangan berhitung-hitung, dari TUHAN kembali kepada TUHAN.
 
BUKTI KASIH KARUNIA YANG BERSUMBER DARI SENGSARA SALIB.
1 Petrus 2:18
(2:18) Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.
 
Kalau mau menjadi hamba, tunduk saja, jangan menantang, ingat itu. Jangan pernah merasa paling benar, jangan pernah merasa yang paling berjasa, karena mungkin terlalu banyak pekerjaan yang ia kerjakan, harus tunduk.
 
1 Petrus 2:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
 
Jawaban dari ayat 18 adalah pada ayat 19-20. Singkat kata, menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung disebut dengan aniaya karena firman, sengsara karena salib, yang merupakan sumber kasih karunia. Camkanlah itu, jangan lagi diputar balik atau plesetkan. Seorang hamba harus tau akan hal itu, supaya ketundukan seorang hamba nyata di hadapan tuannya. Ketundukan itu harus nyata di hadapan TUHAN Yesus Kristus. Sedangkan tuan dari semua hamba-hamba TUHAN adalah TUHAN Yesus Kristus. Jadi, ketundukan seorang hamba, pelayan TUHAN, imam harus nyata di hadapan TUHAN. Jadi jangan kita melayani hanya untuk kepentingan diri, tetapi di tengah ibadah dan pelayanan itu harus ditandai dengan ketundukan dan ketundukan itu harus nyata, benar, dihadapan TUHAN Yesus Kristus sebagai tuan dari semua hamba-hamba TUHAN.
 
1 Petrus 2:21
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
 
Jangan salah mengerti soal panggilan saudara, kita semua dipanggil tujuannya adalah supaya kita mengikuti jejak-jejak kaki Yesus yang berdarah. Jangan langsung berasumsi tentang berkat jasmani, termasuk berkat kesembuhan-kesembuhan.
Kalau kita mengikuti jejak-jejak kaki Yesus yang berdarah, dampak positifnya: semua dosa rontok seketika itu juga, tidak berhenti sampai disitu, semua musuh akan remuk di bawah tumit kaki yang berdarah-darah.
Dengan demikian, kasih karunia dan kemurahan-kemurahan Allah sudah nyata dan terjadi, manakala kita benar-benar mengikuti jejak-jejak kaki Yesus yang berdarah-darah.
 
Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; (1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
 
Dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia, jadi bukan dari yang lain-lain; bukan dari sederet gelar tinggi di atas pundak, bukan dari pengetahuan secara ilmiah, maupun dari pengalaman sekuler di dunia ini, tetapi dari kepenuhan Kristus, sengsara salib.
Berarti, dari kasih karunia yang satu kita dibawa kepada kasih karunia yang lain dan seterusnya sampai sempurna, hidup kekal. Sedangkan kalau kita bandingkan dengan hukum Taurat itu diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang dari Yesus Kristus, yaitu pribadi yang mati di atas kayu salib.
 
Terkait pengalaman di atas kayu salib.
Yohanes 1:15
(1:15) Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."
 
Pada ayat 15, Yohanes pembaptis memperkenalkan pribadi Yesus dengan jelas, dengan terang benderang sebagai Alfa dan Omega. Sebab Yohanes berkata: “Kemudian dari padaku akan datang Dia.” Jadi, setelah Yohanes pembaptis menyusul kedatangan Yesus Kristus, tetapi sebetulnya Dia telah mendahului Yohanes pembaptis, sebab Dia telah ada sebelum Yohanes pembaptis ada.
Jadi, Yohanes pembaptis telah memperkenalkan pribadi Yesus Kristus dengan jelas sebagai Alfa dan Omega.
 
Lebih rinci, pembuktian Alfa dan Omega.
Wahyu 1:8, 17-18
(1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."  (1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, (1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
 
Diawali dari Yesus sebagai Alfa dan Omega = awal dan akhir. Dilanjutkan dengan yang ada, yang sudah ada, yang akan datang = yang hidup, telah mati di atas kayu salib, hidup kembali.
 
Dengan rincian ini, kita patut menerima pernyataan Yohanes bahwa Yesus yang mati di atas kayu salib adalah sumber kasih karunia. Oleh karena kepenuhan-Nyalah kita menerima kasih karunia demi kasih karunia, karena Dialah Alfa dan Omega. Sengsara salib itu kasih karunia, kemurahan TUHAN bagi kita masing-masing.
 
Sebetulnya, jauh sebelumnya, kasih karunia ini sudah dinyatakan kepada umat Israel. Ketika Musa diutus, Musa harus berkata kepada umat Israel: “Aku adalah Aku”, ini menunjuk kepada pribadi Yesus Kristus, Dialah Alfa dan Omega, yang ada, yang sudah ada, yang akan datang. Untuk apa TUHAN mengutus Musa kepada Firaun dan bangsa Israel lalu berkata: “Aku adalah Aku?” Supaya Allah menyatakan kasih karunia demi kasih karunia kepada umat Israel, TUHAN mau lepaskan bangsa Israel dari Mesir. Dengan demikian, kalau akhirnya bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan Firaun dan Mesir jelas itu karena kasih karunia.
 
Kita juga dilepaskan dari perbudakan setan dan dosa oleh karena daging jelas itu karena kasih karunia.
-          Diawali Anak Domba Allah disembelih pada waktu senja, ini gambaran dari sengsara Yesus di atas kayu salib.
-          Lanjut menyeberangi laut Teberau, ini lambang dari baptisan air, yang berbicara soal pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Jadi, jelas sekali apa yang dikatakan oleh rasul Yohanes pembaptis; “dari kepenuhan-Nyalah kita menerima kasih karunia demi kasih karunia. “Sampai pada akhirnya dalam kitab Wahyu yang pertama, Rasul Yohanes memperkenalkan Yesus sebagai Alfa dan Omega, berarti dari kepenuhan-Nya kita memperoleh kasih karunia demi kasih karunia.
 
Pada zamannya bangsa Israel, Musa memperkenalkan Alfa dan Omega, kasih karunia demi kasih karunia, juga pada zamannya Yohanes pembaptis, gereja mula-mula, memperkenalkan pribadi Yesus Kristus sebagai Alfa dan Omega dan di akhir zaman rasul Yohanes dalam sebuah pewahyuan memperkenalkan pribadi Yesus sebagai Alfa dan Omega.
Jadi, sengsara salib itu tidak berhenti sampai di sini atau tidak berhenti pada masa zaman Musa, tidak berhenti sampai pada masa/zaman gereja mula-mula, tetapi akan berlangsung sampai kepada akhir zaman. Jadi sudah sangat jelas, dari kasih karunia yang satu kita di bawa kepada kasih karunia yang lain dan seterusnya sampai sempurna. Betapa mulianya dan terpujinya kasih karunia Allah itu. Kita bersyukur untuk itu.
 
Kegunaan kasih karunia untuk manusia.
1 Korintus 15:4-7
(15:4) bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; (15:5) bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. (15:6) Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. (15:7) Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
 
Yesus telah mati dan hari yang ketiga Dia bangkit, kemudian dalam kebangkitan-Nya itu Ia menampakkan diri-Nya;
-          Pertama-tama kepada Kefas dan 12 murid
-          Kemudian kepada 500 orang-orang kudus
-          Kepada Yakobus dan semua rasul
Dari murid menjadi rasul ini berbicara tentang peningkatan kualitas rohani. Waktu masih murid-murid mereka bertengkar, karena ingin diakui siapa yang terbesar diantara mereka. Tetapi, setelah mengalami peningkatan kualitas rohani dari murid kepada rasul, semua rasul rela mati, Petrus rela mati, Paulus rela mati, rela menderita untuk Yesus Kristus. Tetapi saya tidak membahas hal itu, fokus kita malam ini adalah kegunaan dari kasih karunia untuk manusia.
 
1 Korintus 15:8
(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
 
Yang paling akhir Yesus menampakkan diri kepada Rasul Paulus, peristiwa itu digambarkan seperti anak yang lahir sebelum waktunya, disebut juga dengan bayi prematur. Bayi prematur adalah perlambangan / gambaran dari kehidupan yang tak berdaya, tidak bisa apa-apa atau kehidupan yang tidak layak, papah.
 
1 Korintus 15:9
(15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
 
Rasul Paulus berkata: “Aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul.” Mengapa dia mengatakan itu? Sebab dia adalah orang sadis, orang ganas; dia telah menganiaya jemaat Allah. Kita bersyukur pada saat malam ini, kita sungguh memahami soal kasih karunia. Singkat kata, ayat 9 adalah pribadi yang tidak layak, paling hina dari semua rasul.
 
Tetapi, kita lihat yang tidak layak, paling hina pada ayat 10...
1 Korintus 15:10
(15:10) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
 
Rasul Paulus mengaku dengan tidak menutupi, dalam pengakuan itu ia berkata: “Oleh karena kasih karunia Allah aku ada sebagaimana aku ada saat ini.”
Demikian juga kita ada sebagaimana kita ada malam ini, lalu dihimpunkan di tengah perhimpunan ibadah kaum muda remaja, jelas itu karena kasih karunia, kemurahan TUHAN.
 
Lalu kasih karunia yang dianugerahkan TUHAN kepada Rasul Paulus, tidak sia-sia = menghargai kasih karunia.
Rasul Paulus itu menghargai kasih karunia. Kita sudah diberi kesempatan berada di tengah himpunan Ibadah Kaum Muda Remaja itu karena kasih karunia. Kasih karunia yang sudah TUHAN karuniakan, jangan sia-siakan, teramat lebih imam-imam, pelayan TUHAN diberi kesempatan untuk melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN, disetiap pertemuan-pertemuan ibadah, hargai kasih karunia, hormati setinggi-tingginya. Jangan karena engkau sudah bisa bekerja, engkau menantang yang tidak perlu engkau tantang, jangan karena engkau sudah berjasa, banyak berkorban, lalu engkau dengan berani berbicara tanpa rasa takut dan rasa hormat. Itu sesuatu yang tidak perlu terjadi. Jangan sia-siakan kasih karunia, yang sepantasnya engkau hormati dua kali lipat, lakukan itu.
 
Aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua”, kegunaan kasih karunia kepada kita adalah kita dimampukan untuk bekerja lebih keras dari semua orang, dari antara semua pelayan-pelayan TUHAN. Kita dimampukan untuk bekerja lebih keras, lebih giat, lebih sungguh-sungguh, lebih menyerahkan diri dari antara semua orang.
 
Tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.” Namun kalau kita dimampukan untuk lebih giat, lebih sungguh-sungguh di dalam melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN, jelas Rasul Paulus tidak memungkiri semua karena kasih karunia Allah yang menyertai dia selalu. Inilah kegunaan kasih karunia untuk manusia.
Singkat kata, kasih karunia memberi kemampuan secara ajaib, kasih karunia memberikan kemampuan yang heran.
 
1 Korintus 15:11
(15:11) Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya.
 
Oleh karena kasih karunia Rasul Paulus lebih giat, lebih sungguh-sungguh dalam melayani TUHAN, secara khusus di dalam hal memberitakan Injil. Mungkin kita tidak memberitakan Injil berdiri di mimbar, tetapi, dimanapun kita ada, berdiri, biarlah kiranya menjadi Alkitab yang tertulis, surat yang tertulis, dimana firman itu sudah dimeteraikan oleh Roh Kudus di loh daging, di tukik dihati kita, sehingga perkataan, perbuatan itu dapat dibaca, dikenal, sehingga kita dapat menjadi contoh teladan dalam segala perkara, supaya di atas semuanya nama TUHAN dipermuliakan. Dengan demikian, kasih karunia sudah memberikan keuntungan besar bagi kita semua.
 
1 Korintus 15:9
(15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
 
Rasul Paulus mengaku sebagai orang paling hina dari semua rasul.
 
Mari kita lihat pengakuan Rasul Paulus yang sama, yang ia tulis dalam kitab yang lain ….
YANG PERTAMA
Efesus 3:7
(3:7) Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya.
 
Oleh karena kasih karunia Rasul Paulus dipercayakan melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN secara khusus dalam pemberitaan Injil, sesuai dengan pengerjaan kuasanya.
Jadi, kita yang sudah menikmati kasih karunia, melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN sesuai dengan pengerjaan kuasanya, supaya jangan kita bermegah, jangan sombong, jangan merasa diri mampu walaupun dipakai TUHAN.
 
Efesus 3:8
(3:8) Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,
 
“Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus.” Kalimat yang sama kembali diutarakan kepada sidang jemaat di Efesus. Kemudian, “telah dianugerahkan kasih karunia ini, yaitu memberitakan Injil. Di dalam pemberitaan Injil terkandung atau mengandung kekayaan Kristus yang tidak terduga.
Bayangkan kalau pemberitaan Injil tidak sampai kepada bangsa yang bukan Yahudi (bangsa kafir), apa yang akan terjadi? Jawabnya; secara otomatis bangsa Kafir, bangsa yang bukan Yahudi, tetap dalam kemiskinan baik yang jasmani maupun rohani, bahkan merosot dalam hal yang rohani. Sebab bukti-bukti, fakta-fakta dalam ayat Firman banyak, di dalam 1 Korintus 12:2 dikatakan: bangsa Kafir, orang-orang yang bukan Yahudi, tanpa sadar di tarik kepada berhala-berhala bisu = hidup dalam penyembahan berhala. Sudah sangat jelas, betapa miskinnya, betapa merosotnya, betapa tertinggalnya bangsa Kafir secara rohani. Tetapi puji TUHAN, oleh karena kasih karunia yang dianugerahkan kepada rasul Paulus secara khusus di dalam hal memberitakan Injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi, itulah bangsa kafir; terkandung kekayaan Kristus. Miskin sama artinya bodoh. Jadi kalau bangsa Kafir tidak mendapatkan, tidak menerima pemberitaan Injil yang disampaikan Rasul Paulus, lalu dilanjutkan oleh misionaris yang lain, sampai tiba di Indonesia, maka kita adalah kehidupan yang tertinggal, merosot, sangat miskin rasanya dan itu sudah TUHAN nyatakan kepada jemaat Laodikia; mengaku kaya tetapi dihadapan TUHAN sangat miskin, sehingga keadaan mereka suam dihadapan TUHAN.
 
Dalam pemberitaan Injil itu terkandung kekayaan Kristus yang tidak terduga, apa yang tidak terduga? Persamaannya adalah: apa yang dahulu tidak didengar oleh telinga, yang tidak pernah dilihat oleh mata, yang tidak timbul di dalam hati, itu yang TUHAN sediakan bagi kita semua. Maka sekarang ini, itu nyata dalam hidup kita masing-masing. Dahulu saya 3 tahun kurang lebih, dikejar-kejar oleh panggilan TUHAN, saya lari dari panggilan itu, tetapi pada tahun yang ketiga saya menyerah, karena hidup saya dipahitkan oleh TUHAN. Saat saya menyerah pada panggilan TUHAN, disitulah yang merasakan kekayaan rohani yang tidak terduga bagi saya bangsa kafir. Jadi apa yang tidak pernah saya dengar, tidak timbul dalam hati dan pikiran disediakan oleh TUHAN bagi kita semua.
 
Efesus 3:9
(3:9) dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu,
 
Dalam pemberitaan Injil Rasul Paulus:
-          Menyatakan kekayaan Kristus yang tidak terduga.
-          Menyatakan rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari keturunan ke keturunan.
 
Ayat yang senada dalam; Kolose 1:24-26 dengan judul: “Pelayanan dan penderitaan Paulus.” Jadi, jangan sampai ada judul-judul lain dalam hidup kita, misalnya: pelayanan tanpa pikul salib, itu judul yang salah, judul yang benar; pelayanan dan penderitaan, jangan diputar balik. Rendah hati itu penderitaan, diludahi itu bagian dari rendah hati, itu juga sengsara, mau mengalah itu sengsara. Jadi hamba TUHAN jangan pelintir firman TUHAN untuk meraup jiwa banyak-banyak, nyatakanlah yang jujur atau jangan pandai-pandai, seolah-olah menyatakan salib tetapi dibelokkan lagi ke arah yang lain.
 
Kolose 1:24
(1:24) Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.
 
Rasul Paulus bersukacita bahwasanya dia boleh menderita karena pelayanannya pemberitaan Injil kepada jemaat di Kolose. Adapun tujuan dari penderitaan yang dialami itu adalah: untuk menggenapkan dalam diri Rasul Paulus apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuhnya yaitu jemaat. Tetapi jangan salah mengerti, seolah-olah penderitaan rasul Paulus lebih sempurna dari penderitaan Yesus Kristus, tidak, maksudnya; contoh teladan dari penderitaan rasul Paulus itu akan sampai pada jemaat di Kolose, kalau sampai berarti sempurnalah penderitaan Kristus.
 
Satu kali waktu, dulu, saya masih suka ikut gabung doa-doa bersama dengan hamba-hamba TUHAN, tetapi rupa-rupanya dalam doa itu sering kali hanya doa minta-minta, ingin menyampaikan perkataan banyak, kata-katanya yang banyak ingin di dengar oleh TUHAN, tetapi perkataan dari sorga dari Allah turun ke bumi, tidak ditampung. Pemberitaan firman hanya 5-10 menit, lebih dari 15 menit, hamba-hamba TUHAN disitu sudah seperti cacing kepanasan, saya tidak tertarik. Untuk apa doa banyak-banyak tetapi Firman tidak di dengar, itu doanya kekejian sesuai dengan Amsal.
Selain itu ada juga yang rancu, kalau diluruskan hal yang baik kadang bisa berdebat, soal ayat ini pula, salah paham, gagal paham. Jadi seolah-olah penderitaan rasul Paulus lebih sempurna dari penderitaan Kristus, salah. Yang sebenarnya, penderitaan yang ia alami dalam pelayanannya di tengah pemberitaan Injil kepada jemaat di Kolose, atau bangsa kafir, kalau itu sampai kepada jemaat di Kolose, berarti penderitaan Kristus itu sudah sempurna, itu maksudnya. Akhirnya, saya lebih baik sibuk untuk melayani sidang jemaat, saya putuskan begitu saja, karena tidak perlu memperdebatkan firman TUHAN. 
 
Kolose 1:25-26
(1:25) Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, (1:26) yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.
 
Ada 2 rahasia terbesar yang tersembunyi dari abad ke abad yang akhirnya dinyatakan kepada orang-orang kudusnya:
Rahasia pertama.
Efesus 5:31-32
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
 
“Laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,” jelas ini berbicara tentang salib di Golgota. Sebab, lewat salib kepala dan tubuh bersatu.
Yesus telah meninggalkan segala sesuatunya antara lain;
-       Rumah-Nya di sorga.
-       Bapa-Nya di sorga.
-       Meninggalkan segala kemuliaan-Nya.
Turun ke bumi, menderita di atas kayu salib supaya kepala dan tubuh bersatu, itu disebut hubungan nikah, dasarnya adalah salib Kristus (kasih).
 
Jadi inilah rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad yang sekarang di nyatakan oleh orang-orang kudusnya. Rahasia pertama adalah rahasia nikah. Dasar nikah adalah kasih. Dasar kita berhubungan dengan TUHAN, sebagai tubuh-Nya, sebagai mempelai perempuan-Nya dan Kristus sebagai Kepala sebagai suami adalah kasih.
Jangan sampai kita membangun hubungan nikah dengan TUHAN dasar daging, dasar kemampuan, dasar kekuatan, kekayaan, uang yang banyak atau barang fana, emas, perak, tidak bisa. Karena Dia lebih kaya dari kita.
 
Kemudian juga, di tengah ibadah dan pelayanan ini, kita sedang membangun hubungan nikah dengan TUHAN bukan? Banyak orang Kristen belum mengerti rahasia ini. Orang Kristen hanya tau datang beribadah, lalu pulang. Sebetulnya rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad ada dua, yang pertama: rahasia nikah atau hubungan kita dengan TUHAN.  Jadi, bukan sekedar beribadah tetapi hubungan kita dengan TUHAN harus begitu intim, menyatu, dasarnya kasih. Jangan kita asal beribadah, ditengah ibadah harus ada hubungan nikah, hubungan intim, dasar kasih. Melayani jangan ada dasar lain.
 
Efesus 5:32
(5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
 
Diperjelas lagi pada ayat ini, rahasia nikah itu besar, tetapi yang dimaksud Rasul Paulus adalah hubungan Kristus dengan jemaat, hubungan intim, hubungan nikah suci, berdasarkan kasih mempelai.
 
Efesus 5:33
(5:33) Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
 
Saudaraku, nikah-nikah di dunia ini harus dijunjung tinggi.
Prakteknya dari pihak suami: harus tahu mengasihi isteri dengan benar, sedangkan dari pihak isteri; harus tau menghormati suami dengan benar, tunduk. Jadi, kita semua harus menghormati, menjunjung tinggi, nikah-nikah di atas muka bumi ini. Itu yang benar di kepada TUHAN. Inilah rahasia yang besar yang pertama.
Berbahagialah orang-orang yang bukan Yahudi, sebab di dalam pemberitaan Injil itu terkandung kekayaan Allah yang tak terduga, mengejutkan, karena pada akhirnya apa yang tidak kita pikirkan, tidak pernah di dengar telinga, tidak timbul dalam hati, itu diberikan TUHAN kepada kita.
 
Banyak hamba TUHAN tidak mau menyampaikan pengajaran pembangunan tubuh mempelai, tubuh Kristus, tabernakel, takut, terlalu sulit untuk dipahami. Tetapi kalau kita dalam urapan Roh Kudus, hamba TUHAN bicara dalam urapan Roh Kudus, tentu saja pertolongan TUHAN nyata pada saat itu juga, hikmat, pengertian, akal budi yang sangat besar akan diberikan kepada sidang jemaat tentunya. Bukan begitu?
 
Dibawa kemana nikah ini; hubungan intim antara tubuh dengan kepala?
Wahyu 19:6-9, dengan perikop: “Perjamuan kawin Anak Domba.” Ini merupakan muara dari ibadah-ibadah dan pelayanan-pelayanan di atas muka bumi ini. Muara dari ibadah pelayanan bukan soal berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan, bukan soal teori kemakmuran, prosperity, juga bukan soal ibadah bumi yaitu mujizat kesembuhan yang diadakan nabi-nabi palsu. Apa artinya mujizat kesembuhan tetapi sengsara salib, kematian Yesus diabaikan? Bukan itu muara ibadah. Oke, tidak jadi soal, setelah orang rubuh, saya mau tanya, kelanjutan orang rubuh kemana?
 
Tetapi lihatlah kelanjutan / muara dari hubungan nikah di bumi…
Wahyu 19:6-9
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
 
Himpunan besar orang banyak” dalam satu perhimpunan itu ada jumlah orang yang sangat banyak, datang dari bangsa Kafir, inti mempelai, bangsa Yahudi, 144.000 orang. Suasananya seperti desau air bah, terjadi suatu guncangan yang hebat, itu tanda penghukuman bagi dunia, celaka, tetapi bagi anak-anak TUHAN, mempelai TUHAN itu tanda keselamatan.
 
Penampilan Yesus ketika Ia datang kembali untuk yang kedua kali ke bumi ini: sebagai Raja, juga tampil sebagai Mempelai Laki-Laki sorga. Inilah yang merupakan muara dari ibadah di atas muka bumi ini, kelak berada dalam perjamuan malam kawin/pesta nikah Anak Domba. Itulah sasaran akhir. Jangan sampai anak-anak TUHAN, orang Kristen di atas muka bumi ini tidak paham soal muara dari ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini. Sudah seharusnya di hari-hari terakhir ini kita mengerti muara dari ibadah adalah pesta nikah Anak Domba.
 
Maka mulai dari sekarang, kita juga harus mengerti, rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya, yang pertama adalah rahasia nikah. Inilah rahasia yang terbesar yang pertama dari dua rahasia yang terbesar. Kalau diberkati ya puji TUHAN, tetapi bukan itu muara ibadah, kalau terjadi mujizat kesembuhan ya puji TUHAN, tetapi bukan itu segalanya. Jadi jangan sampai ada hamba TUHAN, entahkah dia di Amerika bersama dengan artis terkenal, lalu mengatakan saya ini sedang menghalangi/menghambat pekerjaan seorang hamba TUHAN untuk mengadakan mujizat kesembuhan, tidak, saya tidak menghambat. Saya ini hanya menjelaskan, kalau sudah mengalami penginjilan kepada jemaat, seharusnya dibawa pada perkembangan berikutnya, artinya, di ajar untuk menyampaikan/memberitakan Injil tentang rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad. Itu sebabnya berkali-kali saya bertanya, setelah jasnya yang mewah itu dibuka lalu dihempaskan kepada jemaat, ketika jemaat dihempaskan, lalu jemaat juga terhuyung-huyung rubuh sampai 3 meter, sekarang kelanjutannya/muaranya mau kemana? Jujur dengan hati nurani. Tetapi kalau pemberitaan Injil itu sampai kepada jemaat di Kolose, atau kepada orang-orang bukan Yahudi (bangsa Kafir) lalu di tengah-tengah pemberitaan Injil itu terkandung suatu kekayaan yang tak terduga, itulah rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad, di dalamnya ada rahasia besar (yang pertama soal rahasia nikah), bukankah itu sesuatu yang luar biasa, suatu berkat yang luar biasa? Siapa kita ini pada akhirnya bisa bersanding dengan mempelai Laki-Laki Sorga? Soal mujizat kesembuhan, Setanpun bisa mengadakan mujizat kesembuhan, tetapi Setan tidak bisa membawa gereja bersanding dengan mempelai Laki-Laki Sorga.
Nabi palsu bisa menurunkan api dari bumi, tetapi nabi palsu tidak diperkenankan, tidak dipercayakan TUHAN untuk membawa gereja TUHAN masuk dalam pesta nikah, perjamuan malam kawin Anak Domba, bersanding dengan Sang Mempelai Laki-Laki Sorgawi, Maha Suci, Maha Mulia, Dia Raja Mulia, Dia mempelai Laki-Laki Sorgawi, satu-satunya.
 
Rahasia kedua.
1 Timotius 3:15
(3:15) Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
 
“Jadi jika aku terlambat,” Kata terlambat saya kaitkan dulu dengan 2 Petrus 3:3, disitu banyak tampil pengejek-pengejek di akhir zaman dan berkata; “dimana janji kedatangan TUHAN?’ Sementara dunia ini dari dulu sampai sekarang tetap sama, bahkan nenek moyang mereka sudah mati, dunia tetap sama, tidak berubah. Sebenarnya ini adalah hari ketujuh, sabatnya TUHAN Yesus, hari perhentian kekal, tetapi kalaupun TUHAN Yesus belum datang tampil sebagai Raja dan Mempelai Laki-Laki sorga, itu merupakan panjang sabarnya TUHAN bagi kita.
 
Jadi kalaupun TUHAN belum datang, seyogianya kita harus tahu bagaimana hidup keluarga Allah. Sidang jemaat GPT “Betania” adalah keluarga Allah, sudah harus tahu hidup sebagai keluarga Allah; jangan egois, jangan hanya mementingkan diri sendiri, keluarga daging diperhatikan, keluarga Allah tidak, sampai lupa sepersepuluhan, persembahan khusus, keluarga daging iya, tetapi keluarga Allah, keluarga rohani tidak, hati - hati. Kita belajar kepada Bani Lewi, berpihak kepada TUHAN Yesus, itu sebabnya dipercaya melayani. Jadi orang yang melayani harus berpihak ke kandang penggembalaan, itu keluarga Allah. Kemudian sudah seharusnya menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran, menjadi contoh teladan yang harus diikuti orang lain, terus-terus naik ke atas.
 
Tentang keluarga Allah.
1 Timotius 3:16
(3:16) Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
 
Agunglah rahasia ibadah “Inilah rahasia yang kedua adalah rahasia ibadah.
Jadi, keluarga Allah sudah seharusnya tahu tentang rahasia yang kedua ini, itulah rahasia ibadah. Imam-imam harus tahu rahasia yang kedua, sudah dinyatakan kepada kita.
 
Apa rahasia ibadah ini? Inilah yang jadi pertanyaan besar, tetapi saya berharap jawaban TUHAN secepat mungkin menjangkau kehadiran kita malam ini. Teristimewa, anda yang mengikuti di rumah masing-masing, kediaman masing-masing, secara online, live streaming, video, internet, Youtube, Facebook, baik di dalam negeri, di tanah air, diberbagai-bagai daerah, Sabang sampai Merauke, baik di luar negeri, mancanegara, tiap-tiap negara, TUHAN mengasihi anda. Saya juga mengasihi anda. Kita ini keluarga Allah, jadilah tiang penopang dan dasar kebenaran, tetapi tiang penopang dan dasar kebenaran harus tahu rahasia kedua yaitu rahasia ibadah.
 
Ada apa, apa kandungan dari rahasia ibadah ini? Kandungan dari rahasia ibadah adalah; "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
 
Hal pokok atau kandungan dari ibadah ialah dibagi sesuai dengan kalimat yang sudah dibaca tadi, di bagi menjadi 3 bagian.
Yang pertama: “Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia”, berarti menderita dan sengsara atau mati di kayu salib. Jelas bagian pertama ini berbicara tentang pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya.
Jadi, kandungan dari ibadah atau manfaat dari ibadah; kita boleh memahami betul-betul tentang pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya. Kalau kita tidak berada di tengah ibadah, maka rahasia ibadah itu tidak akan kita pahami, termasuk soal pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya. Orang dunia tidak mengenal pengalaman Yesus dalam tanda kematian, bahkan orang Kristen sekalipun yang tidak menghargai ibadahnya, maka pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya, itu sangat asing bagi dia.
 
Kalau berbicara pengalaman kematian nampak dengan jelas dalam Nubuatan Yesaya 53:7; Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya.” Tidak membuka mulut = pengalaman kematian, sebab tidak ada orang mati buka mulut.
Gambarannya:
-       Seperti anak domba dibantai, berarti menderita sengsara.
-       Seperti induk domba kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, berarti mengalami kerugian besar.
Jadi, baik anak domba yang dibantai maupun induk domba yang digunting sama-sama tidak membuka mulutnya, sekalipun menderita dan rugi, mulut tidak terbuka, itu pengalaman kematian dan itu asing bagi dunia, tetapi bagi anak TUHAN itu tidak boleh asing.
 
Menderita teraniaya, disembelih, justru itu harus kita alami sebagai korban berdarah-darah, yang harus kita persembahkan kepada TUHAN. Kalau harus dirugikan, apapun bentuknya, mulut tetap tertutup (tidak terbuka).
Inilah pengalaman kematian dan itu bisa ditemukan di dalam ibadah, di luar ibadah orang tidak mengenal kematian bahkan asing. Yang orang dunia tahu; yang benar harus benar, yang salah harus salah. Maka ketika orang benar dipersalahkan, mulut tetap terbuka, bila perlu, tangan bicara, uang bicara, sampai ke meja hijau. Tetapi tidak demikian di dalam TUHAN, sesuai dengan 1 Korintus 6, jangan mengadukan orang benar sampai kepada meja hijau.
 
Yang kedua: “Yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat.”
Ini berbicara tentang pengalaman Yesus dalam tanda kebangkitan-Nya. Sebab pada saat Yesus bangkit, Ia menampakkan diri kepada Malaikat-malaikat, yang menjaga kubur, kemudian kepada Kefas dan 12 murid, kemudian menampakkan diri kepada 500 orang kudus kemudian kepada Yakobus dan 12 rasul, dan yang terakhir kepada rasul Paulus. Ini kebangkitan.
 
Kita juga mendapatkan pemahaman tentang kebangkitan Yesus justru pada saat kita di tengah-tengah perhimpunan ibadah, kalau kita diluar ibadah, tiadalah mungkin kita mengerti soal kebangkitan. Yang kita kenal adalah perbuatan yang lama, hidup lama, perkataan lama, pikiran lama, tidak dalam suasana kebangkitan, tidak hidup dalam hidup yang baru, selalu putar-putar dalam hidup yang lama.
 
Inilah kandungan dari ibadah dan ibadah adalah rahasia terbesar yang kedua, yang tersembunyi dari abad ke abad. Namun puji Tuhan, sekarang telah dinyatakan pada orang-orang kudus-Nya. Terpujilah kasih karunia TUHAN.
Bisa dibayangkan kalau kita tidak ada di tengah ibadah, kita hanya berputar-putar disekitar hidup lama, cara yang lama, sudut pandang yang lama, bersikap yang lama, bagaikan lingkaran setan saja. Oleh karena ibadah, kita mengerti dan mengenali kebangkitan itu. Kita buktikanlah bahwa kita mengenal kebangkitan itu dengan hidup baru, yang lama sudah dikubur, sudah berlalu dalam kematian Yesus. Bersyukurlah kepada TUHAN. Jadi saudara jangan datang beribadah kepada TUHAN dengan terpaksa, salah, walaupun beribadah kepada Allah tetapi kalau terpaksa masih tetap berputar-putar disekitar hidup lama. Itu namanya ibadah lahiriah, ibadah Taurat, dagingnya belum dikubur.
 
“Yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.” Terpujilah TUHAN, kalau akhirnya pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya diberitakan kepada orang-orang yang bukan Yahudi (bangsa kafir), itu kemurahan hati TUHAN, itulah kasih karunia TUHAN. Dan pengalaman kematian dan kebangkitan merupakan perjalanan hidup rohani gereja TUHAN selama di atas muka bumi ini, yang tidak boleh lari dari sana, sambil menantikan kedatangan TUHAN.
 
Yang ketiga: “Yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan” = Yesus dipermuliakan pada saat Yesus naik ke Sorga. Jadi, pengalaman kematian dan kebangkitan adalah perjalanan rohani gereja TUHAN selama di bumi, dan itu harus diberitakan oleh hamba-hamba TUHAN. Jangan hamba TUHAN takut menyampaikan sengsara salib / kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus. Jangan sibuk hanya menceritakan soal mujizat kesembuhan tetapi kematian, kebangkitan, sengsara salib diabaikan. Itu yang disebut mujizat palsu sesuai dengan Wahyu 13:3, 2 Tesalonika 2:8-10, Daniel 8,9,11,12.
 
Kolose 3:1-3
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. (3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (3:3) Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
 
Pengalaman Yesus dalam tanda kebangkitan:
-          Carilah perkara di atas = cari dahulu kerajaan Sorga serta kebenaran yang ada di dalamnya.
Yesus yang mati di atas kayu salib, duduk disebelah kanan Allah Bapa, nanti semua ditambahkan.
-          Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Satu kali dalam persekutuan yang sudah saya sampaikan di atas tadi, dalam kegiatan doa bersama hamba-hamba TUHAN, pernah satu kali keluar perkataan dari mulut seorang hamba TUHAN kepada saya, ketika saya ingin cepat-cepat pulang karena hari itu hari ibadah, lalu salah satu hamba TUHAN menghampiri saya dan berkata: Pak Daniel jangan selalu ingin cepat-cepat pulang, jangan selalu memikirkan perkara rohani, yang duniawi juga harus dipikirkan. Disitulah saya melihat, 3 bukti ini sudah menjadi kuat bagi saya untuk tidak ada di tempat itu. Sudah sangat jelas, sudut pandangnya sudah berbeda dengan saya, bukan saya membela diri. Sampai hari ini, sudah berapa tahun sebelum Pandemi, saya sudah tinggalkan kegiatan itu. Yang benar adalah pikirkan perkara di atas bukan di bumi. Itu suasana kebangkitan.
 
Singkat kata, ayat 1-3; berbicara tentang pengalaman kematian dan kebangkitan yang merupakan perjalanan hidup rohani gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini sambil menantikan kedatangan TUHAN kembali untuk yang kedua kalinya, tidak boleh lari dari situ. Maka seorang pelayan TUHAN, hamba TUHAN harus melayani dalam suasana kebangkitan yang benar. Kalau kematiannya benar pasti kebangkitannya benar. Tetapi ada juga kebangkitan palsu, karena kematiannya tidak benar. Terlihat seperti jas keren, mewah, dan lain sebagainya atau gereja mewah, tetapi sengsara salib diabaikan, bicara kebangkitan tetapi tanpa dasar yang teguh, tidak bicara kematian.
 
Kolose 3:4
 (3:4) Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
 
Singkatnya, kalau kita tekun dalam kematian dan kebangkitan Yesus, kelak kita akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Jadi bertekunlah dalam pengalaman kematian dan kebangkitan itu. Jangan banyak bersungut-sungut, jangan ngomel.
 
Pengakuan yang sama dari Rasul Paulus
1 Timotius 1:12-13 perikop: “Ucapan syukur atas kasih karunia Allah.” Oleh karena kasih karunia, jangan lupa mengucap syukur saudara...
(1:12) Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku -- (1:13) aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.
 
Rasul Paulus sebelum dipanggil TUHAN tadinya seorang penghujat, penganiaya, ganas, tetapi akhirnya Paulus mendapat belas kasihan TUHAN. Dia melakukan itu tanpa pengetahuan, diluar iman, di luar darah salib.
 
1 Timotius 1:14
(1:14) Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
 
Sebab itu Rasul Paulus senantiasa bersyukur kepada TUHAN yang terus menguatkan dia.
 
1 Timotius 1:15
(1:15) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.
 
Rasul Paulus berkata: “di antara mereka akulah yang paling berdosa, diantara orang paling berdosa.”
Tetapi dia limpah kasih karunia sehingga dia dilayakkan untuk melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN terkhusus di dalam hal pemberitaan Injil terhadap bangsa-bangsa yang bukan Yahudi, sementara di dalam pemberitaan Injil terkandung kekayaan sorgawi.
 
1 Timotius 1;16
(1:16) Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.
 
TUHAN menyatakan kasih karunia-Nya dengan limpah kepada Rasul Paulus, dengan demikian TUHAN sudah menunjukkan kesabaran-Nya. Demikian juga kepada kita, TUHAN sudah menunjukkan kesabaran-Nya. Bayangkan kalau tiap kali kita berdosa lalu dihukum sesuai dengan dosa, apa yang terjadi? Tetapi kenyataannya sampai saat ini TUHAN masih menunjukkan kesabaran-Nya kepada kita, itulah bagian dari kelimpahan kasih karunia itu.
 
Kalau kita menyadari diri bahwasanya TUHAN telah menyatakan kelimpahan kasih karunia-Nya, menunjukkan kesabaran-Nya kepada kita, maka kita sudah seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi mereka yang kemudian percaya kepada TUHAN, tujuannya; untuk mendapat hidup yang kekal.
 
1 Timotius 1:17
(1:17) Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
 
Singkat kata, segala hormat, kemuliaan, sampai selama-selamanya bagi Dia Raja kita, Raja segala zaman, Allah yang kekal yang tidak nampak, yang Esa. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment