KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, March 14, 2016

IBADAH RAYA MINGGU, 6 MARET 2016

Ibadah raya minggu, 6 MARET 2016

wahyu pasal empat”
(Seri 06)

Subtema : PAKAIAN PUTIH.

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan ibadah raya Minggu disertai dengan kesaksian.

Tadi, kita telah mendegar dua kesaksian. Yang pertama: kesaksian pujian / vocal group dan puji-pujian yang kita dengar kalau kita perhatikan tadi, cukup membangun kerohanian kita dan menguatkan kita kembali supaya kita juga kiranya menjadi kesaksian dalam bentuk yang lain.
Kesaksian yang kedua dari Rut Dame, untuk sampai di tempat ini bersama-sama dengan kita penuh dengan pergumulan, tantangan dan rintangan, tetapi itu semua tidak membuat dia menjadi surut, dia tetap dengan pendiriannya supaya dia benar-benar ada dalam suatu penggembalaan yang benar sesuai dengan imannya dia. Memang dia pernah beribadah di GPT di Medan, tetapi mungkin kerohaniannya merasa tidak tergembala.
Saat ini dia bersama dengan kita, kita doakan dia supaya dia tetap kuat, tidak goyah, sekalipun ada ujian-ujian. Ujian pertama dia sudah hadapi ketika ia ingin ke tempat ini,  tetapi bukan berarti saat dia tergembala dengan kita, digembalakan oleh firman pengajaran, tidak menghadapi pergumulan. Mungkin saja ada pergesekan satu dengan yang lain, ada pergesekan dari luar dan lain sebagainya. Tetapi percayalah semua itu terjadi atas seijin Tuhan, untuk memurnikan iman kita masing-masing.
Iman itu perlu di murnikan, iman yang murni terlihat saat dia mampu melewati ujian demi ujian.
Ada orang beribadah karena motiv /  tujuan lain, sudah pasti iman yang seperti ini belum dimurnikan, tetapi orang yang sungguh-sungguh beribadah dan melayani, dia siap menghadapi resiko.
Iman yang dimurnikan itu nilainya lebih berharga, dan lebih tinggi dari logam mulia / emas yang murni.

Jadi dikala kita menghadapi ujian, jangan bersungut-sungut, itu pemurnian terhadap iman,  jangan persalahakan si A dan siB, dan jangan persalahakan Tuhan.
Oleh sebab itu kita harus saling mendoakan satu dengan yang lain, saling mendukung, saling menguatkan dan saling menghormati satu dengan yang lain, tidak saling menjatuhkan, tempatkan Kristus sebagai kepala.

Kembali kita memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah raya minggu dari Wahyu pasal 4.
Wahyu 4:4
(4:4) Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.

24 tua-tua yang duduk di atas takhta itu; “memakai pakaian putih”, pakaian kebenaran.

Wahyu 19:8
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)

Pakaian putih disebut juga dengan lenan halus. Arti rohaninya; perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.
Pendeknya, pakaian putih adalah kebenaran.

Kemudian di sini ada kata: dikaruniakan berarti; dipercayakan.
Kesimpulannya; memakai pakain putih aritnya; dipercayakan.

Banyak hal yang telah dipercayakan oleh Tuhan kepada kita. Sebagai suami itu juga kepercayaan Tuhan. Sebagai seorang isteri itu juga merupakan kepercayaan Tuhan. Untuk menjadi seorang hamba Tuhan, itu juga kepercayaan Tuhan, orang-orang yang melayani sesuai dengan karunia-karunia Roh itu juga kepercayaan Tuhan.
Yang menjadi pertanyaannya kepada kita adalah; apakah kita sanggup mempertanggungjawabkan apa yang telah Tuhan percayakan kepada kita?

Tetapi sering kali, anak-anak Tuhan tidak mampu mempertanggungjawabkan apa yang dipercayakan Tuhan = memandang ringan hak kesulungan seperti Esau; hanya karena sepiring kacang merah, dia jual hak kesulungannya.
Dasarnya ia melakukan itu karena dia adalah manusia daging dan kesukaannya adalah; tinggal di padang. Berbanding terbalik dengan Yakub seorang yang tenang suka tinggal di kemah.

1 Yohanes 2:15-16
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

Perlu diketahui: Mata ini boleh saja memandang dunia tetapi hati harus tetap mengasihi Tuhan supaya kita mampu mempertanggungjawabkan apa yang telah Tuhan percayakan kepada kita.

1 Yohanes 2:17
(2:17) Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup untuk selama-lamanya.
Melakukan kehendak Allah = memikul salib di tengah-tengah ibadah dan pelayananya kepada Tuhan.
Orang yang seperti inilah mampu mempertanggungjawabkan apa yang dipercayakan oleh Tuhan.
Jadi pengalaman salib ini memberikan suatu kekuatan bagi kita, memberi motivasi sehingga kita mampu mempertanggungjawabkan segala apa yang dipercayakan oleh Tuhan.
Sesungguhnya, kekuatan manusia daging itu terbatas, tetapi salib Kristus, itulah yang memberi kita kekuatan, sehingga kita mampu mempertanggungjawabkan apa yang Tuhan percayakan kepada kita.

Mari kita lihat..
Keluaran 28:1-2
(28:1) "Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam bagi-Ku--Harun dan anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
(28:2) Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.

Memakai pakaian putih berarti; dipercayakan jabatan imam.
Jabatan imam yang dipercayakan, adalah sesuatu yang sangat luar biasa sebetulnya. Jadi orang-orang yang melayani Tuhan (memegang jabatan imam) itu adalah orang yang luar biasa.

Bukti orang yang memegang jabatan  imam adalah orang yang luar biasa.
Wahyu 1:5-6
(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya--
(1:6) dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.

Perhatikan kalimat; “Yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah.”
Berarti; orang yang melayani Tuhan diberikan suatu kedudukan yang sangat tinggi.
Itu sebabnya orang yang melayani Tuhan sangat berharga dan mulia dihadapan Tuhan dan itu harus dicamkan dengan baik.
Jadi saya sungguh heran tentunya kalau ada orang yang sudah dipercayakan pelayanan tetapi anggap enteng pelayanan,  bermain-main dalam kesucian.

Kita kembali membaca...
Wahyu 5:9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Menjadi suatu kerajaan imam bagi Allah dengan satu tujuan; untuk memerintah di bumi bukan diperintah dosa tetapi berkuasa terhadap dosa.
Begitu agung dan mulia korban Kristus yang telah menebus kita dan selanjutnya menjadikan kita suatu kerajaan imam untuk memerintah di bumi, bukan diperintah oleh dosa, berkuasa terhadap dosa baik yang ditimbulkan oleh daging dengan segala hawa nafsunya, berkuasa terhadap dosa yang ditimbulkan oleh Iblis Setan itulah roh jahat dan roh najis, berkuasa terhadap dosa yang ditimbulkan oleh dunia dengan segala arus dan pengaruhnya.

Tadi siang saya telah saksikan sedikit; saya ini adalah salah satu korban mode. Pada waku itu zaman sepatu yang ujungnya lancip tumitnya panjang dan sepatu itu agak tinggi, itu tahun 1998.
Sebetulnya ketika menggunakan itu kaki saya sakit, tetapi saya pertahankan, saya jadi korban mode, itu adalah salah satu dari arus dunia. Dosa menimbulkan sakit, tetapi tetap saja dipaksakan.
Sekiranya mungkin kita harus menderita di tengah-tengah ibadah dan pelayanan tetapi kita tetap bertahan, itu bagus. Kalau untuk dosa saja kita paksakan diri, apalagi untuk melayani Tuhan, saya kira itu jauh lebih bagus.

Persamaan dari pakaian putih.
Keluaran 28:2
(28:2) Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.

Pakaian = lenan halus artinya; perbuatan – perbuatan benar dari orang-orang kudus.

Sejenak kita melihat orang-orang kudus....
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Orang-orang yang melayani disebut bangsa yang terpilih” =  imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan” Allah sendiri.
Tujuannya; untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia.
Jangan sampai melayani tetapi bermain-main di dalam kekudusannya, mempermain-mainkan kesucian. Kalau ada diantara imam-imam bermain-main di dalam kesucian, tolong beritahukan kepada saya sekarang, saya tidak paksa saudara melayani Tuhan.
Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, yang aneh-aneh sudah terjadi, yang suci biarlah semakin bertambah suci hatinya, yang jahat biarlah semakin jahat, tetapi yang pasti orang-orang yang melayani disebut bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Dia, itulah salib Kristus.

Keluaran 30:17-20
(30:17) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
(30:18) "Haruslah engkau membuat bejana dan juga alasnya dari tembaga, untuk pembasuhan, dan kautempatkanlah itu antara Kemah Pertemuan dan mezbah, dan kautaruhlah air ke dalamnya.
(30:19) Maka Harun dan anak-anaknya haruslah membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya.
(30:20) Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan air, supaya mereka jangan mati. Demikian juga apabila mereka datang ke mezbah itu untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi TUHAN,

Anak-anak Harun telah memegang jabatan imam, untuk masuk ke dalam kemah pertemuan, dan mendekat ke mezbah korban bakaran, untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi Tuhan, terlebih dahulu membasuh tangan dan kaki mereka.

Yang pertama: “Membasuh tangan.”
Membasuh tangan artinya; membasuh segala perbuatan-perbuatan yang salah. Tangan = perbuatan hidup.
Saudaraku, tidak boleh melayani tetapi bercampur-baur dengan perbuatan-perbuatan jahat dan segala perbuatan yang najis, sebab itu sebelum melayani Tuhan terlebih dahulu tangan dibasuh.

Imamat 21:10-12
(21:10) Imam yang terbesar di antara saudara-saudaranya, yang sudah diurapi dengan menuangkan minyak urapan di atas kepalanya dan yang ditahbiskan dengan mengenakan kepadanya segala pakaian kudus, janganlah membiarkan rambutnya terurai dan janganlah ia mencabik pakaiannya.
(21:11) Janganlah ia dekat kepada semua mayat, bahkan janganlah ia menajiskan diri dengan mayat ayahnya atau ibunya.
(21:12) Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

Perhatikan, supaya perbuatan-perbuatan tetap di dalam kekudusan itu;
-       “janganlah membiarkan rambutnya terurai” tujuannya untuk : menempatkan Kristus sebagai kepala.
-       “Janganlah mencabik pakaiannya.”
Berarti; orang-orang kudus menjaga kebenaran sebagai kehormatannya dihadapan Tuhan.
-       Janganlah ia dekat kepada semua mayat,” bahkan janganlah ia menajiskan diri dengan mayat ayahnya atau ibunya.
Saudaraku, orang yang ada di luaran sana mereka adalah mayat yang hidup, hidup tetapi sebetulnya sudah mati karena dosa. Mayat = upah dosa adalah maut..... Roma 6:25.
Jadi kalaupun dia orangtua jika perbuatnnya seperti mayat hidup jangan dekat-dekat dengan perbuatannya, supaya jangan menjadi najis, namun tetap hormat kepada orangtua.
-       Janganlah ia keluar dari tempat kudus”
= Menjadi rumah Tuhan  / Bait Allah yang kudus = menjadi tempatnya firman Allah, Roh Allah, kasih Allah.
Tangan terlebih dahulu dibasuh untuk masuk ke ruangan suci untuk mengurus dan membersihkan alat-alat yang di dalamnnya. Jaga kehormatan, jangan najiskan dirimu dengan tabiat / perbuatan nenek moyang. Segala perbuatan harus disucikan, barulah layak melayani Tuhan.

Yang kedua: “Membasuh kaki.”
Aritnya; membasuh perjalanan hidup.
Orang yang berjalan melangkah maju berarti telah meninggalkan jejak dibelakang = dosa masa lalu.
Dosa masa lalu harus disucikan (dibereskan), karena dosa masa lalu = si pendenam yang terus mengejar sampai dendam terbalaskan. Kalau dosa masa lalu telah dibereskan, maka ke depan berjalan dalam terang (kebenaran).

Mari kita lihat dimana dosa masa lalu telah dibasuh...
Wayu 4:6
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.

Empat makhluk penuh dengan mata di sebelah muka dan di sebelah belakang = hidup dalam terang = .perjalanan ke depan dalam terang dan masa lalu telah diterangi.
Mata adalah pelita (Matius 6:22), sedangkan dalam Mazmur 119:1-5 firman-Mu adalah pelita bagi kaki-ku dan terang bagi jalanku.

Mazmur 119:105
(119:105) Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

Firman Allah adalah pelita bagi kaki dan terang bagi jalan = kaki yang dibasuh dengan air, seperti empat makhluk penuh dengan mata di muka dan dibelakang.

Kembali kita membaca...
Keluaran 30:18-19
(30:18) "Haruslah engkau membuat bejana dan juga alasnya dari tembaga, untuk pembasuhan, dan kautempatkanlah itu antara Kemah Pertemuan dan mezbah, dan kautaruhlah air ke dalamnya.
(30:19) Maka Harun dan anak-anaknya haruslah membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya.

Di sini kita perhatikan; kata “membasuh.”

Perkataan dibasuh dengan air....
Efesus 5: 26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

“Dikuduskan sesudah dimandikan dengan air dan firman” = dibasuh dengan air.
Berarti; supaya bersih dibutuhkan air yang banyak, limpah dengan firman.
Kalau orang mandi dengan satu dua gayung air tidak akan bersih, jadi untuk bersih dibutuhkan air yang banyak.

Mari kita lihat limpah dengan firman..
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

“Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba” = limpah dengan firman, antara lain; Limpah dengan Injil kerajaan dan limpah dengan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Air yang keluar dari takhta = Injil kerajaan.
Air yang keluar dari takhta Anak Domba = cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Menyampaikan firman satu dua ayat lalu disertai dengan cerita isapan jempol  = firman yang ditambahkan tetapi yang kita butuhkan supaya hidup kita bersih adalah firman yang limpah itulah Injil kerajaan dan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Kalau dahulu kita menyukai pemberitaan firman yang dikurangkan dan ditambahkan, saatnyalah sekarang untuk menerima firman yang limpah, sungai air kehidupan yang keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itulah Injil kerajaan dan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.

Sejenak kita melihat injil kerajaan.....
Sebelum menerima Injil kerajaan terlebih dahulu menerima Injil keselamatan yaitu; percaya, bertobat dan dibaptis air.
Di situ memang terjadi banyak mujizat, tanda-tanda heran, kesembuhan-kesembuhan dan lain sebagainya.
Injil keselamatan = asas-asas pertama tentang kebenaran, percaya, bertobat dan dibaptis air setelah menerima Injil keselamatan, kemudian beralih kepada perkembangannya yang penuh .... Ibrani 6:1. harus dilanjutkan dengan menerima Injil kerajaan.

Ibrani 5:12-14
(5:12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
(5:13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
(5:14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

Firman yang keras = Injil kerajaan. Kegunaannya; untuk melatih panca indera.
Kalau masih memerlukan susu berarti kerohanian masih kanak-kanak.
Susu adalah asas-asas pokok dari pernyataan-pernyataan Allah; percaya, bertobat dan dibaptis = injil keselamatan.
Sedangkan makanan keras = Injil Kerajaan.

Panca indera antara lain;
-       Mata yang terlatih.
Mata yang terlatih itu sama seperti mata merpati; memandang segala kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam kandang penggembalaan dengan tulus hati.
Mata yang terlatih juga sama seperti mata burung rajawali; memandang jauh ke depan = memiliki pandangan nubuatan.
Orang yang memiliki pandangan nubuatan, cara berpikirnya tidak pendek, demi sebuah tujuan akhir hidup.
-       Telinga yang terlatih; dengar-dengaran = taat dan patuh pada ajaran yang benar.
-       Hidung yang terlatih; hidup dalam doa penyembahan.
Ukuran penyembahan itu selama satu jam.
-       Mulut yang terlatih; senantiasa memuji-muji Tuhan dan memuliakan Tuhan sama seperti bayi yang baru lahir.
Matius 21:16
(21:16) lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"

“Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"
Jadi mulut yang terlatih itu sama seperti bayi yang baru lahir, rindu akan susu yang murni = kebenaran yang murni.
Jangan biasakan dusta dari mulut; ya di atas ya, tidak di atas tidak, lebih dari itu berasal dari Setan.

-       Kulit pipi yang terlatih.
Matius 5:39
(5:39) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.

Siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu, supaya seutuhnya kita merasakan kasih Tuhan, tidak boleh separuh-separuh kulit / pipi à perasaan (kasih).
Mengasihi Tuhan harus dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan, tidak boleh setengah-setengah mengasihi Tuhan.

Sejenak kita melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus...
2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus = Firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.

Mazmur 119:129-130
(119:129) Peringatan-peringatan-Mu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya.
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.

Bila terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan;
1.     Memberi terang” = menguasai kegelapan.
Perlu diketahui; kegelapan adalah tempat yang paling efektif untuk menyembunyikan dosa. Sebab itu orang yang masih menyembunyikan dosa dia tidak mau datang kepada terang.
Anak-anak malam suka mabuk dan suka tidur, malas dan hidup di dalam hawa nafsu daging.

2.     Memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.”
Tujuannya; supaya jangan lagi mengulangi lagi kesalahan-kesalahan, kejahatan-kejahatan, kenajisan-kenajisan sebagai perbuatan bodoh dihadapan Tuhan.

Sebab itu...
Wahyu 5:3-4
(5:3) Tetapi tidak ada seorangpun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
(5:4) Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.

Apabila tidak terjadi pembukaan rahasia firman (penyingkapan firman), isi hati Tuhan tidak dinyatakan lagi maka yang terjadi adalah tangisan, kenapa? Karena dosa masih disembunyikan. Ada dosa yang disembunyikan, ada dosa sebagai perbuatan bodoh.
Jadi dosa yang disembunyikan dan dosa sebgai perbuatn bodoh, itu menindas, itu yang membuat tangisan.

Wahyu 5:5
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."

Ketika terjadi pembukaan rahsia firman, Tuhan menghapus segala air mata kita = masalah telah diselesaikan.
Syukur kepada Tuhan, dalam setiap ibadah kita limpah dengan pembukaan rahsaia firman, menyingkapkan segala yang terselubung, Tuhan hapuskan air mata, Tuhan jadikan segala sesuatu baru.
Memang harus limpah firman, tidak cukup memberitakan firman dengan dua tiga ayat, mandinya tidak bersih nanti.

2 Korintus 3:14-15
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.

Hanya cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yang sanggup menyingkapkan segala dosa yang terselubung, supaya pikiran kita tidak lagi tumpul.
Kalau pisau tumpul dan tidak diasah maka orang harus memperbesar tenaga ... Pengkhotbah 10:10. Pikiran yang tumpul, sama seperti orang bebal.

Kita butuh kelimpahan firman, pembukaan rahasia firman yaitu; Injil kerajaan dan cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, kalau tidak terjadi penyingkapan rahasia firman, selain tumpul, dosa disembunyikan, perbuatan bodoh masih terus terjadi, ujung-ujungnya binasa.
Kalau firman itu tertutup maka tertutup juga kepada meraka yang ditentukan untuk binasa.
Jadi jangan bangga dengan suatu ibadah karena perkara lahirianya terlihat hebat, jangan juga lihat timbanya sudah terkenal atau belum, jangan ukur kedalaman firman dari sebuah gedung (sebuah gereja), itulah yang dialami oleh perempuan Samaria, sebelum dosa yang terselubung itu disucikan.
Ketika Yesus berkata; “berikan aku minum”, perempuan itu berkata; “dari mana engkau dapat air itu, engku tidak punya timba, sedangkan sumur ini dalam?” ; melihat dan mengukur dari ukuran lahiriah.
Bukan maksud untuk menonjolkan diri, tetapi benar, jangan lihat dan ukur pembukaan rahasia firman dari gedung gereja, jangan ukur seorang hamba Tuhan (timbanya) sudah punya nama atau belum, sudah masuk televisi atau belum, gerejanya besar atau kecil.
Mutlak kita membutuhkan firman yang limpah, supaya kita tidak binasa.
Kiranya kita dapat memahami dan malam ini kita diteguhkan oleh firman Allah.

Tujuan menerima cahaya injil tentang kemuliaan Kristus.
2 Korintus 4:4
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Cahaya Injil tentang kemuilaan Kristus, yang adalah gambaran Allah = kembali kepada wujud semula (reformed).
Sehingga kita nanti pada akhirnya akan berkuasa atas ikan-kan di laut, binatang yang melata di bumi dan burung-burung di udara = berkuasa atas dunia, daging dan roh jahat, roh najis.

Segambar dan serupa, berarti; wajah-Nya dihadapkan kepada kita; sehingga ada damai sejahtera dan kasih karunia, sesuai dengan Bilangan 6 : 25 kembali kepada wujud semula = muka bertemu muka, sebab itu jangan tolak cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.

Kita kembali membaca.
Keluaran 28:1-2
(28:1) "Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam bagi-Ku--Harun dan anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
(28:2) Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.

Kekudusan itu adalah perhiasan kemuliaan bagi seseorang yang memegang jabatan iman.
Kita bangga karena Tuhan mempercayakan jabatan imam, suatu kedudukan yang sangat tinggi.
Banyak orang berjuang, untuk memperoleh sesuatu, tetapi setelah ia meraihnya seringkali ia menyepelekannya, padahal melayani dalam kekudusan itu adalah perhiasan kemuliaan; dihormati manusia dan dikenan oleh Tuhan.

Melayani Tuhan dalam tahbisan yang benar, berarti hidup di dalam kesuciannya.
Kalau orang dunia saja bangga dengan perhiasan secara lahiriah, apalagi kita yang memegang jabatan imam, hidup dalam kekudusan, sebab itu adalah perhiasan kemuliaan.
Sekali lagi saya tandaskan; jungjung tinggi korban Kristus dan belajar untuk menghargai kemurahan hati Tuhan.

1 Petrus 3:1-3
(4:1) Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,
(4:2) supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
(4:3) Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.

Perhiasan secara lahiriah antara lain;
-       “Dengan mengepang-ngepang rambut.”
Rambut dikepang-kepang untuk tujuan yang lain, bukan untuk tujuan yang mulia. Bisa saja rambut itu dikepang, digulung untuk menunjukkan kenajisannya.
Tuhan tidak menghendaki lagi yang seperti itu, seandainya ada malam ini segera bertobat.
-       “Memakai perhiasan emas.”
Banyak orang ke gereja seperti toko emas berjalan. Saat memuji Tuhan terlihat suka cita, tetapi pada saat dengar firman ngantuk, berarti dia datang ke gereja dengan menggunakan emas itu hanya untuk pamer saja.
-       “Mengenakan pakaian yang indah-indah.”
Tidak salah menggunakan pakaian yang bagus dan rapih, kalau kita gunakan dengan tujuan yang mulia. Tetapi kalau kita memiliki pakaian yang indah-indah untuk tujuan yang lain; itu yang salah.

Tetapi ini semua bukan perhiasan kemuliaan, melainkan perhiasan yang bersifat fana.
1 Petrus 3:4
(3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

Perhiasan kemuliaan adalah manusia batiniah yang tersembunyi / manusia dalam = manusia rohani, mengukur segala sesuatunya dengan kaca mata rohani = senantiasa memikirkan hal-hal yang rohani.
Manusia batiniah = manusia rohani, sumbernya dari; roh yang lemah lembut dan tentram = hidup dengan teratur, sopan, disiplin, tidak urakan.

Tanda-tanda bila seorang perempuan memiliki perhiasan rohani....
1 Petrus 3:5
(3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,

“Ia tunduk kepada suami” = menempatkan Kristus sebagai kepala.
Bukti seorang perempuan memiliki perhiasan manusia batiniah; Kalau Kristus menjadi kepala atas tubuh maka tubuh bukanlah liang serigala itulah roh jahat dan bukan sarangnya burung itulah roh najis.
Maka memang, kalau kita menyadari diri sebagai anggota-anggota tubuh, segera tunduk kepada kepala = mendengar komando perintah dari kepala.
Memang seharusnya, anggota tubuh harus bisa diperintah / dikomando oleh kepala.

Mari kita lihat supaya semua lebih baik...
Efesus 4:16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Pertumbuhan rohani yang sehat mengarah kepada Kristus Yesus sebagai kepala = menempatkan Kristus sebagai kepala.
Kalau Kristus menjadi kepala maka terlihat dua hal;
1.     “Rapi tersusun.”
Bangunan rohani rapi tersusun, perkataan rapi tersusun, perbuatan rapi tersusun, segala sesuatu rapi tersusun. Sama seperti bangunan; bata di atas bata, rapi tersusun dari bawah sampai ke atas.

Sedikit kesaksian:
Di Surabaya berdiri suatu bangunan yang tinggi lagi besar, dengan menghabiskan dana yang cukup banyak besar namun setelah selesai dibangun gedung itu tidak dapat digunakan. Saya berpikir itu karena krismon, tetapi usut punya usut itu bukan karena krismon. Tetapi ternyata bangunan itu agak melenceng dari bawah sampai ke atas. Setelah melewati quality control, diambil suatu kesimpulan tidak bisa digunakan.

Kalau rapi tersusun, maka; dengar firman rapi tersusu, beribadah rapi tersusun, melayani Tuhan rapi tersusun, perkataan, perbuatan rapi tersusun, di manapun kita berada pasti rapi tersusun. Maka, tidak perlu ragu, malu, sebab itu bukti bahwa tubuh dikomandoi kepala = ketundukan.
Sedangkan tubuh dikomandoi kepala, kadang kala kaki dan tangan ini ingin melenceng juga, apalagi tidak dikomandoai kepala.


2.     “Diikat menjadi satu” = Terjadinya kesatuan dari anggota-anggota tubuh.
Di sini ikatan itu bisa kita lihat dalam...
Kolose 3:13-14
(3:13) Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Jadi, adanya kesatuan adalah tanda bahwa anggota-anggota tubuh yang berbeda-berbeda telah diikat oleh kasih.
Sebaliknya, kalau anggota tubuh belum menyatu; berarti belum diikat oleh kasih, biarlah kita menyatu, setiap anggota tubuh menyatu dari yang terkecil sampai terbesar, diikat oleh kasih agape bukan fileo dan eros.
Dengan kasih, kita sabar terhadap yang lain, saling mengampuni seorang akan yang lain.

Kolose 3:15
(3:15) Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

Kalau Yesus memerintah dan mengepalai anggota tubuh; ada damai sejahtera, anggota tubuh yang banyak itu menjadi satu.
Kita dipanggil bukan untuk mengambil jalannya masing-masing seperti domba yang sesat, tetapi supaya menjadi satu seperti Bapa dan Anak satu.

Ciri-ciri seorang isteri yang tunduk.
1 Petrus 3:4-6
(3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
(3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

Seperti Sarah taat kepada Abraham (suaminya).
Taat = patuh pada ajaran yang benar, perintah dan ajaran datang dari suami.
Sarah taat kepada Abraham dan oleh karena ketaatannya itu Sarah menamai Abraham tuannya = menjadi hamba bagi suaminya.

Sejenak kita mundur sedikit...
Cara untuk memperoleh perhiasan manusia batiniah...
2 Korintus 4:16-17
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
(4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

Untuk memperoleh perhiasan manusia batiniah, rela menderita di tengah-tengah ibadah dan pelayanan = sengsara salib.
Sengsara salib = aniaya karena firman Tuhan = menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Pendeknya, manusia batiniah itu dibaharui dari sehari ke sehari lewat salib saja.
Jadi kalau kita harus memikul salib di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam kandang penggembalaan ini, terima saja, pikul saja, hanya satu cara jitu untuk memperolah perhiasan manusia batiniah yaitu; sengsara salib, tidak ada cara lain lagi.

Kalau percaya kepada Yesus Kritsus Tuhan dan Juruselamat, mau tidak mau harus pikul salib. Kalau kita perhatikan pola Tabernakel alat pertama yang kita temukan di halaman adalah mezbah korban bakaran, berbicara tentang sengsara Yesus di atas kayu salib.
Kemudian, pada saat manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari, manusia lahiriah semakin merosot, tetapi rasul Paulus tidak tawar hati, tidak malu.

Tidak perlu kita malu mengikuti Tuhan, demi tujuan iman yaitu...
2 Korintus 4: 18
(4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari, demi tujuan iman yaitu; keselamatan yang kekal / kehidupan yang kekal, sebab rasul Paulus tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan  yang tidak kelihatan.
Sedangkan, perhiasan secara lahiriah (daging dan darah) tidak mendapat bagian dalam kerjaan sorga.
Perhiasan lahiriah sifatnya sementara tidak kekal, sesuai dengan suratan Petrus: Perak dan emas sudah berkarat.

Malam ini kita telah melihat 24 tua-tua memakai pakaian putih, itu berbicara tentang kepercayaan Tuhan, hargai kemurahan Tuhan supaya akhirnya kita memperolah hidup yang kekal (tujuan iman kita).
Rasul Paulus tidak memperhatikan yang kelihatan karena sifatnya sementara, tetapi ia memperhatikan yang tidak kelihatan =  hidup yang kekal = keselamatan. Amin.


Tuhan YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel u. Sitohang

No comments:

Post a Comment