KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, September 23, 2015

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 22 SEPTEMBER 2015

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 22 SEPTEMBER 2015

Tema:   DARI KITA KOLOSE
`          (Seri 56)

Subtema: ANAK-ANAK ALLAH LEBIH BERHARGA DARI MALAIKAT

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.

Sebelum kita membawa diri rendah di bawah kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1: 21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,

Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah”, ini menunjuk kepada;
-      Bangsa kafir = orang-orang yang tak bersunat.
-      Orang fasik dengan segala kefasikannya.

Orang yang dahulu hidup jauh, mereka itu memusuhi Allah dalam hati dan pikiran, itu terlihat dari perbuatan yang jahat.
Pendeknya, setiap perbuatan jahat menunjukkan bahwa seseorang memusuhi Allah dalam hati dan pikiran = hidup jauh dari Allah.

Lebih jauh kita melihat; YANG DAHULU HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus 2: 11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah, berarti; “Tanpa Kristus, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia” = BINASA (mati).

Efesus 2: 1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Dahulu sudah mati, penyebabnya: karena banyaknya pelanggaran dan dosa-dosa (kefasikan-kefasikan) yang diperbuat oleh bangsa kafir, yaitu orang-orang yang dahulu hidup jauh dari Allah.

Pertanyaannya; SIAPAKAH MEREKA ITU?
Efesus 2: 2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Perbuatan-perbuatan atau orang-orang yang dahulu hidup jauh dari Allah, yaitu:
1.     Orang-orang yang mengikuti jalan dunia ini.”
2.     Orang-orang yang mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.”
3.     “Orang-orang yang, hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran yang jahat.”

Keterangan: “MENGIKUTI JALAN DUNIA INI” (bagian ketiga).
Di dunia ini banyak jalan, ada jalan yang lebar, ada jalan yang sempit, ada jalan yang berbatu-batu, ada jalan bersemak duri, ada jalan berliku-liku, ada jalan bergelombang. Seseorang berhak memilih jalan hidupnya. Tuhan tidak memaksa kita untuk mengikuti jalan yang Ia kehendaki, Ia memberi kebebasan untuk memilih.

Terlebih dahulu kita melihat ...
Matius 13: 22
(13:22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

Dalam ayat ini dikatakan: “Lalu kekuatiran dunia ini”, menunjukkan bahwa di dunia ini ada jalan kekuatiran.

Matius 6: 31
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?

Mereka kuatir soal apakah yang akan dimakandiminum dan apa yang akan dipakai.

Kekuatiran dibagi menjadi dua.
YANG PERTAMA: Kuatir dengan apa yang akan dimakan dan diminum.
Matius 6: 25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Jangan kuatir akan hidup, berarti kaitannya makanan dan minuman, karena hidup lebih penting dari makanan dan minuman. Tetapi bagi orang yang kuatir, soal makan dan minum jauh lebih penting, padahal penyelamatan terhadap hidup, bukan soal makan, bukan soal minum.

Pelajaran yang manis untuk beroleh hidup:
Matius 6: 26
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Pandanglah burung-burung di langit”, artinya; memikirkan perkara di atas = memikirkan perkara rohani, itulah ibadah dan pelayanan atau kegiatan-kegiatan dalam kandang penggembalaan.
Sebaliknya, orang yang kuatir soal makan dan minum tidak akan memikirkan perkara di atas. Namun sebenarnya ini adalah suatu kekeliruan, itu bukanlah jalan untuk memperoleh hidup.

Kolose 3: 1-2
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
(3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

Carilah perkara di atas, itulah perkara rohani, ibadah dan pelayanan, kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah & pelayanan, dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan = cari dahulu kerajaan sorga serta kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan….(Matius 6:33).

Selain mencari juga pikirkanlah perkara yang di atas bukan di bumi.
Perkara di atas = Yesus Kristus, Anak Allah, duduk di sebelah kanan Allah.
Malam ini kita duduk sehidangan dengan Allah = duduk di sebelah kanan Allah, itu adalah tempat yang terindah.
Jangan duduk di tengah-tengah pencemooh, di tengah-tengah orang fasik, sebab cepat atau lambat kerohaniannya akan tergeser. Jangan berkata aku luar biasa, aku hidup di dalam Tuhan, tetapi jika ia duduk di tengah-tengah pencemooh, di tengah-tengah orang fasik, semuanya akan bergeser, pergaulan buruk merusak kebiasaan baik.

Kita lihat; DUDUK DI SEBELAH KANAN.
Ibrani 1: 3
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Setelah Yesus Kristus selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi.
Duduk di sebelah kanan Allah, prosesnya: Setelah mengadakan penyucian dosa. Terlebih dahulu dosa-dosa itu disucikan, barulah duduk di sebelah kanan Allah, sebab tidak mungkin seseorang duduk di sebelah kanan Allah namun dosa tidak terlebih dahulu disucikan.

Ibrani 9: 13-14
(9:13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
(9:14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Oleh darah salib Kristus, Ia telah menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia.
Perbuatan sia-sia = kutuk nenek moyang, yang diwariskan dari nenek moyang = dosa warisan.
Jadi, setiap anak yang lahir sudah mewarisi dosa, jangan merasa anak yang lahir itu sempurna.
Tetapi syukur kepada Tuhan, oleh karena darah salib Kristus, hati kita telah disucikan dari perbuatan yang sia-sia.

Ibrani 9: 26-28
(9:26) Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
(9:27) Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,
(9:28) demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.

Korban Kristus berkuasa untuk menghapus dosa manusia = dosa disucikan.
Pendeknya; hanya dengan satu korban, Ia telah menyucikan manusia dari dosa.
Dia tidak perlu melakukannya dua kali. Berbeda dengan ibadah yang pertama yang dijalankan menurut hukum Taurat, Harun berulang kali membawa darah domba jantan sebagai korban bakaran dan darah lembu jantan muda sebagai korban penghapus dosa.

Ibrani 9: 14
(9:14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Setelah dosa disucikan oleh darah salib Kristus, selanjutnya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup, tidak beribadah kepada allah yang mati.
Beribadah kepada Allah yang hidup, berarti beribadah kepada Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, artinya; Allah yang sanggup memberi iman, harap dan kasih.
Allah Abraham = kasih. Allah Ishak = iman. Allah Yakub = harap.
Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi Tuhan. Apapun itu jenisnya, kalau itu menjadi pusat perhatian manusia, atau lebih utama dari Tuhan itulah berhala  = allah yang mati, tidak mampu memberi iman, harap dan kasih.

Praktek memandang korban Kristus/memandang perkara di atas.
Ibrani 10: 7
(10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
Praktek memandang perkara di atas: Melakukan kehendak Allah Bapa.
Kiranya hal ini berlaku atas kita, sehingga dengan demikian kita mampu menyukakan hati Tuhan.
Dengan melakukan kehendak Allah Bapa, berarti mampu menyukakan hati Tuhan. Kalau hanya menuruti kata hati = mendengar suara daging, untuk memuaskan hawa nafsunya.

Matius 26: 42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Yesus harus meminum cawan Allah, artinya; menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib sehingga dengan demikian jadilah kehendak Allah.

Yesaya 53: 10
(53:10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.

Sebagai korban penebus salah, Yesus diremukkan di atas kayu salib, sehingga kehendak Allah terlaksana oleh-Nya.
Memang tidak enak bagi daging bila melakukan kehendak Allah. Sebaliknya, melakukan kehendak daging memilukan hati Allah.
Yang penting adalah menyenangkan hati Allah (titik). Tidak perlu pakai alasan ini dan itu, lakukan saja apa yang menjadi kehendak Allah, titik.

Yohanes 4: 34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Makanan Yesus Kristus ialah;
1.     Melakukan kehendak Allah yang mengutus Dia.
2.     Dan menyelesaikan pekerjaan Allah = melayani di tengah-tengah ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Yang menjadi korban santapan sehari-hari dan menikmatinya adalah melakukan kehendak Allah Bapa dan melayani Dia.
Kalau ibadah & pelayanan sudah dinikmati, apapun yang terjadi sukar maupun senang, pasti tetap akan dinikmati. Jadikanlah ibadah dan pelayanan itu menjadi korban santapan sehari-hari yang dinikmati.
Saudaraku, biarlah firman ini mendarah daging. Jangan datang hanya untuk setor muka saja, itu adalah ibadah lahiriah. Kita datang beribadah untuk menikmati firman Tuhan dan menjadi korban santapan sehari-hari yang patut kita nikmati.

Ibrani 10: 9
(10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Yesus Kristus datang untuk melakukan kehendak Allah Bapa, sehingga dengan demikian, berkuasa untuk MENGHAPUSKAN YANG PERTAMA.
Yang pertama à ibadah yang dijalankan menurut hukum Taurat.

Ibrani 10: 8
(10:8) Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.
Menjalankan ibadah lahiriah (ibadah Taurat); tidak berkenan kepada Allah.
Meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat, Allah tetap tidak menghendakinya.
Korban persembahan menurut hukum Taurat, yaitu;
-      Mempersembahkan korban bakaran dari kambing domba.
-      Mempersembahkan korban penghapus dosa dari lembu jantan muda.
Tetapi sekalipun dipersembahkan menurut hukum Taurat, Tuhan tetap tidak berkenan.

Ibadah Taurat/ibadah lahiriah, sekalipun dikemas dengan begitu menarik, dengan segala tipu muslihat, tipu daya di hadapan Tuhan, tetap saja tidak berkenan di hadapan Tuhan. Ibadah tidak boleh direkayasa, tidak boleh ada trik dan intrik di dalamnya, itu tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Ibadah lahiriah, berarti; mempersembahkan tubuh jasmani kepada Tuhan, tetapi tidak mempersembahkan manusia batiniah, persis seperti Matius 15: 11.

Matius 15: 7-9
(15:7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
(15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."

Memuliakan Allah dengan bibir, padahal hatinya jauh dari Tuhan = menjalankan ibadah secara lahiriah = menjalankan ibadah hanya karena perintah manusia = beribadah karena aturan-aturan.
Kalau beribadah karena aturan, itu bukanlah penyerahan diri sepenuhnya, itu bukanlah pengabdian kepada Tuhan.
Berbeda dengan pengabdian, penyerahan dari seorang imam; tidak perlu diperintah, dia sudah melakukan apa yang terbaik untuk Tuhan.
Tetapi ibadah lahiriah; melakukan segala sesuatu dalam kandang penggembalaan karena aturan.
Siapakah mereka yang menjalankan ibadah lahiriah? mereka adalah orang-orang munafik.
Munafik; di luar dan di dalam tidak sama = di luar terlihat baik tetapi di dalam penuh dengan kejahatan. Ini harus dihapuskan.

Yesus datang dalam bentuk gulungan kitab untuk melakukan kehendak Allah Bapa, berkuasa untuk menghapuskan yang pertama, itulah ibadah Taurat, ibadah lahiriah.
Oleh sebab itu, biarlah kita menikmati apa yang menjadi kehendak Allah Bapa, yang disertai dengan pelayanan, dan biarlah itu menjadi korban santapan sehari-hari. Pada saat masa aniaya antikris nanti, korban santapan akan dihapuskan, maka tidak akan ada lagi kesempatan untuk menyukakan hati Tuhan.
Selagi ada waktu, biarlah kita gunakan untuk menyukakan hati Allah Bapa.

Ibrani 10: 9
(10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
Selanjutnya berkuasa untuk MENEGAKKAN YANG KEDUA.
Hal ini terwujud setelah Kristus mempersembahkan tubuh-Nya sebagai korban. Berarti harus terlebih dahulu menjadi korban supaya dengan demikian berkuasa untuk menegakkan yang kedua.

Roma 12: 1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Ketika kita mempersembahkan tubuh sebagai korban, maka kita mampu mempersembahkan tubuh ini kepada Tuhan sebagai persembahan; ”Yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah” = Ibadah yang sejati = Ibadah yang sempurna.
Berbanding terbalik dengan cara ibadah yang pertama, membawa darah domba dan darah lembu sapi = ibadah lahiriah.
-    Kalau diawali dengan korban, maka kita mampu mempersembahkan persembahan yang hidup, bukan persembahan yang mati. Persembahan yang mati = ibadah dan pelayanan yang dikemas oleh daging.
     Sama seperti jemaat di Sardis; kelihatan hidup padahal mati… (Wahyu 3:1-2). Jemaat di Sardis beribadah dan melayani Tuhan namun mereka hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging = mati.
-    Yang kudus = hidup dalam kesucian.
-    Yang berkenan, Berarti layak di hadapan Tuhan karena dilayakkan oleh salib Kristus, bukan karena kecakapan dan bukan karena kemampuan kita masing-masing kita layak karena darah salib Kristus, berarti harus terlebih dahulu menjadi korban, maka kita mampu mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan.
Perlu diketahui: Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, itu semua oleh karena kemurahan hati Tuhan, karena kasih karunia, bukan karena gagah, hebat, dan kuat kita.

Ciri-ciri memandang perkara di atas.
Matius 6: 26
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Burung-burung di langit tidak menabur, tidak menuai, tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, artinya; tidak sibuk dengan perkara di bawah, perkara lahiriah.

Lukas 10: 38-40
(10:38) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
(10:39) Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
(10:40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."

Maria, saudara Marta, duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan Tuhan / firman Allah = tidak sibuk dengan perkara-perkara lahiriah.
Kalau kita bisa duduk diam di bawah kaki Tuhan dan terus mendengarkan firman Tuhan, berarti; kita melepaskan diri dari kesibukan-kesibukan yang ada di dunia ini.
Dunia boleh sibuk, dunia boleh bergelora, tetapi anak-anak Tuhan tetap duduk di bawah kaki Tuhan, untuk dengar firman Tuhan.

Sebaliknya Marta sibuk melayani, akhirnya tidak sempat duduk di bawah kaki Tuhan untuk mendengarkan firman Tuhan.
Orang yang sibuk dengan dunia ini;
1.     Tidak sempat untuk mendengarkan firman Tuhan.
2.     Tidak sempat merendahkan diri di bawah kaki Tuhan.

Ciri-ciri orang yang sibuk dengan segala perkara lahiriah di dunia ini:
Ciri pertama.
Lukas 10: 40
(10:40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."

-      Mempersalahkan Tuhan.
Tidak sedikit orang mempersalahkan cara-cara ibadah kita ini. Tekun dalam 3 macam ibadah pokok, menurut mereka tidak masuk akal, dan menurut mereka tidak memenuhi syarat = mempersalahkan ibadah pelayanan = mempersalahkan Tuhan.
Nyata dari pernyataan Marta: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku”, ia berani mempersalahkan Tuhan, dan orang dunia tidak segan-segan mempersembahkan Tuhan.
-      Suka menyalahkan sesamanya.
Nyata dari pernyataan Marta: “Saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri = suka menyalahkan orang lain.

Ciri kedua.
Lukas 10: 41-42
(10:41) Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
(10:42) tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Kuatir, sehingga menyusahkan diri dengan banyak perkara.
Kalau kita mencari Kerajaan Sorga, dimana di dalamnya terdapat kebenaran, maka Tuhan akan tambahkan, tidak perlu kita menyusahkan diri dengan banyak perkara.

Satu saja yang perlu = hal yang pokok, hal yang utama, yang tidak boleh diabaikan, yaitu memilih bagian yang terbaik à duduk di bawah kaki Tuhan dan terus mendengarkan firman Tuhan.
Jaminan bila memilih bagian yang terbaik: tidak akan diambil dari padanya = duduk di sebelah kanan Allah Bapa = berada dalam kebahagiaan yang kekal bersama dengan Allah Bapa.

Matius 6: 26
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Jaminan yang dimaksud:
1.     Dipelihara oleh Tuhan = tidak menabur, tidak menuai, tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapa yang di sorga.
2.     Berharga di mata Tuhan jauh melebihi burung-burung di udara.

Kita lihat ukuran berharga di mata Tuhan.
Ibrani 1: 4-5
(1:4) jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
(1:5) Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?"

Ukurannya; lebih berharga dari pada malaikat-malaikat, dan nama yang dikaruniakan jauh lebih indah dari nama-nama yang lain, dan akhirnya kita diakui sebagai Anak Allah.
Jadi, bukan anak gampangan, bukan anak yang lahir di luar nikah, melainkan anak yang paling dikasihi, kepadanyalah Allah berkenan.
Segala kepenuhan Allah ada di dalam diri Yesus. Kalau kita anak, kepenuhan itu menjadi bagian dari hidup kita.
Jangan hanya berkata: “Saya berharga di mata Tuhan”, tetapi tidak tahu bagaimana ukuran berharganya.

Ibrani 1: 6
(1:6) Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."

Sampai akhirnya dosa ditaklukkan di bawah kaki, dan musuh yang terakhir, yaitu maut telah dikalahkan.

Ibrani 1: 8
(1:8) Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.

Kemudian, tentang anak-anak Allah, Ia berbicara:
-      “Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya”, itu adalah bagian anak-anak Tuhan.
-      Tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.

Ibrani 1: 9
(1:9) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu."

Selanjutnya mencintai keadilan dan membenci kejahatan, terutama kesombongan, kecongkakan, dusta dan jalan hidup yang tidak berkenan.
Tidak berhenti sampai di situ; Tuhan mengurapi dengan minyak urapan, tanpa kesukaan melebihi dari pada yang lain.
Jadi pengurapan yang kita terima adalah sebagai tanda kesukaan, melebihi dari yang lain.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment