KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, November 8, 2017

IBADAH PERSEKUTUAN, YANG DIRANGKAI DENGAN PENAMATAN SISWA/SISWI GPT – SARON MAKASSAR (01 NOVEMBER 2017).

IBADAH PERSEKUTUAN, YANG DIRANGKAI DENGAN PENAMATAN SISWA/SISWI GPT – SARON MAKASSAR (01 NOVEMBER 2017).

Tema: “TUAIAN MEMANG BANYAK, TETAPI PEKERJA SEDIKIT…” (Lukas 10).

Subtema: PELAYAN ALFA DAN OMEGA.

Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, oleh karena kemurahan Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

Malam ini hati saya terdorong untuk menyampaikan apa yang telah saya sampaikan di Makassar lewat ibadah penamatan siswa/siswi. Inilah oleh-oleh saya dari Makassar untuk saudara, biarlah kiranya oleh-oleh ini menjadi berkat bagi kita malam ini.

Lukas 10:2
(10:2) Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.

"Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.” Selanjutnya, Tuhan berkata; “Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Kalau tuaiannya lebih banyak tetapi pekerja sedikit berarti tidak seimbang. Kalau tidak seimbang nanti pekerja-pekerja menjadi kewalahan mengerjakan pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan. Kalau pekerja-pekerja kewalahan maka tidak sanggup mengerjakan seluruh pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan.

Apa yang melatarbelakangi sehingga Tuhan mengatakan demikian? Dalam Injil Lukas 10 tidak disebutkan dengan rinci, namun kita bisa melihat itu dalam...
Matius 9:36-38
(9:36) Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
(9:37) Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
(9:38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."

Yesus melihat orang banyak seperti domba yang tidak tergembala, itulah yang melatarbelakangi sehingga Yesus mengatakan hal tersebut di dalam Lukas 10:2 tadi. Kita doakan supaya Tuhan terus mengirimkan pekerja-pekerja sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan kepada hamba-hamba Tuhan.
Keadaan bila domba-domba tidak tergembala; lelah dan terlantar.

Keterangan: LELAH.
Dikaitkan dengan peristiwa Esau.
Kejadian 25:27-29
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
(25:29) Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang.

Di sini kita perhatikan Esau seorang yang lelah sebab dia sibuk berburu daging.
Jadi, yang melelahkan seseorang itu adalah kalau ia sibuk berburu daging. Orang yang suka berburu daging akan mengalami kelelahan.

Kita lihat sejenak tentang tabiat-tabiat daging...
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

15 perbuatan daging, yaitu: (1) percabulan, (2) kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan, (7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11) percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.

Hidup menurut daging / sibuk berburu daging, tidak mendapat tempat dalam kerajaan sorga.
Saat ini kita sibuk dengan kegiatan Roh, tekun dalam tiga macam ibadah pokok dan melayani ibadah-ibadah tersebut sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang Tuhan percayakan, itu kemurahan / kasih karunia yang harus dipertahankan.

Roma 8:5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

Orang yang sibuk berburu daging, hanya memikirkan hal-hal yang dari daging, dia tidak memikirkan perkara-perkara di atas, perkara-perkara rohani, ia tidak memikirkan ibadah dan pelayanan dan segala kegiatan-kegiatan Roh.

Sebagai bukti.
Kejadian 25:30-33
(25:30) Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom.
(25:31) Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu."
(25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?"
(25:33) Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya.

Esau menjual hak kesulungannya hanya untuk sepiring kacang merah. Jadi, hanya karena semangkuk kacang merah Esau berani menjual hak kesulungannya, dia tidak ragu.

Kita lihat sejenak mengenai hak kesulungan...
Keluaran 4:21-23
(4:21) Firman TUHAN kepada Musa: "Pada waktu engkau hendak kembali ini ke Mesir, ingatlah, supaya segala mujizat yang telah Kuserahkan ke dalam tanganmu, kauperbuat di depan Firaun. Tetapi Aku akan mengeraskan hatinya, sehingga ia tidak membiarkan bangsa itu pergi.
(4:22) Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
(4:23) sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."

Hak kesulungan itu ialah ibadah dan pelayanan.
Bangsa Israel menjadi anak sulung di hadapan Tuhan, itu sebabnya mereka dilepaskan dari Mesir untuk selanjutnya di bawa ke tanah Kanaan, tanah perjanjian yang diwariskan kepada nenek moyang bangsa Israel (Abraham, Ishak, Yakub), tujuannya supaya mereka beribadah kepada Tuhan Allah.

Kejadian 25:32-34
(25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?"
(25:33) Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya.
(25:34) Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.

Esau memandang ringan hak kesulungan, artinya; ibadah dan pelayan tidak berarti bagi dia (mengecilkan ibadah dan pelayanan), membesarkan semangkuk kacang merah. Itu bisa dilihat dari perkataannya; "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" Ini adalah perkataan yang salah dan bodoh dari seorang yang keliru. Biasanya orang berkata; hidup ini hanya sementara, harta dan kekayaan tidak akan dibawa mati apalagi semangkuk kacang merah.

Ciri-ciri orang yang sibuk berburu daging.
Kejadian 27:15
(27:15) Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.

Esau menyimpan pakaian yang indah.
Pakaian yang indah = jubah yang maha indah. Jubah yang maha indah adalah pakaian seorang Imam Besar, namun orang yang mengecilkan ibadah dan pelayanan, tidak ada kesempatan bagi dia untuk mengenakan jubah yang maha indah selain menyimpannya.

Sejenak kita lihat jubah yang maha indah / pakaian Imam Besar...
Keluaran 28:6, 31,39
(28:6) Baju efod itu harus dibuat mereka dari emas, kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: buatan seorang ahli.
(28:31) Haruslah kaubuat gamis baju efod dari kain ungu tua seluruhnya.
(28:39) Haruslah engkau menenun kemeja dengan ada raginya, dari lenan halus, dan membuat serban dari lenan halus dan haruslah kaubuat ikat pinggang dari tenunan yang berwarna-warna.

Pakaian Imam Besar / jubah yang maha indah terdiri dari;
a.    Baju efod.
b.    Gamis (baju efod warna biru langit).
c.    Kemeja beragi / baju dalam berjala-jala dari lenan halus.

Mari kita ikuti tiga bagian dari jubah yang maha indah ini...
Tentang; Baju efod.
Efod à kematian Tuhan Yesus Kristus.
Warna baju efod;
-      Ungu à Keagungan dan kewibawan Yesus Kristus sebagai Raja.
-      Biru langit à kebangkitan Yesus sebagai  hamba.
-      Kirmizi à sengsara yang dialami Yesus Kristus sebagai anak manusia.
-      Lenan halus à keadilan / kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
-      Emas à Roh El Kudus.
Tanda-tanda ini semua ada di dalam pribadi Yesus Kristus sebagai Imam Besar.

Tentang; Gamis baju efod warna biru langit.
Pakaian ini menunjuk kepada kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.

Keluaran 28:33-35
(28:33) Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat buah delima dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada sekeliling ujung gamis itu, dan di antaranya berselang-seling giring-giring emas,
(28:34) sehingga satu giring-giring emas dan satu buah delima selalu berselang-seling, pada ujung gamis itu.
(28:35) Haruslah gamis itu dipakai Harun, apabila ia menyelenggarakan kebaktian, dan bunyinya harus kedengaran, apabila ia masuk ke dalam tempat kudus di hadapan TUHAN dan apabila ia keluar pula, supaya ia jangan mati.

Di sini kita melihat bahwa pada ujung gamis itu bergantung buah delima dengan giring-giring emas berselang-seling.
-      Buah delima à sidang jemaat / gereja Tuhan.
Berarti, gereja Tuhan bergantung pada kuasa kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
-      Giring-giring emas à hadirnya Imam Besar di tengah-tengah ibadah dan pelayanan / gereja Tuhan, sidang jemaat.
Bukti hadirnya Imam Besar di tengah-tengah ibadah dan pelayanan: ada bahasa asing / bahasa roh / logat ganjil. Pendeknya adalah; ada nyanyian baru.
Tugas Imam Besar adalah untuk memperdamaikan dosa. Jadi setelah dosa diperdamaikan akan terlihat nyanyian kemenangan itulah bahasa lidah /  bahasa roh / logat ganjil.
Itu sebabnya pada ayat 35 dikatakan; bunyi giring-giring emas itu harus diperdengarkan setiap kali Imam Besar menyelenggarakan kebaktian, kalau tidak ia akan mati.

Ibadah dan pelayanan akan mengalami kematian (kering-kering) bila tidak ada kemenangan, maka kehadiran Imam Besar penting di tengah-tengah ibadah dan pelayanan untuk memperdamaikan dosa. Banyak orang Kristen tidak memahami tentang ibadah, mereka pikir ibadah itu suatu rutinitas sementara di tengah-tengah ibadah itu harus hadir Imam Besar. Yesus Kristus Dialah Imam Besar Agung, akan terlihat penampilan-Nya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, ketika dosa itu diperdamaikan / kita diperdamaikan kepada Tuhan dan selanjutnya terdengarlah bahasa Roh / bahasa lidah / logat ganjil sebagai tanda kemenangan, dosa sudah diperdamaikan. Maka kalau sidang jemaat menjalankan ibadah rutinitas saja, itu adalah kerugian besar sebetulnya. Lewat ibadah inilah dosa kita diperdamaikan kepada Tuhan. Maka sidang jemaat harus mempersiapkan dirinya setiap kali menyelenggarakan kebaktian di hadapan Tuhan, tidak boleh ngantuk, mandi bersih / pakaian bersih, tidak boleh acak-acakan, semua teratur, tidak boleh hanya sebagai kewajiban tetapi sebagai tanggungjawab yang harus dikerjakan kepada Tuhan. Kalau hanya rutinitas, ibadah seperti ini Tuhan tidak berkenan.

Jadi, bunyi giring-giring emas itu harus diperdengarkan. Namun tadi kita melihat Esau justru menyimpan jubah yang maha indah itu, sementara dia adalah anak sulung. Apa hak kesulungan? Ibadah dan pelayanan. Tetapi Esau justru menyimpan jubah yang maha indah, karena dia sibuk berburu daging.
Seorang pelayan harus memperhatikan hal ini, jangan menyimpan jubah yang maha indah, sebab pelayanan kasih harus terlihat dari seorang iman. Berarti, melayani dengan cara: rutinitas, karena kepentingan diri, karena terpaksa =  menyimpan jubah yang maha indah.

Tentang; Kemeja beragi / baju dalam berjala-jala dari lenan halus.
Pakaian ini menunjuk kepada kenaikan Yesus Kristus ke sorga dalam kemuliaan-Nya, sebab setelah Yesus mati, dan pada hari ketiga Yesus bangkit, 40 hari kemudian Dia naik, sekarang Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa berarti dipermuliakan.

Supaya lebih rinci....
Imamat 16:2-4
(16:2) Firman TUHAN kepadanya: "Katakanlah kepada Harun, kakakmu, supaya ia jangan sembarang waktu masuk ke dalam tempat kudus di belakang tabir, ke depan tutup pendamaian yang di atas tabut supaya jangan ia mati; karena Aku menampakkan diri dalam awan di atas tutup pendamaian.
(16:3) Beginilah caranya Harun masuk ke dalam tempat kudus itu, yakni dengan membawa seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan untuk korban bakaran.
(16:4) Ia harus mengenakan kemeja lenan yang kudus dan ia harus menutupi auratnya dengan celana lenan dan ia harus memakai ikat pinggang lenan dan berlilitkan serban lenan; itulah pakaian kudus yang harus dikenakannya, sesudah ia membasuh tubuhnya dengan air.

Pada hari raya pendamaian (berarti setahun sekali), Imam Besar Harun masuk ke dalam Ruangan Maha Suci untuk memperdamaikan dosanya, umatnya, hanya dengan mengenakan lenan halus / pakaian putih, ini menunjuk kemuliaan Yesus saat naik ke sorga.
Jadi, bicara tentang kematian, kebangkitan dan dipermuliakan bila dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel; pengalaman kematian à pada halaman sedangkan suasana kebangkitan à Ruangan Suci, sedangkan kenaikan  / dipermuliakan à Ruangan Maha Suci.
Jadi, untuk masuk Ruangan Maha Suci, Imam Besar terlebih dahulu menanggalkan pakaian kematian (efod), menanggalkan baju gamis (kebangkitan), untuk selanjutnya berada di dalam kemuliaan, itulah lenan halus, baju dalam berjala-jala, berbentuk mata.

Sampai hari in, Yesus Kristus masih bekerja, itu sebabnya baju lenan halus berjala – jala berbentuk mata, artinya, Ia sedang memperhatikan / menyoroti setiap ibadah dan pelayanan. Tuhan itu tidak terlelap dan tidur, Dia selalu terjaga dalam setiap ibadah termasuk ibadah kita malam ini. Saya mempertanggungjawabkan ibadah ini bukan di hadapan saudara tetapi di hadapan Tuhan, saudara juga mempertanggungjawabkan ibadah ini harus kepada Tuhan, bukan kepada saya. Kalau kepada manusia kita bisa buat-buat, dengan sikap yang manis, tetapi di belakang tidak.
Kesimpulannya;
-      Baju efod à kematian Yesus Kristus.
-      Gamis baju efod à kebangkitan Yesus Kristus.
-      Lenan halus à kemuliaan Yesus Kristus saat naik ke sorga.
Inilah pengalaman Tuhan Yesus Kristus sebagai Imam Besar untuk menolong sidang jemaat-Nya, tubuh-Nya. Memang baiknya hamba Tuhan itu full time melayani Tuhan tetap mengenakan jubah yang maha indah. Kalau dia part time, karena kesibukan, maka tidak ada kesempatan untuk memperhatikan sidang jemaat / kawanan domba Allah = menanggalkan jubah yang maha indah.
Yang dipercaya oleh Tuhan sebagai pemimpin pujian, pembaca, pemain musik, singer, kolektan, guru sekolah minggu, bendahara, sekretaris, pengetikan khotbah, perekaman video dan lain sebagainya, itu adalah kemurahan Tuhan harus diperhatikan sungguh-sungguh. Kalau Tuhan percayakan ini semua kepada kita menunjukkan bahwa Dia adalah seorang Imam Besar Agung yang telah terlebih dahulu menyerahkan diri-Nya untuk ibadah dan pelayanan ini. Oleh sebab itu, mengecilkan ibadah dan pelayanan setara dengan mengecilkan darah Yesus. Inilah kesalahan dari seorang yang sibuk berburu daging seperti Esau, dia menyimpan jubah yang maha indah. Dengan pelajaran ini tentu kita harus lebih berhati-hati ke depan dalam menyelenggarakan kebaktian-kebaktian (ketekunan dalam tiga macam ibadah) dan ibadah-ibadah yang lain.

Kejadian 27:36
(27:36) Kata Esau: "Bukankah tepat namanya Yakub, karena ia telah dua kali menipu aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang dirampasnya pula berkat yang untukku." Lalu katanya: "Apakah bapa tidak mempunyai berkat lain bagiku?"

Esau berkata: “Ia telah dua kali menipu aku.” Esau merasa bahwa Yakub menipu Esau. Sebetulnya Yakub bukan penipu, dia melakukan semua ini karena Ribka, Yakub sempat berargumen dengan ibunya, lalu Ribka berkata; “Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku”...Kejadian 27:12-13.
Jadi Yakub bukan penipu, banyak hamba Tuhan yang berkata; Yakub penipu, tidak, inikan perkataan Esau, Esau yang merasa Yakub penipu. Cerdiklah seperti ular tetapi tuluslah seperti merpati, karena ada sasaran yang mulia....Kejadian 27:20. Kalau hanya cerdik tetapi tidak tulus berarti sasarannya tidak mulia, itu menipu.

Esau bukan hanya kehilangan hak kesulungan namun ia juga kehilangan berkat dari hak kesulungan itu sendiri. Ia berkata bahwa Yakub menipu, sebetulnya Yakub menerima hak kesulungan karena kebodohan Esau sendiri, dia sibuk berburu daging, sehingga dia menukar (jual) hak kesulungannya demi semangkuk kacang merah karena Esau lelah. Juga Yakub menerima berkat dari hak kesulungan itu bukan dari penipuan tetapi karena Ribka ibunya yang mendorong, sehingga ia melakukan itu, dengan membawa/memberikan makanan kesukaan dari pada Ishak. Ribka bertanggungjawab dalam hal itu.
Setiap kali kita ambil resiko untuk ibadah dan pelayanan, Tuhan Yesus yang bertanggungjawab, kalaupun harus dikecilkan oleh suami, isteri, orang tua, anak, dan keluarga bahkan orang lain, hanya demi hak kesulungan, maka Yesus Kristus yang bertanggungjawab untuk itu. Banyak hamba Tuhan yang berkata bahwa Yakub itu penipu, sebetulnya dia harus baca dengan teliti, jangan sepenggal. Lagi pula yang berkata Yakub penipu bukan Tuhan, bukan Ribka bukan Ishak, tetapi Esau sendiri.

Kejadian 27:9-13
(27:9) Pergilah ke tempat kambing domba kita, ambillah dari sana dua anak kambing yang baik, maka aku akan mengolahnya menjadi makanan yang enak bagi ayahmu, seperti yang digemarinya.
(27:10) Bawalah itu kepada ayahmu, supaya dimakannya, agar dia memberkati engkau, sebelum ia mati."
(27:11) Lalu kata Yakub kepada Ribka, ibunya: "Tetapi Esau, kakakku, adalah seorang yang berbulu badannya, sedang aku ini kulitku licin.
(27:12) Mungkin ayahku akan meraba aku; maka nanti ia akan menyangka bahwa aku mau memperolok-olokkan dia; dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk atas diriku dan bukan berkat."
(27:13) Tetapi ibunya berkata kepadanya: "Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan saja perkataanku, pergilah ambil kambing-kambing itu.

Yakub membawa makanan sesuai dengan kegemaran Ishak, karena dorongan dari ibunya, itu bukti bahwa Yakub bukan penipu. Yang bertanggungjawab atas apa yang diperbuat Yakub itu nanti Ribka (ibunya).
Yakub ini seorang anak yang dengar-dengaran, dia bukan seorang penipu, justru waktu dia didorong untuk membawa makanan kegemaran Ishak dia berkata; nanti dikira saya mengolok-olok, tetapi Ribka dengan jelas berkata; aku yang bertanggungjawab. Kita sudah dengar-dengaran dan mungkin karena dengar-dengaran itu terjadi banyak perkara, Tuhan yang bertanggungjawab. Kalau kita berpihak kepada Tuhan bukan kepada keluarga, saudara, sahabat tetangga itu bukan bermaksud menipu.

Kejadian 27:27-30
(27:27) Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN.
(27:28) Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah.
(27:29) Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia."
(27:30) Setelah Ishak selesai memberkati Yakub, dan baru saja Yakub keluar meninggalkan Ishak, ayahnya, pulanglah Esau, kakaknya, dari berburu.

Hanya karena berburu daging, Esau kehilangan segala-galanya. Esau kehilangan hak kesulungan dan berkat dari hak kesulungan.

Dulu saya masuk sekolah Alkitab dengan usia menjelang 28, saya kira usia saya sudah cukup tua dibanding dengan rekan-rekan waktu sekolah Alkitab. Dulu saya sibuk berburu daging, tidak mengerti ibadah dan pelayanan, tidak menghargai ibadah dan pelayanan, tidak menghargai korban Kristus. Lalu kemudian, setelah terpanggil, sekarang saya merasakan bahwa saya menerima hak kesulungan itu sekaligus menerima berkat dari hak kesulungan itu dan ada percepatan, kalau kita terus sibuk memperhatikan pekerjaan Tuhan, menomorsatukan ibadah dan pelayanan, sibuk memperhatikan perkara roh, di situ nanti ada percepatan dengan orang-orang yang mungkin saja sudah terlebih dahulu berkecimpung di bidang itu. Apa yang dialami Yakub itu juga yang akan kita alami, itu sebabnya ibadah jangan pura-pura, seperti orang dunia dari tahun ke tahun tidak berubah hidupnya bahkan yang terdahulu menjadi terkemudian, yang terkemudian menjadi terdahulu.

Berkat dari hak kesulungan dibagi menjadi dua bagian.
Yang pertama: Tuhan memberikan berupa...
-      “Embun (hujan) dari langit.”
Kalau embun / hujan turun dari langit maka tanah-tanah kering akan dibasahi. Setiap kali kita menyelenggarakan kebaktian, hati kita serasa dibasahi terus, kehidupan yang kering-kering itu serasa dibasahi.
-      “Tanah-tanah gemuk (subur) di bumi.”
Keuntungan kalau tanah itu baik (gemuk/subur): benih yang ditaburkan segera bertumbuh, lalu berakar menghasilkan buah 100, 60, 30 kali lipat.
-      Diberikan gandum.”
Kita bisa lihat ketika bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun selama 40 tahun, Tuhan menurunkan dari langit gandum sebagai perbekalan yang berlimpah-limpah...Mazmur 78:23-25.
Kemudian, dalam Injil Yohanes 12:24, gandum itu menjadi benih, akhirnya menghasilkan buah, sebab gandum itu akhirnya mati dan jatuh ke tanah kemudian dia akan tumbuh, berakar dan menghasilkan buah. Kalau benih tidak jatuh ke tanah dan mati ia hanya satu saja. Tetapi kalau dia mati dan jatuh ke tanah ia akan menghasilkan buah.
-      “Anggur itulah kasih Allah / kasih Mempelai.”
Semuanya itu diberikan berlimpah-limpah.

Yang kedua: Akan terjadi yaitu...
-      “Bangsa-bangsa akan takluk.”
-      “Suku-suku bangsa akan sujud.”
-      “Menjadi tuan.”
-      “Saudara sedaging sujud.”
-      “Terkutuk orang yang mengutuk, diberkati orang yang diberkati.”
Ini persis seperti Yusuf di Mesir menjadi mangkunegara, menjadi perdana menteri, sebab pada akhirnya nanti saudara-saudaranya akan sujud pada saat kelaparan hebat tejadi, mereka akan meninggalkan Bethlehem dan datang ke Mesir dan juga suku-suku bangsa datang ke Mesir karena hebat kelaparan yang terjadi itu. Akhirnya saudara-saudaranya sujud, ia menjadi tuan atas bangsa-bangsa.

Jadi, berkat yang pertama tadi; gandum, anggur, tanah-tanah gemuk lalu embun (hujan) itu kaitannya dengan hati. Berkat yang kedua kaitannya dengan kuasa salib, dibalik salib Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya. Yusuf tidak tahu apa-apa, dari Bethlehem ia diculik dan dibawa ke Mesir (dimasukkan ke dalam liang tutupan)…Kejadian 41:14-15, itu pengalaman salib, kemudian, dari sorga Yesus turun ke bumi itu adalah perjalanan salib, namun dibalik salib Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya.
Inilah berkat dari hak kesulungan yang tadinya ada dalam genggaman Esau namun karena ia sibuk berburu daging, hak kesulungan maupun berkat hak kesulungan itu lepas dari tangan.

Keterangan: TERLANTAR.
Matius 9:36
(9:36) Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.

Terlantar berarti; tergeletak / tidak terpelihara, tidak terurus karena serba tidak berkecukupan à orang yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya. Maka Tuhan sangat memperhatikan domba-domba yang terlantar seperti ini.
Awalnya saya ini salah satu orang yang terlantar sebetulnya, tergeletak, tidak terpelihara, tidak berkecukupan, tidak terurus hidup rohani saya, Tuhan panggil kita semua sehingga menjadi satu kawanan.

Sejenak kita melihat jiwa-jiwa yang terlantar karena tidak tergembala.
Ayub 39:10-11
(39:10) Ia menertawakan keramaian kota, tidak mendengarkan teriak si penggiring;
(39:11) ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya, dan mencari apa saja yang hijau.

Tanda bila tidak tergembala:
-      “Ia menertawakan keramaian kota.”
Artinya; tidak menghargai ibadah dan pelayanan = menganggap ringan.
Saat ini kita berada dalam keramaian kota raja besar itulah Yerusalem baru, beribadah dan melayani Raja di atas segala raja.
-      “Tidak mendengarkan teriak si penggiring.”
Artinya tidak mendengarkan suara gembala = tidak dengar-dengaran.
-      Ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya.”
Artinya; menjelajah semua tempat ibadah, gereja A, B, C semua ia masukin.
Banyak orang Kristen tidak mengerti kandang penggembalaan buktinya; ia memasuki semua tempat-tempat ibadah, menurut dia itu bagus. Sebetulnya tidak bagus / tidak baik, harus tetap setia dalam satu kandang dengan satu gembala, tidak boleh lompat sana dan sini, ada sembako lompat sana, ada sesuatu yang lahiriah lompat sana, atau ikut KKR sana dan sini.
-      “Mencari apa saja yang hijau.”,
Artinya; menikmati makanan secara sembarangan.
Firman Tuhan adalah makanan rohani, tidak semua dan selamanya firman Tuhan yang disampaikan itu benar, sebab ada firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan. Firman yang ditambahkan dan dikurangkan itulah makanan yang tidak memberi kesehatan bagi rohani, pertumbuhan rohani tetap kerdil kalau makan sembarangan.
Seperti yang sudah-sudah saya sampaikan, setelah menerima asas-asas pertama tentang ajaran Kristus selanjutnya beralih pada perkembangannya yang penuh itulah Injil kerajaan = makanan keras…Ibrani 6:1-3. Kalau seterusnya menyampaikan asas-asas pertama tentang ajaran Kristus yaitu tentang percaya, bertobat dan dibaptis air, memang di situ banyak mujizat tetapi kalau itu terus dipertahankan inilah yang disebut makanan menjadi racun, karena asas yang pertama itu disebut susu. Kalau susu terus menerus dipertahankan akan expired, menjadi racun. Jadi tidak selamanya firman Tuhan yang disampaikan itu benar dan baik, ada masa dan waktunya.
Inilah yang terjadi bila domba-domba tidak tergembala.

Keadaan bila domba-domba terlantar.
Ayub 39:8-9
(39:8) Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang?
(39:9) Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya.

Tuhan memberikan kepadanya;
1.    Tanah dataran sebagai tempat kediaman.”
2.    Padang masin sebagai tempat tinggalnya.”
Jadi sangat beresiko sekali sebetulnya keadaan bila domba-domba tidak tergembala.

Kita lihat; Tanah dataran.
Ulangan 11:10-12
(11:10) Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur.
(11:11) Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit;

Kondisi tanah Kanaan: bergunung-gunung dan berlembah-lembah, sedangkan Mesir adalah tanah dataran.
Sebagai bukti; “Yang setelah ditabur dengan benih yang selanjutnya harus diairi dengan jerih payah” = mengandalkan kekuatannya sendiri.
Resiko meninggalkan ibadah dan pelayanan maka ia akan mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri, berbanding terbalik dengan tanah Kanaan.
Tanah Kanaan itu bergunung dan berlembah yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit, berarti, bergantung kepada kemurahan Tuhan. Sebab tidak mungkin lagi dari atas gunung turun ke bawah untuk mengambil air untuk menyirami ladangnya.
Tanah Kanaan bergunung dan berlembah itu menunjuk kepada kematian dan kebangkitan.


Ayub 24:5
(24:5) Sesungguhnya, seperti keledai liar di padang gurun mereka keluar untuk bekerja mencari apa-apa di padang belantara sebagai makanan bagi anak-anak mereka.

Orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya, harus berjerih lelah mencari nafkah dan hasil yang diperoleh pun tidak seberapa / tidak memuaskan.
Kita berada di tanah Kanaan (bergunung dan berlembah) bukan di tanah dataran, kita boleh tidur diam tanpa jerih payah, di tempat kediaman kita masing-masing. Lihat orang yang mengandalkan kekuatannya, mencari nafkah dengan jerih payahnya/dengan susah payah, namun hasil yang diperoleh tidak seberapa. Tidakkah kita bersyukur dan tersentuh dengan firman ini sebagai pernyataan kasih Tuhan? Lihat orang dunia, bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam.

Kita lihat; Padang masin.
Yeremia 17:5
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

Orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya adalah orang yang terkutuk

Yeremia 17:6
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.

Padang masin / padang asin yang tidak berpenduduk sama artinya; menyendiri di tengah keramaian = tidak memiliki kasih. Kegunaan kasih; sebagai pengikat yang mempersatukan anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda...Kolose 3:14.

Anggota tubuh itu banyak, di bagian kepala ada; mata, hidung, mulut, telinga, di bagian tubuh ada; kaki tangan, jari-jari dan lain sebagainya, satu dengan yang lain saling membutuhkan / melengkapi. Tetapi kalau seseorang berada di padang masin berarti dia terpisah dari anggota tubuh yang lain = terkutuk. Tidak ada orang yang bisa hidup sendiri sebab anggota tubuh saling membutuhkan. Kita mempunyai kelebihan dan kekurangan, anggota tubuh yang lain juga memiliki kelebihan dan kekurangan semuanya saling melengkapi. Apa yang kita punya orang lain tidak punya, apa yang tidak kita punya orang lain punya, saling melengkapi. Maka kalau hidup menyendiri / hidup di padang masin, tidak ada artinya = terkutuk.

Hidup di padang masin (menyendiri) adalah kehidupan yang sia-sia. Apa buktinya?
-      “Ia akan seperti semak bulus di padang belantara” = tidak berarti.
-      “Ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik” = tidak mengalami pemulihan.
-      “Tinggal di tanah angus.
Angus = kering-kering = tandus = gersang tidak menghasilkan apa-apa -> padang masin.

Inilah tempat tinggal bila domba-domba tidak tergembala; tanah dataran dan juga padang masin.
Kesimpulannya; tanah dataran sebagai kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya = terlantar.
Tuhan sangat memperhatikan kehidupan yang terlantar. Saya bersyukur dahulu kehidupan saya terlantar sekarang diperhatikan oleh Tuhan, inilah yang kita syukuri.

Jalan keluar.
Lukas 10:2-3
(10:2) Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
(10:3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

“Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Ada suatu kerinduan untuk meminta supaya Tuhan mengirimkan pekerja untuk tuaian-tuaian itu. Kalau tuaian banyak pekerja sedikit berarti tidak seimbang, kalau tidak seimbang pekerja kewalahan, tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya sehingga domba-domba menjadi lelah dan terlantar. Sebab itu kita minta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu dari kerinduan yang mendalam.

Kita meminta supaya Tuhan kirim pembukaan rahasia firman Tuhan, untuk mengerjakan hidup kita, menjadi  tubuh Kristus yang sempurna.

Matius 7:8,11
(7:8) Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
(7:11) Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Dia adalah Bapa yang baik, Dia akan memberi apa yang kita minta.

Lukas 10:3
(10:3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Tanda kita meminta pekerja-pekerja; “Pergilah dan selanjutnya memberi diri diutus.”
Inilah tanda-tanda seseorang meminta pekerja-pekerja kepada Tuan yang empunya tuaian.

Kita kaitkan dengan pengutusan Musa...
Keluaran 3:9-10
(3:9) Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.
(3:10) Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."

Musa pergi dan memberi diri diutus kepada Firaun untuk membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir.

Keluaran 3:11
(3:11) Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"

Mengerjakan pekerjaan Tuhan ini harus tetap dalam keadaan rendah hati dan merasa selalu tidak mampu dan tidak bisa. Saat kita merasa lemah kita kuat, tetapi kalau kita merasa kuat, justru tidak mampu / lemah.

Keluaran 3:12-14
(3:12) Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini."
(3:13) Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?"
(3:14) Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."

Tanda apabila seseorang diutus: Tuhan menyatakan nama-Nya: AKU ADALAH AKU, berarti Aku yang awal dengan Aku yang akhir itu adalah pribadi yang sama.

Lebih rinci kita lihat AKU ADALAH AKU.
Wahyu 1:8
(1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."

Aku adalah Alfa dan Omega, kemudian dilanjutkan dengan pernyataan; yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.

Lebih rinci...
Wahyu 1:17-18
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
(1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

Kemudian, di sini kita melihat Yesus berkata; Aku adalah yang Awal dan yang Akhir (Alfa dan Omega) dilanjutkan dengan yang hidup, Aku telah mati namun lihatlah Aku hidup.

Berarti dari Alfa (awal) untuk sampai kepada Omega (akhir), harus melalui salib / jembatannya adalah salib, sebab Dia hidup, kemudian Dia telah mati di atas kayu salib, hari ketiga Dia hidup. Jadi, dari Alfa untuk sampai kepada Omega jembatannya adalah pengalaman salib.

Jadi saya tandaskan, yang sudah ada sekarang ini, antara lain; Tuhan memberikan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, kemudian, melayani sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan, dipercayakan ini dan itu di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, itu karena Yesus Kristus telah mati di atas kayu salib.
Itulah tentang yang sudah ada ini. Kemudian, setelah kita pertahankan yang sudah ada ini nanti akan membawa kita sampai kepada yang akan datang.
Itulah Alfa dan Omega, Aku (yang pertama) adalah Aku (yang terakhir), jadi wujud yang pertama dan yang kedua sama. Tetapi jalan untuk Alfa sampai kepada Omega adalah; Yesus Kristus harus mati di atas kayu salib.

Kesimpulannya, tanda pengutusan adalah ; memikul salib. Kalau seorang pelayan / utusan menolak salib berarti bukan Tuhan yang mengutus dia tetapi dirinya sendiri yang mengutus. Apa yang dia peroleh? Tidak ada, tidak akan sampai kepada yang akan datang.
Di dalam kelemahan Musa berkata; “Aku bukan siapa-siapa” juga rasul Yohanes seperti mau mati rasanya, tidak berdaya namun Tuhan yang memberi kekuatan dengan salib-Nya, itu sebabnya Ia berkata Akulah yang awal dan yang akhir / Alfa dan Omega. Kemudian yang sudah ada dan yang ada, dan yang akan datang, hidup, mati, hidup, itulah yang memberi kekuatan terhadap rasul Yohanes di tengah pengutusannya.
Sengsara salib bukan untuk menindas kita, sengsara salib untuk memberi kekuatan baru kepada kita semua. 

Kemudian...
Wahyu 1:4
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,

Kasih karunia, damai sejahtera, menyertai kita sampai selama-lamanya itu datang dari Alfa dan Omega. Kalau kita mengutus diri sendiri kita tidak sampai kepada yang akan datang, tetapi kalau pengutusan itu ditandai dengan salib, maka kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kita sampai kepada yang akan datang, percayalah.

Sekarang di sorga...
Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Perhatikan; “Empat makhluk dengan enam sayap di sekelilingnya”, kemudian “Penuh dengan mata.”
Enam sayap di sekelilingnya menunjukkan tabiat daging tidak terlihat lagi.
Penuh dengan mata = hidup di dalam terang.

Kemudian, seruan dari empat makhluk; "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, seruan yang kedua; “yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Tadi di bumi memang sudah terdengar ada jaminan, kasih karunia damai sejahtera menyertai kamu sampai kepada yang akan datang. Di sorga ada juga seruan yang sama; “Yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.”

Kita melihat...
Yesaya 6:1-3
(6:1) Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
(6:2) Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
(6:3) Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"

Yang melatarbelakangi seruan itu adalah karena ujung jubah dari Imam Besar memenuhi Bait Suci sehingga Bait Suci penuh dengan kemuliaan Allah.

Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

 “Ia diutus untuk meminum cawan Allah.” Artinya; Ia harus menderita di atas kayu salib sebab Dia adalah Imam Besar Agung, pelayanan dari Imam Besar Agung ini telah dinikmati oleh Bait Suci sehingga Bait Suci penuh dengan kemuliaan Allah bisa dilihat dari seruan 4 makhluk / seruan dari serafim itu sendiri, selain  "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, selanjutnya “seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" Kita butuh pelayanan Imam Besar. Haleluyah...

Kejadian 27:15
(27:15) Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.

Pakaian itu sudah menjadi milik Yakub, anak bungsu menjadi anak sulung.
Di dalam Keluaran 4 :22-23, Allah sendiri mengakui dengan sah bahwa Israel (Yakub) adalah anak sulung.

Kejadian 25:28
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.

Sayang itu hanyalah sebatas hubungan daging, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
Jadi kalau Tuhan mempercayakan ibadah pelayanan ini kepada saya dan saudara, itu karena kasih Allah.
Inilah kasih Allah itu dipercayakan kepada kita suatu imamat rajani (jubah yang maha indah) untuk melayani Dia.

Roma 9:12-15
(9:12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
(9:13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
(9:14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!
(9:15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."

"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."
Jadi Tuhan mempercayakan ibadah dan pelayanan ini, itu karena belas kasih, kemurahan Tuhan, semata-mata bukan karena kekuatan manusia. Itu sebabnya Musa pergi dan diutus. Itu rangkaiannya.

Musa juga mendapat belas kasih, sebab Musa diangkat dari sungai Nil oleh karena belas kasih.
Orang yang tidak pernah merasakan belas kasih, tidak pernah bisa menghargai belas kasih. Musa pergi dan diutus karena dia sudah merasakan belas kasih (kemurahan).
Kenapa seseorang tidak pernah bisa menghargai ibadah? Karena ia tidak merasakan kemurahan, hanya orang yang pernah mendapat kemurahan bisa menghargai kemurahan.
Bagaimana kita melihat situasi ini bukankah hati kita terharu? Bangsa kafir mendapat belas kasih, merasakan pelayanan Imam Besar dengan pakaian Imam Besar yang dikenakannya. Setiap kali diselenggarakan kebaktian, suara giring-giring itu harus terdengar, kalau tidak suasana ibadah itu mati. Ibadah rutinitas berujung kepada kematian.

Roma 9:17
(9:17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi."

Sampai pada akhirnya Tuhan memperlihatkan kuasa-Nya dan supaya nama Tuhan dimasyhurkan di seluruh bumi. Itulah hasil dari seorang hamba-hamba Tuhan yang pergi untuk diutus.

Lihat pengalaman Yakub menerima jubah yang maha indah dilanjutkan kepada Yusuf di dalam Kejadian 37 yang sudah kita pelajari dari beberapa tahun yang lalu. Yakub adalah bapa yang baik, jubah yang maha indah diberikan kepada Yusuf akhirnya menjadi mangkunegara, perdana menteri, penguasa di Mesir, dia menjadi tuan atas seluruh bangsa, atas seluruh saudara-saudaranya, itu berkat dari hak kesulungan dan nanti banyak orang akan mencari Pengajaran Mempelai. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman oleh;

Gembala sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang




No comments:

Post a Comment