KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, September 6, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 08 AGUSTUS 2021


 
IBADAH RAYA MINGGU, 08 AGUSTUS 2021
 
KITAB WAHYU PASAL 13
WAHYU 13:11-18
(Seri: 9)
 
Subtema: KEHIDUPAN YANG TERGEMBALA TIDAK TAKUT BAHAYA
 
Selamat malam. Kiranya damai sejahtera Kristus memerintah di dalam kehidupan kita dan di tengah perhimpunan ibadah kita, baik yang di rumah masing-masing, di dalam maupun di luar negeri yang sedang mengikuti ibadah live streaming video internet Youtube, Facebook; terpujilah TUHAN.
Dan selanjutnya, kita berdoa, kita mohonkan kemurahan TUHAN, supaya kiranya TUHAN membukakan Firman-Nya untuk meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi tanpa terkecuali, sebab TUHAN tidak memandang bulu, baik besar kecil, tua muda, laki-laki perempuan, kaya dan miskin, TUHAN senantiasa memperhatikan kita masing-masing pribadi lepas pribadi.  Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung dan di Malaysia, TUHAN memberkati anda di sana.
 
Selanjutnya, mari kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU.
Wahyu 13:12A
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
 
Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Berarti, seluruh pekerjaan dari binatang pertama yang keluar dari dalam laut, yakni antikris, dikerjakan (dijalankan) oleh binatang kedua yang keluar dari dalam bumi -- yakni nabi-nabi palsu --.
 
Kemudian, segala sesuatu yang dikerjakan oleh guru-guru palsu, pemimpin rohani palsu dipantau dan disaksikan langsung oleh antikris tersebut. Bahkan, berdasarkan ayat inilah, malam ini saya sampaikan dengan tandas dan tanpa ragu saya mengatakan: Pada akhirnya, dunia pun turut menyoroti gerak dan aktivitas dari gereja TUHAN, persis seperti apa yang dialami oleh nabi Daniel dalam kitab Daniel 6. Sebab memang, sekali waktu, dunia ini akan berubah menjadi gua singa, tepatnya pada saat pembinasa keji, yakni antikris berkuasa dan memerintah atas seantero dunia ini, secara khusus selama 3.5 (tiga setengah) tahun, atau pertengahan tujuh masa yang kedua.
Intinya: Antikris bersinergi atau bekerja sama dengan nabi-nabi palsu. Dan itu bisa dibuktikan pada suratan 1 Yohanes 4.
 
1 Yohanes 4:1
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
 
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh. Jangan dengan mudah percaya akan setiap roh yang ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, bahkan juga yang ada di dalam diri seorang hamba TUHAN di tengah-tengah pengutusannya.
Maka, tindakan kita selanjutnya adalah ujilah roh-roh itu, baik roh yang ada di tengah ibadah pelayanan tersebut, maupun roh-roh yang menguasai hamba-hamba TUHAN yang berada di tengah-tengah ibadah pelayanan tersebut.
 
Mengapa hal itu harus dilakukan? Sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia; oleh sebab itu, roh-roh itu harus diuji, roh yang menguasai hamba-hamba TUHAN itu harus diuji untuk mengetahui apakah mereka berasal dari Allah atau tidak.
-          Kalau tidak berasal dari Allah, jangan diikuti.
-          Kalau roh yang menguasai hamba TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu berasal dari Roh Allah, maka kita harus berada di dalamnya, bahkan mengambil bagian di dalamnya, terlibat di dalamnya.
Jangan kita menganggap enteng hal ini, mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir.
 
Kalau memang ibadah dan pelayanan itu dikuasai Roh Allah dan berada dalam pengaruh yang besar dari Roh Kudus, maka kita tidak perlu ragu untuk berada di dalamnya, bahkan terlibat langsung di dalamnya tanpa ragu.
 
1 Yohanes 4:2-3
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
 
Perhatikan baik-baik untuk mengenal Roh Allah dan roh antikris:
-          Apabila roh yang ada di tengah-tengah ibadah itu dihubungkan dengan salib Kristus, itu berasal dari Roh Allah. Dan hamba TUHAN yang berada di tengah-tengah ibadah tersebut, berada dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah.
-          Sedangkan ibadah yang tidak dihubungkan dengan salib Kristus, itu adalah roh antikristus.
Jadi, dari sini kita bisa mengetahui; mana ibadah pelayanan dan hamba-hamba TUHAN yang dikuasai Roh Allah, dan mana ibadah pelayanan dan hamba-hamba TUHAN yang tidak dikuasai Roh Allah.
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa nabi-nabi palsu telah ditunggangi oleh roh antikris, dengan kata lain; antikris bekerja sama atau bersinergi dengan nabi-nabi palsu.
Jadi, tidak perlu kira meragukan bahwasanya antikris itu bekerja sama atau bersinergi dengan nabi-nabi palsu, guru-guru palsu, atau pemimpin-pemimpin rohani yang palsu.
 
Jadi, antara suratan 1 Yohanes 4:1-3 sama dengan Wahyu 13:12A.
 
Lanjut kita memperhatikan suratan 1 Yohanes 4:4.
1 Yohanes 4:4
(4:4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
 
Dampak positif apabila berada di tengah-tengah sebuah ibadah pelayanan yang dihubungkan atau kena mengena secara langsung dengan salib Kristus adalah; Roh yang ada di dalam diri kita tentu saja lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia ini.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Roh yang ada di dalam diri kita akan lebih besar dari pada roh-roh yang ada di dunia ini, apabila kita berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang dihubungkan langsung atau kena mengena langsung dengan salib Kristus. Jadi, pelajaran tentang penyangkalan atas diri kita masing-masing itu penting.
Tetapi apabila ibadah dan pelayanan, termasuk hamba TUHAN yang melayani ibadah dan pelayanan itu tidak mendidik sidang jemaat untuk menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut TUHAN, maka jangan ada di tengah-tengah ibadah tersebut, sekalipun ada mujizat kesembuhan, sekalipun terjadi sensasi-sensasi, sebagaimana dengan Wahyu 13:3, antikris mengadakan mujizat kesembuhan, tetapi mereka mengabaikan pengalaman kematian dan kebangkitan. Sementara binatang pertama, itulah antikris keluar dari dalam laut adalah gambaran dan bayangan dari pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus; tetapi kenyataannya, mereka hanya sibuk mengadakan mujizat kesembuhan, sebab satu dari antara tujuh kepala itu mengalami luka besar yang sangat membahayakan, bahkan akan membawa sampai kepada kematian (kebinasaan), tetapi luka itu sembuh, dengan kata lain; antikris mengadakan mujizat kesembuhan. Dan oleh kesembuhan itulah dunia terheran-heran, selanjutnya mengikuti antikris.
 
Kembali saya sampaikan dengan tandas: Roh yang ada di dalam diri kita tentu saja akan lebih besar dari pada roh yang ada di dunia ini, manakala kita ada di tengah-tengah sebuah ibadah pelayanan yang dihubungkan langsung atau kena mengena langsung dengan salib Kristus. Sebaliknya Roh kita tidak akan lebih besar dari roh yang ada di dunia ini hanya karena keberkatan, hanya karena sensasi, hanya karena mujizat kesembuhan, tidak.
 
Saya akan buktikan dengan sebuah CONTOH. Tidak perlu kita membuat contoh dari seorang manusia, tetapi saya akan membuktikan dengan contoh dari Alkitab saja. Saya tidak akan pernah memberikan contoh dari cerita nenek moyang, si kancil, si kura-kura, atau keberadaan orang hebat sekalipun di bumi ini, kecuali dari Alkitab saja.
 
CONTOH: Kita akan memperhatikan Daniel 6, dengan perikop: “Gua Singa
Sekali waktu, dunia ini akan berubah menjadi gua singa, tepatnya pada saat pembinasa keji, itulah antikris berkuasa di seantero dunia ini, tepatnya pada saat 3.5 (tiga setengah) tahun lamanya. Oleh sebab itu, hati-hati; jangan anggap enteng dengan apa yang saudara lihat sekarang ini.
Apa yang terjadi di masa lalu akan terulang kembali di masa sekarang. Apa yang dialami oleh bangsa Israel dalam perjalanan di padang gurun, pengalaman yang sama itu pula akan terjadi di hari-hari terakhir ini. Jadi, saudara jangan anggap enteng dengan segala sesuatu yang sedang terjadi di hari-hari terakhir ini, dengan kata lain; saudara tidak boleh terlena di atas muka bumi ini, sebab tanah air kita bukanlah bumi, tetapi sorga, sehingga segala sesuatu yang ada ini akan berlalu; langit bumi yang pertama akan berlalu, diganti langit bumi yang baru, Yerusalem yang baru, kota kudus yang turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya, itulah pengantin perempuan mempelai Anak Domba, Yerusalem yang baru; itu sasaran ibadah kita.
 
Daniel 6:1-3
(6:1) Darius, orang Media, menerima pemerintahan ketika ia berumur enam puluh dua tahun. (6:2) Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; (6:3) membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan.
 
Darius mengangkat 120 (seratus dua puluh) wakil-wakil raja atas kerajaannya itu, itulah Media dan Persia. Kemudian, Darius mengangkat pula 3 (tiga) pejabat tinggi, dan salah satu di antaranya ialah Daniel.
 
Adapun tugas dari ketiga pejabat tinggi tersebut ialah memantau langsung, sekaligus menerima pertanggungan jawab dari 120 (seratus dua puluh) wakil-wakil raja atas Media dan Persia, tujuannya adalah supaya raja Darius tidak dirugikan oleh 120 (seratus dua puluh) wakil-wakil raja tersebut.
 
Kalau TUHAN mengangkat kita untuk melayani TUHAN dan pelayanan pekerjaan TUHAN sesuai karunia jabatan yang dipercayakan, maka biarlah kita kerjakan dengan penuh tanggung jawab disertai dengan dedikasi penuh dan loyalitas penuh di hadapan TUHAN dengan segala ketulusan, supaya Roh Allah betul-betul berkuasa penuh atas kehidupan kita masing-masing.
Roh TUHAN bekerja hanya kepada orang yang tulus. Kalau ia licik dan kongkalikong (kompromi) dengan dosa, maka Roh TUHAN tidak akan bekerja atas kehidupan orang semacam ini; maka, supaya tidak ada kongkalikong di antara 120 (seratus dua puluh) wakil-wakil raja itu, raja Darius mengangkat 3 (tiga) pejabat tinggi.
 
Daniel 6:4
(6:4) Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya.
 
Daniel mempunyai roh yang luar biasa, dengan kata lain; roh yang ada di dalam diri Daniel lebih besar dari dua pejabat tinggi lainnya, bahkan dari 120 (seratus dua puluh) wakil-wakil raja tersebut yang ditempatkan oleh raja Darius di kerajaannya.
Oleh sebab itulah, di sini kita perhatikan: Raja Darius bermaksud untuk menempatkan Daniel atas seluruh kerajaannya, menempatkan Daniel lebih tinggi dari dua pejabat tinggi lainnya, karena memang roh yang dimiliki oleh Daniel itu lebih besar dan lebih berkuasa dari roh-roh yang ada di dalam dunia ini, termasuk dari roh yang ada di dalam diri dua pejabat tinggi dan 120 (seratus dua puluh) wakil-wakil raja yang ada di Media dan Persia.
 
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa ibadah dan pelayanan Daniel ini sudah sangat jelas dihubungkan dengan salib, tidak perlu kira ragu dalam hal ini.
 
Jadi, jika kita memiliki Roh yang lebih besar dari dalam dunia ini, itu diperoleh bukan datang dari pengetahuan manusia, bukan datang dari gelar tinggi (doktor, profesor), bukan, tetapi itu datang dengan sendirinya, manakala ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini disertai dengan sangkal diri, pikul salib, ikut TUHAN.
Itu tidak bisa didapat dengan kekuatan manusia, tidak bisa didapat dengan kemampuan, kekayaan, harta, gelar tinggi, tidak bisa; oleh sebab itu, di dalam hal mengikuti TUHAN, jangan coba-coba andalkan gelar tinggi dan harta kekayaan.
 
Jangan coba-coba menjilat gembala sidang. Gembala sidang juga jangan coba-coba mencari hati dari pada sidang jemaat; membiarkan dosa di dalam diri sidang jemaat, supaya Roh yang ada di dalam diri kita ini lebih besar, lebih berkuasa dari apa yang ada di dalam dunia ini.
Jadi, ukurannya bukanlah gereja mewah, ukurannya bukanlah jemaat besar. Saya mengatakan ini bukan karena jemaat kita di sini kecil lalu saya iri dan cemburu, tidak; seberapa banyak pun jemaat yang TUHAN percayakan sampai hari ini, namun TUHAN tetap pelihara saya, TUHAN pelihara kita, sebab kita berada di dalam Kerajaan Sorga dan kebenaran yang sejati yang ada di dalamnya, maka semuanya ditambahkan. Apa itu kebenaran yang sejati? Itulah pribadi Yesus yang disalibkan, yang mati di kayu salib, yang sekarang duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang besar, itulah kebenaran yang sejati.
Sebagaimana dengan malaikat yang kuat, yang ada di dalam Wahyu 10, tangan kanannya teracung = ibadah pelayanannya dihubungkan dengan salib (kebenaran yang sejati), Yesus yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa.
 
Pendeknya: Daniel adalah pribadi yang betul-betul menyangkal diri, memikul salib dan mengikut TUHAN dengan hati yang bulat 100 %  (seratus persen), tidak pakai perasaan manusia daging. Di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN, jangan kita menggunakan perasaan manusia daging.
 
Daniel 6:5
(6:5) Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.
 
Akhirnya, timbullah kecemburuan dari dua pejabat tinggi lainnya, serta 120 (seratus dua puluh) wakil-wakil raja tersebut, sehingga mereka berusaha untuk mencari kesalahan terhadap diri Daniel di dalam hal pemerintahan. Tetapi, rupa-rupanya, mereka tidak menemukan kesalahan itu di dalam diri Daniel, mengapa? Karena ternyata Daniel adalah pribadi yang setia menyangkal diri, memikul salib, ikut TUHAN.
 
Oleh sebab itu, setialah, sebelum masa kesetiaan itu berakhir. Selagi ada kesempatan untuk membuktikan diri setia, maka setialah. Jangan berbagi pikiran dan berbagi rasa kepada dunia, tetapi setialah kepada pribadi yang setia. Jangan setia kepada pribadi yang tidak setia. Jangan setia kepada sesuatu perkara yang sifatnya akan berlalu (tidak kekal, tidak setia), tetapi setialah kepada pribadi yang setia, supaya memperoleh upah setia, yaitu hidup kekal.
 
Soal KESETIAAN ini perlu kita pelajari di dalam Filipi 2.
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
 
Yesus, Anak Allah, telah merendahkan diri-Nya. Selain merendahkan diri-Nya, Yesus Anak Allah taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = Setia. Inilah ukuran dari sebuah kesetiaan.
 
Jadi, jangan sampai kita menggunakan ukuran kesetiaan sesuai dengan ukuran manusia daging. Jangan kita gunakan ukuran kesetiaan dari ukuran manusia duniawi, logika manusia duniawi, atau logika dari orang-orang yang pandai, yang berpengetahuan dari dunia ini. Ingat: Tidak ada kaitannya ilmiah dengan yang rohani.
 
Kembali saya sampaikan: Taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = Setia. Inilah ukuran dari kesetiaan.
 
Filipi 2:9
(2:9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
 
Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama. Demikian juga dengan Daniel; dia ditinggikan oleh TUHAN, diangkat jabatannya lebih tinggi dari dua pejabat yang lain.
Karena Roh yang dimiliki oleh Daniel ini lebih besar dari roh yang ada di dalam dunia, maka raja Darius bermaksud untuk mengangkat dia dan menempatkannya atas seluruh kerajaannya. Hal itu menimbulkan kecemburuan bagi dua pejabat tinggi lainnya.
 
Kiranya TUHAN mengangkat kita pada level yang lebih tinggi oleh karena roh yang kita miliki lebih besar dari roh yang ada di dunia, dan itu tidak didapati (tidak diperoleh) lewat kekuatan, kemampuan, gelar tinggi, harta, kekayaan, barang fana, emas dan perak, tetapi harus kita perhatikan bagaimana kita ada di tengah-tengah ibadah pelayanan ini, harus disertai dengan sangkal diri, pikul salib, ikut TUHAN; tidak ada cara lain. Jangan beribadah dengan menggunakan metode-metode.
 
Sedikit kesaksian: Awal saya memulai pelayanan, saya sibuk mencari buku sana, mencari buku sini. Ada buku yang dikeluarkan oleh seorang hamba TUHAN di Korea, di mana isinya adalah cara untuk memperbanyak sidang jemaat, dengan menggunakan Multi Level Marketing (MLM), yaitu sistem 12 (dua belas), maksudnya setelah genap 12 jiwa, dipecah lagi. Betul saja, tetapi ini lebih kepada menggunakan metode dunia. Mana yang lebih penting; penyerahan diri yang ditandai dengan kesucian dan kerendahan hati, atau sibuk dengan metode-metode duniawi?
Jangan kita sama seperti jemaat di Efesus; mereka bekerja keras, tidak kenal lelah, bahkan rela mengorbankan segala sesuatunya, tetapi ternyata, motor penggeraknya adalah ambisi, bukan kasih dari sorga. Jadi, ikut TUHAN jangan gunakan metode-metode. Alasan saya mengatakan itu adalah karena TUHAN itu adil, TUHAN itu melihat, sampai di sudut mana pun kita ada, TUHAN melihat, TUHAN tahu yang kita perbuat; TUHAN melihat dan TUHAN maha tahu.
 
Kita kembali untuk memperhatikan Daniel 6.
Daniel 6:5
(6:5) Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.
 
Dua pejabat tinggi lainnya, serta 120 (seratus dua puluh) wakil raja mencari kesalahan Daniel di dalam hal pemerintahannya, tetapi kenyataannya, mereka tidak mendapatkan alasan apa pun, atau sesuatu kesalahan yang terdapat di dalam diri Daniel. Mengapa? Ternyata, karena Daniel adalah pribadi yang setia.
Dan ukuran kesetiaan itu sudah saya sampaikan sesuai dengan ayat Firman Allah yang terdapat dalam Filipi 2:8, bukan sesuai pengetahuan manusia duniawi saya. Dan kita harus lebih percaya kepada Firman Allah dari pada perkataan manusia.
Itulah pentingnya roh-roh yang ada di tengah-tengah ibadah, termasuk hamba TUHAN yang ada di tengah ibadah yang melayani ibadah itu harus diuji sesuai dengan kebenaran Firman; jangan asal percaya begitu saja. Jadi, jangan dimanipulasi oleh perkataan manis dari seorang hamba TUHAN.
 
Ternyata, Daniel ini adalah pribadi yang setia. Orang yang setia, kelebihannya adalah tidak didapati sesuatu kelalaian, tidak didapati sesuatu kesalahan padanya, itulah orang yang setia. Oleh sebab itu, jangan seringkali kita menunda-nunda, bermalas-malasan, atau berlambat-lambatan, tetapi apa yang TUHAN percayakan langsung ditindak-lanjuti, langsung difollow-up, supaya tidak terdapat sesuatu kesalahan (kelalaian) di dalam diri kita.
Ingat: Orang yang suka menunda-nunda pekerjaan TUHAN, yang suka berlambat-lambat, yang suka bermasa bodo, di dalam diri orang semacam ini akan terdapat sesuatu kelalaian, di dalam diri orang semacam ini akan terdapat sesuatu kesalahan, tidak bisa dipungkiri. Jadi, sidang jemaat juga harus hati-hati. Jangan masih tetap membela diri, padahal sudah salah.
 
Daniel tidak terdapat kesalahan di dalam dirinya, karena dia setia; oleh sebab itu, setialah sebelum kesetiaan itu berakhir. Manfaatkan kesempatan yang ada ini, supaya kita jangan ditolak pada akhirnya, seperti Esau.
 
Daniel 6:6
(6:6) Maka berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!"
 
Pada akhirnya, mereka menyadari bahwa ternyata mereka tidak akan mendapat sesuatu kesalahan di dalam diri Daniel, di dalam hal pemerintahan. Akhirnya, mereka mempunyai cara yang lain, yaitu mencari kesalahan di dalam hal ibadahnya, pelayanannya kepada Allahnya, Allah yang hidup, Allah Israel -- sebab dia adalah keturunan Yehuda --.
 
Daniel 6:7-10
(6:7) Kemudian bergegas-gegaslah para pejabat tinggi dan wakil raja itu menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku! (6:8) Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa. (6:9) Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali." (6:10) Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu.
 
Akhirnya, di sini kita perhatikan: Dua pejabat tinggi lainnya, termasuk 120 (seratus dua puluh) wakil raja, tidak terkecuali para menteri dan para bupati, mereka bermufakat mencari daya upaya supaya dikeluarkanlah suatu penetapan raja Darius, yaitu barangsiapa dalam 30 (tiga puluh) hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia, kecuali kepada raja Darius, maka konsekuensinya adalah dilemparkan ke dalam gua singa.
Lalu, karena raja Darius sudah didesak oleh para pejabat-pejabat, oleh wakil-wakil raja, serta para menteri, para kabinet, serta para bupati, akhirnya mau tidak mau, desakan untuk mengeluarkan larangan bahwa; dalam 30 (tiga puluh) hari tidak boleh menyembah Allah yang hidup, Allah Abraham Ishak Yakub, Allah Israel, Allah yang berkuasa, TUHAN dan Juruselamat yang berdaulat, termasuk kepada manusia lainnya, kecuali kepada raja Darius. Dan kalau larangan itu dilanggar, maka konsekuensinya adalah ia akan dilemparkan ke dalam gua singa.
 
Ingat: Suatu kali nanti, dunia ini akan menjadi gua singa, pada saat pembinasa keji berdiri di tempat kudus, berkuasa dan memerintah selama 3.5 (tiga setengah) tahun. Camkanlah apa yang saya sampaikan ini.
Ini bukanlah pengertian yang sesuka-suka saya, tetapi apa yang saya dapat dari TUHAN, saya sampaikan dengan tulus kepada saudara, supaya sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Bandung, Malaysia, termasuk keluarga besar dari GPT “BETANIA” yang senantiasa setia dan tekun untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam negeri, di luar negeri, di mana pun anda berada, saya sungguh mengasihi saudara, mengasihi nyawa saudara, karena di dalam neraka bukanlah untuk seratus tahun, seribu tahun, tetapi untuk selama-lamanya, unlimited. Itulah yang saya pikirkan; bukan uang, bukan harta, sebab yang ada ini akan berlalu. Kiranya saudara memperhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh.
 
Asal kita sungguh-sungguh beribadah, maka kita dipelihara oleh TUHAN. Janji Firman tidak bisa meleset. Ini adalah ketulusan hati saya; bukan saya mau menjadi penjilat, tetapi ini adalah fakta dari Firman TUHAN.
 
Kemudian, dari apa yang sudah kita baca: Di dalam hal pemerintahan, mereka tidak mendapat kesalahan di dalam diri Daniel. Lalu, mereka memutuskan untuk beralih di dalam hal ibadahnya. Hati-hati.
Saya tidak bisa leluasa memanjangkan Firman ini, karena saya tetap tunduk kepada pemerintahan, tetapi saya juga belajar untuk takut kepada TUHAN Yesus, karena sudah banyak hamba TUHAN yang memelintir dan mengaku “kita harus tunduk kepada pemerintahan”, memang kita semua harus tunduk, tetapi saya harus hati-hati di dalam hal menjabarkan Firman ini, karena sudah terlalu banyak hamba TUHAN yang pandai memutar-balik fakta.
Banyak hamba TUHAN mengajarkan untuk “tunduk kepada pemerintahan”, memang harus tunduk kepada pemerintahan, tidak boleh tidak. Saya pun ajarkan sidang jemaat kami untuk tunduk, termasuk yang mengikuti live streaming harus tunduk kepada pemerintahan. Tetapi kita harus tetap bijaksana menghitung-hitung hari, harus bijaksana melihat situasi kondisi yang ada sekarang ini. Jangan saudara terlena dibuai oleh karena kerajaan dan kemegahan dari dunia ini.
Kita bukan warga negara dunia. Tanah air kita adalah tanah air sorgawi; oleh sebab itu, biarlah kita mencari tanah air sorgawi. Dari ibadah pelayanan yang sesungguhnya, yaitu sangkal diri - pikul salib, kita mencari tanah air sorgawi, bukan dari harta kekayaan.
 
Lihat, karena kesalahan tidak ditemukan di dalam diri Daniel di dalam hal pemerintahan, perhatikan; beralihlah mereka di dalam hal ibadah.
Bagaimana saya harus menyampaikan ini? Harapan saya; kiranya anda mengerti. Saya tidak bisa lagi memanjangkan tentang yang lain; saya berharap saudara mengerti. Saya tidak mau menyebut barang sesuatu apapun, entah apapun yang ada ini, saya tidak mau menyebut, tetapi saya harap saudara mengerti; panjangkanlah apa yang saya maksud ini. Bijaksanalah, mengertilah, pahamilah; dari hal pemerintahan beralih kepada hal pemerintahan, panjangkanlah ini. Saya berharap, saudara paham akan hal ini. Selagi masih ada kesempatan untuk beribadah (ibadah tidak ditutup), manfaatkanlah kesetiaan itu sebelum kesetiaan itu dicabut TUHAN.
 
Hati saya hancur kalau saudara tidak paham tentang apa yang saya maksud, tetapi saya berdoa dalam roh, di mana pun anda berada, kiranya TUHAN tolong. Keluarga besar GPT “BETANIA” yang ada di dalam negeri, luar negeri, kiranya TUHAN tolong; doa saya, kiranya TUHAN tolong semua.
 
Daniel 6:11
(6:11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
 
Pemerintahan Media Persia yang dipelopori oleh pejabat tinggi, serta 120 (seratus dua puluh) wakil raja, serta para menteri negara kerajaan, ditopang lagi oleh pejabat lebih rendah, itulah bupati, sehingga akhirnya tidak ada daya bagi raja Darius. Raja Darius hanya seorang diri membela Daniel, sementara Media Persia, pemerintahannya, sampai kepada rakyat jelata sudah pasti akan mengikuti peraturan yang ada.
 
Namun, sekalipun surat larangan itu sudah dikeluarkan, lihatlah sikap Daniel; ia tetap setia untuk berlutut, untuk berdoa, serta memuji Allahnya seperti hari-hari yang sudah dia lalui. Daniel melakukan hal itu 3 (tiga) kali sehari. Itu adalah santapan yang paling dia nikmati di hadapan TUHAN. Santapan ini tidak akan dia hentikan.
Manusia hidup bukan dari roti atau makanan saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah, bahkan Firman Allah mengadakan yang tidak ada menjadi ada, yang mati dihidupkan kembali, sesuai dengan Matius 4:3-4, Roma 4:16-17. Firman Allah berkuasa untuk mengadakan yang tidak ada menjadi ada, yang mati dihidupkan kembali.   
Inilah santapan yang paling dinikmati oleh Daniel; oleh sebab itu, sekalipun ada larangan (peraturan), dia tidak takut. Setan hanya bisa membunuh manusia daging, tetapi tidak bisa membunuh jiwamu. Apa yang bisa dinikmati oleh manusia batinmu, nikmatilah itu; jangan turuti untuk menikmati apa yang bisa dinikmati oleh manusia daging, tetapi turutilah manusia batinmu untuk menikmati apa yang bisa dinikmati manusia batin; itulah yang bisa menyelamatkan jiwa. Setan hanya bisa membunuh tubuh, tetapi tidak dengan jiwa.
 
Atas dasar inilah Daniel berani bertindak untuk tetap takut dan setia kepada TUHAN. Itu sebabnya di atas tadi saya sampaikan: Saya tidak berani menyampaikan lebih panjang lagi soal tadi, tetapi panjangkanlah dengan akal budi kebijaksanaan saudara. Saudara takut kepada siapa; takut kepada manusia atau takut kepada TUHAN? Kita perlu tunduk kepada peraturan negara; itu harus, karena itu adalah Firman. Tetapi untuk takut kepada TUHAN, jangan diabaikan; itu nomor satu, barulah mengasihi sesama (hukum yang kedua).
 
Daniel 6:12
(6:12) Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya.
 
Mereka yang mengeluarkan larangan itu melihat dan menemukan (mendapati) Daniel sedang berlutut, berdoa, serta memuji Allahnya, seperti biasanya; itulah hidup Daniel. Daniel tidak takut kepada yang dapat membunuh tubuh, dia hanya takut kepada TUHAN Yesus, sehingga apa yang dapat dinikmati oleh manusia batin, dia lakukan.
 
Daniel 6:13
(6:13) Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan kepadanya tentang larangan raja: "Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa?" Jawab raja: "Perkara ini telah pasti menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali."
 
Jadi, sudah pasti untuk Daniel dilemparkan ke dalam gua singa, menurut undang-undang orang Media dan Persia, dan tidak dapat dicabut kembali.
 
Daniel 6:14
(6:14) Lalu kata mereka kepada raja: "Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya."
 
Di sini kita melihat: Ada kemiripan secara langsung antara Daniel 6:14 dengan Kidung Agung 5:7-9.
 
Di dalam Kidung Agung 5:7-9, mempelai perempuan mencari Mempelai Laki-Laki karena kecintaannya begitu dalam, lebih dari dunia ini; dia tidak berhenti untuk mencari Mempelai Laki-Laki, termasuk di tiap lorong-lorong kota. Dan yang terjadi, waktu mempelai perempuan mencari TUHAN dengan segala daya upaya, akhirnya dia pun ditemui oleh peronda-peronda kota atau penjaga-penjaga tembok, atau disebut juga pemimpin-pemimpin bangsa, termasuk pemimpin-pemimpin rumah TUHAN yang tidak bertanggung jawab. Lalu, sesudah ditemui, mempelai perempuan dipukuli, lalu dilukainya sampai akhirnya selendang dari mempelai perempuan TUHAN dirampas.
Hati-hati, hak kita untuk beribadah dan melayani TUHAN, suatu kali nanti akan dirampas, dan mereka akan mencari kesalahan kepada kita. Inilah yang harus diwaspadai di hari-hari terakhir ini.
 
Demikian juga dengan Daniel 6:14, mereka berkata kepada raja Darius: “Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan” Selendang dirampas, lalu mereka mencari kesalahan.
Selanjutnya, mereka berkata: “Tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya” Apapun yang terjadi, kita harus tetap setia dan takut kepada TUHAN Allah yang hidup, yang berkuasa, TUHAN dan Juruselamat kita masing-masing; Dialah Allah yang esa, Allah sesembahan kita.
 
Daniel 6:15
(6:15) Setelah raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk menolongnya.
 
Setelah raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia ... Hanya seorang diri saja yang merasakan kesedihan, itulah raja Darius; sedangkan pejabat tinggi, wakil raja, para menteri, bupati, bahkan rakyat jelata sekalipun tidak memikirkan nasib Daniel.
Dan selanjutnya, di sini kita perhatikan; raja Darius memang berusaha untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai petang hari, dia pun berusaha mencari daya upaya untuk menyelamatkan Daniel. Tetapi tidak ada cara lain lagi, mengapa? Karena rencana TUHAN harus dinyatakan. Kemuliaan Allah harus dinyatakan lewat kisah dan peristiwa yang dialami oleh Daniel.
 
Kemuliaan Allah harus dinyatakan. Rencana Allah tidak bisa digagalkan. Manusia bisa membuat sebuah rencana untuk mengadakan sebuah penyelamatan, tetapi belum tentu hal itu mendatangkan kemuliaan; itu sebabnya, TUHAN tidak izinkan rencana Darius terlaksana untuk menyelamatkan Daniel, tetapi rencana Allah harus terlaksana, supaya kemuliaan Allah dinyatakan.
Ini bukan berbicara soal “gagal”. Manakala doa kita sepertinya tidak terkabulkan, bukan berarti itu adalah doa yang gagal, bukan. Melainkan rencana Allah harus dinyatakan, tetapi rancangan manusia bukanlah rancangan Allah.
 
Daniel 6:16-17
(6:16) Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!" (6:17) Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!"
 
Larangan itu tidak bisa lagi diubah, yaitu peraturan tentang larangan untuk menyembah kepada dewa atau kepada manusia, kecuali kepada raja Darius dalam jangka 30 (tiga puluh) hari; kalau larangan ini dilanggar, maka konsekuensinya adalah akan dilemparkan ke dalam gua singa, dan hal itu tidak bisa berubah. Singkat kata: Akhirnya, Daniel pun dilemparkan ke dalam gua singa.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Suatu kali kelak, dunia ini akan berubah menjadi gua singa, tepatnya pada saat pembinasa keji, itulah antikris berdiri di tempat kudus, berkuasa dan memerintah atas dunia ini selama 3.5 (tiga setengah) tahun lamanya.
 
Sebelum dilemparkan ke dalam gua singa, ada daya upaya dari pihak raja Darius untuk menolong Daniel, tetapi rupanya, rencana Allah harus terlaksana, artinya; Daniel harus dilemparkan ke dalam gua singa, supaya nama TUHAN nanti dipermuliakan.
Melihat keadaan itu, akhirnya raja Darius pun pasrah dalam rencana Allah dan berkata kepada Daniel: “Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!” Dia mengatakan itu, karena dia menyadari bahwa hanya TUHANlah tempat pertolongan bagi kita, tidak ada yang lain, sekalipun kita akan menghadapi gua singa kelak.
 
Daniel 6:18
(6:18) Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa.
 
Sesudah dilemparkan ke dalam gua singa, akhirnya mulut gua singa itu pun ditutup dengan batu yang sudah dicap dengan cincin meterai para pembesar-pembesarnya.
 
Daniel 6:19
(6:19) Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur.
 
Di sini kita melihat: Perhatian dari raja Darius sangat besar kepada Daniel. Perhatian itu dibuktikan dengan mengadakan puasa semalam-malaman, berarti; tidak makan, tidak minum = lapar dan haus, berarti; daging menerima hukuman, dan itu jauh lebih baik, supaya di dalam hal kita menaikkan doa, tidak bercampur dengan daging.
Manakala kita berpuasa, lalu menaikkan suatu doa permohonan dalam keadaan genting, maka nanti doa semacam ini sangat-sangat didengar oleh TUHAN.  
 
Daniel 6:20-21
(6:20) Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa; (6:21) dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?"
 
Pagi-pagi buta, raja Darius mendekat ke gua singa, lalu dengan sayup-sayup, ia memanggil Daniel, dan berkata: “Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?
 
Lihat jawaban Daniel kepada raja Darius, pada ayat 22-23.
Daniel 6:22-23
(6:22) Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu! (6:23) Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan."
 
Daniel menjawab: “Ya raja, kekallah hidupmu!” Kemudian, lihatlah jawaban berikutnya dari Daniel kepada raja Darius: “Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.
 
Jadi, di sini kita melihat: TUHAN hadir untuk menolong Daniel dari mulut-mulut singa, sebab TUHAN mengirimkan malaikat-malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu.
Singkatnya: Dalam situasi kondisi apapun, TUHAN hadir untuk menolong kita, sebagaimana TUHAN mengirimkan malaikat-malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa.
 
Kita bandingkan peristiwa Daniel dengan kehidupan kita untuk masa sekarang. Dan sebetulnya, peristiwa Daniel ini merupakan nubuatan bagi kita di hari-hari terakhir ini.
 
Wahyu 1:19
(1:19) Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.
 
Tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini. Jadi, peristiwa Daniel itu merupakan nubuatan bagi kita untuk masa sekarang, yang akan kita perhatikan pada ayat 20.
 
Wahyu 1:20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
 
Tujuh bintang di tangan kanan TUHAN, itulah malaikat ketujuh sidang jemaat, itulah pemimpin-pemimpin di dalam rumah TUHAN, itulah guru-guru dalam kebenaran, itulah gembala-gembala sidang yang bertanggung jawab atas domba-dombanya.
Maka, supaya kita semua terluput dari gua singa, manakala menghadapi gua singa, yaitu tepatnya pada saat pembinasa keji berdiri di tempat kudus, itulah antikris berkuasa dan memerintah atas dunia ini, mulai dari sekarang, kita harus tergembala dengan baik. Manakala kita tergembala dengan baik, sama artinya kita berada di tangan kanan TUHAN untuk membela kehidupan kita masing-masing.
 
Berada dalam penggembalaan, berarti mendapat pembelaan dari tangan kanan TUHAN. Ingat: Penggembalaan ini adalah tangan kanan TUHAN. Jadi, jangan kecilkan penggembalaan.
Beribadah tidak sama dengan “tergembala”, tetapi orang tergembala sudah pasti beribadah dan berbakti kepada TUHAN; dan ibadah itu sudah seharusnya memuncak sampai doa penyembahan. Orang yang beribadah belum tentu dengar-dengaran, belum tentu mengikuti segala aturan-aturan yang ada dalam sebuah penggembalaan dengan seorang gembala.
Jadi, tidak cukup mengerti Firman, namun tidak melakukannya, melainkan harus “tergembala”. Jabatan rasul harus tergembala, jabatan nabi harus tergembala, jabatan penginjil harus tergembala, apalagi jabatan gembala harus tergembala di hadapan TUHAN Yesus, Dialah Gembala Agung menurut pernyataan Daud. Dia adalah Raja, maka imamat rajani harus tergembala dengan baik, termasuk guru-guru juga harus tergembala; semua harus tergembala, harus mengikuti aturan dalam penggembalaan, tidak cukup mengerti Firman, melainkan harus mengikuti aturan penggembalaan, sebab kita akan dibawa sampai kepada penggembalaan yang sempurna, itulah Yerusalem baru. Jadi, tentukanlah dirimu untuk kita mantap dalam sebuah penggembalaan; pilih satu penggembalaan yang pada akhirnya bisa membuat mata rohanimu memandang kemuliaan Allah dan imanmu mantap untuk terus maju sebagai motor penggerak untuk memajukan hidup rohani kita masing-masing.
 
Tadi, saya sudah sampaikan kesimpulannya: Penggembalaan adalah tangan kanan TUHAN, yang berkuasa untuk mendapatkan pembelaan dari TUHAN. Lihatlah raja besar, yaitu raja Daud; dia tergembala dengan benar di hadapan TUHAN. Raja Daud menempatkan dirinya sebagai domba yang tergembala.
 
Kita perhatikan Mazmur 23, dengan perikop: “TUHAN, gembalaku yang baik” TUHAN adalah Gembala yang baik, dan ini adalah pengakuan Daud. Mengapa dia mengatakan: TUHAN adalah Gembala yang baik? Apa alasan Daud mengatakan: TUHAN adalah Gembala yang baik?
 
Mazmur 23:1
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Alasan Daud mengatakan TUHAN adalah gembala yang baik, YANG PERTAMA: Takkan kekurangan aku
-          Secara jasmani; apa yang akan dimakan, diminum, dipakai, semuanya tercukupkan, sampai tidak kekurangan.
-          Secara rohani atau manusia batiniah; segala dosa, pelanggaran, kenajisan, kejahatan tidak nampak lagi.
Kehidupan yang tergembala, maka tidak ada lagi kekurangan baik jasmani maupun rohani.
 
Mazmur 23:2-3
(23:2) Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; (23:3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
 
Alasan Daud mengatakan TUHAN adalah gembala yang baik, YANG KEDUA:
1.      Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau” Dalam sebuah penggembalaan, kita digembalakan oleh rumput hijau, itulah Firman Penggembalaan. Apa tanda bahwa kita digembalakan oleh rumput hijau? Kita dibaringkan, artinya; tidak liar, tidak mengembara, tidak berada di gunung-gunung lain, tidak beribadah di tempat-tempat lain.
2.      Ia membimbing aku ke air yang tenang” Kehidupan yang tergembala, digembalakan oleh air, itulah Roh Kudus, sehingga kehidupan kita menjadi suatu kehidupan yang tenang.
 
Kemudian, kalau kita digembalakan oleh Firman dan Roh (rumput hijau dan air), di situ dikatakan: “Ia menyegarkan jiwaku
Kalau kita tergembala dengan baik, digembalakan oleh Firman dan Roh, maka TUHAN akan menyegarkan jiwa kita. Berarti, masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh manusia, namun dapat diselesaikan oleh TUHAN, sehingga jiwa kita segar. Kalau masalah tidak selesai, maka itulah yang membuat seseorang menjadi stress, lalu akhirnya depresi. Di dalam keadaan depresi yang tidak terobati, akhirnya menjadi gila, sebab jiwa tidak segar.
 
Kemudian, di sini dikatakan: “Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Jalan benar itu terkait dengan nama TUHAN, sebab Yesus sendiri berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” Jadi, jalan benar terkait dengan nama Yesus. Jalan yang tidak baik, tidak terkait dengan nama Yesus.
 
Mazmur 23:4
(23:4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Lihat pengakuan Daud berikutnya: Sekalipun berjalan dalam lembah kekelaman, namun Daud tidak takut bahaya. Sekalipun sekali waktu nanti, dunia ini bagaikan lembah kekelaman yang sangat membahayakan hidup, tepatnya pada saat pembinasa keji berkuasa di tempat kudus dan memerintah atas seluruh dunia selama 3.5 (tiga setengah) tahun, pada saat kita menghadapi itu -- sama dengan berjalan dalam lembah kekelaman --, Daud berkata: “aku tidak takut bahaya.
Berarti, kalau kita tergembala, itu adalah tangan kanan TUHAN yang menyelamatkan kita dari pembinasa keji -- itulah antikris --, yang digambarkan seperti lembah kekelaman. Itulah tangan kanan TUHAN; kandang penggembalaan adalah tangan kanan TUHAN.
 
Jadi, saudara jangan lagi berpikir: Mengasihi itu tidak perlu beribadah, tetapi harus prakteknya; itu betul, tetapi saudara harus tergembala.  Itu adalah pengertian saya sebelum saya mengerti Firman TUHAN, itu adalah pengertian masa lalu, tetapi sekarang, setelah mengerti Firman TUHAN, saya harus tergembala, karena sebuah penggembalaan ternyata merupakan tangan kanan TUHAN yang mendatangkan pertolongan, yang mendatangkan pemeliharaan, yang mendatangkan pembelaan dari TUHAN, sehingga sekalipun berjalan dalam lembah kekelaman, Daud berkata: “aku tidak takut bahaya.
 
Kemudian, selanjutnya di sini kita perhatikan: TUHAN tetap menyertai kita lewat gada dan tongkat sebagai penghiburan.
-          Gada, itulah didikan salib.
-          Tongkat, itulah didikan Roh Kudus.
Dan kedua didikan ini merupakan penghiburan bagi kita, sebagaimana malam ini kita sudah dididik oleh gada besi, dididik oleh tongkat, itulah Roh Kudus sebagai penghiburan. Andaikata tidak ada didikan, maka kita tidak mengerti, dan akhirnya, hidup kita pun suram. Jadi, jelas; gada dan tongkat adalah penghiburan bagi kita masing-masing.
Kita butuh penggembalaan yang merupakan tangan kanan untuk membela kita dalam lembah kekelaman, atau yang disebut juga gua singa, tepatnya pada saat pembinasa keji berdiri di tempat kudus, berkuasa dan memerintah selama 3.5 (tiga setengah) tahun atas seantero dunia ini.
 
Mazmur 23:5
(23:5) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Perhatikan, ayat 5 ini kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada Ruangan Suci; sedangkan di dalam Ruangan Suci terdapat 3 (tiga) macam alat.
 
Mari, kita akan melihat 3 (tiga) macam alat tersebut, di mana Daud berkata:
1.      Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku” Hal itu jelas menjadi suatu kehidupan yang digambarkan seperti Meja Roti Sajian emas.
2.       Engkau mengurapi kepalaku dengan minyakà Pelita Emas; menjadi terang, menjadi kesaksian karena minyak urapan di kepala.  
3.      Pialaku penuh melimpah” Hal itu terkena pada Mezbah Dupa. Biasanya, cawan atau piala selalu diisi dengan anggur. Anggur sukacita itu berbicara tentang kasih Allah, yang dihubungkan dengan Mezbah Dupa emas.

 
Jadi, 3 (tiga) macam alat yang ada di dalam Ruangan Suci ini, saya tambahkan lagi pengertian rohaninya:
1.      Meja Roti Sajian à Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci = Diberi makan dan minum.
2.      Pelita Emas à Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian = Diberi minum.
3.      Mezbah Dupa Emas à Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = Diberi nafas hidup.

Jadi, ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok inilah yang menggembalakan kita dalam sebuah penggembalaan, itulah Ruangan Suci.
 
Mazmur 23:6
(23:6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Kebajikan dan kemurahan mengikuti Daud seumur hidupnya, tetapi syaratnya; harus diam di dalam rumah TUHAN, menjadi Bait Suci Allah, itulah Ruangan Suci sampai Ruangan Maha Suci; suci sampai sempurna.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Sebuah penggembalaan merupakan tangan kanan TUHAN untuk mendatangkan pembelaan, pemeliharaan, perlindungan, pertolongan, pada saat kita berjalan di dalam lemah kekelaman, pada saat dunia ini berubah menjadi gua singa, yaitu tepatnya pada saat antikris (pembinasa keji) berkuasa memerintah atas seantero dunia ini. Itu sebabnya Daud berkata: “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya.
 
Yehezkiel 20:37
(20:37) Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.
 
Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku, berarti; berada di bawah pengawasan sebuah penggembalaan dan menuruti segala aturan-aturan dalam sebuah penggembalaan.
Kalau kehidupan seseorang sudah tergembala dan mengikuti aturan dalam sebuah penggembalaan, selanjutnya di sini dikatakan: “menghitung kamu.” Berarti, kita ini merupakan bagian dari bilangan TUHAN, sama artinya; nama kita tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba yang telah tersembelih, sama artinya; nama kita terdaftar di sorga.
 
Jadi, sudah sangat jelas; kalau kita ada dalam sebuah penggembalaan, tergembala dengan baik dan menuruti segala aturan (peraturan) yang ada dalam penggembalaan, maka nama kita “dihitung”, berarti kita tetap berada dalam bilangan TUHAN, sama artinya; nama tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba yang tersembelih, sama artinya; nama terdaftar di sorga.
Jadi, sudah semakin jelas; penggembalaan adalah tangan kanan TUHAN untuk mendatangkan pembelaan bagi kita semua, untuk sampai diselamatkan.
 
Yehezkiel 20:38
(20:38) Aku akan memisahkan dari tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Aku; Aku akan membawa mereka keluar dari negeri, tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi di tanah Israel mereka tidak akan masuk. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.
 
Selanjutnya, sang Gembala Agung berkata: “Aku akan memisahkan dari tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Aku” Berarti, terlepas dari roh antikris.
 
Mari sejenak kita perhatikan 2 Tesalonika 2, dengan perikop: “Kedurhakaan sebelum kedatangan TUHAN” Jadi, kedurhakaan itu akan terjadi, dan peristiwa itu terjadi sebelum kedatangan TUHAN kembali ke dunia ini untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
2 Tesalonika 2:3
(2:3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (2:4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.
 
Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Jangan mau disesatkan oleh ajaran-ajaran yang sifatnya menyesatkan, sebab sebelum TUHAN datang kembali untuk yang kedua kalinya, haruslah datang dahulu murtad, berarti; keluar dari bilangan TUHAN.
Siapa yang keluar dari bilangan TUHAN? Yaitu manusia durhaka, orang yang memberontak kepada TUHAN.
Siapakah pemberontak ini? Itulah antikris, di mana kedudukannya adalah duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.
 
Kalau kita tergembala, maka jelas tertulis pada Yehezkiel 20:38, bahwa TUHAN akan memisahkan dari tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap TUHAN, berarti; terlepas dari roh antikris. Itulah yang terjadi kalau tergembala, camkanlah dengan baik.
Jadi, orang yang beribadah berbeda dengan orang yang tergembala. Tetapi orang yang tergembala sudah pasti berbakti dan beribadah kepada TUHAN, sebab ibadahnya memuncak sampai kepada doa penyembahan, sehingga terlepas dari roh antikris; tetap menjadi bilangan TUHAN dan tidak memberontak kepada TUHAN.
 
Mari, kita melihat 1 Yohanes 2, dengan perikop: “Roh antikristus” Walaupun ayat-ayat ini sering dibaca, namun itu tidak mengapa, supaya jelas bagaimana tentang roh antikris.
1 Yohanes 2:18-19
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
 
Siapakah orang yang murtad? Orang yang murtad adalah orang yang tidak sungguh-sungguh. Jadi, orang yang murtad adalah orang yang keluar dari bilangan TUHAN.
Mengapa mereka keluar dari bilangan TUHAN? Karena mereka tidak sungguh-sungguh menyangkal diri, memikul salib, mengikut TUHAN; hati mereka tidak bulat 100 % (seratus persen) dalam menyangkal diri, memikul salib, ikut TUHAN, sehingga keluar dari bilangan TUHAN dan menjadi murtad.
 
1 Yohanes 2:20-22
(2:20) Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. (2:21) Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. (2:22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
 
Siapakah pendusta? Dia itu adalah orang-orang yang menyangkal salib Kristus. Menjalankan ibadah, tetapi mengabaikan salib; mengadakan mujizat, tetapi salib diabaikan; mengadakan sensasi, tetapi salib diabaikan, sengsara penderitaan, bahkan pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus diabaikan, itulah yang disebut “mujizat palsu” dan ibadah akal-akalan.
Itu sebabnya saya katakan: Ibadah tidak sama dengan tergembala. Kalau tergembala, sudah pasti dia berbakti, beribadah kepada TUHAN, dan ibadahnya memuncak sampai kepada doa penyembahan.
 
Kembali kita memperhatikan Yehezkiel 20.
Yehezkiel 20:38
(20:38) Aku akan memisahkan dari tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Aku; Aku akan membawa mereka keluar dari negeri, tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi di tanah Israel mereka tidak akan masuk. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.
 
Singkat kata: Kalau tergembala, maka; lepas dari roh antikris, selanjutnya dipelihara selama 3.5 (tiga setengah) tahun.
Jadi, sudah sangat jelas; ibadah itu memuncak sampai doa penyembahan. Kalau ibadah sudah memuncak sampai doa penyembahan, maka kepada mereka akan diberikan dua sayap burung nasar yang besar untuk dipelihara selama 3.5 (tiga setengah) tahun, sehingga tidak bisa dijangkau oleh mata ular, itulah tanah Israel, daerah teritorial dari pada kekuasaan dari Raja di atas segala raja, itulah TUHAN Yesus Kristus. Jadi, kita butuh penggembalaan; oleh sebab itu, jangan main-main lagi.
 
Sebagaimana dalam Wahyu 12 ...
Wahyu 12:1
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Tampaklah suatu tanda besar di langit, siapakah itu? Seorang perempuan ...
-          berselubungkan matahari,
-          dengan bulan di bawah kakinya,
-          dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Jelas itu menunjuk kepada; mempelai perempuan TUHAN atau gereja yang sempurna, dengan 3 (tiga) tanda:
1.      Berselubungkan matahari, itulah kasih Allah Bapa.
2.      Bulan di bawah kaki, itulah korban Kristus.
3.      Mahkota dari 12 (dua belas) bintang, itulah pengurapan dari Allah Roh-El Kudus, yang meninggikan kita di tempat yang tinggi.
Berarti, ibadahnya sudah sampai kepada puncaknya, yaitu doa penyembahan, dengan lain kata; penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah.
 
Wahyu 12:6
(12:6) Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Singkat kata: Mempelai perempuan diasingkan oleh TUHAN di tanah Israel, supaya dipelihara selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari, atau 3.5 (tiga setengah) tahun lamanya. Nanti, kita akan tahu dari mana itu bisa mendapatkan “sayap burung nasar yang besar”.
 
Wahyu 12:13-14
(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. (12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
 
Kepada mempelai perempuan diberikan kedua sayap burung nasar yang besar; ia ditempatkan di padang belantara, di tempat pengasingan, untuk selanjutnya dipelihara, jauh dari mata ular selama 3.5 (tiga setengah) tahun = 42 (empat puluh dua) bulan = selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari = satu masa, dua masa, setengah masa.
 
Jadi, mengapa sayap burung nasar ini dimiliki oleh mempelai perempuan TUHAN? Lihatlah jawabannya pada ayat 15-16.
Wahyu 12:15-16
(12:15) Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu. (12:16) Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.
 
Di sini kita melihat daya upaya dari naga; ia menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu, tetapi lihatlah: bumi datang menolong perempuan itu.
 
Mari kita melihat BUMI, di dalam Kejadian 2.
Kejadian 2:6
(2:6) tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu --
 
Kabut naik ke atas dari bumi, itu adalah asap dupa kemenyan yang naik ke hadirat Allah, menembusi takhta Allah, itulah doa penyembahan yang akan menolong kehidupan kita.
Jadi, bagaimana caranya mempelai perempuan memperoleh sayap burung nasar yang besar? Yaitu lewat doa penyembahan.
 
Lihatlah kehidupan yang ibadahnya belum memuncak sampai doa penyembahan, pada Wahyu 12:17.
Wahyu 12:17
(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
 
Ular naga merah padam itu marah karena tidak dapat mengejar mempelai perempuan, lalu akhirnya ia pergi memerangi keturunannya yang lain.
Siapakah keturunannya yang lain itu? Yaitu mereka ...
1.      Yang hanya menuruti hukum-hukum Allah = sudah penuh dengan Firman.
2.      Yang hanya memiliki kesaksian Yesus = penuh dengan Roh Kudus.
Tetapi masih kurang satu; satu alat tidak kelihatan di sini, itulah Mezbah Dupa, doa penyembahan. Jadi, ibadahnya tidak memuncak sampai doa penyembahan, inilah sasaran dari mata ular.
 
Jadi, sayap burung nasar yang besar, itulah yang menerbangkan kita ke tempat pengasingan, sehingga terpelihara selama 3.5 (tiga setengah) tahun = 42 (empat puluh dua) bulan = selama 1.260 (seribu dua ratus enam puluh) hari.
Mengapa kita bisa memperoleh dua sayap burung nasar yang besar? Lewat doa penyembahan. Jadi, ibadah di bumi harus memuncak sampai doa penyembahan. Oleh sebab itu, sangatlah penting untuk menjadi suatu kehidupan yang tergembala di hadapan TUHAN.
 
Kembali saya sampaikan: Mempelai perempuan ibadahnya memuncak sampai kepada doa penyembahan, sehingga kepadanya diberikan sayap burung nasar yang besar. Kalau ibadah hanya penuh dengan Firman (Meja Roti Sajian), penuh dengan Roh (Pelita Emas), berarti masih kurang satu alat, itulah doa penyembahan, maka ibadahnya belum sempurna, belum sampai kepada kasih (kekekalan).
Tetapi kepada mempelai perempuan, di mana ibadahnya sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan, maka kepadanya diberikan sayap burung nasar yang besar, sehingga kita diasingkan ke padang belantara selama 3.5 (tiga setengah) setengah.
 
Oleh sebab itu, kita lanjutkan rangkaian “sayap burung nasar yang besar” ini di dalam Ayub 39.
Ayub 39:29
(39:29) Oleh pengertianmukah burung elang terbang, mengembangkan sayapnya menuju ke selatan?
 
Kalau akhirnya sidang mempelai TUHAN meninggalkan sebelah Utara, lalu diterbangkan ke sebelah Selatan oleh sayap burung nasar yang besar, apakah itu terjadi karena pengertian manusia? Apakah karena kemampuan manusia? Apakah karena kekuatan manusia? Jawabnya adalah “tidak”, sebab itu semua jelas karena kemurahan TUHAN.
 
Ayub 39:30-31
(39:30) Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi? (39:31) Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi.
 
Lihat, burung rajawali membuat sarangnya di puncak bukit batu, di puncak gunung yang tertinggi; itu jelas menunjuk doa penyembahan. Sayap burung rajawali berada di bukti batu, di puncak gunung yang tertinggi, yang sulit didatangi, itulah doa penyembahan, sehingga tidak dapat dikejar oleh mata ular antikris.
Maka, sudah semestinya ibadah-ibadah di bumi harus memuncak sampai kepada doa penyembahan, sehingga sangat sulit rasanya dijangkau oleh mata ular, itulah antikris.
 
Jadi, ibadah di bumi harus memuncak sampai kepada doa penyembahan. Tidak boleh hanya terlena sebatas mujizat kesembuhan, tetapi salib diabaikan. Dasar kita menyembah, dasar kita mengasihi, itu adalah salib.
 
Mari kita kembali memperhatikan Yehezkiel 20.
Yehezkiel 20:39-40
(20:39) Hai kamu, kaum Israel, beginilah firman Tuhan ALLAH, biarlah masing-masing pergi beribadah kepada berhala-berhalanya. Tetapi kemudian kamu akan mendengarkan Aku dan tidak lagi melanggar kekudusan nama-Ku yang kudus dengan persembahan-persembahanmu dan berhala-berhalamu. (20:40) Sebab di atas gunung-Ku yang kudus, di atas gunung Israel yang tinggi, demikianlah firman Tuhan ALLAH, di sana di tanah itu segenap kaum Israel dalam keseluruhannya akan beribadah kepada-Ku. Di sana Aku akan berkenan kepadamu dan di sana Aku akan menuntut dari kamu persembahan-persembahan khususmu dan sajian-sajianmu yang terpilih, segala yang kamu kuduskan.
 
Ibadah kita memang harus memuncak sampai kepada gunung TUHAN yang tertinggi, itulah “Gunung Sion”. Wujud dari Gunung Sion adalah doa penyembahan, sesuai dengan Wahyu 14:1,3. Puncak ibadah adalah doa penyembahan.
 
Tetapi di tengah ibadah dan pelayanan dalam sebuah penggembalaan, ada aturan yang harus kita turuti: Di sana Aku akan berkenan kepadamu dan di sana Aku akan menuntut dari kamu persembahan-persembahan khususmu dan sajian-sajianmu yang terpilih, segala yang kamu kuduskan.
 
Kapan kita membawa persembahan-persembahan khusus? Sesudah kita membawa persembahan persepuluhan.
Persepuluhan adalah satu dari sepuluh, berarti; masih sisa sembilan. Dari sembilan ini masih bisa digunakan untuk dipakai di dalam hal mempersembahkan persembahan khusus, dan ini tidak ditentukan berapa nilai atau jumlahnya. Jadi, sesudah membawa persembahan persepuluhan, barulah kita membawa persembahan khusus, sesuai dengan kitab Maleakhi. Inilah aturan yang ada dalam penggembalaan.
Ada banyak persembahan khusus: Kita sedang berdoa untuk membawa persembahan khusus, di mana kita rindu untuk memiliki sebuah gedung gereja. Khususkanlah dirimu untuk itu.
 
Sesudah membawa persembahan khusus, selanjutnya adalah membawa persembahan sajian.
Kalau kita perhatikan di dalam tahbisan imam, di dalam Keluaran 29:2, selain membawa korban binatang, yang dituntut oleh TUHAN adalah juga membawa tiga korban sajian:
1.      Roti yang tidak beragi, itulah kebenaran tanpa ragi (tanpa keburukan, tanpa kejahatan). Secara khusus, ada 3 (tiga) ragi, yaitu; ragi Farisi (kemunafikan), ragi Saduki (kenajisan, kawin dan mengawinkan), ragi Herodes (pembunuhan, kebencian).
2.      Roti bundar yang tidak beragi, itulah kebenaran yang disertai dengan kasih yang tidak berkesudahan.
3.      Roti tipis yang tidak beragi, itulah kebenaran yang disertai dengan kerendahan di hati.
 
Itulah aturan-aturan yang ada di dalam sebuah penggembalaan, yaitu:
1.      Membawa persembahan khusus.
2.      Membawa roti sajian.
Yang melayani TUHAN harus memiliki kebenaran tanpa ragi, harus melayani dengan kasih yang tidak berkesudahan, kemudian melayani dengan rendah hati. Seorang pelayan TUHAN tidak boleh melayani dengan kesombongan dan pemberotakan, tetapi harus dengan rendah hati di dalam urapan Roh-El Kudus.
 
Kembali kita memperhatikan Daniel 6.
Daniel 6:17
(6:17) Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!"
Ibadah itu harus memuncak sampai kepada doa penyembahan. Berarti, kita semua harus hidup di dalam doa penyembahan.
 
Daniel 6:28-29
(6:28) Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa." (6:29) Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.
 
Kehidupan yang ibadahnya yang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan, maka TUHAN melepaskan, TUHAN menolong, TUHAN mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, dan melepaskan kita dari cengkaman singa-singa antikris.
 
Jadi, baik Daud maupun Daniel tidak takut bahaya sekalipun berjalan melewati lembah kekelaman atau sekalipun melewati gua singa (aniaya antikris), asal saja ibadah dalam penggembalaan ini memuncak sampai doa penyembahan, sebagai sarana untuk memperoleh dua sayap burung nasar yang besar, yang akan mengasingkan kita di padang belantara selama 3.5 (tiga setengah) tahun, jauh dari mata ular, sama seperti sarang burung rajawali yang berada di puncak gunung yang tertinggi, sehingga jauh dari mata ular.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment