KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, September 8, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 12 AGUSTUS 2021


 
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 12 AGUSTUS 2021
 
KITAB RUT
(Seri: 148)
 
Subtema: EKOR DAN KEPALA ULAR NAGA MERAH PADAM
 
Selamat malam, damai sejahtera Kristus memerintah di hati kita masing-masing, di hidup kita masing-masing, di mana pun anda berada. Kiranya bahagia sukacita memenuhi kita di dalam hal menikmati Sabda Allah.
Tidak lupa saya menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang setia dalam Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci, digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang Cilegon lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam maupun di luar negeri, di mana pun anda berada; TUHAN kiranya memberkati anda saudara, supaya selanjutnya ada suatu persekutuan yang baik, persekutuan yang indah di antara kita.
 
Marilah kita mohon kemurahan TUHAN supaya Firman itu keluar, yakni terjadi pembukaan rahasia Firman yang berkuasa untuk meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia, yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah-tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci. Maka, saya juga tidak lupa memesankan anda; selagi masih ada kesempatan untuk menyediakan roti dan anggur, maka saudara bisa menyediakannya secepat mungkin, sebab setelah kita menikmati pembukaan Firman, segera kita akan memasuki perjamuan suci.
 
Mari kita sambut STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Sekarang, kita akan memasuki berkat yang baru, yaitu Rut 3:16-17, setelah kita diberkati pada ayat 15, terkhusus terkait dengan “selendang” yang dimiliki oleh Rut. Selendang berbicara tentang karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus, juga terkait dengan ibadah dan pelayanan, itulah kesucian dan kesempurnaan Allah. Namun, pada minggu yang lalu, kita sudah melihat, bahwa selendang dari pada mempelai perempuan itu pada akhirnya dirampas oleh penjaga atau peronda-peronda kota.
Kita sudah melihat pada minggu yang lalu; mempelai perempuan TUHAN masih ditandai kelemahan, artinya; selama kita masih di atas muka bumi ini, kita belum sempurna, masih ditandai dengan banyaknya alasan, itulah kehidupan yang masih berada dalam keadaan “suam”. Tetapi akhirnya, mempelai perempuan diizinkan untuk menghadapi ujian, aniaya antikris, bagaikan emas yang dilemparkan di dalam api, supaya nanti dari sana keluar emas murni, itulah Yerusalem baru, pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, sebagai milik kepunyaan Allah sendiri; itulah mempelai perempuan TUHAN.
Jadi, salib Kristus tidak boleh diabaikan hanya karena mujizat kesembuhan; salib Kristus tidak boleh diabaikan hanya karena sibuk bicara teori kemakmuran, atau berkat keberkatan, berhasil dan keberhasilan. Semua itu memang kita butuhkan, tetapi salib di Golgota tidak boleh terabaikan. Kiranya kita memaknai apa yang saya sampaikan ini dengan bijaksana dan dewasa.
 
Sekarang, kita memasuki berkat yang baru pada ayat yang baru, yaitu Rut 3:16-17, dengan perikop: “Rut dan Boas di tempat pengirikan
Rut 3:16-17
(3:16) Setelah perempuan itu sampai kepada mertuanya, berkatalah mertuanya itu: "Bagaimana, anakku?" Lalu diceritakannyalah semua yang dilakukan orang itu kepadanya (3:17) serta berkata: "Yang enam takar jelai ini diberikannya kepadaku, sebab katanya: Engkau tidak boleh pulang kepada mertuamu dengan tangan hampa."
 
Setelah selesai melaksanakan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Naomi, mertuanya itu, maka Rut pun kembali kepada Naomi, mertuanya itu, dengan lain kata; Rut tidak bertahan atau tidak terlena dengan kemurahan dan kelimpahan berkat yang diterima (didapat) dari Boas.
Janganlah kita terlena di atas muka bumi ini hanya karena berkat dan keberkatan, berhasil dan keberhasilan yang kita capai, termasuk oleh karena segudang kesibukan di atas muka bumi ini.
 
Ibu Naomi adalah gambaran dan perlambangan dari seorang gembala. Tugas dari seorang gembala ialah mengasuh dan merawat domba-domba dalam sebuah penggembalaan. Jadi, singkat kata; Rut kembali ke dalam penggembalaan.
 
Kemudian, kita akan melihat KEHIDUPAN YANG TERGEMBALA lebih rinci di dalam 1 Samuel 17.
1 Samuel 17:12
(17:12) Daud adalah anak seorang dari Efrata, dari Betlehem-Yehuda, yang bernama Isai. Isai mempunyai delapan anak laki-laki. Pada zaman Saul orang itu telah tua dan lanjut usianya.
 
Daud adalah anak Isai, dari Efrata, dari Betlehem-Yehuda; Daud adalah anak yang bungsu dari delapan bersaudara.
 
1 Samuel 17:13-14
(17:13) Ketiga anak Isai yang besar-besar telah pergi berperang mengikuti Saul; nama ketiga anaknya yang pergi berperang itu ialah Eliab, anak sulung, anak yang kedua ialah Abinadab, dan anak yang ketiga adalah Syama. (17:14) Daudlah yang bungsu. Jadi ketiga anak yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul.
 
Tiga anak Isai yang besar-besar, yakni Eliab, Abinadab, dan Syama selalu pergi mengikuti Saul, berarti; “mengekor” kepada Saul, atau menjadi ekor dari Saul.
 
Soal “EKOR” ini kita bandingkan dengan Ulangan 28.
Ulangan 28:1
(28:1) "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.
Jika kita mau mendengarkan Firman TUHAN dan melakukannya dengan setia, maka konsekuensinya ialah TUHAN Allah akan mengangkat kita lebih dari segala bangsa di bumi ini. Camkanlah itu dan tidak perlu ragu dengan janji Firman TUHAN.
 
Kata “diangkat”, berarti:
1.      Diberkati oleh TUHAN ... Ulangan 28:2-8.
2.      Menjadi umat TUHAN yang kudus = Imamat rajani = Hamba-hamba TUHAN ... Ulangan 28:9, Keluaran 19:5-6.
3.      Diangkat menjadi kepala dan bukan menjadi ekor = Naik, bukan turun ... Ulangan 28:13-14.
 
Pendeknya: Ketiga anak Isai yang besar-besar -- itulah Eliab, Abinadab dan Syama -- tidak setia terhadap Firman Allah, karena mereka hanyalah “ekor” dari pada Saul.
Demikian halnya dengan nabi-nabi palsu akan menjadi “ekor”, karena mereka memang tidak setia terhadap Firman Allah yang murni.
 
Mari kita simak akan hal itu di dalam nubuatan Yesaya 9.
Yesaya 9:14
(9:14) Tua-tua dan orang yang terpandang, itulah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta, itulah ekor.
-          Tua-tua dan orang-orang yang terpandang dari bangsa-bangsa ini, itulah “kepala” dari ular naga.
-          Sedangkan nabi yang mengajarkan dusta, atau sama dengan menolak Firman Pengajaran Allah yang benar dan murni, itulah “ekor” naga merah padam.
 
Mari kita melihat lebih jauh tentang ULAR NAGA MERAH PADAM, yang terkait dengan “kepala” dan “ekor” tadi.
Wahyu 12:1
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Di sini dikatakan: Tampaklah suatu tanda besar di langit. Apakah itu? Seorang perempuan ...
-          berselubungkan matahari,
-          dengan bulan di bawah kakinya,
-          dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Jelas, “tanda besar di langit” à Pengantin perempuan mempelai Anak Domba, singkatnya; mempelai perempuan TUHAN = gereja TUHAN yang sempurna, atau disebut juga “tubuh Mempelai”. Pengantin perempuan mempelai Anak Domba adalah tanda besar di langit, itu bukan perkara kecil di dalam Kerajaan Sorga.
 
Wahyu 12:3,4
(12:3) Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. (12:4) Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
 
Kemudian, pada ayat 3 dikatakan: Tampaklah suatu tanda yang lain di langit, tetapi tidak besar, tidak lebih besar dari mempelai perempuan TUHAN, itulah seekor naga merah padam yang besar. Adapun wujudnya ialah:
-          Berkepala 7 (tujuh).
-          Bertanduk 10 (sepuluh).
Dari wujud ini, jelas “kepala” dari ekor naga merah padam adalah antikris.
 
Sedangkan “ekor” dari ular naga merah padam, suatu kali nanti akan menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit. Itulah nabi-nabi palsu; menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit.
Bintang-bintang di langit à Hamba-hamba TUHAN yang ditinggikan oleh karena pengurapan dari Allah Roh-El Kudus.
Kalau bintang-bintang saja bisa diseret oleh ekor naga, bagaimana dengan kehidupan orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh di hari-hari terakhir ini? Oleh sebab itu, camkanlah apa yang sudah kita terima dari TUHAN malam ini; jangan bermain-main lagi, jangan kita datang beribadah dengan cara yang lama. Jangan kita menjalankan ibadah secara lahiriah (liturgis), jangan kita menjalankan ibadah secara Taurat, misalnya; mulut memuji TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi manusia batin (hatinya) jauh dari Firman TUHAN, menolak pemberitaan Firman.
Itulah “ekor” dari pada ular naga merah padam; menolak pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, di mana nanti pekerjaan dari nabi-nabi palsu ini akan menyeret sepertiga bintang-bintang di langit.
 
Tetapi untuk memahami tentang “kepala” dan “ekor” dari ular naga yang sangat sulit dipahami oleh manusia, dibutuhkan akal (pikiran) yang mangandung hikmat, dengan lain kata; harus menjadi suatu kehidupan yang bijaksana, sebagaimana dalam Wahyu 17:8-9.
-          Wahyu 17:8, Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, tetapi pada akhirnya ia akan muncul dari jurang maut, jelas itu adalah antikris.
-          Wahyu 17:9, Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat. Jadi, untuk memahami “kepala” dan “ekor” dari naga merah padam adalah akal (pikiran) harus mengandung hikmat, berarti; mau tidak mau, kita sangat membutuhkan pembukaan rahasia Firman, itulah pengertian sorgawi, pengertian dari Allah, sehingga dengan pengertian ini, akal ini penuh dengan hikmat, dengan demikian; kita dapat memahami “kepala” dan “ekor” naga merah padam.
Jadi, janganlah kita datang dalam setiap pertemuan ibadah hanya untuk menunggu sensasi-sensasi yang ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan. Jangan kita datang di tengah-tengah ibadah dan pelayanan hanya untuk melihat seorang hamba TUHAN yang hanya bisa mengadakan kesembuhan.
Kesembuhan itu sah, tidak salah, itu benar; tetapi kalau hari-hari hanya sibuk dengan ibadah kesembuhan, mengabaikan pengajaran salib (hikmat yang harus dimiliki di dalam akal budi lewat pembukaan rahasia Firman), itu tidak benar; sebab, untuk memahami “kepala” dan “ekor” dari ular naga, dibutuhkan akal, dibutuhkan pikiran yang berisi dengan hikmat dan kebijaksanaan, itulah pembukaan rahasia Firman Allah, lewat pengajaran salib, itulah hikmat Allah dan kekuatan Allah. Janganlah kita mau terkecoh lagi dengan segala perkara-perkara lahiriah dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah yang disengaja oleh hamba-hamba TUHAN, sebab dengan sensasi itu memang sangat dapat menyedot perhatian seisi dunia, sesuai dengan Wahyu 13:3.
 
Saat ini saya bukan sedang mengecam hamba TUHAN, bukan sedang mendiskreditkan hamba TUHAN, bukan sedang melecehkan pelayanan dari seorang hamba TUHAN, tidak; janganlah saya dan saudara gagal paham. Saya ini sedang menyampaikan sesuatu yang benar dari sorga.
Untuk memahami “kepala” dan “ekor” dari naga merah padam dibutuhkan akal, dibutuhkan pikiran yang diisi dengan kebijaksanaan, itulah pembukaan rahasia Firman TUHAN, itulah pengajaran salib, yang merupakan hikmat Allah dan kekuatan Allah untuk memahami “kepala” dan “ekor” naga merah padam. Jadi, jangan kita cepat marah-marah, sebab tidak ada maksud untuk menyudutkan seorang hamba TUHAN.
 
Hal itu akan dibuktikan di dalam Keluaran 4:3-4, namun sejenak kita akan memperhatikan Keluaran 4:2.
Keluaran 4:2
(4:2) TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat."
 
TUHAN bertanya kepada Musa: “Apakah yang di tanganmu itu?” Lalu, Musa menjawab: “Tongkat.
Kalau kita kaitkan dengan Mazmur 45, tongkat kerajaan, itulah Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel akan menuntut kita sampai kepada kekekalan.
 
Keluaran 4:3-4
(4:3) Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah." Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya. (4:4) Tetapi firman TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya" -- Musa mengulurkan tangannya, ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya
 
Selanjutnya, TUHAN memerintahkan Musa untuk melemparkan tongkat itu ke tanah. Ketika Musa melemparkan tongkatnya itu ke tanah, maka tongkat itu berubah menjadi ular. Kemudian, sikap Musa dalam menghadapi ular ialah Musa lari meninggalkan ular itu.
Tetapi lihatlah, TUHAN memberi pengertian kepada Musa: “Tetapi firman TUHAN kepada Musa” Jadi, lewat Firman TUHAN, Musa akhirnya mendapatkan suatu pengertian, yaitu TUHAN berkata: “Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya.
 
Pendeknya: Untuk mengendalikan “ekor” dari ular naga itu -- itulah nabi-nabi palsu -- ialah dengan cara berpegang teguh terhadap Pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, yang tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan = mendengar dan melakukan Firman Allah dengan setia, dengan demikian; TUHAN angkat kita dari segala bangsa di muka bumi ini. Jadi, Keluaran 4:3-4 sama dengan Ulangan 28:1.
 
Kita perhatikan kembali soal “ekor” dan “kepala” ular naga merah padam dalam 2 Timotius 3, dengan perikop: “Keadaan manusia pada akhir zaman
2 Timotius 3:8-9
(3:8) Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji. (3:9) Tetapi sudah pasti mereka tidak akan lebih maju, karena seperti dalam hal Yanes dan Yambres, kebodohan mereka pun akan nyata bagi semua orang.
 
Yanes dan Yambres menentang Musa. Musa melemparkan tongkat dan tongkatnya itu berubah menjadi ular. Demikian juga Yanes dan Yambres menentang Musa karena mereka juga melemparkan tongkat masing-masing dan secepatnya berubah menjadi ular, dengan demikian; Yanes dan Yambres menentang kebenaran.
Kemudian, di sini dikatakan: Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji. Inilah gambaran dari nabi-nabi palsu, yaitu “ekor” dari ular naga, di mana:
1.      Akal mereka bobrok.
2.      Iman mereka tidak tahan uji.
 
Perlu untuk diketahui: Iman kita adalah kepada darah salib. Susah maupun senang harus, kita mampu melewati ujian-ujian, dan itu merupakan cara TUHAN untuk memurnikan kita, sehingga ketika keluar dari sana, kita akan tampil menjadi emas murni, dengan lain kata; menjadi milik kepunyaan Allah sendiri.
Tetapi “ekor” naga merah padam, itulah nabi-nabi palsu:
1.      Akal mereka bobrok, sebab tidak berpegang teguh pada pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, itulah pengajaran salib yang mendatangkan hikmat dan kekuatan Allah.
2.      Selain itu, iman mereka juga tidak tahan uji. Iman kita kepada darah salib atau kepada perkara lahiriah? Iman kita hanya kepada mujizat kesembuhan, tanda heran, atau kepada salib Kristus? Biarlah saudara menjawab pertanyaan ini dengan bukti perbuatan kita di tengah-tengah pengikutan kita masing-masing.
 
Titus 1:13-14
(1:13) Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman, (1:14) dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran.
Kesaksian kesembuhan itu benar. Kesaksian tentang berkat dan keberhasilan juga benar, tidak salah, tetapi kalau hari-hari di tengah ibadah dan pelayanan sibuk dengan perkara itu, lalu mengabaikan tentang salib Kristus (pengajaran salib) yang mendatangkan hikmat Allah dan kekuatan Allah, maka ajaran semacam ini adalah ajaran yang harus ditegor dengan tegas, supaya mereka menjadi sehat dalam iman, sebab itu bukanlah iman kepada darah salib.
 
Iman kita adalah kepada darah salib, bukan soal berkat keberkatan, bukan soal berhasil keberhasilan, termasuk bukan soal mujizat kesembuhan; iman kita bukan ke sana, tetapi iman kita adalah kepada darah salib; oleh sebab itu, tegorlah mereka dengan tegas, supaya akhirnya mereka menjadi sehat dalam iman, sehingga tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng nenek tua, cerita-cerita isapan jempol, dan filsafat-filsafat kosong yang tidak mengindahkan pengajaran salib.
 
Titus 1:15
(1:15) Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.
Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci. Mengapa? Karena baik akal mereka sudah bobrok, maupun hati mereka sudah dinajiskan oleh perkara lahiriah, berkat dan keberkatan, berhasil dan keberhasilan.
Janganlah kita berlaku cabul hanya karena keberkatan, hanya karena keberhasilan, hanya karena dagang dari perempuan Babel, perempuan cabul itu.
 
Jadi, sudah sangat jelas; yang dibutuhkan adalah akal pikiran yang diisi penuh dengan hikmat dan kebijaksanaan, itulah pembukaan rahasia Firman, dengan lain kata; pengajaran salib yang mendatangkan hikmat dan kekuatan Allah.
Tidak mungkin kita bisa memahami jalan-jalan Setan yang begitu liciknya untuk memperdayakan umat ketebusan TUHAN di hari-hari terakhir ini. Jangan andalkan kekuatan manusia, sebab kekuatan kita tidak mampu menghadapi Setan. Kita harus berdamai kepada Allah oleh darah salib, supaya kita bisa mengalahkan Setan. Berdamailah dengan darah salib Kristus, sebab iman kita adalah kepada darah salib Kristus yang membenarkan kita supaya kita mampu menghadapi Setan dan jalan-jalannya.
 
Mari kita kembali untuk memperhatikan 1 Samuel 17.
1 Samuel 17:14-15
(17:14) Daudlah yang bungsu. Jadi ketiga anak yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul. (17:15) Tetapi Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem.
 
Kembali saya sampaikan: Ketiga anak yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul = Ekor dari Saul.
 
Kita bandingkan dengan DAUD: Sekalipun dia adalah anak bungsu, tetapi Daud tidak mengekor kepada Saul, Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan kambing domba ayahnya. Artinya, sesibuk-sibuk apapun kita di atas muka bumi ini, kita harus ingat kandang penggembalaan, dengan kata lain; kita harus kembali ke kandang penggembalaan.
Jangan terlena dengan kesibukan-kesibukan duniawi. Jangan terlena dengan segala perkara-perkara lahiriah yang mungkin sepertinya terlihat menjanjikan, tetapi ingat; suatu kali nanti, segala yang ada ini akan berlalu. Langit bumi yang lama dan segala unsur-unsurnya akan berlalu, diganti dengan langit bumi yang baru, Yerusalem yang baru, kota yang kudus turun dari Allah, berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Jadi, kita patut bersyukur, karena telah digembalakan oleh Pengajaran Pembangunan Tubuh Kristus.
 
Singkat kata: Baik Rut maupun Daud selalu ingat kandang penggembalaan, dengan lain kata; kembali ke kandang penggembalaan. Tadi kita sudah melihat:
-          Rut tidak terlena dengan segala berkat dan kemurahan-kemurahan lainnya yang ia terima dari Boas, melainkan ia tetap kembali kepada Naomi, mertuanya. Berarti, Rut tidak mengekor, tidak menjadi ekor.
-          Demikian halnya Daud selalu ingat kandang penggembalaan, ia kembali ke Betlehem untuk menggembalakan kambing domba ayahnya, dengan lain kata; kembali ke kandang penggembalaan, dia tidak mengekor.
 
Berbahagialah keluarga besar GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, sebab TUHAN menghimpunkan kita menjadi kawanan domba Allah dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, baik yang di Bandung, maupun di Malaysia, bahkan umat ketebusan-Nya yang secara diam-diam sudah menyatakan diri untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik yang di tanah air, di dalam negeri, di tiap-tiap daerah, maupun yang di luar negeri, di tiap-tiap daerah, di mancanegara; berbahagialah kehidupan yang tergembala di hadapan TUHAN.
 
DAMPAK POSITIF TERGEMBALA.
Wahyu 1:19
(1:19) Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.
 
Ini adalah pekerjaan dari Rasul Yohanes ketika ia diasingkan ke pulau Patmos; di sana ia mendapatkan pewahyuan atau tentang akhir zaman. Dan malam ini, oleh karena kemurahan TUHAN, pewahyuan itu kita terima, dan TUHAN mau menyatakan diri-Nya tentang hari ini dan tentang masa yang akan datang, serta segala sesuatu yang terjadi ke depan, yang akan kita hadapi.
 
Wahyu 1:20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
 
Tujuh bintang di tangan kanan TUHAN adalah malaikat ketujuh sidang jemaat, berarti; gembala sidang.
Singkat kata: Kehidupan yang tergembala adalah kehidupan yang ada di tangan kanan TUHAN, untuk selanjutnya menjadi pembelaan bagi kita. Penggembalaan ini adalah tangan kanan TUHAN yang mendatangkan pembelaan, pemeliharaan, perlindungan dari TUHAN untuk kawanan domba Allah.
 
Saya tidak pernah merasa rugi sebagai hamba TUHAN yang menjadi suatu kehidupan yang tergembala di hadapan TUHAN, sebab Dia adalah Gembala Agung. Itu sebabnya, dalam penggembalaan GPT “BETANIA” ada 3 (tiga) macam ibadah pokok yang harus kita ikuti dengan tekun:
-          Dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci (Meja Roti Sajian emas), kita semua digembalakan oleh STUDY RUT dari pasal ke pasal, kemudian dari ayat per ayat yang saling terkait antara satu dengan yang lain, sehingga ayat menjelaskan ayat.
-          Demikian halnya dalam Ibadah Raya Minggu (Pelita Emas), kita semua digembalakan oleh KITAB WAHYU, sehingga kita boleh mendapatkan pewahyuan tentang akhir zaman dan tentang segala sesuatu yang akan kita hadapi ke depan.
-          Dalam Ibadah Doa Penyembahan (Mezbah Dupa), kita semua digembalakan oleh surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose atau KITAB KOLOSE.
Itulah Firman Penggembalaan dalam penggembalaan GPT “BETANIA”, semua disampaikan pasal per pasal, ayat per ayat; dan saya sendiri digembalakan di dalamnya, tidak terkecuali imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN, sampai kepada seluruh sidang jemaat dalam penggembalaan  GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, maupun yang di Bandung dan Malaysia. Harapan (doa) saya kepada TUHAN, kiranya anda umat TUHAN yang senantiasa setia dalam ketekunan 3 (tiga) macam ibadah pokok, digembalakan oleh GPT “BETANIA” lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam negeri maupun di luar negeri; tergembalalah dengan sungguh-sungguh.
 
Penggembalaan yang TUHAN percayakan ini adalah tangan kanan TUHAN untuk mendatangkan pemeliharaan, perlindungan dan pembelaan bagi kawanan domba Allah, mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, di mana antikris sudah ada di depan pintu; dan sesudah itu, TUHAN datang.  
Lihat, 7 (tujuh) tahun kelimpahan sedang terjadi, apa buktinya? Di mana-mana Firman Allah disampaikan, baik hamba TUHAN dari desa, di pegunungan, di kota, di mana saja, sibuk menyampaikan Firman lewat live streaming, sampai ke ujung bumi; ini adalah 7 (tujuh) tahun kelimpahan.  Ingat, sesudah 7 (tujuh) tahun kelimpahan akan menyusul 7 (tujuh) tahun kekurangan yang hebat, itulah nubuatan dari pada Yusuf, yang juga tergenapi dalam nubuatan Amos.
Oleh sebab itu, biarlah kita sungguh-sungguh tergembala, mengapa? Karena penggembalaan ini adalah tangan kanan TUHAN untuk mendatangkan pemeliharaan, perlindungan dan pembelaan dari Gembala Agung terhadap kawanan domba-Nya, itulah umat ketebusan-Nya. Kiranya kita semua memahami akan hal itu.
Sekali lagi dengan tandas saya sampaikan: Penggembalaan adalah tangan kanan TUHAN untuk mendatangkan pemeliharaan, perlindungan dan pembelaan.
 
Dan itu dinyatakan secara gamblang oleh Daud kepada Saul, di dalam 1 Samuel 17.
1 Samuel 17:32
(17:32) Berkatalah Daud kepada Saul: "Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu."
 
Daud berkata kepada Saul: “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia” Janganlah kita menjadi tawar hati karena Goliat (daging besar) dan juga karena orang Filistin (gambaran dari Setan).
Kehidupan yang tergembala tidak boleh tawar hati terhadap musuh abadi, yaitu:
1.      Goliat, gambaran dari daging.
2.      Filistin, gambaran dari Setan.
3.      Saya tambahkan; Mesir, gambaran dari dunia.
Itulah musuh dari pada TUHAN. Janganlah kita tawar hati.
 
Selanjutnya, Daud berkata kepada Saul: “Hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” Daud mengatakan itu dengan keyakinan penuh, bukan dengan keraguan, bukan dengan tawar hati.
 
RESPON SAUL atas keyakinan Daud.
1 Samuel 17:33
(17:33) Tetapi Saul berkata kepada Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit."
 
Saul tidak yakin bahwa Daud dapat mengalahkan Goliat. Alasan Saul untuk tidak yakin adalah:
Yang Pertama: Daud masih muda. Sebetulnya, kalau kita bandingkan dengan tulisan Rasul Paulus kepada orang Ibrani 5, di situ sudah sangat jelas dikatakan: Jika ditinjau dari sudut waktu, mereka sudah tua, berarti sudah seharusnya layak menjadi pengajar, tetapi rupa-rupanya, mereka masih diberi minum susu. Jadi, sebetulnya usia “tua” dan “muda” tidak bisa digunakan sebagai ukuran di dalam peperangan rohani. Usia tidak menentukan di dalam hal peperangan rohani.
Yang Kedua: Goliat telah menjadi prajurit dari masa mudanya. Berarti, di mata Saul, Goliat memiliki banyak pengalaman.
 
Memang, apa yang dikatakan oleh Saul kepada Daud itu sangat masuk di akal manusia duniawi, tidak bisa dipungkiri. Tetapi, mari kita bandingkan dengan ayat 34-35.
1 Samuel 17:34-35
(17:34) Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, (17:35) maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya.
 
Daud tidak menggunakan ukuran dari pada Saul, dan itu bisa dilihat dari perkataan Daud: “Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya.” Jadi, untuk menghadapi musuh, itulah daging besar dan Filistin (gambaran dari Setan), bukan diukur dari usia “tua” atau “muda”, tetapi sejauh mana kita menyerahkan diri untuk digembalakan oleh Gembala Agung.
 
Kembali kita memperhatikan perkataan Daud kepada Saul: “Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya.” Artinya, Daud adalah pribadi yang tergembala, sampai mendarah daging.
Mendarah daging, berarti:
1.      Tergembala adalah nafas hidupnya.
2.      Tergembala adalah nyawa dari pada Daud.
Itulah yang dinamakan “biasa tergembala, biasa menggembalakan kambing domba.
 
Jadi, supaya nyawa kita jangan putus, maka marilah kita tergembala. Tergembala itu sudah harus mendarah daging supaya nyawa jangan putus. Siapapun kita harus tergembala, bahkan hamba TUHAN yang sudah menerima 5 (lima) jabatan pun harus tergembala, berarti:
1.      Rasul harus biasa tergembala.
2.      Nabi harus biasa tergembala.
3.      Penginjil harus biasa tergembala.
4.      Gembala sidang (pemimpin rohani) harus biasa tergembala.
5.      Guru-guru atau pengajar harus biasa tergembala.
Artinya, penggembalaan itu sudah mendarah daging, sudah menjadi nafas hidupnya. Penggembalaan itu adalah nyawa. Supaya nyawa ini jangan terputus, jangan nafas hidup jangan terhenti, maka tergembalalah dengan sungguh-sungguh.
 
Lihatlah DAMPAK POSITIF TERGEMBALA: Dipelihara, dibela, dilindungi oleh Tunas Daud, Sang Gembala Agung. Sebagaimana dengan perkataan Daud: “Apabila datang singa atau beruang -- singa dan beruang adalah 2 (dua) dari kombinasi 3 (tiga) jenis binatang yang keluar dari dalam laut --, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya.” Tidak berhenti sampai di situ: “Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya.
Apa arti “janggut” di sini? Pengalaman dari naga merah padam mampu dikalahkan oleh Daud, oleh karena pengalaman dalam penggembalaan; jadi, bukan diukur oleh usia.
 
Ingat: Kita tidak akan mampu mengalahkan (menghadapi) ular naga merah padam, baik “kepala” dan “ekornya”, dengan kemampuan manusia daging. Tetapi kehidupan yang sudah tergembala, yang memiliki segudang pengalaman dalam kandang penggembalaan, itulah Daud, berkata kepada Saul: “Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya.” Tidak berhenti sampai di situ, Daud kembali berkata: “Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya.
“Kepala” dan “ekor” dari ular naga merah padam tidak mampu bertahan berdiri menghadapi kehidupan yang tergembala sampai mendarah daging. Gunakanlah pengalamanmu dalam penggembalaan ini. Inventarisirkan dalam dirimu masing-masing.
 
1 Samuel 17:36-37
(17:36) Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup." (17:37) Pula kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau."
 
Di sini kita melihat: Daud menceritakan pengalamannya ketika menjadi suatu kehidupan yang tergembala kepada Saul. Daud menginventarisirkan pengalaman di dalam penggembalaan; pengalaman Daud di dalam sebuah penggembalaan diinventarisir dan disampaikan kepada Saul, sehingga Daud yakin bahwa ia akan berkemenangan atas antikris dan nabi-nabi palsu, itulah “ekor” maupun “kepala” dari ular naga itu.
 
Sekalipun seseorang memiliki ...
-          segudang pengalaman secara duniawi,
-          sederet gelar di bahunya,
-          bahkan memiliki pengetahuan secara ilmiah,
namun tiadalah mungkin untuk dapat mengalahkan “kepala” dan “ekor” dari ular naga merah padam, yakni antikris dan nabi-nabi palsu.
Setinggi apapun ilmu yang dimiliki oleh manusia, sederet gelar apapun yang ada di atas bahunya, namun itu tidak akan mampu untuk mengalahkan “kepala” dan “ekor” dari naga merah padam, tidak akan mungkin mampu mengalahkan Setan; ingat itu.  Oleh sebab itu, jangan andalkan kekuatan masing-masing, sebab kemampuan, harta, kekayaan, gelar tinggi, pengalaman dunia tidak akan mampu mengalahkan “kepala” dan “ekor” Setan.
 
SEBAGAI BUKTI.
Kita akan memperhatikan Yesaya 30, dengan perikop: “Bukan Mesir, tetapi TUHAN yang memberi pertolongan” Pertolongan bukan datang dari Mesir atau dunia, tetapi datang dari TUHAN Yesus Kristus, Dialah Gembala Agung yang memelihara, melindungi, membela kawanan domba dalam sebuah penggembalaan.
 
Yesaya 30:15-16
(30:15) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan, (30:16) kamu berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.
 
Inilah janji Firman TUHAN kepada Israel, yaitu:
-          Dengan bertobat dan tinggal diam akan diselamatkan.
-          Dalam tinggal tenang dan percaya, terletak kekuatan kita.
Namun, lihatlah kenyataannya, sekalipun janji Firman sudah dinyatakan, tetapi Israel enggan, mereka menolak janji Firman TUHAN. Mengapa mereka menolak janji Firman TUHAN? Israel menolak janji Firman TUHAN, dengan 2 (dua) alasan:
1.      Mereka mau naik kuda cepat, tetapi sayangnya cepat-cepat berlari untuk binasa.
2.      Mereka mau mengendarai kuda tangkas, tetapi sayangnya, pengejar mereka lebih tangkas.
Ingat rumus daging:
-          Di atas daging masih ada daging yang lebih hebat.
-          Di atas orang kaya, masih ada yang lebih kaya dari kita.
-          Di atas orang hebat masih ada yang lebih hebat dari kita.
Jadi, kita tidak bisa mengandalkan daging ini dan kekuatannya, sebab pertolongan hanyalah datang dari TUHAN, sebab Dia adalah Gembala Agung, sementara penggembalaan ini adalah tangan kanannya yang mendatangkan pemeliharaan, perlindungan dan pembelaan bagi kawanan dombanya.
 
Lihat, saya akan membuktikannya di dalam Wahyu 9.
Wahyu 9:1
(9:1) Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.
 
Sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut; inilah cikal bakal dari antikris, berarti;
-          awalnya “telah ada” di langit sebagai bintang- bintang yang bercahaya di langit,
-          tetapi begitu dilemparkan ke dalam lobang jurang maut, akhirnya “tidak ada”,
-          namun sekali waktu, dia akan “muncul lagi” menjadi antikris.
Itulah seperti yang tertulis pada Wahyu 17:8 sama dengan Wahyu 9:1.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut. Berarti, fungsi kunci di sini adalah untuk membuka lobang jurang maut, sampai nanti banyak orang dilemparkan atau masuk ke dalam lobang jurang maut.
 
Wahyu 9:2
(9:2) Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu.
 
Ketika antikris membuka pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, yang menimbulkan dosa, dan dosa itu membumbung tinggi, sehingga matahari -- gambaran dari kasih Allah -- dan angkasa -- gambaran dari takhta Allah -- menjadi gelap oleh asap dari lobang itu.
Dunia ini nanti menjadi gelap karena kasih semakin dingin, karena dosa sudah membumbung tinggi naik dari lobang jurang maut.
 
Wahyu 9:3
(9:3) Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi.
 
Kemudian, dari asap itu keluarlah belalang-belalang ke atas bumi, dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi.
Belalang-belalang di sini adalah lambang atau gambaran dari tentara antikris yang begitu terlatih, gesit dan tangkas. Dan kita tidak akan mampu menghadapi ketangkasan dari tentara antikris ini dengan kekuatan manusia daging, dengan pengalaman manusia secara lahiriah, dengan pengetahuan secara ilmiah; itu tidak akan cukup. Sekalipun memiliki sederet gelar di atas pundak, namun tidak akan sanggup menghadapi ketangkasan dari tentara antikris ini. Hal ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
 
Intinya: Pengetahuan secara ilmiah dan pengalaman secara duniawi (sekuler), bahkan sekalipun ada gelar di atas pundak, namun seseorang tidak akan mampu untuk menghadapi “kepala” dan “ekor” dari ular naga merah padam yang besar itu.
 
1 Timotius 4:1-2
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
 
Di hari-hari terakhir, nanti banyak orang murtad, lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan karena tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. Jadi, sudah sangat jelas, bahwa oleh karena ekor naga merah padam -- itulah pendusta-pendusta dan nabi-nabi palsu --, maka banyak orang murtad, lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan.
Jadi, nabi-nabi palsu ini adalah pekerjaan dari setan, karena nabi-nabi palsu ini merupakan ekor dari naga merah padam yang akan menyesatkan banyak orang, sehingga mengikuti ajaran setan-setan.
 
Kita tidak akan bisa bertahan berdiri menghadapi “ekor” dari naga merah padam dengan pengetahuan secara sekuler (ilmiah) atau pengalaman secara duniawi, termasuk sederet gelar tinggi, karena Setan itu begitu licik, bahkan mampu memperdayakan manusia pertama dan isterinya. Apalagi manusia di akhir zaman, kalau tidak sungguh-sungguh berpegang teguh kepada pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, maka dia akan diperdaya oleh ekor naga merah padam.
 
Jadi, nabi-nabi palsu itu jelas adalah “ekor” naga merah padam, karena ajaran dari nabi palsu adalah ajaran Setan-Setan.
 
2 Tesalonika 2:9-10
(2:9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (2:10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
 
Kedatangan si pendurhaka, kedatangan dari antikris, apabila kelak antikris tampil di atas muka bumi ini, itu jelas adalah pekerjaan dari Setan, sedangkan antikris adalah “kepala” dari ular naga merah padam. Kemudian, kedatangan mereka, disertai dengan penampilannya antara lain;
-          disertai dengan rupa-rupa perbuatan ajaib,
-          disertai dengan tanda-tanda heran,
-          disertai dengan mujizat-mujizat palsu.
Mengapa disebut mujizat palsu? Sebab antikris mengadakan mujizat kesembuhan, tetapi mereka mengabaikan pengajaran salib -- itulah hikmat Allah dan kekuatan Allah --, sehingga sekalipun terjadi kesembuhan di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi kalau pengajaran salib -- itulah hikmat Allah dan kekuatan Allah -- diabaikan, maka itulah yang disebut mujizat kesembuhan palsu, sesuai Wahyu 13:3.
Singkat kata: Antikris adalah “kepala” dari ular naga merah padam, di mana dalam penampilannya, mereka akan mengadakan tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat palsu.
 
Siapa yang akan diperdaya oleh “kepala” dan “ekor” naga ini? Jawabnya ialah orang yang harus binasa, itulah;
-          orang yang terlena dengan mujizat-mujizat kesembuhan,
-          orang yang terlena dengan berkat-berkat secara lahiriah,
-          orang yang terlena dengan berhasil dan keberhasilan secara lahiriah,
tetapi tidak sibuk memperhatikan korban Kristus, tidak sibuk menjunjung tinggi korban Kristus.
Jadi, yang akan diperdaya oleh “kepala” dan “ekor” ular naga merah padam adalah orang-orang yang harus binasa, yaitu orang-orang yang tidak menerima dan tidak mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Kebenaran yang menyelamatkan, itulah darah salib Kristus, itulah hikmat Allah dan kekuatan Allah.
 
Tidak menerima dan tidak mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan, jelas itu adalah orang-orang yang menyangkal salib = orang-orang yang mengandalkan kekuatan manusia daging. Janganlah kita bodoh dan akhirnya binasa karena tidak menerima dan tidak mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan, dengan lain kata; tidak menjunjung tinggi korban Kristus.
 
Supaya jangan bodoh dan jangan binasa, mari kita perhatikan JALAN KELUARNYA.
Rut 3:16-17
(3:16) Setelah perempuan itu sampai kepada mertuanya, berkatalah mertuanya itu: "Bagaimana, anakku?" Lalu diceritakannyalah semua yang dilakukan orang itu kepadanya (3:17) serta berkata: "Yang enam takar jelai ini diberikannya kepadaku, sebab katanya: Engkau tidak boleh pulang kepada mertuamu dengan tangan hampa."
 
Di sini kita melihat: “Setelah perempuan itu sampai kepada mertuanya” Berarti, Rut tidak terlena dengan berkat-berkat yang diterima oleh Rut, sebaliknya dia kembali ingat Naomi, mertuanya = Ingat penggembalaan.
Hal ini menunjukkan bahwa Rut adalah pribadi atau suatu kehidupan yang tergembala dengan baik dan benar, tergembala dengan sungguh-sungguh. Oleh sebab itu, tergembalalah dengan sungguh-sungguh.
 
Apakah saudara rindu untuk tergembala sampai mendarah daging? Berarti, penggembalaan ini merupakan nafas hidup kita, penggembalaan ini merupakan nyawa kita; sebaliknya, jika tidak tergembala, maka nafas terputus dan nyawa juga terputus, dengan lain kata; mati sebelum binasa.
 
Yehezkiel 20:37
(20:37) Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.
 
Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku, artinya; tergembala dan mengikuti segala aturan dalam penggembalaan, itu karena kemurahan hati TUHAN. Dan TUHAN berkemurahan kepada siapa ia berkemurahan.
Saya mau tambahkan sedikit: “Tergembala” dengan “beribadah” itu tidak sama, itu berbeda. Orang yang hanya sekedar beribadah, orang semacam ini belum tentu tergembala; tetapi orang yang tergembala, sudah pasti berbakti dan beribadah kepada TUHAN, dan ibadahnya sudah pasti memuncak sampai doa penyembahan, sehingga terlepas dari daya tarik bumi, tidak terlena dengan segala berkat-berkat secara lahiriah.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Aku akan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu, artinya; kehidupan yang tergembala akan dihitung oleh Gembala Agung, berarti; menjadi bilangan dari TUHAN, bilangan dari tubuh Kristus. Menjadi bilangan dari tubuh Kristus, itu adalah sesuatu yang sangat berarti bagi kita. Jangan sampai kita terhilang dan menjadi bilangan antikris; karena tidak sungguh-sungguh, akhirnya menjadi murtad, menjadi bilangan antikris 666 (enam ratus enam puluh enam).
 
Yehezkiel 20:38
(20:38) Aku akan memisahkan dari tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Aku; Aku akan membawa mereka keluar dari negeri, tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi di tanah Israel mereka tidak akan masuk. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.
 
Inilah keadaan dari suatu kehidupan yang tergembala, yaitu dipisahkan dari tengah-tengah orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap TUHAN, dengan lain kata; terpisah dari antikris.
Kemudian, sesudah terpisah dari antikris, di sini dikatakan: Aku akan membawa mereka keluar dari negeri, tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi di tanah Israel mereka tidak akan masuk. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.
 
Sejenak, kita terlebih dahulu akan melihat Yehezkiel 37.
Yehezkiel 37:23
(37:23) Mereka tidak lagi menajiskan dirinya dengan berhala-berhalanya atau dewa-dewa mereka yang menjijikkan atau dengan semua pelanggaran mereka. Tetapi Aku akan melepaskan mereka dari segala penyelewengan mereka, dengan mana mereka berbuat dosa, dan mentahirkan mereka, sehingga mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahnya.
 
Jadi, sudah sangat jelas di sini dikatakan, bahwa: Tergembala itu hanya karena kemurahan oleh darah salib Kristus, sehingga kita dilepaskan dari berhala-berhala dan dari dewa-dewa kejijikan dan dari semua pelanggaran-pelanggaran kita.
 
Lebih jauh kita memperhatikan ayat 24.
Yehezkiel 37:24
(37:24) Maka hamba-Ku Daud akan menjadi rajanya, dan mereka semuanya akan mempunyai satu gembala. Mereka akan hidup menurut peraturan-peraturan-Ku dan melakukan ketetapan-ketetapan-Ku dengan setia.
 
Perhatikan, ciri-ciri kehidupan yang tergembala:
Yang Pertama: Digembalakan oleh satu orang gembala. Jadi, tidak digembalakan oleh banyak gembala, karena kadang-kadang, pengertian si A dan si B, ditambah pengertian si C tidaklah sama, itulah yang akan membuat seseorang tidak bertahan dalam sebuah penggembalaan. Maka, tidak sembarang hamba TUHAN saya beri kesempatan di mimbar ini, supaya saudara jangan bingung; sebab kita semua harus digembalakan oleh satu pengertian yang benar dan murni, tidak boleh digembalakan oleh pengertian sendiri, pemahaman sendiri, tetapi harus digembalakan oleh satu orang gembala, Yesus Gembala Agung.
Yang Kedua: Mengikuti peraturan-peraturan yang ada di dalam penggembalaan. Jadi, tidak boleh beribadah dengan menggunakan peraturan sendiri; itu sebabnya, tadi saya katakan; “beribadah” tidak sama dengan “tergembala”. Orang yang hanya sekedar “beribadah” belum tentu “tergembala” rohaninya, tetapi orang yang “tergembala” sudah pasti beribadah dan berbakti kepada TUHAN. Jadi, yang TUHAN mau adalah tergembala dengan sungguh-sungguh, sebab penggembalaan ini adalah tangan kanan TUHAN untuk mendatangkan pemeliharaan, perlindungan dan pembelaan dari TUHAN.
Tidak mungkin kita mampu menghadapi “kepala” dan “ekor” ular naga merah padam dengan pengetahuan secara ilmiah dan pengalaman secara sekuler (duniawi), juga sekalipun memiliki sederet gelar di atas bahu masing-masing.
Yang Ketiga: Melakukan Firman Allah dengan setia. Dengan demikian, TUHAN akan mengangkat kita di atas segala bangsa di atas muka bumi ini.
 
Yehezkiel 20:40
(20:40) Sebab di atas gunung-Ku yang kudus, di atas gunung Israel yang tinggi, demikianlah firman Tuhan ALLAH, di sana di tanah itu segenap kaum Israel dalam keseluruhannya akan beribadah kepada-Ku. Di sana Aku akan berkenan kepadamu dan di sana Aku akan menuntut dari kamu persembahan-persembahan khususmu dan sajian-sajianmu yang terpilih, segala yang kamu kuduskan.
 
Sebab di atas gunung-Ku yang kudus, di atas gunung Israel yang tinggi, demikianlah firman Tuhan ALLAH, di sana di tanah itu segenap kaum Israel dalam keseluruhannya akan beribadah kepada-Ku. Jadi, jelas, puncak ibadah adalah gunung Sion. Wujudnya dalam kehidupan kita sehari-hari, dalam pengikutan kita kepada TUHAN adalah doa penyembahan, yang sama artinya dengan penyerahan diri kita sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
Inilah kehidupan yang tergembala; mereka itu akan beribadah kepada TUHAN sampai kepada puncak ibadah, itulah gunung Sion, di mana wujudnya adalah doa penyembahan.
 
Di sana Aku akan berkenan kepadamu dan di sana Aku akan menuntut dari kamu persembahan-persembahan khususmu dan sajian-sajianmu yang terpilih, segala yang kamu kuduskan.
Selanjutnya, dari atas gunung TUHAN, TUHAN menuntut 2 (dua) hal dari suatu kehidupan yang tergembala, Yang Pertama: PERSEMBAHAN-PERSEMBAHAN KHUSUS.
Kapan persembahan khusus ini dibawa kepada TUHAN? Yaitu setelah membawa persembahan persepuluhan, setelah mengambil 1 (satu) dari 10 (sepuluh). Setelah 1 (satu) dari 10 (sepuluh) diambil, berarti masih sisa 9 (sembilan); dari sisa 9 (sembilan) ini masih bisa digunakan atau dijadikan sebagai persembahan khusus kepada TUHAN.
Banyak persembahan khusus kita yang harus kita bawa dan kita persembahkan kepada TUHAN. Mungkin ada yang mau tergerak malam ini untuk membawa persembahan khusus untuk pembelian gedung gereja; engkau bisa berikan (khususkan) Rp 100.000,- (seratus ribu), berikan saja, khususkan untuk pembelian gedung gereja, kalau engkau mengerti Firman, kalau hatimu tergerak, terketuk oleh Firman malam ini. Hai, sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang Cilegon, sepeser pun kalau ada dan engkau tergerak, maka berikanlah sepeser itu. Tidak dituntut seberapa besarnya; pokoknya, setelah mengembalikan milik TUHAN 1 (satu) dari 10 (sepuluh), masih sisa 9 (sembilan); dari sisa 9 (sembilan) ini engkau bisa khususkan untuk apa saja, engkau boleh khususkan untuk pembelian gedung gereja, sebab terlalu lama kita mengontrak gedung gereja ini. Kalau dikumpul-kumpul, sudah puluhan juta setiap tahunnya; lalu bongkar pasang perlengkapan ibadah, karena gedung gereja dipakai bersama-sama dengan organisasi lain. Bukan kita mau bersungut-sungut, tetapi kalau kita memulainya malam ini, kalau kita mempraktekkan Firman TUHAN, maka tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.
Bawalah persembahan khususmu, sebab itu sangat dituntut oleh TUHAN. Tidak diukur berapa banyak, tetapi yang pasti, sesudah mengembalikan milik TUHAN 1 (satu) dari 10 (sepuluh), masih sisa 9 (sembilan); ambillah itu, khususkan untuk apa saja.  Kalau engkau mempunyai sepasang telinga, langsung praktekkan malam ini. 
 
Dari atas gunung TUHAN, TUHAN menuntut 2 (dua) hal dari suatu kehidupan yang tergembala, Yang Kedua: ROTI SAJIAN.
Keluaran 29:1-2
(29:1) "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela, (29:2) roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.
 
Inilah yang TUHAN tuntut dan TUHAN tentukan sebagai tahbisan imam, yaitu:
1.      Roti yang tidak beragi, berarti; kebenaran tanpa dosa, tanpa kejahatan, tanpa keburukan, termasuk ragi orang Farisi, termasuk ragi Saduki dan ragi Herodes.
2.      Roti bundar yang tidak beragi. Inilah kebenaran yang disertai dengan kasih yang tidak berkesudahan.
3.      Roti tipis yang tidak beragi, berarti; kebenaran yang disertai dengan kerendahan di hati.
Jadi;
1.      Kebenaran tanpa kejahatan dan kenajisan.
2.      Kebenaran yang disertai dengan kasih yang tak berkesudahan.
3.      Kebenaran yang disertai dengan kerendahan di hati.
Inilah roti sajian.
 
Inilah peraturan-peraturan yang harus kita kerjakan, sesuai dengan tuntutan-tuntutan kepada kita dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon.
 
Yehezkiel 20:41
(20:41) Seperti kepada persembahan yang harum Aku berkenan kepadamu pada waktu Aku mengeluarkan kamu dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari negeri-negeri, di mana kamu berserak, dan Aku akan menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan bangsa-bangsa.
 
Persembahan-persembahan khusus dan sajian-sajian, itu merupakan persembahan yang bau harum dan sungguh menyenangkan hati TUHAN, sampai kita berada di dalam suatu himpunan yang besar, itulah Pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.
Jadi, ikuti dahulu aturan itu, lakukanlah dua hal yang dituntut oleh TUHAN itu, sampai berada dalam suatu perhimpunan yang sempurna, itulah yang disebut lewat Pengajaran Pembangunan Tubuh Mempelai, kita dibawa masuk dalam perhimpunan yang besar, itulah yang disebut Tubuh Mempelai, pengantin perempuan mempelai Anak Domba.
 
Tentu saja kita berbahagia pada malam hari ini; oleh karena akal yang mengandung hikmat, kita mampu berdiri bertahan, mampu menghadapi “kepala” dan “ekor” dari naga merah padam yang besar. Jadi, sesibuk-sibuk apapun kita di atas muka bumi ini, ingatlah penggembalaan, kembalilah ke kandang penggembalaan.
Demikianlah Rut; sekalipun sudah memperoleh berkat kemurahan yang berlimpah-limpah dari Boas, tetapi Rut tetap ingat Naomi, mertuanya; Rut tetap kembali kepada Naomi, mertuanya itu, itulah yang memelihara kehidupan kita. Dan pada akhirnya, pengalaman dalam penggembalaan ini, kita inventarisir supaya pada akhirnya kita berkemenangan menghadapi singa dan beruang; itulah gambar dan lambang dari antikris.
Wahyu TUHAN, pengajaran akhir zaman, dan segala sesuatu yang akan terjadi di depan, sudah TUHAN nyatakan malam ini.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment