KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, March 8, 2016

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 27 FEBRUARI 2016

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 27 FEBRUARI 2016

“STUDY YUSUF”
(SERI  93 )

Subtema : SEORANG HAMBA YANG TULUS

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, oleh karena kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya ditempat ini.

Mari kita kembali memperhatikan firman penggembalan untuk ibadah kaum muda remaja itulah study Yusuf dari Kejadian 39, tibalah saatnya kita memperhatikan ayat 11.
Kejadian 39:11
(39:11) Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun tidak ada di rumah.

Pendeknya, Yusuf setia melakukan perkerjaannya dan pada saat ia melakukan pekerjaan itu di sini kita perhatikan tidak ada seorangpun yang berada di dalam rumah.

Kolose 3:20
(3:22) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.

Himbauan kepada hamba-hamba Tuhan, yaitu; “taat kepada tuannya dalam segala hal dengan tulus hati.”
Tulus hati = melakukan pekerjaannya bukan hanya dihadapan tuannya.

Lebih jauh kita melihat hamba yang tulus hati.
Titus 2:9-10
(2:9) Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah,
(2:10) jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.

Di sini kembali dihimbau, supaya hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal.
Saudaraku, dengan ketaatan seorang hamba, maka ia berkenan kepada tuannya.
Taat = patuh pada ajaran yang benar = dengar-dengaran.
Yang sudah melayani Tuhan, layanilah Tuhan Yesus Kristus dengan segala ketaatan, sebab Kristus adalah Tuan dari semua hamba-hamba Tuhan.

Tanda-tanda seorang hamba yang berkenan kepada tuannya.
Pertama: “Jangan membantah” = jangan melawan.
Dalam segala sesuatu dan dalam bentuk apapun, seorang hamba sebaiknya jangan membantah, jangan melawan itu yang benar.

Lukas 22:24-26
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.

Wujud nyata jangan membantah:
1.     “Yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda.”
Muda à orang-orang yang selalu ingin diajar, alasannya; karena orang muda masih minim pengalaman. Kalau sudah banyak pengalaman tidak mungkin ada keinginan untuk diajar.
2.     “Pemimpin sebagai pelayan.”
Pelayan = orang yang melayani, bukan yang dilayani = mengambil rupa seorang hamba, bukan rupa seorang tuan.

1 Samuel 3:4-8
(3:4) Lalu TUHAN memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa."
(3:5) Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu pergilah ia tidur.
(3:6) Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali."
(3:7) Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.
(3:8) Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu.

Samuel mendengar panggilan Bapa sebanyak tiga kali.
Panggilan pertama = dengar-dengaran kepada bapa jasmani.
Panggilan kedua = dengar-dengaran kepada bapa rohani (gembala sidang).
Panggilan ketiga = dengar-dengaran kepada bapa di sorga.
Dalam panggilan itu Samuel tidak satu kalipun membantah.

Biasanya kalau orang sudah enak tidur, kemudian dipanggil dan dibangunkan rasanya jengkel sekali, tetapi di sini kita lihat, tidak satu kalipun ia membantah. Setiap kali ada suara panggilan ia selalu menjawab; “ya bapa”, inilah yang benar.

1 Samuel 3:7
(3:7) Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.

Sesungguhnya, pada waktu itu (panggilan) Samuel belum mengenal Tuhan dan firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya = belum pernah mendapatkan ajaran untuk mengenl Tuhan. Tetapi ironisnya, Samuel dengar-dengaran dan tidak satu kalipun ia membantah, ia selalu menjawab; “Ya Bapa.”
Kalau seandainya Samuel membantah / tidak dengar-dengaran terhadap panggilan, wajar saja, hal yang lumrah, karena pada waktu itu firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepada dia.
Berbeda dengan keadaan kita sekarang, ada yang sudah bertahun-tahun mengenal Tuhan, ada yang baru tetapi sudah diajar untuk mengenal Tuhan. Lalu bagaimana dengan kondisi rohani kita saat ini???

1 Samuel 3:1
(3:1) Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering.

Semakin diperjelas; Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering.
Tetapi sekalipun demikian Sameul yang muda itu menajdi pelayan Tuhan, menjadi hamba yang taat = patuh pada ajaran yang benar = dengar-dengaran = tidak suka membantah. Pengalaman Samuel ini adalah pengalaman yang langka, jarang ditemukan, sebab dia adalah seorang yang dengar-dengaran, sekalipun firman Tuhan jarang dia terima, bahkan belum pernah dinyatakan kepadanya dan penglihatan-penglihatanpun tidak sering.
Inilah contoh teladan yang berkenan kepada tuannya.

Kedua: “Jangan curang” = adil, jujur, menempuh jalan yang lurus.
Matius 23:23
(23:23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Perhatikan: Ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi mempersembahkan persepuluhan tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat diabaikan, yaitu; “Keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.
Yang satu harus dilakukan (mempersembahkan sepersepuluh) dan yang lain jangan diabaikan (keadilan, belas kasihan dan kesetiaan) = jangan curang.

Sekarang kita perhatikan...
Keterangan: MEMPERSEMBAHKAN PERSEPULUHAN.
Maleakhi 3:7-10
(3:7) Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?"
(3:8) Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
(3:9) Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!
(3:10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

Dengan membawa persembahan persepuluhan ke dalam rumah Tuhan maka ada persediaan makanan di dalamnya.
Saya tandaskan malam ini; kehidupan muda remaja harus membawa persembahan persepuluhan ke dalam rumah Tuhan sekalipun belum bekerja, supaya ada persediaan makanan di dalam rumah Tuhan.
Ini berbicara tentang doa dan pengharapan supaya Tuhan menyatakan pembukaan rahasia firman dalam setiap ibadah-ibadah yang kita yang jalankan untuk memelihara jiwa.

Keluaran 16:32-36
(16:32) Musa berkata: "Beginilah perintah TUHAN: Ambillah segomer penuh untuk disimpan turun-temurun, supaya keturunan mereka melihat roti yang Kuberi kamu makan di padang gurun, ketika Aku membawa kamu keluar dari tanah Mesir."
(16:33) Sebab itu Musa berkata kepada Harun: "Ambillah sebuah buli-buli, taruhlah manna di dalamnya segomer penuh, dan tempatkanlah itu di hadapan TUHAN untuk disimpan turun-temurun."
(16:34) Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah buli-buli itu ditempatkan Harun di hadapan tabut hukum Allah untuk disimpan.
(16:35) Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.

Bangsa Israel makan manna 40 tahun lamanya, sampai tiba di tapal batas = dipelihara oleh Tuhan.
Tanda pemeliharaan: segomer penuh ditaruh di dalam buli-buli emas.

Keluaran 16:36
(16:36) Adapun segomer ialah sepersepuluh efa.

Adapun segomer itu ialah; sepersepuluh efa.
Jadi dengan membawa persembahan persepuluhan ada persediaan makanan di dalam rumah Tuhan dan itulah yang memelihara hidup kita. Seperti bangsa Israel diberi makan manna selama 40 tahun sampai tapal batas.

Prakteknya: 10 hukum Allah ditulis pada kedua loh batu ...Keluaran 20:1-17.
Hukum yang pertama sampai dengan keempat ditulis pada loh batu yang pertama = kasih kepada Tuhan.
Hukum yang kelima sampai dengan kesepuluh ditulis pada loh batu yang kedua = kasih kepada sesama.
Kesimpulannya: Inti dari 10 hukum Allah hanyalah satu yaitu; kasih.
Berarti, 1 dari 10 itulah sepersepuluh = kasih, itulah praktek mempersembahkan sepersepuluh; kasih kepada Tuhan dan sesama.

Keterangan: hidup di dalam keadilan, belas kasihan dan kesetiaan.
Hidup di dalam keadilan, belas kasihan, kesetiaan ini berbicara tentang salib Kristus.

Sebagai bukti keadilan.
Roma 3:22-25
(3:22) yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
(3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
(3:24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
(3:25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.

Penebusan oleh darah salib Kristus menunjukkan keadilan-Nya kepada manusia.

Sebagai bukti belas kasihan.
Matius 14:14
(14:14) Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.

Yesus memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan = pemecahan roti yang pertama.
Pemecahan roti yang pertama terjadi oleh karena belas kasihan Tuhan.

Matius 15:32
(15:32) Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan."

Yesus memberi makan 4000 orang dengan 7 roti dan beberapa ikan = pemecahan roti yang kedua.
Pemecahan roti yang kedua terjadi oleh karena belas kasihan Tuhan.

Yohanes 6:53-56
(6:53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
(6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
(6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
(6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

Pemecahan roti yang ketiga: Yesus mati di atas kayu salib, sehingga tubuh-Nya benar-benar makanan dan darah-Nya benar-benar minuman. Inilah belas kasih Tuhan.
Itu sebabnya tadi saya katakan; keadilan dan belas kasih itu berbicara tentang salib Kristus.

Sekarang kita melihat mengenai kesetiaan.
Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Yesus taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
Yesus melayani selama 3½ tahun di atas muka bumi ini. Pelayanan-Nya bukan hanya mengadakan tanda-tanda heran, atau mujizat-mujizat semata, menyembuhkan orang sakit, membangkitan orang mati, tetapi puncak pelayanan Yesus dihadapan Allah Bapa: Dia rela mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
Kalau pelayanan hanya sebatas mujizat-mujizat belum setia. Kalau beribadah dan melayani hanya mencari perkar-perkara lahiriah; belum setia, tetapi kalau sudah taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
Berarti tanda yang terlihat dari orang yang setia; sangkal diri dan pikul salib.

Inilah yang harus kita lakukan supaya jangan curang dihapadan Tuhan; yang pertama; membawa persembahan persepuluhan dan yang kedua; hidup dalam keadilan, hidup dalam belas kasihan dan hidup dalam kesetiaan.
                       
Selain tulus....
Titus 2:10
(2:10) jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.

Seorang hamba yang tulus hati adalah seorang hamba yang setia.
Jadi selain tulus hati juga harus SETIA.
Setia berarti; setia dalam panggilan, setia dalam pilihan.

1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Dipanggil untuk selanjutnya dipilih.
-       Setia dalam panggilan artinya; dengar-dengaran = patuh pada ajaran yang benar.
-       Setia dalam pilihan berbicara tentang: imamat rajani = bangsa yang kudus = umat kepunyaan Allah sendiri à orang-orang yang melayani Tuhan.

Yesaya 11:5
(11:5) Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.

Setia berarti tidak akan menyimpang dari kebenaran, digambarkan seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
Kalau ikat pinggang tetap terikat pada pinggang berarti kebenaran tetap menjadi bagian kita = tidak menyimpang dari kebenaran. Kalau seorang hamba tidak menyimpang dari kebenaran, tidak terlihat kekurangan dan kelemahan yang memalukan itu.

Matius 25:20-23
(25:20) Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
(25:21) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
(25:22) Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
(25:23) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Keuntungan bila setia bertanggungjawab dalam perkara yang kecil; “dipercayakan tanggungjawab dalam perkara yang besar”.
Ayo setia saja memikul tanggungjawab dalam perkara yang kecil, nanti Tuhan akan percayakan tanggungjawab dalam perkara yang besar, tidak boleh berpuas diri.

Ada keuntungan lain, yaitu:Masuk dan turut dalam kebahagiaan tuannya” = di dalam kebahagiaan yang kekal, yaitu kerajaan sorga.
Kalau seorang hamba masuk di dalam kerajaan sorga, pasti turut dalam kebahagiaan yang kekal. Jangan sampai kita masuk, lalu keluar lagi, seperti anak yang sulung, sudah berada di dalamnya, tetapi karena iri hati ia tidak mau masuk di dalamnya = berada di luar.
Demikan juga nabi-nabi palsu, bernubuat demi nama Tuhan, mengusir Setan demi nama Tuhan, dan mengadakan mujizat-mujizat demi nama Tuhan, tetapi tidak melakukan kehendak Allah, Tuhan tidak mengenal mereka = diluar, pintu sorga tertutup bagi mereka.
Melayani berarti ada di dalam = tinggal di dalam, tetapi kalau tidak melakukan kehendak Allah Bapa = tinggal di luar.

Kerinduan kita adalah kerajaan sorga, bukan pekerjaan dan perkara lahirihah; “cari dahulu kerajaan Allah, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu”...Matius 6:33.
Jadi jangan jadikan ibadah nomor dua, pekerjaan nomor satu, yang benar adalah: Tuhanlah yang menjadi prioritas / nomor satu (ibadah dan pelayanan nomor satu), pekerjan nomor dua, maka semuanya nanti akan ditambahkan.

Tanda ketulusan hati dan kesetiaan seorang hamba.
Kolose 3:22
(3:22) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.

Seorang hamba yang tulus hati adalah tanda bahwa ia adalah seorang hamba yang takut akan Tuhan.

Amsal 8:13
(8:13) Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.

Takut akan Tuhan ialah membenci kejahatan.
Jadi hamba Tuhan harus takut Tuhan, harus membenci segala jenis kejahatan.
Kejahatan yang harus dibenci antara lain;
-       Benci kepada kesombongan.
-       Kecongkakan.
-       Tingkah laku yang jahat.
-       Mulut penuh tipu muslihat (dusta).
Empat perkara ini tidak boleh disukai tetapi harus dibenci.

Titus 2:9-10
(2:9) Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah,
(2:10) jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.

Kesimpulannya: Seorang hamba yang taat kepada tuannya dalam segala hal, berarti; tidak membantah dan tidak curang = tulus hati dan setia, sehingga dengan demikian dalam segala hal mereka itu memuliakan ajaran Allah.
Ajaran itu harus dimuliakan dan orang lain juga akan turut memuliakan ajaran yang kita terima, seperti pesan rasul Paulus kepada Timotius, pengajaran mempelai yang kita terima ini turut dimuliakan oleh orang lain, bukan hanya kita saja.

Kolose 3:23-24
(3:23) Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
(3:24) Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.

Seorang hamba bila taat kepada tuannya dalam segala perkara = tulus hati, sedangkan seorang hamba Tuhan yang tulus hati akan menerima bagian yang ditentukan baginya = menerima upah.
Kristus adalah tuan dari hamba-hamba Tuhan.
Jadi yang benar adalah seorang hamba harus; taat, setia, dengar-dengaran, kemudian melakukan pekerjaannya dengan segala ketulusan hati, tidak perlu menuntut upah dari manusia, bagian kita adalah Kristus, sebab Dialah tuan dari setiap hamba-hamba Tuhan dan tidak perlu menuntut pangkat imam (tidak perlu meningg-ninggikan diri) supaya kelak mendapat bagian di dalam kehidupan yang kekal.

Kejadian 39:11
(39:11) Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun tidak ada di rumah.

Pendeknya, Yusuf adalah seorang hamba yang taat, setia, dengar-dengaran, dan ia melakukan itu semua dengan ketulusan hati. Amin.



TUHAN YESUS KRISTUS, KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberitaan Firman Oleh;

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment