KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, April 23, 2015

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 22 APRIL 2015

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 22 APRIL 2015

TemaDARI KITAB KOLOSE
          (Seri 39)

Subtema: KRISTUS adalah PENGANTARA

Shalom, salam sejahtera, salam di dalam kasih Kristus, karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan pada malam hari ini.

Kembali kita memperhatikan firman penggembalaan dari surat yang dikirim Rasul Paulus untuk jemaat di Kolose. Kolose 1:19
(1:19) Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,

Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, Yesus Kristus Anak Tunggal Bapa.

Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Karena kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia, dari kasih karunia yang satu kepada kasih karunia yang lain, sampai akhirnya kita dapat bertemu dengan Allah, bertemu muka dengan muka = limpah kasih karunia = kekayaan kasih karunia.
Dalam ayat 17, hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

1 Korintus 13: 12
(13:12) Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.

Sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar = hanya mengenal dengan tidak sempurna.
Nanti kita akan melihat muka dengan muka = akan mengenal Allah dengan sempurna seperti Dia mengenal kita sendiri.

Supaya kita dapat melihat kasih karunia demi kasih karunia tersebut ...
Kolose 1: 20
(1:20) dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Oleh darah salib Kristus, Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di sorga.
Ini merupakan langkah awal bagi kita untuk menerima kelimpahan kasih karunia demi kasih karunia.

Berkaitan dengan penebusan itu.
Efesus 1: 6-7
(1:6) supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
(1:7) Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,

Kita semua beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa oleh darah salib Kristus, yang merupakan langkah awal dari kasih karunia demi kasih karunia (kelimpahan kasih karunia). Dengan demikian terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan kepada kita di dalam Dia yaitu Yesus Kristus.

Efesus 1: 9-10
(1:9) Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus
(1:10) sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.

Yesus Kristus telah menggenapi seluruh kehendak Allah Bapa di atas kayu salib untuk mempersatukan segala sesuatu yang ada di dalam diri-Nya, baik yang ada di sorga maupun yang ada di bumi.
Ini merupakan rencana Allah yang besar dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus Yesus dengan segala kerelaan, bukan dengan keterpaksaan.
Kita mengetahui bahwa segala kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Kristus Yesus. Pribadi Yesus inilah yang ditetapkan dari sejak semula untuk saya dan saudara dengan segala kerelaan bukan keterpaksaan.
Yesus Kristus adalah Anak Tunggal Bapa, anak satu-satunya, namun Allah serahkan dengan segala kerelaan.

Filipi 2: 12-14
(2:12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
(2:13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
(2:14) Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,

Mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar, berarti; mengerjakan dengan segala kerelaan, tanpa bersungut-sungut, tanpa berbantah-bantah, tanpa keterpaksaan, seperti Allah dengan segala kerelaan-Nya.
Kita semua telah diberi kesempatan untuk beribadah & melayani Tuhan oleh karena darah Anak Domba Paskah, biarlah kita mengerjakannya dengan segala kerelaan hati, tanpa bersungut-sungut, tanpa berbantah-bantah, dengan kata lain tanpa keterpaksaan.
Kalau gembala dan sidang jemaat berbantah-bantah karena aturan-aturan yang ditetapkan dalam kandang penggembalaan, ini sangat disesalkan sekali.
Biarlah kita beribadah dan melayani dengan segala kerelaan, segala sesuatu dikerjakan bukan dengan keterpaksaan, tanpa bersungut-sungut, tanpa berbantah-bantah.

1 Tawarikh 29: 1-5
(29:1) Berkatalah raja Daud kepada segenap jemaah itu: "Salomo, anakku yang satu-satunya dipilih Allah adalah masih muda dan kurang berpengalaman, sedang pekerjaan ini besar, sebab bukanlah untuk manusia bait itu, melainkan untuk TUHAN Allah.
(29:2) Dengan segenap kemampuan aku telah mengadakan persediaan untuk rumah Allahku, yakni emas untuk barang-barang emas, perak untuk barang-barang perak, tembaga untuk barang-barang tembaga, besi untuk barang-barang besi, dan kayu untuk barang-barang kayu, batu permata syoham dan permata tatahan, batu hitam dan batu permata yang berwarna-warna, dan segala macam batu mahal-mahal dan sangat banyak pualam.
(29:3) Lagipula oleh karena cintaku kepada rumah Allahku, maka sebagai tambahan pada segala yang telah kusediakan bagi rumah kudus, aku dengan ini memberikan kepada rumah Allahku dari emas dan perak kepunyaanku sendiri
(29:4) tiga ribu talenta emas dari emas Ofir dan tujuh ribu talenta perak murni untuk menyalut dinding ruangan,
(29:5) yakni emas untuk barang-barang emas dan perak untuk barang-barang perak dan untuk segala yang dikerjakan oleh tukang-tukang. Maka siapakah pada hari ini yang rela memberikan persembahan kepada TUHAN?"

Mempersembahkan segala sesuatu dengan kerelaan untuk pembangunan bait Allah / tubuh Kristus. Secara khusus mereka mempersembahkan emas dan perak.
Emas à kesucian Ilahi. Perak à kehidupan yang ditebus oleh darah Anak Domba.
Berarti hidup dengan tabiat Ilahi dihadapan Allah serta  kehidupan yang telah ditebus, harus dipersembahkan kepada Allah, menjadi imamat rajani = melayani dengan penuh kuasa sehingga dosa tidak berkuasa.
Siapakah pada hari ini yang rela memberikan persembahan kepada TUHAN supaya pembangunan rumah Tuhan, pembangunan tubuh Kristus dapat terwujud?

1 Tawarikh 29: 6-9
(29:6) Lalu para kepala puak dan para kepala suku Israel dan para kepala pasukan seribu dan pasukan seratus dan para pemimpin pekerjaan untuk raja menyatakan kerelaannya.
(29:7) Mereka menyerahkan untuk ibadah di rumah Allah lima ribu talenta emas dan sepuluh ribu dirham, sepuluh ribu talenta perak dan delapan belas ribu talenta tembaga serta seratus ribu talenta besi.
(29:8) Siapa yang mempunyai batu permata menyerahkannya kepada Yehiel, orang Gerson itu, untuk perbendaharaan rumah TUHAN.
(29:9) Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud sangat bersukacita.

Bangsa Israel dengan segala kerelaan memberikan persembahan sukarela kepada Tuhan supaya terwujudnya pembangunan rumah Tuhan.
Allah dengan segala kerelaan-Nya telah mempersembahkan Anak-Nya yang tunggal untuk mempersatukan segala yang ada di bumi dan yang ada di sorga.
Demikian juga, supaya terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, biarlah kita beribadah dengan segala kerelaan, melayani dengan segala kerelaan, mempersembahkan segala sesuatunya dengan kerelaan..

Di sini kita perhatikan, tantangan itu dijawab langsung oleh para kepala puak dan para kepala suku Israel dan para kepala pasukan seribu dan pasukan seratus dan para pemimpin pekerjaan untuk raja menyatakan kerelaannya.
Mereka semua adalah pemimpin-pemimpin, menunjuk pelayan-pelayan (orang-orang yang melayani Tuhan) = imamat rajani = melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Jadi saudaraku, jangan sampai sidang jemaat beribadah tanpa kerelaan, kemudian imam-imam yang sudah melayani Tuhan,  tidak melayani dengan segala kerelaan.

Proses supaya terjadinya kerelaan hati.
Kisah Para Rasul 17: 10-11
(17:10) Tetapi pada malam itu juga segera saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke Berea. Setibanya di situ pergilah mereka ke rumah ibadat orang Yahudi.
(17:11) Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.

Menerima firman Tuhan dengan segala kerelaan hati bahkan mereka menyelidiki Kitab Suci setiap hari.
Menyelidiki Kitab Suci berarti memberi diri/hati dikoreksi oleh firman Allah yang rahasianya dibukakan.
Jadi, prosesnya: dengan rela hati memberi diri dikoreksi oleh firman Tuhan, tidak bersungut-sungut ketika segala sesuatu yang ada di dalam hati diperiksa oleh firman.
Sehingga orang-orang Yahudi yang ada di Berea, lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena orang-orang Yahudi di Berea dengan segala kerendahan hati menerima firman Tuhan.

Wahyu 3: 19-20
(3:19) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
(3:20) Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Menerima didikan Tuhan yaitu teguran dan hajaran firman harus dengan kerelaan hati, supaya Tuhan tinggal diam di dalam hati kita masing-masing. Orang yang demikian, menunjukkan bahwa ia adalah orang yang dikasihi Tuhan.

Kemudian Allah berkata , Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Akuartinya; menikmati suasana Kerajaan Sorga.
Siapakah mereka yang menikmati suasana Kerajaan Sorga? Mereka adalah orang yang mencari Kerajaan Sorga dan kebenarannya.
Malam ini kita melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan = mencari Kerajaan Sorga, dimana di dalamnya terdapat kebenaran.
Kalau dengan rela hati kita menikmati kebenaran firman Tuhan, maka Ia akan duduk makan bersama-sama dengan kita, ada kebenaran, damai sejahtera dan sukacita dalam pimpinan Roh Kudus.
Teguran/hajaran Allah = mengetuk pintu hati, sedangkan panca indera adalah pintu untuk menuju ke dalam hati.

Ibrani 5: 14
(5:14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

Kerohanian yang dewasa, memiliki panca indera yang terlatih karena mereka lebih suka teguran/hajaran (makanan keras).
Panca indera yang terlatih antara lain:
1.    Memiliki pandangan yang baik = pandangan nubuatan .
2.    Memiliki pendengaran yang baik = dengar-dengaran.
3.    Memiiliki penciuman yang baik = hidup di dalam doa.
4.    Memiliki mulut yang baik = hidup dalam penyembahan, menyembah Allah yang hidup.
5.    Memiliki kulit yang baik = tinggal di dalam kasih Allah.
Jadi panca indera adalah pintu untuk menuju ke dalam hati.
Kalau memiliki panca indera yang terlatih; dapat membedakan yang baik dari pada yang jahat, sehingga sesuatu yang tidak baik tidak mudah untuk masuk ke dalam hati.

Kita kembali memperhatikan…..
Efesus 1: 10
(1:10) sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.

Yesus Kristus menggenapi seluruh kehendak Allah di atas kayu salib untuk mempersatukan di dalam diri-Nya segala sesuatu, baik yang ada di sorga maupun yang ada di bumi = pengantara, sebab Dia adalah Imam Besar.

1 Yohanes 2: 1-2
(2:1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
(2:2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

Kalau ada seorang yang berdosa, kita mempunyai seorang pengantara kepada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil, ini adalah kasih karunia kepada saya & saudara, Ia adalah pendamaian untuk segala dosa dunia, sebab Ia adalah seorang Imam Besar yang mempersatukan segala sesuatu yang ada di bumi maupun segala sesuatu yang ada di sorga.

Di sini dikatakan: “Yesus Kristus, yang adil”, Ia adalah pribadi yang adil.  Biarlah kita adil di hadapan Tuhan sebagaimana Kristus adil di hadapan kita.
Adil, berarti sungguh-sungguh beribadah & melayani Tuhan. Kebanyakan orang tidak adil, lebih memperhatikan diri sendiri, dari pada memperhatikan ibadah & pelayanan.
Tetapi biarlah sebagaimana Dia adil, biarlah kita juga berlaku adil. Jangan hanya masing-masing orang memperhatikan diri sendiri, memperhatikan hidupnya, tidak memperhatikan ibadah & pelayanan, tidak memperhatikan pekerjaan Allah.

Ibrani 5: 5
(5:5) Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",

Yesus Kristus tidak mempermuliakan diri-Nya sendiri tetapi dimuliakan oleh Allah Bapa.
“Tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar” = bersikap adil.

Dimana letak Bapa memuliakan Yesus sebagai Imam Besar? Dia adalah Anak Tunggal Bapa, kepada-Nyalah Allah berkenan, segala kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Yesus, sebagai Anak Tunggal Bapa.
Jadi, kepercayaan itu diberikan hanya kepada Anak. Kepercayaan itu menunjukkan bahwa kita dipermuliakan.
Kalau kita dipercayakan menyebarluaskan firman pengajaran mempelai dalam terangnya pengajaran Tabernakel, di dalam Buli-Buli Emas Berisi Manna (www.gptserangcilegon.blogspot.com) itu semua karena kemurahan Tuhan, berarti lewat ini Tuhan mempermuliakan kita. Tetapi kalau seseorang memuliakan diri sendiri, maka tidak ada kepercayaan Tuhan kepada orang tersebut, dan orang seperti ini tidak bersikap adil.

Ibrani 5: 6-7
(5:6) sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.

Sebagai Imam Besar, Ia telah mempersembahkan doa & permohonan dengan ratap tangis dan dengan keluhan kepada Allah Bapa.
Kemudian, Allah mendengarkan doa & permohonan-Nya karena kesalehan Yesus Kristus, Anak Tunggal Bapa, sehingga dengan demikian Ia sanggup menyelamatkan manusia dari maut.

Ibrani 5: 8-10
(5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
(5:9) dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
(5:10) dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.

Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang diderita-Nya. Jangan diputar balik, maksudnya jangan sampai karena derita, seseorang menjadi tidak taat. 
Letak kesalehan Yesus Kristus sebagai Imam Besar: taat dari apa yang diderita-Nya, sehingga menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Dia dipanggil menjadi Imam Besar menurut peraturan Melkisedek, kepada-Nyalah Bapa Abraham mempersembahkan sepersepuluhnya, betapa besarnya, betapa salehnya Dia sebagai Imam Besar menurut peraturan Melkisedek.

Ibrani 7: 25-26
(7:25) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
(7:26) Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,

Sebagai Imam Besar, Ia sanggup menyelamatkan dan menyempurnakan semua orang bagi Allah, sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi pengantara mereka. Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan, sebab Ia adalah Imam Besar yang saleh (seperti Ayub, ia tetap tekun dalam kesalehannya), tanpa salah (tidak ada perbuatan yang salah), tanpa noda (tidak ada pengaruh-pengaruh yang tak suci), yang terpisah dari orang-orang berdosa (hidup dalam kebenaran) dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga = dimuliakan. Imam Besar yang seperti inilah yang kita perlukan, Dia menjadi pengantara untuk memperdamaikan segala sesuatu yang ada di bumi; antara manusia dengan Allah.

Ibrani 9: 11
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --

Yesus Kristus, Dialah Imam Besar melintasi kemah yang lebih besar, kemah yang lebih sempurna, yang bukan buatan tangan manusia, itulah pribadi Yesus Kristus, tubuh-Nya sendiri, hidup-Nya tanpa cacat cela, tanpa noda, tanpa salah.

Ibrani 9: 12-14
(9:12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
(9:13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
(9:14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Yesus sebagai Imam Besar, bukan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri, Ia telah mempersembahkan diri-Nya, sebagai persembahan yang tak bercacat untuk membersihkan, menyucikan hati dan pikiran kita, menyucikan hidup kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, sehingga dengan demikian kita dapat beribadah kepada Allah, semua karena kasih karunia demi kasih karunia, dengan segala kekayaan kasih karunia-Nya (kelimpahan kasih karunia).
Kalau seseorang masih lebih menyukai / menikmati perbuatan-perbuatan yang sia-sia maka, orang yang seperti ini tidak dapat beribadah kepada Tuhan (jauh dari Tuhan).

Ibrani 9: 15
(9:15) Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
Dia adalah pengantara dari suatu perjanjian baru, sedangkan pengantara dari perjanjian lama dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu.
Tetapi dalam Ibrani 10: 4-8 dengan jelas dikatakan: sebagai Imam Besar, Ia telah mempersembahkan diri-Nya sebagai persembahan yang berkenan, sebab Ia telah menyerahkan diri-Nya di atas kayu salib. Sedangkan korban bakaran dan korban sembelihan tidak dikehendaki-Nya sekalipun dipersembahkan menurut aturan-aturan hukum Taurat.

Efesus 1: 11-14
(1:11) Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan -- kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya –
(1:12) supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.
(1:13) Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
(1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.

Ada 2 hal yang kita perhatikan:
Yang pertama: dipercayakan suatu pelayanan kepada Rasul Paulus, sehingga ia menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya, kemudian dia mendapat bagian yang dijanjikan.
Yang kedua: oleh karena Dia, kita mendengarkan firman kebenaran yaitu injil keselamatan sehingga ketika kita percaya; dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya. Roh Kudus adalah jaminan yang menjadikan kita milik Allah, dan untuk memuji kemuliaan-Nya.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment