KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, March 12, 2016

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 4 MARET 2016

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB,  4 MARET 2016

“KITAB MALEAKHI”

Subtema : MEMELIHARA HARTA YANG INDAH
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Biarlah kiranya kita ditolong malam ini lewat pembukaan rahasia firman Tuhan dan memulihkan segala sesuatunya.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab dari Maleakhi pasal 4.
Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.

Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus untuk kali yang kedua, sebagai Raja yang berkuasa untuk menghakimi semua bangsa.
Sebagai gambaran hari penghakiman itu menyala seperti perapian.
Maka yang akan terbakar pada hari penghakiman itu adalah; jerami.
Jerami = batang padi / batang gandum yang kering sesudah dituai à kerohanian yang kering-kering.

Yohanes 15:4-6
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Kerohanian yang kering-kering digambarkan oleh ranting yang tidak melekat pada Pokok Anggur, sehingga menjadi kering dan tidak berbuah.
Tidak berbuah = tidak dapat berbuat baik kepada Tuhan di tengah ibadah pelayanan.
“Ranting yang tidak melekat pada Pokok Anggur” artinya; tanpa persekutuan dengan Tuhan = jauh dari Tuhan = tanpa ibadah dan pelayanan.
Saudaraku, di luar Tuhan, di luar ibadah dan pelayanan, seseorang tidak dapat berbuat sesuatu yang baik dihadapan Tuhan dan dihadapan sesama.

Yeremia 17:5-6
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.

Tanda bila kerohanian seseorang kering-kering: Mengandalkan manusia dan mengandalkan kekuatannya sendiri.

Keadaan bila kerohanian kering-kering.
a.     “Seperti semak bulus di padang belantara” = tidak mendapat kemurahan = jauh dari kasih karunia, orang seperti ini tidak tertolong lagi.
b.     Tidak akan mengalami datangnya keadaan baik” = tidak akan mengalami pemulihan karena tidak mau bertobat.
Orang yang tidak mau bertobat tidak akan pernah mengalami pemulihan.
c.     - “Tinggal di tanah angus di padang gurun” = gersang tidak menghasilkan apa-apa.
-   “Tinggal di negeri padang asing yang tidak berpenduduk” = jauh dari kasih Allah.

Bukti tanpa persekutuan dengan Tuhan.
Yeremia 17:4
(17:4) Engkau terpaksa lepas tangan dari milik pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu, dan Aku akan membuat engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam murka-Ku api telah mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya."

“Lepas tangan dari milik pusaka” artinya; tidak mengambil bagian di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Ibadah dan pelayanan ini adalah milik pusaka yang Tuhan percayakan, Tuhanlah bagian kita.

Kerugian yang terjadi bila lepas tangan dari milik pusaka: “Menjadi budak musuh.”
Ada dua musuh utama / musuh abadi, yaitu;
-     Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
-     Iblis setan itulah roh jahat dan roh najis.
Keduanya-duanya ini adalah musuh utama.

Daerah / tempat ketika diperbudak musuh: Di negeri yang tidak dikenal” yaitu; di tengah-tengah kefasikan dunia ini.
-       Bangsa Israel pernah diperbudak di Mesir selama 430 tahun lamanya, mereka harus kerja paksa sampai memahitkan hati mereka.
Kalau diperbudak oleh dosa dan tanpa hari perhentian akan menimbulkan kepahitan.
Itulah yang dialami oleh bangsa Israel ketika diperbudak di Mesir.
Hati-hati, orang yang jauh dari Tuhan karena pekerjaan, tidak masuk pada hari perhentian / tidak menguduskan hari Sabat, tidak terjadi pemulihan dalam hidupnya, itulah yang membuat seseorang mengalami kepahitan.
-       Bangsa Israel pernah dibuang ke Babel selama 70 tahun lamanya.
Babel adalah tempat roh jahat dan roh najis bersembunyi.
Pendeknya: Mesir dan Babel adalah tempat yang tidak dikenal, itulah tempat yang tidak dikenal.

Sesungguhnya, Tuhan telah menjanjikan suatu negeri sebagai milik pusaka, itulah kota Raja Besar, tempat kita beribadah dan melayani Tuhan, yaitu kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan, tetapi kalau lepas tangan dari milik pusaka, tidak terbeban dengan pekerjaan Tuhan, tidak mau mengambil bagian di tengah-tengah ibadah dan pelayanan akan diperbudak oleh dua musuh abadi; daging dan Iblis Setan, tempatnya di luar kandang penggembalaan.

Pertanyaanya: Siapakah mereka yang disebut jerami???
Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.

“Semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik” = jerami.

Sejenak kita melihat orang gegabah...
Maleakhi 3:13-15
(3:13) Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
(3:14) Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?
(3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput juga."

Orang-orang gegabah berkata:
-       "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah.”
Saya tandaskan malam ini; beribadah kepada Tuhan bukanlah suatu kesia-siaan, justru harus memelihara hari Sabat, hari yang ke tujuh sebab itu adalah hari perhentian bagi Tuhan.
Kalau seseorang diperbudak oleh dosa, seseorang ditindas oleh dosa, maka seseorang akan mengalami kelelahan, lalu kalau tidak masuk pada hari perhentian orang yang berdosa akan semakin tertindas dan akan mengalami kelelahan dalam hidupnya.
Itu sebabnya banyak orang kecewa, putus asa, stress, dan akhirnya bunuh diri, sudah terlalu lelah dalam hidup dan ketika kelelahan itu mulai menggoncang dia, dia putus asa dan kecewa akhirnya bunuh diri.
Jadi, sesungguhnya tidak sia-sia beribadah kepada Tuhan,
Kemudian memelihara hari Sabat (hari ke tujuh), hari perhentian bagi Tuhan Allah, tujuannya; supaya kita tetap mengikuti contoh teladan dari Tuhan. Contoh teladan yang Tuhan berikan itulah yang menyelamatkan, oleh karena salib kita diselamatkan.
Kesimpulannya; perkataan orang gegabah; "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah’ itu tidak benar / salah!
Ayo, yang masih gegabah yang masih merasa ibadah itu adalah suatu kesia-siaan minta ampunlah kepada Tuhan. Kalau ada seseorang yang menganggap ibadah itu adalah suatu kesia-siaan, menunjukkan bahwa ia adalah orang gegabah.
-       “Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya?”
-       “Apakah untungnya berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?”

Sekarang kita akan memperhatikan perkataan orang gegabah yang kedua yaitu; “Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya?”
Untuk mengetahui benar atau salah perkataan orang gegabah ini, kita bandingkan dengan nasihat / perkataan rasul Paulus kepada Timotius (anak rohaninya)..
2 Timotius 1:14
(1:14) Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.

Rasul Paulus berkata kepada Timotius: “Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita.”
Harta yang indah = karunia-karunia Roh Kudus.

1 Korintus 12:13
(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

Perhatikan kalimat: “Kita semua diberi minum dari satu Roh”
Artinya; Tuhan memberikan karunia-karunia Roh Kudus yaitu; karunia-karunia yang berbeda-beda tetapi satu Roh.

1 Korintus 12:4-6
(12:4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
(12:5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
(12:6) Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.

Harta yang indah (karunia-karunia Roh Kudus), antara lain;
Pertama: “Allah memberi rupa-rupa karunia” yaitu; sembilan karunia Roh Kudus.
1 Korintus 12:7-10
(12:7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
(12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
(12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
(12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

Ada 9 karunia Roh Kudus, yaitu; (1) Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat. (2) Karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (3) Karunia iman. (4) Karunia untuk menyembuhkan.  (5) Karunia untuk mengadakan mujizat. (6) Karunia untuk bernubuat. (7) Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. (8) Karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh. (9) Karunia untuk menafsirkan bahasa roh.

Kedua: “Allah memberi rupa-rupa pelayan.”
Banyak jenis pelayanan, ada yang melayani di panti asuhan, ada yang melayani di panti jompo, ada yang melayani terhadap orang yang terhilang, ada yang melayani orang di pinggir jalan, ada yang melayani di dalam rumah Tuhan, juga ada yang melayani di sembarang tempat, maksudnya yang belum terjangkau.
Jadi, itulah rupa-rupa pelayanan.

Ketiga: “Ada berbagai-bagai perbuatan ajaib” = sembilan buah Roh Kudus.
Galatia 5: 22-23
(5:22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
(5:23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Ada 9 buah Roh Kudus yaitu; (1) kasih, (2) sukacita, (3) damai sejahtera, (4) kesabaran, (5) kemurahan, (6) kebaikan, (7) kesetiaan, (8) kelemahlembutan, (9) penguasaan diri.
Tidak ada satupun hukum di dunia ini yang mampu menentang 9 buah Roh Kudus, baik hukum Taurat, hukum rimba, hukum kebenaran diri sendiri.

Tidak ada satupun hukum yang dapat menentang hal-hal itu (9 buah Roh Kudus) = perbuatan-perbuatan yang ajaib.
Hukum apa saja tidak dapat menentang sembilan buah Roh Kudus, baik hukum Taurat, hukum rimba, hukum kebenaran diri sendiri. Siapa yang sanggup menentang orang yang mengasihi, siapa yang dapat menentang sukacita, siapa yang dapat menentang damai sejahtera, hukum apa dapat menentang kesabaran, hukum apa yang dapat menentang kemurahan hati seseorang, hukum apa yang dapat menentang kebaikan seseorang, hukum apa yang dapat menentang kesetiaan, kelemahlembutan seseorang, hukum apa yang dapat menentang penguasaan diri????? Tidak ada hukum yang dapat menentang sembilan buah Roh Kudus = perbuatan ajaib.

Keempat.
1 Korintus 12:27-28
(12:27) Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.
(12:28) Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.

Ada lima jabatan yaitu; (1) Rasul, (2) Nabi, (3) Penginjil, (4) Gembala, (5) Guru.

Efesus 4:11
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

Allah yang memberikan lima jabatan itu, yang juga merupakan harta yang indah.

Mari kita lihat harta yang indah (diberi minum dari satu Roh).
1 Korintus 12:11
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

“Semua karunia dan jabatan dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama” = diberi minum dari satu Roh.
Perlu untuk diketahui: Tuhan memberikan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus, kepada tiap-tiap orang secara khusus sesuai dengan kehendak-Nya, bukan kehendak manusia, supaya kita melayani Tuhan dengan tertib dan dengan segala kerendahan hati.
Kalau kita melayani sesuai dengan kehendak sendiri nanti di situ tidak ada ketertiban, sebab itu Tuhan memberikan karunia-karunia itu kepada seseorang secara khusus sesuai dengan kehendak Tuhan saja, bukan sesuai dengan kehendak manusia.
Sebab itu kita tidak boleh melayani dengan kemampuan daging, bukan melayani dengan kepintaran, keperkasaan dan kekuatan manusia, tetapi harus melayani dengan karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang, kalau tidak pelayanan itu acak-acakan, tumpang tindih, simpang siur, karena melayani tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, tanpa kerendahan hati, lupa diri, sudah tidak lagi tahu posisinya sebagai apa.

Selanjutnya, kalau kita perhatikan 1 Korintus 12 ini hanya terdapat 2 judul, yaitu;
1.     Rupa-rupa karunia tetapi satu Roh.
2.     Banyak anggota tetapi satu tubuh.
Pasal ini menunjukkan bahwa; memperolah harta yang indah (karunia-karunia dan jabatan-jabatan), tujuannya; untuk mempersatukan anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan = masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Jadi jangan sampai dipercaya melayani Tuhan tetapi mengambil jalannya masing-masing, menuruti kehendak hatinya saja, itu tidak benar, dengan demikian tidak akan terwujud kesatuan tubuh, anggota tubuh yang berbeda-beda itu tidak akan satu.

Efesus 4:11-12
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Tuhan memberikan lima jabatan; “untuk memperlengkapi orang-orang kudus.”
Tujuannya; “bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus”, supaya terwujudnya kesatuan tubuh yang berbeda- beda = terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna = Mempelai wanita Tuhan.

Efesus 4:13
(4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

Bukti-butki adanya kesatuan tubuh (terwujudnya pembangunan tubuh Kristus):
a.     Mencapai kesatuan iman” = satu visi dan satu misi dalam kandang penggembalaan ini.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, juga bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Tetapi sekalipun memiliki iman, belum tentu mencapai kesatuan iman diantara orang-orang yang beriman, belum tentu satu visi, satu misi dalam kandang penggembalaan.
Kerinduan saya yang paling mendalam; supaya firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel ini dikenal oleh banyak orang, bukan hanya di dalam negeri tetapi juga sampai ke luar negeri. Semoga dalam hal ini kita semua mencapai kesatuan iman, saling mendukung satu dengan yang lain, tidak boleh mengambil jalannya masing-masing, saya rindu hal itu, semoga kerinduan ini terwujud semoga kita mencapai kesatuan iman, sehingga muka bertemu muka.

b.     Mencapai pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.”
Kalau ibadah dan pelayanan kita hanya sampai kepada firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan belum tentu memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
Firman yang ditambahkan; menyampaikan satu dua ayat ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong dan silsilah-silsilah yang tiada putus-putusnya.
Firman yang dikurangkan; pemberitaan firman tentang salib diganti dengan dua hal yaitu;
-       “Teori kemakmuran” artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya.
Banyak hamba-hamba Tuhan yang menganut paham seperti ini meninabobokan sidang jemaat, terlebih orang kaya, supaya orang kaya tidak mundur dari kandang penggembalaan itu, akhirnya yang menjadi tuan di dalam gereja adalah orang kaya dan uangnya. Dan selalu menyampaikan firman Tuhan terlebih sepersepuluh supaya diberkati.
Padahal mengembalikan sepersepuluh; supaya ada makanan di rumah Tuhan, makanan rohani itulah firman Allah, itulah yang memelihara hidup rohani kita seperti bangsa Israei di padang gurun, memungut manna segomer tiap-tiap orang.
Segomer = sepersepuluh  efa, sehingga bangsa Israel dipelihara, selama 40 tahun di padang gurun.
Banyak hamba Tuhan kharismatik kotbah tentang sepersepuluh tujuannya supaya diberkati, itu salah, melainkan mengembalikan sepersepuluh tujuannya; supaya ada makanan di dalam rumah Tuhan dan itu yang memelihara jiwa.

-       “Dengan tanda-tanda heran / mujizat-mujizat.”
Kalau hamba Tuhan orientasinya hanya sebatas tanda-tanda heran, biasanya hamba Tuhan seperti ini mengecilkan salib Kristus, karena faham sekali percaya selamat, tanpa pikul salib = pengikutan yang keliru.
Padahal syarat untuk mengikuti Tuhan; sangkal diri dan pikul salibnya.

Memperoleh pengetahuan yang benar tentang Allah = mengenal salib Kristus dengan benar.
·          Sangkal diri berarti; tidak bermegah / tidak menyombongkan diri = mengosongkan diri.
·          Pikul salib berarti memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan dengan benar.
Sebagai suami bertanggungjawab terhadap isteri dan anak. Sebagai isteri bertanggungjawab tunduk kepada kepala. Sebagai anak, hormat kepada orangtua. Sebagai hamba Tuhan, melayani dengan segenap hati sesuai dengan karunia yang diterima oleh tiap-tiap orang; setia dalam perkara kecil nanti Tuhan akan percayakan tanggungjawab dalam perkara yang besar.

c.     Kedewasaan penuh” = telah meninggalkan kerohanian kanak-kanak.
Kerohanian kanak-kanak; mudah menangis, mudah tertawa, mudah kecewa, mudah bersungut-sungut, tidak dapat bersyukur.
Kalau kedewasaan penuh; mampu menerima makanan keras itulah firman pengajaran mempelai = rela dikoreksi, disucikan, segala dosa yang terselubung dalam hati. Sehingga kita bisa melihat tabiatnya; tidak mudah bersungut-sungut, tidak mudah ngomel, tidak mudah berbantah-bantah kepada Tuhan, sanggup menderita di tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan.

d.     “Tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” = menempatkan Kristus sebagai kepala = taat, setia, dengar-dengaran = tidak mendahului apa yang menjadi kehendak Allah.
Supaya jangan mendahului apa yang menjadi kehendak Allah, terlebih dahulu bertanya kepada Tuhan, jangan menjalankan sesuatu tanpa keputusan Tuhan, itulah orang yang menempatkan Kristus sebagai kepala.
Tanya Tuhan dulu baru jalankan. Ayo belajar taat, setia, dengar-dengaran, belajar terus, jangan pernah sudah merasa dewasa rohani, supaya kita betul-betul menempatkan Kristus sebagai kepala, kehendak-Nya yang jadi bukan kehendak manusia.

Efesus 4:16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Sampai akhirnya seluruh tubuh rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya = terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna oleh karena harta yang indah, itulah karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang diperoleh tiap-tiap orang, sumbernya dari Roh yang satu dan yang sama.

Kolose 2:19
(2:19) sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.

“Seluruh tubuh ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi.”
Urat-urat dan sendi-sendi à hamba-hamba Tuhan yang telah memelihara harta yang indah, itulah orang-orang yang melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang.
Dari urat-urat dan sendi-sendi inilah setiap anggota tubuh menerima pertumbuhan rohani yang sehat.

Kalau sendi-sendi terganggu, pertumbuhan dari anggota-angota tubuh itu akan terganggu, ironisnya salah satu urat terputus; anggota tubuh terpisah, stroek.
Jadi, anggota-angota tubuh mendapat pertumbuhan rohani yang sehat itu dari urat-urat dan sendi-sendi, oleh sebab itu seluruh tubuh ditunjang dan diikat menjadi satu itu oleh urat-urat dan sendi-sendi.
Siapapun dia di muka bumi ini, tidak akan dapat menyatukan anggota-anggota tubuh dengan pengetahuannya sendiri.
Anggota tubuh mendapat pertumbuhan yang sehat oleh urat-urat dan sendi-sendi.
Kalau urat-urat putus, anggota tubuh terpisah, ngilu, nyeri rohani sehingga konsentrasi melayani Tuhan terganggu.

2 Timotius 1:5
(1:5) Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.

Iman Timotius adalah iman yang tulus ikhlas yang turun dari Lois, neneknya dan Eunike ibunya.
Kalau ibunya tidak beriman, ini sangat mengandung resiko kepada anaknya. Inilah yang harus kita perjuangkan sampai pada hari ini.

2 Timotius 1:6
(1:6) Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.

Paulus memperingatkan Timotius supaya terus mengobarkan karunia Allah  = berkobar-kobar melayani Tuhan.
Pelihara harta yang indah, sebab itu pada saat beribadah dan melayani Tuhan jangan redup-redup dan ngantuk-ngantuk.

Roma 12:11
(12:11) Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Melayani Tuhan dengan Roh yang bernyala-nyala = mengobarkan karunia-karunia Roh yang diperoleh tiap-tiap orang, syaratnya; kerajinan jangan menjadi kendor.

Kalau Tuhan telah tetapkan seseorang melayani sesuai dengan karunia-karunia Roh lewat penumpangan tangan dalam kandang penggembalaan ini, melayani Tuhan harus dengan Roh yang menyala-nyala, baik sebagai pemimpin pujian, pembaca firman Tuhan, singer, kolektan, pemain musik, multimedia, infocus, tetaplah berkobar-kobar dengan syarat kerajinan jangan menjadi kendor.

Ada 2 tanda yang terlihat di mana kerajinan tidak menjadi kendor.
a.     Roma 12:12
(12:12) Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”

b.     Roma 12:13-18
(12:13) Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
(12:14) Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
(12:15) Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
(12:16) Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
(12:17) Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
(12:18) Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!

Perhatikan;
-       “Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!”
Orang-orang kudus itu menunjuk kepada orang-orang yang melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh harus dibantu dalam kekurangan mereka.
-       “Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!.”
-       “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis.”
Berarti sepenanggung dan seperasaan. Jangan bersukacita di atas penderitaan orang, ada lagi yang lebih halus bersukacita hanya dengan orang yang bersukacita, tetapi tidak mau bersedih dengan orang yang bersedih, itu lebih parah lagi.
-        “Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama.”
-       “Janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi” = jangan memikirkan di luar iman.
Banyak orang Kristen dengan iman yang kebablasan, sebab banyak pendeta salah mengartikan ayat firman yang disampaikan Yosua kepada bangsa Israel ketika mereka merebut tanah Kanaan.
Bangsa Israel merebut tanah Kanaan dari tujuh penduduk negeri Kanaan, itu karena Tuhan yang menjanjikannya, kalau Tuhan tidak menjanjikanya mereka tidak akan bisa merebutnya.
Kemudian, Yosua juga berkata kepada 12 suku Israel; tanah di mana engkau berdiri, itu adalah milik pusakamu, itu memang benar, tetapi itu adalah janji Allah kepada nenek moyang bangsa Israel.
Jadi jangan terlalu memikirkan hal-hal yang terlalu tinggi, di luar iman.
Kisah mengenai Yosua ini, seorang hamba Tuhan berani mengatakan; apa yang engkau pegang akan menjadi milikmu, pegang saja mercy orang lain di sana, apa engkau tidak ditangkap / dipenjarakan? Itu iman yang kebablasan.
Banyak hamba Tuhan yang seperti itu dan itu sangat mengerikan.
-       “Arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.”
-       “Janganlah menganggap dirimu pandai.”
Kalau orang sudah menganggap diri pandai, berarti; berpuas diri, kalau orang berpuas diri itu tanda kerajinan sudah menjadi kendor, sedangkan orang dunia saja mengerti tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit.
-       “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan.”
-       “Lakukanlah yang baik untuk semua orang.”
-       “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!”
Kalau kita bisa berdamai dengan semua orang kenapa tidak kita lakukan? Jangan tunggu orang lain datang berdamai kepada kita, tetapi biarlah kita datang dan berdamai kepada semua orang.

Cara memelihara karunia-karunia Roh (harta yang indah).
Yang pertama
1 Timotius 6:20
(6:20) Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan,

Hindarilah omongan yang kosong = perkataan yang tidak suci = pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan, jangan sampai kita bicara perkataan yang kosong, sesuatu yang tidak jelas asal muasalnya.
Saya ini adalah orang yang lepas dari adat dan sedapat mungkin saya lakukan, tetapi untuk membicarakan ulos, dari mana asalnya, mau apa saya bicarakan hal itu sampai saya bertengkar dengan orang lain?
Hindari omongan yang kosong, yang sifatnya bertentangan dengan orang lain, tidak usah memaksakan kehendak sendiri, begini dan begitu.

Perhatikanlah saudara: Yesus sendiri tidak memberikan pendapat-Nya (tidak memberi jawaban / no comment) tentang pertanyaan dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi sehingga Ia tidak terjebak dengan pertentangan dan perdebatan.
Tuhan tidak membutuhkan pendapat kita atau argument kita, yang Tuhan mau dan inginkan supaya kita mau melakukan kehendak-Nya.
Tandanya; ada pengalaman kematian dan kebangkitan = ada suasana kebangkitan.

Salah satu contoh perkataan yang tak suci bukan saja bahasa jorok.
Misalnya; dua orang batak yang sedang berbincang-bincang, kemudian ada satu orang bersuku lain (misalnya; orang jawa), kemudian orang batak ini serius berbincang-bincang dan berkata; “maaf ya mas kami bicara dengan bahasa korea dulu”, itu bahasa yang tak suci, bilang saja; “maaf kami berbahasa batak ya.” Bahasa batak itu bukan bahasa korea.
Ada bahasa ibu pertiwi, gunakan itu sebaik-baiknya; jangan elu, gua, doang!!!
Bung Tomo saja tahu menggunakan bahasa yang resmi bahasa ibu pertiwi yaitu satu bahasa, bahasa Indonesia, kita yang sudah tergembala kok tidak mengerti menggunakan bahasa yang baik.

2 Timotius 2:23
(2:23) Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,

Hindarilah soal-soal yang dicari-cari = yang bodoh = yang tidak layak, karena itu menimbulkan pertengkaran.

2 Timotius 2:24-25
(2:24) sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
(2:25) dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,

Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah kepada semua orang.
Jangan ramah pilih kasih dan jangan ramah pandang muka, hamba Tuhan jangan ramah karena persembahan besar, perpuluhan besar, harus ramah kepada semua orang, saya belajar untuk menjadi teladan dalam hal ini.

Hamba Tuhan tidak boleh bertengkar melainkan;
-     Ramah terhadap semua orang = tanda hidup dalam kasih.
-     Cakap mengajar à Tabernakel rohani (rumah Tuhan) = tanda hidup dalam Roh Kudus.
-     Sabar dan lemah lembut = salib = tanda hidup dalam firman kebenaran.
Tujuannya; menuntun orang yang suka melawan dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat, sehingga mereka mengenal kebenaran.

Cara memelihara karunia-karunia Roh (harta yang indah).
Yang kedua
1 Timotius 4:14
(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.

Jangan lalai mempergunakan karunia-karunia yang ada padamu, giatlah melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Ada 2 alasan jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada;
1.     Diberikan oleh nubuat (menerima karunia-karunia dan jabatan-jabatan lewat nubuat).
Nubuatan = firman para nabi, yang sifatnya menyelidiki, mengoreksi segala yang terkandung di dalam hati .... 1 Korintus 14:24-25.
Pendeknya, menerima karunia-karunia Roh setelah disucikan oleh firman para nabi.
2.     Diberikan lewat penumpangan tangan sidang penatua.
Sidang penatua = pemimpin di dalam rumah Tuhan / gembala sidang.
Artinya; dipercaya atas dasar kepercayaan = kemurahan dua tangan Tuhan.

1 Timotius 4:15
(4:15) Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.

Kita harus memperhatikan dua kalimat, yaitu;
-       “Perhatikanlah semuanya itu”
Artinya; jangan mengabaikan kepercayaan Tuhan.
-       “Hiduplah di dalamnya.”
Artinya; sungguh-sungguh melayani Tuhan = supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang = menjadi kesaksian bagi setiap orang.

1 Timotius 4:16
(4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Selanjutnya memperhatikan dua perkara;
-       “Awasi dirimu sendiri, awasi ajaranmu.”
1 Timotius 4:11-12
(4:11) Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.
(4:12) Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

Praktek mengawasi diri dan ajaran; “teladan dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.”

-       “Bertekunlah dalam semuanya itu.”
Yang dimaksud bertekun dalam semua itu adalah...
1 Timotius 4:13
(4:13) Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.

Yang dimaksud bertekun di sini adalah:
a.     “Bertekun dalam membaca kitab-kitab suci.”
b.     Bertekunlah dalam membangun.”
Syarat membangun; di mulai dari bawah = dari nol.
Kalau kita membangun dari bawah berarti; dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan.
Saya masih ingat waktu membangun penggembalaan ini, di mulai dari jalan kaki, mengajar PAK tahun 2001 sampai akhrinya 2005, lewat PAK Kristen ini terjaring satu anak kecil dan sampai akhirnya bertambah-tambah.
Dan saya melihat jiwa yang bertambah semua karena kasih karunia, sebetulnya saya berharap sekali kita semua ini betul-betul membangun, bukti membangun; domba beranak domba, bukan gembala beranak domba.
Saya lihat jiwa yang tambah di sini karena kasih karunia, tetapi tidak terlepas dari membangun tadi, dari NOL.
c.     “Bertekun dalam mengajar.”
Mengajar tidak mesti dari perkataan yang keluar dari mulut.
Menjadi contoh teladan dari setiap perbuatan saja itu sudah mengajar orang lain, justru biasanya kalau mengajar dengan mulut, terkadang tidak semua orang bisa menerima.
Orang bebal belum tentu mau terima pengajaran dari mulut, jadi mengajar yang lebih efektif dan efesien adalah lewat kesaksian hidup, orang bebal pasti tunduk, asal tekun dalam pengajaran.

Pertanyaannya: Siapa yang sanggup memelihara karunia-karunia Roh?
2 Timotius 1:12-13
(1:12) Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.
(1:13) Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.

Orang-orang yang rela menderita di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kepada Tuhan = sengsara salib = aniaya karena firman.
Kemudian, di tengah-tengah penderitaannya itu rasul Paulus tidak tawar hati = tidak malu menderita karena salib.
Perlu diketahui: Pada saat manusia batiniahnya dibaharui dari sehari ke sehari, manusia lahiriah akan semakin merosot.

2 Timotius 3:10-12
(3:10) Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.
(3:11) Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya.
(3:12) Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,

Setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Yesus Kristus akan menderita aniaya, itu tidak bisa dipungkiri.
Jadi kalau tidak mau menderita, tidak mau berkorban di tengah-tengah ibadah dan pelayanan tidak memenuhi syarat sebagai orang yang mau hidup beribadah kepada Kristus Yesus.
Syarat mengikuti Tuhan adalah; sangkal diri dan pikul salibnya = rela menderita bahkan rela kehilangan nyawa.
Beribadah kepada Tuhan harus berkorban, menderita, baik tenaga, waktu, pikiran, keuangan sekalipun.

Hasilnya;
1 Timotius 4:8
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

Ibadah pelayanan berguna dan mengandung janji.
-     Janji untuk masa sekarang; dipelihara, dilindungi, dibela dan diberkati oleh Tuhan.
-     Janji untuk hidup yang akan datang; bahagia bersama dengan Dia di dalam kerajaan yang kekal, kerajaan yang tak tergoncangkan.

1 Timotius 4:9-10
(4:9) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
(4:10) Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.

Dua kalimat yang terpenting yang harus kita perhatikan;
a.     Berjerih payah di tengah ibadah dan pelayanan.”
b.     Berjuang di tengah ibadah dan pelayanan.”
Memperhatikan dua kalimat ini; tanda bahwa kita menaruh pengaharapan kepada Allah yang hidup.

1 Petrus 4:12-13
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
(4:13) Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

Jangan heran akan nyala api siksaan sebagai ujian di tengah-tengah ibadah dan pelayanan di dalam kandang penggembalaan ini, sebaliknya bersukacitalah sesuai dengan bagian yang kita dapat dalam penderitaan Kristus.
Bagian yang kita dapat di dalam penderitaan Kristus ini adalah; ibadah dan pelayanan, sebab itu bersukacita saja.
Jadi, jangan heran, jangan bersungut-sungut kalau ada ujian dan cobaan di tengah ibadah dan pelayanan, dan jangan membesar-besarkannya, seolah–olah ada sesuatu yang luar bisa, justru sebaliknya bersukacita sesuai dengan penderitaan yang kita dapat di dalam Kristus.  
Tujuannya; supaya kita boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Kalau kita melepaskan tangan dari milik pusaka (ibadah dan pelayanan); suatu saat nanti kita menderita, tetapi kalau karena ibadah dan pelayanan ini kita menderita, kita akan dimuliakan-Nya pada saat Dia datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.

1 Petrus 1:7
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Kalau kita menghadapi ujian maksudnya adalah untuk membuktikan kemurnian iman.
Kemurnian iman di dalam diri seseorang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dalam api = berharga dan mulia di mata Tuhan.
Saudaraku, iman itu perlu dimurnikan. Bagaimana dengan ibadah kita?

1 Petrus 1:8-9
(1:8) Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,
(1:9) karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.

Tanda-tanda iman yang dimurnikan;
-     Sekalipun belum pernah mengenal Dia namun tetap mengasihi Dia.
-     Percaya kepada Dia sekalipun sekarang tidak melihat Dia.
Sampai akhirnya mencapai tujuan iman yaitu; keselamatan jiwa. Jadi bukan beriman kepada perkara lahiriah. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment