KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, October 21, 2018

IBADAH RAYA MINGGU 19 AGUSTUS 2018



IBADAH RAYA MINGGU 19 AGUSTUS 2018

KITAB WAHYU
(Seri:66)

Subtema: “KORBAN PENDAMAIAN”

Shalom saudaraku.
Selamat sore, salam sejahtera bagi kita semua biarlah kebahagiaan sorga turun atas kita lewat firman Allah yang akan kita terima, biarlah kita boleh melihat penampilan Yesus Kristus lewat firman Allah yang sebentar akan kita terima.
Sebelum kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu, tidak lupa saya juga menyapa umat Tuhan, anak-anak Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube maupun Facebook dimanapun anda berada di dalam maupun di luar negeri, di lima benua tiap-tiap negara, kiranya Tuhan memberkati kita semua, turunlah rahmat-Nya kasih karunia menjadi bagian kita dari sekarang sampai selama-lamanya.

Segera kita akan memasuki firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 10.
Kita bersyukur kepada Tuhan kita tiba pada pasal yang ke-10 ini tentu tidak terlepas dari pertolongan Tuhan, uluran tangan Tuhan sebagai tanda belas kasih-Nya bagi kita, kita sudah melewati ayat demi ayat, pasal demi pasal dimulai dari pasal 2, kemudian sebelum memasuki pasal 10 kita telah memperhatikan pasal yang ke-9 yaitu mengenai sangkakala yang kelima dan sangkakala yang keenam beserta penghukuman-penghukumannya sebagai celaka yang kelima dan celaka yang keenam.

Kemudian saudaraku tibalah saatnya bagi kita untuk memperhatikan Wahyu 10 semuanya terdiri dari sebelas ayat. Sebagai pendahuluan ...
Wahyu 10 ini dalam Pengajaran Tabernakel terkena kepada Tutup Pendamaian dengan tujuh kali percikan darah di atasnya.

Tabut perjanjian posisinya berada di dalam Ruangan Maha Suci secara menyendiri, dan kita bisa melihat bagian-bagiannya, secara spesifik. Tutup pendamaian dengan tujuh kali percikan darah di atasnya.

Berkaitan dengan itu kita awali dari ...
Imamat 16:2, 14
(16:2) Firman TUHAN kepadanya: "Katakanlah kepada Harun, kakakmu, supaya ia jangan sembarang waktu masuk ke dalam tempat kudus di belakang tabir, ke depan tutup pendamaian yang di atas tabut supaya jangan ia mati; karena Aku menampakkan diri dalam awan di atas tutup pendamaian.
(16:14) Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali.

Sekali setahun imam besar Harun harus masuk ke belakang tabir yaitu ke dalam tempat Maha Kudus atau yang disebut dengan Ruangan Maha Suci untuk mengadakan pendamaian dosa.
Memang tugas dari seorang imam besar adalah untuk memperdamaikan dosa manusia, menjadi pengantara antara Allah dengan manusia.

Sejenak kita melihat ...
2 Korintus 5:21
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Dia yang benar (tidak mengenal dosa) dibuat-Nya menjadi dosa karena manusia, supaya dalam Kristus Yesus kita dibenarkan oleh Allah.
Yesus Kristus Dia adalah Imam Besar Agung tugas-Nya adalah untuk memperdamaikan dosa manusia. 
Keadaan seorang Imam Besar di tengah-tengah pengutusaan, rela menjadi korban untuk menyelamatkan manusia.
Jadi yang sudah melayani Tuhan tugasnya adalah untuk memperdamaikan dosa manusia. Seorang hamba Tuhan diutus untuk memperdamaikan dosa manusia maka dia harus menjadi korban untuk orang lain, tidak mengorbankan orang lain, tetapi menjadi korban untuk orang lain, itulah tugas dari seorang Imam Besar.

Terlebih dahulu saya lanjutkan lagi tentang tutup pendamaian ...
Tutup pendamaian seluruhnnya terbuat dari emas murni termasuk kedua kerub di atasnya.
-      Tutup pendamaian -> Yesus Anak Allah.
-      Kerub yang pertama -> Allah Bapa.
-      Kerub yang kedua -> Allah Roh Kudus.
Jadi tutup pendamaian ini dengan dua kerub itulah pribadi Tuhan Yesus Kristus, Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Tutup pendamaian ini berfungsi untuk menutup tabut perjanjian, artinya; menutup dosa karena dirangsang oleh hukum Taurat. Tentu saya mempunyai alasan untuk mengatakan itu.
Ada tiga alat di dalam tabut perjanjian yaitu;
1.    Buli-buli emas berisi manna.
2.    Dua loh batu yang berisikan sepuluh hukum.
3.    Tongkat Harun yang pernah bertunas.

Tiga alat yang ada dalam tabut perjanjian tersebut adalah sebagai tanda dari dosa persungutan bangsa Israel.
-      Buli-buli emas berisi manna itu ada karena bangsa Israel bersungut-sungut, mereka mengingat Mesir dan menginginkan daging dan roti.
Keluaran 16:2-3
(16:2) Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun;
(16:3) dan berkata kepada mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."

Bangsa Israel bersungut-sungut kepada Musa di hadapan Tuhan, sebab mereka menginginkan daging dan roti yang pernah mereka nikmati di Mesir. Akhirnya Tuhan turunkanlah burung puyuh disertai dengan roti yang disebut manna, lalu untuk mengingat peristiwa itu Tuhan perintahkan Musa untuk memasukkan satu gomer di dalam buli-buli emas itu. Jadi itu bukti bahwa bangsa Israel pernah bersungut-sungut karena mereka masih mengingat daging dan roti waktu masih di Mesir.

-      Dua loh batu yang berisikan sepuluh hukum adalah tanda bahwa bangsa Israel pernah jatuh dalam dosa yaitu menyembah patung anak lembu emas tuangan.
Sebab dua loh batu yang berisikan sepuluh hukum yang pertama sudah dilemparkan dan pecah berkeping-keping oleh karena kesalahan bangsa Israel, oleh karena penyembahan berhala dari bangsa Israel, sehingga Musa kembali memahat dua loh batu yang baru yang sama dengan dua loh batu yang pertama, lalu itu juga disimpan di dalam Tabut Perjanjian...

-      Tongkat Harun yang bertunas adalah tanda bahwa bangsa Israel pernah bersungut-sungut karena kematian bani Korah dan kematian dua ratus lima puluh orang yang mempersembahkan ukupan di hadapan Tuhan.
Jadi baik bani Korah maupun dua ratus lima puluh orang yang mempersembahkan ukupan itu merasa layak di hadapan Tuhan sehingga dengan tidak takut mereka berani memberontak kepada Musa dan Tuhan, karena bani Korah merasa diri layak untuk melayani Tuhan termasuk dua ratus lima puluh orang yang mempersembahkan ukupan kepada Tuhan merasa diri layak, akhirnya Tuhan menghukum bani Korah maupun dua ratus lima puluh orang yang telah mempersembahkan ukupan kepada Tuhan dan oleh karena kematian mereka ini bangsa Israel bersungut-sungut di hadapan Tuhan, mereka tidak terima keputusan Tuhan, tulah yang dijatuhkan kepada mereka.
Lalu untuk memberi tanda bahwa mereka berdosa Tuhan memerintahkan Musa supaya tiap-tiap suku mengumpulkan tongkat mereka, jadi tiap suku mewakili satu tongkat, suku Lewi diwakili tongkat Harun. Tongkat yang bertunas berarti tandanya bahwa Tuhan yang mengangkat Musa sebagai gembala atas Israel, lalu besok harinya yang bertunas adalah tongkat Harun.
Jadi kesimpulannya; tiga alat yang ada di dalam Tabut Perjanjian itu adalah tanda bahwa bangsa Israel pernah memberontak dan bersungut-sungut di hadapan Tuhan.
Tetapi puji Tuhan bahwa tiga alat itu telah ditutup oleh tutup pendamaian dengan 7 percikan darah diatasnya, itulah pribadi Tuhan Yesus Kristus, Dialah Imam Besar telah mengalami 7 kali percikan darah, sebab tugas seorang Imam Besar adalah memperdamaikan dosa manusia/menjadi pengantara.

Sekarang kita kembali membaca ...
Imamat 16:14
(16:14) Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali.

Di sini kita melihat ada tujuh kali percikan darah terjadi sebanyak dua kali di dua tempat;
1.    Tujuh kali percikan darah di atas tutup pendamaian.
Ini berbicara tentang sengsara yang dialami oleh Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria bagi sidang-Nya atau mempelai wanita-Nya.
2.    Tujuh kali percikan darah di depan tutup pendamaian.
Ini berbicara tentang sengsara sebagai penyucian yang dialami oleh gereja Tuhan untuk mencapai kesempurnaannya sebagai mempelai wanita Tuhan.
Jadi sengsara ini bukan sengsara karena kesalahan tetapi betul-betul berbicara tentang sengsara sebagai penyucian yang dialami oleh gereja Tuhan untuk mencapai kesempurnaannya sebagai mempelai wanita Tuhan. Tanpa sengsara salib siapapun dia tidak akan pernah mengalami penyucian terhadap dosa.
Jadi orang yang tidak mau memanfaatkan korban Kristus ( darah salib Kristus) di tengah ibadah dan pelayanan adalah kerugian besar dari orang yang bodoh karena tidak mengerti. Tetapi sore hari ini Tuhan berikan pengertian kepada kita, jadi penyucian yang dialami oleh gereja Tuhan untuk mencapai kesempurnaan adalah lewat sengsara salib, tetapi bukan sengsara karena kesalahan. Banyak orang menderita karena salah tetapi sengsara disini bukan karena pukulan, melainkan sengsara karena salib untuk mencapai kesempurnaan, tidak ada cara lain untuk mencapai kesempurnaan, jadi jangan keliru dalam mengikuti Tuhan, kiranya dapat dipahami dengan baik.

Galatia 3:12
(3:12) Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.
Perhatikan kalimat; “Dasar dari hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.”
Dasar hukum Taurat adalah siapa yang melakukannya, berarti mengandalkan manusia dan kekuatannya, mengandalkan segala sesuatu yang dia miliki, itu dasar hukum Taurat.
Tetapi tadi kita sudah melihat ketika bangsa Israel berada di bawah hukum Taurat mereka jatuh dalam berbagai dosa, yaitu:  
-     Bersungut-sungut karena masih mengingat daging dikuali dan roti yang ada di Mesir, akhirnya Tuhan beri tanda itulah BULI-BULI BERISI SATU GOMER MANNA.
-     Bangsa Israel juga jatuh dalam dosa karena merasa diri layak seperti bani Korah serta dua ratus lima puluh orang lainnya yang dipercaya mempersembahkan ukupan, dan tandanya itulah TONGKAT HARUN YANG BERTUNAS.
-     Bangsa Israel juga jatuh dalam dosa penyembahan berhala, menyembah patung anak lembu emas tuangan, tandanya adalah; DUA LOH BATU. Jadi tidak ada cara lain untuk mencapai kesempurnaan tanpa sengsara salib.

Galatia 3:11
(3:11) Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."
Jadi sebagai kesimpulan perlu untuk digaris bawahi; “tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat, karena mengandalkan kekuatan, karena mengandalkan kemampuan, karena mengandalkan segala sesuatu yang dia miliki.” Tetapi dengan jelas disini dikatakan orang yang benar akan hidup oleh iman.
Kita ini dibenarkan oleh darah Yesus bukan karena hukum Taurat itu kebenaran karena iman.
Jadi saudaraku kalau mungkin sampai sejauh ini jikalau masih ada diantara kita yang bermegah terhadap dirinya, hentikan pemikiran yang bodoh itu dan konyol, sebab orang benar akan hidup karena iman.
Coba berapa banyak orang yang pandai di luar sana, berapa banyak orang yang memiliki kedudukan dan jabatan yang tinggi di luaran sana, berapa banyak orang yang memiliki harta dan kekayaan, justru dengan apa yang dia punya hatinya semakin jauh dari Tuhan bahkan hatinya semakin terseret kepada berhala-berhala yang ada di dunia ini. Jadi jelas orang benar hidup karena iman, dibenarkan oleh darah saliib, itulah kekuatan karena iman.

Galatia 3:13-14
(3:13) Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
(3:14) Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

Di sini dikatakan "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" Yesus sudah melakukannya supaya kita terlepas dari kutuk hukum Taurat.
Kenapa ada kata kutuk? Karena setiap orang yang berada di bawah hukum Taurat ibarat mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan. Kemudian mengasihi sesama, tetapi musuh dibenci, tidak sempurna dalam kasih. Tetapi Yesus rela terkutuk di atas kayu salib, supaya kita lepas dari kutuk hukum Taurat.
Kemudian orang yang beribadah pada zaman hukum Taurat menjalankan ibadahnya secara lahiriah, untuk mengampuni dosa mereka harus membawa korban persembahan, lembu sapi, kambing domba, ataupun burung merpati, atau burung tekukur, tergantung kemampuan orang itu, tetapi sekarang semuanya itu telah diganti oleh korban-Nya Yesus di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia.
Tidakkah kita bersyukur karena Tuhan baik kemurahan-Nya dinyatakan bagi kita, Ia telah menceritakan seluruh isi hati-Nya untuk kita bisa mengerti  dalam hal menghargai korban Kristus.
Dahulu sebelum kita tergembala dengan baik kehidupan kita persis seperti orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat, yang benar harus benar tidak boleh salah, kalau tersakiti, kejahatan dibalas dengan kejahatan, tidak seorangpun dibenarkan karena melakukan hukum Taurat kalau seperti itu cara kehidupan rohaninya di hadapan Tuhan.

Galatia 3:14
(3:14) Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

Yesus telah melakukannya, Yesus rela terkutuk di atas kayu salib.

1 Petrus 1:2
(1:2) yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.

Perhatikan kalimat yaitu; “orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh.“
Saat ini kita berada di dalam kegiatan Roh, berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan bahkan menjadi tawanan Roh, dengan satu tujuan untuk dikuduskan oleh Roh Tuhan itu sendiri. Jadi orang pilihan itu orang yang dikuduskan oleh Roh Tuhan.
Bukankah saat ini kita berada di tengah-tengah kegiatan Roh? Tetapi saya menghimbau supaya kita semua menjadi tawanan Roh bukan hanya satu kali di dalam kegiatan Roh, tetapi menjadi tawanan Roh Tuhan supaya kita dikuduskan oleh Roh itu sendiri, tidak mungkin seseorang menjadi suci kalau dia tidak menjadi tawanan Roh dan berada di dalam kegiatan Roh Tuhan (ibadah pelayanan) mustahil.
Sehebat apapun orang pandai di luaran sana, dan saya berani berkata sekalipun dia motivator kalau di tidak berada dalam kegiaran Roh apalagi tidak menjadi tawanan Roh Tuhan dia tidak akan bisa menjadi suci.
Saya rindukan kita semua untuk menjadi tawanan roh Tuhan, jangan berusaha melepaskan diri dari tawanan Roh karena menginginkan kebebasan dunia, itu adalah jerat.

Tanda dikuduskan oleh Roh Tuhan ada dua;
1.    Taat kepada Yesus Kristus.
2.    Menerima percikan darah-Nya.
Dua hal inilah yang menjadi tanda apabila seseorang telah dikuduskan oleh Roh Tuhan.

Sekarang kita akan memperhatikan satu per satu tentang dua hal di atas ...
Tentang: TAAT KEPADA YESUS KRISTUS.
Filipi 2:5-8
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Sebagai manusia Dia telah merendahkan dirinya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Biarlah kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus, yaitu: taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.

Ibrani 5:7-8
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
(5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,

Ayat ini sudah menggambarkan betapa hebatnya penderitaan yang dialami oleh Yesus Kritus sebagai imam besar.
Sekalipun Dia adalah anak Dia belajar menjadi taat dari apa yang telah di derita-Nya. Kalau kita lihat lukisan penderitaan itu di ayat 7; “Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.”
Ayat 7 ini menggambarkan betapa hebatnya penderitaan yang dialami Yesus Kristus di atas kayu salib, kemudian di dalam penderitaan itu Dia taat dari apa yang telah Dia derita, buktinya apa? Buktinya Dia tetap menjadi pribadi yang saleh, ada orang sekali waktu baik bahkan bisa menjadi pribadi yang saleh, tetapi saat dia terusik, difitnah, digosip, dan sebagainya hilang kesalehannya, disini kita sudah melihat penderitaan Yesus begitu hebat namun Dia tetap saleh, tidak berubah menjadi jahat.
Apa yang telah terjadi di dalam diri Yesus, itu juga menjadi pengalaman bagi kita masing-masing menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Yesus Kristus, supaya apa? Kita menjadi taat kepada Yesus Kristus.

Kita berbahagia kita memiliki seorang imam besar agung yang telah mengadakan pendamaian dosa, bukankah kita ini bangsa kafir yang dengan mudah sekali hatinya tertarik kepada berhala-berhala, kemudian mudah sekali mengulangi kesalahan yang sama sebagai kenajisan dari bangsa kafir, tetapi Dia dengan rahmat-Nya telah menyatakan diri-Nya supaya keturunan Abraham termasuk bangsa kafir menerima kemurahan Tuhan.
Itu sedikit tentang taat kepada Yesus Kristus.

Kemudian ...
Tentang: MENERIMA PERCIKAN DARAH
1 Petrus 2:19
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Dengan sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, itu adalah percikan darah.
Jadi kita menanggung penderitaan bukan karena salah, bukan karena kita berbuat jahat, tetapi harus dengan sesadar-sadarnya rela menanggung penderitaan, itu adalah percikan darah dan itu harus dialami oleh gereja Tuhan untuk mencapai kesempurnaanya sebagai mempelai wanita Tuhan, kalau tidak ada 7 kali percikan darah di atas dan di depan tutup pendamaian, maka gereja Tuhan tidak mencapai kesempurnaan sebagai mempelai wanita Tuhan, sampai kapanpun tidak akan.
Tetapi puji Tuhan biarlah kiranya 1 Petrus 2:19 mendarah daging dalam kehidupan kita, ayat ini dimeteraikan oleh Roh Kudus dalam kehidupan kita, supaya nyata tujuh kali percikan darah betul-betul telah kita alami dalam kehidupan kita dalam setiap saat setiap waku, dalam segala keadaan, situasi kondisi apapun, dimanapun kita berada tetap mengalami percikan darah.

1 Petrus 2:20
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
Jadi tujuh kali percikan di depan tutup pendamaian itu adalah kasih karunia bagi gereja Tuhan.
Jadi jangan salah mengerti tentang kasih karunia, kalau seseorang mendapat berkat hal yang lahiriah appaun bentuknya termasuk usaha, pekerjaan, jabatan yang lain itu berkat, tetapi kasih karunia datangnya dari tujuh kali percikan darah di depan tutup pendamaian.
Dan kita berada dalam kegiatan roh ini bukan semata-mata karena berkat tetapi kita mau mengalami penyucian yang membawa kita sampai kepada kesempurnaan, dengan jalan, tujuh kali percikan darah. Sehingga inilah yang disebut kasih karunia, sebab kasih karunia = kemurahan = yang tidak layak menjadi layak. Jadi hanya itu jalan satu-satunya bagi bangsa kafir untuk mendapat kasih karunia.

Saya bersyukur kayu salib itu memang harus ditusukkan lewat mulut ular sampai ke hati sampai ke perut sampai ke ekor supaya dia menjadi lurus. Dan Tuhan telah meluruskan kita dengan berita pendamaian sore hari ini.
Kalau kita tidak menikmati berita pendamaian kehidupan manusia itu persis seperti ular berjalan berliku-liku banyak liku-likunya tapi puji Tuhan sengsara karena salib, aniaya karena firman membawa kita kepada jalan yang lurus sampai kepada kesempurnaan itulah kasih karunia itu.

Sekarang kita akan melihat ...
Efesus 5:25-30
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
(5:30) karena kita adalah anggota tubuh-Nya.

Disini dengan pasti kita melihat bahwa Tuhan Yesus Kristus Kepala gereja Mempelai Pria Sorga berusaha menyatukan anggota tubuh yang berbeda-berbeda itu, Dia memelihara, melindungi, membela tubuh-Nya lewat penyerahan diri-Nya di atas kayu salib, karena Dia sungguh bahkan terlalu mengasihi saya dan saudara, Dia rela menyerahkan diri-Nya sebagai korban pendamaian supaya anggota tubuh yang berbeda-beda itu menjadi satu seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah dua sayapnya, seperti itulah pribadi Yesus Kristus, Dia imam besar agung, Dia menyerahkan diri-Nya sebagai korban pendamaian, Dia memelihara, melindungi, dan membela kehidupan kita sebagai anggota tubuh supaya anggota tubuh yang berbeda-beda itu menjadi satu.

Itulah tentang tujuh kali percikan di atas tutup pendamaian dan tujuh kali percikan di depan tutup pendamaian.
Saudaraku, sore ini kita telah dibawa oleh Tuhan sampai Wahyu 10 sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu bukan karena gagah, hebat, dan kuat kita dan sore ini kita sudah memperhatikan pendahuluaannya.
Dan biarlah firman yang sudah kita terima ini mendarah daging dan dimeteraikan oleh Roh Kudus supaya menjadi surat pujian, surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal oleh orang lain, dimanapun kita berada.

1 Petrus 1:2
(1:2) yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.

Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kita semua dari sekarang sampai selamanya.

Saya lanjutkan sedikit lagi ...
Tadi Yesus sudah mengorbankan diri-Nya sebagai korban pendamaian supaya anggota tubuh yang berbeda-beda itu menjadi satu, sebab memang kalau anggota tubuh yang berbeda belum disatukan maka hati pikiran dan perasaan tidak bisa menjadi satu.
Tadi di Efesus 5 Yesus telah menyerahkan diri-Nya sebagai korban pendamaian, Dia melindungi, membela, sampai pada akhirnya mempersatukan anggota tubuh yang berbeda itu.

Praktek dari kesatuan tubuh yang berbeda-beda.
Filipi 2:5-7
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Supaya anggota tubuh yang berbeda-beda itu menjadi satu yang disebut kesatuan tubuh yang sempurna maka diawali dari menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, selanjutnya tidak mempertahankan hak sebagai milik yang harus dipertahankan.
Prakteknya;
1.    Mengosongkan diri.
Berarti nol, tidak bermegah, tidak merasa diri bisa dan mampu, tidak merasa diri lebih baik, benar, suci dari orang lain.
2.    Mengambil rupa seorang hamba, tidak mengambil rupa seorang tuan.
Pemimpin di dalam Tuhan dengan pemimpin di luar Tuhan berbeda sesuai dengan Lukas 22, disitu kita melihat bahwa murid-murid berselisih dan bertengkar satu dengan yang lain berarti tidak sehati, tidak sepikir sebab mereka berjuang tentang siapa yang lebih hebat diantara murid-murid (satu dengan yang lain), menunjukkan bahwa mereka tidak mengambil rupa seorang hamba.
Sebab itu Yesus berkata tentang pemimpin, pertama-tama pemimpin di dalam dunia yaitu; raja-raja bangsa-bangsa, merekalah penguasa, tetapi di dalam Tuhan tidaklah demkian, melainkan yang besar hendaklah menjadi yang muda.
Muda artinya merasa minim pegalaman, mau selalu diajar Tuhan, kemudian pemimpin menjadi pelayan, berarti seorang pemimpin harus melayani Tuhan.
3.    Menjadi sama dengan manusia.

Fiipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Perhatikan kalimat; “Dalam keadaan sebagai manusia dia telah merendahkan diri-Nya.”
Merendahkan dirinya berarti perkataan selalu di  bawah, tidak selalu menggurui, kemudian sikap, perbuatan, dan tindakannya selalu di bawah, selalu merendah, dengan demikiran anggota tubuh yang berbeda-beda itu menjadi satu. Kiranya tiga praktek ini ada di dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Sampai pada akhirnya kasih karunia dan damai sejahtera menjadi bahagian kita sampai selama-lamanya, sampai Tuhan datang pada kali yang kedua. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment