KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, November 18, 2017

IBADAHRAYA MINGGU, 12 NOVEMBER 2017



IBADAH RAYA MINGGU, 12 NOVEMBER 2017

KITAB WAHYU
(Seri 36)

Subtema: “AMIN” YA “AMIN”

Shalom…
Salam sejahtera bagi kita sekalian. Salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu.
Wahyu 7: 11-12
(7:11) Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah,
(7:12) sambil berkata: "Amin! puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"

Reaksi para malaikat setelah mendengar suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di bumi: para malaikat tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah, sambil berkata: "Amin!” kemudian lanjut dan mengatakan: “Puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"

Kemudian, kita akan melihat 24 tua-tua dan 4 makhluk.
Wahyu 19: 4
(19:4) Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."
Reaksi dari 24 tua-tua dan 4 makhluk setelah mendengarkan suara yang nyaring dari sorga, yaitu: mereka tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, sambil berkata: "Amin”, dan dilanjutkan dengan berkata: “Haleluya."

Jadi perkataan dari pada para malaikat, 24 tua-tua dan keempat makhluk diawali dengan: “Amin.
Amin adalah bahasa Ibrani, artinya; sungguh, benar, pasti.

2 Korintus 1: 20
(1:20) Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.
Oleh Dia (Kristus), kita terdorong untuk mengatakan: “Amin.
Tujuan mengatakan “Amin” adalah untuk memuliakan Allah.

1 Tawarikh 16: 36
(16:36) Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Maka seluruh umat mengatakan: "Amin! Pujilah TUHAN!"

Kalau umat Tuhan mengatakan: “Amin”, jelas tujuannya untuk memuliakan Tuhan.

Hal yang senada juga dituliskan oleh raja Daud dalam Mazmur 72 ...
Mazmur 72: 18-19
(72:18) Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang melakukan perbuatan yang ajaib seorang diri!
(72:19) Dan terpujilah kiranya nama-Nya yang mulia selama-lamanya, dan kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi. Amin, ya amin.

Daud juga menuliskan: “Amin, ya amin”, tujuannya adalah untuk memuliakan Tuhan.
Dasar kita memuliakan Tuhan, di sini tertulis dengan jelas: “Yang melakukan perbuatan yang ajaib seorang diri.” Allah itu Esa, Esa pula Dia menjadi pengantara antara Allah dengan manusia…1 Timotius 2:5.
Jadi wajar saja kemuliaan hanya untuk Dia sampai selama-lamanya. Untuk memuliakan Dia, seluruh umat harus mengatakan: “Amin, ya amin”, tidak ada yang lain.

Jadi jangan sampai kita keliru untuk memuliakan Tuhan dengan cara-cara yang lain. Harus dengan berkata: “Amin, ya amin.
Kalau tadi persembahan zangkoor dengan lirik; apa arti pelayananku jikalau tiada kasih, apa arti pengorbanan kalau tidak ada kasih.
Jadi, tidak ada cara lain untuk memuliakan Tuhan selain mengatakan: “Amin.”

Itu sebabnya kita kembali memperhatikan Wahyu 7.
Wahyu 7: 12
(7:12) sambil berkata: "Amin! puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"
Jadi, tujuan para malaikat mengatakan Amin adalah untuk memuliakan Tuhan, itu sebabnya para malaikat yang di sekeliling takhta itu setelah mengatakan Amin, dilanjutkan dengan berkata: “Puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya!”, tanda bahwa mereka betul-betul memuliakan Tuhan.

Juga 24 tua-tua dan 4 makhluk, setelah mengatakan “Amin”, dilanjutkan dengan berkata: “Haleluya”, menunjukkan bahwa mereka betul-betul memuliakan Tuhan.
Haleluya itu bahasa Ibrani, artinya; terpujilah Tuhan.
Jadi, kita semua mengatakan Amin, tujuannya adalah untuk memuliakan Tuhan. Tidak ada cara lain untuk memuliakan Tuhan selain berkata: Amin, berarti sungguh, benar, pasti terjadi/tergenapi.

Wahyu 19: 5
(19:5) Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: "Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!"
Setelah 24 tua-tua berkata: “Amin, Haleluya”, terdengarlah suara dari takhta Allah: “Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!
Jadi, semakin meneguhkan kehidupan kita sekalian untuk terus memuliakan Dia. Tidak ada yang lain selain Dia. Kemuliaan hanya bagi Dia sampai selama-lamanya.

Kita sudah diyakinkan oleh para malaikat, 24 tua-tua dan 4 makhluk, di mana mereka memuliakan Tuhan. Itu sebabnya mereka berkata: “Amin”, lalu diyakinkan kembali pada ayat 5, dari takhta itu terdengar suara sebagai himbauan, yaitu: “Pujilah Allah kita.
Perkataan ini terkhusus disampaikan kepada:
-       Hamba-hamba Tuhan (pelayan-pelayan Tuhan).
-       Kepada mereka yang takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan berarti membenci segala kejahatan, teramat lebih; kecongkakan, segala keangkuhan, ketinggian hati, kesombongan, dan lain sebagainya.
Siapapun Dia, besar atau kecil, harus memuliakan Tuhan.

Pertanyaannya: Mengapa saat memuliakan Tuhan harus mengatakan: “Amin”?
2 Korintus 1: 20
(1:20) Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.
Jawabnya adalah; sebab Kristus adalah “Ya” bagi semua janji Allah.
Kita mengatakan amin karena Kristus adalah ya bagi semua janji Allah.

Lebih rinci tentang hal itu…
Kolose 1: 15-19
(1:15) Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
(1:16) karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
(1:17) Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
(1:18) Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.
(1:19) Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,

Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia” = Kristus adalah “Ya” bagi semua janji Allah.

Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, antara lain;
1.     Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan.
2.     Ialah yang sulung.
3.     Ia adalah kepala tubuh.

Mari kita ikuti ketiga hal tersebut…
Keterangan: IA ADALAH GAMBAR ALLAH YANG TIDAK KELIHATAN.
2 Korintus 4: 3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

“Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus”, yang adalah gambaran Allah.
Sedangkan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus -> firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan.
Jadi, untuk kita bisa kembali kepada wujud semula (segambar dan serupa dengan Allah) harus memperhatikan firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan.

Wujud Allah tidak akan pernah terlihat secara gamblang di depan mata, tetapi lewat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus kita bisa melihat, kita dapat mengetahui sosok keberadaan-Nya sampai kepada kemuliaan-Nya.
Maka Kristus adalah “Ya” bagi semua janji Allah sebab seluruh kepenuhan Allah, berkenan diam di dalam Dia (Yesus Kristus), Dialah gambar Allah yang tidak kelihatan, berarti Yesus Kristus adalah cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yaitu firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan.
Lewat pembukaan rahasia firman, kita bisa melihat sosok, bentuk, wujud sampai melihat kemuliaan Allah kelak, Amin ya Amin...

Mari kita melihat 2 Korintus 3.
2 Korintus 3: 14-15
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.

Tanpa pembukaan rahasia firman, selubung itu masih tetap menyelubungi seseorang.

Selama dosa itu belum dibongkar dengan tuntas, seseorang tidak akan pernah dapat melihat wujud Allah.
Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka dapat melihat Allah.

Ibrani 1: 2-3
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus adalah gambar Allah, artinya; lewat pembukaan rahasia firman kita akan dibawa kembali kepada wujud semula (segambar serupa dengan Allah), berarti dapat melihat wujud Allah di dalam kemuliaan yang kekal.
Jadi, lewat pembukaan rahasia firman (cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus), terjadi penyucian terhadap dosa.

Matius 5: 8
(5:8) Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Orang yang melihat Allah adalah orang yang suci hatinya. Inilah kebahagiaan yang kita alami, melebihi kebahagiaan di bumi.

Maka, berkali-kali saya sampaikan; kita ini adalah orang yang paling beruntung, alasan saya mengatakan itu, sebab apa yang tidak pernah dipikirkan dan yang tidak pernah didengar oleh telinga, apa yang tidak pernah timbul di dalam hati, itu yang Tuhan berikan kepada kita semua. Tuhan berikan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus supaya kita bisa melihat pribadi Allah yang tak kelihatan itu.
Sesungguhnya tanah air kita adalah tanah air sorgawi. Namun karena dosa warisan, karena dosa keturunan, kutuk nenek moyang, kita saat ini ada di bumi ini, namun kita merindukan kembali ke tanah air sorgawi sampai nanti akhirnya kita dapat melihat, wujud Allah di dalam kemuliaan-Nya yang kekal.

Keterangan: YANG SULUNG.
Kolose 1: 15-16, 18
(1:15) Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
(1:16) karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
(1:18) Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.
“Yang sulung” artinya ada dua, yaitu:
YANG PERTAMA: Lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, baik yang di sorga, baik yang di bumi, yang kelihatan dan tak kelihatan, singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa. Segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

Jadi, bukan hanya dari segala ciptaan ini, bahkan Dialah yang sulung dari segala yang kita punya, antara lain; pekerjaan, kedudukan, jabatan, ijazah, harta/kekayaan, bahkan segenap hati dan jiwa kita.

Yang sulung artinya ada dua, yaitu:
YANG KEDUA: Yang pertama bangkit dari antara orang mati.
Matius 27: 51-53
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
(27:52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.
(27:53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

Dan sesudah kebangkitan Yesus, banyak orang kudus yang telah meninggal lalu bangkit.
Kemudian, mereka yang bangkit masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

Wahyu 21: 1-2
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Kota kudus, itulah Yerusalem baru, kota idaman, dialah pengantin perempuan, yang berdandan untuk suaminya.
Kalau berbicara pengantin perempuan berarti berdandan dengan segala perhiasan yang ia miliki, sebab tidak ada pengantin yang tidak berdandan.

Salah satu perhiasan rohani yang kita miliki, ialah; anting-anting di telinga, artinya; dengar-dengaran. Kalau tidak dengar-dengaran nanti terlihat wujud yang lain; penyembahan berhala (patung anak lembu tuangan emas).
Kemudian kalung di leher; yaitu: kasih dan setia, dengan demikian leher bisa digunakan untuk menundukkan kepala, merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Kemudian pakaian yang indah, lenan halus, yaitu perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus… Wahyu 19:7-8, sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepala.  Mahkota di atas kepala, adalah tanda kemenangan.
Kemudian, memiliki rambut yang panjang -> ketundukkan tubuh kepada kepala.

Keterangan: DIALAH KEPALA TUBUH.
Efesus 5: 22-23
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

Kristus adalah kepala tubuh, berarti Dialah yang menyelamatkan tubuh-Nya.
Jadi bukan tubuh yang menyelamatkan kepala, tetapi kepala yang menyelamatkan tubuh.

Efesus 5: 25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Kristus menyelamatkan tubuh dengan jalan mengasihi tubuh-Nya. Apa bukti bahwa Kristus mengasihi tubuh? Dia telah berkorban di atas kayu salib.

Kristus penyelamat tubuh dengan dua cara;
YANG PERTAMA: DISUCIKAN OLEH AIR DAN FIRMAN.
Berarti dibutuhkan air firman yang limpah atau air yang banyak.
Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba, inilah air firman yang limpah.
Air yang limpah ini mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba.

Tentang: AIR YANG MENGALIR KELUAR DARI TAKHTA ALLAH -> Injil Kerajaan.
Saudaraku, untuk menerima Injil Kerajaan diawali dari percaya, bertobat dan dibaptis air.
Terlebih dahulu dibenarkan oleh darah Yesus lewat kematian dan kebangkitan-Nya.

Ibrani 6: 1-2
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,
(6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.

Setelah menerima asas-asas pertama; percaya, bertobat,  kemudian dibaptis air, “selanjutnya beralih pada perkembangannya yang penuh.”
Beralih pada perkembangannya yang penuh berarti beralih pada Injil kerajaan.

Ibrani 5: 11-14
(5:11) Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
(5:12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
(5:13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
(5:14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

Injil kerajaan disebut juga ajaran tentang kebenaran, itulah pengajaran salib.
Kebenaran yang sejati terletak pada salib, di luar salib tidak ada lagi kebenaran yang sejati. Berarti ajaran tentang kebenaran itulah pengajaran salib = makanan keras.
Percaya, bertobat, dibaptis air = asas-asas pertama. Namun setelah menerima asas-asas pertama selanjutnya beralih kepada perkembangannya yang penuh, yaitu; ajaran tentang kebenaran =pengajaran salib = makanan keras = Injil kerajaan.

Kalau yang disampaikan dari tahun ke tahun adalah asas-asas pertama, di sini dengan jelas dikatakan: “Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras
Kalau hanya memerlukan susu, asas-asas pertama tentang ajaran Kristus, orang seperti ini lamban dalam hal mendengar, tidak taat, tidak setia, tidak dengar-dengaran.
Setelah menerima asas-asas pertama (percaya, bertobat, dibaptis air), seharusnya beralih kepada perkembangannya yang  penuh itulah ajaran tentang kebenaran, itulah injil kerajaan = makanan keras. Memang ketika beralih kepada Injil kerajaan (ajaran tentang kebenaran) yaitu; pengajaran salib, sakit, tidak enak bagi daging, sebab Injil kerajaan = makanan keras.

Ibrani 12: 11
(12:11) Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

Jadi, saat kita menerima ajaran tentang kebenaran, menunjukkan bahwa kita sedang dilatih oleh Tuhan. Saat kita dilatih tidak enak bagi daging, tidak mendatangkan sukacita, melainkan dukacita, tetapi menghasilkan buah kebenaran, dan buah kebenaran memberi damai sejahtera.
Jadi orang yang menerima makanan keras dilatih terus. Perlu untuk diketahui; latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal…1 Timotius 4:8.
Tentang: AIR YANG MENGALIR KELUAR DARI TAKHTA ANAK DOMBA -> cahaya injil tentang kemuliaan Kristus = firman yang rahasianya dibukakan.
Mazmur 119: 130
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.

Jika terjadi pembukaan rahasia firman;
1.     Memberi terang, berarti; tidak lagi berada dalam kegelapan.
2.     Memberi pengertian kepada orang bodoh, berarti; tidak lagi mengulangi kesalahan-kesalahan sebagai perbuatan bodoh.
Itulah air yang mengalir keluar dari takhta Anak Domba.

Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Air yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba; jernih bagaikan kristal.
Berarti; kuasa dari injil kerajaan dan cahaya injil tentang kemuliaan Kristus; jernih bagaikan kristal.

Kristal; berarti transparan, luar dan dalam sama, tidak ada yang ditutup-tutupi, tampil apa adanya, berarti jujur, polos.
Orang yang jujur (polos) dipimpin oleh ketulusan hatinya, dan itulah yang membuat kita selalu berkobar-kobar untuk melayani Tuhan.

Berarti, yang memadamkan/mematikan gelora atau gairah untuk melayani Tuhan adalah; ketidak jujuran, dusta, tipu muslihat, kemunafikan (dosa yang terselubung).

Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Sampai akhirnya orang-orang yang jujur (kristal)  menjadi permata yaspis.
Menjadi permata yaspis itu diawali/dimulai dari kejujuran, kepolosan yang dipimpin oleh ketulusan hati, sampai akhirnya menjadi permata yaspis, permata yang paling indah.
Jujur, polos, tampil apa adanya, luar dalam sama, tidak dibuat-buat, sampai menjadikan kita permata yaspis, permata yang paling indah ->orang yang berkobar-kobar melayani Tuhan.

Orang yang berkobar-kobar, berapi-api di tengah-tengah ibadah pelayanan, disebutlah permata yaspis, permata yang paling indah. Jadilah permata yang paling indah di mata Tuhan.
Itu kuasa dari air yang limpah mengalir keluar dari takhta Allah dan mengalir keluar dari takhta Anak Domba, (Injil kerajaan dan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus). Kuasanya; jernih bagaikan kristal, sampai membawa kita menjadi permata yaspis.

Kristus penyelamat tubuh, dengan dua cara;
YANG KEDUA: MENGASUH DAN MERAWATI.
Efesus 5: 28-29
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Tanda Kristus menyelamatkan tubuh adalah mengasuh dan merawati tubuh-Nya.

Tentang: MENGASUH.
Mengasuh, berarti memberi didikan kepada orang-orang yang mau  menerima didikan.
Ibrani 12: 5-7
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?

Pendeknya, salib adalah sarananya Tuhan untuk mendidik saya dan saudara, sedangkan orang yang dididik adalah:
-       Orang yang diakui sebagai anak.
-       Orang yang dikasihi-Nya.
Sampai malam ini Tuhan mengasuh kita, tandanya:
Yang pertama; mau hidup beribadah kepada Tuhan.
Orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus, akan menderita aniaya…2 Timotius 3:12.
Yang kedua; untuk mengikuti Tuhan: sangkal diri, memikul salib, semua itu adalah didikan Tuhan.
Jadi didikan Tuhan adalah; tanda bahwa Tuhan sedang mengasuh kita semua.

Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa”…Ayub 5:17.

Amsal 3: 11-13
(3:11) Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
(3:12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
(3:13) Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,

Didikan Tuhan menghasilkan pengetahuan, kepandaian dan hikmat lebih berharga dari perak, emas dan permata, apapun yang diinginkan hati tidak ada yang dapat menyamainya.
Banyak keinginan hati kita masing-masing, tetapi keinginan hati tidak lebih berharga, tidak dapat menyamai hikmat Tuhan.

Salomo memiliki hikmat dari Tuhan sehingga dia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Dengan menggunakan sebilah pedang tajam, dia dapat menyelesaikan masalah dua perempuan yang bermasalah. Dua perempuan ini menunjuk kepada nikah yang hancur. Jadi dengan hikmat, nikah kita dapat diperbaiki oleh Tuhan. Oleh sebab itu, janganlah menolak didikan Tuhan dan janganlah bosan terhadap peringatan-Nya.

Mana lebih utama; kuliah atau ibadah? kerja atau ibadah? tetapi dengan hikmat, kita dapat membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik. Dan dengan hikmat, Salomo dapat menyelesaikan nikah yang hancur.
Hubungan kita dengan Tuhan adalah hubungan nikah. Sehancur-hancurnya nikah seseorang, itu dapat diperbaiki hanya dengan hikmat Tuhan.
Juga dengan menggunakan hikmat, kita dapat menghitung bilangan namanya; 666, terlepas dari cap meterai antikris…Wahyu 13:18.

Jadi hikmat itu sangat berharga, lebih dari apa yang diinginkan oleh hati manusia; juga melepaskan kita dari jerat antikris. Sebab syarat untuk menjual dan membeli, menerima tanda di tangan ataupun di dahi, adapun tanda bilangan binatang itu, adalah 666. Menerima bilangan namanya (666) di dahi atau di tangan kanan itu adalah jerat. Dan orang yang menerima cap meterai dari antikris sudah dapat dipastikan binasa. Berarti hikmat inilah yang menyelamatkan hidup kita semua, maka tidak ada ruginya kita memberi diri diasuh oleh Tuhan.
Hanya orang yang bodoh yang tidak mau memberi dirinya diasuh oleh Tuhan.

Tentang: MERAWATI.
Merawat, berarti menyembuhkan segala sakit.
Ayub 5: 18
(5:18) Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.
Dia yang melukai, tetapi juga yang membebat (membalut). Dia yang memukuli tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.
Ketika kita menerima firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan, berkuasa untuk mengoreksi segala rahasia yang terkandung di dalam hati, seperti Allah mengoperasi Adam; untuk membangun seorang perempuan -> gereja yang sempurna.

Tujuan dari operasi besar-besaran: untuk mengambil penyakit, untuk menyelesaikan segala dosa-dosa yang tersimpan.
Memang sakit bagi daging tetapi setelah itu, Dia yang menyembuhkan. Dia yang melukai tetapi Dia juga yang membalut luka-luka batin.
Batin terlukai dengan banyaknya kesalahan baik kesalahan yang disebabkan oleh orang lain, baik juga kesalahan yang terjadi karena disengaja. Tetapi setelah penyakit itu dioperasi, maka Dialah yang menyembuhkan, Dia yang membebat, Dia yang membalut luka-luka kita semua.
Itu cara Tuhan untuk menyelamatkan tubuh-Nya.

Dia yang memukuli tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula, kita baca dalam Injil Lukas ...
Lukas 10: 30-34
(10:30) Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
(10:31) Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
(10:32) Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
(10:33) Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
(10:34) Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

Orang Samaria merawat seorang yang turun dari Yerusalem, dengan keadaan setengah mati karena dipukuli para penyamun.
Kalau kita meninggalkan ibadah dan pelayanan, itu sama seperti turun dari Yerusalem ke Yerikho. Dan orang yang meninggalkan ibadah pelayanannya, banyak menderita pukulan karena kesalahan.
Tidak ada orang yang mengalami damai sejahtera setelah meninggalkan ibadah dan pelayanan. Biasanya orang yang meninggalkan ibadah pelayanan, dia akan menderita pukulan sampai setengah mati.
Menderita pukulan = menderita karena kesalahan.
Pukulan ini terjadi atas seizin Tuhan, dalam kitab Ayub: Dia yang memukuli, tetapi Dia juga dengan tangan-Nya yang akan menyembuhkan. Pukulan karena kesalahan itu diizinkan Tuhan supaya menjadi suatu pelajaran. Berarti pengalaman hidup adalah guru yang baik.
Orang Samaria merawat dan membalut luka-luka.

Saudaraku, apa yang terjadi di sini?  Mari kita lihat ...
Lukas 10: 33
(10:33) Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

Dahulu saya banyak mengalami penderitaan pukulan (menderita karena kesalahan), terjadi atas seijin Tuhan. Pengalaman yang pahit menjadi guru, mengajari saya sampai akhirnya Tuhan sendiri yang menyembuhkan. Jadi Dia yang melukai, Dia juga yang membalut luka-luka di batin.
Pendeknya, Tuhan merawati kita karena belas kasihan Tuhan.

Hari jumat dalam kesempatan ibadah pendalaman alkitab, dalam doanya saya mendengar pengakuan seorang anak Tuhan, bahwa dia muak dengan kelelahan, muak dengan keinginan daging. Mengapa ada perkataan itu? karena dia sudah mengalami penderitaan pukulan karena kesalahan dan oleh karena keinginan dagingnya.

Lukas 10: 34
(10:34) Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

Sebelum luka-luka itu dibalut terlebih dahulu disiram dengan minyak dan anggur.
Minyak, itulah urapan Roh Kudus. Yesus adalah pohon zaitun abadi. Dia telah mengalami penumbukan di atas kayu salib, sehingga dengan demikian menghasilkan minyak zaitun.
Jadi, kalaupun harus menyangkal diri dan memikul salibnya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, itu adalah sebuah sarana yang indah untuk menghasilkan minyak urapan.
Selanjutnya, disiram dengan anggur. Namun untuk menghasilkan air anggur yang manis, terlebih dahulu Yesus mengalami pemerasan di atas kayu salib.
Yesus adalah pokok anggur yang benar, kitalah ranting-rantingnya. Berarti, ada persekutuan yang erat dengan pokok anggur, dengan demikian ranting menghasilkan buah anggur yang manis.
Pendeknya, ada suatu persekutuan yang indah dengan Tuhan (ranting dengan pokok), juga persekutuan yang indah dengan sesama (ranting dengan ranting).
Jadi anggur itulah kasih Allah yang mempersekutukan kita dengan Tuhan dan sesama.
Justru lewat sengsara dan derita, ada siraman anggur, supaya ada persekutuan dengan Tuhan, dan persekutuan dengan sesama. Kasih (anggur) adalah pengikat yang mempersekutukan kita dengan Tuhan, juga mempersekutukan kita dengan sesama.

Dia yang melukai, tetapi ingat, Dia juga yang akan membalut. Dia yang akan menyembuhkan.
Jangan kecil hati saat menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Jangan kecil hati dan jangan putus asa (seperti orang yang tidak diperhatikan), supaya kita rasakan siraman minyak juga siraman anggur, selanjutnya luka-luka di hati disembuhkan.

Tuhan baik kepada kita semua, Tuhan perhatikan kita semua, Haleluyah…

Kembali kita perhatikan ...
2 Korintus 1: 20
(1:20) Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.
Para malaikat di sekeliling takhta, 24 tua-tua dan 4 makhluk, oleh Kristus mereka terdorong untuk mengatakan Amin, tujuannya untuk memuliakan Allah.
Mengapa harus memuliakan Tuhan dengan mengatakan Amin? Sebab Kristus adalah “Ya” bagi semua janji Allah, seluruh kepenuhan Allah diam di dalam Dia, sebagai bukti; Dialah gambaran Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, dan Dialah kepala tubuh.

Tuhan juga memperhatikan sidang jemaat di Laodikia supaya betul-betul kita memuliakan Tuhan. Tidak ada cara lain untuk memuliakan Tuhan selain mengatakan Amin, mengapa? Karena Kristus adalah ya bagi semua janji Allah.

Wahyu 3: 14-17
(3:14) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Firman dari “Amin” mengoreksi sendi-sendi kehidupan sidang jemaat di Laodikia. Jemaat di Laodikia adalah jemaat yang suam-suam kuku = tidak dingin, tidak panas. Seharusnya mengikut Tuhan; dingin dingin betul, panas panas betul. Tidak boleh suam-suam, tidak boleh setengah-setengah. Harus dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, akal budi dan kekuatan, tidak boleh dengan separuh hati.

Saya sedikit iri dengan sidang jemaat di Laodikia ini karena firman Amin mengoreksi mereka. Namun rasa cemburu kita juga sudah terjawab; firman ya dan amin juga telah kita terima di muka tadi. Dan sungguh, kita sudah dikoreksi oleh firman ya dan amin tadi.
Sidang jemaat di Laodikia setelah dikoreksi oleh firman ya dan Amin, maka terlihatlah dengan jelas kekurangan mereka, yaitu; suam-suam kuku (setengah-setengah). Malam ini oleh firman “Ya” dan “Amin”, Tuhan juga melihat dan mengoreksi keberadaan kita malam ini.

Penyebab suam-suam kuku:
Jemaat di Laodikia berkata: “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa.” Artinya: mereka bergantung kepada sesuatu yang sifatnya tidak kekal (harta kekayaan). Itulah yang menyebabkan jemaat di Laodikia suam-suam, tidak panas dan tidak dingin.

Ketika mereka berkata: “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa” , sebaliknya, Tuhan berkata; “karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.
Ada orang melarat, malang dan miskin tetapi tidak buta. Tetapi di sini kita melihat, selain melarat, malang, miskin, juga buta, berarti betapa malangnya kehidupan seperti ini, lebih malang dari pada orang malang.
Kalau hanya miskin, melarat, tidak punya apa-apa, masih bisa melihat dunia ini, masih bisa melihat keindahan dan kemurahan Tuhan. Jadi betapa dahsyatnya kejatuhan dari jemaat di Laodikia ini. Mereka tidak tahu diri di hadapan Tuhan.
Banyak orang Kristen seperti ini, bergantung pada kekayaan, sehingga baik sikap, baik perbuatan, baik perilaku, dia ukur dengan hartanya, sehingga ketika dia ukur pergaulannya dengan hartanya, perkataannya selalu di atas, sikapnya selalu di atas, akhirnya menjadi sombong. Itu adalah ajaran Setan…Yesaya 14:12-14.

Firman “Ya” dan “Amin” mengoreksi sidang jemaat di Laodikia.
Jadi, tidak ada cara lain untuk memuliakan Tuhan selain mengatakan amin saja.
Dalam pujian tadi sudah jelas; apa arti hidupku Tuhan jikalau tanpa kasih-Mu. Pengorbanan sia-sia jika tanpa kasih. Jadi tidak ada cara lain memuliakan Tuhan tanpa mengatakan amin, Dialah ya dan amin. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, pendeknya, “Ya” dan “Amin”, itulah kasih Allah.

Koreksi kepada jemaat di Laodikia itu juga koreksi kepada kita semua supaya jangan bergantung kepada sesuatu  yang tidak pasti, benar, sungguh, sebaliknya bergantunglah kepada sesuatu yang pasti, benar, sungguh = bergantung kepada Ya” dan Amin..

Maka, perhatikan ayat 18 ...
Wahyu 3: 18
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Nasihat Tuhan kepada jemaat di Laodikia adalah membeli tiga hal dari Tuhan, yaitu:
1.    Emas yang telah dimurnikan dalam api.
Berarti, mengalami ujian dan cobaan. Itulah dapur api. Lewat dapur api ini, maka emas akan semakin terlihat kemurniannya, maka jangan heran dengan nyala api siksaan sebagai ujian…1 Petrus 4:12.
Kemurnian dari emas (kemurnian di hati) inilah yang membuat kita, menjadikan kita kaya di hadapan Tuhan, bukan harta, bukan uang.
Jadi dapur api, nyala api sebagai ujian, tujuannya memurnikan untuk menjadikan kita kaya di hadapan Tuhan.
2.    Pakaian putih.
Membeli pakaian putih dan memakainya. Pakaian putih = lenan halus, artinya; perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus.
Pakaian putih itulah pakaian dari seorang yang memegang jabatan imam (orang-orang yang melayani Tuhan). Itulah perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus. Tujuannya; supaya jangan kelihatan ketelanjangan yang memalukan itu.
Kalau kita melayani Tuhan, bekerja untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan dengan menggunakan dua tangan, setiap pekerjaan yang kita kerjakan, itulah perbuatan benar dari orang-orang kudus. Inilah pakaian putih dan kita harus memakainya supaya jangan terlihat ketelanjangan yang memalukan itu.
Adam dan Hawa berada di taman Eden dengan satu tujuan, untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden. Tuhan berikan ibadah, Tuhan berikan pelayanan ini, supaya kita melayani, mengurus ibadah dan pelayanan ini. Kita mengerjakan pekerjaan Tuhan, itu pelayanan. Dengan pelayanan ini kita mengenakan pakaian putih supaya tidak terlihat ketelanjangan yang sangat memalukan.
Jadi jangan pernah ada orang merasa bahwa orang yang melayani itu membosankan, membuat lelah hati, menyita waktu, merugikan diri, itu adalah pikiran yang salah dan keliru.  Orang yang melayani Tuhan dengan orang yang tidak melayani Tuhan itu berbeda.
3.     Minyak -> urapan Roh Kudus.
Pelita tidak akan bercahaya  kalau tidak ada minyak. Jadi kita menjadi kesaksian, menjadi terang, itu karena minyak urapan, sehingga Tuhan menyarankan untuk membeli minyak dari Tuhan, tujuannya; untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Mata adalah; pelita, terang -> menjadi kesaksian.

Membeli tiga hal di atas, berarti membayar harganya. Bayarlah harganya, tidak boleh gratisan.
Bangsa Israel sewaktu di padang gurun ingin kembali ke Mesir, sebab mereka selalu ingat makanan yang gratis-gratis. Itu yang membuat mereka gagal.
Jadi membeli tiga hal, harus bayar harga. Untuk memiliki kemurnian di hati, bayar harga, itu kekayaan, supaya kita kaya. Supaya kita memiliki pakaian putih, bayar harga, layani Tuhan. Untuk hidup dalam urapan yang menjadikan kita terang, kesaksian, juga harus bayar harga. Tidak boleh malas.

Wahyu 3: 19
(3:19) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Ketika kita membayar harga, harus dengan kerelaan hati, tidak boleh terpaksa.
Saudara beribadah apalagi melayani harus dengan kerelaan hati, tidak boleh terpaksa. Harus bayar harga untuk memperoleh tiga hal ini.
Kalau hanya duduk lalu pulang, tidak bayar harga, tidak akan memiliki tiga hal ini. Kita semua harus bayar harga dengan segala kerelaan hati.
Barulah selanjutnya bertobat. Orang yang tidak rela hati, tidak mungkin bertobat. Dengan segala kerelaan hati, maka terlihatlah pertobatan. Kalau masih terpaksa, engkau tidak akan pernah bisa bertobat, harus dengan kerelaan hati. Dari kerelaan itulah terlihat pertobatan yang permanen, bukan pertobatan sesaat.

Jadi, respon dari pada para malaikat, 24 tua-tua dan 4 makhluk saat mendengar suara yang nyaring di bumi dan suara yang nyaring di sorga adalah respon positif. Bukan saja tersungkur, tetapi mereka berkata: Amin, selanjutnya memuliakan Tuhan dengan perkataan Haleluya atau puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya = memuliakan Allah.
Maka ketika kita dikoreksi oleh firman ya dan amin, semua selesai, terlihatlah pertobatan yang permanen.
Tidak hanya malam ini kita nanti menangis, tetapi air mata kebahagiaan akan terus mengisi kirbat Allah, memenuhi kirbat Allah.
Sengsara dihitung-hitung dan air mata memenuhi kirbat Allah. Itu ukurannya. Penuhilah kirbat Allah. Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment