KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, November 13, 2017

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 10 NOVEMBER 2017


Ibadah Pendalaman Alkitab, 10 NOVEMBER 2017

“KITAB MALEAKHI”

Subtema: AIR BERUBAH MENJADI DARAH.

Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.

Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Maleakhi.
Maleakhi 4:5
(4:5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.

Tuhan mengutus nabi Elia kepada kita menjelang datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan dahsyat. Dengan demikian Tuhan telah menunjukkan kemurahan hati-Nya kepada kita.

Matius 11:11-14
(11:11) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.
(11:12) Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya.
(11:13) Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes
(11:14) dan--jika kamu mau menerimanya--ialah Elia yang akan datang itu.

Perhatikan kalimat: “Jika kamu mau menerimanya ialah Elia yang akan datang itu” à pribadi Yohanes pembaptis, sebab kitab Taurat dan para nabi telah bernubuat tentang hal itu, jadi kita tidak perlu ragu.

Markus 9:11-12
(9:11) Lalu mereka bertanya kepada-Nya: "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?"
(9:12 Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan?

Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu, itu janji firman Tuhan. Biarlah kiranya apa yang dijanjikan Tuhan ini kita hargai, kita boleh merasakan firman nabi dengan pelayanan kuasa Elia.

Lukas 1:16-17
(1:16) ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka,
(1:17) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."

Ia (Yohanes pembaptis) akan membuat banyak orang Israel akan berbalik pada Tuhan Allah mereka, antara lain:
-       “Ia membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya.”
-       “Ia membuat hati orang-orang durhaka berbalik kepada pikiran orang-orang benar.”
Pendeknya, di dalam pemulihan ada belas kasih dan kebenaran.
Kesimpulannya, dengan terjadinya pemulihan tersebut Yohanes pembaptis telah menyiapkan suatu umat yang layak bagi Tuhan.

Maleakhi 3:17-18
(3:17) Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Di sini kita melihat hal yang sama dalam Lukas 1:16-17 tadi yaitu;
-       Allah mengasihani umat-Nya (ada belas kasih).
-       Terlihat perbedaan antara orang benar dengan orang fasik (ada kebenaran).
·          Orang benar à orang-orang yang beribadah.
·          Orang fasik à orang-orang yang tidak beribadah.

Lukas 3:4-5
(3:4) seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.
(3:5) Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan,

Yohanes pembaptis mengadakan pemulihan / mempersiapkan jalan untuk Tuhan.
Tanda-tanda pemulihan:
a.     Setiap lembah akan ditimbun,” artinya; tidak terlihat lagi persoalan, sebab lobang / lembah menampung segala jenis persoalan.
b.     “Setiap gunung dan bukit akan menjadi rata,” artinya tidak terlihat lagi dosa kecongkakan, kesombongan dan ketinggian hati.
c.     Yang berliku-liku akan diluruskan,” artinya; tidak ada lagi dosa dusta, kelicikan dan kemunafikan.
d.     “Yang berlekuk-lekuk akan diratakan,” artinya; tidak ada lagi gelombang-gelombang yang menimbulkan masalah.

Lukas 3:6
(3:6) dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan."

Dan akhirnya semua orang akan melihat keselamatan yang datang dari Tuhan itu.

Maleakhi 4:6
(4:6) Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

Perhatikan kalimat: “Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya” berarti di sini:
-       Ada belas kasih.
-       Ada kebenaran.

Kemudian, kehidupan yang dipulihkan menjadi suatu umat yang layak bagi-Nya, berarti; terlepas dari penghukuman yang membinasakan. Kehidupan yang dipulihkan tadi seperti bapa berbalik kepada anak dan hati anak kepada bapanya. Kalau bapa berbalik kepada anak ada belas kasih, kalau hati anak berbalik kepada bapa; ada kebenaran sebab terlepas dari roh pendurhakaan, pemberontakan kepada Tuhan. Dia Bapa yang mengasihi kita dan kita menjadi anak yang tidak lagi mendurhaka, itulah pemulihan.

Pertanyaannya; Mengapa Yohanes pembaptis disebut Elia yang akan datang itu?
Lukas 1:17
(1:17) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."

Dan ia (Yohanes pembaptis) akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia.

Keterangan: BERJALAN DALAM KUASA ELIA.
Wahyu 11:3
(11:3) Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

Tugas Elia selama 1260 hari: Bernubuat sambil berkabung. 

Wahyu 11:5-6
(11:5) Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.
(11:6) Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.

Keadaan Elia saat bernubuat dibagi menjadi dua bagian:
Yang pertama.
-       “Jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka.”
-       “Jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.”

Yang kedua.
-       “Mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan.”
-       “Mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah.”
-       “Mempunyai kuasa untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka.”

Saatnya kita memperhatikan tentang: “Mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah.”
Sebetulnya hal ini adalah kuasa Tuhan yang pernah dilakukan Musa menghadapi kekerasan hati Firaun raja Mesir. Namun hal ini akan terjadi lagi dilakukan oleh Elia dan Musa menjelang datangnya hari Tuhan. Karena hal ini akan terjadi lagi menjelang datangnya hari Tuhan, maka marilah kita mendengarkan firman ini dengan baik jangan diabaikan begitu saja.

Keluaran 7:14-18
(7:14) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Firaun berkeras hati, ia menolak membiarkan bangsa itu pergi.
(7:15) Pergilah kepada Firaun pada waktu pagi, pada waktu biasanya ia keluar ke sungai; nantikanlah dia di tepi sungai Nil dengan memegang di tanganmu tongkat yang tadinya berubah menjadi ular.
(7:16) Dan katakanlah kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah mengutus aku kepadamu untuk mengatakan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku di padang gurun; meskipun begitu sampai sekarang engkau tidak mau mendengarkan.
(7:17) Sebab itu beginilah firman TUHAN: Dari hal yang berikut akan kauketahui, bahwa Akulah TUHAN. Lihat, dengan tongkat yang di tanganku ini akan kupukul air yang di sungai Nil dan air itu akan berubah menjadi darah,
(7:18 )dan ikan yang dalam sungai Nil akan mati, sehingga sungai Nil akan berbau busuk; maka orang Mesir akan segan meminum air dari sungai Nil ini."

Tuhan mengutus Musa kepada Firaun untuk membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan / kerja paksa di Mesir.
Tujuannya; supaya bangsa Israel dapat beribadah kepada Tuhan Allah di padang gurun (di gunung Sinai).

Marilah kita lihat kebenarannya...
Keluaran 19:1-2
(19:1) Pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di padang gurun Sinai pada hari itu juga.
(19:2) Setelah mereka berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung itu.

Pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di padang gurun Sinai lalu mereka berkemah / beribadah kepada Tuhan Allah Israel.

Keluaran 19:16
(19:16) Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.
Keluaran 20:18
(20:18) Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh.

Di tengah–tengah ibadah akan terlihat tiga hal yaitu;
1.     Kilat sabung-menyabung.
2.     Sangkakala berbunyi.
3.     Awan pada di atas gunung (gunung berasap).
Suasana gunung Sinai (suasana ibadah) kalau dikaitkan dengan pelajaran Tabernakel terkena kepada Ruangan Suci, sedangkan tiga hal di atas gunung Sinai tersebut à tiga alat yang ada di dalam Ruangan Suci.

Adapun ketiga hal tersebut:
1.     Kilat sabung-menyabung” terkena kepada pelita emas à  ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
2.     Sangkakala berbunyi” terkena kepada meja dengan 12 ketul roti di atasnya (meja roti sajian) à ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
3.     Awan padat di atas gunung” (gunung berasap), terkena kepada mezbah dupa à ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Itulah suasana gunung Sinai/suasana ibadah, yang dikaitkan dengan tiga macam alat di dalam ruangan suci.

Jadi ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok itu bukan buatan tangan manusia, itu dari sorga / dari Allah itu adalah ibadah di atas gunung Tuhan. Jangan pernah ada diantara kita mengira ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok itu adalah buatan tangan manusia / pendeta, bukan. Maka saya tandaskan, saat kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok, itu kemurahan Tuhan. Jadi, ibadah di bumi pantulan dari ibadah di sorga. Perlu untuk diketahui, apa yang terikat di bumi terikat di sorga, apa yang terlepas di bumi terlepas di sorga. Jadi kalau mau masuk ke sorga berarti harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok!

Tidak usah ragu lagi soal Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel terkhusus tentang tiga macam ibadah pokok, kemurahanlah itu bagi kita semua. Kita ini kan bukan orang terpandang, hina, orang pinggiran, bagi dunia tetapi cukup berarti bagi Tuhan, buktinya atas perkenanan Tuhan, kita berada di gunung Tuhan. Walaupun mungkin kita tidak memiliki title / gelar apapun di bumi ini, tetapi Tuhan sangat memperhatikan kita semua, tidak usah berkecil hati.

Lebih jauh kita melihat ketiga hal tersebut di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita kepada Tuhan.
Tentang: Kilat sabung-menyabung à kesaksian yang luar biasa di hadapan Tuhan.
Wahyu 4:5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

Keluarlah kilat disertai dengan bunyi guruh yang menderu dan tujuh obor (pelita emas) itulah ketujuh Roh Allah artinya; kesaksian yang dahsyat, kesaksian yang luar biasa akan terjadi di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini oleh karena kuasa Roh El-Kudus.

Kejadian 7:22-24
(7:22) Matilah segala yang ada nafas hidup dalam hidungnya, segala yang ada di darat.
(7:23) Demikianlah dihapuskan Allah segala yang ada, segala yang di muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang melata dan burung-burung di udara, sehingga semuanya itu dihapuskan dari atas bumi; hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu.
(7:24) Dan berkuasalah air itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya.

Saat air bah berkuasa atas bumi selama 150 hari lamanya maka Tuhan menghapuskan segala yang ada di atas muka bumi ini baik manusia, binatang, burung yang terbang di udara, baik yang melata semua dihapuskan.
Air bah itu bicara tentang dosa kenajisan. Hari-hari ini air bah sedang melanda dunia bukan hanya di kota tetapi sampai kepada pelosok-pelosok bumi dan tidak hanya melanda orang kaya tetapi juga orang miskin, dan tidak mengenal orang yang cakep, ganteng dan cantik tetapi melanda orang yang jelek rupa sekalipun, tidak terkecuali semua akan dilanda.

Kejadian 8:6-11
(8:6) Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu.
(8:7) Lalu ia melepaskan seekor burung gagak; dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air itu menjadi kering dari atas bumi.
(8:8) Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka bumi.
(8:9) Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air; lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera.
(8:10) Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu dari bahtera;
(8:11) menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah berkurang dari atas bumi.

Burung gagak tidak menjadi kesaksian, orang yang di luar Tuhan tidak menjadi kesaksian, pulang dan pergi (tidak setia dan tidak memiliki ketetapan hati). Orang yang tidak diurapi tidak bisa menjadi contoh teladan, sedangkan merpati, dilihatnya air belum surut, ia kembali, itu kehidupan yang diurapi, dia tetap kembali kepada Tuhan, kembali ke bahtera, penggembalaan.

Kehidupan yang diurapi Roh Kudus memiliki kesaksian yang luar biasa dan dahsyat, sebab tidak dapat dipengaruhi oleh dosa kenajisan.
Tadi kita sudah melihat di atas, Tuhan menghapus segala yang ada termasuk manusia maupun hewan yang melata, burung yang terbang di udara. Tetapi di sini kita melihat pohon zaitun dia tetap berdiri kokoh.
Perhatikan kalimat: “Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar.”
Segar berarti tidak dapat dipengaruhi oleh air bah. Pendeknya, kehidupan yang diurapi tidak dapat dipengaruhi dosa kenajisan. Ini adalah suatu kesaksian yang dahsyat di hadapan Tuhan, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan. Jadi, kilat sabung-menyabung disertai dengan deru guruh itu adalah kekuatan yang dahsyat yang berasal dari kuasa Roh El-Kudus yang menjadikan kita kesaksian yang dahsyat di hadapan Tuhan di tengah ibadah dan pelayanan dalam kandang penggembalaan ini.

Dulu sebelum kita tergembala dengan baik, begitu najisnya, baik dalam perkataan, perbuatan, dalam tindakan semua najis. Mengucap satu kata najis, gerakannya najis, tindakannya najis, tetapi setelah kita ada di atas gunung Tuhan dosa itu semakin berkurang, dan biarlah itu menjadi kesaksian yang dahsyat di hadapan Tuhan di tengah ibadah dan pelayanan dengan kuasa Roh El-Kudus tentunya bukan karena kekuatan dari manusia daging kita.

Zakharia 4:6
(4:6) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.

Kita menjadi kesaksian bukan dengan keperkasaan, bukan dengan kekuatan manusia daging namun oleh Roh Tuhan kita memiliki kesaksian yang luar biasa di hadapan Tuhan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini = di atas gunung Tuhan ada kilat sabung-menyabung.

Zakharia 4:7-10
(4:7) Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
(4:8) Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, demikian:
(4:9) "Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu.
(4:10) Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."

Kalau Zerubabel dapat menyelesaikan pembangunan rumah Tuhan dapat mengerjakan apa yang dipercayakan oleh Tuhan bukan karena gagah hebat, kekuatan manusia daging, namun oleh Roh Tuhan.
Perlu untuk diketahui; orang yang memiliki kesaksian yang dahsyat di tengah-tengah ibadah dan pelayanan di hadapan Tuhan dia lebih menghargai korban Kristus, dari pada hari peristiwa-peristiwa yang terjadi di atas muka bumi ini.

Sebagai tujuh mata Tuhan yang diutus (kesaksian) apa yang dipercayakan oleh Tuhan, mari kita kerjakan sampai selesai supaya kita semua menjadi / memiliki kesaksian yang dahsyat dan luar biasa di hadapan Tuhan di tengah ibadah dan pelayanan ini. Jangan tanggung-tanggung mengerjakan pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan, karena semua pekerjaan yang Tuhan percayakan ini akan terselesaikan dengan baik karena kita mengerjakannya bukan lagi dengan kekuatan dan keperkasaan namun oleh Roh Tuhan. Kalau Zerubabel saja bisa dipakai oleh Tuhan untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan sampai selesai saya kira kita tidak ada bedanya dengan dia, Tuhan tidak membedakan satu dengan yang lain, tinggal penyerahan diri kepada Tuhan.

Zakharia 3:9
(3:9) Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada Yosua--satu permata yang bermata tujuh--sesungguhnya Aku akan mengukirkan ukiran di atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.

Satu permata yang bermata tujuh itulah pribadi Yesus Kristus. Yang bermata tujuh, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus itulah hamba-hamba Tuhan yang diurapi menjadi kesaksian. Dengan kesaksian ini Tuhan semesta alam menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja, bila kita memiliki kesaksian yang dahsyat dan luar biasa di hadapan Tuhan.

Zakharia 3:10
(3:10) Pada hari itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, setiap orang dari padamu akan mengundang temannya duduk di bawah pohon anggur dan di bawah pohon ara."

Sampai akhirnya dapat mempengaruhi orang lain dan membawa orang lain duduk di bawah pohon ara dan di bawah pohon anggur. Anggur à Roh Kudus. Pohon ara à firman Allah.
Saat ini kita boleh duduk di bawah naungan firman dan Roh Kudus di tengah ibadah dan pelayanan ini karena kesaksian dari tujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi, itulah kehidupan yang diurapi menjadi kesaksian, satu hari saja Tuhan dapat menghapuskan kesalahan negeri ini, kalau kita memang dipakai oleh Tuhan.
Bagi yang acuh, tak acuh ini memang tidak terjadi, bagi mereka yang sungguh-sungguh di dalam Tuhan mereka akan menghapuskan kesalahan negeri dalam satu hari saja tidak perlu berulang-ulang bahkan membawa orang lain berada di bawah naungan firman Allah dan Roh Allah (di bawah perlindungan firman dan Roh Allah).

Tentang: Sangkakala berbunyi.
Ini berbicara tentang firman Allah yang disuarakan yaitu pengajaran salib.
Keluaran 19:19
(19:19) Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh.

Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Jadi, jelas ini pengajaran salib atau makanan keras.

Ibrani 5:14
(5:14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

Makanan keras berguna untuk mendewasakan rohani kita semua, sehingga kita bukan lagi kanak-kanak rohani. Pada ayat sebelumnya, kanak-kanak rohani itu masih terus diajar tentang asas-asa pertama / pokok (percaya, bertobat, dibaptis) di situ ada penumpangan tangan berarti terjadi mujizat.
Tetapi makanan keras berguna untuk mendewasakan rohani kita.
Kemudian, orang yang dewasa secara rohani dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Sedangkan kerohanian yang masih kanak-kanak tidak dapat membedakan mana yang baik mana yang tidak baik, sehingga anak-anak kalau tidak diawasi dia akan mencelakakan dirinya sendiri. Kenapa orang Kristen banyak mencelakakan dirinya? Karena ia tidak dapat membedakan mana yang baik mana yang tidak baik.

Kelebihan dari orang yang dewasa rohani; memiliki panca indera yang terlatih.
Antara lain;
-       Telinga yang terlatih = dengar-dengaran.
-       Mata yang terlatih = hidup dalam terang.
-       Hidung yang terlatih = hidup dalam doa penyembahan.
-       Mulut yang terlatih =  terlepas dari penyembahan berhala, senantiasa memuliakan, mengagungkan Tuhan.
-       Kulit pipi yang terlatih = memiliki kasih Allah.
Kegunaan kasih = menutupi banyak sekali dosa selain itu mengikat dan mempersatukan anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda hingga menyempurnakan.
Itulah pengajaran salib, makanan keras untuk mendewasakan rohani kita semua.

Dewasa rohani; dapat membedakan yang baik dan yang tidak baik. Maka kalau yang disampaikan hanyalah asas – asas pertama sampai kapan pun tidak pernah dewasa dan tidak akan pernah mengerti tentang kebenaran yang sejati yang terletak pada salib. Maka rasul Paulus dengan tegas berkata kepada orang Ibrani; sekalipun kamu ditinjau dari sudut waktu sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajar asas-asas pokok dari pernyataan Allah dan kamu masih memerlukan susu bukan makanan keras, sehingga tidak mengerti apa-apa. Tetapi orang dewasa dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana lebih utama; kuliah atau ibadah, bekerja atau ibadah, orang-orang yang dewasa rohani pasti bisa membedakannya, sedangkan anak-anak tidak, akhirnya ia mencelakakan dirinya sendiri.

Lebih rinci tentang makanan keras / pengajaran salib.
1 Korintus 1:22-24
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

Rasul Paulus memiliki sikap yang tegas dia tetap memberitakan Kristus yang disalibkan itulah pengajaran salib, sekalipun orang Yahudi hanya menghendaki tanda-tanda heran (mujizat) dan sekalipun orang Yunani hanya mencari hikmat / pengetahuan semata tetapi rasul Paulus memiliki sikap yang tegas dia tetap menyampaikan pengajaran salib, makanan keras. Demikian halnya pendirian saya tidak akan berubah, walaupun barangkali saja ada diantara kita hanya menghendaki tanda-tanda heran dan beribadah hanya untuk mencari pengetahuan, mencari pembukaan rahasia firman tetapi tidak hidup di dalamnya, tetapi saya memiliki sikap pendirian yang sama dengan rasul Paulus; saya tetap menyampaikan pengajaran salib, yang salah, salah, yang benar, benar, tidak memandang bulu.

Kemudian, perlu untuk diketahui; pengajaran salib (makanan keras) adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Bukti pengajaran salib adalah kekuatan Allah.
2 Korintus 4:7-9
(4:7) Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
(4:8) Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
(4:9) kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.

Kehidupan manusia daging sama seperti bejana tanah liat, berarti rapuh, mudah hancur. Vas bunga yang terbuat dari tanah liat apabila dilepas dari tangan, dia akan hancur berkeping-keping, itulah kehidupan manusia daging. Tetapi pengajaran salib yang kita miliki itu memberikan kekuatan yang luar biasa kekuatan yang berlimpah-limpah, yang berasal Allah.

Bukti kita memiliki kekuatan Allah yang berlimpah-limpah:
-       “Ditindas, namun tidak terjepit.”
-       Habis akal, namun tidak putus asa.”
Biasanya kalau tidak ada lagi jalan keluar seseorang akan putus asa, tinggalkan ibadah dan pelayanan, tinggalkan Tuhan.
-       “Dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian,” karena Yesus telah menanggungnya di atas kayu salib.
Seruan: “Eloi-Eloi lama sabakthani”, artinya; “Bapa-Ku-Bapa-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku.”
Untuk sesaat lamanya, yaitu; dari jam 12 sampai jam 3 sore Ia ditinggalkan seorang diri menanggung penderitaan di atas kayu salib karena dosa manusia. Oleh sebab itu sekalipun kita banyak pergumulan sampai teraniaya, kita tidak akan ditinggal sendirian. Biasanya orang yang teraniaya selalu merasa seorang diri saja, tidak ada yang memperhatikan.
-       Dihempaskan, namun tidak binasa.”
Biasanya kalau terhempas, misalnya, jatuh dari sepeda motor akan binasa. Namun perhatikan di sini; dihempaskan namun tidak binasa, karena kita memiliki kekuatan yang berlimpah-limpah itulah kekuatan yang dari Allah lewat pengajaran salib.
Saya pernah jatuh dan terhempas untung saja ada pelindung kepala (helm) sehingga tidak binasa, masih diberi umur panjang kita boleh memiliki pengajaran salib supaya kita memiliki kekuatan yang berlimpah-limpah.

Pengajaran salib adalah kekuatan Allah yang berlimpah-limpah, tetapi kalau orang menolak pengajaran salib orang seperti ini lemah tidak berdaya. Bila seseorang tidak mau dikoreksi, tidak mau ditegor dan tidak mau memikul salib di tengah-tengah ibadah dan pelayanan (tidak mau mengerjakan pekerjaan yang Tuhan percayakan), orang seperti ini selain lemah sarat dengan dosa, dan mudah dipengaruhi oleh sesuatu yang tidak suci.

2 Korintus 4:10-11
(4:10) Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
(4:11) Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.

Lewat pengajaran salib, pengalaman kematian Yesus nyata dalam kehidupan kita semua. Yesus mati di atas kayu salib, berarti tanpa salib Yesus tidak akan mengalami kematian. Jadi lewat pengajaran salib inilah kita membawa kematian Yesus di dalam diri kita masing-masing.

Sampai pada akhirnya pribadi Yesus menjadi nyata di dalam diri kita masing-masing, berarti hidupku bukannya aku lagi tetapi Yesus di dalamku  = sangkal diri dan pikul salib.
Itulah bunyi sangkakala / pengajaran salib, sebab semakin lama ditiup semakin keras.

Tentang: Awan padat di atas gunung / gunung berasap.
Asap à doa penyembahan.
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
(8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

Asap dupa kemenyan itulah doa penyembahan dari orang-orang kudus naik ke hadirat Tuhan. Berarti; lewat doa penyembahan ini kita bertemu dengan Allah lewat kasih-Nya.

Perhatikan kalimat: “Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya.”
Diberikan banyak kemenyan berarti menghasilkan asap dupa kemenyan yang banyak, itu berbicara tentang doa penyembahan yang besar. Maka di hari-hari ini kita memang harus hidup di dalam doa penyembahan yang besar. Mezbah dupa besar harus terjadi dihari-hari terakhir ini, karena kalau tidak dengan doa penyembahan besar kita tidak akan mampu menghadapi si ular tua Naga merah padam, kalau tidak dengan doa penyembahan besar kita tidak akan mampu menghadapi binatang, dengan patungnya dan bilangan namanya, kalau tidak dengan doa penyembahan yang besar kita tidak akan mampu mengalahkan Babel besar itulah pelacur besar dengan percabulan kenajisannya, kalau tidak dengan doa penyembahan yang besar kita tidak akan bisa menghadapi dunia dengan pengaruhnya, tidak akan mampu menghadapi kerajaan dunia dan kemegahannya.

Yesus hidup dalam doa penyembahan besar, Dia mengalahkan tiga ujian; batu menjadi roti, kedudukan yang tinggi, kemudian kerajaan dan kemegahan dunia. Semua benda kalau dilemparkan ke atas akan jatuh ke bawah, hanya satu perkara yang tidak akan pernah jatuh ke bawah; asap dupa kemenyan, biarlah kita hidup dalam penyembahan yang besar. Terimalah dupa yang banyak dari Tuhan untuk selanjutnya dibakar, menghasilkan asap dupa yang besar / yang banyak di hadapan Tuhan.
Dalam kitab Kejadian gambaran Setan hanya disebut dengan ular namun di kitab Wahyu julukannya bertambah selain ular disebut juga dengan ular tua naga merah padam. Tua berarti sudah memahami dan semakin mengerti untuk menjatuhkan gereja Tuhan. Merah padam berarti seperti terlihat tidak ada apa-apa tetapi begitu mendekat kita dihanguskan, bukan merah api tetapi merah membara begitu dekat akan menghanguskan. Daud juga menjadi kehidupan doa penyembahan yang besar, sehingga ia mampu mengalahkan singa dan beruang.

Wahyu 12:15
(12:15) Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.

Ular naga menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai.
Ini adalah tandingan sungai air kehidupan Wahyu 22; yang keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba.
Tujuannya menyemburkan air; untuk menghanyutkan dan membinasakan.

Wahyu 12:16
(12:16) Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.

Jadi, ajaran-ajaran palsu bertujuan untuk; menghanyutkan dan membinasakan. Namun bumi datang menolong perempuan itu, ia membuka mulutnya dan menelan air sebesar sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya. Ini pertolongan kita.

Kejadian 2:5-6
(2:5) belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;
(2:6) tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu--

Ada kabut naik ke atas dari bumi, itulah asap dupa kemenyan yang besar di hadapan Tuhan itu yang menolong kita dari air sebesar sungai yang disemburkan dari mulut naga. Jadi, doa penyembahan yang besar sanggup menolong kehidupan kita. Tuhan sudah tunjukkan kepada Musa dan bangsa Israel ketika mereka beribadah di atas gunung Sinai termasuk awan yang padat di atas gunung, itulah asap dupa kemenyan. Kita tidak cukup hanya doa penyembahan sesaat namun dihari–hari terakhir ini kita harus menerima kemenyan yang banyak untuk dibakar, sehingga menghasilkan asap dupa kemenyan yang banyak dan besar.

Jadilah mezbah dupa yang besar di hadapan Tuhan untuk menolong kita dari ular tua Naga merah padam. Tidak ada yang bisa menolong kecuali doa penyembahan. Menyembah jangan hanya rutinitas saja, saya sedih melihat penyembahan hanya rutinitas, mengapa saya bilang saya sedih? Kesedihan itu akan terjadi nanti, karena si ular tua Naga merah padam akan mengeluarkan air dari mulutnya sebesar sungai tujuannya tidak lain tidak bukan untuk menghanyutkan dan membinasakan, itulah kesedihan yang saya maksud. Terserah saudara mau menjadi mezbah dupa besar atau biasa-biasa saja? Kalau saudara memperhatikan nyawa saudara, pasti menginginkan mezbah dupa besar.

Wahyu 12:17
(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

Inilah yang menjadi sasaran dari pada ular tua Naga merah padam; gereja dimana ibadahnya tidak sampai memuncak pada doa penyembahan, tidak menerima kemenyan yang banyak dari Tuhan / tidak menjadi mezbah dupa besar (tidak hidup dalam doa penyembahan yang besar), ini sasaran dari si ular tua  Naga merah padam.
Kalau penyembahan kita hanya setengah-setengah, hari ini ibadah, besok tidak, ini yang menjadi sasaran. Saya himbau kepada saudara, lebih baik singkirkan alasan supaya ibadah kita memuncak kepada doa penyembahan dari pada menggunakan alasan tetapi menjadi sasaran dari pada ular tua naga merah padam. Mau memperoleh nyawa atau binasa?

Kesimpulannya; kita sudah melihat tiga kegiatan di atas gunung Tuhan, yang pertama; kilat sabung-menyabung disertai dengan bunyi guruh menderu, yang kedua; suara sangkakala yang ditiup semakin lama semakin keras, yang ketiga; awan padat di atas gunung atau asap yang ada di atas gunung (doa penyembahan). Itulah sebabnya Musa di utus oleh Tuhan dan menjadi Allah bagi Firaun untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir dengan satu tujuan supaya bangsa Israel beribadah di atas gunung Tuhan / gunung Sinai. Tuhan telah mengutus tujuh Roh Allah / utusan-Nya untuk membawa kita keluar dari perbudakan / kerja paksa di Mesir dengan satu tujuan supaya kita bisa beribadah dan melayani Tuhan dan kita bisa melihat tiga keadaan di atas gunung Tuhan, itu yang menolong kehidupan kita semua.

Ibrani 10:24-25
(10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
       
Mari kita saling memperhatikan dan mendorong satu dengan yang lain dalam pekerjaan yang baik, jangan menjauhkan diri dari tiga macam ibadah pokok (tiga kegiatan di atas gunung Tuhan) seperti dibiasakan orang dunia, justru dihari-hari terakhir ini kita semakin giat untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok.

Ibrani 10:26
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

Kita sudah memperoleh kebenaran tentang tiga macam ibadah pokok, namun sengaja tinggalkan tiga macam ibadah pokok / sengaja berbuat dosa, maka konsekuensinya tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa, darah Yesus tidak berlaku lagi bagi dia teramat lebih bagi mereka yang melayani Tuhan. Kita tahu darah Yesus; berkuasa menebus, mengampuni, menyucikan kita dari dosa, sehingga yang jauh menjadi dekat. Tidak ada artinya kita memiliki pengetahuan kalau kita meninggalkan tiga macam ibadah pokok.

Ibrani 12:18-21
(12:18) Sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai,
(12:19) kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka,
(12:20) sebab mereka tidak tahan mendengar perintah ini: "Bahkan jika binatangpun yang menyentuh gunung, ia harus dilempari dengan batu."
(12:21) Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar."

Kalau menjalankan ibadah secara Taurat (menjalankan tiga macam ibadah pokok secara lahiriah) itu tidak mengandung kuasa, itu ibadah yang sangat mengerikan. Perhatikan, binatang saja mendekat ke gunung Sinai, akan dilempari dengan batu, artinya; “Mata ganti mata, gigi ganti gigi” = kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman. Tetapi saat ini kita menjalankan ibadah di atas gunung Tuhan, secara Taurat.

Tetapi perhatikan dengan baik..
Ibrani 12:22-24
(12:22) Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
(12:23) dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,
(12:24) dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.

Saat ini kita datang ke bukit Sion / gunung Sion, kota Allah yang hidup yang disebut juga Yerusalem sorgawi = ibadah yang mengandung janji baik untuk masa yang sekarang maupun untuk masa yang akan datang = terlepas dari ibadah Taurat. Kita ini bukan menjalankan ibadah Taurat sebab kita beribadah di atas gunung Tuhan, gunung Sion, ibadah yang mengandung janji.
Bukankah Tuhan baik kepada kita? Oleh darah-Nya kita diberikan ibadah ini sehingga kita lepas dari hukum Taurat , dari kebinasaan. Yesus telah menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib, itu kasih karunia. Tiga macam ibadah pokok itu kasih karunia, maka saya utarakan kembali lebih baik singkirkan alasanmu untuk tidak beribadah dari pada beralasan tetapi tidak ibadah, sama seperti ibadah Taurat, binatang mendekat ke gunung dilempari dengan batu, menakutkan, mengerikan sekali. Kita sekarang berada di gunung Sion, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, ibadah kasih karunia, ibadah yang menyelamatkan, maka saya tidak sedikitpun terpikir untuk meninggalkan Pengajaran Tabernakel apalagi meninggalkan tiga macam ibadah pokok.

Persamaan beribadah di gunung Sion, antara lain:
-       Datang kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah.”
Saudaraku kalau beribu-ribu malaikat di sekitar kita berarti kita tidak kuatir, Tuhan membela kita semua.
-       “Datang kepada jemaat / anak-anak sulung à namanya terdaftar di sorga.”
-       Datang kepada Allah yang menghakimi semua orang.”
-       Datang kepada roh-roh orang benar yang telah menjadi sempurna.”
Jadi, ibadah di gunung Sion itu menyempurnakan.
-       “Datang kepada Yesus, Dialah pengantara perjanjian baru”, berarti menghapuskan yang pertama, menegakkan yang kedua = menghapuskan hukum Taurat menyatakan kasih karunia.
-       “Datang kepada darah pemercikan yang lebih kuat dari darah Habel.”
Darah Habel saja bisa bicara kepada Allah lebih lagi darah pemercikan. Tujuh percikan darah di depan tabut dan di atas tutup pendamaian untuk mengadakan pendamaian dosa.
Jadi, kalau kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok, berarti mengalami pemercikan darah. Orang lain berbuat salah kita menderita, betapa sempurnanya ibadah  di atas gunung Sion ini.

Maka setelah saya mendapat pengertian ini, saya bersyukur, terima kasih Tuhan saya ini tidak punya apapun di dunia ini tetapi betapa dalamnya Engkau berbicara kepada hamba-Mu ini Tuhan, untuk selanjutnya disampaikan kepada sidang jemaatmu. Betapa besarnya kasih karunia Mu Tuhan kepada sidang jemaat-Mu ini, tetapi kadang kita tidak tahu diri, kita merasa lebih berjasa dari pengorbanan-Nya, serasa sudah berkorban dan tidak sedikit memberontak dalam hati. Kita yang salah kita yang jengkel.
Tidakkah saudara terharu mendengar apa yang Tuhan katakan? Tidakkah hancur hati begitu gamblang Tuhan berbicara (demikian rupa) untuk menyelamatkan kita.
Dia hadir di tengah-tengah kita, Dia berbicara dari hati ke hati, sebelum kita mengadu, Dia terlebih dahulu menyelami isi hati kita masing-masing, persoalan yang kita alami masing-masing. Yang sudah bekerja, berkorban, yang sudah mempersembahkan persembahannya jangan pernah merasa berjasa, sebab berada di gunung Sion adalah kasih karunia, karena menyempurnakan kita semua.

Keluaran 7:17-18
(7:17) Sebab itu beginilah firman TUHAN: Dari hal yang berikut akan kauketahui, bahwa Akulah TUHAN. Lihat, dengan tongkat yang di tanganku ini akan kupukul air yang di sungai Nil dan air itu akan berubah menjadi darah,
(7:18) dan ikan yang dalam sungai Nil akan mati, sehingga sungai Nil akan berbau busuk; maka orang Mesir akan segan meminum air dari sungai Nil ini."

Oleh karena kekerasan hati Firaun, Musa memukul sungai Nil dengan tongkatnya yang di tangannya itu, lalu air berubah menjadi darah.
Tongkat Musa à kuasa salib, sedangkan air berubah menjadi darah itu adalah hukuman / kutukan karena tidak menghargai darah salib Kristus / kemurahan Tuhan.
Jadi jelas, orang yang sudah tahu tentang kebenaran tiga macam ibadah pokok lalu meninggalkannya, darah Yesus tidak berlaku atas dia = keras hati, itu penyembahan berhala. Ayo, jangan sampai penghukuman ini berlangsung (air berubah menjadi darah).

Pada saat air berubah menjadi darah...
Keluaran 7:19-21
(7:19) TUHAN berfirman kepada Musa: "Katakanlah kepada Harun: Ambillah tongkatmu, ulurkanlah tanganmu ke atas segala air orang Mesir, ke atas sungai, selokan, kolam dan ke atas segala kumpulan air yang ada pada mereka, supaya semuanya menjadi darah, dan akan ada darah di seluruh tanah Mesir, bahkan dalam wadah kayu dan wadah batu."
(7:20) Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti yang difirmankan TUHAN; diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada air yang di sungai Nil, di depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya, maka seluruh air yang di sungai Nil berubah menjadi darah;
(7:21) matilah ikan di sungai Nil, sehingga sungai Nil itu berbau busuk dan orang Mesir tidak dapat meminum air dari sungai Nil; dan di seluruh tanah Mesir ada darah.

Karena air di Mesir berubah menjadi darah, maka orang-orang di Mesir tidak dapat minum air dan ikan-ikan di Mesir mati dan air itu berbau busuk.
Baptisan air tidak berhenti pada kolam pembasuhan tetapi lanjut sampai pada penyucian air dan firman tetapi air itu sudah berubah menjadi darah, yang ada kematian ikan-ikan di sungai Nil, maka sungai Nil berubah menjadi bau busuk.

Malam ini kita boleh mengalami pembaharuan lewat baptisan air, yaitu; lewat firman Allah yang menyucikan kita dengan limpah, itu adalah kemurahan. Kalau kemurahan sudah berhenti maka air berubah menjadi darah, menjadi hukuman, mejadi kutukan, itulah tulah pertama. Dan itu pernah terjadi dan akan terjadi menjelang datangnya hari Tuhan, itulah tugas Elia nanti. Memang yang pernah terjadi itu adalah pekerjaan Musa tetapi yang akan terjadi nanti itu akan dikerjakan Elia dan Musa. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang








No comments:

Post a Comment