KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, March 26, 2016

IBADAH RAYA MINGGU, 20 MARET 2016

Ibadah raya minggu, 20 MARET 2016

wahyu pasal empat”
(Seri 08)

Subtema : ROH KUDUS MEMBERI DAYA DAN KEKUATAN YANG DAHSYAT

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan ibadah raya Minggu disertai dengan kesaksian.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalan untuk ibadah raya minggu dari Wahyu pasal 4.
Wahyu 4:5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat yaitu; “tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Tujuh obor ang menyala itulah ketujuh Roh Allah, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada kaki dian emas dengan tujuh pelita yang menyala di atasnya. Tabernakel adalah miniatur kerajaan sorga.
Kalau menyampaikan firman dengan menggunakan pola Tabernakel; jelas, ayatnya tidak asal main comot, tidak asal main khotbah, arahnya nanti sampai membawa kita kepada ruangan maha suci, gambaran dari kesempurnaan = hidup kekal.
Biarlah kiranya, kita malam ini boleh menikmati kemurahan Tuhan dari kasih karunia yang satu kita dibawa nanti kepada kasih karunia yang lain, sampai keadaan kita segambar dan serupa / sama mulia dengan Allah.
Jadi tujuh obor menyala-nyala / pelita yang menyala itu adalah ketujuh Roh Allah.

Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.

Bermata tujuh itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Artinya; kehidupan yang diurapi Roh Kudus menjadi kesaksian ke seluruh bumi, menjadi terang dunia.
Kita diutus di provinsi Banten untuk menjadi terang, menjadi kesaksian, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus keseluruh bumi.
Jadi kehidupan yang diurapi harus menjadi terang dan menjadi kesaksian.

Matius 5:14
(5:14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

“Kamu adalah terang dunia” à orang-orang yang diurapi Roh Kudus yaitu; tujuh mata Allah yang diutus ke seluruh bumi untuk menjadi kesaksian / terang dunia.
Kemudian dari pembacaan ini kita perhatikan terang dunia itu digambarkan seperti; “Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.’
Kalau kota terletak di atas gunung semua terlihat dengan jelas, dari empat penjuru bumi; Timur, Barat, Utara, Selatan, tidak ada yang tersembunyi. Kalau menjadi terang dunia tidak ada lagi dosa yang disembunyikan, sekecil apapun.

Matius 5:15
(5:15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

Ada hal yang harus diperhatikan untuk menjadi terang yaitu; “pelita yang menyala itu jangan diletakkan di bawah gantang.”
Artinya; untuk menjadi terang jangan menggunakan ukuran yang berasal dari kebenaran diri sendiri.
Gantang = sukat = takaran / ukuran dengan volume 3,125 Kg.

Matius 7:2-3
(7:2) Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
(7:3) Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?

Kalau mengukur orang lain menurut ukuran diri sendiri maka sebaliknya orang lain akan mengukur diri kita dengan ukuran yang sama.
Kalau terjadi ukur-ukuran sudah pasti tidak menjadi kesaksian dan tidak menjadi terang dunia.
Kalau suami mengukur isteri, maka nanti isterinya juga akan mengukur suaminya dengan ukuran yang sama dan akhirnya saling tuding menuding, tidak menjadi kesaksian.
Kerugian apabila mengukur orang lain menurut ukuran yang berasal dari kebenaran diri sendiri; “melihat selumbar di mata orang tetapi tidak mengetahui balok di matanya”, = melihat kelemahan yang kecil di dalam diri orang lain tetapi tidak mengetahui bahwa kekurangannya lebih besar di dalam dirinya.

Kita kembali memperhatikan...
Matius 5:15-16
(5:15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
(5:16) Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Saya tandaskan malam ini; “tetaplah menjadi terang seperti pelita yang menyala di atas kaki dian”, sehingga menerangi seisi rumah (siapapun yang ada di dalam rumah), sampai akhirnya menjadi terang yang besar, menjadi tujuh mata Allah yang diutus ke seluruh bumi = terang dunia.
Biarlah pelita itu di letakkan di atas kaki dian untuk menerangi seisi rumah. Berarti; untuk menjadi terang di mulai dari dalam rumah terlebeh dulu, baru nanti terang itu bercahaya ke atas seluruh bumi.

Zakharia 4:2
(4:2) Maka berkatalah ia kepadaku: "Apa yang engkau lihat?" Jawabku: "Aku melihat: tampak sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-masing pelita yang ada di bagian atasnya itu.
(4:3) Dan pohon zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah kirinya."
(4:4) Lalu berbicaralah aku, kataku kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu: "Apakah arti semuanya ini, tuanku?"
(4:5) Maka berbicaralah malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!"
(4:6) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.

Inilah kandil emas dengan tujuh pelita yang menyala di atasnya, inilah yang dilihat oleh Zakharia.  

 

Saudaraku, untuk menjadi tujuh mata Allah yang diutus ke seluruh bumi / untuk menjadi kesaksian di tengah dunia ini bukan dengan keperkasaan, bukan dengan kekuatan manusia melainkan dengan Roh Tuhan.
Kalau kita melayani dengan mengandalkan kekuatan manusia terbatas kemampuannya, sedikit tersinggung akhirnya membalas juga dengan menyinggung, akhirnya tidak menjadi pelita yang menyala, tidak menjadi terang dan kesaksian karena mengandalkan daging. Tetapi kalau mengandalkan kekuatan Roh Kudus, kita mampu menjadi terang dunia dan menjadi kesaksian dimanapun kita berada, di tempat bekerja, sekolah, kuliah dan di mana saja kita berada.
Jadi bukan dengan keperkasaan dan kekuatan seseorang untuk menjadi kesaksian melainkan oleh Roh Tuhan.

Tadi saya sudah sampaikan ketujuh mata Allah itulah ketujuh Roh Allah yang diutus keseluruh bumi.
Jadi kehidupan yang diurapi, menjadi terang dan kesaksian, baik lewat perkataan dan perbuatan, semuanya rapi tersusun, berbicara rapi tersusun, berperilaku juga rapi tersusun, dengar firman juga rapi tersusun.
Syarat untuk mengikuti Tuhan dan melayani Tuhan harus pikul salib. Siapa yang mampu pikul salib tanpa Roh Tuhan, siapa yang mampu pikul salib dengan menggunakan kekuatan manusia? Tidak bisa.

Zakharia 4:10
(4:10) Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."

Kehidupan yang diurapi Roh Kudus menjadi kesaksian = ketujuh mata Allah menjelajah ke seluruh bumi.
Kita berada di bumi provinsi Banten; ada yang di Merak, Cilegon, Serang, Cikande, di manapun kita diutus biarlah kita menjadi kesaksian.

Zakharia 4:11-14
(4:11) Lalu berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua pohon zaitun yang di sebelah kanan dan di sebelah kiri kandil ini?"
(4:12) Untuk kedua kalinya berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua dahan pohon zaitun yang di samping kedua pipa emas yang menyalurkan cairan emas dari atasnya itu?"
(4:13) Ia menjawab aku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!"
(4:14) Lalu ia berkata: "Inilah kedua orang yang diurapi yang berdiri di dekat Tuhan seluruh bumi!

Di atas tadi Zakharia bertanya mengenai kandil / pelita emas itu, itulah tujuh mata Allah yang diutus ke seluru bumi. Kemudian pertanyaan yang kedua; Apakah arti kedua pohon zaitun yang di sebelah kanan dan di sebelah kiri kandil ini?"
Dua gambar yang terukir di kandi itu à dua pribadi / kehidupan yang diurapi oleh Roh Kudus.
Siapakan orang itu? Itulah Musa dan Elisa, berdiri dekat Tuhan.

Kalau menjadi kesaksian dia berdiri selalu dekat dengan Tuhan, di manapun diutus, bukan berdiri di tempat lain.

Bisa saja beribadah seperti baik tetapi sebetulnya sedang dikuasai roh yang lain.
Di rumah, tempat pekerjaan, kuliah, sekolah di mana saja menjadi kesaksian, karena berdiri di dekat Tuhan, berarti; kata lainnya senantiasa bergaul dengan Tuhan.
Hidup terdiri dari;
-       Hati, pikiran dan perasaan, terus bergaul dengan Tuhan.
-       Tubuh, jiwa dan roh, terus bergaul dengan Tuhan.
Ayo berdiri selalu dekat Tuhan supaya selalu diurapi, jangan dekat dengan roh-roh yang lain, kalau tahu ada roh yang lain di situ tinggalkan segera, itu bisa merusak kebiasaan baik dan akhirnya tidak menjadi kesaksian.

Mari kita lihat dua pohon zaitun itu...
Maleakhi 4:4-5
(4:4) Ingatlah kepada Taurat yang telah Kuperintahkan kepada Musa, hamba-Ku, di gunung Horeb untuk disampaikan kepada seluruh Israel, yakni ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum.
(4:5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.

Kedua pohon zaitun itulah kedua saksi Allah yaitu; Musa dan Elia.
Nanti sebelum kedatangan Tuhan untuk yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, terlebih dahulu mengutus Musa dan Elia untuk menyaksikan semua kemurahan Tuhan, tujuannya supaya jangan berdalih, dan berkata belum pernah melihat kesaksian tentang kebenaran, Tuhan mengantisipasi hal-hal yang seperti ini.
Jadi sebelum Dia datang terlebih dahulu diutus dua saksi Allah, supaya kita tidak mempersalahkan Tuhan apabila Ia datang seperti pencuri pada malam hari.

Mari kita lihat kesaksian- kesaksian itu.
KESAKSIAN MUSA.
Menerima 10 hukum Allah untuk selanjutnya disampaikan kepada bangsa Isarel.
10 hukum Allah / perintah / ketetapan-ketetapan Tuhan adalah kebenaran.
Kesimpulanya; kesaksian Musa adalah kebenaran.
Kebenaran yang sejati terletak pada salib Kristus, di luar salib tidak ada lagi kebenaran, yang ada kebenaran hukum Taurat, kebenaran diri sendiri, kebenaran hukum rimba dan kebenaran yang lain-lain, itu bukan kebenaran yang sejati.

Saudaraku, ketika bangsa Isarel jatuh dalam dosa penyembahan berhala yaitu; menyembah patung anak lembu emas tuangan, Musa melemparkan dua loh batu, itu berbicara tentang tubuh Yesus Kristus yang dipecah-pecahkan di atas kayu salib untuk menanggung dosa dari pada bangsa Israel.
Jadi saudara jangan salah menafsirkan tentang dua loh batu yang dipecahkan itu, sesungguhnya itu; kebenaran yang menggenapi segala kekurangan kita.
10 hukum Allah di tulis dalam dua loh batu dibagi menjadi dua bagian;
-       Hukum 1 sampai dengan 4 ditulis dalam loh batu yang pertama = kasih kepada Tuhan.
-       Hukum 5 sampai dengan 10 ditulis pada loh batu yang kedua = kasih kepada sesama.
Jadi inti dari 10 hukum Allah hanya satu saja yaitu; kasih.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”... Yohanes 3:16.
Inilah kesaksian Musa, kebenaran yang sejati dinyatakan kepada kita.

KESAKSIAN ELIA.
Dua kali menurunkan api dari langit.
Yang pertama.
1 Raja – Raja 18:37-38
(18:37) Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali."
(18:38) Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.
(18:39) Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"

Untuk yang pertama kali Elia menurunkan api dari langit dan membakar habis korban bakaran termasuk kayu bakar dan menjilat habis air disekeliling mezbah tersebut.
Ini kejadian ketika Elia berhadapan dengan nabi-nabi palsu / nabi – nabi Baal.
Nabi-nabi palsu = binatang. Binatang = manusia tanpa Roh Tuhan.

Yang kedua.
2 Raja – raja 1:9-14
(1:9) Sesudah itu disuruhnyalah kepada Elia seorang perwira dengan kelima puluh anak buahnya. Orang itu naik menjumpai Elia yang sedang duduk di atas puncak bukit. Berkatalah orang itu kepadanya: "Hai abdi Allah, raja bertitah: Turunlah!"
(1:10) Tetapi Elia menjawab, katanya kepada perwira itu: "Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu." Maka turunlah api dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.
(1:11) Kemudian raja menyuruh pula kepadanya seorang perwira yang lain dengan kelima puluh anak buahnya. Lalu orang itu berkata kepada Elia: "Hai abdi Allah, beginilah titah raja: Segeralah turun!"
(1:12) Tetapi Elia menjawab mereka: "Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu!" Maka turunlah api Allah dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.
(1:13) Kemudian raja menyuruh pula seorang perwira yang ketiga dengan kelima puluh anak buahnya. Lalu naiklah perwira yang ketiga itu dan sesudah sampai, berlututlah ia di depan Elia, serta memohon belas kasihan kepadanya, katanya: "Ya abdi Allah, biarlah kiranya nyawaku dan nyawa kelima puluh orang hamba-hambamu ini berharga di matamu.
(1:14) Bukankah api sudah turun dari langit memakan habis kedua perwira yang dahulu dengan kelima puluh anak buah mereka? Tetapi sekarang biarlah nyawaku berharga di matamu."

Perwira yang pertama dan kedua dia datang menghadap tetapi tidak dengan kerendahan hati, sehingga api turun menghabisi perwira dan kelima puluh anak buahnya, tetapi perwira yang ketiga yang diutus raja untuk bertemu dengan Elia, terlebih dahulu ia, berlutut merendahkan diri barulah ia bicara kepada Elia, abdi Allah yang diurapi itu.

Di sini jelas untuk yang kedua kalinya; Elia menurunkan api dan menghabisi dua perwira masing-masing lima puluh anak buahnya.”
Perbedaan antara perwira yang pertama dan kedua dengan perwira yang ketiga adalah; perwira yang pertama dan kedua adalah hidup menurut daging. Kalau hidup menurut keinginan daging senantiasa meninggikan / menyombong diri, sedangkan perwira yang ketiga terlebih dahulu merendahkan diri / berlutut.
Jadi yang dilalap / yang terbakar habis oleh api adalah manusia daging.

Yesaya 4:4
(4:4) apabila TUHAN telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar.

Sifat tabiat dari Roh Kudus adalah mengadili dan membakar habis tabiat daging, supaya kita dibersihkan, disucikan. Inilah kesaksian dari Elia.
Kesaksian Musa adalah: firman Allah = kebenaran, sedangkan kesaksian Elia adalah: Roh Kudus.
Sifat tabiat Roh Kudus; membakar habis tabiat daging.
Tabiat-tabiat daging terlihat dalam Galatia 5:19-21 di situ terdapat 15 perbuatan daging, itu dibakar habis untuk membersihkan kotoran dari pada Sion (mempelai perempuan) dan dari Yerusalem yaitu mereka yang berada di dalam ibadah dan pelayanan.
Itulah tabiat Roh Kudus, oleh sebab itu jangan menjauh dari ibadah raya minggu disertai dengan kesaksian, kalau dalam pola Tabernakel terkena kepada pelita emas.
Banyak kotoran yang harus dibersihkan baik dalam hati, pikiran sebab itu jangan jauh dari ibadah raya minggu.

Maleakhi 4:6
(4:6) Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

Kesaksian Musa (meja roti sajian) = firman, sedangkan kesaksian Elia (pelita emas) = Roh Kudus, kuasaya; membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya, sebaliknya anak menyatu dengan bapa, ada kesatuan di dalam rumah tangga.
Sebab itu jangan jauh dari ibadah pendalaman Alkitab dan ibadah raya minggu, supaya nanti ketika Tuhan Yesus datang pada kali kedua, kita tidak binasa dan bertanya-tanya kenapa tiba-tiba Tuhan mengadakan penghakiman? Sesunguhnya Musa dan Elia sudah diutus untuk menjadi kesaksian.

Saya bangga mendengar kesaksian dari Mita; beberapa waktu lalu dia bertelepon kepada orangtuanya dan berkata; “ma, kalau aku punya duit engkau harus datang ke sini”, orang tuanya berkata; “sama saja boru”, tetapi Mita berkata firman yang saya terima beda. Mita berkata; “mama harus datang ke tempat ini supaya kita tergembala.” Baru berapa lama mendengar firman Tuhan ditempat ini, dia sudah banyak mengalami keubahan, tetapi semoga kesaksian itu jangan pudar. Oleh sebab itu saya berharap kiranya ia mendapat pekerjaan yang baik di Cilegon atau Serang, jangan jauh-jauh. Sebab kalau jauh dari ibadah dan pelayanan mau tidak mau pergaulan itu akan mempengaruhi dia, itu yang saya waspadai. Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik.
Di dalam Tuhan kita harus bicara dengan sopan, gerak-gerik harus sopan, tetapi kalau di luar sana bicaranya seenaknya saja, yang lucunya untuk menunjukkan bahwa mereka adalah sahabat karib, memanggil temannya dengan anjing, monyet, nanti dijawab; ya Setan, itu tanda bahwa hubungan mereka erat, beda di dalam Tuhan; ia kaka, ia adek, bicara dalam kasih agape.
Oleh sebab itu, biarlah Tuhan berkasih karunia kepada kita semua dan kepada si Mita, untuk menjadi kesaksian.

Saya juga bicara kepada Rut, kalau engkau juga diberkati Tuhan panggil semua keluarga ke sini, mama, adik, supaya tergembala.
Semua bersatu; bapak ke anak, anak ke bapa, kalau menerima kesaksian Musa dan Elia.
Tuhan sudah tawarkan ibadah raya minggu (kesaksian Elia), Tuhan sudah tawarkan ibadah pendalaman Alkitab (kesaksian Musa), jangan tolak supaya kita jangan ditolak pada saat Dia datang pada kali yang kedua.

Mungkin dulu kita belum paham mengenai ibadah raya minggu dan ibadah pendalaman alkitab, tetapi sekarang Tuhan telah nyatakan, sehingga tidak ada alasan untuk mempersalahkan Tuhan nanti. Keadaan sekarang sudah genting, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, jangan bermain-main dengan nyawa saudara.
Bayangkan situsasi sekarang ini tidak menentu lagi; laki-laki menikah dengan laki-laki, dan itu disahkan negara, kemudian baru baru ini seorang ibu menikahi anak kandungnya setelah menjadi 12 tahun (ditinggal mati suami), dengan alasan; saya berhak atas dia karena saya sudah besarkan dia, yang anehnya diresponi oleh anak, roh apa yang seperti ini, kalau bukan roh yang gila-gilaan, telah menguasai bumi? Setan betul-betul sudah merajalela.
Hati-hati dengan nyawa, di neraka bukan sementara saja tetapi untuk selamanya. Siapa yang mampu bertahan  di situ? Kalau 100 tahun atau 1000 tahunpun di neraka saya mau berbuat dosa, tetapi ini bukan 100 atau 1000 tahun melainkan untuk selama-lamanya.
Oleh sebab itu, saya kasihan melihat orang yang bermain-main dalam ibadah, jangan sampai menyesal dikemudian hari, penyesalan itu selalu terlambat datangnya.

Ciri-ciri menjadi terang dunia.
Zakharia 4:12-14
(4:12) Untuk kedua kalinya berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua dahan pohon zaitun yang di samping kedua pipa emas yang menyalurkan cairan emas dari atasnya itu?"
(4:13) Ia menjawab aku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!"
(4:14) Lalu ia berkata: "Inilah kedua orang yang diurapi yang berdiri di dekat Tuhan seluruh bumi!"

Terlebih dahulu saya sampaikan kembali, kehidupan yang diurapi Roh Kudus digambarkan seperti dua pohon zaitun yang terukir disebelah kanan dan disebelah kiri dari pada tempat minyak itu.

Barulah kita lihat..
Wahyu 4:5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

Dari takhta itu keluar; “kilat dan bunyi guruh yang menderu,” ini berbicara tentang daya dan kekuatan dari Roh Kudus, digambarkan oleh dua pohon zaitun yang terukir disebelah kanan dan kiri kandil itu.
Dua hal terlihat dari kehidupan yang diurapi Roh Kudus:
1.     “Keluar kilat.”
Kilat terangnya begitu cepat, hanya sekian perdetik, kilat itu hanya terlihat di langit, di atas awan sana, itu terang yang begitu luar biasa tetapi punya daya dan kuasa, sehingga kalau saudara perhatikan apabila kilat itu memancar dan mengenai tubuh manusia maka akan gosong, ini adalah terang yang ajaib, terang yang luar biasa. Ini terang yang luar biasa melebihi terang yang ada di dunia ini.
Kalau terang lampu pijar itu kekuatannya tidak seberapa.

Matius 24:27
(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.

Kilat yang memancar dari sebelah Timur dan melontarkan cahayanya sampai ke Barat, terangnya lebih dahsyat dari pada lampu-lampu yang ada di muka bumi ini, sebab cahaya kilat dapat disaksikan oleh semua orang dari empat penjuru bumi.

Saudaraku, Tabernakel terdiri dari tiga daerah yaitu;
-       Halaman berarti; dibenarkan oleh darah salib Kristus.
Di halaman terdapat mezbah korban bakaran, ini adalah gambaran dari salib Kristus, inilah kesaksian, inilah kilat yang memancar dengan luar biasa.
Kalau kesaksian dari orang-orang yang berada di meja hijau itu bukan seperti kilat yang memancar itu kebenaran diri sendiri, yang salah jadi benar, yang benar jadi salah. Tetapi kesaksian apabila kita dibenarkan oleh darah salib Kristus = cahaya kilat yang luar biasa.
Dulu rasul Paulus penjahat dan pembunuh, tetapi darah Yesus membenarkan dia.
Inilah terang yang luar biasa karena dibenarkan oleh darah Yesus.

-       Ruangan suci.
Ruangan suci = tempat pengudusan dan raungan suci juga digambarkan sebagai tempat penggembalaan di mana di dalamnya terdapat tiga macam alat yaitu;
·          Meja roti sajian à ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan iman = domba-domba diberi makan.
·          pelita emas à ketekunan dalam ibadah raya minggu disertai dengan kesaksian.
Ibadah ini menghasilkan pengharapan = domba-domba diberi minum.
·          mezbah dupa à ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
= domba-domba diberi nafas hidup.
Kesimpulannya: Domba-domba diberi makan, diberi minum dan diberi nafas hidup di dalam kandang pengembalaan ini.
Kalau kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok, tergembala dengan baik, kemudian kita melayani sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan itu juga disebut dengan suatu kesaksian, kilat yang memancar dari Timur sampai ke Barat.
Ini terang yang luar biasa yang melebihi terang dari dunia ini.

Dahulu saya tidak mengerti tentang pengggembalaan, saya tidak mengerti tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok; saya tidak mengerti ibadah pendalamn Alkitab, ibadah raya minggu dan ibadah doa penyembahan, tetapi oleh karena kemurahan Tuhan, semua pengertian itu Tuhan berikan, sehingga sekarang terang seperti kilat.

-       Ruangan maha suci à kesempurnaan.
Di dalam ruangan maha suci terdapat satu alat yang utama, yaitu; tabut perjanjian à hadirat Tuhan = Allah bertakhta, memerintah dan berfirman kepada sidang jemaat, ada persekutuan yang indah antara tubuh dengan kepala.
Kalau ada persekutan antara tubuh dengan kepala itu digambarkan seperti peti (tabut perjanjian) dengan tutup pendamaian.  

 Kemudian, di atas tutup pendamaian itu ada dua kerub.

  • Tutup pendamaian itulah Allah Anak.
  • Kerub yang pertama itulah Allah Bapa.
  • Kerub yang kedua itulah Allah Roh Kudus.
Jadi tutup pendamaian dengan dua kerub di atasnya à Allah Tirtunggal.

Saudaraku, di antara dua kerub itu keluar cahaya itulah yang disebut dengan Shekina Glory, cahaya kemuliaan Allah, itulah terang yang memancar, yang melebihi terang yang ada di dunia ini.
Kalau hubungan itu baik dan indah dengan Tuhan maka akan terlihat kemuliaan Allah di wajah seseorang dan saya tahu siapa yang ada kemuliaan di wajah.
Dulu saya ini penjahat banyak dosa kejahatan dan dosa kenajisan, banyak dusta, hidup tidak benar, perkataan tidak benar, wajahnya suram, tidak terlihat kemuliaan dan orang tahu persis seperti apa keadaan saya dahulu.
Tetapi setelah saya terpanggil menjadi hamba Tuhan dan Tuhan bawa saya ke provinsi Banten, kemudian orang yang dahulu melihat saya tiba-tiba kaget dan berkata; wajah saya lain, bukan saja wajahnya lain, tetapi sikap juga lain, dengan keadaan saya sebagai hamba Tuhan, tidak banyak bicara dan tidak mengikuti arus dunia, akhirnya lama-kelamaan ia paham dan mengerti, inilah kilat dari sorga, akhirnya orang itu mundur teratur tidak lagi berani mengajak minum tuak (minum-minuman keras) dan merokok.

2.     “Bunyi guruh yang gemuruh.”
Ini berbicara tentang daya dan kekuatan dari Allah Roh Kudus.

Mari kita lihat kekuatan / daya dari Allah Roh Kudus.
Saudaraku, dunia ini sedang dilanda oleh air bah, seperti zaman Nuh, dan zaman ini sedang dilanda dengan air bah, bukan hanya di kota-kota tetapi juga di desa-desa, dilanda oleh air bah, dilanda oleh roh najis, terjadi prostitusi online, kalijodo ditutup ada kalijodo yang lain dan itu terjadi bukan hanya di kota besar, kota kecil juga melanda sampai ke desa-desa.
Di atas tadi saya sudah sampaikan; bagaimana mungkin seorang ibu menikahi anak laki-lakinya? Itu menandakan dunia ini sedang dilanda dengan banjir yang hebat, roh najis sedang merajalela.

Kejadian 8:7-11
(8:7) Lalu ia melepaskan seekor burung gagak; dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air itu menjadi kering dari atas bumi.
(8:8) Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka bumi.
(8:9) Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air; lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera.
(8:10) Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu dari bahtera;
(8:11) menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah berkurang dari atas bumi.

Nuh melepaskan dua jenis burung untuk mengetahui, apakah bumi sudah kering atau belum?
Jenis burung yang pertama: Burung gagak.
Burung gagak itu terbang pulang pergi sampai air itu kering, artinya; Roh Kudus tidak permanen.

Jenis burung yang kedua: Burung merpati.
Waktu burung merpati itu untuk yang kedua kali dilepaskan, saat kembali di paruhnya ada sehelai daun zaitun ini berbicara tentang; daya dan kekuatan dari Roh Kudus.
Begitu lama banjir melanda bumi, semua pohon-pohon ditumbangkan / dihancurkan, hanya pohon zaitun yang bisa bertahan dan berdiri, ini berbicara daya kekuatan dari Allah Roh Kudus.
Barangkali kita berada di zona kefasikan, di situ ada tempat prostitusi, tetapi kalau kita hidup di dalam urapan Roh Kudus, sama seperti bunyi guruh yang menderu (menggelegar), orang sudah jatuh (kelepek-kelepek) dalam dosa karena roh najis tetapi kita ada kekuatan yang luar biasa oleh Allah Roh Kudus.
Kalau manusia daging tidak hidup dalam urapan Roh Kudus, jangankan satu bulan, satu hari saja dekat dengan perempuan najis, pasti kelepek-kelepek (jatuh dalam dosa kenajisan).
Lalu bagaimana kita bisa menghindar dari kenajisan kalau bukan dari kekuatan Allah Roh Kudus?
Inilah kemurahan Tuhan yang tidak didapat oleh orang di luaran sana, mereka selalu mengandalkan kekuatannya dan pengertiannya, tetapi yang anehnya, sudah tahu tidak berdaya tetap saja tidak mau datang kepada Tuhan.
Kita bersyukur, kalau sampai hari ini kita tidak jatuh dalam berbagai dosa, itu karena kuasa Roh Kudus, daya / kekuatan dari Allah Roh Kudus.

Kejadian 8:12
(8:12) Selanjutnya ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu, tetapi burung itu tidak kembali lagi kepadanya.

Ketika burung merpati itu dilepaskan, untuk yang ketiga kalinya, burung itu tidak kembali. Ini berbicara tentang pencurahan Roh Kudus secara permanen.

Berbeda dengan burung gagak; “sampai air itu kering ia tetap pulang pergi.”
Arti pulang pergi; hari ini bisa baik seperti dipenuhkan Roh Kudus, tetapi besok tidak lagi, malam ini dengar firman seperti dipenuhkan Roh Kudus (kuat) tetapi setelah selesai ibadah tidak lagi, terus-menerus pulang dan pergi.
Burung gagak à kehidupan yang belum mengenal Tuhan = asing kepada Roh Kudus.
Kalau masih asing terhadap Roh Kudus pasti dia gerah mendengar firman Tuhan.
Kalaupun mungkin kita masih digambarkan seperti burung gagak; berdoa kepada Tuhan, supaya pada akhirnya menjadi seperti burung merpati.

Kelebihan dari burung merpati adalah; tulus. Tulus seperti merpati cerdik seperti ular.
Beribadah dengan tulus hati, melayani Tuhan dengan tulus hati, berkorban dengan tulus hati, dengar firman dengan tulus hati jangan pura-pura.
Kalau mungkin hari ini kita belum mengerti firman Tuhan, berdoa supaya diberikan hikmat, pengertian supaya kita mengerti firman Tuhan, supaya kita tulus mengasihi Tuhan, tulus mengasihi isteri, anak, orangtua, tulus mengerjakan pekerjaan, tulus dalam segala sesuatu.
Tulus tanda bahwa hati nurani yang jahat telah dibersihkan oleh air dan firman sesuai dengan Ibrani 10.
Sebaliknya kalau hati belum disucikan dari hati nurani yang jahat oleh air dan firman, dia tidak akan pernah tulus, beribadah, melayani Tuhan, dan mendengar firman tidak akan pernah tulus.
Biarlah kiranya kita menjadi pribadi-pribadi yang tulus hati dihadapan Tuhan.

Kita banyak berlaku curang, mau diberkati, mau sehat, mau ini dan itu, maunya yang baik-baik dari Tuhan Yesus, tetapi tidak mau pikul salibnya, tidak mau dengar firman-Nya, tidak mau beribadah dan melayani Tuhan, tidak mau mengasihi Tuhan Yesus dengan tulus hati.
Berarti; berlaku curang kepada salib Kristus? Dia sudah menderita di atas kayu salib untuk saya dan saudara, kenapa tidak tulus?
Tuluslah, supaya nanti kita bisa mengetahui dan diberi kekuatan, sebab tadi merpati itu pulang diparuhnya membawa daun pohon zaitun, supaya dari situ ketahuan bahwa kita kuat, apapun ujian yang kita hadapi.
Malam ini kita datang di kaki Tuhan untuk dipenuhkan oleh Roh Kudus. Amin.


Tuhan YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel u. Sitohang

No comments:

Post a Comment