KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, October 13, 2018

IBADAH RAYA MINGGU, 05 AGUSTUS 2018



IBADAH RAYA MINGGU, 05 AGUSTUS 2018

KITAB WAHYU
(Seri:64)

Subtema: “PERCABULAN”


Shalom saudaraku.
Selamat sore, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, biarlah kiranya kebahagian sorga turun atas kita di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita, Ibadah Raya Minggu disertai dengan perjamuan suci karena ini adalah minggu yang pertama bagi kta sekaliannya.
Tidak lupa juga saya menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat livestreaming, video internet, youtube, facebook, dimanapun anda berada di dalam maupun diluar negeri, kiranya Tuhan memberkati kita dan kita saling berdoa supaya Tuhan tolong kita dalam pemberitaan firman Tuhan. Seberapa saja firman Tuhan kiranya memberkati kita dan memulihkan kita sekaliannya.
Pendeknya kita mendapat lawatan Tuhan, uluran dua tangan Tuhan yang membawa kita dekat dengan Dia.

Kita kembali memperhatikan pemberitaan firman untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 9: 21, namun pembacaan diawali dari ayat 20.
Wahyu 9:20
(9:20) Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu, tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka: mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhala dari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayu yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan,

Sangkakala ke enam yang ditiup oleh malaikat ke enam, membunuh seperti dari umat manusia. Kemudian sisa dari yang terbunuh (tidak mati) oleh malapetaka itu tidak juga mau bertobat dari perbuatan tangan mereka, yaitu:
1.  Tidak berhenti menyembah roh-roh jahat.
2.  Tidak berhenti menyembah berhala-berhala.
Adapun berhala itu antara lain: emas, perak, tembaga, batu, dan kayu, dan lain sebagainya.
Perlu untuk diketahui berhala tidak melihat, dan tidak mendengar, juga tidak berjalan. Berarti amat rugilah rasanya kalau kehidupan kekristenan kita jatuh di dalam penyembahan berhala, karena:
-   Berhala tidak dapat melihat, berarti tidak mengetahui kondisi.
 -   Berhala tidak dapat mendengar, berarti tidak dapat mendengarkan doa permohonannya, keluh kesah.
 -   Tidak dapat berjalan, berarti tidak meninggalkan contoh teladan.

Namun tidak hanya berhenti sampai disitu, kita kembali membaca...
Wahyu 9: 21
(9:21) dan mereka tidak bertobat dari pada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian.

Yang kedua mereka tidak bertobat dari pada:
1.   Pembunuhan.
2.   Sihir.
3.   Percabulan.
4.   Pencurian.

Yang Pertama dan yang kedua yaitu Pembunuhan dan Sihir telah saya sampaikan pada minggu-minggu yang  lalu.

Sekarang kita akan memperhatikan...
Keterangan: PERCABULAN.
Inilah orang-orang yang tidak sopan, orang-orang yang melanggar etika baik dalam perkataan, baik dalam perbuatan.

1 Tesalonika 4:1-2
(4:1) Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.
(4:2) Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus.

Hidup berkenan kepada Allah berarti hidup menurut petunjuk-petunjuk Tuhan.
Dan kalau memang kita sudah mengikuti petunjuk-petunjuk yang sudah kita terima lewat pemberitaan firman Tuhan, kiranya kita melakukannya lebih sungguh-sungguh lagi, itulah kerinduan dari Rasul Paulus sehingga ia menuliskan suratnya kepada jemaat di Tesalonika.

1 Tesalonika 4:3
(4:3) Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,

Memperhatikan kehendak Allah yaitu hidup di dalam pengudusan dengan menjauhi percabulan.

1 Korintus 10:2-4
(10:2) Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.
(10:3) Mereka semua makan makanan rohani yang sama
(10:4) dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.

Saudaraku, bangsa Israel telah dibaptis, kemudian makan makanan rohani yang sama dan minum minuman rohani yang sama yaitu dari batu karang itulah Kristus yang menyertai dan mengikuti perjalanan bangsa Israel di Padang Gurun selama empat puluh tahun.
-   Dibaptis, berarti Yesus telah menyatakan kematian dan kebangkitan-Nya -> Kelahiran baru.
2018 tahun yang lalu Yesus telah mati di atas kayu salib, bangkit pada hari yang ketiga, dan itu bukan hanya dinyatakan kepada bangsa Israel, tetapi juga kepada bangsa Kafir.
-   Makan makanan rohani -> Firman Tuhan yang telah diterima.
Jadi firman Allah adalah makanan rohani yang senantiasa dinikmati. Lewat berita firman Tuhan kita senantiasa mendapat petunjuk-petunjuk untuk melakukan kehendak Allah Bapa supaya kita berkenan kepada Dia, yaitu hidup di dalam pengudusan dengan menjauhkan diri dari percabulan.
-   Minum minuman rohani –> Roh El-Kudus dengan segala aktivitas-Nya diantara orang-orang kudus-Nya.
Saudaraku, saat ini kita berada di tengah-tengah kegiatan Roh, kita beribadah kepada Tuhan. Di tengah-tengahnya, imam-imam melayani sesuai dengan karunia-karunia Roh Kudus.

1 Korintus 10:5,8
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
(10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.

Sebagai pengikut Musa bangsa Israel telah dibaptis, makan makanan rohani, minum minuman rohani, namun Allah tetap tidak bekenan kepada mereka, sehingga sebagian dari bangsa Israel ditewaskan di Padang Gurun.

Salah satu penyebab bangsa Israel ditewaskan di Padang gurun ialah karena DOSA PERCABULAN yang dilakukan oleh sebagian dari bangsa Israel. Oleh karena dosa percabulan itu, tewaslah dua puluh tiga ribu orang pada satu hari. Inilah pengikutan yang sia-sia.
Kalau memang harus berhenti di tengah jalan lebih baik tidak usah ikut Tuhan, terkhusus kepada orang-orang yang hidup seenaknya, tidak senonoh, tidak sopan, lebih baik tidak usah ikut Tuhan.
Jangan sampai pengikutan kita berhenti di tengah jalan hanya karena dosa percabulan, tetapi biarlah kiranya kita dibawa masuk sampai ke dalam Kerajaan Sorga, itulah janji Tuhan.

Peristiwa ini diangkat kembali ke atas permukaan oleh Rasul Paulus, dan ditulis kepada sidang jemaat di Korintus, sehingga firman Tuhan atau kitab suci ini menjadi kesaksian, menjadi berkat bagi jemaat di Korintus.

Bilangan 25:1
(25:1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab

Sementara mereka berkemah di Sitim mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab, berarti terjadi percabulan dari sebagian besar dari antara bangsa Israel.
Sementara awal mereka dibebaskan dari tanah Mesir dibebaskan dari perbudakan dosa oleh karena darah anak domba Paskah. Kemudian dibaptis, berarti Yesus talah menyatakan kematian-Nya dan saat ini kita makan makanan rohani, firman Tuhan yang disampaikan sehingga kita mendapat petunjuk dari Tuhan supaya kita berkenan. Tidak berhenti sampai disitu, juga diberi minum minuman rohani yang sama, dipercayakan karunia-karunia Roh Kudus, tetapi sayangnya mereka ditewaskan di padang Gurun, sia-sialah semuanya.
Mengecilkan pekerjaan Roh Kudus, mengecilkan firman Tuhan, mengecilkan Korban Kristus hanya karena percabulan. Padahal Tuhan senantiasa menyertai dan mengikuti perjalanan mereka, Tuhan tidak  lepas tangan, tapi perlakuan mereka, memilukan hati Tuhan.
Bagaimana dengan kondisi rohani kita? Bagaimana dengan pengikutan kita kepda Tuhan sampai detik ini?

Bilangan 25:2-5
(25:2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu.
(25:3) Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel;
(25:4) lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang, supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel."
(25:5) Lalu berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: "Baiklah masing-masing kamu membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor."

Akhirnya mereka berpasangan dengan Baal-Peor allah orang Moab. Kita dapat menarik kesimpulan bahwa arah dari percabulan adalah penyembahan berhala. Pendeknya, orang cabul menyerahkan dirinya untuk dipersembahkan kepada berhala. Jadi percabulan itu mengandung resiko tinggi, sebab digiring sampai pada penyembahan berhala menjadi pasangan dari Baal-Peor allah dari orang Moab.

2 Korintus 6:11-13
(6:11) Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu.
(6:12) Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.
(6:13) Maka sekarang, supaya timbal balik--aku berkata seperti kepada anak-anakku--:Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!

Rasul Paulus membuka hati selebar-lebarnya kepada jemaat di Korintus, sehingga Rasul Paulus mendambakan supaya jemaat di Korintus ini membuka hati lebar-lebar terhadap pelayanannya supaya ada hubungan timbal balik.

Kenapa Rasul Paulus meminta kepada jemaat di Korintus untuk membuka hati lebar-lebar untuk pemberitaan Injil, jawabnya tentu ada sesuatu yang tidak baik dari jemaat di Korintus.

2 Korintus 6:14-15
(6:14) Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
(6:15) Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?

Rasul Paulus melihat bahwa jemaat di Korintus sudah menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya, seperti bangsa Israel ketika mereka berzinah dan melakukan percabulan akhirnya mereka berpasangan dengan Baal-Peor.
Pasangan yang tidak seimbang, antara lain:
1.   Persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan.
Kebenaran yang sejati berasal dari salib, diluar salib tidak ada lagi kebenaran, itulah yang disebut dengan kebenaran iman, bukan lagi kebenaran karena perbuatan. Sementara kedurhakaan berarti mendurhaka -> orang-orang yang memberontak kepada Tuhan.
2.   Bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap.
Tentu ini tidak bisa bersatu karena sedikit terang saja dapat mengalahkan kegelapan. Kita diutus di bumi provinsi Banten untuk menjadi terang, untuk menjadi kesaksian, (menjadi contoh teladan) baik dalam perkataan dan perbuatan, bagaikan kota di atas gunung, tidak ada yang tersembunyi, tidak ada yang ditutup-tutupi. Menjadi kesaksian menunjuk kepada orang-orang yang diurapi oleh Tuhan, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi untuk menjadi terang dan menjadi kesaksian. Sedangkan gelap adalah tempat yang paling efektif untuk menyembunyikan dosa, kalau sesorang masih menikmati dosa maka dia tidak akan mau datang kepada terang itu. Dapat kita mengambil kesimpulan di dalam gelap Setan berkuasa.
3.   Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial.
Kristus; Dialah kepala gereja, Mempelai Pria Sorga, Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Kehidupan yang yang diurapi, menjadi kepala, bukan ekor, artinya: dia tidak perlu diajar oleh orang lain sebab Roh Tuhan mengajari dia dalam segala perkara dan ajarannya itu benar tidak dusta sesuai dengan suratan 1 Yohanes 2:27. Seperti belalang, walaupun tidak mempunyai raja, berbaris dengan teratur, tidak perlu diajar. Sedangkan Belial ialah roh-roh jahat = roh antikris = roh si dajal yang terus-menerus memberontak kepada Tuhan.
4.   Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tidak percaya.
Saudaraku, orang-orang percaya tentu mempercayakan hidupnya kepada Tuhan, tidak bergantung kepada yang lain-lain, tidak mengandalkan manusia dan kekuatannya, tetapi  bergantung kepada kemurahan hati Tuhan. Beda dengan orang-orang yang tidak percaya = orang-orang tak beriman, lebih cenderung mengandalkan manusia dan kekuatannya, berkanjang kepada pengetahuan, tidak lagi bergantung kepada kemurahan hati Tuhan, menganggap bodoh pemberitaan firman tentang salib.
5.   Apakah hubungan bait Allah dengan berhala.
Saudaraku, bait Allah adalah tempat  Allah berdiam di dalam Roh, disebut juga dengan bait Roh Suci, disitulah Allah bertakhta, berdiam, dan memerintah. Di luar Tabernakel (rumah Tuhan) Allah tidak memerintah. Apa jadinya jika Allah tidak memerintah, apa jadinya kalau Allah tidak berdiam, berkuasa, dan bertakhta di dalam kehidupan seseorang? Inilah yang disebut kehidupan yang kosong.
Sedangkan berhala adalah buatan tangan manusia, berhala itu bisa dibuat dari emas, perak, tembaga, kayu, batu permata, dan lain sebagainya. Berhala punya mata tetapi tidak melihat, punya telinga tetapi tidak mendengar, punya hidung tetapi tidak bernafas, punya mulut tetapi tidak dapat mengeluarkan suara dari kerongkongannya, punya tangan tetapi tidak bisa melakukan sesuatu, punya kaki tetapi tidak bisa berjalan, seperti itu kondisi dari orang-orang yang menyembah berhala, tidak bisa melakukan yang sifatnya menyukakan hati Tuhan. Lihatlah orang-orang yang hidup di dalam penyembahan berhala, sekalipun dia punya mata dia tidak bisa melihat betapa Tuhan telah berkorban 2018 tahun yang lalu di atas kayu salib, sekalipun punya telinga tetapi tidak mau mendengar firman, berpaling kepada yang lain-lain, punya tangan tidak digunakan untuk berkorban, tidak digunakan untuk melayani Tuhan, punya kaki tetapi tidak bisa mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan oleh Kristus. Itulah berhala dan seperti itulah kondisi dari orang-orang yang menyembah berhala.
Saudaraku, ini terjadi oleh karena bangsa Israel telah berlaku cabul dihadapan Tuhan sehingga akhirnya mereka berpasangan dengan Baal-Peor, itulah noda kekafiran.

Saya tetap berdoa kepada Tuhan, biarlah kiranya saya, istri, dan anak-anak, tanpa terkecuali seluruh sidang jemaat Tuhan, tua, muda, laki-laki, perempuan, Tuhan tolong sampai berada di tanah yang dijanjikan oleh Tuhan, karena tanah air kita sesungguhnya adalah tanah air sorgawi, kita menumpang dan sementara saja di bumi ini. Ayub dengan jelas berkata; Dengan telanjang dilahirkan ke Bumi dan dengan telanjang juga kembali kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi (kembali kepada sang khalik).” Saya berdoa jangan sampai seperti sebagian dari bangsa Israel ditewaskan di Padang Gurun hanya karena percabulan. Jangan ada satupun diantara kita yang binasa. Itulah doa saya dan bukti bahwa saya telah menerima jabatan gembala, bertanggung jawab untuk kawanan domba Allah.

2 Korintus 16:16
(16:16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.

Janji Allah, terhadap orang-orang yang disebut dengan bait Allah:
Yang pertama: “Aku akan dia bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka.”
Yang kedua: “Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.”
Kalau Dia yang menjadi Allah kita berarti Dia mengerti keadaan kita, Dia mendengar setiap doa permohonan serta keluh kesah dihati dalam kesesakan, Dia melihat keberadaan kita, tidak ada satupun yang terlewatkan, Dia punya tangan yang senantiasa terulur dari sorga untuk menyatakan kemurahan hati-Nya, untuk menyatakan belas kasih-Nya, sekaligus dua tangan Tuhan yang kuat menarik kita untuk mendekat kepada Dia seperti puntung yang ditarik dari api tidak binasa. Itulah untungnya kalau kita menyembah Allah yang hidup, tidak binasa.
Tidak berhenti sampai disitu disini dikatakan mereka akan akan menjadi umat-Ku, berarti dipelihara oleh Tuhan, dilindungi, dibela oleh Tuhan, yang menjadi umat Tuhan itu adalah orang-orang yang tergembala (kawanan domba). Kehidupan dari kawanan domba itu adalah kehidupan yang sangat  rapuh sebetulnya seperti domba di tengah-tengah serigala, maka perlu dipelihara. Yesus adalah gembala Agung, Dia telah menyerahkan nyawa-Nya kepada domba-domba-Nya, singa dan beruang dijauhkan bahkan dibela dari serigala. Pendeknya kawanan domba tidak dibiarkan liar. Itu keuntungan apabila kita menjadi umat-Nya.

2 Korintus 16:17-18
(16:17) Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
(16:18) Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa."

Tuhan menuntut, supaya jemaat di Korintus, keluar dan terpisah dari noda kekafiran. Tujuannya: Tuhan akan menerima mereka.

Selanjutnya, Tuhan menyatakan diri-Nya sebagai Bapa, dan umat-Nya diakui sebagai anak-anak-Nya.

Tuhan menjadi Bapa ini merupakan keuntungan yang besar, sebab bapa yang baik tidak akan memberikan batu kalau anak-Nya meminta roti, tidak akan memberikan ular kalau anak-Nya meminta ikan.
Roti -> Kebenaran yang sifatnya kasih karunia (kemurahan).
Batu -> Hukum taurat. Misalnya: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi arti rohaninya kejahatan dibalas dengan kejahatan.
Kemudian Bapa yang baik tidak akan memberikan ular kepada anak-Nya yang meminta ikan.
Ikan -> Kuasa Roh El-kudus , pekerjaan dari Allah Roh El-Kudus; menyertai, memimpin, menolong, mengajar, meginsyafkan, menghibur, dan menguatkan. Sedangkan,
Ular -> Iblis (setan) kalau berjalan berliku-liku, tidak ada yang lurus. Tabiat dari iblis (setan) adalah pembunuh manusia dari sejak semula, tidak hidup di dalam kebenaran, bapa pendusta.

Tentang: Menjadi anak-anak Tuhan baik itu laki-laki, baik itu perempuan, diasuh dan dirawat dengan baik.
Diasuh berarti dididik dengan hikmat sehingga berkuasa di dalam perkataan dan perbuatan Musa.
Sampai sejauh ini, Tuhan telah mengasuh kita, tubuh, jiwa dan roh kita menerima didikan yang baik dari Tuhan agar kita menerima hikmat dari sorga sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Dirawat berarti luka-luka batin dibalut. Memang Dia yang melukai, tetapi Dia juga yang menyembuhkan. Tetapi jangan salah, Yesus sudah lebih dulu terluka di atas kayu salib supaya hati kita yang luka ini disembuhkan oleh Tuhan.  Salib-Nya yang menyembuhkan dan merawat kehidupan kita.

Sekarang kita kembali memperhatikan Baal-Peor di dalam...
Bilangan 25:2-3
(25:2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu.
(25:3) Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel;

Akibat berpasangan dengan Baal-Peor (noda kekafiran):
1.   Mereka mempersembahkan korban sembelihan kepada Baal-Peor.
Korban sembelihan kepada Tuhan, ialah: jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk korban seperti ini tidak dipandang hina oleh Tuhan, mempersembahkan korban sembelihan kepada baal Peor, adalah sia-sia.
Jiwa hancur, hati patah dan remuk tetapi untuk berhala, inikan jadi bodoh. Ibaratnya, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala, sudah tidak melihat lagi kebenaran, sudah jadi aneh. Tapi kenyataannya itu terjadi dan di hari-hari ini terjadi.
2.   Turut makan dari korban itu (makanan yang dipersembahkan kepada Baal-Peor).
Ini berbicara tentang kebenaran diri sendiri/kebenaran yang ditentukan oleh berhala, yaitu karena kondisi, karena  keadaan, dan situasi yang ada. Banyak orang kristen hidup di dalam kebenaran yang seperti ini, menikmati kebenaran karena situasi, karena keadaan, karena sesuai dengan segala yang ada di lingkungannya. Jadi lingkungan yang mempengaruhi kebenaran itu. Ibarat angin bertiup ke timur, dia disitu, angin bertiup ke barat dia di situ, angin ke utara dia di situ, angin bertiup ke selatan dia di situ, tidak berpegang teguh kepada kebenaran yang sejati.
3.   Mereka menyembah allah orang-orang Moab.
Berhala artinya, segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan. Misalnya: (1) kekerasan hati, (2) Mengutamakan perkara-perkara lahiriah. Jadi kalau pekerjaan nomor satu, ibadah nomor dua atau Tuhan nomor dua itu berhala, kalau uang nomor satu, ibadah nomor dua atau Tuhan nomor dua itu berhala. 
Akhirnya seperti itulah kondisi dari bangsa  Israel saat berpasangan dengan Baal-Peor.

Bilangan 25:3
(25:3) Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel;

Saat Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka Tuhan kepada bangsa Israel.

Bilangan 25:4
(25:4) lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang, supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel."

Semua orang yang mengepalai bangsa itu ditangkap lalu digantung di tempat terang, tujuannya: supaya murka Tuhan yang sedang bernyala-nyala, surut kepada Israel.
Digantung ditempat terang menunjukkan bahwa;
1.   Perbuatan mereka adalah perbuatan sia-sia, sebab orang yang digantung adalah orang yang terkutuk.
Kepala tidak sampai ke lagit, kaki tidak sampai ke tanah -> hidup yang sia-sia, sebab tidak di langit dan tidak di bumi.
2.   Perbuatan mereka jelas diketahui oleh Tuhan.
Digantung di tempat terang, itu harus dilaksanakan supaya murka Tuhan kepada bangsa Israel.

Bilangan 25:5;9
(25:5) Lalu berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: "Baiklah masing-masing kamu membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor."
(25:9) Orang yang mati karena tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya.

Ada dua puluh empat ribu orang yang terbunuh oleh karena tulah itu. Tulah berarti hukuman karena dosa. Disini dosa yang mereka lakukan adalah berpasangan dengan Baal-Peor, yang berawal ketika mereka berzinah dengan perempuan-perempuan Moab (berlaku cabul).

Bilangan 25:10-11
(25:10) TUHAN berfirman kepada Musa:
(25:11) "Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku.

Saudaraku, menjauhi percabulan = membela kehormatan Tuhan seperti yang dilakukan oleh Pinehas, anak Eleazar, cucu Harun. Ayo...yang sudah melayani Tuhan jauhi percabulan, dengan demikian kita telah membela kehormatan Tuhan. Persis seperti doa bapa kami; Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu di bumi ini sama seperti di sorga, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”
Sikap dan doa seperti ini harus ditampilkan sebab Dialah yang empunya kerajaan dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Yang sudah melayani kita harus membela kehormatan Tuhan.

Bilangan 25:12-13
(25:12) Sebab itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan kepadanya perjanjian keselamatan yang dari pada-Ku
(25:13) untuk menjadi perjanjian mengenai keimaman selama-lamanya bagi dia dan bagi keturunannya, karena ia telah begitu giat membela Allahnya dan telah mengadakan pendamaian bagi orang Israel."

Kalau kita giat membela kehormatan Tuhan maka layak menjadi pelayan Tuhan, layak menjadi imamat rajani. Imamat rajani adalah suatu kedudukan yang sangat mulia dan istimewa dihadapan Tuhan. Hanya orang bodoh yang mengecilkan pelayanan. Sebab itu haruslah kita membela kehormatan Tuhan.

1 Korintus 6:12-13
(6:12) Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun.
(6:13)Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.

Perhatikan pernyataan Rasul Paulus, dibagi menjadi dua bagian:
1.   Segala sesuatu halal bagi ku, tetapi bukan semuanya berguna.
2.   Segala sesuatu halal bagi ku, tetapi aku tidak membiarkan diri ku diperhamba oleh suatu apapun.
Adapun maksud dari dua pernyataan Rasul Paulus adalah: Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan, tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah, artinya: perkara lahiriah tidak akan mewarisi kerajaan sorga. Kemudian tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan dan Tuhan untuk tubuh.
Jadi segala sesuatu halal, tetapi tidak segala sesutu berguna.

1 Korintus 6: 15
 (6:15) Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!

Anggota-anggota tubuh Kristus sekali-kali tidak akan diserahkan untuk percabulan.

1 Korintus 6:16-18 
(6:16) Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging."
(6:17) Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
(6:18) Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.

Ingat baik-baik, jauhkanlah dirimu dari percabulan. Alasan Tuhan menuntut ini kepada kita karena: Setiap dosa lain dilakukan manusia terjadi di luar dirinya, tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.”
Yang bersifat daging, dia terjual di bawah hukum taurat, artinya dia menghendaki yang baik, tetapi justru dosa berkuasa terhadap anggota-anggota tubuh, kenapa? Karena hukum taurat merangsang dosa. Di dalam hukum taurat ada sembilan kali kata “jangan”, tetapi dengan kata jangan, dosa justru terjadi, tetapi itu di luar pemikiran. Sedangkan orang yang berlaku cabul, dia berdosa terhadap dirinya sendiri.
Perlu untuk diketahui: Barangsiapa berbuat cabul dengan perempuan cabul maka ia satu daging dengan perempuan cabul. Seperti bangsa Israel oleh karena percabulannya akhirnya mereka berpasangan dengan Baal-Peor.

Sebab dua hal harus kita ketahui, alasan untuk menjauhi percabulan...
Yang pertama:
1 Korintus 6:14
(6:14) Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.

Allah yang membangkitkan Tuhan akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.
Inilah alasannya supaya kita juga turut dibangkitkan bersama dengan Dia, sebab kalau kita satu di dalam kematian-Nya maka kita juga satu di dalam kebangkitan-Nya sampai nanti kita turut diipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

Yang kedua:
1 Korintus 6:19-20
(6:19) Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
(6:20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

 Tubuh kita ini adalah Bait Allah dimana Allah berdiam di dalam Roh.
Berarti hidup kita bukan milik kita lagi karena kita sudah dibeli dan harganya sudah lunas dibayar oleh darah Anak Domba Allah yang tak bernoda dan tak bercacat cela. Maka kita adalah milik Allah (milik Kristus) berarti kita tidak berhak untuk melakukan percabulan. Siapa yang merasa dirinya miliknya Tuhan, berarti saudara sudah ditebus dan harganya sudah lunas dibayar oleh darah yang mahal. Oleh sebab itu sadarlah sesadar sadarnya kalau kita adalah milik Tuhan sebab kita sudah ditebus oleh darah yang mahal dan harganya sudah lunas dibayar dengan darah yang yang tak bernoda dan tak bercacat cela karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.

Muliakanlah Tuhan dengan tubuhmu. Gunakan dua tangan melayani Tuhan, gunakan dua kaki ikuti jejak Tuhan, gunakan mata untuk tetap memandang dengan salib, gunakan dua telinga untuk terus mendengar apa yang difirmankan-Nya, gunakan mulut untuk menyembah Tuhan, gunakan hidung untuk bernafas lewat doa penyembahan kita tersungkur di bawah kaki salib. Segala sesuatu yang kita miliki yang berkaitan dengan tubuh ini biarlah kita gunakan untuk memuliakan Tuhan. Itulah dua alasan yang pasti. Yaitu: Allah telah membangkitkan Tuhan, maka kalau kita jauhkan diri dari percabulan kita juga turut dibangkitkan dan kelak Dia datang dalam kemuliaan kita akan dipermuliakan.
Kemudian, kita adalah bait Allah dan kita sudah dibeli, harganya sudah lunas dibayar oleh darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat cela, berarti kita adalah milik Kristus jadi tidak berhak lagi melakukan percabulan.
Maka sebagai milik Tuhan (Bait Allah) muliakanlah Allah dengan tubuhmu dari ujung ramut sampai ujung kaki, gunakanlah itu untuk memuliakan Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U Sitohang




No comments:

Post a Comment