KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, March 3, 2016

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 17 FEBRUARI 2016


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 17 FEBRUARI 2016

“KITAB KOLOSE”
 (SERI 73)

Subtema : ADA APAMU DAN SIAPAMU DI SINI?

Shalom…!!!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Sebelum kita tersungkur di kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan dari surat yang dikirim rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.

Kolose 1:21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,

Kita perhatikan kalimat: “Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
-       Bangsa kafir = orang - orang yang tidak bersunat.
-       Orang fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.
Mereka dahulu yang hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka dan itu nyata dalam setiap perbuatan jahat. Pendeknya perbuatan jahat à bahwa seseorang masih jauh dari Tuhan.

Lebih jauh kita melihat orang yang hidup jauh dari Allah.
Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah berarti: “tanpa Kristus, tanpa pengharapan, tanpa Allah di dunia” = akan berujung pada kematian.
Kita ini bangsa kafir bukan orang Yahudi secara lahiriah  tetapi kalau pada akhirnya kita diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah doa penyembahan pada malam ini semua karena kemurahan hati Tuhan, lewat darah salib Kristus, sehingga yang jauh menjadi dekat. Kita hargai salib Kristus tidak boleh jauh dari Allah apapun itu alasannya.
Lihat saja orang yang jauh dari Allah banyak melakukan kejahatan biar sudah beribadah, kalau hatinya jauh banyak melakukan kejahatan.

Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Yang dahulu jauh dari Allah; banyak melakukan pelanggaran juga banyak melakukan dosa.
Dari garis keturunan saya ini adalah orang Kristen, tetapi sebetulnya jauh dari Tuhan, tidak mengerti firman, sehingga banyak melakukan pelanggaran dan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.
Jadi kekristenan tidak menjadi jaminan.

Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Penyebab-penyebab terjadinya dosa:
-       Mengikuti jalan dunia ini.
-       Mentaati kerajaan angkasa.
-       Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Inilah penyebab- penyebab terjadinya dosa, menimpa orang-orang yang hidupnya jauh dari Allah.
Yang pertama dan kedua telah saya sampaikan untuk beberapa seri, kita sudah terima dan kiranya kita diberkati.

Sekarang kita memperhatikan...
Keterangan: Hidup didalam HAWA nafsu daging dan menuruti kehendak daging
Perkara ini kita kaitkan dengan Esau.
Kejadian 25 :24-28
(25:24) Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya.
(25:25) Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau.
(25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.

“Esau adalah seorang yang pandai berburu daging” = hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.

Tabiat- tabiat daging.
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Ada 15 tabiat daging yaitu: (1) percabulan, (2) kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan, (7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11) percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.

Hidup menurut hawa nafsu daging dan menuruti keinginan daging, tidak akan mendapat bagian di dalam kejaraan sorga.
Sebab itu Rasul Paulus menghimbau kepada jemaat di Galatia supaya mereka tidak hidup menurut hawa nafsu daging dan tidak hidup menurut keinginan daging, sebab darah daging tidak mewarisi kerajaan sorga. Kiranya himbauan ini juga termasuk kepada kita bukan kepada jemaat di Galatia saja.

Alasan-alasan bila hidup menurut daging tidak masuk sorga.
yang Pertama.
Galitia 5:17-18
(5:17) Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
(5:18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.

Keiginan daging bertentangan dengan keinginan roh demikian juga sebaliknya.
Jadi sangat jelas karena kedua-duanya bertentangan sehingga kita perhatikan kalimat: ”sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.”
Artinya: Setiap orang yang melakukan keinginan daging melakukan apa yang tidak baik = melakukan apa yang di benci.
Melakukan sesuatu yang tidak baik, yang dibenci itukan suatu perbuatan bodoh; sudah tahu tidak baik tetapi dilakukan, sudah tahu itu sesuatu yang dibenci tetapi dilakukan, tetapi kenyataannya sedang berlangsung.

Pertanyaannya: Mengapa seseorang melakukan yang tidak baik / melakukan apa yang di benci?
Jawabnya: Karena setiap orang yang hidup menurut keinginan daging berada di bawah hukum Taurat .
Berbuat dosa karena keinginan daging dirangsang oleh hukum Taurat, tetapi kalau perzinahan itu dosa sendiri kepada Tuhan. Pendeknya, setiap orang yang melakukan kesalahan di luar alam sadarnya, itu disebabkan oleh hukum Taurat.

Mari kita melihat....
Roma 7 :5
(7:5) Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut.

Hukum Taurat itu merangsang dosa sehingga dosa-dosa itu bekerja di dalam anggota-anggota tubuh (dalam seluruh hidup), sedangkan upah dosa adalah maut.
Jadi yang merangsang dosa itu adalah hukum Taurat mulai dari mata, hidung, kaki, tangan dan lain sebagainya.

Contoh bahwa hukum Taurat itu merangsang dosa.
Roma 7 :7-8
(7:7). Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!" Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!"
(7:8) Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati.

Dahulu kita tidak tahu apa itu keinginan kalau hukum Taurat tidak mengatakan: “jangan mengingini”, tetapi dengan adanya pernyataan tentang: “jangan mengingini”  akhirnya kita tahu apa itu keinginan, berarti betul-betul hukum Taurat itu merangsang dosa.
Pendeknya oleh karena hukum Taurat dosa mendapat kesempatan untuk membangkit-bangkitkan rupa-rupa keinginan sehingga larangan-larangan itu di langgar. Seperti firman Tuhan yang berkata: “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu." Tetapi justru karena adanya pernyataan itu ada keinginan untuk melakukan dosa itu. Iniah dosa di luar alam sadar, tetapi kalau dosa perizinahan dia berurusan langsung dengan Tuhan, itu disebut di dalam alam sadar.

Didalam hukum Taurat ada 9 kali kata “jangan”, tetapi dengan adanya larangan justru dosa mendapat kesempatan untuk membangkit-bangkitan rupa-rupa keinginan itu.
Roma 7 : 9
(7:9) Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup,

Setelah hukum Taurat berlaku, dosa itu mulai hidup, berarti benar- benar bahwa hukum Taurat itu merangsang dosa.

Roma 7:15-17
(7:15) Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.
(7:16) Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik.
(7:17) Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.

Melakukan sesuatu di luar kehendak sendiri = melakukan apa yang tidak baik = melakukan apa yang di benci, semua itu terjadi di bawah alam sadar karena hukum Taurat.

Tanda-tanda bahwa seseorang menyetujui hukum Taurat, kita kaitkan dengan pribadi Yesus  dan hukum Taurat.
Matius 5:17-48.
4 perkara tentang hukum Taurat:
a.     Matius 5:21-22
(5:21). Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
(5:22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

Hukum Taurat: “Jangan membunuh.”
Hukum kasih karunia:
-       “Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum.”
-       “Siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama.”
-       “Siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala” = binasa.

b.     Matius 5:27-28
(5:27) Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
(5:28) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.

Hukum Taurat: “Jangan berzinah.”
Hukum kasih karunia: “Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.”

c.     Matius 5:33-36
(5:33) Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
(5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
(5:35) maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
(5:36) janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun.

Hukum Taurat: “Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.” = boleh bersumpah tetapi jangan palsu dihadapan Tuhan.
Hukum kasih karunia: “Janganlah sekali-kali bersumpah.”
-       Baik demi langit, alasannya; karena langit adalah takhta Allah.
-       Baik demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya.
-       Baik demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar.
-       Baik demi kepala, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun.

Matius 5:37
(5:37) Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Hukum kasih karunia: Jika YA katakan YA, jika TIDAK hendaklah katakan TIDAK = YA di atas YA, TIDAK di atas TIDAK, lebih dari itu berasal dari si jahat. Jadi, tidak perlu bersumpah baik demi apapun.

d.     Matius 5: 38-39
(5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
(5:39) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu,melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.

Hukum Taurat: “Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.”
Artinya: Kejahatan dibalas dengan kejahatan, orang yang berbuat salah tidak lepas dari hukum Taurat.
Seperti perempuan yang kedapatan berbuat zinah pada pagi hari, perempuan ini dibawa kepada Yesus untuk diadili tetapi kasih karuni menolong dia.

Hukum kasih karunia: “Siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu”.
Jadi tidak sesuai dengan hukum Taurat.

Kesimpulannya:  Hukum taurat itu menjalankan ibadah secara lahiriah.
Seperti tadi, “jangan membunuh” supaya jangan dibunuh, tetapi kasih karunia; jangan marah, jangan menyebut kafir, jangan menyebut jahil, jadi batinnya, bukan lahiriahnya.
Juga yang kedua; “jangan berzinah” , tetapi hukum kasih karunia; memandang perempuan dalam hati sudah berzinah, jadi batinnya, bukan lahiriahnya.
Itu sebanya saya katakan tadi: Hukum taurat = menjalankan ibadah secara lahiriah saja.

Mari kita lihat ibadah lahiriah...
Matius 15:7-8
(15:7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

Memuliakan Allah dengan bibirnya padahal hatinya jauh dari Tuhan = menjalankan ibadah secara lahiriah.
Bisa saja kita memuji Tuhan, bersorak-sorai, tetapi pada saat firman disampaikan hatinya jauh dari Tuhan = menjalankan ibadah secara lahiriah = mempersembahkan tubuh jasmani sebagai korban persembahan, tetapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan sebagai korban kepada Tuhan.

Matius 15:7-9
(15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.

Menjalankan ibadah secara lahirian = ibadah yang sia-sia, karena menjalankan ibadah secara lahiriah, hanya menuruti aturan manusia saja, bukan dengan ketulusan dan kemurnian.
Sama seperti; kalau seseorang dihimbau untuk beribadah baru dia datang beribadah, dihimbau melayani baru dia datang melayani, dihimbau menjalankan sesuatu perkara baru ia menjalankannya, itu namaya hanya karena aturan saja, kalau tidak di atur dan tidak diperintah tidak dilakukan, persis seperti orang bebal. Itu adalah ibadah lahiriah, sia-sia ibadah yang seperti itu.

Saya kasihan melihat banyak gereja, ibadahnya karena lahiriah saja, beribadah hanya untuk pamer baju, perhiasan, mobil dan sebagainya, itukan ibadah lahiriah, tidak mengerti tujuan ibadah, hanya menjalankan perintah manusia, bukan dengan pengabdian, penyerahan diri, dengan segala ketulusan dan kemurniannya kepada Tuhan.
Bagaimana dengan kita pada malam ini, apakah menjalankan ibadah hanya karena lahiriah atau betul-betul karena penyerahan diri, pengabdian kepada Tuhan secara total dengan segala ketulusan, dengan segala kemurnian, atau karena aturan supaya dilihat bapak gembala???? itu sia-sia tidak ada artinya.

Saudaraku, seseorang tertindas karena dosa bukan karena salib. Kalau kita melayani Tuhan dengan kasih; sebesar apapun salib, menjadi ringan, tetapi kalau melayani dengan persungutan yang kecil saja jadi berat, tertindas terus.
Jadi yang membuat kita tertintas bukan karena salib tetapi karena dosa.

Yang kedua.
Roma 8:5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

“Mereka yang hidup menurut daging hanya memikirkan hal-hal yang dari daging”= tidak memikirkan hal-hal yang rohani yaitu perkara sorgawi itulah ibadah dan pelayanan.
Orang yang hidup menurut daging; hanya memikirkan daging saja tidak memikirkan sorga, sama seperti orang kaya, dia mengumpulkan harta di bumi bukan mengumpulkan harta di sorga, setelah hartanya itu banyak, ia bertanya kepada hatinya; “apa yang harus aku perbuat?” lalu sejenak ia menemukan jawabannya; “aku akan memperbesar lumbung-lumbungku dan akan menyimpan segala hartaku di situ” (dengan tujuan untuk mempersiapkan masa depannya), sehingga dengan demikian ia berkata kepada jiwanya; “bersitirahatlah, makanlah, minumlah, bersenang-senanglah.”
Itulah kalau tidak memikirkan perkara sorga, tidak memikirkan ibadah dan pelayanan dan segala kegiatan-kegiatan yang Tuhan percayakan dalam kandang penggembalan.

Matius 23 :1-2
(23:1). Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.

Ahli-ahli Taurat menduduki kursi Musa = melayani tetapi hidup di bawah hukum Taurat.

Sehingga .....
Matius 23:16-19
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
(23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
(23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
(23:19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Ahli Taurat dan orang farisi melayani namun terikat dengan segala perkara-perkara lahiriah = melayani tetapi hidup menurut keinginan daging saja, sehingga mereka terikat dengan perkara lahiriah di tengah-tengah ibadah dan pelayanan mereka, tidak memikirkan perkara sorgawi antara lain :
-     Bait suci yang menguduskan emas yang ada di bait suci.
-     Mezbah yang menguduskan persembahan yang ada di atas mezbah.
= tidak memperhatikan kesucian dan tidak memperhatikan doa penyembahan = tanpa penyerahan diri

Jadi kalau terikat dengan perkara lahririah tidak meperhatikan perkara yang di sorga, perkara rohani yaitu; tidak memperhatikan kesucian, tidak memperhatikan penyembahannya.
Segala sesuatu yang kita punya itu seperti emas, di kuduskan oleh bait suci, kemudian persembahan yang ada di atas mezbah itu di kuduskan lewat penyembahan kita, semuanya hidup kita berkenan kalau kita hidup di dalam doa penyembahan. Segala yang kita punya menjadi kudus kalau memang kita hidup dalam kekudusan. Tetapi rupa-rupanya ahli Taurat dan orang farisi tidak memperhatikan tentang perkara rohani, tidak memperhatikan tentang kesuciaannya, tidak memperhatikan tentang penyembahannya, yang terpenting emas lebih penting dari bait suci, persembahan yang di atas mezbah lebih penting dari mezbahnya / doanya / penyembahannya.

Lebih jelas...
Yesaya 22:15
(22:15). Beginilah firman Tuhan, TUHAN semesta alam: "Mari, pergilah kepada kepala istana ini, kepada Sebna yang mengurus istana, dan katakan:

Sebna, kepala istana tugasnya adalah mengurus istana, menjadi tukang gali kuburan = tidak memikirkan perkara-perkara di atas, perkara-perkara rohani, perkara-perkara di sorga, itulah ibadah pelayan.

Bayangkan, pengurus kepala istana kerajaan lebih suka menjadi tukang gali kuburan? Tidak masuk akal. Jadilah pengurus yang baik dalam segenap rumah Tuhan.
Di tengah-tengah ibadah ini Tuhan bertakhta, berhadirat dan memerintah umat-Nya, sebab itu jadilah pengurus yang baik dalam segenap rumah Tuhan = memikirkan perkara-perkara di sorga, tetapi kalau menjadi tukang gali kuburan = memikirkan perkara-perkara di bawah = menurunkan derajat seseorang.

Sebab itu di katakan di dalam Roma 14 : Kerajaan sorga bukan soal makan dan minum tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita yang di kerjakan oleh Roh Kudus, barangsiapa mencari kerajaan sorga dengan cara seperti itu ia dihormati manusia dan berkenan dihapan Tuhan.

Yesaya 22:18
(22:18) dan menggulung engkau keras-keras menjadi suatu gulungan dan menggulingkan engkau seperti bola ke tanah yang luas; di situlah engkau akan mati, dan di situlah akan tinggal kereta-kereta kemuliaanmu, hai engkau yang memalukan keluarga tuanmu!

Kalau seorang imam / pelayan Tuhan, seorang hamba Tuhan, terikat dengan perkara-perkara lahiriah, secara tidak langsung telah mempermalukan Tuhan, Dia Raja di atas segala raja.

Yesaya 22:16
(22:16) Ada apamu dan siapamu di sini, maka engkau menggali kubur bagimu di sini, hai yang menggali kuburnya di tempat tinggi, yang memahat kediaman baginya di bukit batu?

Di sini ada pertanyaan: “Ada apamu dan siapamu di sini?”, artinya; hal yang lahiriah tidak lebih berharga dari pada perkara di sorga. Dalam kerajaan sorga ada Tuhan Yesus bersama dengan malaikat-Nya, tetapi kalau menjadi tukang gali kuburan tidak ada Tuhan di situ menjadi penolong.
Perkara di bawah tidak dapat menyelamatkan jiwa sebab itu pertanyaan ini penting: “Ada apamu dan siapamu di situ?” jawabnya; tidak ada Tuhan dan siapa-siapa di situ = pekerjaan dan karir tidak memberi jaminan keselamatan.
Belajar perhatikan firman supaya menjadi kaya dalam kebajikan, mari rubah cara berpikir mulai dari sekarang. Banyak orang hanya karena karir menjual Tuhan.

Yesaya 22 :17-19
(22:17) Sesungguhnya, TUHAN akan melontarkan engkau jauh-jauh, hai orang! Ia akan memegang engkau dengan kuat-kuat
(22:18) dan menggulung engkau keras-keras menjadi suatu gulungan dan menggulingkan engkau seperti bola ke tanah yang luas; di situlah engkau akan mati, dan di situlah akan tinggal kereta-kereta kemuliaanmu, hai engkau yang memalukan keluarga tuanmu!
(22:19) Aku akan melemparkan engkau dari jabatanmu, dan dari pangkatmu engkau akan dijatuhkan.

Dan akhirnya Sebna di lemparkan dari jabatannya dan dijatuhkan dari pangkatnya, bahkan di permalukan seperti bola yang ditendang kian kemari.
Kalau kita tidak mencari perkara di sorga, perkara di atas, perkara rohani; di permalukan Tuhan, sebab jika kita jauh dari Tuhan yang terjadi adalah dosa karena keinginan daging, dosa karena dunia dengan segala pengaruhnya, dosa karena Iblis/Setan itulah roh jahat dan roh najis.

Yang telah dipermain-mainkan oleh keinginan daging, dipermain-mainkan oleh roh jahat dan roh najis, saatnya kita kembali kepada kebenaran; pikirkan perkara di atas / perkara di sorga / perkara rohani, supaya hati kita ini tidak dipermain-mainkan lagi oleh roh jahat dan roh najis, perasaan kita ini tidak dipermain-mainkan oleh roh jahat dan roh najis.
Yang mau mencari perkara di sorga, perkara rohani di atas, maka Tuhan angkat terus sesuai dengan janji-Nya dalam Wahyu 1:6 Di angkat menjadi imam-imam dan raja-raja bagi Allah untuk memerintah di bumi.
Jadi bukan diperintah dosa (menjadi hamba dosa), tetapi memerintah di bumi, itulah raja-raja, imam-imam bagi Allah. Kalau kita sungguh-sungguh beribadah dan melayani = mencari kerajaan sorga, kalau kita melayani sungguh-sungguh berarti menjadi pengurus yang baik di dalam rumah Tuhan, di dalam kerajaan sorga.
Jangan lagi ibadah ini hanya liturgis, tetapi betul-betul menjadi pengurus yang baik di dalam segenap rumah Tuhan, pikirkan perkara di atas supaya Tuhan tidak mempermalukan kita. Saya bicara ini berdasarkan pengalaman, bukan dari pengetahuan, betul-betul terjadi dalam hidup saya.

Yesaya 22:20-21
(22:20) Maka pada waktu itu Aku akan memanggil hamba-Ku, Elyakim bin Hilkia:
(22:21) Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya dan ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya, dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya; maka ia akan menjadi bapa bagi penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda.

Akhirnya posisi sebagai kepala istana kerajaan beralih kepada Elyakim bin Hilkia.

Yesus Kristus Dia di sebut Rasul dan Nabi, juga setia dalam segenap rumah Tuhan, Dia imam besar tugas Nya untuk memperdamaikan dosa manusia = pengantara antara Allah dengan manusia, Dia kepala rumah Tuhan tugas-Nya menyelamatkan tubuh dengan dua cara, yaitu :
-     Menguduskan sesudah dimandikan dengan air dan firman.
-     Mengasuh dan merawat.
Yesus melakukan semuanya ini karena Dia setia dalam segenap rumah Tuhan, sebagai kepala rumah Tuhan.

Tandanya sebagai kepala pengurus kerajaan / istana :
1.     “Mengenakan jubah” à hadirnya Imam Besar di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita.
Menurut peraturan Melkisedek Yesus adalah seorang imam besar, Dia telah memberikan roti dan anggur pada Abram = Tubuh dan darah Yesus = korban Kristus, yang adalah jaminan hidup.
Kita merindukan kehadiran Imam Besar di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita ini.

2.     “Ikat pinggang akan di ikatkan kepadanya.”
Yesaya 11:5
(11:5) Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.

Ikat pinggang yang tetap terikat di pinggang = tidak menyimpang dari kebenaran, tidak menyimpang dari kesetiaan.
-   Kebenaran yang sejati terletak pada salib Kristus, di luar salib Kristus tidak ada lagi kebenaran.
Pendeknya, tidak menyimpang dari kebenaran = sangkal diri dan pikul salib.
-   Tidak menyimpang dari kesetiaan.
Setia di awali dengan dipanggil = mendengar suara Tuhan. Selanjutnya, dipilih melayani Tuhan = suasana kebangkitan = hidup baru. Berarti; setia dalam panggilan, setia dalam pilihan.
Setia dalam panggilan berarti dengar-dengaran, setia dalam pilihan berarti melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.

3.     “Kekuasaanmu akan ku berikan kepadanya.”
Kisah para rasul 1:8
(1:8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Kalau seseorang berkuasa adalah tanda kalau ia penuh dengan Roh Kudus.
Ciri-cirinya: Menjadi kesaksian mulai dari;
-       Yerusalem = kota Raja Besar = ibadah dan pelayanan.
-       Yudea à kerohaniaan yang masih kanak-kanak =suam-suam.
-       Samaria à kehidupan yang masih jauh dari Tuhan.
-       Ujung bumi = orang yang belum mengenal Tuhan.

Yesaya 22:21
(22:21) Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya dan ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya, dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya; maka ia akan menjadi bapa bagi penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda.

Elyakim bin Hilkia menjadi bapa bagi Yerusalem dan bagi kaum Yehuda .
-       Bapa yang baik tidak akan memberikan batu apabila anak-Nya meminta roti.
Tuhan menyatakan kebenaran = kasih karunia bukan hukum Taurat.
Batu = hukum taurat, roti = kasih karunia.
-       Bapa yang baik tidak akan memeberikan ular jika anak-Nya meminta ikan.
Artinya; menjadi kehidupan yang diurapi sehingga jauh dari tabiat setan.
Ikan à kehidupan yang di urapi oleh Roh Kudus, ular gambaran dari Iblis/Setan.
Ini bapa yang baik bagi Yerusalem dan Yehuda, artinya; menjadi bapa yang baik bagi mereka yang beribadah dan melayani Tuhan.
Yehuda = imam-imam dan raja-raja = pelayan-pelayan Tuhan.
Yerusalem = ibadah dan pelayanan.

Tuhan adalah Bapa yang baik, Dia mengerti kita terkhusus buat mereka yang ada di Yerusalem dan Yehuda.
Kalau kita mau beribadah dan melayani Tuhan Dia menjadi Bapa yang baik, Dia tidak akan memberikan batu jika anak-Nya meminta roti, kita boleh merasakan kasih karunia, tidak hidup di bawah hukum Taurat. Dia tidak akan memberikan ular jika anak-Nya meminta ikan, artinya; kita hidup di bawah urapan Roh Kudus jauh dari tabiat Setan, tidak dikuasai roh jahat, tidak di kuasai roh najis. Tuhan Bapa yang baik, Tuhan Bapa yang baik. Amin.



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang




No comments:

Post a Comment