KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, May 22, 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 22 MEI 2012


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 22 MEI 2012

Tema:  HAL BERDOA
           (seri 5)

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Tuhan berkemurahan bagi kita, sehingga lewat kemurahan-Nya kita boleh beribadah dalam ibadah doa penyembahan, sehingga kita dapat merendahkan diri di bawah kaki Tuhan.

Minggu lalu kita sudah menerima firman Tuhan, bahwa; berdoa itu harus di dalam kamar dan menutup pintu.
Kamar -> kota 4 persegi, itulah Yerusalem Baru.

Sekarang kembali kita memeriksa injil Matius 6: 5-13
(6:5) "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
(6:6) Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
(6:7) Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
(6:8) Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
(6:9) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
(6:10) datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
(6:11) Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
(6:12) dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]

Secara khusus kita memperhatikan ayat 6; “jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu
Tetapi sebelum kita memperhatikan “tutuplah pintu”, terlebih dahulu saya sampaikan berdoa itu sangat penting dan suatu keharusan, karena doa adalah nafas hidup, berarti kalau tidak ada doa = tidak ada nafas hidup = mati = binasa.

Biarlah kegiatan berdoa ini semakin hari semakin gencar, semakin sungguh-sungguh kita kerjakan di hadapan Tuhan.
Doa penyembahan artinya; hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah.
Berarti, supaya hal itu terwujud, maka yang kita perhatikan adalah; tutuplah pintu.
Menutup pintu berarti tidak membiarkan sesuatu hal, yang sifatnya menggagalkan / menghalangi hubungan intim dengan Tuhan lewat doa penyembahan.

Syarat berdoa:
1.    Masuklah dalam kamar
Kamar menunjuk kepada Yerusalem yang baru, yang bentuknya 4 persegi.
Berarti mengadakan doa, sama seperti hubungan nikah. Hubungan nikah, harus dijaga, jangan sampai renggang. Pada Minggu yang lalu, kita sudah melihat panjang dan lebar Yerusalem yang baru adalah 12ribu stadia, sedangkan temboknya 144 hasta .

2.    Tutuplah pintu
Menutup pintu berarti; tidak membiarkan sesuatu hal apapun itu bentuknya yang sifatnya menggagalkan, menghalangi hubungan intim  antara tubuh dengan kepala. Ini harus dilakukan, supaya hubungan intim itu dapat berlangsung.
Ada 5 pintu untuk masuk ke dalam hati, itulah 5 panca indera, yaitu; mata, telinga, hidung, mulut dan kulit. Kulit itulah indra perasa, terkadang perasaan juga dapat menggagalkan hubungan kita dengan Tuhan.

Berdoa dalam pola Tabernakel, terkena pada Mezbah Dupa.

Keluaran 30: 7-8
(30:7) Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya.
(30:8) Juga apabila Harun memasang lampu-lampu itu pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan yang tetap di hadapan TUHAN di antara kamu turun-temurun.

Harun harus membakar ukupan dari wangi –wangian artinya; hidup di dalam doa penyembahan.

Wahyu 5:8
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

Lebih rinci
Wahyu 8:3
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.

Kemenyan yang dibakar menghasilkan asap yang bergumpal – gumpal, naik dihadirat Tuhan, itulah doa yang berbau harum = wangi – wangian dihadapan Tuhan / doa orang-orang kudus di atas Mezbah Emas, di hadapan takhta itu.
Biarlah senantiasa doa yang kita naikkan berkenan dihadapan Tuhan.

Pertanyaannya:
Saat kapan membakar ukupan dari wangi – wangian ???
Keluaran 30: 7-8
(30:7) Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya.
(30:8) Juga apabila Harun memasang lampu-lampu itu pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan yang tetap di hadapan TUHAN di antara kamu turun-temurun. 

Harun harus membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, kemudian membakar ukupan pada waktu senja.
-    Membakar ukupan dari wangi-wangian tiap-tiap pagi berarti; berdoa untuk sepanjang hari.
-    Membakar ukupan dari wangi-wangian pada waktu senja / petang hari, berarti; berdoa untuk sepanjang malam.

Kesimpulannya;
Doa harus dinaikkan kepada Tuhan bagaikan gumpalan asap kemenyan, siang dan malam tanpa henti – hentinya. Dan biarlah ini dapat kita lakukan siang malam, sekalipun ditengah-tengah banyaknya aktivitas. Bila hal ini terus berlangsung, itu menandakan adanya hubungan yang intim antara tubuh dengan kepala. 

Namun untuk berdoa, selain masuk ke dalam kamar; tutuplah pintu.

Tutuplah pintu ada kaitannya dengan Keluaran 30: 9.
(30:9) Di atas mezbah itu janganlah kamu persembahkan ukupan yang lain ataupun korban bakaran ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di atasnya.

Di atas mezbah itu janganlah kamu persembahkan 2 hal;
1.    Ukupan yang lain
Apa yang dimaksud dengan ukupan yang lain??
-       Keinginan daging
-       Semangat daging
-       Perihal penonjolan diri
-     Doa  menjadi kebiasaan
-       Api setan itulah roh jahat dan roh najis

Itulah sebabnya saya katakan, tutuplah pintu berarti = tidak boleh membakar ukupan yang lain, supaya berlangsung keintiman kita dengan Yesus sebagai Kepala. Biarlah pengertian dari Tuhan ini membawa kita lebih baik dalam ibadah pelayanan ke depan.

2.  Korban bakaran, korban sajian, korban curahan jangan dipersembahkan di atasnya.
Artinya; jika hidup di dalam kegiatan doa, harus terlepas dari hukum taurat.
Pada zaman hukum taurat;
-       Korban bakaran harus dipersembahkan sebagai bukti kasih kepada Allah.
Korban bakaran -> kasih Allah.
-       Korban sajian adalah kebenaran dan kemurnian.
-       Korban curahan -> urapan Roh Kudus.

Berarti, untuk menyembah Tuhan, harus terlepas dari hukum taurat = terlepas dari doa yang dinaikkan secara lahiriah.
Ciri-ciri hukum taurat; tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari penghukuman.

KESIMPULANNYA: kegiatan berdoa harus terlepas dari 2 hal di atas, sehingga dengan demikian, kita dapat hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah. Inilah yang dimaksud dengan; tutuplah pintu.
Coba saudara perhatikan, kalau hidup dengan hawa nafsu daging dan hidup di bawah hukum taurat, tidak akan bisa hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah.

Selanjutnya, kalau kita lihat dalam pola Tabernakel, Mezbah Dupa dekat sekali dengan tabir Bait Suci / tirai.
Artinya; doa penyembahan adalah jalan untuk menuju ke dalam kerajaan sorga.

Matius 27: 50-51
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.

Yesus berseru pula dengan nyaring, lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Artinya; Doa Penyembahan adalah tanda penyerahan hidup sepenuhnya kepada Allah Bapa.

Tentu kita semua merindukan hal ini terjadi dalam kehidupan kita semua, sehingga dengan demikian nyatalah bahwa ibadah dan pelayanan kita ini tidak setengah-setengah.
Apalah arti kita melayani, beribadah, berdoa tetapi semua tidak sepenuh hati.

Perhatikan, pada saat Yesus menaikkan doa penyahutan.
Matius 27: 51
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,

Tabir Bait Suci terbelah dari atas sampai ke bawah = perobekan daging = penyaliban atas daging = penghukuman atas daging.

Ibrani 10:19-20
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,

Bila terjadi perobekan daging, maka ada keberanian untuk berada di tempat yang kudus, ada keberanian untuk beribadah melayani Tuhan. 
Biarlah kedudukan kita seperti mezbah dupa,  dekat dengan tabir Bait suci.

Tuhan Yesus tahu dan mengerti kedudukan kita saat ini seperti apa, oleh sebab itu, perhatikanlah firman ini dengan sungguh – sungguh, supaya menjadi terang bagi dunia. Jangan abaikan firman Tuhan, tetapi yang kita abaikan adalah ukupan yang lain dan bayang – bayang hukum Taurat = TUTUPLAH PINTU!!!

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment