KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, November 12, 2017

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 08 NOVEMBER 2017

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 08 NOVEMBER 2017

KITAB KOLOSE
(Seri 131 )

Subtema : TUHAN MENGASUH DAN MERAWATI TUBUH-NYA.

Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kemurahan hati-Nya kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah doa penyembahan.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan dari surat yang dikirim oleh rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1:26-27
(1:26) yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.
(1:27) Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!

Perhatikan kalimat; “Rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.”

Ada dua rahasia besar yaitu;
1.     Efesus 5:32
(5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.

Rahasia besar yang dimaksud adalah hubungan Kristus dengan jemaat.

2.     1 Timotius 3:16
(3:16) Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."

Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita.” Rahasia yang dimaksud adalah; rahasia ibadah.

Keterangan: hubungan Kristus dengan jemaat.
efesus 5:22-23
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

Hubungan Kristus dengan jemaat adalah hubungan suami isteri / hubungan nikah, sebab Kristus adalah kepala (suami), sidang jemaat adalah tubuh (isteri).
Hubungan suami isteri adalah hubungan nikah disebut juga hubungan intim.

Wahyu 14:1-3
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

“Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.” Ini menunjuk persekutuan yang indah antara tubuh dengan kepala = hubungan intim, seperti orang yang berbahasa Roh / berlogat ganjil, tidak ada orang yang dapat mengartikannya selain orang itu sendiri dengan Tuhan.
Jadi, bahasa Roh itu adalah hasil dari persekutuan yang indah / hubungan intim antara tubuh dengan kepala (doa penyembahan).

Wahyu 19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Wujud dari hubungan intim; dibawa masuk pada pesta nikah Anak Domba.
Persekutuan yang indah dengan Tuhan jangan pernah terputus sampai akhirnya nanti dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba.

Perhatikan ayat 6...
Jadi keadaan dari orang yang melangsungkan hubungan intim “Seperti desau air bah dan deru guruh yang hebat”, sama seperti dalam Wahyu 14:2 tadi, suara dari langit “Seperti desau air bah dan suara deru guruh yang dahsyat.

Wahyu 4:5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

Deru guruh yang menderu dikaitkan dengan tujuh obor yang menyala-nyala menunjukkan bahwa kesaksian mereka (pelita) begitu hebat dan dahsyat.

Wahyu 14:4-5
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
(14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Adapun kesaksian yang dahsyat itu antara lain;
-       “Tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan”, artinya tidak hidup menurut tabiat-tabiat daging. Sehingga keadaan mereka; “Murni sama seperti perawan” berarti suci di atas suci.
-       “Yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi”, menunjukkan bahwa mereka senantiasa menyangkal diri dan memikul salibnya, sebab syarat mengikut Tuhan adalah sangkal diri dan pikul salibnya...Matius 16:14.
-       “Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung”, menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang menghargai bahkan setia di dalam ibadah dan pelayanan mereka.
-       Tidak terdapat dusta”, menunjukkan bahwa mereka hidup dalam kuasa Roh El-Kudus.
-       Mereka tidak bercela”, menunjukkan bahwa mereka telah mengalami penyucian oleh air firman yang limpah.

Praktek menjalin hubungan intim: DARI PIHAK KEPALA (bagian 2).
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Kristus telah mengasihi jemaat sebagai tubuh-Nya.
Bukti-bukti Kristus telah mengasihi jemaat:
Yang pertama: “Telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat.”
Tujuannya; untuk menguduskan sidang jemaat dengan air dan firman yang limpah...Efesus 5:26.
Yang kedua: “Mengasihi jemaat seperti tubuh-Nya sendiri”, sebab siapa mengasihi isteri = mengasihi dirinya sendiri.
Tanda suami mengasihi isterinya; “Mengasuh dan merawatinya.”

Keterangan; “Mengasuhnya.”
Saudaraku, sampai malam ini Tuhan mengasuh kita lewat ibadah dan pelayanan di dalam kandang penggembalaan ini, kita patut bersyukur kepada Tuhan.

Kisah para rasul 7:21-22
(7:21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.

Musa diasuh oleh puteri Firaun seperti anaknya sendiri.
Diasuh berarti; dididik / menerima didikan.

1 Korintus 11:32
(11:32) Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.

Hukuman ataupun teguran-teguran yang terjadi menunjukkan bahwa kita sedang dididik oleh Tuhan.

1 Petrus 2:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

Sengsara salib / aniaya karena firman itu adalah didikan Tuhan, persis seperti dalam 1 Korintus 11:32.
Menyangkal diri dan memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan itu merupakan didikan Tuhan kepada kita semua supaya kita semua menjadi orang-orang yang terdidik.

Lebih jauh...
Ibrani 12:6-7
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?

Orang yang menerima didikan Tuhan rela menanggung ganjaran.
Ganjaran yang dimaksud;
-       “Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya.”
-       “Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.”
Salib bukan untuk menindas, salib untuk mendidik supaya kita semua terdidik. Kalau Tuhan tidak menyatakan salib, berarti Tuhan bukan bapa yang baik. Perlu untuk diketahui: tidak ada bapa yang tidak menghajar anaknya.

Ibrani 12:8
(12:8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.

Kalau bebas dari salib sebagai didikan, berarti dia bukan anak melainkan anak-anak gampang / anak yang lahir di luar nikah, sama seperti keturunan Abraham yang bukan berasal dari Allah...Yohanes 8:37-47.

Ibrani 12:9-10
(12:9) Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?
(12:10) Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.

Selanjutnya, tujuan dari didikan Tuhan adalah untuk mendatangkan kebaikan, yaitu; kita supaya mendapat bagian di dalam kekudusan-Nya.
Tanpa hajaran / didikan, siapapun tidak mendapat bagian dalam kekudusan. Orang yang menderita penderitaan badani berhenti berbuat dosa...1 Petrus 4:1. Jadi, kita mendapat bagian dalam kekudusan-Nya itu karena dididik salib.
Tidak ada orang hidup di dalam kesucian tanpa memikul salib, jangan pernah percaya terhadap berita firman tanpa salib = pekerjaan dusta. Dengan tegas saya mengatakan hidup suci tanpa salib, itu sesuatu yang mustahil.

Ibrani 12:11
(12:11) Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

Ganjaran atau didikan Tuhan menghasilkan buah kebenaran, yang memberikan damai sejahtera kepada mereka yang dilatih, dididik. Oleh sebab itu dimana ada kebenaran disitu ada damai sejahtera.
Kemudian, waktu kita menerima didikan salib tidak mendatangkan sukacita melainkan dukacita, karena sakit bagi daging, tapi hasilnya sungguh luar biasa.

Ibrani 12:5
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;

Nasihat firman Tuhan:
-       “Janganlah anggap enteng didikan Tuhan.”
-       “Janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya.”

Amsal 3:11-12
(3:11) Hai anakku janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
(3:12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.

Jangan menolak didikan Tuhan juga jangan bosan terhadap peringatan-Nya, karena Tuhan memberi ajaran kepada orang yang dikasihi-Nya, Tuhan tidak mendidik Setan, Tuhan tidak mendidik orang yang tidak dikasihi, didikan Tuhan khusus bagi orang yang dikasihi dan diakui sebagai anak.

Lewat ibadah dan pelayanan kita semua telah dididik, pada saat kita mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan sesuai dengan karunia dan jabatan itu juga bagian dari didikan Tuhan. Pendeknya, orang yang bertanggung jawab adalah orang yang terdidik.
Ganjaran/ didikan yang kita terima tidak mendatangkan sukacita, melainkan dukacita, kurang tidur, lelah, mengeluarkan banyak biaya, tapi menjadikan kita terampil dan kuat.

Amsal 3:13-15
(3:13) Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,
(3:14) karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas.
(3:15) Ia lebih berharga dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya.

Didikan Tuhan memberikan hikmat dan kepandaian, keuntungannya; melebihi dari perak, emas dan permata.
Apapun yang diinginkan oleh hati, antara  lain; kedudukan, jabatan, kekayaan itu tidak melebihi dari hikmat dan pengetahuan.
Lihat orang kaya (jauh dari Tuhan) justru dengan hartanya dia jatuh dalam dosa, murahan tidak berharga. Hikmat dan pengetahuan lebih dari apa yang diinginkan hati manusia, karena hikmat dan pengetahuan lebih berharga dan bernilai tinggi. Jadi, dengan hikmat kita dapat membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik, seperti Salomo.

Ayat yang sama...
Amsal 8:10-11
(8:10) Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan.
(8:11) Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya.

Didikan Tuhan memberi pengetahuan dan hikmat yang melebihi dari perak, emas tua dan permata, apapun yang diinginkan orang tidak dapat menyamai hikmat dan pengetahuan.

Ciri-ciri orang yang diasuh (menerima didikan salib).
Kisah Para Rasul 7:22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.

Musa berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.

Sekarang kita akan memperhatikan; Berkuasa dalam perkataan.”
Amsal 12:19
(12:19) Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya, tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata.

Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya = berkuasa dalam perkataan.

Amsal 15:7
(15:7) Bibir orang bijak menaburkan pengetahuan, tetapi hati orang bebal tidak jujur.

Bibir orang bijak menaburkan pengetahuan = berkuasa dalam perkataan. Kalau kita berkuasa dalam perkataan menaburkan pengetahuan.

Dampak positif bila berkuasa dalam perkataan...
Amsal 16:13
(16:13) Bibir yang benar dikenan raja, dan orang yang berbicara jujur dikasihi-Nya.

Pada akhirnya, kalau berkuasa dalam perkataan; dikenan raja dan dikasihi oleh Allah.

Kidung Agung 4:3
(4:3) Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu, dan elok mulutmu. Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu.

Kalau berkuasa dalam perkataan maka mulutnya penuh dengan perkataan kasih, tidak menjerumuskan, tidak ada bermaksud yang lain, disebut bibir (mulut) yang elok = seutas pita kirmizi (bibir merah).

Mari kita lihat bibir merah.
Ibrani 13:15
(13:15) Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.

Kalau berkuasa dalam perkataan ia senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, itulah ucapan bibir yang memuliakan nama Tuhan. Jadi, korban syukur berarti mengucap syukur disertai mempersembahkan korban persembahan.

1 Petrus 3:10
(3:10) "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.

Pendeknya, kalau berkuasa dalam perkataan ada hidup / memelihara hidup.

Tentang; Berkuasa dalam perbuatan.”
2 Korintus 12:5-6
(12:5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.
(12:6) Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.

Rasul Paulus bermegah atas kelemahan-kelemahannya, bermegah atas sengsara salib ia tidak bermegah atas kelebihan-kelebihannya sehingga perkataannya sesuai dengan perbuatannya = berkuasa dalam perbuatan.
Biasanya, bagi kebanyakan orang suka bermegah atas kelebihannya, namun sebaliknya, rasul Paulus justru bermegah atas kelemahan-kelemahannya, atas sengsara salib, bukan kelebihan-kelebihannya. Sesungguhnya rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga disebut juga Firdaus, di situ dia berjumpa dengan Allah, mendengar nyanyian baru yang tidak dapat dimengerti orang lain = ada suatu persekutuan yang indah, namun ia tidak bermegah dalam hal itu selain dalam kelemahan-kelemahannya (sengsara salib), sehingga perkataan dan perbuatannya sama. Kesimpulannya, orang yang memikul salib, berkuasa dalam perbuatan.

2 Korintus 12:7
(12:7) Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.

Rasul Paulus harus menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, sebab atas seizin Tuhan ia diberi suatu duri di dalam dagingnya, supaya ia jangan meninggikan diri. Duri di dalam daging -> utusan Iblis untuk menggocoh dia.
Kadang orang yang di sekitar kita atas seizin Tuhan dipakai oleh Setan untuk menggocoh kita.

Kisah Para Rasul 7:23
(7:23) Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel.

Akhirnya timbul keinginan di dalam hati Musa, untuk mengunjungi saudara-saudaranya (orang-orang Israel).
Jadi, orang yang berkuasa dalam perkataan dan perbuatan bukan orang yang egois, dia memperhatikan orang yang tertindas yaitu; orang-orang yang diperbudak oleh dosa. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang.


















No comments:

Post a Comment