KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, November 27, 2017

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 24 NOVEMBER 2017

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 24 NOVEMBER 2017

“KITAB MALEAKHI”

Subtema: SEPULUH TULAH.

Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya kita kembali dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Biarlah kiranya kasih karunia, damai sejahtera turun atas kita malam ini.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan dari kitab Maleakhi.
Maleakhi 4:5
(4:5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.

Tuhan akan mengutus nabi Elia kepada kita menjelang datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan dahsyat / hari penghakiman. Dengan demikian Tuhan telah menunjukkan kemurahan hati-Nya bagi kita.

Matius 11:11-14
(11:11) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.
(11:12) Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya.
(11:13) Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes
(11:14) dan--jika kamu mau menerimanya--ialah Elia yang akan datang itu.

Perhatikan kalimat:Jika kamu mau menerimanya ialah Elia yang akan datang itu” à pribadi Yohanes pembaptis, sebab kitab Taurat dan para nabi telah bernubuat tentang hal itu, oleh sebab itu kita tidak perlu ragu tentang hal itu.

Markus 9:11-12
(9:11) Lalu mereka bertanya kepada-Nya: "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?"
(9:12) Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan?

Elia akan datang lebih dahulu dan memulihkan segala sesuatu.

Markus 9:13
(9:13) Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia."

Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, berarti; tidak menghargai utusan Tuhan yang mendahului Dia. Orang yang tidak menghargai utusan Tuhan = tidak menghargai segala sesuatu yang berkaitan dengan utusan Tuhan, yaitu ibadah dan pelayanan.
Seorang utusan Tuhan diutus untuk membawa segala kekayaan sorgawi ke bumi. Kalau kita tidak menghargai utusan Tuhan = tidak menghargai firman Tuhan, tidak menghargai ibadah dan pelayanan, tidak menghargai segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan.

Lukas 1:15-17
(1:15) Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya;
(1:16) ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka,
(1:17) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."

Yohanes pembaptis “Akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan Allah mereka.”
Antara lain;
-       Membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya = belas kasih.
-       Hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar = kebenaran.
Pendeknya, di dalam pemulihan ada belas kasih dan kebenaran.

-       Tanda belas kasih; seperti bapa menyayangi dan mengasihi anak-anaknya.
Yesus Kristus Dialah Tuhan dan Juru selamat kita, Dia Bapa yang baik, Dia tidak memberi batu apabila anak-Nya meminta roti, kemudian, tidak memberi ular apabila anak-Nya meminta ikan. Seperti perempuan yang kedapatan berbuat zinah di pagi hari,,  menurut hukum Taurat akan dilempari dengan batu sampai mati, tetapi Tuhan menyatakan kemurahan-Nya.
Roti -> kasih karunia. Batu -> hukum Taurat.
Kemudian, Tuhan tidak memberi ular apabila anak-anak-Nya meminta ikan. Ikan à Roh Kudus. Tuhan inginkan kita hidup dalam kuasa Roh Kudus dan diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus supaya hidup kita tidak sama seperti ular (Setan). Jadi ada belas kasih (kasih karunia) seperti bapa menyayangi dan mengasihi anak-anak-Nya.

-       Tanda kebenaran: seperti anak-anak tidak mendurhaka kepada bapa.
Mendurhaka = memberontak / berani melawan kepada bapa.

Lukas 3:4-5
(3:4) seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.
(3:5) Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan,

Tanda-tanda pemulihan;
-       Setiap lembah akan ditimbun”, artinya; tidak terlihat lagi lubang yang menampung banyak masalah.
-       Setiap gunung dan bukit akan menjadi rata”, artinya; tidak terlihat lagi dosa kesombongan, keangkuhan dan kecongkakan hati.
-       Yang berliku-liku akan diluruskan”, artinya; tidak ada lagi dosa dusta, dosa kelicikan, dosa kemunafikan dan tidak ada lagi tipu daya.
-       “Yang berlekuk-lekuk akan diratakan”, artinya; tidak ada lagi gelombang-gelombang yang menimbulkan permasalahan.
Pendeknya, “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya”, inilah pekerjaan dari Yohanes pembaptis untuk mengadakan pemulihan.
“Dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan"...Lukas 3:6.

Lukas 1:17
(1:17) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."

“Dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya” à kehidupan yang sudah dipulihkan.

Maleakhi 4:6
(4:6) Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

Kesimpulannya; kehidupan yang dipulihkan terlepas dari penghukuman yang membinasakan (hari Tuhan).

Maleakhi 3:17
(3:17) Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.

Dan akhirnya, yang dipulihkan (umat yang layak bagi Tuhan) menjadi milik kesayangan Tuhan pada hari yang disiapkan-Nya.

Maleakhi 3:18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Dengan demikian kita dapat melihat:
-       Perbedaan antara orang benar dan orang fasik.
-       Antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Itulah akhir hidup orang fasik dan orang yang beribadah (orang benar) kepada Tuhan.

Pertanyaannya; mengapa Yohanes pembaptis disebut Elia yang akan datang itu?
Lukas 1:17.
(1:17) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."

Ia (Yohanes pembaptis) akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia sehingga ia disebut Elia yang akan datang itu.
Biarlah kiranya kita menghargai ibadah dan pelayanan dengan kuasa Elia sampai terjadi pemulihan, untuk menjadi suatu umat yang layak (milik kesayangan Tuhan), dan akhirnya terlepas dari hukuman yang membinasakan, dengan demikian kita bisa melihat perbedaan antara orang yang beribadah dan orang yang tidak beribadah, antara orang fasik dan orang yang benar, masing-masing mendapat upah sesuai dengan perbuatannya.

Sejenak kita akan melihat kuasa Elia...
Wahyu 11:3
(11:3) Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

Dengan kuasa penuh Tuhan memberi tugas kepada dua saksi, salah satunya Elia yaitu; bernubuat dan berkabung.

Wahyu 11:5-6
(11:5) Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.
(11:6) Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.

Keadaan Elia saat bernubuat dan berkabung dibagi menjadi dua bagian;
Yang pertama.
-       “Jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka.”
-       “Jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.”

Yang kedua.
-       “Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan.”
-       “Mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah.”
-       “Mereka mempunyai kuasa untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.”

Tentang:  “Mereka mempunyai kuasa untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka.”
Hal ini pernah terjadi menimpa atas Mesir namun akan terjadi lagi menjelang datangnya hari Tuhan, itu sebabnya kita harus memperhatikan kebenaran firman Tuhan supaya tidak menimpa kita sekalipun hal ini terjadi lagi menjelang datangnya hari Tuhan.

1 Samuel 4:8
(4:8) Celakalah kita! Siapakah yang menolong kita dari tangan Allah yang maha dahsyat ini? Inilah juga Allah, yang telah menghajar orang Mesir dengan berbagai-bagai tulah di padang gurun.

Tuhan menghajar Mesir dengan berbagai-bagai tulah / dengan segala jenis malapetaka. Secara khusus ada sepuluh tulah menimpa Mesir, semuanya itu dituliskan dengan jelas dalam Keluaran 7-12.
Adapun 10 tulah tersebut adalah;
1.     Air menjadi darah.. Keluaran 7:20:25.
2.     Katak.. Keluaran 8:1-15.
3.     Nyamuk ... Keluaran 8:16-19.
4.     Lalat pikat... Keluaran 8:20-32.
5.     Penyakit sampar kepada ternak ... Keluaran 9:1-7.
6.     Barah...Keluaran 9:8-12.
7.     Hujan es.. Keluaran 9:13-35.
8.     Belalang ... Keluaran 10:1-20.
9.     Gelap gulita .. Keluaran 10:21-29.
10.  Kematian anak-anak sulung ... Keluaran 12:29-30.

Penyebab terjadinya 10 tulah menimpa Mesir dan Firaun.
Keluaran 5:1
(5:1) Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun."

Musa menghadap Firaun untuk memberitahukan firman Tuhan yang bunyinya; “Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun."

Keluaran 5:2
(5:2) Tetapi Firaun berkata: "Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi."

Tetapi Firaun berkata; "Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi."
Pendeknya, Firaun tidak mau mendengarkan firman Allah karena ia tidak mau membiarkan bangsa Israel pergi dari Mesir.
Firaun tidak mau mengenal Tuhan bahkan tidak mau tahu tentang Tuhan, itu sebabnya ia tidak mau mendengarkan firman Tuhan.
Sesudah itu Musa masih menghadap Firaun sebanyak enam kali untuk membawa pesan Allah yang bunyinya; “Biarlah umat-Ku itu pergi supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
Yang pertama: ketika Musa mengadakan tulah pertama (Keluaran 7:16).
Yang kedua: ketika Musa mengadakan tulah kedua (Keluaran 8:13).
Yang ketiga: ketika Musa mengadakan tulah keempat (Keluaran 8:20)
Yang keempat: ketika Musa mengadakan tulah kelima (Keluaran 9:1)
Yang kelima: Ketika Musa mengadakan tulah ketujuh (Keluaran 9:13)
Yang keenam: Ketika Musa mengadakan tulah kedelapan (Keluaran 10:3)
Demikianlah enam tulah terjadi ketika musa membawa kabar berita kepada Firaun, yang bunyinya; “Biarlah umat-Ku itu pergi supaya mereka beribadah kepada-Ku.”

Keluaran 7:1-3
(7:1) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu.
(7:2) Engkau harus mengatakan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan Harun, abangmu, harus berbicara kepada Firaun, supaya dibiarkannya orang Israel itu pergi dari negerinya.
(7:3) Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah Mesir.

Penyebab terjadinya tulah (segala jenis malapetaka menimpa Mesir) adalah; karena kekerasan hati Firaun. Ini harus menjadi perhatian kita dengan serius. Orang yang mempertahankan dirinya di dalam kebodohan, itu juga disebut orang keras hati. Nah, orang semacam ini akan ditimpa dengan segala jenis malapetaka, itulah yang disebut tulah sebagai penghukuman kepada orang yang keras hati secara khusus kepada orang yang masih mempertahankan kelemahan, harga diri. Perhatikan firman ini dengan sungguh-sungguh supaya tulah / malapetaka tidak terjadi terhadap kita sekaliannya.

1 Samuel 15:22-23
(15:22) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

Kedegilan / keras hati = menyembah berhala dan terafim. Jadi sekalipun seseorang tidak mendirikan patung atau arca di rumah masing-masing, tetapi kalau dia masih mempertahankan keras hatinya itu juga disebut penyembahan berhala.
Sebab orang yang keras hati, akan mendurhaka terhadap firman Tuhan = tidak dengar-dengaran. Padahal, mendengar firman Tuhan lebih baik dari pada mempersembahkan korban sembelihan. Korban sembelihan kepada Tuhan adalah; “Jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk”, namun semuanya itu menjadi tidak berarti kalau dia tidak mau dengar-dengaran / tidak dengar firman Tuhan.
Kemudian, memperhatikan firman Tuhan lebih baik dari pada mempersembahkan lemak domba jantan. Lemak artinya; memuji Tuhan lewat bermazmur dan bernyanyi bagi Tuhan. Sekalipun seseorang memuji-muji Tuhan lewat nyanyian dan mazmur kepada Tuhan, itu tidak akan lebih berarti dari pada memperhatikan firman Tuhan. Bisa saja seseorang mulutnya memuji dan memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan / tidak memperhatikan firman Tuhan.

Ukuran kekerasan hati / penyembahan berhala.
Keluaran 5:1-2
(5:1) Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun."
(5:2) Tetapi Firaun berkata: "Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi."

Firaun tidak mau mengenal bahkan tidak mau peduli kepada Tuhan Allah bangsa Israel sehingga ia tidak mau mendengarkan bunyi firman Tuhan. Adapun bunyi firman Tuhan itu ada pada ayat 1; Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun."

Keluaran 5:4-5
(5:4) Tetapi raja Mesir berkata kepada mereka: "Musa dan Harun, mengapakah kamu bawa-bawa bangsa ini melalaikan pekerjaannya? Pergilah melakukan pekerjaanmu!"
(5:5) Lagi kata Firaun: "Lihat, sekarang telah terlalu banyak bangsamu di negeri ini, masakan kamu hendak menghentikan mereka dari kerja paksanya!"

Firaun tidak mau mendengarkan firman Tuhan, karena Firaun menginginkan Israel kerja paksa di Mesir. Jadi kalau seseorang lebih mengutamakan pekerjaan, kesibukan di dunia, itulah ukuran kekerasan hati seseorang. Semakin banyak dia mengerjakan pekerjaan di dunia maka tentu dia akan semakin lupa ibadah dan pelayanan, itu ukuran kekerasan hati.
Orang yang sibuk dengan pekerjaan, sibuk dengan segala kesibukan di dunia, maka perhatiannya terhadap ibadah dan pelayanan akan semakin sedikit. Semakin sibuk dengan pekerjaan maka tentu hatinya semakin jauh dari Tuhan disitu kita bisa mengukur kekerasan hati seseorang. Perhatikan orang yang tidak beribadah, pasti keras hati, itu tidak bisa di pungkiri, kita harus bercermin kepada firman.

Keluaran 5:9
(5:9) Pekerjaan orang-orang ini harus diperberat, sehingga mereka terikat kepada pekerjaannya dan jangan mempedulikan perkataan dusta."

Pekerjaan bangsa Israel semakin diperberat oleh Firaun, sebab; kalau pekerjaan semakin banyak, akan semakin terikat dengan pekerjaan. Apabila seseorang semakin sibuk dengan pekerjaannya maka ia akan semakin terikat dengan pekerjaannya, dengan demikian hatinya semakin jauh dari Tuhan.

Kalau seseorang sudah terikat dengan pekerjaan maka ia terlepas dari Tuhan, sebaliknya kalau terikat dengan Tuhan (terikat dengan kegiatan Roh, dengan ibadah dan pelayanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan Tuhan), maka terlepas dari kesibukan di dunia. Setan terlalu licik, dia begitu paham supaya bangsa Israel terikat dengan pekerjaan (berhala).
Hati-hati Setan ini cerdik tetapi tidak tulus, dia berikan pekerjaan lebih banyak dan pekerjaan itu lebih menantang, menurut ukuran duniawi sepertinya memberi jaminan sehingga hati dan pikiran seseorang akan semakin terikat dan tertuju pada pekerjaan itu. Semakin diperbanyak pekerjaan tentu pendapatan juga akan semakin bertambah sehingga hati dan pikiran manusia semakin terikat dengan pekerjaan itu, hebatnya Setan di situ.

Kemudian, pada ayat 9 itu juga Firaun berkata; “Jangan memperdulikan perkataan dusta.” Maksud perkataan dusta adalah, sesuai dengan pada ayat 3.
Keluaran 5:3
(5:3) Lalu kata mereka: "Allah orang Ibrani telah menemui kami; izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, supaya jangan nanti mendatangkan kepada kami penyakit sampar atau pedang."

“Izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, supaya jangan nanti mendatangkan kepada kami penyakit sampar atau pedang." Inilah perkataan dusta yang dimaksud oleh Firaun.
Sesungguhnya, beribadah kepada Tuhan berarti; mempersembahkan korban kepada Tuhan. Tujuannya; supaya tidak mengalami dua hal; penyakit sampar dan pedang.

Sakit rohani; luka-luka di batin, akar pahit, dendam dan lain sebagainya, itu penyakit rohani. Sedangkan penyakit lahiriah; luka-luka pada tubuh, namun percayalah kalau kita menjalankan ibadah dan pelayanan ini dengan iman kepada Tuhan maka bilur-bilur-Nya akan memberi kesembuhan. Itu telah saya alami dan apa yang saya alami, saya sampaikan, saya bagikan.  Sesungguhnya, tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh Tuhan, terlalu kecil bagi Tuhan sekalipun penyakit kronis, kalau Tuhan mau itu bisa sembuh.

Juga Tuhan menjauhkan pedang kalau kita sungguh-sungguh menjalankan ibadah ini dengan iman kepada Tuhan, niscaya kita dijauhkan dari pedang dari permusuhan, pertikaian, dijauhkan dari perselisihan dari orang-orang yang di sekitar kita, karena ibadah ini mengandung janji dan kuasa.
Inilah yang dimaksud Firaun dengan perkataan dusta.

Keluaran 5:7
(5:7) "Tidak boleh lagi kamu memberikan jerami kepada bangsa itu untuk membuat batu bata, seperti sampai sekarang; biarlah mereka sendiri yang pergi mengumpulkan jerami,

Karena Musa mendesak Firaun supaya bangsa Israel keluar dari Mesir, sebaliknya Firaun memberi perintah kepada pengawas-pengawas Mesir supaya tidak memberikan jerami sebagai alat bakar untuk membuat batu bata. Dengan demikian, penderitaan bangsa Israel semakin berat.

Keluaran 5:10-11
(5:10) Maka para pengerah bangsa itu dan para mandurnya pergi dan berkata kepada mereka: "Beginilah kata Firaun: Aku tidak memberi jerami lagi kepadamu.
(5:11) Pergilah kamu sendiri mengambil jerami, di mana saja kamu mendapatnya, tetapi pekerjaanmu sedikitpun tidak boleh kurang."

Bangsa Israel tidak lagi mendapat jerami untuk membuat (membakar) batu bata, mereka harus mengumpulkan sendiri jerami tetapi hasil pekerjaan tidak boleh kurang, berarti kondisi bangsa Israel semakin diperberat. Tetapi banyak orang Kristen tidak menyadari hal yang demikian, semakin pekerjaan banyak, sebetulnya keadaannya akan semakin diperberat. Semakin banyak tanggungjawab secara lahiriah di dunia ini maka keadaan seseorang akan semakin susah sebetulnya, tetapi banyak orang Kristen tidak menyadari itu, dia hanya memikirkan makin banyak pekerjaan tentu penghasilan/uang juga akan semakin banyak, tetapi dia tidak tahu dibalik itu kondisi rohaninya, justru semakin susah.

Keluaran 1: 11
(1:11) Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.

Pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas bangsa Israel untuk menindas mereka dengan kerja paksa.

Keluaran 1:13-14
(1:13) Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
(1:14) dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.

Semakin pekerjaan itu berat akan semakin memahitkan hidup bangsa Israel. Sama halnya bila seseorang diperbudak dosa dengan berat, tanpa hari perhentian (tanpa ibadah dan pelayanan), akan semakin memahitkan hidup seseorang. Banyak orang Kristen malas beribadah, dia berpikir bahwa ibadah itu memperberat hidupnya, menyita waktunya, justru di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini kita dijamah Tuhan dan dilawat Tuhan, lewat pembukaan rahasia firman Tuhan untuk menyelesaikan segala masalah.  
Sebagaimana tujuan dari ibadah yang dikaitkan dengan 10 hukum Allah.
1.     Supaya mengikuti contoh teladan Allah  (Keluaran 20:11).
2.     Supaya terlepas dari perbudakan dosa (Ulangan 5:15).

Perlu untuk diketahui:
Kalau seseorang lupa terhadap Tuhan karena kesibukan di dunia sama dengan dua hal, yaitu;
Yang pertama: mengerjakan tanah liat dan batu bata.
Tanah liat dan batu bata à daging dengan segala tabiat-tabiatnya.
Yang kedua: sama dengan mengerjakan berbagai-bagai pekerjaan di padang (kesibukan – kesibukan yang ada di dalam dunia), berarti sibuk dengan perkara-perkara lahiriah, perkara-perkara di bawah ini, itu adalah kesia-siaan karena ia akan mengecilkan perkara di atas. Segala sesuatu yang kita dapat di dunia ini, entah itu harta, kekayaan, kemudian ada dalam kedudukan dan jabatan yang tinggi bahkan memiliki uang yang banyak itu tidak memberi jaminan, itu sebabnya saya katakan; perkara di bawah, perkara di bumi ini adalah kesia-siaan, tetapi ibadah mengandung janji, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.

Jalan keluarnya.
Keluaran 5:1-3
(5:1) Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun."
(5:2) Tetapi Firaun berkata: "Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi."
(5:3) Lalu kata mereka: "Allah orang Ibrani telah menemui kami; izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, supaya jangan nanti mendatangkan kepada kami penyakit sampar atau pedang."

Beribadah di padang gurun tujuannya adalah; untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, sebab beribadah kepada Tuhan tidak boleh dengan tangan yang hampa. Pendeknya, hidup ini harus dipersembahkan kepada Tuhan sebagai korban. Kalau seseorang tidak paham tentang ibadah, maka sama seperti orang yang menjalankan ibadah liturgis, ibadah lahiriah, ibadah yang dijalankan secara rutinitas. Misalnya: dari pihak sidang jemaat datang (beribadah), duduk, diam dan pulang. Dari pihak pendeta / gembala sidang / pemberita firman; menyampaikan firman Tuhan hanya sebagai tugas, tetapi tidak memperhatikan kawanan domba Allah, tidak memperhatikan keadaan rohani sidang jemaat = tidak bertanggungjawab, ia tidak tahu bahwa sidang jemaat sedang; memberontak, melawan, muak terhadap firman atau kulitnya sudah mulai kudisan, bulunya mulai rontok, dia tidak peduli, bahkan dia hanya bisa memeras susunya, bahkan sampai keluar darah dan hanya bisa memotong bulunya. Itu ibadah yang dijalankan secara rutinitas, ibadah yang dijalankan secara lahiriah, tetapi yang benar beribadah tujuannya untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Sungguh-sungguhlah mengerjakan apa yang Tuhan percayakan, pekerjaan hari ini harus lebih baik dan lebih banyak dari hari yang kemarin, pekerjaan hari ini harus lebih baik dari hari yang kemarin. Korban yang kita persembahkan hari ini harus lebih banyak dari hari-hari kemarin (dari waktu-waktu yang lalu) dalam segala sesuatu.

Roma 12:1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Ibadah yang sejati kepada Tuhan adalah; mempersembahkan korban kepada Tuhan, yaitu mempersembahkan tubuh kepada Tuhan, sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan. Berarti, tidak boleh menjalankan ibadah tanpa mempersembahkan korban (ibadah rutinitas / ibadah lahiriah). Nasihat ini datang karena kemurahan hati Tuhan.
Kemurahan = kasih karunia = yang tidak layak menjadi layak, misalnya; orang bodoh menjadi bijaksana, orang berdosa mendapat pengampunan, itu kemurahan.
Pendeknya, kita menjalankan ibadah ini supaya kita memperoleh kasih karunia, yang tidak layak menjadi layak.

Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, yang dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel yaitu;
Persembahan yang hidup à kemuliaan Allah di dalam kerajaan-Nya = hidup kekal, sedangkan hidup di bumi, sifatnya sementara.
Persembahan yang hidup bila dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena pada Ruangan Maha Suci.
Praktek persembahan yang hidup bagaikan; tabut perjanjian yang ada di dalam Ruangan Maha Suci.
Berbicara tentang tabut perjanjian, itu berbicara tentang persekutuan yang indah antara tubuh dengan kepala = ada hubungan intim / nikah dengan Tuhan. Ketika terjadi hubungan intim, itu sama seperti orang yang berlogat ganjil, berbahasa asing, berbahasa lidah, menyanyikan suatu nyanyian yang tidak dapat dimengerti orang lain = itu nyanyian kemenangan. Nyanyian kemenangan disebut juga dengan nyanyian baru, berarti yang lama telah berlalu, itu yang kita alami ketika terjadi hubungan intim.

Tabut perjanjian terdiri dari dua bagian;
a.     Peti dari tabut perjanjian à gereja Tuhan yang telah disempurnakan.
Peti dari tabut perjanjian ini terbuat dari kayu penaga tetapi telah dilapisi dengan emas, sehingga tidak terlihat lagi tabiat-tabiat dari daging itu sendiri. Jadi tabiat Ilahi telah menutup tabiat daging.
Tabiat Ilahi itu persis seperti emas, murni tidak berubah-ubah, tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci, dan tidak dapat dipengaruhi oleh situasi, kondisi dan keadaan. Persis seperti empat makhluk hidup; bersayap enam di sekelilingnya artinya; tidak terlihat lagi tabiat-tabiat daging, kemudian penuh dengan mata artinya; hidup dalam terang, juga dibelakang ada mata, artinya; dosa masa lalu telah diselesaikan, juga mata ada di depan artinya; perjalanan hidup di depan berada dalam terang dan empat makhluk tersebut selalu menyerukan kekudusan Allah yang bersumber dari Alfa dan Omega; yang ada, yang sudah ada, dan yang akan datang.
b.     Tutup pendamaian, semua itu terbuat dari emas murni à pribadi Yesus Kristus, Dialah kepala yang menyelamatkan tubuh, kemudian dua kerub di atas tutup pendamaian.
Kerub yang pertama à Allah Bapa. Kerub kedua à Allah Roh Kudus, berarti tutup pendamaian dengan dua kerub di atasnya à pribadi Tuhan Yesus Kristus dengan tabiatnya; Tuhan = Bapa, tabiat-Nya kasih, Yesus = Anak, tabiat-Nya hidup benar sesuai dengan firman, kemudian Kristus = Roh Kudus dan tabiat-Nya; menguatkan, menolong, menghibur, menyertai dan mengajar kita dalam segala sesuatu. Itu yang disebut hidup, memiliki tiga Oknum Allah, yaitu; Bapa, Anak dan Roh Kudus dengan tabiat-tabiat-Nya.

Persembahan yang kudus.
Dalam pelajaran Tabernakel terkena kepada Ruangan Suci.
Prakteknya, sesuai dengan tiga alat di dalamnya, berarti; tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Adapun tiga alat tersebut;
-         Meja roti sajian à ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
-         Pelita emas à ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
-         Mezbah dupa à ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.

Tiga alat di dalam Ruangan Suci dikaitkan dengan tiga hal yang terjadi saat Allah turun di atas gunung Sinai...
Keluaran 19:15-16, 18-20
(19:15) Maka kata Musa kepada bangsa itu: "Bersiaplah menjelang hari yang ketiga, dan janganlah kamu bersetubuh dengan perempuan."
(19:16) Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.
(19:18) Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat.
(19:19) Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh.
(19:20) Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas.

Pada saat Tuhan turun ke atas gunung Sinai tiga hal terjadi;
-         Ada bunyi guruh menderu dan kilat.
Kalau dikaitkan dengan tiga alat yang ada di dalam Tabernakel terkena kepada  Pelita emas. Kehidupan yang diurapi menjadi kesaksian (terang), contoh teladan dalam perkataan, solah tingkah, gerak-gerik sekecil apapun. Kemudian, kesaksian mereka adalah kesaksian yang dahsyat seperti deru guruh yang menderu. Selama 150 hari air bah menimpa dunia ini dan menghapuskan segala yang bernafas termasuk pohon-pohonan, tetapi pohon zaitun tetap berdiri bahkan daunnya tetap segar tidak layu, artinya kehidupan yang diurapi menjadi terang dan kesaksian yang dahsyat. Air bah -> dosa kenajisan.
-         Awan padat di atas gunung.
Dalam Pengajaran Tabernakel terkena pada Mezbah dupa à doa penyembahan. Di hari-hari terakhir ini kita harus menjadi mezbah dupa besar, hidup dalam doa penyembahan yang besar = awan padat.
Hiduplah dalam doa penyembahan yang besar, mengingat keadaan hari-hari ini semakin sukar dan sulit, keadaan hari esok semakin sukar dan sulit. Kita mampu menghadapi masa yang sukar itu kalau kita menjadi mezbah dupa yang besar. Kita tidak akan mungkin mampu menghadapi ular tua naga besar kalau kita tidak hidup dalam doa penyembahan yang besar, juga tidak mungkin mengalahkan pelacur besar itulah Babel kalau tidak hidup dalam penyembahan besar. Kita tidak mungkin mengalahkan antikris dan patungnya dan bilangan namanya (666)  kalau tidak hidup dalam doa penyembahan yang besar, kita tidak mungkin mengalahkan dunia, dengan arusnya yang besar kalau kita tidak hidup dalam penyembahan yang besar. Dunia ini arusnya kuat sekali, sebab kerajaan dunia dan kemegahannya mempunyai daya tarik yang luar biasa.
-         Bunyi sangkakala.
Kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena kepada Meja roti sajian.
Kemudian, bunyi sangkakala itu kian lama kian keras sesuai dengan Keluaran 19:19, ini menunjuk kepada pengajaran salib = Injil kerajaan = makanan keras untuk mendewasakan hidup rohani kita sehingga kita dapat membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik. Juga kegunaan makanan keras; melatih panca indera.

Saudaraku tiga hal ini terjadi saat Tuhan turun ke atas gunung Sinai, berarti tekun dalam tiga macam ibadah pokok itu adalah ibadah yang berasal dari Allah, berasal dari sorga, itu bukan ibadah buatan tangan manusia, bukan ibadah buatan pendeta. Dalam  hal ini saudara tidak perlu sangsi dan ragu tentang kebenarannya, supaya kita jangan berdalih atau mencari alasan untuk jauh dari tiga macam ibadah pokok.

Kalau kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok, itu sama seperti pada Waktu terbit fajar’’...Keluaran 19:16.
Waktu terbit fajar berarti dilepaskan dari kegelapan dihantar di dalam terang. Ini terjadi oleh karena darah Anak Domba. Jadi yang melepaskan bangsa Israel dari Mesir adalah darah Anak Domba Paskah yang disembelih pada waktu senja, kemudian darahnya itu disapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu. Kemudian, semalam-malaman bangsa Israel tidak boleh keluar dari kemah itu, sebab Tuhan akan menjalani Mesir, untuk menulahinya, apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan kedua tiang pintu itu maka Tuhan akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumah itu untuk menulahi…Keluaran 12:23.

Darah pada ambang atas dan pada tiang pintu, artinya; ada tanda darah pada tubuh, jiwa, dan roh.
Maka kalau kita perhatikan dalam Ibrani 10:22-26, orang yang melepaskan tiga macam ibadah pokok, darah Yesus tidak berlaku atas dia, terkhusus imam-imam.

Perjalanan bangsa Israel setelah terlepas dari gelap dihantarkan dalam terang:
Dari Mesir Tuhan yang menuntun bangsa Israel dengan tongkat, untuk membelah laut Teberau sampai tiba di padang gurun selama tiga hari perjalanan jauhnya.
Dari gunung Sinai, sampai ke tanah Kanaan dituntun oleh tabut perjanjian supaya tidak tersesat di padang gurun, sebab bangsa Israel belum pernah melalui jalan itu.
Jadi, kuasa darah Yesus melepaskan bangsa Israel dari kegelapan dan dihantar dalam terang yang kekal; tanah Kanaan, Yerusalem yang baru. Kita bersyukur kepada Tuhan, rahmat-Nya besar, kemurahan-Nya besar, nasihat supaya kita menjalankan ibadah yang sejati hanya karena kemurahan...Roma 12:1.
Tidak ada orang yang pernah naik ke sorga selain Dia (Anak) yang turun ke bumi. Jadi, jangan percaya kepada orang yang berani mengaku; berkali-kali naik turun sorga. Oleh sebab itu bangsa Israel harus mengikuti tabut perjanjian, darah Yesus tidak hanya berlaku hari ini, besok dan lusa, darah Yesus membawa kita sampai kepada terang dan kemuliaan yang kekal.

Persembahan yang berkenan.
Dalam pengajaran Tabernakel terkena kepada halaman.
Praktek untuk berkenan; sesuai dengan dua alat yang ada di halaman;
-         Mezbah korban bakaran à pertobatan.
Tanda pertobatan; terjadi penyaliban terhadap daging, seperti dua tangan dan dua kaki yang terpaku di atas kayu salib dan lambung yang ditombak keluar darah dan air.
-         Kolam pembasuhan à baptisan air = baptisan Kristus.
Baptisan Kristus berarti satu dalam kematian-Nya.... sesuai dengan Roma 3:3-6.
Perlu untuk diketahui, kalau kita satu dalam kematian-Nya berarti kita juga satu di dalam kebangkitan-Nya sehingga ibadah yang kita jalankan ini tidak menjadi sia-sia.
Kuasa kematian Yesus; mengubur hidup yang lama. Kuasa kebangkitan Yesus; hidup dalam hidup yang baru.
Tanda hidup baru;
1.     Melayani dalam kesucian.
2.     Hidup di dalam roh.
Sampai menjadi buah sulung di hadapan Tuhan (mempersembahkan buah sulung).

Kolose 2:12-13
(2:12) karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.
(2:13) Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita,

Oleh kuasa kematian dan kebangkitan-Nya, bangsa kafir (bangsa yang tidak bersunat) mendapat kemurahan. Kita dihidupkan kembali oleh kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. ini harus kita perhatikan sungguh-sungguh.

Filipi 3:9-10
(3:9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,

Ciri-ciri orang yang dibenarkan oleh karena iman; mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya supaya menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya. Dimulai dari persekutuan dalam penderitaan-Nya, selanjutnya ada tanda di dalam pengalaman kematian dan kebangkitan, ini ciri-ciri orang yang dibenarkan oleh iman.

Mari kita menjalankan ibadah yang sejati, berarti mempersembahkan tubuh kita sebagai korban persembahan yang hidup yang kudus dan yang berkenan. Orang yang berkenan adalah orang yang dibenarkan oleh darah Yesus. Karena kebenaran  hukum Taurat, Tuhan tidak berkenan.
Bangsa kafir mendapat kemurahan siapa yang bisa menolak, siapa yang akan mempersalahkan Tuhan apabila Ia menyatakan kemurahan-Nya kepada orang yang berkenan?

Roma 9:11
(9:11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya—

Pemilihan Tuhan diteguhkan bukan berdasarkan perbuatan seseorang, tetapi berdasarkan panggilan-Nya. Tuhan memanggil kita dari kegelapan dihantarkan dalam terang, oleh karena darah Yesus kristus. Kita dipilih selanjutnya diteguhkan bukan karena kemampuan kita namun oleh karena kemurahan-Nya, oleh karena darah salib.
Yang sudah melayani (dipilih) karena kemurahan Tuhan harus menghargai darah salib. Kita menjalankan ibadah ini bukan karena kekuatan tetapi karena panggilan, darah salib Kristus. jadi jangan pernah ada orang bermegah terhadap jasa-jasanya, terhadap pengorbanannya, bermegahlah atas kelemahannya (sengsara salib) supaya pilihan itu semakin diteguhkan. Bangsa yang terpilih adalah umat kepunyaan Allah, bangsa yang kudus, imamat rajani.

Roma 9:12-18
(9:12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
(9:13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
(9:14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!
(9:15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."
(9:16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.
(9:17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi."
(9:18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya.

Tuhan menaruh belas kasih kepada siapa Ia menaruh belas kasih, Tuhan berkemurahan kepada siapa Dia mau bermurah hati, tetapi Tuhan menegarkan hati orang yang keras hati, supaya nama Tuhan dimasyurkan di alam jagad ini.

Apakah Tuhan tidak adil? Mustahil, Tuhan itu adil. Perhatikan firman Tuhan sungguh-sungguh jangan keraskan hati, hargai kemurahan hati Tuhan. Dua hal terjadi, yaitu; pemilihan kepada orang-orang pilihan dan diteguhkan berdasarkan panggilan oleh karena darah Kristus, kemudian Tuhan membangkitkan Firaun menegarkan hatinya karena Firaun mengeraskan hati. Dua hal ini harus terjadi supaya nama Tuhan dimasyhurkan. Sekarang bagaimana? Mau beribadah di gunung Tuhan? Berarti mempersembahkan  korban sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan atau tetap mengeraskan hati seperti Firaun? Pilih mana? Hal ini sudah pernah terjadi dan akan terjadi lagi menjelang datangnya hari Tuhan, masih tetap mengeraskan hati? Masih tetap menegarkan hati? Masih tetap mempertahankan kebodohan masa lalu? Masih bertahan dengan tabiat-tabiat lama? Tuhan menegarkan hati orang yang keras hati, tetapi pilihan akan semakin diteguhkan oleh darah Yesus. Kemurahan terjadi kalau kita menghargai darah salib Kristus, sekalipun kita bangsa kafir, orang bodoh, orang yang tidak bersunat, pilihan akan semakin diteguhkan oleh darah salib. Bukankah Esau anak sulung, Yakub anak kedua? Tetapi Tuhan mengasihi Yakub tetapi membenci Esau semua karena kemurahan Tuhan, pilihan diteguhkan berdasarkan panggilan bukan berdasarkan perbuatan (kemampuan, kepandaian)  jangan keraskan hatimu. Amin.


Tuhan Yesus kristus kepala gereja mempelai pria sorga memberkati

Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment