KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, September 23, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 19 AGUSTUS 2021



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 19 AGUSTUS 2021
 
KITAB RUT
(Seri: 149)
 
Subtema: MENGAPA ANAK MANUSIA DATANG KE DUNIA?
 
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia dalam ketekunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci; kiranya TUHAN juga melawat, mengulurkan dua tangan-Nya sebagai tanda lawatan bagi kita sekaliannya.
Selanjutnya, marilah kita mohonkan kemurahan TUHAN, supaya kiranya Firman itu keluar, yakni Firman itu dibukakan untuk meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi seberapa yang hadir.
 
Mari kita memperhatikan STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab. Sekarang, kita berada pada Rut 3 ayat yang terakhir, yaitu ayat 18.
Rut 3:18
(3:18) Lalu kata mertuanya itu: "Duduk sajalah menanti, anakku, sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga."
Kalimat yang harus kita perhatikan dari Rut 3:18 adalah Naomi berkata kepada Rut menantunya itu: Sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga.
 
Singkat kata: Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga, tidak akan pernah berhenti bekerja sebelum pekerjaannya itu selesai. Ini adalah suatu contoh yang ditinggalkan oleh TUHAN bagi kita sekaliannya; oleh sebab itu, imam-imam, pelayan TUHAN, dimulai dari saya -- sebagai hamba TUHAN, sebagai gembala sidang --, sampai kepada seluruh sidang jemaat, biarlah kita belajar untuk menyelesaikan pekerjaannya sampai tuntas. Jangan pernah berhenti bekerja sebelum pekerjaan itu selesai; baik susah maupun senang, biarlah kita belajar untuk menyelesaikan pekerjaan yang TUHAN percayakan. “Jangan berhenti bekerja sebelum pekerjaan itu selesai”, jadikanlah itu sebagai motto dalam hidup kita masing-masing. Ini adalah suatu kehidupan yang tangguh di hadapan TUHAN.
 
Terkait dengan hal itu, mari kita membaca Matius 20.
Matius 20:28
(20:28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
 
Anak Manusia datang ke dalam dunia ini bukan untuk dilayani, mengapa? Jawabnya; kalau Dia yang dilayani, berarti orang lain yang bekerja, dan Dia akan kehilangan pekerjaan itu, dengan lain kata; status-Nya menjadi pengangguran. Dia datang ke dunia, lalu menjadi pengangguran, itu adalah sesuatu yang tidak mungkin.
Ingat: Serigala dan burung adalah gambaran dari roh jahat dan roh najis, yang sampai hari ini tidak berhenti bekerja. Jadi, bayangkan kalau Yesus datang ke dunia menjadi pengangguran, sementara serigala dan burung tidak berhenti bekerja sampai hari ini.
 
Mari, kita perhatikan Matius 8.
Matius 8:19-20
(8:19) Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." (8:20) Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
 
Mengikuti TUHAN tetapi menjadi liangnya serigala dan menjadi sarangnya burung, ini adalah suatu contoh pengikutan yang salah dan contoh pengikutan yang keliru; sebab, jika hal itu terjadi, maka Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.
Sesungguhnya, Kristus adalah Kepala, dan tempatnya adalah tubuh-Nya; hal ini harus dipahami. Tetapi kalau tubuh ini menjadi liangnya serigala, dan menjadi sarangnya burung, maka Anak Manusia tentu tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya, sementara serigala dan burung sampai hari ini aktif bekerja.
 
Itu sebabnya, tadi saya katakan; saudara bisa bayangkan bila Yesus datang ke dunia, tetapi dalam keadaan pengangguran, maka apakah yang akan dialami oleh tubuh Kristus sementara serigala bekerja aktif, burung bekerja aktif sampai hari ini -- kicauan burung di udara tidak berhenti --.
Hal inilah yang melatar-belakangi atau mendasari sehingga Anak Manusia datang ke dalam dunia ini bukan untuk dilayani, karena Anak Manusia bukanlah si pemalas.
 
Selanjutnya, sedikit kita akan menyinggung tentang serigala dan burung, yang diawali tentang: SERIGALA.
Serigala à Roh-roh jahat yang bekerja aktif di dalam diri nabi-nabi palsu.
 
Mari kita lihat PEMBUKTIANNYA  di dalam Matius 7, dengan perikop: “Hal pengajaran yang sesat
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Nabi-nabi palsu menyamar seperti domba, namun sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Pendeknya: Nabi-nabi palsu adalah serigala berbulu domba; dia adalah serigala, tetapi berbulu domba. Ini adalah penyamaran yang sangat unik; di dalam penyamaran ini, kalau gereja TUHAN tidak berhati-hati di hari-hari terakhir ini, maka tidak tertutup kemungkinan akan dimangsa oleh serigala = Tubuh menjadi liangnya serigala.
Hati-hati; maka, oleh sebab itu, malam ini kita harus mengerahkan perhatian kita sepenuhnya untuk pemberitaan Firman TUHAN yang harus kita terima malam ini.
 
Matius 7:23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Kalau kita perhatikan di sini: Yang menjadi motor penggerak sehingga nabi-nabi palsu aktif bekerja adalah roh-roh jahat, sebab di sini TUHAN berkata kepada nabi-nabi palsu: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
Jadi, nabi-nabi palsu ini adalah benar-benar pembuat kejahatan, mengapa? Karena motor penggerak sehingga nabi-nabi palsu aktif bekerja adalah roh-roh jahat, dengan demikian nabi-nabi palsu disebut pembuat kejahatan.
 
BUKTI YANG PERTAMA bahwa bahwa serigala adalah roh-roh jahat yang aktif bekerja dalam diri nabi-nabi palsu.
Matius 7:21-22
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
 
Di sini kita melihat: Nabi-nabi palsu aktif bekerja ...
-          Untuk bernubuat.
-          Untuk mengusir Setan.
-          Dan untuk mengadakan banyak mujizat.
Tetapi di tengah-tengah mereka bekerja, yang sangat disayangkan adalah mereka itu mengabaikan kehendak Allah Bapa di sorga, yaitu sengsara salib di Golgota. Itu sebabnya, pada ayat 21 dikatakan: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
 
Jadi, nabi-nabi palsu ini mengabaikan kehendak Allah Bapa di sorga, yaitu sengsara salib di Golgota, berarti yang menjadi motor penggerak sehingga nabi-nabi palsu bekerja aktif ialah roh-roh jahat; bukan sengsara salib di Golgota, bukan karena kasih Allah, bukan karena kehendak Allah Bapa, tetapi karena roh-roh jahat.
Manakala mujizat kesembuhan terjadi yang dikerjakan oleh hamba-hamba TUHAN, bukan berarti itu berasal dari TUHAN. Kalau motor penggeraknya bukan karena sengsara salib, bukan karena kehendak Allah Bapa, bukan karena kasih sorgawi, maka yang menjadi motor penggeraknya adalah roh-roh jahat; itu sebabnya, nabi-nabi palsu disebut “pembuat kejahatan.
 
Sampai di sini, saya berharap, bukan saja sidang jemaat yang hadir secara offline, namun sidang jemaat yang mengikuti secara online di rumah (kediaman) masing-masing, baik anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN di Bandung dan di Malaysia, saya berharap saudara sudah mengerti Firman yang disampaikan sejauh ini.
 
BUKTI YANG KEDUA bahwa serigala adalah roh-roh jahat yang aktif bekerja dalam diri nabi-nabi palsu.
Mari kita perhatikan 1 Timotius 4, dengan perikop: “Tugas Timotius dalam hal menghadapi pengajar sesat.
1 Timotius 4:1-2
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
 
Nabi-nabi palsu disebut juga pendusta-pendusta dan mereka itu berada di bawah pengaruh-pengaruh yang kuat dari roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan, dengan kata lain; nabi-nabi palsu dikuasai oleh roh-roh jahat.
 
Mari kita selidiki lebih jauh lagi pada ayat 3.
1 Timotius 4:3
(4:3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.
 
Di sini kita perhatikan: Nabi-nabi palsu, yang pertama; MELARANG ORANG KAWIN.
Sebetulnya, hal ini bertentangan dengan penciptaan dari sejak semula; Adam (manusia) diciptakan dari tanah liat, tetapi TUHAN melihat bahwa tidak baik jika manusia itu seorang diri, maka TUHAN membuat (memberikan) seorang penolong bagi dia dari satu tulang rusuk Adam lewat operasi besar-besaran. Jadi, ajaran ini bertentangan dari ajaran yang ada dari sejak semula.
 
Kemudian, nabi-nabi palsu, yang kedua; MELARANG MAKAN MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.
 
Mari kita lihat “makan makanan yang diciptakan Allah”, di dalam Injil Yohanes 4.
Yohanes 4:34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Makanan Yesus, Anak Allah, ialah:
1.       Melakukan kehendak Allah -- jelas ini adalah makanan yang diciptakan oleh Allah --, berarti; sangkal diri, pikul salib, ikut TUHAN. Inilah kehendak Allah Bapa.
2.       Menyelesaikan pekerjaan dari Allah Bapa. Ini juga merupakan makanan yang diciptakan oleh Allah.
 
Tentang hal yang kedua ini, yaitu “menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa”, kita akan lihat lebih dalam, dengan terlebih dahulu memperhatikan kata “menyelesaikan”. Kata dasar “menyelesaikan” adalah “selesai.
 
Terkait dengan kata “selesai”, mari kita perhatikan Yohanes 19.
Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
 
Sesudah minum anggur asam, selanjutnya Yesus berkata: “Sudah selesai”. Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya atau Yesus telah mati di kayu salib, itu sebabnya Dia layak untuk berkata “sudah selesai.
 
WUJUD KEMATIAN YESUS DI KAYU SALIB.
Yohanes 19:32-34
(19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, (19:34) tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
 
Di sini kita melihat: Prajurit-prajurit tidak mematah-matahkan kaki Yesus, mengapa? Karena Yesus telah mati di kayu salib. Berbeda dengan 2 (dua) penjahat yang disalibkan dengan Yesus di sebelah kiri dan di sebelah kanan; prajurit-prajurit itu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus, karena kedua penjahat ini belum mati di kayu salib. Tetapi, prajurit-prajurit itu tidak mematah-matahkan kaki Yesus, karena Yesus telah mati di kayu salib, sebab kalau sudah mati, untuk apa dipatahkan? Tujuan prajurit-prajurit mematah-matahkan kaki adalah karena kedua penjahat ini belum mati, tetapi karena Yesus telah mati di kayu salib, maka prajurit-prajurit tidak mematah-matahkan kaki Yesus.
Jelas, hal ini berbicara tentang terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna. Bagian dari anggota-anggota tubuh tidak terpatah-patahkan, tidak terpisah-pisahkan, mengapa? Karena Yesus telah mati di kayu salib. Jelas, ini berbicara tentang terwujudnya kesatuan tubuh, terpeliharanya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.
 
Tubuh itu satu, walaupun anggota-anggotanya banyak, beragam, dan berbeda-beda; berbeda karakter, berbeda tabiatnya, berbeda suku, kaum, bangsa dan ras, semuanya berbeda, tetapi satu. Karena Kepala juga satu, maka tubuh juga satu, walaupun anggotanya banyak dan berbeda-beda; maka, karunia-karunianya juga tentu berbeda-beda, jabatan-jabatan juga pasti berbeda-beda.
 
Tetapi perhatikan baik-baik: Dengan matinya Yesus di atas kayu salib, maka anggota tubuh yang berbeda-beda itu tidak terpisah-pisahkan.
TUHAN telah mempercayakan satu kereta kepada kita, yaitu Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT), di mana tujuannya tidak lain tidak bukan, untuk membawa Pengajaran Pembangunan Tabernakel, untuk membawa Pengajaran Pembangunan Tubuh Kristus (Tubuh Mempelai).
Jadi, kesatuan ini dimulai dari nikah;
-          Kesatuan antara saya dengan isteri saya.
-     Kemudian, nikah yang lebih besar adalah dalam penggembalaan GPT “BETANIA”, antara saya dan saudara harus terwujud kesatuan tubuh.
Jangan sampai saudara memisahkan diri sebagai anggota tubuh Kristus. Ingat; TUHAN sudah memberikan dan mempercayakan sebuah kereta kepada kita yang sangat indah, itulah Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT), atau Pengajaran Pembangunan Tubuh Kristus, atau Pengajaran Pembangunan Tubuh Mempelai; maka, kita yang dipercayakan ini harus nyata kesatuan itu dimulai dari diri kita masing-masing. Oleh sebab itu, jangan sesekali kita memisahkan diri dari anggota tubuh yang lain.
Kalau memang ingin terlibat langsung di dalam rangka pembangunan tubuh Kristus, jangan menjadi suatu kehidupan yang egois, jangan menjadi suatu kehidupan yang hanya memikirkan nasibnya sendiri, yang hanya memikirkan keinginannya sendiri, yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri.
 
Terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna -- yang disebut juga tubuh Mempelai -- adalah gambaran dari gunung Sion, sebagai sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.
Pendeknya: Muara dari ibadah pelayanan adalah pesta nikah Anak Domba, sesuai dengan Wahyu 19:6-9.
 
Jadi, itulah makanan Yesus, Anak Allah:
-          Yang pertama ialah “melakukan kehendak Allah Bapa”, berarti; sangkal diri, pikul salib, ikut TUHAN.
-     Yang kedua ialah “menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa. Hal ini berbicara tentang kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.
 
Kita kembali untuk membaca 1 Timotius 4.
1 Timotius 4:3
(4:3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.
 
Kembali saya sampaikan: Nabi-nabi palsu melarang orang kawin dan melarang orang makan makanan yang sehat, itulah makanan yang diciptakan oleh Allah, mengapa? Jawabnya; karena di dalam pelayanan mereka, nabi-nabi palsu dimotori oleh roh-roh jahat.
Semestinya, kita harus betul-betul menikmati makanan yang sehat, itulah Pengajaran Pembangunan Tabernakel, supaya membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, sebagai sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini. Tetapi kenyataannya, nabi-nabi palsu justru melarang orang kawin dan melarang orang makan makanan yang diciptakan oleh Allah, mengapa? Karena mereka melayani TUHAN dimotori oleh roh-roh jahat.
 
1 Timotius 4:4-6
(4:4) Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, (4:5) sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa. (4:6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
 
Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel atau Pengajaran Pembangunan Tabernakel merupakan makanan sehat yang semestinya dinikmati (dikonsumsi) yang disertai dengan ucapan syukur bagi orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran, sebab Pengajaran Pembangunan Tabernakel berkuasa untuk membawa, berkuasa untuk menggiring kita untuk selanjutnya berada dalam pesta nikah Anak Domba sebagai sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.
 
Jadi, saat kita menikmati makanan sehat yang semestinya dikonsumsi, maka harus disertai dengan ucapan syukur, karena Pengajaran Pembangunan Tabernakel membawa (menggiring) kita untuk bersanding kelak dengan Mempelai Laki-Laki Sorga dalam perjamuan malam kawin Anak Domba -- disebut juga pesta nikah Anak Domba -- sebagai sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi, sebagai muara dari ibadah, muara dari pelayanan-pelayanan di atas muka bumi ini.
 
1 Timotius 4:7
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
 
Ciri-ciri pelayanan dari nabi-nabi palsu ialah menyampaikan satu atau dua ayat Firman Allah, tetapi;
-          ditambahkan dengan takhayul-takhayul,
-          ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua,
-          serta ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol,
tujuannya adalah supaya memberi penjelasan.
Tetapi, percayalah kepada Firman TUHAN; tiadalah mungkin cerita-cerita isapan jempol dapat memberi penjelasan ayat Firman TUHAN. Misalnya; satu ayat lalu disempurnakan dengan cerita si kancil, cerita si kura-kura, cerita si buaya, itu adalah sesuatu yang tidak mungkin.
Cerita si kancil tidak mungkin menyempurnakan satu ayat supaya sidang jemaat menjadi suci dan sempurna, itu tidak mungkin; tetapi itu harus dikerjakan oleh nabi-nabi palsu sebagai daya pikat yang luar biasa sehingga nanti banyak jiwa dikumpulkan di tempat itu, tetapi tujuannya tidak jelas.
 
Mengapa nabi-nabi palsu harus melakukan itu? Karena motor penggerak dia bekerja dan aktif adalah roh-roh jahat.
Kalau motor penggeraknya adalah kehendak Allah Bapa, kalau motor penggeraknya adalah kasih Allah (salib di Golgota), tentu saja yang diajarkan adalah pengalaman kematian dan kebangkitan, supaya kita bertekun, sebab itu adalah jalan kita di bumi ini dan kita harus bertekun di atas jalan itu sambil menantikan kedatangan TUHAN.
Soal kesembuhan, keberkatan, teori kemakmuran, prespority, itu merupakan bonus manakala kita mencari sorga, maka di dalamnya ada kebenaran sejati, di mana Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Saya kira, hal ini jelas sekali; jujurlah kepada hati nurani masing-masing.  
 
KESIMPULANNYA: Dua bukti yang sudah saya sampaikan di atas sudah sah bahwasanya nabi-nabi palsu di tengah-tengah pelayanan mereka jelas-jelas dimotori oleh roh-roh jahat.
-          Bukti pertama dari Injil Matius 7:15.
-          Bukti kedua dari 1 Timotius 4:1-7.
Itu sedikit saja tentang “serigala” à roh-roh jahat.
 
Saya bersyukur dan berterima kasih kepada TUHAN, karena kita tidak disesatkan oleh TUHAN. TUHAN berikan, TUHAN percayakan Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) kepada TUHAN; itu adalah cinta kasih TUHAN yang teramat besar dan istimewa bagi keluarga GPT “BETANIA” di mana pun anda berada, yang sedang mengikuti pemberitaan Firman ini, asal saudara tekun dan rendah hati dalam mengikutinya.
 
Sekarang, kita akan melihat dan mengikuti penjelasan tentang: BURUNG.
Burung à Roh-roh najis, yang bekerja aktif di dalam diri (tubuh) antikris.
 
Wahyu 18:2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
Babel adalah tempat bersembunyi segala burung yang najis.
 
Wahyu 18:3
(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."
Semua bangsa dan raja-raja, serta pedagang-pedagang di bumi menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsu cabul dari perempuan Babel, atau oleh kenajisan dari perempuan Babel. Singkat kata: Pelacuran-pelacuran (menduakan hati TUHAN) itu bisa menyebabkan bangsa-bangsa dan raja-raja, serta pedagang-pedagang di bumi menjadi kaya. Tetapi hati-hati, orang yang mendua hati tidak mendapatkan apa-apa, percaya saja.
 
Lebih jauh kita melihat Wahyu 17, dengan perikop: “Penghakiman atas Babel.
Wahyu 17:1
(17:1) Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
Perempuan Babel disebut pelacur besar yang duduk di tempat yang banyak airnya. Air yang banyak, itu adalah gambaran dari lautan dunia, itulah bangsa-bangsa yang datang dari berbagai suku, kaum dan bahasa.
 
Wahyu 17:2-3
(17:2) Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya." (17:3) Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
 
Perempuan Babel, pelacur besar itu duduk di atas seekor binatang yang mempunyai 7 (tujuh) kepala dan 10 (sepuluh) tanduk. Artinya, antikris ditunggangi oleh roh-roh najis, ditunggangi oleh burung yang najis (perempuan Babel), sehingga air yang banyak atau lautan dunia -- itulah bangsa-bangsa, antara lain raja-raja dan penghuni bumi -- menjadi kaya oleh anggur percabulannya.
Pendeknya: Kaya dengan cara melacur atau kaya dengan cara menduakan hati TUHAN, sama seperti Esau, di dalam Ibrani 12:16. Esau ini berlaku cabul, mengapa? Karena hanya sepiring kacang merah, dia harus menjual hak kesulungannya; hanya karena sesuap nasi, seseorang lantas meninggalkan ibadah dan pelayanan; hanya karena kesibukan-kesibukan di dunia, hanya karena pekerjaan, karena lembur, karena overtime, seseorang meninggalkan ibadah pelayanan, itu adalah pelacuran. Memang dia menjadi kaya, tetapi dengan cara pelacuran secara rohani; itu adalah nafsu rendah (murahan), inilah ajaran antikris, mengapa? Karena antikris sudah ditunggangi oleh burung-burung yang najis di udara, antikris dikuasai oleh roh najis.
 
Maka, kalau kita perhatikan lebih jauh, baik di dalam Daniel, antikris nanti akan merubah gaya ibadah dengan menjalankan ibadah fasik, sesuai Daniel 8. Lalu, apa saja yang mereka kerjakan berhasil dan mengalami keberhasilan; apa saja yang diperbuat mereka diberkati dan mengalami keberkatan, karena mereka sudah merubah ibadah yang sesungguhnya dengan cara ibadah fasik.
Jadi, dengan melacur bisa menjadikan seseorang kaya. Air yang banyak, lautan dunia, itulah bangsa-bangsa yang datang dari suku, kaum, bahasa dan bangsa bisa menjadi kaya lewat pelacuran, tetapi hati TUHAN tersakiti. Kalau dikuasai pelacuran, maka hati TUHAN tersakiti, dan itu sangat dibenci oleh TUHAN.
 
Bayangkan, kalau hal ini terjadi menimpa gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini, di mana perjalanan rohani kita sudah berada pada mil-mil terakhir, namun TUHAN datang ke dalam dunia dalam keadaan pengangguran, ingat; serigala dan burung bekerja aktif.
Apa yang terjadi kalau TUHAN Yesus pengangguran di dunia ini? Tetapi TUHAN Yesus datang ke dalam dunia ini bukan untuk dilayani, sebab Yesus bukan pemalas. Sidang jemaat GPT “BETANIA” juga kiranya bukan pemalas, bukan hanya yang suka tidur. Pemalas itu bagaikan engsel pintu yang berputar-putar di tempat tidur, yang memiliki banyak alasan. Dalam Amsal 26:13, si pemalas berkata: “Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!”, ia suka membesar-besarkan perkara, padahal dia itu pemalas, dengan alasan: “Aduh, kurang enak badan.
Tidak cocok rasanya kalau laki-laki berkata “kurang enak badan.” Hanya untuk mengerjakan pekerjaan yang terkait dengan kelancaran ibadah pelayanan dalam penggembalaan ini, masakan harus menggunakan alasan “kurang enak badan.” Malam ini kita menikmati pembukaan Firman TUHAN adalah karena kemurahan TUHAN; maka, kita harus terlibat di dalamnya, harus mengerti pekerjaan TUHAN. Masing-masing kita harus tahu bagiannya. Bersikaplah seperti laki-laki, jangan seperti perempuan; susah maupun senang harus kuat dan teguh hati, itulah “laki-laki”, gentle.
 
Kita sudah melihat tentang “serigala” dan “burung” secara singkat. Jadi, inilah yang melatar-belakangi sehingga Anak Manusia datang ke dunia ini bukan untuk dilayani. Kalau Yesus datang untuk dilayani, maka tentu saja pekerjaan penebusan tidak terlaksana, padahal Rut datang berbaring di kaki Boas hanya dengan satu tujuan, yaitu menyampaikan permohonan perlindungan dan penebusan kepada Boas.
 
Ingat: Bersikaplah seperti laki-laki, berarti kuat dan teguh hati, tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan.
 
Kita kembali untuk membaca Matius 20.
Matius 20:28
(20:28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
 
Anak Manusia datang ke dalam dunia ini bukan untuk dilayani, melainkan untuk 2 (dua) hal, Yang Pertama: UNTUK MELAYANI = Aktif bekerja.
-          Mendahului memberi hormat, itu juga aktif bekerja.
-          Kemudian, jangan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, itu juga aktif bekerja.
 
Mari kita perhatikan Filipi 2.
Filipi 2:1-2
(2:1) Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, (2:2) karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
 
Di dalam Kristus ada 5 (lima) hal, yaitu:
1.       Nasihat.
2.       Penghiburan kasih.
3.       Persekutuan Roh.
4.       Kasih mesra.
5.       Belas kasihan.
Maka, di dalam gereja TUHAN juga ada 5 (lima) hal, yaitu:
1.       Sehati.
2.       Sepikir.
3.       Satu kasih.
4.       Satu jiwa.
5.       Satu tujuan.
Jika di dalam Kristus ada 5 (lima) hal, maka di dalam gereja TUHAN juga harus ada 5 (lima) hal, supaya terjadi keseimbangan. Seimbang, berarti; kualitas rohani kita sederajat dengan kualitas rohani dari Mempelai Laki-Laki Sorga.
 
Filipi 2:3-4
(2:3) dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; (2:4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
 
Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga, berarti; aktif bekerja melayani TUHAN. Jadi, bukan melayani diri sendiri, tetapi melayani TUHAN, melayani tubuh-Nya; oleh sebab itu, tidak boleh ada kepentingan pribadi.
Kalau di dalam Kristus Kepala ada 5 (lima) hal, maka di dalam tubuh juga ada 5 (lima) hal, sehingga ada keseimbangan; itu namanya melayani TUHAN, aktif bekerja. 
 
Anak Manusia datang ke dalam dunia ini bukan untuk dilayani, melainkan untuk 2 (dua) hal, Yang Kedua: UNTUK MEMBERI NYAWANYA MENJADI TEBUSAN BAGI BANYAK ORANG.
Persamaan dari ayat ini sangat menarik untuk disimak dalam Injil Lukas 13, dengan perikop: “Yesus harus mati di Yerusalem. Keluhan terhadap Yerusalem
Lukas 13:31-32
(13:31) Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau." (13:32) Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
 
Untuk hari pertama dan hari kedua, Yesus mengusir Setan dan menyembuhkan orang. Jadi, lepas dari Setan dan segala sakit disembuhkan, dengan lain kata; terjadi pemulihan. Setelah dilepaskan dari pekerjaan Setan (roh jahat dan roh najis), kemudian mengalami pemulihan; itulah pekerjaan Yesus pada hari pertama dan pada hari kedua. Lalu, Yesus berkata: Pada hari ketiga, Aku akan selesai.
 
Jadi ternyata, Yesus mengadakan pengusiran Setan dan mengadakan mujizat kesembuhan, tetapi dasarnya ialah Yesus mati di atas kayu salib. Berbanding terbalik dengan nabi-nabi palsu; mereka mengadakan mujizat kesembuhan, mengusir Setan, tetapi salib diabaikan.
 
Kalau kita melihat pekerjaan Yesus; selama 2 (dua) hari, pekerjaan-Nya adalah:
1.       Mengusir Setan.
2.       Mengadakan kesembuhan.
Tetapi hari ketiga “selesai”.
Berarti, dasar Yesus melakukan 2 (dua) hal tadi selama 2 (dua) hari adalah salib di Golgota; dengan demikian, pekerjaan penebusan terlaksana tuntas.
Luar biasa TUHAN kita itu; TUHAN kita hebat dahsyat, TUHAN kita ajaib. TUHAN tidak memanipulasi pelayanan ini, percayalah.
 
Maka, kita kembali untuk memperhatikan Rut 3.
Rut 3:18
(3:18) Lalu kata mertuanya itu: "Duduk sajalah menanti, anakku, sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga."
Kembali saya sampaikan di sini, bahwasanya; Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, tidak akan berhenti bekerja sebelum pekerjaan itu selesai.
Sesuai dengan Filipi 2:8, sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = Setia. Jadi, sebelum pekerjaan itu selesai, Dia tidak akan berhenti bekerja. Oleh sebab itu, dibutuhkan roh setia. Setialah selama kesempatan itu ada.
 
Rut 3:12-15
(3:12) Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus, tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih dekat dari padaku. (3:13) Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi." (3:14) Jadi berbaringlah ia tidur di sebelah kakinya sampai pagi; lalu bangunlah ia, sebelum orang dapat kenal-mengenal, sebab kata Boas: "Janganlah diketahui orang, bahwa seorang perempuan datang ke tempat pengirikan." (3:15) Lagi katanya: "Berikanlah selendang yang engkau pakai itu dan tadahkanlah itu." Lalu ditadahkannya selendang itu. Kemudian ditakarnyalah enam takar jelai ke dalam selendang itu. Sesudah itu pergilah Boas ke kota.
 
Untuk pekerjaan penebusan -- sesuai permohonan yang disampaikan Rut kepada Boas --, maka Boas harus pergi ke kota. Tidak mungkin “kota” yang dimaksud di sini adalah kota Iblis; tidak mungkin “kota” yang dimaksud di sini adalah kota lain, sudah pasti itu adalah kota Allah.
Pergilah Boas ke kota. Boas adalah gambaran dari pribadi TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, yang sedang kita nantikan ini.
 
Lebih enak di desa atau di kota? Kalau di desa, biasanya jalannya itu liku-liku. Saya pernah ke Nias tahun 2013, bersama tim atas undangan GEKRIBNIS (Gerakan Nias Bersatu), selama satu minggu full, sampai suara saya pun serak. Tetapi luar biasa, salah seorang dari tim berkata: “Om, saya bersyukur, ternyata biaya perongkosan kita seimbang.” Lalu saya tanya: “Maksudmu apa?” Dia menjawab: “Lokasi yang kita kunjungi ini bergunung dan berlembah, berliku-liku, terjal jalannya, lewati sungai.” Untuk melewati sungai itu, kami harus menggulung celana panjang, melepaskan sepatu; pada saat itulah, dia berkata kepada saya: “Om, ternyata seimbang ongkos kita, karena ternyata medannya begini (naik turun).” Itu adalah pengalaman pertama, kami jalani sampai ujung Nias, yaitu Lolomatua, Orahili.
Kami dihidangkan daging babi, tanda bahwa kami dipermuliakan. Kalau Yerusalem baru, tanda bahwa ia dipermuliakan adalah emas murni, sesuai Wahyu 21:16. Tetapi tanda dipermuliakan di Nias adalah dihidangkan daging babi. Begitu daging babi yang tanpa dibumbui diangkat utuh -- baik itu keempat kakinya, telinga, moncongnya, ekornya -- dari air panas, salah seorang anggota tim yang lain berkata kepada saya “Om, bagaimana saya makan ini?” Saya langsung berikan kode supaya ia tidak melanjutkan perkataannya, lalu saya berkata: “Kita sedang dipermuliakan dengan daging babi ini.
Jadi, kalau mau dipermuliakan di Nias, maka diberikanlah daging babi itu. Tetapi kalau Yerusalem baru, tanda bahwa ia dipermuliakan adalah emas murni.
Sesudah itu, kami makan di rumah hamba-Nya yang sudah almarhum sekarang, itu adalah makan pagi terakhir kami untuk kembali ke pulau Jawa; kami empat orang diberi makan dengan indomie goreng yang disajikan dengan kuah. Dari termos, air panas itu dimasukkan ke dalam plastik indomie (mie instan), barulah diikat, lalu kami tunggu dulu sampai nasi yang panas itu menjadi dingin. Setelah selesai menunggu, barulah kami berdoa. Tetapi apa yang disajikan itu enak, karena sudah dipermuliakan dengan indomie goreng yang menjadi indomie kuah. Pengalaman yang luar biasa ini tidak bisa saudara beli di mana-mana.
 
Kembali saya sampaikan: Untuk pekerjaan penebusan, Boas harus pergi ke kota.
 
Mari kita perhatikan Injil Yohanes 14, dengan perikop: “Rumah Bapa
Yohanes 14:1-3
(14:1) "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. (14:2) Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (14:3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.
 
Yesus berkata kepada murid-murid: Aku pergi ke rumah Bapa untuk menyediakan tempat bagimu. Barulah pada ayat 3, Yesus kembali berkata: Apabila aku telah pergi kepada Bapa dan telah menyediakan tempat bagimu, maka Aku akan datang kembali dan membawa kami ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.
 
Jadi, sampai hari ini Yesus bekerja aktif; Dia penjaga yang mulia. Sebagai penjaga, Dia tidak terlelap, Dia tidak tertidur, Dia aktif, Dia bekerja sampai hari ini, Dia membangun rumah sebagai tempat bagi saya dan saudara.
Jadi sampai hari ini, TUHAN bekerja dan aktif; itu sebabnya Dia pergi kepada Bapa. Untuk mengerjakan penebusan, Dia harus pergi kepada Bapa. Kalau Dia sudah selesai bekerja, maka Dia akan turun kembali. Jadi, sampai hari ini, Yesus belum selesai bekerja menyediakan tempat bagi kita masing-masing.
 
Mazmur 121:1-2
(121:1) Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? (121:2) Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
 
Pertolonganku ialah dari TUHAN, bukan dari yang lain-lain. Kita bisa saja layangkan pandangan ke gunung-gunung mana saja, tetapi ingat; pertolongan datang dari TUHAN, Ia yang menjadikan langit dan bumi, yang membentuk manusia dari seonggok tanah liat. Mana mungkin manusia diciptakan, lalu disia-siakan, tidak mendapatkan pertolongan. Jadi, pertolongan datang dari TUHAN.
 
Mazmur 121:3
(121:3) Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. (121:4) Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.
 
Penjagamu tidak akan terlelap. Dia bukan tukang tidur, Dia bukan pemalas; Dia aktif bekerja sampai hari ini. Dia bukan tukang tidur, bukan tukang ngantuk sebentar, melipat tangan sebentar untuk tidur kembali.
 
Saya heran, kalau tidur jam 12 (dua belas) malam, namun bangun jam 9 (sembilan); banyak di antara kita seperti itu, saya perhatikan. Atau, tidur jam 10 (sepuluh), namun bangun jam 7 (tujuh), bukan main. Kalau saya bicara, nanti saudara pikir saya sombong; tadi pagi saya harus bangun jam setengah 3 (tiga). Saya selesaikan persekutuan saya, pergulatan yang hebat dengan TUHAN sampai jam 7 (tujuh) lebih, sempat tertidur setengah jam; saya berterima kasih kepada TUHAN yang memberi kekuatan kepadaku, supaya kita bisa menikmati pembukaan Firman.
Oleh sebab itu, jangan ngantuk-ngantuk, jangan suka tidur-tidur, sebab Yesus bukanlah tukang tidur, bukan tukang ngantuk, bukan pemalas. Hargailah pemberitaan Firman, sebab itu didapat oleh karena korban, tidak segampang dengan apa yang kita pikirkan. Percayalah dengan apa yang saya sampaikan, saya tidak berdusta, saksinya adalah TUHAN Yesus, hati saya, dan mungkin isteri saya juga melihat.
 
Sekali lagi saya sampaikan: TUHAN Yesus bukan pemalas, bukan tukang tidur, Dia bekerja aktif sampai hari ini; itu sebabnya Dia pergi ke kota, pergi kepada Bapa untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya. Kalau sudah selesai, nanti Dia akan kembali. Oleh sebab itu, kita juga harus bekerja sama dengan Dia.
Saya berharap, Firman yang kita terima malam ini jangan berlalu begitu saja, supaya benar-benar kehidupan kita ini bukanlah tukang tidur, bukan pemalas.
 
Kita kembali untuk membaca Injil Yohanes 14.
Yohanes 14:4-6
(14:4) Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." (14:5) Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" (14:6) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
 
Tadi dalam Yohanes 14:1-3 dikatakan bahwa Yesus pergi kepada Bapa; Dia sedang bekerja, Dia sedang menyediakan tempat untuk kita, dan sekarang Dia bekerja aktif, Dia bukan tukang tidur, Dia bukan pemalas. Tetapi rupanya, terkait dengan hal itu, Yesus menyampaikan jalan ke mana Ia harus pergi, maka murid-murid juga harus tahu jalan ke situ.
Tetapi rupa-rupanya, murid -- yang diwakili Tomas -- berkata kepada TUHAN: “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Memang, jalan yang menuju sorga belum pernah dilalui setiap orang; tidak ada orang yang naik-turun sorga, kecuali Dia yang pernah mati (turun ke dalam dunia yang paling bawah), lalu Dia naik ke sorga.
 
Jadi, untuk sampai kepada rumah Bapa di sorga, Yesus menunjukkan jalan itu dan berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” Jalan yang harus kita lalui itu satu paket dengan kebenaran dan hidup kekal. Jadi, untuk sampai kepada Bapa, Yesus berkata: “Akulah jalan.
 
Matius 7:13-14
(7:13) Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; (7:14) karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
 
Banyak orang yang melalui jalan lebar, pintu lebar, tetapi banyak orang nanti yang akan menuju kebinasaan. Tetapi karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan menuju kehidupan, maka sedikit orang yang mendapatinya.
Tadi Yesus berkata: “Akulah jalan”, satu paket dengan “kebenaran” dan “hidup kekal”, maka jalan Yesus harus ditempuh. Apa itu jalan Yesus? Itulah jalan sempit; tidak lebar, tidak leluasa untuk dilalui oleh daging ini = sangkal diri, pikul salib. Kalau tidak ada salibnya, maka leluasa untuk daging; itu sebabnya, sentral dari ibadah adalah salib. Jembatan dari Alfa ke Omega adalah salib kasih Allah (kasih Kristus).
 
Mari kita sedikit melihat tentang “jalan sempit, jalan salib, sangkal diri pikul salib”, di dalam Matius 16.
Matius 16:23
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
 
Di sini kita melihat: TUHAN sedang menunjukkan jalan sempit, yaitu proses sengsara salib dan kematian-Nya di atas kayu salib, tetapi hari ketiga Dia bangkit. Hal itu Dia sampaikan kepada Petrus, tetapi Petrus berkata kepada Yesus pada ayat 22: “Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau!” Itu sebabnya, pada ayat 23, Yesus berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis.
Petrus bukanlah Iblis, tetapi cara berpikir Petrus dikuasai oleh Iblis, dan itu harus ditengking. Jangan sampai kita tidak mau mengikuti jalan TUHAN (jalan sempit), supaya jangan menjadi batu sandungan di tengah ibadah pelayanan ini.
 
Matius 16:24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
 
Syarat untuk mengikut TUHAN, syarat untuk menjadi pengikut Kristus:
1.       Menyangkal diri, berarti; menyangkali segala sesuatu yang ada di dalam diri ini, menyangkali kemampuan-kemampuan, menyangkali kelebihan-kelebihan apa saja. Segala kelebihan tidak perlu disanjung tinggi, tetapi biarlah itu disangkali.
2.       Memikul salibnya, berarti; memikul sebuah tanggung jawab dengan setia di atas pundak masing-masing.
3.       Mengikut Aku; ini berbicara tentang pengalaman kematian.
Inilah jalan sempit itu. Dan TUHAN Yesus sedang menceritakan jalan sempit kepada murid-murid. Jangan sampai kita lari dari jalan sempit. Memang sakit bagi daging; itu sebabnya, terlalu sedikit orang yang melalui jalan sempit. Jadi, sedikit orang yang selamat, menurut hemat yang kita baca dari Alkitab ini; terlalu sedikit orang yang selamat.
 
Sekarang, pertanyaannya: Mau sampai kepada Dia (kepada Bapa) atau mau binasa? Kalau mau sampai kepada Bapa, kalau mau pergi kepada Bapa, maka lewati jalan sempit, berarti; sangkal diri, pikul salib, ikut TUHAN. Tetapi terlalu banyak orang yang binasa, karena banyak orang yang menempuh jalan lebar sesuka hatinya, yang enak bagi daging.
Kalau saudara tidak mau memperhatikan Firman TUHAN malam ini, maka hukumannya adalah Firman itu sendiri. Saya tidak akan pernah menghukum saudara, karena itu bukanlah tugas saya. Tetapi kalau saudara menganggap enteng Firman TUHAN yang disampaikan, mengabaikan pengertian tentang jalan ke sorga, maka Firman itu sendiri yang menjadi hukumannya, dengan lain kata; akan berhadapan langsung dengan Firman itu sendiri.
 
Kemudian, mari kita perhatikan jalan-jalan TUHAN di dalam Amsal 30.
Amsal 30:18-19
(30:18) Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti: (30:19) jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.
 
Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti ... Ini adalah pengakuan Salomo; seorang yang memiliki hikmat, namun dia tetap mengakui bahwasanya “ada empat hal yang tidak dia mengerti” tentang jalan-jalan TUHAN.
Yang Pertama: Jalan rajawali di udara à Kemuliaan kewibawaan Yesus sebagai Raja. Namun oleh karena kemurahan TUHAN, oleh karena pengurapan-Nya, kita dijadikan sebagai imamat rajani (imamat yang berkerajaan). Jadi, pelayanan kita ini berkerajaan sorgawi.
Yang Kedua: Jalan ular di atas cadas à Sengsara Yesus sebagai manusia. Sengsara salib, aniaya karena Firman, ini adalah jalan kedua yang harus dilalui untuk akhirnya sampai ke rumah Bapa di sorga.
Yang Ketiga: Jalan kapal di tengah-tengah laut à Kebangkitan Yesus sebagai hamba, yang digambarkan seperti kapal yang mengarungi lautan bebas, lautan dunia ini, untuk mencari pelabuhan hati kita masing-masing. Jadilah syahbandar yang baik; bukalah hatimu selebar-lebarnya kepada kapal yang sedang mengarungi lautan itu. Manakala Dia bersandar di pelabuhan hati kita masing-masing, maka semua barang-barang yang berharga dan yang indah, yang ada di dalam kapal itu akan dibongkar dan ditaruh di dalam hati kita masing-masing; itulah gambaran kebangkitan Yesus sebagai hamba di tengah-tengah pelayanan-Nya atas dunia ini.
Yang Keempat: Jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis. Jelas ini berbicara tentang pesta nikah Anak Domba, perjamuan malam kawin Anak Domba. Inilah jalan yang terakhir, yang harus kita tempuh di atas muka bumi ini, sampai akhirnya tiba di rumah Bapa di sorga. Jadi, seorang laki-laki harus meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya; harus membangun rumah tangganya sendiri.
 
Tetapi rupanya, di dalam Injil Matius 7 tadi, “jalan sempit” tadi terkait dengan “pintu sesak”. Tetapi baik “jalan sempit” maupun “pintu sesak”, keduanya sama.
 
Kita kaitkan “pintu sesak” dengan Pengajaran Tabernakel.
Pintu yang pertama, jelas terkena pada PINTU GERBANG, artinya; percaya kepada Yesus. Jadi, Yesus adalah pintu gerbang sorga. Memang itu benar, tetapi setelah melewati pintu gerbang, maka akan berada di HALAMAN. Di dalam halaman akan ditemukan 2 (dua) alat:
-          Yang pertama kali ditemukan adalah alat yang terbesar, yaitu Mezbah Korban Bakaran. Yesus mati di atas kayu salib. Mezbah Korban Bakaran adalah gambaran dari salib, sedangkan binatang yang dikorbankan di atas Mezbah Korban Bakaran itulah pribadi Yesus yang dipakukan (dikorbankan) di atas kayu salib.
-          Sesudah itu, selanjutnya melewati Kolam Pembasuhan Tembaga, itulah baptisan air, gambaran dari pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya. Jadi, sesudah mati, selanjutnya bangkit pada hari ketiga di atas kayu salib.
Barulah, melewati pintu yang kedua, yaitu PINTU KEMAH, artinya; kepenuhan Roh Kudus atau mengalami baptisan Roh Kudus. Kita semua harus mengalami baptisan Roh Kudus, harus mengalami kepenuhan Roh Kudus, supaya kita layak untuk berada di dalam RUANGAN SUCI, tergembala dengan baik, digembalakan oleh 3 (tiga) macam alat yang ada di dalam Ruangan Suci.
-          Alat yang pertama, itulah Meja Roti Sajian à Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci -- sebagaimana kita malam ini --.
-          Alat yang kedua, itulah Pelita Emas à Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian Roh.
-          Alat yang ketiga, itulah Mezbah Dupa à Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan, sebagai puncak ibadah.
Jadi, kalau orang Kristen tidak mengerti puncak ibadah, lalu sudah pernah mendengar Firman, namun berkata: “aku belum tahu”, itu namanya keras hati, dagingnya yang dibawa. Jadi, puncak ibadah adalah doa penyembahan.
Sesudah itu, barulah melewati pintu yang ketiga, yang terakhir sekali, itulah yang disebut TIRAI, yang berbicara tentang perobekan daging. Jadi, tirai itu robek dari atas sampai ke bawah, itulah peristiwa ketika Yesus mati di atas kayu salib, Dia menyerahkan nyawa-Nya. Ketika Dia menyerahkan nyawa-Nya, maka tabir Bait Suci Allah terbelah dua dari atas sampai ke bawah, itulah tubuh Yesus yang sudah dirobek, dengan demikian terbukalah jalan ke sorga, sesuai Matius 27:50-51. Dan hal itu digenapkan dalam tulisan Rasul Paulus kepada orang Ibrani, di dalam Ibrani 10:20, Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, yang sudah mengalami perobekan daging.
Jadi, sudah jelas; “jalan sempit” terkait dengan “pintu sesak”, sama-sama arahnya adalah Yerusalem baru, pengantin perempuan mempelai Anak Domba, RUANGAN MAHA SUCI, itulah Kerajaan Sorga.
 
Jadi, “jalan sempit” terkait dengan “pintu sesak.
-          Pintu yang pertama adalah PINTU GERBANG; masih enak bagi daging, hanya “percaya” saja. Banyak orang Kristen berkata: “Yang penting percaya, maka masuk sorga”, itu tidak benar. Masakan tidak tergembala, tidak tekun 3 (tiga) macam ibadah, lalu berkata “percaya”, lalu dia beranggapan bahwa dia akan masuk sorga? Kalau soal “percaya”, Setan pun percaya, tetapi persoalannya; Setan itu memberontak. Kalau Setan ditanya: Apakah ada sorga? Dia pasti akan berkata “ada sorga”, tetapi persoalannya; dia memberontak, maka dia dilemparkan ke bumi ini, sehingga banyak terjadi penyesatan.
-          Pintu yang kedua adalah PINTU KEMAH, artinya; kepenuhan Roh Kudus atau baptisan Roh Kudus. Mulailah hidup ini berada di bawah pengaruh yang besar dari Allah Roh-El Kudus, tidak lagi berada di bawah pengaruh daging. Kalau di halaman, suasana (aroma) daging masih kuat sekali. Di penginjilan itu, aroma daging kuat sekali, walaupun kesembuhan terjadi, walaupun mujizat terjadi. Sesudah penginjilan, barulah beralih kepada perkembangan yang berikutnya, yaitu melewati pintu kemah (baptisan Roh), berada di bawah pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus. Mulai sempit, bukan? Tergembala dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, mulai sempit bukan? Mulai tidak enak.
-          Tetapi lanjut, pintu yang lebih sempit, super sempit, maha sempit, itulah TIRAI yang harus ditembusi, artinya; harus mengalami perobekan daging. Kalau tadi, harus berada di bawah pengaruh Roh Kudus; tetapi terkadang, dalam pengaruh Roh Kudus pun kita tinggalkan Roh Kudusnya, lalu besok dicari-cari, nangis-nangis, ketemu lagi, tetapi kemudian ditinggalkan lagi, berarti; masih lebih luas, lebih lebar dari pintu tirai. Jika sudah melewati tirai, tidak boleh meninggalkan Roh Kudus lagi, tetapi harus betul-betul mengalami perobekan daging, barulah pintu sorga terbuka bagi saya dan saudara.
Inilah jalan yang ditunjukkan oleh TUHAN kepada murid-murid, terkait dengan pintu sesak.
 
Bagaimana saudara mendengarkan ini? Walaupun awalnya Tomas berkata: “Kami tidak tahu jalan ke situ.” Itu memang betul, karena belum pernah dilalui; belum pernah ada orang yang naik turun sorga, kecuali Dia yang turun ke dunia orang mati, sesudah itu hari ketiga bangkit, dipermuliakan, naik ke sorga.
 
Mari kita kembali membaca Rut 3.
Rut 3:18
(3:18) Lalu kata mertuanya itu: "Duduk sajalah menanti, anakku, sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga."
Sekali lagi saya sampaikan: TUHAN Yesus tidak pemalas. TUHAN Yesus tidak tukang tidur. Dia pergi ke kota, pergi kepada Bapa untuk menyediakan tempat bagi kita semua; dan kalau sudah selesai, Dia akan datang kembali.
Tetapi, syarat untuk mendapatkan kabar penebusan adalah “Duduk sajalah menanti, anakku.” Jadi, untuk menantikan pekerjaan penebusan itu sudah selesai, syaratnya adalah “duduk saja. Saudara duduk diam mendengarkan Firman TUHAN sambil makan, minum dengan hidangan yang tersedia malam ini, tentu enak, bukan?
 
“Duduk saja menanti” dikaitkan dengan 2 (dua) kali pemecahan roti: PEMECAHAN ROTI YANG PERTAMA ialah ketika Yesus memberi makan 5.000 (lima ribu) orang laki-laki dengan 5 (lima) roti dan 2 (dua) ikan.
Matius 14:14-19
(14:14) Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. (14:15) Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." (14:16) Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan." (14:17) Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." (14:18) Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku." (14:19) Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
 
Dalam pemecahan roti yang pertama, di sini kita melihat: Yesus memerintahkan orang banyak itu duduk di atas rumput, itulah rumput penggembalaan. Supaya apa? Supaya kita semua harus tergembala dengan sungguh-sungguh.
Duduk di atas rumput penggembalaan, tujuannya adalah supaya kita semua tergembala dengan sungguh-sungguh. Ini adalah syarat untuk menantikan pekerjaan penebusan; oleh sebab itu, duduklah menantikannya. Kalau dikaitkan dengan 2 (dua) kali pemecahan roti, maka untuk pemecahan roti yang pertama, maka 5.000 (lima ribu) orang laki-laki harus duduk di atas rumput, berarti harus tergembala dengan sungguh-sungguh.
 
Untuk menantikan pekerjaan penebusan itu sampai selesai, maka tergembalalah dengan sungguh-sungguh. Tidak boleh tidak tergembala. Harus tergembala; maka, di situlah kita menantikan pekerjaan itu; apakah sudah selesai atau belum.
Tidak mungkin kita bisa menantikan TUHAN di luar TUHAN. Menantikan TUHAN harus di dalam TUHAN, yang pertama ialah duduk di atas rumput, artinya; tergembala dengan sungguh-sungguh.
 
“Duduk saja menanti” dikaitkan dengan 2 (dua) kali pemecahan roti: PEMECAHAN ROTI YANG KEDUA.
Matius 15:34-36
(15:34) Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil." (15:35) Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. (15:36) Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.
 
Syarat untuk menikmati pemecahan roti yang kedua ialah duduk di atas tanah, artinya; merendahkan diri serendah-rendahnya, mau menjadi kecil dan rela dikecilkan seperti debu tanah; di situlah kita menantikan TUHAN.
Mau menjadi kecil dan rela dikecilkan, di situlah kita menantikan TUHAN, sebab kalau kita merendahkan diri, maka kita akan ditinggikan, sebaliknya kalau kita meninggikan diri, maka kita akan direndahkan. Tidak mungkin tempat yang tinggi di tempat yang tinggi; jadi, kita harus menantikannya di tempat yang rendah, karena Dia akan menjangkau kehidupan kita. Sejauh mana kita merendahkan diri, maka sejauh itulah kita ditinggikan.
 
Jadi, kalau merendahkan diri itu jangan tanggung-tanggung; sejauh mana kita merendahkan diri, sejauh itulah kita ditinggikan. Sekali lagi saya sampaikan: Kalau merendahkan diri, jangan tanggung-tanggung. Kalau melayani, jangan tanggung-tanggung. Kalau beribadah, jangan tanggung-tanggung.
Ada banyak hal yang membuat kita tanggung; tanggung karena ada lawan jenis, tanggung karena ada atasan, tanggung karena gengsi, tanggung karena ini itu ini itu. Jangan tanggung merendahkan diri. Tergembala pun jangan tanggung-tanggung. Ingat: Sejauh mana kita merendahkan diri, sejauh itu pula TUHAN tinggikan.
 
Di situlah kita menantikan TUHAN; duduk saja menantikan TUHAN, berarti:
1.       Tergembala.
2.       Mau menjadi kecil dan rela dikecilkan.
Sejauh mana kita merendahkan diri, sejauh itu TUHAN tinggikan. Jangan tanggung-tanggung, supaya jangan mengalami kerugian. Haleluya … Amin …
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 


No comments:

Post a Comment