KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, September 20, 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 18 SEPTEMBER 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 18 SEPTEMBER 2015

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema: OH, INDAHNYA KEMURAHAN HATI TUHAN.

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekalian, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Selamat berbahagia menikmati sabda Allah.

Maleakhi 3: 18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
-      Orang benar = orang yang beribadah kepada Allah.
-      Orang fasik = orang yang tidak beribadah kepada Allah, sekalipun mereka beribadah dan melayani di tengah-tengah ibadah tersebut.

Saat ini kita tidak dapat mengatakan bahwa ibadah yang kita jalankan lebih benar dari pada ibadah-ibadah yang dijalankan orang lain, tetapi satu hal yang patut kita syukuri adalah bahwa sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terang Tabernakel yang membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna untuk menjadi pengantin perempuan-Nya.
Itu sebabnya sampai hari ini Tuhan masih bekerja, Ia tidak tertidur, Ia tidak terlelap, Ia sedang menyediakan/menyiapkan tempat sebanyak jiwa yg akan diselamatkan.
Pada saat itulah kita dapat melihat perbedaan antara orang yang beribadah dan orang yang tidak beribadah, antara orang benar dengan orang fasik.

Berkaitan dengan IBADAH, kita perhatikan ...
Mazmur 2: 10
(2:10) Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia!

Hai raja-raja, bertindaklah bijaksana”, dengan jalan menerima pengajaran.
Raja-raja à mereka yang melayani Tuhan.
Syaratnya: Beribadah kepada Tuhan dengan takut dan gentar, merendahkan diri di bawah kaki Tuhan, sehingga dengan demikian, ibadah yang kita jalankan ini berkenan di hadapan Tuhan, mengandung janji dan kuasa baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

Beribadah kepada Tuhan dengan takut.
Amsal 8: 13
(8:13) Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.

Takut akan Tuhan ialah membenci kejahatan, secara khusus;
-      Benci kepada kesombongan.
-      Benci kepada kecongkakan/keangkuhan.
-      Benci kepada tingkah laku yang jahat.
-      Benci kepada mulut penuh tipu muslihat (dusta). Prakteknya: Ya di atas ya, tidak di atas tidak, sebab lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Kesimpulannya; benci kepada segala dosa kejahatan/kefasikan, tetapi ada satu lagi yang harus kita benci, yaitu dosa kenajisan, sebab Tuhan membenci dosa kenajisan (Wahyu 18: 2). Berarti jangan menyukai apa yang dibenci oleh Tuhan, supaya jangan menjadi seterunya Tuhan.

Sejenak kita melihat; KEADAAN ORANG FASIK.
Mazmur 10: 2-4
(10:2) Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.

Alasan membenci kefasikan:
1.     “Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas.”
Tertindas = sarat dalam kelemahan.
Berarti, orang congkak ini tidak memiliki keadilan dan kebenaran, serta tidak hidup dalam kejujuran.
Kalau giat memburu yang tertindas = menikmati kelemahan orang lain, sebaliknya, kalau seseorang memiliki keadilan, kebenaran, serta hidup dalam kejujuran, maka ia akan memperhatikan orang-orang yang lemah.
2.     “Orang fasik memuji-muji keinginan hatinya.”
Tanda seseorang suka memuji-muji keinginan hatinya:
-      Sukar memuji-muji kebaikan/kemurahan hati Tuhan.
-      Tidak menghargai ibadah dan pelayanan.
Memuji-muji keinginan hati = penyembahan berhala.

Puncak kefasikan/dosa kejahatan:
-      Mengutuki dan menista Tuhan.
-      Batang hidung naik ke atas saat berbicara.
-      Tidak mengakui adanya Allah.

Efesus 2: 11-12
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

Orang fasik digambarkan seperti orang yang dahulu hidup jauh dari Allah, berarti tanpa Kristus, tanpa pengharapan, tanpa Allah di dalam dunia = menuju kepada kebinasaan (mati).

Kesimpulannya; haruslah beribadah kepada Tuhan dengan takut, kalau tidak; binasa.
Kalau dahulu barangkali kita kurang menghargai ibadah dan pelayanan dan segala apa yang dipercayakan oleh Tuhan.
Saya menghimbau; beribadahlah dengan takut kepada Tuhan, jangan menganggap enteng dengan kepercayaan Tuhan.

Syarat beribadah dengan takut kepada Tuhan.
Mazmur 2: 11
(2:11) Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar,

Beribadah kepada Tuhan dengan takut, syaratnya; “ciumlah kaki-Nya dengan gemetar” à orang yang senantiasa merendahkan dirinya di bawah kaki Tuhan = membawa diri rendah serendah-rendahnya, mulai dari perkataan dan perbuatan.

Lukas 7: 36
(7:36) Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan.

Seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya à ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.
Tetapi pada ayat ini kita belum melihat keberadaan dari orang Farisi ini dengan sempurna, termasuk cara ibadahnya.

Sekarang kita bandingkan dengan IBADAH SEORANG PEREMPUAN BERDOSA.
Lukas 7: 37-38
(7:37) Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.
(7:38) Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

Pada saat Yesus duduk makan, datanglah seorang perempuan berdosa, ia tersungkur dan mencium kaki Yesus = beribadah kepada Tuhan dengan takut.
Biarlah kiranya kita senantiasa membawa diri kita rendah, serendah-rendahnya di bawah kaki Tuhan, kalau memang kita menyadari diri sebagai orang berdosa.

Efesus 1: 20-23
(1:20) yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga,
(1:21) jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang.
(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.
(1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.

Kesimpulannya; tersungkur di bawah kaki Yesus dan mencium kaki Yesus = menempatkan Kristus sebagai kepala = beribadah dengan takut.
Kita sudah melihat kedudukan Yesus Kristus lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan di dunia yang akan datang, yaitu kerajaan yang tak tergoncangkan.

Perempuan yang sarat dengan dosa ini jujur di hadapan Tuhan. Ketika dia menempatkan Kristus sebagai kepala, itu menunjukkan bahwa dia jujur.
Pengakuan inilah yang terpenting. Kalau pengakuan kita jujur, maka kita mampu menempatkan Kristus sebagai kepala.

Efesus 5: 23
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

Kristus adalah kepala jemaat (gereja Tuhan). Kristus = suami, jemaat = isteri.
Bukti bahwa Kristus adalah kepala gereja: Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Pendeknya; Kristus adalah penyelamat tubuh.

Bukti bahwa Kristus adalah penyelamat tubuh...
Efesus 5: 26-29
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

KRISTUS MENGERJAKAN PENYELAMATAN DENGAN DUA CARA, yaitu:
Cara pertama: “Ia menyucikan tubuh-Nya/gereja Tuhan dengan air dan firman.”
Air à baptisan air = mati dan bangkit bersama dengan Kristus (Roma 6: 3-4).
Tujuan menyucikan dengan air & firman: Supaya Ia menempatkan jemaat/tubuh-Nya di hadapan-Nya dengan cemerlang, tanpa cacat, tanpa kerut atau yang serupa itu = menjadi pengantin perempuan, milik kesayangan-Nya.

KRISTUS MENGERJAKAN PENYELAMATAN DENGAN DUA CARA, yaitu:
Cara kedua“Mengasuh dan merawat tubuh-Nya.”
Keterangan: MENGASUH.
Dalam kandang penggembalaan ini, saya dan saudara diasuh oleh Tuhan.
Kita merasakan lewat firman yang disampaikan dalam tiga macam ibadah pokok, kita diasuh dengan baik, dalam kandang penggembalaan ini.
Kemudian, oleh karena perkenanan Tuhan, kita mengasuh Buli Buli Emas Berisi Manna, sehingga lewat BBEBM ini firman Tuhan disebarluaskan di dalam maupun luar negeri via internet (blogspot, media sosial), serta via media cetak (majalah), semua karena kemurahan hati Tuhan. Dan kita digembalakan dalam kandang penggembalaan ini, itu semua karena kemurahan hati Tuhan.

Kisah Para Rasul 7: 22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.

Puteri Firaun mengasuh Musa seperti anaknya sendiri, sehingga Musa dididik dengan segala hikmat orang Mesir.
Diasuh = dididik.

Amsal 3: 11-13
(3:11) Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
(3:12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
(3:13) Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,

Untuk memperoleh hikmat dan kepandaian, syaratnya: Jangan menolak didikan Tuhan, yaitu ajaran dan nasihat firman Tuhan.

Ibrani 12: 5-6
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."

Oleh sebab itu, hal yang harus diperhatikan saat menerima didikan Tuhan.
-      Jangan anggap enteng didikan Tuhan, itulah nasihat firman dan ajaran yang kita terima lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.
-      Jangan putus asa apabila diperingatkan-Nya. Orang yang mudah putus asa adalah orang yang mudah kecewa, yang tidak pernah berhasil dalam hal apapun yang dicita-citakannya = kerinduan tinggal kerinduan.

Perlu untuk diketahui;
-      Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya. Jadi, hajaran lewat firman yang disampaikan adalah bukti bahwa Allah mengasihi kita.
-      Tuhan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Berarti;  nasihat firman / peringatan-Nya adalah tanda bahwa kita diakui sebagai anak.

Kisah Para Rasul 7: 20-21
(7:20) Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya.
(7:21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.

Musa elok di mata Allah, berarti memiliki perhiasan rohani, yaitu manusia batiniah yang tersembunyi, yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram.
Sekalipun kita dibuang, bahkan dibuang karena situasi dan keadaan bahkan karena kejahatan dan kebengisan dunia ini, Tuhan tetap mengasuh kita, seperti puteri Firaun mengasuh Musa.

Dampak positif menerima didikan.
Kisah rasul 7:22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.

Musa berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.

Yakobus 3:2
(3:2) Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
-      Dapat mengendalikan seluruh tubuh = berkuasa dalam perbuatan.
-      Tidak bersalah dalam perkataannya = tidak dusta = berkuasa dalam perkataan.
Pendeknya, orang yang tidak berdusta, adalah orang yang berkuasa dalam perkataan dan perbuatan. Berarti perkataan dan perbuatannya sama.

2 Korintus 12:6
(12:6) Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.

Rasul Paulus mengatakan: “Jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.”
Artinya; berkuasa dalam perkataan dan perbuatan.
-      Jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat = berkuasa dalam perbuatan.
-      Jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka dengar = berkuasa dalam perkataan.

Keterangan: MERAWATINYA.
Ayub 5: 18
(5:18) Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.

-      Ia membebat/membalut yang terluka, bukan hanya luka di tubuh tetapi juga luka-luka pada batin, supaya tidak tumbuh akar pahit.
-      Ia menyembuhkan orang yang terpukul dan yang tertindas yaitu orang yang berada dalam kelemahan dosa. Menunjukkan bahwa Tuhan merawat kita dalam kandang penggembalaan ini.

Hosea 6: 1-3
(6:1) "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita.
(6:2) Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.
(6:3) Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."

Tuhan merawati kita dan akhirnya kita mengenal Dia di dalam kematian dan kebangkitan-Nya, maka kita juga akan memperoleh kehidupan yang kekal.
Mengenal kematian dan kebangkitan Yesus Kristus = mengenal Allah dengan sempurna.

Lukas 10: 30
(10:30) Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.

Ada seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho, ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun.
Ketika ia jatuh ke tangan penyampun ada dua hal yang terjadi;
1.     “Merampoknya habis-habisan” = kehilangan harta kekayaan.
Kekayaan rohani dari seorang imam / seseorang yang melayani
-      Karunia-karunia Roh.
-      Ibadah dan pelayanan.
-      Firman Allah, Roh Kudus, kasih Allah.
2.     Memukulinya sampai setengah mati = dikuasai dosa sampai tertindas / menderita pukulan.
Turun dari Yerusalem ke Yerikho = meninggalkan ibadah & pelayanan, menunjukkan kepada penurunan rohani.
Yerusalem adalah pusat kerajaan damai = ibadah dan pelayanan.

Lukas 10: 33-34
(10:33) Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
(10:34) Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

Seorang Samaria yang sedang lewat dari tempat itu, merawatnya, ia membalut luka-lukanya.
Sebelum luka-luka dibalut, terlebih dahulu disiram dengam minyak dan anggur.
Minyak berasal dari penumbukan, sedangkan air anggur berasal dari hasil pemerasan.
Kesimpulannya; penumbukan dan pemerasan adalah sengsara yang dialami oleh Yesus Kristus di atas kayu salib.

Saya juga merasa dalam kandang penggembalaan ini dirawati oleh Tuhan, Ia mampu menjangkau hati saya, Ia mampu menyembuhkan luka-luka batin saya, itu bukti bahwa saya dirawati dalam kandang penggembalaan ini, dan itu adalah belas kasih Tuhan.
Jadi, kalau kita dirawat adalah karena belas kasih dan kemurahan Tuhan.

Sekarang kita melihat IBADAH DARI SISI ORANG FARISI (Simon si kusta).
Lukas 7: 39
(7:39) Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."

Ketika orang Farisi melihat perempuan berdosa tersebut, ia berkata dalam hatinya: “Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa” = ibadah yang tidak disertai dengan takut.
Mata yang ia miliki hanya digunakan untuk melihat kekurangan orang lain.
Mata adalah salah satu anggota tubuh. Kalau memang kita adalah anggota tubuh dan merasa diri berdosa, kita pasti tersungkur di bawah kaki Tuhan, tidak mampu melihat Kristus dalam kemuliaan-Nya, sebab kita adalah manusia yang berdosa = hina.
Sesungguhnya mata tidak pernah dapat melihat kepala, dan kemuliaan Kristus sebagai kepala.
Berarti, kalau melihat kekurangan orang lain = beribadah dengan tidak takut kepada Tuhan.
Kalau seseorang beribadah dengan takut, pasti ia tidak melihat kekurangan orang lain, ia hanya dapat tersungkur di bawah kaki Yesus, seperti perempuan yang berdosa tersungkur di bawah kaki Yesus, tetapi ia justru memposisikan diri sama dengan Yesus.

Isi hati orang Farisi dibagi menjadi dua bagian:
Bagian pertama: “Jika Ia ini nabi.”
= ragu terhadap Yesus sebagai nabi = menganggap kecil nabi.
Tugas nabi bernubuat, berarti membangun, menasihati dan menghibur, dengan kata lain menyelidiki, mengoreksi segala sesuatu yang terkandung dalam hati. Dalam Yeremia 23: 28, seorang nabi yang beroleh mimpi haruslah menceritakan mimpinya, seorang nabi yang beroleh firman harus menyampaikan firman itu dengan benar, itulah tugas nabi.

Untuk melihat lebih dalam orang Farisi (Simon si kusta), kita bandingkan dengan ...
Matius 13: 53-58
(13:53) Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ.
(13:54) Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?
(13:55) Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
(13:56) Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
(13:57) Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."
(13:58) Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.

Sebagai seorang nabi Yesus ditolak di Nazaret, di tempat asal-Nya.
Penyebabnya: Memandang Yesus sebagai anak tukang kayu = memandang Yesus dari sisi status sosial = manusia lahiriah.
Manusia lahiriah/manusia daging hanya memikirkan hal-hal yang dari daging, itulah perkara-perkara lahiriah, ia tidak akan pernah memikirkan perkara-perkara rohani, itulah ibadah & pelayanan.
Sekalipun Yesus mengadakan banyak mujizat dan perkataan dengan hikmat, namun mereka tetap menolak Yesus sebagai seorang nabi = mengecilkan Yesus sebagai seorang nabi.

Matius 13:57
(13:57) Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."

Tadi saya sudah katakan; memandang Yesus dari sisi status sosial = manusia lahiriah.
Manusia lahiriah mudah sekali kecewa, mudah putus asa.
Orang yang seperti ini tidak akan pernah berhasil dalam hidupnya = tidak memiliki masa depan yang cerah.

Orang yang mudah sekali putus asa dan kecewa;
-      Seperti Kain; karena Tuhan tidak mengindahkan dia dan korban persembahannya, Kain segera kecewa dan meninggalkan Tuhan.
Mungkin saja karena kita memiliki kekurangan, sehingga belum bisa mempersembahkan korban yang berbau harum di hadapan Tuhan, tetapi bukan berarti kita harus meninggalkan Tuhan. Jangan segera putus asa, kecewa, sampai akhirnya menantang.
-      Seperti orang muda yang kaya; awalnya dia menunjukkan bahwa dia mampu mengasihi sesama, mampu melakukan hukum-hukum yang tertulis pada loh batu yang kedua dan menyaksikannya kepada Tuhan dengan semangat, dengan gairah, lalu akhirnya Tuhan berkata; masih ada yang kurang, yaitu; “juallah seluruh hartamu dan berikan kepada orang miskin, ikutlah Aku.” Lalu dia kecewa dan putus asa dan meninggalkan Tuhan, Menunjukkan bahwa ia adalah manusia daging
Sesungguhnya syarat ikut Tuhan; sangkal diri dan pikul salib. Untuk apa seseorang memperoleh seisi dunia kalau akhirnya ia kehilangan nyawanya (Matius 16:24-25).

Akibat menganggap nabi kecil:
A.MENGABAIKAN HIKMAT ALLAH.
Hikmat yang dimaksud di sini ialah, tentang lima perumpamaan dalam Matius 13..
1.     “Perumpamaan tentang seorang penabur.” (Matius 13:1-23).
Mengabaikan hikmat Tuhan berarti, mengabaikan perumpamaan tentang seorang penabur.
Seorang penabur menabur benih, sebagian jatuh;
-      Di pinggir jalan à kerohanian yang berada di pinggir jalan, artinya; mendengar firman tetapi tidak sampai mengerti.
Akibatnya; datanglah burung dan memakannya sampai habis = dikuasai si jahat (penghulu di udara).
-      Di tanah yang berbatu-batu = tanahnya tipis, artinya kekerasan hati.
Kerugiannya: Benih hanya tumbuh sebentar tetapi tidak berakar = tidak tahan terhadap aniaya karena firman = sengsara salib.
-      Di antara semak duri, artinya; dikuasai oleh kekuatiran dan tipu daya kekayaan, menghimpit benih itu sehingga tidak tumbuh.
-      Di tanah yang subur  = tanah yang baik, sehingga apabila benih itu ditaburkan dia akan tumbuh, berakar dan menghasilkan buah 100, 60, 30 kali lipat.
Berarti kalau mengabaikan perumpamaan tentang seorang penabur, ia tidak akan pernah memiliki hati yang digambarkan seperti tanah yang subur.
2.     “Perumpanaan tentang lalang di antara gandum.” (Matius 13: 24-30, 36-43).
Artinya; ia tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat.
3.     “Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi.” (Matius 13: 31-35).
Mengabaikan perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi berarti;
-      Tidak pernah menjadi kehidupan yang besar di mata Tuhan, karena tidak merendahkan diri dan menjadi kecil.
-      Tidak mengerti arti rohani ragi, itulah keburukan dan kejahatan.
Secara spesifik ragi terdiri dari tiga hal, itulah;
·          Ragi Saduki ialah; tidak mengerti kuasa kebangkitan = tetap mempertahankan hidup lama.
·          Ragi Farisi; melayani dengan kesombongan.
·          Ragi Herodes adalah seorang pembunuh.
4.     “Perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara yang berharga.” (Matius 13:44-46).
-      Harta terpendam; segala sesuatu yang kita cari adalah kerajaan sorga, dimana di dalamnya terdapat kebenaran yang harus kita gali.
Kalau kita mengabaikan hikmat; tidak akan pernah mendapat kerajaan sorga dan tidak akan mengerti tentang kebenaran.
-      Mengabaikan hikmat berarti mengabaikan mutiara yang berharga.
Untuk memperoleh mutiara yang berkualitas terlebih dahulu melukai kerang, lalu dimasukkan ke dalamnya = meninggikan, memandang korban Kristus.
5.     “Perumpamaan tentang pukat.” (Matius 13:47-52).
Tidak menghargai hikmat berarti tidak mengerti perumpamaan tentang pukat/jala.
Awalnya Petrus sebagai penjala ikan lalu menjadi penjala manusia. Dia dipanggil kemudian dipilih, tetapi harus setia melayani Tuhan sampai Ia datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.

B.TIDAK BANYAK MUJIZAT DI SITU.
Sebelum pasal 13, di situ terdapat mujizat yaitu Yesus menyembuhkan pada hari Sabat (Matius 12: 9-15a), kemudian, sesudah pasal 13 juga ada mujizat, yaitu Yesus memberi makan 5000 orang dengan lima roti dan dua ikan (Matius 14: 13-21).
Tetapi karena orang-orang Nazaret, mengecilkan Yesus sebagai nabi, mujizat itu tidak akan pernah terjadi di situ.
Kita membutuhkan mujizat kesembuhan jasmani terlebih yang rohani. Kita juga membutuhkan mujizat lima roti dan dua ikan, syaratnya; 5000 orang duduk di atas rumput, artinya; tergembala dengan baik dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.
Kalau domba-domba tergembala dengan baik:
-      Domba-domba mendengar suara gembala = dengar-dengaran.
-      Domba-domba mengikuti gembala.
Sejauh ini kita telah digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai jadi ikuti saja kemana ia membawa kita.
Kalau mengikuti firman penggembalaan dengan baik tidak akan pernah mendahului kehendak Allah dan tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan.

Isi hati orang Farisi dibagi menjadi dua bagian.
Bagian kedua: “tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa” = berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat; tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, arti rohaninya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat dosa tidak luput dari hukuman = tidak mengampuni.

Roma 3: 20
(3:20) Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.

Tidak seorang pun dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, sebaliknya justru dengan mengenal hukum Taurat orang mengenal dosa, karena hukum Taurat merangsang dosa.
Dalam hukum Taurat diawali dengan kata “jangan”, justru kata jangan ini merangsang dosa.
Oleh karena banyaknya aturan yang ada, orang banyak melakukan kesalahan.

Andaikata bangsa Israel mau mengikuti rencana Allah, sangkal diri dan pikul aslib, maka aturan-aturan tidak akan ditambahkan kepadanya, tetapi karena mereka tidak mengikuti rencana Allah, aturan itu ditambahkan sehingga banyak kesalahan terlihat.
Juga pada saat mereka tiba di Kanaan, mereka menuntut supaya ada raja di antara mereka, tetapi Tuhan juga menuntut supaya mengikuti keinginan raja, namun mereka tidak mampu mengikuti aturan-aturan yang ada.
Setelah Daud mati, digantikan Salomo, setelah Salomo mati, aturan itu begitu berat oleh Rehabeam, anak Salomo, sehingga bangsa Israel semakin jauh dari Tuhan = banyak melanggar aturan.

Roma 3: 28
(3:28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.

Manusia dibenarkan karena iman, bukan karena melakukan hukum Taurat = bukan karena hasil usaha, bukan karena kemampuan seseorang.
Itulah ibadah dari orang Farisi, kesimpulannya; ibadah tetapi tidak disertai dengan takut, persis seperti mata tidak mampu melihat kepala.

Jalan keluarnya.
Lukas 7: 38
(7:38) Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

Perempuan yang berdosa berada di bawah kaki Yesus Kristus = berada di bawah kaki salib Kristus = membawa diri rendah serendah-rendahnya, mulai dari perkataan dan perbuatan.

Efesus 1: 21-22
(1:21) jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang.
(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.

Segala sesuatu telah diletakkannya di bawah kaki Kristus.

Kita lihat lebih jauh dalam ...
1 Korintus 15: 24-25
(15:24) Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.
(15:25) Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.

Tumit Yesus telah meremukkan kepala ular di atas kayu salib 2015 tahun yang lalu.
Selanjutnya Ia memegang pemerintahan sebagai Raja sampai selama-lamanya, itu sebabnya Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
Sekali lagi saya tandaskan; perempuan yang berdosa ini mengambil tempat yang terbaik, ia berada tepat di bawah kaki Salib Yesus. Kalau Yesus menang, maka kita juga menang dan turut memerintah sebagai raja.

1 Korintus 15: 26
(15:26) Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.

Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.

Setelah musuh dikalahkan ...
1 Korintus 15: 54
(15:54) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.

Karena ibadah disertai dengan takut, mencium kaki Yesus dengan gemetar = terlepas dari kebinasaan = maut telah ditelan dalam kemenangan, ini adalah sukacita yang tidak bisa digambarkan dengan apapun.

1 Korintus 15: 55
(15:55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"

Pernyataan yang lantang setelah musuh dikalahkan yaitu; “ Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" menunjukkan bahwa perempuan yang terkenal sebagai orang berdosa menang bersama dengan Yesus Kristus.

Ciri-ciri menaklukan diri di bawah kaki salib Yesus.
Lukas 7: 45
(7:45) Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku.

Perempuan tersebut tidak henti-hentinya mencium kaki Yesus.
Ini adalah perbuatan yang luar biasa, dibandingkan dengan perbuatan Simon si kusta, karena yang wajar saja tidak bisa ia lakukan, yaitu mencium pipi Yesus.

Mencium kaki Yesus à doa penyembahan.
Lewat doa penyembahan, kita bertemu dengan Allah di dalam kasih-Nya.

Sebelum mencium kaki Yesus ...
Lukas 7: 44
(7:44) Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.

Perempuan tersebut membasahi kaki Yesus dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya, ini merupakan hal yang luar biasa yang diperbuat perempuan tersebut, karena hal yang wajar saja tiidak mampu dilakukan Simon si kusta, yaitu membasahi kaki Yesus dengan air.
Membasahi kaki Yesus à penyucian, pengudusan oleh air dan firman.
Kesimpulannya; lewat kuasa firman, dosa apapun sanggup disucikan, supaya tidak ada lagi alasan untuk tidak datang kepada Tuhan dan disucikan oleh air dan  Firman .

Sesudah mencium kaki Yesus ...
Lukas 7: 46
(7:46) Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.

Perempuan tersebut meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi.
Kalau kita perhatikan peristiwa ketika Maria membawa minyak narwastu yang ia persembahkan kepada Tuhan seharga  300 dinar.
300 dinar adalah upah setahun. Sebab upah sehari adalah sedinar di Israel. Itulah yang ia persembahkan kepada Tuhan.
Satu tahun à kedewasaan yang penuh.
Jadi, kesimpulannya; mempersembahkan persembahan yang berbau harum hanya dapat dikerjakan oleh orang-orang yang dewasa secara rohani.
Persis seperti ketika anak domba paskah disembelih berumur satu tahun à kedewasaan penuh, sehingga bangsa Israel dibebaskan dari Mesir.

Hasil bila beribadah kepada Tuhan dengan takut.
Lukas 7: 40-43
(7:40) Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru."
(7:41) "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh.
(7:42) Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?"
(7:43) Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."

Perempuan yang terkenal berbuat dosa lebih mengasihi Tuhan dari pada Simon orang  Farisi = limpah kasih karunia.
Kalau kita menyadari diri sebagai orang berdosa dan dosa itu diampuni, pasti kita lebih mengasihi Tuhan, dari pada orang lain mengasihi Tuhan, itu akan nyata/terlihat dari setiap tindakan.

Kita lihat persamaannya ...
Lukas 7: 47
(7:47) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."

Dosa yang banyak itu telah diampuni sebab ia telah banyak berbuat kasih.
Orang yang sedikit diampuni dosanya, sedikit juga berbuat kasih.

Lukas 7: 48-49
(7:48) Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni."
(7:49) Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?"

Kalau diukur dari sudut kasih karunia, perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa limpah dengan kasih karunia karena orang yang banyak dosanya banyak diampuni, banyak berbuat kasih, sebaliknya kalau dosa sedikit diampuni, sedikit mengasihi Tuhan.
Dengan kelimpahan kasih karunia yang kita peroleh dari Tuhan, biarlah kita mengawali, melakukan segala sesuatu dengan hal yang wajar. Kemudian, hari demi hari, semakin lebih mengasihi Tuhan, semakin hari lebih lagi, sampai benar-benar Tuhan mendapati kita beribadah dengan takut dan gentar. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment