KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, October 16, 2018

IBADAH RAYA MINGGU, 12 AGUSTUS 2018





IBADAH RAYA MINGGU, 12 AGUSTUS 2018


KITAB WAHYU
(Seri: 65)

Subtema: "MENJADI INGAT-INGATAN DIAWALI, JANGAN MENCURI."

Shalom saudaraku.
Selamat sore, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, biarlah kiranya kita boleh merasakan kemurahan Tuhan lewat pembukaan rahasia firman Tuhan sehingga segala sesuatunya dipulihkan, keadaan kita dipulihkan, ibadah pelayanan, nikah dan rumah tangga kita dipulihkan, berkat berkelimpahan menjadi bagian kita baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Puji Tuhan, Yesus menjadi Raja berkuasa bertakhta sehingga kebahagiaan itu senantiasa boleh kita rasakan di tengah ibadah dan pelayanan, di tengah nikah dan rumah tangga kita masing-masing, dimanapun kita berada menjadi berkat.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming atau video internet, Youtube maupun Facebook di dalam negeri maupun di luar negeri, kiranya Tuhan memberkati kita.

Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 9:21 namun pembacaan diawali dari ayat 20.
Wahyu 9:21
(9:21) dan mereka tidak bertobat dari pada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian.

Saudaraku manusia lain yang tidak mati oleh malapetaka itu yaitu penghukuman dari sangkakala yang keenam yang membunuh sepertiga umat manusia tidak juga bertobat.
Yang pertama: mereka tidak berhenti menyembah;
1.   Roh-roh jahat.
2.  Berhala-berhala.
Bagian pertama ini telah di terangkan dan disampaikan dengan jelas, mungkin masih teringat dengan jelas dalam ingatan kita.
Kemudian yang kedua pada ayat 21: tidak bertobat dari pada empat perkara yaitu;
1.   Pembunuhan.
2.   Sihir.
3.   Percabulan.
4.   Pencurian.
Tiga dari empat perkara pada bagian yang kedua ini telah disampaikan beberapa waktu yang lalu.

Sekarang kita akan memperhatikan perkara yang keempat.
Tentang: PENCURIAN.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencuri artinya; mengambil milik orang lain tanpa ijin atau mengambil milik orang lain dengan tidak sah.
Saudaraku hal-hal seperti ini sering terjadi dulu waktu masih saya duduk di bangku sekolah seringkali mengambil pulpen teman sekolah tanpa seijin teman itu sendiri, bukan hanya pulpen, penghapus, penggaris yang berkaitan dengan alat-alat tulis. Sebetulnya mengambil milik orang lain tanpa ijin = mencuri.

Kita lihat dulu...
Yohanes 12:6
(12:6) Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.

Yudas Iskariot adalah seorang pencuri ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya tanpa ijin Tuhan dan tanpa sepengetahuan orang lain termasuk murid-murid yang lain.

Saudaraku kita lanjutkan, salah satu perintah dari sepuluh hukum Allah adalah jangan mencuri, perintah ini ditulis di dalam kitab Musa.
Kita lihat dulu ...
Keluaran 20:15
(20:15) Jangan mencuri.

Perintah jangan mencuri adalah hukum yang kedelapan. Namun perintah ini ditulis lagi dalam kitab Musa yang kelima.

Ulangan 5:19
(5:19) Jangan mencuri.

Jadi perintah yang kedelapan ini ditulis kembali dalam kitab Musa yang kelima yaitu Ulangan 5:19; jangan mencuri.
Saudaraku perintah ini ditulis ulang kembali dengan satu tujuan untuk mengingatkan kembali supaya bangsa Israel jangan melakukannya, supaya bangsa Israel jangan mencuri, jangan mengambil milik orang lain tanpa ijin.

Saudaraku;
-     Keluaran adalah kitab Musa yang kedua.
-     Ulangan adalah kitab Musa yang kelima.
Jadi kalau perintah Tuhan diulang kembali berarti Tuhan mengingatkan supaya jangan melakukannya kembali.
Kemudian perintah Allah jangan mencuri juga ditulis di dalam Injil, yaitu;
1.   Matius 19:18.
2.   Markus 10:19.
3.   Lukas 18:20
Sedangkan Injil Yohanes sama sekali tidak menceritakan tentang perintah ini yaitu jangan mencuri.
Tujuan dari perintah kedelapan ini diceritakan kembali di dalam ketiga Injil tersebut adalah supaya jangan merusak, antara lain;
-     Kewibawaan seorang raja.
-     Pelayanan seorang hamba.
-     Pengorbanan atau jerih lelah seorang manusia.
Kalau seseorang mencuri atau mengambil milik orang lain tanpa ijin itu sama dengan merusak atau menyia-nyiakan pengorbanan atau jerih lelah seorang manusia, kemudian merusak reputasi pelayanan dari seorang hamba, bahkan merusak wibawa seorang raja, kalau dia melanggar perintah yang kedelapan ini yaitu mencuri.
-     Injil Matius berbicara tentang raja dan wibawanya.
-     Injil Markus berbicara tentang hamba atau pelayanannya atau kerendahan hatinya yang suci.
-     Injil Lukas berbicara tentang manusia dan pengorbanannya.

Sebelum kita membaca saya ingatkan kembali, hati-hati kalau tadi perintah yang kedelapan itu tadi ditulis di dalam kitab Keluaran, kemudian ditulis ulang kembali di dalam kitab Ulangan, maksud dan tujuannya adalah supaya bangsa Israel jangan melakukan dosa itu yaitu jangan mencuri.
Kemudian di dalam Injil juga ditulis tentang perintah yang kedelapan ini terkhusus di dalam Injil Matius, Markus, Lukas supaya jangan merusak wibawa seorang raja, jangan merusak pelayanan seorang hamba, jangan merusak pengorbanan jerih lelah dari seorang manusia. Sebab kalau seorang raja mencuri berarti akan hilang wibawanya, kalau seorang hamba mencuri maka rusaklah reputasinya di tengah ibadah dan pelayanannya, kalau seorang manusia mencuri maka sia-sialah pengorbanannya sia-sialah perjuangannya di tengah ibadah dan pelayanan di hadapan Tuhan, semuanya menjadi sia-sia.

Kita kembali memperhatikan kisah Yudas sebagai seorang pencuri.
Kisah ini diawali dari ...
Yohanes 12:1-3
(12:1) Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.
(12:2) Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.
(12:3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.

Yesus ada di Betania kampungnya Lazarus, Marta dan Maria disitu diadakan perjamuan untuk Tuhan.
Sekarang kita lihat pekerjaan dari tiga bersaudara tersebut:
-     Marta sibuk melayani.
-     Lazarus turut makan dengan Yesus.
-     Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu yang murni yang mahal harganya, setelah meminyaki kaki Yesus selanjutnya menyekanya dengan rambutnya.
Jadi apa yang telah dikerjakan oleh tiga bersaudara ini sungguh mulia di hadapan Tuhan, begitu mulianya.

Yohanes 12:4-5
(12:4) Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata:
(12:5) "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"

Di sini kita melihat Yudas mengomentari apa yang telah dikerjakan oleh Maria bahkan mempersalahkan apa yang dikerjakan oleh Maria, Yudas tidak mengomentari apa yang telah dikerjakan oleh Marta dan Lazarus.
Berarti Yudas Iskariot ini seorang yang;
-       Tidak peduli dengan pelayanan atau pekerjaan Tuhan, seperti apa yang telah dikerjakan oleh Marta.
Berarti, Yudas tidak mengerti dengan pekerjaan Roh Kudus.
-       Tidak peduli dengan firman Allah, seperti apa yang telah dikerjakan oleh Lazarus turut duduk makan dengan Yesus Kristus.
Mengapa Yudas tidak peduli dengan pelayanan atau tidak peduli dengan pekerjaan Tuhan? Kemudian kenapa Yudas Iskariot tidak peduli dengan firman Allah? Sebab di dalam pemikiran Yudas Iskariot hanyalah uang, uang, dan uang saja. Mata dan pikiran Yudas hanya fokus tertuju kepada nilai dan harga dari minyak yang mahal dan berharga, yang telah dipersembahkan oleh Maria.
Itu sebabnya Yudas Iskariot berkata; “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Sebetulnya bukan karena dia memperhatikan orang miskin, dia mengatakan itu karena dia cinta uang, terikat dengan uang.
Dia seolah-olah memperhatikan orang miskin tapi tidak peduli dengan firman, dia seolah-olah memperhatikan orang miskin tetapi tidak peduli dengan pelayanan pekerjaan Tuhan, itu tidak masuk akal. Maka Tuhan tidak bisa didustai. Artinya: kita tidak bisa menipu Tuhan, dan tidak bisa main akal-akalan dalam melayani Tuhan.
Saudaraku, harga minyak narwastu yang dipersembahkan oleh Maria itu adalah seharga dengan tiga ratus dinar itu sama dengan upah pekerja di Israel selama satu tahun dipotong hari merah. Sebab satu tahun adalah tiga ratus enam puluh hari, dipotong hari-hari merah, itulah yang dipersembahkan oleh Maria di kaki Yesus.

Sekarang kembali kita membaca Yohanes 12:6.
Yohanes 12:6
(12:6) Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
Yudas Iskarot mengatakan itu karena ia seorang pencuri, ia cinta akan uang, bukan karena ia memperhatikan nasib orang miskin.
Hebatnya setan untuk mengelabui manusia, mengacaukan pikiran manusia, satu sisi sepertinya dia memperhatikan nasib orang miskin tapi disisi lain ia tidak peduli dengan firman Allah yang disampaikan, kemudian ia tidak perduli dengan pekerjaan atau pelayanan di tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan, tidak masuk akal. Liciknya setan disitu untuk memperdayakan manusia termasuk hamba-hamba Tuhan.
Orang miskin disini -> pelayan-pelayan Tuhan yang bekerja untuk Tuhan.

2 Korintus 8:9
(8:9) Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.

Yesus Dia kaya tetapi rela menjadi miskin, supaya kita menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya, oleh karena pengorbanan-Nya.
Itu pengertian orang miskin, bukan berarti orang miskin secara lahiriah tidak punya apa-apa, kaya tetapi rela menjadi miskin, rela berkorban supaya orang lain menjadi kaya baik jasmani maupun rohani, itulah pekerjaan seorang hamba Tuhan.
Jadi sebetulnya dia tidak memperhatikan pekerjaan Tuhan dan tidak memperhatikan hamba Tuhan, orang yang cinta uang. Dan kita semua juga harus belajar untuk bergantung kepada kemurahan hati Tuhan tidak mencari untung di dalam pelayanan.

Markus 10:17-19
(10:17) Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
(10:18) Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja.
(10:19) Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!"

Di sini kita melihat orang muda kaya bertanya pada Yesus, pertanyaannya adalah; “apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal, untuk memperoleh kerajaan sorga?" Jawab Yesus; “Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah secara khusus yang tertulis dalam loh batu yang kedua yaitu: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang lain atau jangan mengingini isterinya, jangan mengingini hambanya laki-laki hambanya perempuan, dan apapun yang dimiliki saudaranya, hormatilah ayahmu dan ibumu!"
Tetapi dari enam hukum yang tertulis dalam loh batu yang kedua salah satunya adalah jangan mencuri.

Markus 10:20
(10:20) Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."

Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Sesudah mengatakan hal itu di dalam tulisan lain ia berkata “apa lagi yang harus ku perbuat?
Dari pernyataan orang muda kaya tersebut, ada kesan bahwa dia sudah berbuat baik, bahwa dia sudah benar, bahkan sempurna.

Markus 10:21
(10:21) Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

Tetapi untuk memperoleh kerajaan sorga Yesus menjawab; “datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Tapi syaratnya menjual seluruh hartanya dan hasil penjualan itu diberikan kepada orang miskin.

Markus 10:22-24
(10:22) Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
(10:23) Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."
(10:24) Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah

Orang yang cinta akan uang sukar masuk dalam kerajaan sorga. Cinta akan uang sebetulnya bukan hanya orang kaya, orang miskin saja kalau dia cinta akan uang sukar masuk ke dalam kerajaan sorga. Siapapun dia, laki-laki atau perempuan, tua atau muda, kalau cinta akan uang tidak akan memperhatikan nasib orang miskin, dia tidak akan mengerti pekerjaan Tuhan, dan tidak akan mengerti pelayan Tuhan, hamba Tuhan.
Akibatnya; orang yang cinta akan uang sukar masuk dalam kerajaan sorga.
Pendeknya, orang muda tersebut dia merasa benar sehingga dia berkata; apa lagi yang kurang? Lalu Yesus menjawab; “datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Tapi syaratnya; terlebih dahulu menjual seluruh hartanya dan hasil penjualan itu berikan kepada orang miskin.
Kalau tidak terlebih dahulu menjual hartanya tidak mungkin bisa mengikuti Tuhan, sebab Alkitab mengatakan; "dimana hartamu berada disitu hatimu berada."

Kita kembali memperhatikan ...
Yohanes 12:4
(12:4) Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata:
Pada akhirnya memang Yudas Iskariot akan segera menyerahkan Yesus kepada tukang-tukang bangunan (imam-imam kepala, ahli-ahli taurat, dan tua-tua) karena cinta uang.
Tidak sedikit orang Kristen menjual Tuhan hanya karena uang, tidak sedikit orang Kristen mengorbankan ibadah dan pelayanan hanya karena perkara lahiriah, Tuhan Yesus dijual. Cinta akan uang menyebabkan seseorang menjadi egois tidak memperhatikan nasib orang miskin, tidak memperhatikan pekerjaan Tuhan.

Sekarang kita akan lihat...
Matius 26:14-16
(26:14) Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala.
(26:15) Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.
(26:16) Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

Menjual Yesus kepada imam-imam kepala dengan seharga tiga puluh keping uang perak, lalu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus Kristus kepada imam-imam kepala atau ahli-ahli bangunan.
Yudas Iskariot adalah salah satu dari dua belas murid Yesus, setiap hari bersama-sama dengan Yesus, setiap hari senantiasa mengiringi Yesus siang dan malam, bahkan diberi tugas atau kepercayaan yang luar biasa menjadi seorang bendahara tetapi dia seorang pencuri. Siang malam bersama dengan Yesus, siang malam mendapatkan firman Tuhan, mendapatkan pengertian-pengertian yang mulia dari sorga tetapi kenyataannya dia seorang pencuri dia tidak bertanggung jawab atas tugas yang dipercayakan kepadanya sebagai seorang bendahara, sangat ironis sekali.

Kemudian ...
Matius 27:1-4
(27:1) Ketika hari mulai siang, semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan untuk membunuh Yesus.
(27:2) Mereka membelenggu Dia, lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, wali negeri itu.
(27:3) Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua,
(27:4) dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!"

Ketika Yesus ada di tangan imam-imam kepala dan tua-tua untuk segera disalibkan, Yudas Iskariot menyesal dan berkata; "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi penyesalannya sudah terlambat, dia sudah terlanjur menjual Yesus.
Saudaraku kita yang sering mengutamakan perkara lahiriah karena cinta akan uang lalu sehingga dengan rela kita menjual ibadah dan pelayanan ini, kita jual Tuhan, tidak memperhatikan pekerjaan Tuhan, tidak memperhatikan apa yang dikerjakan hamba Tuhan, hari ini saya sampaikan masih ada kesempatan untuk bertobat. Apalagi orang yang dikuasai oleh roh pencuri cinta akan uang, masih ada kesempatan bagimu untuk bertobat, masih ada kesempatan untuk segera mengakuinya.
Kalau memang engkau datang nanti dengan rendah hati dan membuka hatimu lebar-lebar untuk mengakui segala yang terselubung, itu jauh lebih baik dari pada bertahan karena malu, kuasa Allah tertutup di tengah ibadah pelayanan, sampai di dalam rumah pun engkau tidak dapat berkuasa. Sekaranglah waktunya untuk mengakui segala sesuatu yang terselubung terkhusus perkara cinta akan uang, supaya kuasa Tuhan terbuka untuk kita di tengah ibadah dan pelayanan.

Matius 27:5
(27:5) Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.
Akhirnya Yudas mati dengan cara yang tragis yaitu bunuh diri dengan menggantungkan diri.
Hati-hati orang yang cinta akan uang kalau tidak bertobat = bunuh diri.

Matius 27:6-10
(27:6) Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata: "Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah."
(27:7) Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing.
(27:8) Itulah sebabnya tanah itu sampai pada hari ini disebut Tanah Darah.
(27:9) Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel,
(27:10) dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku."

Tiga puluh uang keping perak itu tidak dapat digunakan sebagai korban dan persembahan, kalau itu hasil dari cinta akan uang itu tidak dapat dipakai sebagai korban dan persembahan.
Perlu untuk diketahui: seorang imam tetapi tidak menghargai ibadah dan pelayanannya tidak menghargai korban Kristus, maka apa yang dipersembahkannya itu sesungguhnya tidak ada artinya kepada Tuhan, tidak layak, sebab itu uang darah.
Uang darah berarti dipergunakan untuk tanah tukang periuk seperti yang dipesankan Tuhan kepada nabi Yeremia. Saudaraku, Yesus adalah penjunan, kita adalan tanah liat, Dia berkuasa membentuk kehidupan kita sekaliannya.

Segera kita memperhatikan ...
Kisah Para Rasul 1:15-18
(1:15) Pada hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata:
(1:16) "Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu.
(1:17) Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini."
(1:18) -- Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.

Seluruh isi perutnya tertumpah keluar, berarti tidak ada lagi persekutuan dengan Tuhan baik dengan firman Allah dan maupun dengan Roh Allah.
Saudaraku, sore ini kita sudah mendapatkan suatu pelajaran tentang pencuri yaitu Yudas Iskariot dia tidak bertobat dari kejahatannya itu akhirnya dia mati bunuh diri dengan cara menggantungkan diri, di dalam Kisah Para Rasul posisinya diganti oleh Matias supaya tetap tergenapi bilangan Rasul yaitu dua belas Rasul. Lalu dijelaskan hasil penjualan Yesus seharga tiga puluh keping perak itu digunakan untuk membeli sebidang tanah, sebab uang itu tidak dapat digunakan untuk sebagai persembahan kepada Tuhan.
Lalu disini dijelaskan dia mati tertelungkup dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah keluar, termasuk usus dua belas jari, tidak ada lagi persekutuan dengan firman Allah, bagaikan dua belas ketul roti di atas meja.
Seisi perutnya kalau kita kaitkan dengan Pola Tabernakel berarti itu terkena dengan Ruangan suci, tulang rusuk kiri dan kanan itu adalah papan jenang, sedangkan paru-paru itulah doa penyembahan, usus dua belas jari itu menunjuk kepada dua belas ketul roti di atas meja, tidak ada lagi persekutuan dengan Tuhan termasuk dengan Roh Tuhan.

Kisah Para Rasul 1:19-20
(1:19) Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah Darah --.
(1:20) "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain.

Kemahnya menjadi sunyi kemudian jabatannya diambil orang lain.
Semoga saya tidak salah mengatakan ini orang yang cinta akan uang pasti perkemahannya sunyi, suatu kali nanti ia akan tinggalkan keramaian kota, tinggalkan ibadah pelayanan, saya tidak ragu mengatakan itu dan biasanya orang yang berani meninggalkan ibadah dan pelayanan itu ada kaitannya dengan cinta akan uang.
Perkemahanya menjadi sunyi jabatannya diambil alih orang lain, dan orang yang tidak menghargai ibadah dan  pelayanan pasti terkait dengan cinta akan uang, itu tidak bisa dipungkiri.
Sore ini yang masih dikuasai roh cinta uang, tetapi ingin merasakan kuasa di tengah ibadah dan pelayanan terbuka akui di hadapan Tuhan sore ini juga. Tidak ada artinya melayani Tuhan tanpa pengakuan karena Tuhan tidak akan mengakui kita di tengah ibadah dan pelayanan ini. Apa artinya bernubuat, mengusir setan, mengadakan tanda-tanda heran sekalipun itu dilakukan demi nama Tuhan kalau ia tidak menyangkal dirinya dan memikul salib Kristus, dia adalah pembuat kejahatan...Matius 7:21-23.
Malam ini Tuhan tantang kita siapa yang mau dengan bersikap laki-laki menerima firman Allah yang benar, sore ini saya beri waktu untuk mengakuinya di hadapan Tuhan.

Jalan keluar apa yang diperbuat oleh Maria.
Yohanes 12:7-8
(12:7) Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.
(12:8) Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."

Yesus berkata; "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.”
Melakukan hal-hal yang mulia itu terkait dengan pengalaman kematian Yesus Kristus, terkait dengan karya Allah yang besar di atas kayu salib.

Yohanes 12:3
(12:3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
Apa yang dperbuat oleh Maria berbau harum, bau minyak semerbak diseluruh rumah itu.
Saudaraku kita ada di ruangan ini andai saja ada seorang yang mau melakukan ini maka kita akan merasakan bau harum dan apa yang telah dikerjakan oleh Yesus dua ribu delapan belas tahun yang lalu itu bau harum sampai hari ini, semerbak di seluruh rumah itu.
Kehidupan saya dan  saudara adalah rumah Tuhan, kehidupan setiap orang adalah rumah Tuhan, telah merasakan bau harum dari apa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus.
Berarti siapa yang memperhatikan nasib orang miskin? Bukan Yudas Iskariot tetapi Maria.
Siapa yang memperhatikan nasib orang miskin? Adalah Yesus oleh karena kematian-Nya, Dia yang kaya rela menjadi miskin supaya manusia yang miskin menajdi kaya oleh pengorbanan Yesus Kristus, inilah persembahan yang berbau harum semerbak diseluruh rumah itu, kita adalah rumah Tuhan.

Matius 26:11-13
(26:11) Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.
(26:12) Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku.
(26:13) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."

Jadi apa yang telah diperbuat oleh Maria ini selalu diingat, bukan hanya Tuhan yang mengingat Maria tetapi dimana saja kisah ini dituliskan dia selalu diingat.
Persembahan yang berbau harum adalah ingat-ingatan di hadapan Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment