KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, March 20, 2016

IBADAH RAYA MINGGU, 13 MARET 2016

Ibadah raya minggu, 13 MARET 2016

wahyu pasal empat”
(Seri 07)

Subtema : MAHKOTA EMAS DI ATAS KEPALA.

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan ibadah raya Minggu disertai dengan kesaksian dan kesaksian tersebut menjadi berkat bagi kita sekaliannya, itu yang saya rasakan.
Biarlah kesaksian lewat puji-pujian tersebut semakin hari semakin dipakai oleh Tuhan, semakin diberkati, semakin diurapi, ada kesatuan Roh diantara kita untuk mengerjakan semua itu, supaya terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalan untuk ibadah raya minggu dari Wahyu pasal 4.
Wahyu 4:4
(4:4) Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.

Kita lebih seksama memperhatikan ayat 4 ini: “ Di sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua.”
Ini adalah penggenapan fiman yang pernah dinyatakan kepada 12 rasul dan yang terakhir kepada sidang jemaat di  Laodikia.

Wahyu 3:21
(3:21) Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.

Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku.”
Yesus telah menang maka kita juga akan menang, kemudian Dia duduk dengan Bapa maka kita juga duduk bersama dengan Dia, dengan demikian firman Allah tergenapi.
Firman Allah itu tepat dan benar tidak perlu kita ragukan lagi.
Ini telah dijanjikan kepada 12 rasul dan yang terakhir kepada sidang jemaat di Laodikia.

Saudaraku, duduk di atas takhta merupakan akumulasi dari seluruh berkat-berkat yang diterima oleh tujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil, sebab tidak ada artinya harta kekayaan kalau pada akhirnya kita tidak duduk di atas takhta itu bersama dengan Dia.
Jadi, yang membuat hidup kita berarti adalah duduk diatas takhta itu, sebaliknya apa artinya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia harus kehilangan nyawanya.... Matius 16:26.....???
Berkat-berkat tidak ada gunanya kalau pada akhirnya tidak duduk di atas takhta.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena firman-Nya telah digenapi.

Kemudian 24 tua-tua itu memakai pakaian putih, pada minggu yang lalu telah saya sampaikan. Pakaian putih berbicara tentang kepercayaan Tuhan.
Banyak hal yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita, kita dipercaya oleh Tuhan karunia-karunia dan jabatan-jabatan, itu juga merupakan kepercayaan Tuhan. Menjalankan ibadah ini adalah kepercayaan Tuhan bahkan menjadi seorang isteri sekalipun, itu adalah kepercayaan Tuhan.
Oleh sebab itu, untuk menjadi seorang isteri harus dapat dipercaya dan yang sudah melayani Tuhan juga harus dapat dipercaya.
Jadi, untuk menjadi seorang kepercayaan harus dapat dipercaya. Jangan sampai Tuhan memberikan tiga macam ibadah pokok tetapi jauh dari ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok = dapat dipercaya.

Selain memakai pakaian putih juga: MAHKOTA EMAS DIKEPALA MEREKA.
Ini menunjukkan kemenangan yang diperoleh lewat perjuangan karena harus melewati ujian demi ujian.
Emas berbicara tentang iman yang dimurnikan.
1 Petrsu 1:6-7
(1:6) Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Cobaan demi cobaan, ujian demi ujian harus dihadapi, dialami oleh orang yang mau hidup beribadah kepada-Nya bertujuan; untuk memurnikan iman seseorang.
Perlu diperhatikan: Iman yang telah dimurnikan lebih tinggi nilainya, lebih mahal dan lebih berharga dari pada emas yang fana sekalipun telah diuji kemurniannya dalam api.

Mari kita lihat kisah mengenai iman yang dimurnikan ini.....
Saya sangat bersyukur sekali dengan kisah setelah Yesus berpuasa, Ia harus mengalami ujian demi ujian untuk memurnikan iman...
Matius 4:4-10
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
(4:5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
(4:6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
(4:7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
(4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
(4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Ujian demi ujian telah dihadapi oleh Yesus Kristus.
Ujian pertama.
Yesus berkata: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Ini iman yang telah dimurnikan. Kalau seseorang hidup karena firman bukan karena roti makanan ini adalah iman yang dimunirkan.
Banyak orang oleh karena sesuap nasi meninggalkan firman Tuhan jauh dari ibadah dan jauh dari pelayanan, iman yang belum teruji = belum dimurnikan.

Ujian kedua.
Yesus berkata: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
Tidak mencobai Tuhan itu juga merupakan iman yang dimurnikan.
Orang yang tidak mencobai Tuhan, tidak bergantung kepada orang lain, sekalipun Setan memberi harapan sesuai dengan pernyataan Setan; apabila Yesus menjatuhkan diri, Malaikat akan menatang.
Orang yang bergantung kepada Tuhan tetap mempertahankan dirinya dalam kesucian = berada di bubungan bait Allah, tidak mencemarkan diri dengan berbagai-bagai dosa, tetap kesucian nomor satu.
Banyak orang bergantung kepada yang lain, akhirnya ia membiarkan dirinya jatuh dalam berbagai-bagai dosa, dengan cara mengambil jalan pintas = imannya belum dimurnikan.
Perlu diketahui; orang yang mengambil jalan pintas adalah orang yang tidak suka dengan jalan salib.
Jangan cobai Tuhan, jangan bergantung kepada yang lain, tetap pertahankan kesucian!!!

ujian yang ketiga.
Yesus berkata: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Menyembah kepada Tuhan Allah berarti iman telah dimurnikan, sebab orang yang menyembah kepada Tuhan, berbakti kepada Tuhan Allah / beribadah hanya kepada Tuhan, tidak menyembah Allah asing termasuk kerajaan dunia serta kemegahannya, harta kekayaan dan lain sebagainya.
Banyak orang menyembah berhala sehingga tidak lagi menyembah Allah yang hidup, itu adalah iman yang tidak dimurnikan.
Ibadah yang memuncak sampai kepada doa penyembahan adalah ibadah yang masuk dalam ukuran Tuhan... Wahyu 11:1-2.

Kesimpulannya: Hidup karena firman, tidak mencobai Tuhan (tetap mempertahankan kesucian) dan menyembah hanya kepada Allah yang hidup = iman yang telah dimurnikan.

Kalau tidak ada makanan jangan lantas bersungut-sungut, ingat manusia hidup karena firman, kemudian jangan bergantung kepada yang lain supaya jangan jatuh dalam berbagai – bagai dosa. Jangan cobai Tuhan, tetap menyembah Allah yang hidup, maksudnya apa? Untuk membuktikan kemurnian iman seseorang, apakan benar imannya sudah dimurnikan atau belum.
Jadi yang belum mendapat pekerjaan jangan lantas menyerah, maksud semuanya itu hanyalah untuk memurnikan imanmu saja, apakah engkau sungguh-sungguh tergembla di tempat ini, atau tidak.
Kalaupun harus mengadapi ujian demi ujian dari suami, isteri, anak, dari orang lain, ya sudah, semua itu hanya untuk membuktikan kemurnian iman seseorang, tidak ada maksud yang lain, Tuhan tidak akan pernah menyakiti saya dan saudara, Tuhan mau melihat kemurnian iman seseorang.

1 Perus 1:7
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

                                                                    
Oleh karena kemurnian iman akhirnya kita memperolah: “puji-pujian, kemuliaan, kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya” = menerima mahkota.
Orang yang sudah menerima mahkota pasti mendapat puji-pujian, kehormatan dan kemuliaan bukan memilukan hati Tuhan.

1 Petrus 4:12
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

Oleh sebab itu, jangan heran akan nyala api siksaan yaitu ujian demi ujian yang harus kita hadapi.
Kemudian jangan membesar-besarkannya seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi, melebihi dari apa yang telah dialami oleh Yesus Kristus.

1 Petrus 4:13-14
(4:13) Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
(4:14) Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

“Janganlah kamu heran akan nyala api siksaan, Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus.”
Bagian yang kita dapat dalam penderitaan Kristus Yesus adalah ibadah dan pelayanan yang kita lakukan dihadapan Tuhan.
Lewat darah Yesus kita dapat beribadah dan melayani Tuhan, itulah bagian kita, bersukacita saja.
Supaya apa? Supaya kita boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya = menerima mahkota.
Sesungguhnya menderita karena salib Kristus adalah suatu kebahagiaan, sebab Roh kemuliaan yaitu; Roh Allah menjadi bagian dalam hidup kita.
Sebab itu kalau seseorang tidak memiliki Roh Kristus ia bukan milik Kristus.

Pengorbanan / ujian dikaitkan dengan perjuangan seorang olahragawan...
2 Timotius 2:5
(2:5) Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.

“Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara.”
Jadi, mahkota yang diperolah seorang olahragawan adalah tanda kemenangan (sebagai juara). Tanpa kemenangan seorang olahragawan tidak mendapat mahkota.
Syarat pada saat bertanding: “Bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.” Demikian juga dengan anak-anak Tuhan arus memathui aturan-aturan yang Tuhan tetapkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Tuhan menempatkan Adam dan hawa di taman Eden dengan tujuan; untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden.
Juga Tuhan tempatkan kita dalam kandang penggembalaan ini tujuannya; mengusahakn dan memlihara ibadah dan pelayanan.
Tetapi ada syaratnya; harus mematuhi aturan-aturan yang Tuhan tetapkan, yaitu;
Aturan pertama: “Semua pohon dalam tamam ini boleh kamu makan buahnya dengan bebas.”
Aturan yang pertama ini mencakup:
a.     Menikmati buah pohon kehidupan = menikmati firman Allah = hidup dalam kebenaran.
b.     Menikmati buah pohon yang baik dan yang menarik = menikmati kuasa Roh Kudus yang bekerja dalam hidup kita = hidup dalam pimpinan Roh Kudus.

Aturan yang kedua:”Janganlah makan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.”
Artinya: Menikmati kasih Allah = hidup dalam kasih karunia terlepas dari hukum Taruat.
Sedangkan hukum Taurat; mengerti yang baik tetapi mengerti juga tentang yang tidak baik = tidak sempurna dalam kebenaran dan tidak sempurna dalam kasih.
Biarlah kiranya kita memelihara apa yang sudah Tuhan percayakan ini dengan mematuhi aturan-aturan.
Sebab itu kalau saudara tidak beribadah beri tahu saya, jangan seenaknya saja, ada aturannya, baik mengembalikan sepersepuluh lewat ATM beritahu saya, nanti kalau tidak ada aturan sama seperti preman di luar sana, berbicara dan bertingkah laku seenaknya.
Itulah tujuan Tuhan menempatkan kita di tengah kandang penggembalaan ini; supaya kita mengusahakan dan memelihara kelangsungan dari ibadah dan pelayanan dihadapan Tuhan.

2 Timotius 4:5
(4:5) Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

Adapun aturan-aturan yang dimaksud tadi, antara lain:
a.     Kuasailah dirimu dalam segala hal” = ada penguasaan diri dalam segala hal dan dalam segala perkara.
Menguasai diri berarti; Menguasai panca indera, antara lain;
-       Mata berarti; tetap dalam terang.
-       Telinga berarti; dengar-dengaran.
-       Hidung berarti; hidup dalam penyembahan.
-       Mulut berarti perkataan yang keluar dari mulut adalah pengaggungan dan puji-pujian bagi Tuhan.
-       Kulit dan peraasaan supaya tetap tinggal dalam kasih.

Kemudian menguasai anggota tubuh yang lain yaitu;
-       Dua tangan, supaya jangan lagi menjamah apa yang najis, supaya digunakan untuk melayani Tuhan.
-       Dua kaki, supaya perjalanan hidup rohani kita benar di mata Tuhan.
Kalau perjalanan hidup rohani benar, maka dosa masa lalu telah diterangi dan hidup di masa yang akan datang juga telah diterangi.

b.     “Sabarlah menderita” berarti tetap sangkal diri dan pikul salib.
Orang yang tidak sabar menderita adalah orang yang tidak mau memikul salibnya dan tidak mau menyangkal dirinya.
Orang yang semacam ini adalah orang yang mudah putus asa dan kecewa dan akhirnya tinggalkan Tuhan.
Orang yang mudah putus asa dan kecewa suka mempersalahkan sesama dan Tuhan.

c.     Lakukanlah pekejaan pemberitaan Injil.”
Injil terdiri dari;
-       Matius ini berbicara tentang kewibawaan, kemuliaan, dan keagungan Yesus sebagai Raja.
-       Markus ini berbicara tentang kebangkitan Yesus sebagai hamba.
-       Lukas ini berbicara tentang sengsara Yesus sebagai manusia.
-       Yohanes berbicara tentang keadilan, kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
Jadi karena Yesus adalah Raja, maka kita juga adalah raja yang berkuasa, berkuasa terhadap dosa yang ditimbulkan oleh daging dengan segala hawa nafsunya, Iblis Setan itulah roh jahat dan roh najis dan dosa yang ditimbulkan oleh dunia dengan segala arusnya.
Yesus juga adalah seorang hamba dan kita melihat suasana kebangkitan dari seorang hamba. Kalau kematiannya benar pasti kebangkitannya benar, tetapi ada kebangkitan palsu, yaitu; seorang hamba Tuhan yang melayani tetapi tidak satu di dalam kematian Yesus Kristus.
Injil Lukas itulah sengsara Yesus sebagai manusia, tetap pikul salib.
Kemudian keadilan dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah itulah Injil Yohanes.
Dengan memahami ini kita telah melakukan pekerjaan pemberitaan Injil.

d.     “Tunaikanlah tugas pelayananmu” berarti; jangan lalai mempergunakan karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan yang diperolah.
Saya ingat sekali setelah saya terpanggil menjadi seorang hamba Tuhan, lepas dari pengerja (pembantu gereja) selama satu tahun di Jawa Timur, saya terpanggil untuk menerima jabatan gembala, dalam hal itu saya tunaikan tugas pelayanan, sehingga ketika memasuki kota Banten; Serang, Cilegon, Merak dan sekitarnya, saya tunaikan tugas pelayanan saya sesuai dengan panggilan.
Saya berjalan kaki di kota Serang, Cilegon dan Merak, saya kelilingi dari rumah yang satu ke rumah yang lain sekalipun lebih sering saya tidak menemukan banyak orang karena banyak orang yang tidak menghiraukan saya pada saat itu, tetapi saya tidak lalai menunaikan tugas pelayanan itu, karena saya menyadari  panggilan saya yaitu; menerima jabatan gembala.
Saya sering kali menangis dalam kesendirian ketika berjalan kaki, saya tidak tahu pada waktu itu di mana saya harus makan, minum dan setelah menjelang sore saya bertanya-tanya dimana nanti saya akan beristirahat merebahkan tubuh ini, tetapi saya tetap tunaikan tugas pelayanan, apa yang bisa saya kerjakan saya kerjakan dihadapan Tuhan tanpa memilah-milah dan memilih-milih.
Apa yang saya sampaikan ini benar, bukan dusta.

2 Timotius 4:6
(4:6) Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.

Namun kita dimampukan untuk mematuhi aturan ini karena ada dua perkara, yaitu;
1.     Karena korban Kristus, sesuai dengan pernyataan rasul Paulus; “darahku sudah mulai dicurahkan.”
Karena korban Kristus kita menjadi kuat, bahkan pada akhirnya menjadi korban sembelihan yaitu; jiwa hancur, hati patah dan remuk. Oleh darah kristus kita menjadi kuat.
Kalau kita tidak memandang korban Kristus kita tidak mampu mematuhi aturan-aturan yang ada. Sebaliknya kalau melihat yang lain itulah kebenaran diri sendiri, yang ada nanti adalah bersungut-sungut, ngomel, merongkol dongkol, capek hati. Tetapi kalau kita pandang salib Kristus di situ terletak kekuatan kita.
Kesimpulannya: Pandang saja salib Kristus, sebagai tolak ukurnya, supaya kita mampu mematuhi aturan-aturan yang ada.

2.     Satu di dalam kematian Yesus Kristus.
Pengalaman kematian ini memang sangat unik sekali tidak terselami oleh akal pikiran manusia.
Masuk dalam pengalaman kematian = daging tidak bersuara lagi.
Di tengah – tengah pengalaman kematian memang tidak disukai oleh banyak orang, bau dan dihindari oleh banyak orang.
Itu telah saya alami, tidak diperdulikan; dalam suatu persekutuan datang tidak datang tidak diperdulikan, kurang mendapat penghormatan dan respon dari sesama.
Apa yang saya sampaikan ini betul-betul menjadi pengalaman saya, tetapi pada saat itu saya hanya bisa berdiam diri saja, daging tidak bersuara lagi. Kalau sudah bau maka daging jangan bersuara, karena semakin tidak enak dan semakin dihindari orang = sadari diri saja.

Filipi 3:9-10
(3:9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,

Menjadi serupa di dalam kematian di awali dengan sengsara salib Yesus = persekutan di dalam penderitaan-Nya sampai satu di dalam kematian-Nya.
Namun satu hal yang harus kita ketahui adalah; kalau kita satu dalam kematian Yesus, secara otomatis kita juga satu dalam kebangkitan Yesus Kristus. Pendeknya, pengalaman kematian satu paket dengan kebangkitan.

1 Korintus 15:19-20
(15:19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
(15:20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.

Kalau kita satu dalam kematian Yesus Kristus secara otomatis kita juga satu di dalam kebangkitan Yesus Kristus.
Kalau Yesus tidak dibangkitkan maka kita sebagai pengikut-pengikut-Nya adalah orang yang paling malang dari antara manusia karena tetap di dalam dosa, tetapi yang benar; kalau kita satu dalam kematian-Nya, maka kita juga satu dalam kebangkitan-Nya, bebas dari dosa.
Kuasa kematian : Mengubur hidup lama.
Kuasa kebangkitan : Hidup dalam hidup yang baru.

Setelah terbentuk penggembalaan di Serang dan Cilegon, tentu oleh karena kemurahan hati Tuhan, saya betul-betul merasakan kuasa kebangkitan Yesus Kristus yang telah memulihkan segala sesuatunya.
Pengalaman kematian memang sangat unik tidak dapat diselami oleh akal manusia.

Kita kembali memperhatikan...
2 Timotius 4:7
(4:7) Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

Perhatikan; sampai pada akhirnya rasul Paulus telah mengakhiri pertandingan yang baik karena ia telah mematuhi aturan-aturan pertandigan dalam gelanggang olahraga.
Biarlah kiranya kita dimampukan untuk mengakhiri pertandingan dengan baik, berlomba-lomba untuk kemajuan rohani bukan berlomba-lomba untuk masing-masing menyombongkan diri, tidak.
Jangan berlomba-lomba dalam kesombongan dan dalam hal-hal yang negatif.
Ayo kita masuk dalam gelanggang pertandingan, berlomba-lombalah sampai akhirnya memperoleh mahkota.
Kita akhiri pertandingan ini dengan baik, karena kita mampu mematuhi aturan-aturan tadi oleh karena dua perkara.
Kita telah digembalakan sejauh ini oleh firman pengajaran mempelai, diawali dengan daging biarlah kiranya diakhiri dengan Roh, jangan diawali dengan Roh diakhiri dengan daging.
Banyak yang terdahulu menjadi terkemudian dan biarlah kita yang dahulu hidup jauh dari Allah menjadi dekat = menjadi terdahulu, kita mengakhiri pertandingan dengan baik.

Mengakhiri pertandingan dengan baik = mencapai garis akhir.
Garis akhir artinya;
-       Sampai Tuhan datang pada kali yang kedua sebagai Raja yang berkuasa.
-       Sampai mati, sampai hayat tidak lagi di kandung badan.
Itulah garis akhir, tidak lagi bisa ditawar-tawar.

Tetapi di sini juga ada pernyataan rasul Paulus, yaitu; “ia telah memelihara iman itu dengan baik.”
Iman adalah dasar kita untuk percaya, juga bukti yang tidak kita lihat. Ini harus tetap dipelihara, tetapi kesatuan iman juga harus dipelihara.
Orang yang beribadah dan melayani dalam satu kandang penggembalaan adalah orang yang beriman, tetapi belum tentu mencapai kesatuan iman = belum tentu satu visi dan satu missi.
Gembala maunya seperti ini sidang jemaat maunya lari ke sana, tidak mau ditegor, belum satu visi dan satu misi.

Saya perlu sampaikan; kerinduan saya adalah supaya orang mengenal firman pengajaran mempelai, di mulai dari bumi provinsi Banten ini, sampai bumi Nusantara dan sampai manca negera (lima benua), sebab persekutan ini di mulai dari yang terkecil antara kandang penggembalaan, antar denominasi gereja, sampai nanti puncaknya negara dengan negara yaitu kafir dengan Israel itulah kerinduan saya, biarlah kiranya kita memelihara iman.
Memelihara iman berarti; iman tidak dapat di ganti dan tidak dapat dipengaruhi bahkan tidak dapat dirusak oleh apapun juga.

2 Timotius 4:8
(4:8) Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Akhirnya Tuhan menyediakan mahkota kepada rasul Paulus.
Sama seperti tadi 24 tua-tua duduk di atas 24 takhta, selain memakai pakaian putih, juga mahkota emas di atas kepala.
Mahkota ini akan dikaruniakan bukan hanya kepada rasul Paulus dan 24 tua-tua, tetapi kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya, pada akhirnya seperti itu. Biarlah kiranya pada akhirnya menerima mahkota itu, supaya apa yang telah korbankan tidak menjadi sia-sia.

Untuk menjadi miss world, harus melewati penyeleksian yang sangat ketat sekali, sampai pada akhirnya ada satu orang yang dinilai untuk layak menerima mahkota di atas kepalanya.
Penyeleksian ini sangat ketat; orang-orang pilihan bukan orang yang sembarangan, tetapi kita semua mengalami hal seperti itu; dikaruniakan mahkota kalau kita memang merindukannya, Tuhan tidak pilih kasih, itu akan diberikan kepada mereka yang merindukan kedatangan Dia untuk kali kedua sebagai Raja dalam kemuliaan-Nya.
Dialah Mempelai Laki-Laki sorga, dan mempelai perempuan-Nya akan bersanding dengan Dia = menerima mahkota.
Yesus Kristus adalah Raja dan Mempelai Pria Sorga, berarti mempelai wanita-Nya adalah ratu.
Luar biasa, sederhana tetapi menurut saya bagus kalau kita perhatikan pengorbanan yang dikaitkan dengan olahragawan ini, bertanding tidak sembarangan sebab seorang olahragawan harus mematuhi aturan-aturan sampai akhirnya dikaruniakan mahkota di atas kepala, sebagai tanda juara (kemenangan).

Dikaruniakan mahkota;
1.     Tanda kebenaran”.........karena Dia adalah hakim yang adil... 2 Timotius 4:8.
2.     Yakobus 1:12
(1:12) Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

Tanda kehidupan, yang dijanjikan Allah kepada setiap orang yang mengasih Dia.

Wahyu 2:10
(2:10) Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Menerima mahkota adalah tanda kehidupan sekalipun harus mengalami aniaya, sengsara bahkan sampai dipenjara selama sepuluh hari, sampai nyawa hilang, tetapi yang Tuhan mau; setialah sampai mati.

3.     1 Petrus 5:4
(5:4) Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

Menerima mahkota adalah: “Tanda kemuliaan.”
Kalau kita dipermuliakan di dalam kerajaan yang kekal, kerajaan yang tidak tergoncangkan berarti; berada dalam kemuliaan yang kekal, yang tidak layu, tidak binasa.

Akhirnya...
Mazmur 149:4
(149:4) Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.

Mahkota itu adalah keselamatan yang ditujukan kepada orang-orang yang rendah hati, yaitu; orang-orang yang mau berjuang, bergumul dan rela melewati ujian demi ujian, sampai akhirnya menerima makhota dan mahkota itu adalah jaminan keselamatan. Amin.


Tuhan YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel u. Sitohang

No comments:

Post a Comment