KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, April 26, 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 24 APRIL 2015


IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 24 APRIL 2015

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema:  JANGAN MEMBUAT/MENDIRIKAN PATUNG BAGIMU

Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, kita patut bersyukur karena Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita.
Biarlah kiranya kita boleh merasakan kasih Tuhan malam hari ini lewat pembukaan rahasia firman Tuhan.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan dari KITAB MALEAKHI.
Malam hari ini kita hanya memperhatikan ayat 18.
Maleakhi 3: 18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Orang benar    = orang yang beribadah kepada Allah.
Orang fasik      = orang yang tidak beribadah kepada Allah.

Kita tidak dapat mengatakan bahwa ibadah kita lebih benar dari pada ibadah-ibadah yang lain, namun satu hal yang patut kita syukuri adalah sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terang-Nya pengajaran Tabernakel, yang disebut dengan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, yang berkuasa untuk mengoreksi, menyelidiki kita masing-masing dan akan membawa kita kepada pembentukan tubuh Kristus yang sempurna/menjadi pengantin perempuan.
Sebagaimana dalam ayat 17, di mana mereka akan menjadi milik kesayangan Tuhan sendiri pada hari yang Tuhan siapkan, yaitu mereka yang melayani dalam kesucian.
Sampai hari ini, Tuhan tidak pernah tertidur, tidak pernah terlelap, sebab sampai hari ini Tuhan tidak berhenti bekerja, Ia sedang menyediakan / mempersiapkan tempat sebanyak jiwa yang diselamatkan.

Mari kita lihat; ORANG YANG BERIBADAH KEPADA ALLAH YANG HIDUP.
Yosua 24: 15
(24:15) Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

Yosua berkata kepada bangsa Israel: “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!
Yosua menunjukkan sikap yang tegas kepada bangsa Israel, dalam hal beribadah kepada Allah.

Respon bangsa Israel terhadap perkataan Yosua.
Yosua 24: 16-18
(24:16) Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!
(24:17) Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui,
(24:18) TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kami pun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita."

Bangsa Israel tidak beribadah kepada allah asing, melainkan juga beribadah kepada Allah nenek moyang bangsa Israel; Allah Abraham, Ishak, Yakub.
Adalah hal yang masuk akal kalau bangsa Israel beribadah kepada Allah yang hidup, sesuai dengan alasan yang ada dalam ayat 17-18, antara lain;
1.    Allah telah menuntun bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, oleh darah Anak Domba Paskah.
2.    Allah telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar di depan mata mereka di tengah perjalanan.
3.    Allah telah melindungi bangsa Israel sepanjang jalan yang mereka tempuh di antara semua bangsa yang dilalui.
4.    Allah menghalau 7 penduduk negeri tanah Kanaan sehingga mereka boleh beribadah kepada Tuhan Allah.

Sehingga kalau kita perhatikan (Maleakhi 3:13-14), bangsa Israel menikmati semua kemurahan Tuhan; mereka memperoleh negeri Kanaan tanpa bersusah-susah, mendiami kota-kota yang tidak didirikan, dan menikmati kebun-kebun anggur, menikmati kebun-kebun pohon zaitun = menikmati segala kemurahan hati Tuhan.
Biarlah kita setia beribadah kepada Allah yang hidup, supaya kita dapat menikmati/memperoleh kasih karunia demi kasih karunia, sebab kita hidup bukan karena gagah, hebat, kuat kita dan bukan suatu kebetulan, melainkan karena kemurahan hati Tuhan.

Syarat beribadah kepada Tuhan.
Yosua 24: 19
(24:19) Tetapi Yosua berkata kepada bangsa itu: "Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu.

Beribadah kepada Tuhan, berarti memperhatikan 2 hal;
1.    Dialah Allah yang kudus.
2.    Dialah Allah yang cemburu.
Kalau seseorang tidak memperhatikan 2 hal ini, maka siapapun tidak sanggup beribadah kepada Allah yang hidup.

Keterangan:
DIALAH ALLAH YANG CEMBURU, yang dikaitkan dengan 10 hukum Allah.

Keluaran 20: 3-5
(20:3) Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
(20:4) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
(20:5) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,

Tuhan Allah bangsa Israel adalah Allah yang cemburu.
Kecemburuan Allah kepada bangsa Israel tidak sama seperti kecemburuan manusia daging yang bersifat bodoh, karena membabi buta.
Kecemburuan Allah disini bersifat prefentif, maksudnya mencegah bangsa Israel supaya jangan jatuh dalam dosa.

Sebagai bukti;
YANG KEDUA: Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun (Keluaran 20: 4)
Imamat 26: 1
(26:1) "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.

Jangan membuat patung atau tugu berhala untuk diri sendiri, bahkan jangan mendirikan batu berukir untuk dirinya.

Alasan Allah adalah:
Yesaya 40: 18-20
(40:18) Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah, dan apa yang dapat kamu anggap serupa dengan Dia?
(40:19) Patungkah? Tukang besi menuangnya, dan pandai emas melapisinya dengan emas, membuat rantai-rantai perak untuknya.
(40:20) Orang yang mendirikan arca, memilih kayu yang tidak lekas busuk, mencari tukang yang ahli untuk menegakkan patung yang tidak lekas goyang.

Allah tidak dapat disamakan dengan patung atau arca sekalipun patung itu dilapisi dengan emas, terbuat dari kayu pahatan yang tidak lekas busuk, dan menegakkan patung yang tidak lekas goyah.
Perlu diketahui; Allah Israel di atas segala allah asing, tidak ada yang dapat menyamai Allah Israel.

Yesaya 40: 21-22
(40:21) Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kamu dengar? Tidakkah diberitahukan kepadamu dari mulanya? Tidakkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi diletakkan?
(40:22) Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!

Allah yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, sesuai dengan firman Allah yang disampaikan dari sejak semula, sehingga:
-      Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang;
-      Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!

Yesaya 4: 23-24
(40:23) Dia yang membuat pembesar-pembesar menjadi tidak ada dan yang menjadikan hakim-hakim dunia sia-sia saja!
(40:24) Baru saja mereka ditanam, baru saja mereka ditaburkan, baru saja cangkok mereka berakar di dalam tanah, sudah juga Ia meniup kepada mereka, sehingga mereka kering dan diterbangkan oleh badai seperti jerami.

Allah yang menentukan segala sesuatunya bahkan hidup mati manusia, Allah yang menentukannya.
Saudaraku, kita benar-benar telah merasakan kasih karunia demi kasih karunia, merasakan kemurahan Tuhan sampai malam ini, sekalipun banyak pelanggaran yang terjadi, namun Tuhan tetap bermurah hati sehingga Ia masih memberi kesempatan bagi kita untuk beribadah dan melayani Dia.
Namun sekalipun kita merasakan kemurahan hati Tuhan, seringkali kita membuat patung bagi diri sendiri termasuk harga diri, kekerasan hati untuk memuliakan dirinya sendiri, baru saja selesai beribadah namun kembali membuat patung bagi dirinya.
Padahal Allah berfirman: “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun”, namun sadar atau tidak sadar, hal ini seringkali kita langgar.

Mazmur 115: 1-4
(115:1) Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!
(115:2) Mengapa bangsa-bangsa akan berkata: "Di mana Allah mereka?"
(115:3) Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!
(115:4) Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia,

Segala kemuliaan hanya bagi Allah oleh karena kasih-Nya yang besar dan oleh karena kesetiaan Allah bagi kita.
Kemuliaan itu hanya bagi Tuhan, namun terkadang kita mencari kemuliaan bagi diri kita sendiri, supaya orang melihat kita lebih benar, lebih baik, lebih suci, lebih cakap dari orang lain, inilah yang disebut mendirikan patung.

Keluaran 32: 1-4
(32:1) Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."
(32:2) Lalu berkatalah Harun kepada mereka: "Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada pada telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan bawalah semuanya kepadaku."
(32:3) Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya kepada Harun.
(32:4) Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"

Bangsa Israel membuat patung yang menyerupai allah bagi mereka, yaitu patung anak lembu emas tuangan.

Mari kita lihat; PERASAAN TUHAN SAAT BANGSA ISRAEL MEMBUAT PATUNG.
Ulangan 32: 21
(32:21) Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal.

Bangsa Israel membangkitkan cemburu Allah dan menimbulkan sakit hati Allah oleh karena patung/berhala yang mereka buat.

Ulangan 32: 5-6
(32:5) Berlaku busuk terhadap Dia, mereka yang bukan lagi anak-anak-Nya, yang merupakan noda, suatu angkatan yang bengkok dan belat-belit.
(32:6) Demikianlah engkau mengadakan pembalasan terhadap TUHAN, hai bangsa yang bebal dan tidak bijaksana? Bukankah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan engkau?

Bangsa Israel adalah bangsa yang bebal dan tidak bijaksana.
Bebal = orang yang bodoh, selalu mengulangi kesalahan yang sama.
Padahal mereka sadar betul kalau mereka keluar dari tanah Mesir (tanah perbudakan, tempat peleburan besi) semua karena kasih kemurahan Tuhan, dan berjalan di jalan yang mereka tempuh semua karena penyertaan Tuhan.

Ulangan 32: 10-11
(32:10) Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.
(32:11) Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya,

Sesungguhnya Tuhan menjaga dan melindungi bangsa Israel di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara, laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, supaya mereka tegak, mampu berjalan di padang gurun sampai akhirnya tiba di tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan-Nya.
Menggoyangbangkitkan isi sarangnya à kuasa kematian & kebangkitan Yesus Kristus. Mereka mengenakan kasut & pakaian selama 40 tahun perjalanan di padang gurun tetapi kasut & pakaian mereka tidak usang, betul-betul Tuhan menyertai, memelihara mereka.
Tandus = kering. Tuhan mampu memelihara anak-anak Tuhan di tengah-tengah resesi kekeringan dunia, sampai akhirnya kita masuk dalam Kerajaan Sorga, kalau kita setia.

Mazmur 115: 4-8
(115:4) Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia,
(115:5) mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat,
(115:6) mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium,
(115:7) mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya.
(115:8) Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.

Mari kita lihat; PATUNG/TUGU BERHALA.
-      mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata = tidak dapat mengagungkan nama Tuhan.
-      mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat ­= buta rohani.
-      mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar = tidak dengar-dengaran
-      mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium = tidak ada doa penyembahan.
-      mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba = tidak dapat melayani Tuhan dengan benar.
-      mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, = tidak dapat melangkah maju bersama Kristus.
-      tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya = tidak dapat memuliakan Tuhan.
seperti itulah orang yang membuat patung/tugu baginya.
Saudaraku, kalau seseorang mendirikan patung baginya berupa kesibukan, pekerjaan (bisnis), kedudukan, jabatan, harta benda, kekayaan, cinta akan uang, maka ia tidak dapat berbuat apa-apa di hadapan Tuhan, dia tidak dapat memberikan yang terbaik kepada Tuhan, selain memuliakan dirinya.

Kesimpulannya; membuat patung baginya adalah suatu kebodohan dan kesia-siaan.

Keluaran 32: 4
(32:4) Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"

Setelah mereka membuat patung anak lembu emas tuangan, Harun berkata: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
Dalam hal ini bangsa Israel menjadi bodoh, mereka melupakan penciptanya. Sesungguhnya yang menuntun bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, tanah perbudakan adalah Allah yang hidup, bukan patung anak lembu emas tuangan, sesuai dengan Keluaran 20: 1-2 ...Lalu Allah mengucapkan segala firman ini Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.

Sesungguhnya Allah yang membebaskan bangsa Israel dari Mesir, dari rumah perbudakan, oleh karena darah Anak Domba Paskah.
Demikian halnya kalau kita berada di rumah Tuhan, di dalam kota Raja Besar untuk beribadah melayani Tuhan, semua karena kemurahan Tuhan, karena darah Anak Domba Paskah yang membebaskan kita dari ikatan dosa. Selama seseorang masih terikat dengan dosa, hidup dengan segala perbuatan yang sia-sia maka ia tidak akan sanggup beribadah melayani Tuhan.
Harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, emas & perak, tidak dapat menebus kita dari dosa, hanya darah yang mahal, yang tak bernoda dan tak bercacat cela.

Dampak negatif mendirikan patung/tugu berhala.
Roma 1: 22-23
(1:22) Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.
(1:23) Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.

Seolah-olah penuh hikmat, padahal itu suatu kebodohan, jikalau seseorang menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana itu dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar / patung, tugu berhala.
Patung/tugu buatan tangan manusia tidak akan memberikan kemuliaan bagi manusia, justru akan membuat seseorang bodoh, jauh dari Tuhan.

Ulangan 4: 14-18
(4:14) Dan pada waktu itu aku diperintahkan TUHAN untuk mengajarkan kepadamu ketetapan dan peraturan, supaya kamu melakukannya di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya.
(4:15) Hati-hatilah sekali -- sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api –
(4:16) supaya jangan kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apa pun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan;
(4:17) yang berbentuk binatang yang di bumi, atau berbentuk burung bersayap yang terbang di udara,
(4:18) atau berbentuk binatang yang merayap di muka bumi, atau berbentuk ikan yang ada di dalam air di bawah bumi;

Musa telah mengajarkan 10 hukum Allah yang tertulis pada dua loh batu sesuai dengan perintah Allah kepada Musa supaya bangsa Israel jangan membuat patung bagi mereka, baik berbentuk binatang yang di bumi, atau berbentuk burung bersayap yang terbang di udara atau berbentuk binatang yang merayap di muka bumi, atau berbentuk ikan yang ada di dalam air di bawah bumi, bahkan Allah sendiri berfirman dari tengah-tengah api kepada bangsa Israel di gunung Horeb.
Tujuannya: supaya bangsa Israel jangan berlaku busuk. Jadi, bukan hanya Musa saja yang menyampaikan firman kepada bangsa Israel, tetapi Allah sendiri berfirman kepada bangsa Israel, sesungguhnya betapa besar kemurahan hati Tuhan kepada bangsa Israel, karena Allah sendiri menghampiri bangsa Israel di dalam kemuliaan-Nya.

Kalau saja malam ini kita mendengarkan firman Allah yang rahasianya dibukakan dan membuat hati kita bergetar, seharusnya bangsa Israel lebih lagi ketika Allah berbicara langsung kepada mereka bahkan Allah berkali-kali berfirman, namun bangsa Israel mengabaikannya.
Hal itu sesungguhnya kita alami sendiri, berkali-kali kita mendengar firman lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah utama / pokok hari itu kita terharu, menerimanya dengan senang hati dan gembira, tetapi baru saja lewat ibadah, kita kembali lagi murtad.
Bukan kurang panjang Tuhan mengulurkan tangan-Nya, bukan kurang tajam telinga-Nya untuk mendengarkan doa-doa kita, tetapi kita yang berkali-kali menyakiti hati Tuhan, tidak mempedulikan perasaan Tuhan.

Roma 1: 24-25
(1:24) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.
(1:25) Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.

Membuat patung baginya = menggantikan kebenaran Allah dengan dusta = melupakan penciptanya yang harus dipuji selama-lamannya.
Setara dengan 1 Yohanes 1:8-10, bila seseorang tidak mengaku dosa, berarti menjadikan Allah pendusta dan kebenaran Allah tidak ada di dalam dirinya = menipu diri sendiri, ini adalah kebodohan besar.
Tidak mengaku dosa, berarti menjadikan Allah pendusta dan kebenaran Allah tidak ada di dalam dirinya = menipu dirinya sendiri.
Kekerasan hati membuat kita tidak mudah mengaku dosa. kekerasan hati = membuat patung bagi diri sendiri.

Praktek membuat patung bagi diri sendiri.
Keluaran 32: 2-3
(32:2) Lalu berkatalah Harun kepada mereka: "Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada pada telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan bawalah semuanya kepadaku."
(32:3) Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya kepada Harun.

Seluruh bangsa Israel, antara lain; isteri, anak laki-laki dan anak perempuan, menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya kepada Harun, lalu dibuatnyalah patung/tugu bagi mereka.
Di sini tidak disebutkan para suami, hanya anting-anting emas isteri, anak laki-laki dan anak perempuan.

Bandingkan dengan ...
1 Timotius 2: 8-10
(2:8) Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
(2:9) Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,
(2:10) tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.

Seorang perempuan dalam ibadah, hendaklah berdandan dengan pantas, yaitu dengan perbuatan baik seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah kepada Allah yang hidup.

Maksudnya di sini ...
1 Timotius 2: 11-12
(2:11) Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.
(2:12) Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.

Seharusnya perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh = dengar-dengaran.
Dengar-dengaran à anting-anting emas di telinga.
Tetapi setelah anting-anting emas di telinga dilepaskan, terbentuklah patung lembu emas tuangan.
Kalau tidak dengar-dengaran, tidak patuh pada ajaran yang benar, maka seseorang sedang mendirikan patung/tugu berhala baginya, cerminannya adalah; seperti orang yang berdandan dengan rambut yang berkepang-kepang, dan memakai perhiasan dari emas, mutiara atau pakaian yang indah-indah = lebih mengutamakan hal-hal yang lahiriah = memuliakan dirinya sendiri.

Keadaan bangsa Israel ketika membuat patung anak lembu emas tuangan bagi mereka.
A.   Keluaran 32: 9
(32:9) Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
Bangsa Israel menjadi bangsa yang tegar tengkuk, susah menundukkan kepala di hadapan Tuhan = penolakan terhadap segala kemurahan hati Tuhan.
Sementara di dalam Kristus; semua ya, tidak ada kata: tidak, supaya dengan demikian kita mengucapkan Amin untuk memuliakan Allah.
Ukuran tegar tengkuk hanya Tuhan yang tahu dan hati kita masing-masing. Tetapi yang pasti, setiap orang yang mendirikan patung baginya, ujung-ujungnya keadaan orang tersebut menjadi tegar tengkuk.

B.   Keluaran 32: 24-25
(32:24) Lalu aku berkata kepada mereka: Siapa yang empunya emas haruslah menanggalkannya. Mereka memberikannya kepadaku dan aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini."
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka --

Bangsa Israel digambarkan seperti kuda lepas kandang, arti rohaninya; liar tidak tergembala dengan mengandalkan kekuatan daging = menuruti kata hati.
Dalam Yeremia 17, dengan jelas dikatakan: terkutuklah orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan yang hatinya jauh dari Tuhan.

Yesaya 31: 1, 3
(31:1) Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.
(31:3) Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama.

Kuda-kuda dari Mesir itu adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Orang Mesir adalah manusia, bukan Allah.
Kekuatan daging, kekuatan manusia, kekuatan diri sendiri tidak seberapa, tetapi yang membuat kita mampu menjalankan hidup, yang membuat kita mampu melangsungkan ibadah dan pelayanan dihadapan Tuhan adalah karena Roh Tuhan memberi kekuatan bagi kita.
Oleh sebab itu, jangan sekali-kali unjuk gigi di dalam ibadah, apalagi di atas/depan mimbar, sebab kekuatan kita ini tidak seberapa. Biarlah kita dengan tulus ikhlas melayani Tuhan.

Dalam Keluaran 32: 25 dikatakan: “Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka”
Kalau liar, tidak tergembala, karena lebih mengandalkan kekuatan daging, yang terjadi bukanlah menjadi kesaksian, melainkan menjadi cemooh, buah bibir dalam hal yang tidak baik.

Tidak berhenti sampai di situ, keadaan bangsa Israel ketika mereka mendirikan tugu/patung bagi mereka ...
C.  Ulangan 27: 15
(27:15) Terkutuklah orang yang membuat patung pahatan atau patung tuangan, suatu kekejian bagi TUHAN, buatan tangan seorang tukang, dan yang mendirikannya dengan tersembunyi. Dan seluruh bangsa itu haruslah menjawab: Amin!

Orang yang membuat patung pahatan atau patung tuangan, atau yang serupa dengan itu, adalah suatu kekejian bagi Tuhan, dan orang yang demikian adalah orang yang terkutuk.
Kita melihat dalam Keluaran 20: 5, kecemburuan Allah itu dibalaskan kepada anak-anak mereka yang berbuat dosa oleh karena membuat patung/tugu berhala bagi mereka, dan kutuk itu berlangsung sampai kepada keturunan yang keempat.
Saudaraku, perhatikanlah, ketika seseorang membuat patung dari kayu pahatan (keinginan daging), patung tuangan (kekerasan hati), pasti dosa yang semacam ini turun sampai pada keturunan yang keempat, sehingga anak juga menjadi imbasnya.

Tetapi tetap saja, kebebalan itu berlangsung, mereka membuat patung bagi mereka, bukan hanya di padang gurun, tetapi sesampainya di tanah kanaan, mereka membuat dua patung anak lembu emas tuangan di Betel dan di Dan (1 Raja-raja 12:28-29), artinya kekerasan hati bangsa Israel menjadi dua kali lipat.  Berarti kesusahan hati Tuhan, kecemburuan Tuhan yang mereka bangkitkan juga dua kali lipat.

Mazmur 97: 7
(97:7) Semua orang yang beribadah kepada patung akan mendapat malu, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala allah sujud menyembah kepada-Nya.
Semua orang yang beribadah kepada patung, pada akhirnya akan mendapatkan malu.

Roma 1: 23-24
(1:23) Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.
(1:24) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.

Membuat malu karena Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Kecemaran, berarti; mempermalukan diri sendiri.

Jalan keluarnya
Iamamt 26: 1-2
(26:1) "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.
(26:2) Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN.

Jangan membuat patung/tugu berhala bagimu ataupun batu yang berukir, sebaliknya memperhatikan 2 hal;
YANG PERTAMA: MEMELIHARA HARI-HARI SABAT TUHAN
Keluaran 20: 8-10
(20:8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
(20:9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
(20:10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.

Menguduskan hari Sabat bagi Tuhan Allah, bukan hanya manusia, tetapi juga sampai kepada hewan atau binatang.
Sabat = hari ketujuh, hari perhentian bagi Tuhan Allah.

Pertanyaannya : Mengapa harus menguduskan hari Sabat?
Keluaran 20: 11
(20:11) Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

Berpatokan pada cara kerja Tuhan, sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan berhenti pada hari ketujuh.
Ketika kita berpatokan pada cara kerja Tuhan, maka segala sesuatunya menjadi baik, hidup kita menjadi indah di hadapan Tuhan, ibadah dan pelayanan dikenan oleh Tuhan.
Sama halnya ketika Adam dan Hawa berada di taman Eden, mereka harus mengikuti aturan-aturan yang Tuhan tetapkan dengan demikian mereka menikmati kemurahan Tuhan, semuanya jadi baik.
Ketika dua tangan dan dua kaki Tuhan dipatokkan di atas kayu salib, keadaan manusia menjadi baik, sebab Yesus telah mati di atas kayu salib, sehingga ada dua hal yang terjadi;
Yang pertama; tulang-tulang / kaki Yesus tidak dipatahkan, artinya;
1.  Terjadi persekutuan yang erat antara tubuh dengan kepala.
Tubuh menunjuk kepada gereja Tuhan = isteri.
Kepala menunjuk kepada Kristus = suami.
Dengan demikian, tubuh tidak menjadi liangnya serigala = roh jahat.
Pekerjaan dari serigala; mencerai-beraikan kawanan domba dalam satu penggembalaan (Yohanes 10:10-12).

Kemudian,  tubuh tidak menjadi sarangnya burung = roh najis.
Pekerjaan dari roh najis; menghambat pembangunan tubuh Kristus, itu sebabnya di dalam kitab Hagai, semua orang roh najis, tidak diijinkan bekerja dalam pembangunan Bait Allah.

2.  Terjadi hubungan yang erat di antara anggota-anggota tubuh.
Anggota – anggota tubuh memang banyak tetapi hanya satu tubuh, artinya; saling memperhatikan satu dengan yang lain.

Yang kedua; lambung Yesus ditombak, sehingga segeralah mengalir keluar air dan darah (Yohanes 19:33)
Darah  menunjuk kepada pertobatan. Setiap kali seseorang bertobat dari segala dosa kesalahan, ada tanda darah, itulah pengorbanan.
Air menunjuk kepada baptisan air. Berbicara baptisan itu berbicara tentang kuasa kematian & kebangkitan Yesus Kristus sehingga kita menjadi kehidupan yang baru, sama seperti anak yang baru lahir dengan dua tanda (air ketuban dan darah), dengan demikian menjadi ciptaan baru di dalam Kristus Yesus.

Kemudian, kita perhatikan kemah / Tabernakel, menggunakan patok-patok (pasak), itulah paku yang terbuat dari tembaga, sehingga 60 tiang-tiang pelataran berdiri tegak, sebab fungsi dari patok yang ada di bagian dalam dan luar pada tiang-tiang pelataran Tabernakel adalah untuk mengikat tali dari tiang pada patok sehingga tiang-tiang pelataran berdiri dengan tegak.
Tiang pelataran berdiri dengan tegak arti rohaninya; menjadi terang bagi dunia.
Kalau kita berdiri tegak oleh karena patok-patok Tuhan, menjadikan kita terang di tengah-tengah dunia ini, baik sikap, perkataan, gerak-gerik, sudut pandang menjadi terang.

Pertanyaannya; mengapa harus menguduskan hari sabat?
Ulangan 5: 15
(5:15) Sebab haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.
Belajar dari pengalaman hidup, sebab pengalaman hidup adalah guru yang terbaik.
Setiap orang memiliki pengalaman pahit karena dosa, waktu diluar Tuhan. Jadikanlah pengalaman itu guru yang baik, supaya kita jangan mengulangi dosa yang sama, yang membuat hati kita pahit.
Ingatlah masa lalu supaya kita bisa menyongsong masa yang akan datang, masa depan yang cerah. Tetapi kalau kita tidak belajar dari masa lalu, kita tidak akan mampu menyongsong masa depan yang cerah.
Siapapun kita, jangan lupa diri, jangan lupakan masa lalu.
Dahulu kita adalah sampah, lumpur yang hitam, tetapi oleh karena darah Anak Domba Paskah, kita dilepaskan, dibebaskan dari perbudakan dosa, oleh karena kemurahan hati Tuhan.

Jangan membuat patung/tugu berhala bagimu ataupun batu yang berukir, sebaliknya memperhatikan 2 hal;
YANG KEDUA: MENGHORMATI TEMPAT KUDUS TUHAN
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada ruangan maha suci. Di dalamnya terdapat satu alat, itulah tabut perjanjian, alat yang paling utama dari semua alat yang ada di dalam Tabernakel.

Tabut perjanjian dibagi menjadi 2 bagian:
Bagian pertama: TABUT/PETI PERJANJIAN terbuat dari kayu penaga, telah dilapisi dengan emas luar dan dalamnya, sehingga tidak terlihat lagi tabiat daging karena telah tertutupi oleh tabiat ilahi.
Emas yang melapisi à kesucian, kemurnian dari roh suci.
Kayu penaga itu;
-      berwarna hitam kemerah-merahan à warna dosa (kegelapan).
-      keras à kekerasan hati.
-      berduri à pribadi yang senantiasa menusuk, menyakiti hati perasaan orang lain.
Tetapi setelah dilapisi emas bagian luar dan dalam, tidak terlihat lagi tabiat daging (luar dalam=tidak munafik) sehingga menjadi tempat tiga hal, yaitu;
-Buli buli emas berisi manna (firman pengajaran yang permanen) = firman pengajaran mempelai.
-Tongkat harun yang bertunas (kuasa Roh kudus yang permanen) = Roh mempelai.
-Dua loh batu (kasih Allah yang permanen) = kasih mempelai.
Dengan demikian menjadi tempat 3 oknum Allah dan tabiatnya yang sifatnya permanen.

Bagian kedua: TUTUP PENDAMAIAN terbuat dari emas murni menunjuk kepada pribadi Yesus Kristus sebagai kepala dari tiap-tiap gereja, Mempelai Pria Surga, Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Kemudian, di atas tutup pendamaian, terdapat 2 kerub. Kerub pertama menunjuk Allah Bapa, dengan tabiatnya kasih, kerub kedua menunjuk Roh Kudus = Kristus. Memimpin, menopang, menghibur, mengajar, menginsafkan.
Tabut / peti perjanjian artinya; hadirat /tahta Allah.
Itulah tentang tabut/ peti perjanjian berada di tempat kudus Allah

Sekarang kita melihat pribadi yang berdiri/berada di tempat kudus Allah.
Keluaran 3: 1-5
(3:1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
(3:2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
(3:3) Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
(3:4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
(3:5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

Untuk berdiri di tempat kudus harus menanggalkan kasut, artinya; meninggalkan cara hidup yang lama.
Tempat dimana Musa berdiri itu, adalah tanah yang kudus, karena hadirat / tahta Allah.
Sesungguhnya tempat dimana Musa berdiri itu, sama dengan tanah-tanah yang lain, yang membedakannya adalah hadirat Allah.
Demikian halnya dengan kita, saat ini berada ditempat kudus, sebab tempat dimana kita berada adalah tempat kita untuk beribadah dan melayani Dia, Allah yang sempurna, Agung dan mulia.

Ibrani 4: 15-16
(4:15) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
(4:16) Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya

Berdiri di tempat kudus, berarti; mempunyai keberanian untuk menghampiri takhta kasih karunia yaitu tempat kudus.
Mempunyai keberanian menghadap tahta kasih karunia (tempat kudus), berarti tidak takut;
-    mengaku dosa dihadapan Tuhan dan sesama.
-    tidak malu merendahkan diri dan tidak malu apabila direndahkan = berani melepaskan harga diri demi sebuah kebenaran yang sejati.


1 Yohanes 4: 16-18
(4:16) Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
(4:17) Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
(4:18) Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Di dalam kasih tidak ada ketakutan. Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan.
Kasih Allah sempurna dalam kita apabila kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, mulai dari sekarang berdiri menghadap tahta kasih karunia / tempat kudus.
Mari kita tanggalkan kasut yang lama karena kita sedang menghampiri takhta kasih karunia, dan kita harus memiliki keberanian untuk mengakui dosa, tidak perlu takut dan malu.

Ciri-ciri berdiri di tempat kudus: sama seperti semak duri yang menyala tetapi tidak terbakar.
Artinya; melayani Tuhan dengan roh bernyala-nyala, berapi-api, berkobar-kobar.
Tabiat dari api Roh Kudus sebetulnya menghanguskan tabiat daging, tetapi di sini kita melihat, semak duri yang menyala tetapi tidak terbakar artinya kehidupan kita akan tertolong kalau kita benar-benar berada di tempat kudus, melayani Tuhan dengan meninggalkan cara hidup yang lama.
Ketika kita beribadah dengan roh yang bernyala-nyala, ini adalah penglihatan yang hebat.
Biarlah kita melayani Tuhan dengan roh yang bernyala-nyala, karena itu adalah suatu penglihatan yang hebat. Kalau kita beribadah dengan roh yang bernyala-nyala, kita tidak akan terbakar habis, tidak akan binasa.

Roma 12:11
(12:11) Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Melayani Tuhan dengan Roh yang bernyala-nyala, berarti; kerajinan jangan menjadi kendor.

Keluaran 2: 1, 4
(3:1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
(3:4) Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."

Ketika Allah memanggilMusa, Musa!”, Musa menjawab “Ya, Allah”, artinya ada hubungan yang begitu intim, yang begitu erat antara musa dengan Allah.
Terjadinya hubungan intim antara Musa dengan Allah, di awali dari penggembalaan, sebab Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya. Yitro adalah seorang imam di Midian. Berarti tergembala dengan sungguh-sungguh dalam kandang penggembalaan, di situlah hubungan itu akan terjalin dengan erat.
Kepercayaan itu diawali dari tergembala, barulah ada hubungan intim, kemudian dipercaya.

Biarlah kiranya kita memperhatikan apa yang telah kita dengar. Tuhan sudah memberi jalan keluarnya menguduskan hari-hari Sabat dan menghormati tempat kudus Allah.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment