KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, April 13, 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 10 APRIL 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 10 APRIL 2015

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema: “DIKUDUSKANLAH NAMA-MU”

Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, kita patut bersyukur karena Tuhan masih memberikan kesempatan berharga ini kepada kita.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB MALEAKHI.
Malam hari ini kita hanya memperhatikan ayat 18.
Maleakhi 3: 18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Orang benar     = orang yang beribadah kepada Allah.
Orang fasik       = orang yang tidak beribadah kepada Allah.

Saat ini kita tidak dapat menunjukkan keberadaan kita sebagai orang yang paling benar kepada orang-orang lain tetapi kita tahu dengan pasti pengajaran mempelai dalam terang-Nya pengajaran Tabernakel, yang disebut dengan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, akan membawa kita kepada pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin perempuan.
Sebagaimana dalam ayat 17, di mana mereka akan menjadi milik kesayangan Tuhan sendiri pada hari yang Tuhan siapkan, yaitu mereka yang melayani dalam kesucian.
Sampai pada hari ini, Tuhan tidak pernah tertidur, tidak pernah terlelap, sebab sampai hari ini Tuhan tidak berhenti bekerja, Ia sedang menyediakan / mempersiapkan tempat sebanyak jiwa yang diselamatkan.
Pendeknya harus terlihat perbedaan antara orang benar dengan orang fasik, antara orang yang beribadah dengan yang tidak. Inilah yang Tuhan rindukan terhadap saya & saudara; sikap & perlakuan kita tidak boleh sama dengan orang-orang yang diluaran sana.

Yosua 24: 15
(24:15) Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

Yosua berkata: “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!
Dalam hal ini Yosua menunjukkan ketegasannya dalam hal beribadah kepada bangsa Israel di hadapan Tuhan.

Sikap bangsa Israel setelah mendengar perkataan Yosua.
Yosua 24: 16-18
(24:16) Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!
(24:17) Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui,
(24:18) TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kami pun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita."

Bangsa Israel juga beribadah kepada Tuhan, sebab mereka mengakui Tuhan adalah Allah mereka, mereka tidak beribadah kepada allah asing, tidak menyembah berhala / allah yang mati.
Kalau kita beribadah kepada Tuhan sampai hari ini, itu adalah hal yang masuk akal, alasannya (ayat 17-18):
1.    Allah telah menuntun bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, yang disebut juga api peleburan besi.
2.    Allah telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar di depan mata mereka di tengah perjalanan.
3.    Allah telah melindungi bangsa Israel sepanjang jalan yang mereka tempuh di antara semua bangsa yang dilalui.
4.    Allah menghalau 7 penduduk negeri tanah Kanaan sehingga mereka boleh beribadah kepada Tuhan Allah.

Hal yang sama telah kita rasakan; oleh darah Anak Domba Paskah membebaskan kita dari dosa, Allah telah melakukan banyak sekali mujizat-mujizat, misalnya; mujizat yang pertama yaitu air menjadi anggur, artinya; mengalami perubahan dalam hidup nikah jasmani dan rohani dan mujizat yang kedua, yang sakit disembuhkan. Kemudian, kalau kita mendapat kesempatan untuk beribadah dan melayani-Nya di dalam rumah Tuhan, semua karena Roh Kasih karunia.

Syarat beribadah kepada Tuhan.
Yosua 24: 19
(24:19) Tetapi Yosua berkata kepada bangsa itu: "Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu.

Beribadah kepada Tuhan, berarti memperhatikan 2 hal;
1.    Dialah Allah yang kudus.
2.    Dialah Allah yang cemburu.
Kalau tidak memperhatikan kedua hal tersebut, maka siapapun tidak akan sanggup beribadah kepada Tuhan.

Keterangan:
DIALAH ALLAH YANG KUDUS dikaitkan dengan DOA BAPA KAMI.
Matius 6: 9
(6:9) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

Setelah mengucapkan: “Bapa kami yang di sorga”, dilanjutkan dengan kalimat: “Dikuduskanlah nama-Mu”.
Berarti, tugas anak-anak Tuhan adalah untuk memperhatikan kekudusan nama Tuhan, sebab nama Tuhan itu kudus.
Perlu untuk diketahui; nama baik bersumber dari kehidupan yang baik. Nama yang kudus, bersumber dari hidup dalam kekudusan.

1 Petrus 1: 15-16
(1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
(1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Kita dipanggil untuk menjadi kudus dalam seluruh hidup, sehingga sama seperti Dia; kudus adanya.
Hidup terdiri dari 2 bagian;
1.    Tubuh, jiwa, roh harus dalam kekudusan.
2.    Hati, pikiran, perasaan harus dalam kekudusan.
Kalau terlihat baik tetapi hati, pikiran, perasaan tidak dalam kekudusan, berarti; munafik.
Saya tidak berkata saya paling benar, tetapi saya berupaya untuk tampil apa adanya. Jangan kelihatan baik di hadapan orang, kelihatan ramah, tetapi pikiran & hati tidak baik.
Hiduplah dalam kekudusan supaya Tuhan mengindahkan hidup kita dan mengindahkan korban yang kita persembahkan kepada Tuhan.

Petrus menyampaikan mengenai “kuduslah kamu sebab Aku kudus” tertulis di dalam kitab Musa ...
Imamat 11: 44-45
(11:44) Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi.
(11:45) Sebab Akulah TUHAN yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini kudus.

 “Jadilah kudus, sebab Aku ini kudus”, berarti; jangan menajiskan diri dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi.
Jadilah kudus sebab Allah itu kudus adanya, dengan demikian Dialah yang menjadi Tuhan Allah bagi kita sekaliannya.

Mari kita lihat binatang yang najis tersebut...
Imamat 11: 4-7
(11:4) Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:5) Juga pelanduk, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:6) Juga kelinci, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu.
(11:7) Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.

Ada 4 jenis binatang yang haram/najis, antara lain; unta, pelanduk, kelinci, babi hutan.
Bagian pertama: “unta, pelanduk dan kelinci.”
Memamah biak tetapi tidak berkuku belah & bersela panjang.
Artinya; beribadah melayani kepada Tuhan tetapi tidak terbeban dengan pelayanan itu, persis seperti orang Farisi = tidak suci, tidak kudus di hadapan Tuhan = najis.
Bagian kedua: “babi hutan.”
Memang berkuku belah dua & bersela panjang tetapi tidak memamah biak, itu adalah binatang haram = najis.
Artinya; mengerti firman Tuhan (Perjanjian Lama & Perjanjian Baru) tetapi tidak menjadi pelaku firman, persis seperti Ahli Taurat = tidak suci, tidak kudus di hadapan Tuhan = najis.

Imamat 11: 3
(11:3) setiap binatang yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak boleh kamu makan.

Supaya tidak najis, makan dari binatang yang tidak haram, yaitu berkuku belah dua & bersela panjang dan yang memamah biak, supaya kita layak di hadapan Tuhan.

Berkuku belah dua & bersela panjang à firman Allah yang tertulis dalam perjanjian Lama & Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama ditulis oleh para nabi. Tugas para nabi adalah bernubuat, yaitu: membangun, menghibur, menasihati berarti menunjuk – nunjuk dosa = menyelidiki, mengoreksi segala yang terkandung dalam hati = menyingkapkan dosa yang terselubung dalam hati.
Perjanjian Baru ditulis oleh para rasul = firman Kristus. Keuntungan mendengar firman Kristus: menimbulkan iman (Roma 10: 17). Firman Kristus adalah ayat menjelaskan ayat, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain.

Memamah biak, artinya; melayani karena dengar-dengaran, berarti terbeban dengan segala pekerjaan Tuhan = menjadi kudus di hadapan Tuhan.
Memamah biak, berarti; siang hari makan rumput, malam hari dikunyah kembali sampai memperoleh sari-sarinya, sampai firman Allah mendarah daging.

Mazmur 1: 1-2
(1:1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Orang-orang yang merenungkan Taurat Tuhan siang dan malam = memamah biak, orang yang semacam ini;
-      Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik = tidak sombong, tidak angkuh, tidak tinggi hati.
-      Tidak berdiri di jalan orang berdosa = tidak mempertahankan pendirian yang salah.
-      Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, berarti; duduk makan sehidangan dengan Allah dalam Kerajaan-Nya, lewat ketekun dalam 3 macam ibadah pokok untuk menikmati firman pengajaran mempelai.

Jadi, orang yang beribadah kepada Tuhan = orang yang benar. Sedangkan orang najis = orang fasik yang tidak merenungkan firman Tuhan siang & malam = orang yang tidak beribadah kepada Allah.

Wahyu 22: 11-14
(22:11) Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!"
(22:12) "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.
(22:13) Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."
(22:14) Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

Barangsiapa benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran. Barangsiapa kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya di hadapan Tuhan, mengingat kedatangan Tuhan tidak lama lagi. Menguduskan diri sama seperti membasuh jubahnya.

Sewaktu Imam Besar Yosua memakai jubah yang kotor, di mana disebelah kanannya berdiri iblis/Setan sedang mendakwa dia (Zakharia 3:10).
Seorang imam bila terus mempertahankan jubah yang kotor, mengandung resiko. Oleh karena kemurahan Tuhan, para malaikat menanggalkan jubah yang kotor dan memberikan jubah yang baru. Situasi seperti ini digambarkan seperti puntung yang diambil dari api, artinya tinggal sedikit lagi, ia akan terhilang & berujung pada kebinasaan. Itu sebabnya pengudusan itu harus diperhatikan, yaitu dengan cara membasuh/mencuci jubahnya.
Jadi, jubah yang kotor tidak boleh dipakai, sebab Iblis/Setan akan mendakwa saudara.
Mengapa seseorang kaku melayani? Karena seseorang merasa tertuduh, jubah yang lama/jubah yang kotor masih dipakai untuk melayani.

Tetapi sekalipun demikian ...
Yesaya 1: 18-19
(1:18) Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
(1:19) Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu.

Jubah yang kotor dapat dibersihkan seperti bunyi firman Tuhan; “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba”, inilah penghiburan bagi kita.
Ketika kita berupaya untuk terus kudus di hadapan Tuhan / berjuang untuk hidup dalam pengudusan (mencuci jubah), maka jubah yang kotor karena noda dosa yang membandel sekalipun, akan menjadi putih seperti salju.
Kalau kita dengar-dengaran, kita akan menikmati segala kemurahan di negeri yang Tuhan janjikan. Tuhan bagian kita, ibadah & pelayanan ini menjadi milik pusaka kita (negeri yang Tuhan berikan).

Sebaliknya ...
Yesaya 1: 10
(1:20) Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang." Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.

Kalau melawan, memberontak, maka Tuhan sendiri yang beracara, tidak mendapat penghiburan melainkan penghukuman.

Sekarang kita akan melihat orang-orang yang memakai jubah putih tersebut
Wahyu 7: 9
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

Kumpulan orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya dari segala bangsa, suku, kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba dengan memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

Wahyu 7: 13-14
(7:13) Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

Mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar, mereka telah mencuci jubah mereka, dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba.
Berarti, kesusahan yang besar adalah suatu kesempatan bagi kita untuk mencuci jubah & membuatnya putih bersih.
Kesusahan besar = sengsara salib = aniaya karena firman.
Pada waktu Yesus disalibkan, darah-Nya tercurah atas kita untuk menyucikan dosa kita dan membuatnya putih bersih.
Biarlah Tuhan berkasih karunia, Tuhan memberikan kemampuan yang ajaib bagi kita untuk menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, sebab hanya dengan cara itu kita dapat menguduskan diri yaitu mencuci jubah dan membuatnya putih bersih, tidak ada cara lain.

Salah seorang dari tua-tua itu berkata; “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar”  menunjuk kepada orang-orang yang tekun menanggung penderitaan.

Ibrani 12: 1-2
(12:1) Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
(12:2) Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Yang harus kita perhatikan adalah; “mengabaikan kehinaan, tekun memikul salib.”
Sebaliknya orang yang masih mempertahankan harga dirinya, ia tidak akan mampu untuk tekun memikul salibnya.

Ibrani 12: 3
(12:3) Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

Selanjutnya, ingat selalu akan Dia, Yesus Kristus, Anak Allah yang tekun menanggung bantahan sehebat itu dari pihak orang-orang berdosa, itulah sengsara salib, dengan tujuan: supaya saya & saudara tidak menjadi lemah & putus asa.
Kalau kita ingat yang lain dan tidak memandang salib Kristus, maka kita menjadi lemah & putus asa.

Ingat selalu akan Dia = ingat kasih Allah.
Wahyu 14:1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.

Anak domba berdiri di bukti Sion, bersama dengan 144000 orang. Di dahi mereka (144000) tertulis nama-Nya & nama Bapa-Nya = ingat kasih-Nya, ingat pengorbanan-Nya yang tekun menanggung bantahan sehabat itu dari pihak orang-orang berdosa.
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.

Mari kita lihat lebih jauh mengenai 144000 orang tersebut.
Wahyu 7:4-9
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
(7:5) Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu,
(7:6) dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu,
(7:7) dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu,
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

Kumpulan besar orang banyak yang berdiri di hadapan takhta & di hadapan Anak Domba, kedudukan mereka digambarkan seperti 144000 orang yang telah dimeteraikan, dari 12 suku Israel.
Jadi, sebelum bumi, laut & pohon-pohonan dimusnahkan, Allah terlebih dahulu memeteraikan milik kepunyaan-Nya.
Jadi, Wahyu 14: 1-5 sama dengan Wahyu 7: 9-17.
Nama-Nya & nama Bapa-Nya di tulis di dahi = meterai keselamatan Allah kepada milik kepunyaan-Nya = kasih Allah.

Praktek pengudusan.
Matius 6: 10
(6:10) datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Kalimat yang kedua: “datanglah Kerajaan-Mu”, berarti mendambakan & merindukan Kerajaan Sorga = mencari Kerajaan Sorga .

Matius 6: 31-33
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Yang terpenting; cari dahulu Kerajaan Allah dimana di dalamnya terdapat kebenaran yang sejati.
Malam ini kita datang untuk mencari kerajaan sorga, lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, hanya dengan satu tujuan untuk mencari kebenaran, yaitu firman Allah yang disampaikan.
Puncak ibadah adalah mendengar firman, itulah kebenaran. Adalah kekeliruan kalau ibadah hanya sebatas kesaksian, hanya sebatas memuji Tuhan saja.

Kalau terlebih dahulu mencari Kerajaan Sorga & kebenarannya, maka semuanya ditambahkan; maksudnya ialah apa yang dahulu menjadi kekurangan kita, akan digenapi.

Matius 5: 17
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Ketika masih berada di bawah hukum Taurat, maka yang terjadi adalah;
-      Mata ganti mata, tangan ganti tangan, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan.
-      Melangsungkan ibadah secara lahiriah saja, maka dengan demikian, segala korban & persembahan tidak diindahkan Tuhan, justru akan ditunggangi oleh perempuan kekejian (roh najis).

Inilah yang ditanggung Tuhan di atas kayu salib. Salib = ditambahkan / digenapi.
Jadi, dosa ketika masih berada di bawah hukum Taurat telah digenapi / ditambahkan.

Matius 5: 18
(5:18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Dosa kecil, dosa besar, dapat Tuhan ampuni, selama langit & bumi belum dilenyapkan.
Pengalaman dari raja Daud dalam Mazmur 23, Daud berkata; Yesus adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Takkan kekurangan aku, berarti Tuhan tambahkan baik secara jasmani terlebih rohani, sehingga tidak terlihat kekurangan, baik kekurangan kecil maupun kekurangan besar baik dalam hal yang jasmani ataupun rohani.

Syarat mencari kerajaan surga.
Matius 6: 25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.  Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

-     Jangan kuatir akan hidup, akan apa yang hendak dimakan & diminum.
-     Jangan kuatir pula akan tubuh, akan apa yang hendak dipakai.
Perlu untuk diketahui; hidup lebih penting dari pada makanan dan tubuh lebih penting dari pada pakaian.

Bagian pertama: JANGAN KUATIR SOAL MAKAN & MINUM.
Matius 6: 26
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Pandanglah burung-burung di langit, artinya memandang segala perkara-perkara di atas, perkara rohani yang berkaitan dengan ibadah & pelayanan.
Burung di udara tidak menabur, tidak menuai, tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapa di sorga .= dipelihara.
Kalau seseorang memandang perkara rohani, maka terlepas dari perkara di bawah / terlepas dari daya tarik bumi, sebab Tuhan tahu apa yang kita butuhkan. Tuhan telah memelihara kita dari hari-hari yang lalu sampai dengan hari ini. Oleh sebab itu mari kita gunakan pengalaman tersebut (hari-hari yang kita lalui) sebagai guru yang baik supaya terlepas dari kekuatiran.

Matius 6: 27
(6:27) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

Tidak ada satu orang manusia pun di atas muka bumi ini karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya, hanya Tuhan yang menentukan masa depan.

Bagian kedua: JANGAN KUATIR SOAL PAKAIAN.
Matius 6: 28-30
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
(6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
(6:30) Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?

Perhatikanlah bunga bakung di ladang, artinya; memperhatikan ladang Tuhan, bekerjalah dengan giat di ladang Tuhan, layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh dengan roh yang bernyala-nyala, yang bersumber dari kepolosan & ketulusan hati, itulah permata Yaspis, perhiasan yang paling indah.

Yohanes 4: 34-37
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
(4:35) Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.
(4:36) Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
(4:37) Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai.

Makanan Yesus adalah melakukan kehendak Allah Bapa & menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Selanjutnya Yesus berkata kepada 12 murid-Nya; “Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai”, perhatikanlah pekerjaan Tuhan, perhatikan pelayanan dalam ladang Tuhan, jangan tutup mata. Apa yang bisa kita kerjakan, biarlah itu kita kerjakan dengan ketulusan tanpa kepentingan pribadi.
Yesus mengatakan itu kepada 12 murid, setelah ia menyelesaikan pekerjaan-Nya, yaitu, mengadakan pendamaian dosa antara perempuan Samaria dengan Allah Bapa.

Yesus telah menyelesaikan pekerjaan-Nya, selanjutnya bagi kita; perhatikan pekerjaan Tuhan, apa yang bisa kita kerjakan, kerjakanlah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi & kekuatan.

Sebagaimana Rasul Paulus kepada Tuhan.
1 Korintus 3: 6, 9
(3:6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.
(3:9) Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Paulus melihat di sekelilingnya & memandang ladang yang sudang menguning, yang siap untuk dituai, pekerjaannya menanam, Apolos menyiram, selanjutnya Tuhan yang memberi pertumbuhan.
Kita kembali melihat bunga bakung di ladang (Matius 6:28).... “yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal” artinya Tuhan akan memelihara mereka yang bekerja di ladang-Nya (1 Korintus 15:5 dan 1 Korintus 3:6,8-9).

Sedangkan orang yang kuatir soal makan, minum dan pakaian itu menunjuk kepada bangsa – bangsa lain, bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu; antikris.
Antikris terikat dengan mamon, perkara-perkara lahiriah, sehingga mereka dikuasai oleh roh jual dan beli dan dimana tandanya adanya cap materai mereka di dahi ataupun di tangan kanan mereka (666), sehingga bebas untuk menjual dan membeli (Wahyu 13:16-18).

Filipi 4:6-7
(4:6) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
(4:7) Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

Pendeknya; jangan kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala keinginan-keinginan  dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur kepada Allah.

Damai sejahtera akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus, sebab damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memlihara hati dan pikiran kita di dalam Kristus Yesus.
Artinya; apa yang tidak timbul di dalm hati, yang tidak pernah didengar oleh telinga, yang tidak pernah dipikirkan, itulah yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka yang mengasihi Dia.

Yang terpenting yang harus kita  pikirkan adalah; semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji (Filipi 2:8).
                                                                            
Ciri-ciri orang yang mencari Kerajaan Sorga.
Wahyu 7: 9
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

Kumpulan besar orang banyak itu berdiri di hadapan takhta Allah, di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka, artinya; melayani Tuhan pada hari perhentian, yaitu; dalam setiap ibadah.
Pakaian putih adalah lenan halus, dasar untuk melayani. Selanjutnya memegang daun palem à hari Raya Pondok Daun / hari perhentian, itulah ibadah kekal di surga.

Wahyu 22: 3-5
(22:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
(22:4) dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
(22:5) Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

Ada 7 perkara dalam Kerajaan Sorga, namun hanya ada 2 kegiatan di dalamnya, yaitu beribadah dan melayani Tuhan (memerintah sebagai raja sampai selama – lamanya).

Mari kita lihat kegiatan-kegiatan di hari perhentian itu.
Kegiatan pertama.
Wahyu 14: 2-3
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

Terdengar suatu nyanyian baru yang keluar dari mulut 144000 orang, yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun kecuali oleh mereka sendiri.
Ini menunjukkan adanya persekutuan yang erat antara tubuh dengan kepala = terjalinnya hubungan nikah.

2 Korintus 12: 2-4
(12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
(12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya –
(12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.

Saat Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga, ia mendengarkan kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan oleh siapapun, menunjukkan adanya persekutuan yang erat antara tubuh dengan kepala, pribadi Rasul Paulus dengan Tuhan, dan pada saat itulah terdengar perkataan-perkataan yang tidak terkatakan yang tidak boleh diucapkan oleh manusia.
Kalau hubungan suami isteri begitu intim, pasti ada kata-kata baru yang terucap dari pasangan itu sendiri, tetapi kalau tidak ada hubungan yang intim maka yang keluar adalah kata-kata yang lama yang keluar dari hidup yang lama.

Ketika kita betul-betul berada dalam hadirat Tuhan, lewat doa penyembahan (menyembah Tuhan), di situ kita merasakan hal-hal yang baru, bahkan sampai tidak terasa ada kata-kata/logat ganjil, berbahasa asing / berbahasa lidah.

Tingkat tiga dari sorga yang disebut Firdaus, kalau dikaitkan dalam pola Tabernakel terkena pada Ruangan Maha Suci, dimana di dalamnya terdapat satu alat yang paling utama yaitu; tabut Perjanjian.
TABUT PERJANJIAN TERDIRI DARI 2 BAGIAN;
1.    Tabut/peti perjanjian terbuat dari kayu penaga, yang telah disalut dengan emas luar dan dalam à gereja Tuhan yang disempurnakan = tubuh = isteri.
  -   Kayu penaga menunjuk kepada daging dengan segala tabiatnya
  -   Emas menunjuk kepada kesucian Ilahi dan kesempurnaan-Nya
2.    Tutup pendamaian yang terbuat dari emas murni pribadi Yesus Kristus, yang adalah Kepala, Dialah suami, Mempelai Pria Sorga.
Berarti, ada hubungan intim antara tubuh dengan kepala. Biarlah kita berusaha untuk memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan supaya kita dengan Tuhan lebih intim lagi.

Yesaya 28: 11-12
(28:11) Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini
(28:12) Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.

Berlogat ganjil = berbahasa asing = berbahasa lidah, hal ini terjadi karena ada hubungan intim, ada persekutuan yang erat antara tubuh dengan kepala.
Jadi, bahasa asing itu tidak bisa diciptakan oleh manusia, melainkan tercipta ketika ada hari perhentian, hubungan intim antara tubuh dengan kepala.
Sekarang banyak gereja sedang marak dengan mempelajari bahasa lidah/bahasa asing, namun yang sangat disayangkan adalah, mereka tidak memperhatikan hubungan suci dengan Tuhan.

Kegiatan kedua.
Wahyu 14: 4
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.

-      Tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan = tidak memberi diri dikuasai oleh roh najis.     
-      Mereka murni sama seperti perawan, berarti tanpa dosa ragi kejahatan & ragi keburukan.
-      Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba ke mana saja Ia pergi, berarti tergembala dengan sungguh-sungguh.
Kita digembalakan oleh firman pengajaran mempelai yang membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin perempuan.
Mereka adalah orang-orang yang ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi anak Domba, menjadi raja-raja dan imam-imam (imamat rajani) bagi allah.
Sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba (dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa, menunjukkan bahwa kedudukan mereka sama seperti 144000 orang yang telah dimateraikan dari duabelas suku bangsa Israel

Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Anak Domba Allah yang disembelih telah membeli mereka dengan darah-Nya dari tiap-tiap suku, kaum, bahasa dan bangsa, itulah mereka yang berdiri di takhta Allah & takhta Anak Domba.
Kemudian, membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah, untuk memerintah sebagai raja di bumi.

Di sini kita melihat, terdengar suatu nyanyian baru, menunjukkan adanya hubungan intim, persekutuan yang erat antara tubuh dengan kepala pada hari perhentian / ibadah.

Wahyu 7:14-15
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
(7:15) Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.

Mereka telah ditebus oleh darah Anak Domba, sehingga mereka layak untuk melayani Dia siang dan malam.
Mencuci jubah dan membuatnya putih dalam Darah Anak Domba menunjuk orang-orang yang telah ditebus.

Selanjutnya........
Wahyu 14: 5
(14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta karena mereka tidak bercela; tidak dusta berarti; ya di atas ya, tidak di atas tidak, lebih dari itu berasal dari sijahat. Tidak bercela=sempurna.

Yakobus 3: 2
(3:2) Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Kalau tidak salah dalam perkataan, maka ia adalah orang yang sempurna = orang yang dapat mengendalikan seluruh tubuhnya (hidupnya) = yang berkenan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment