KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, February 1, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 06 NOVEMBER 2018



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 06 NOVEMBER 2018
 
KITAB KOLOSE
(Seri: 127)

Subtema: “BERKEMENANGAN KARENA KRISTUS TELAH MATI”

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, kita patut bersyukur oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan dan sebentar kita akan membawa hidup kita rendah di kaki salib Tuhan, namun biarlah kiranya firman Tuhan menopang segala sesuatu sampai membawa kita rendah di bawah kaki salib Tuhan.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube maupun Facebook, di dalam ataupun di luar negeri, dilima benua, di tiap-tiap negara.

Saya kira dalam setiap ibadah semua sudah dipersiapkan Alkitab, catatan, dalam setiap perkara kita bertanggung jawab, itu kehidupan yang dewasa rohani. Kehidupan yang dewasa rohani siap dipertunangkan kepada Kristus sebagai kepala Mempelai Pria Sorga, dia sudah bertanggung jawab dalam hal mengasihi Tuhan, dalam hal mengasihi sesama. Jadi semua rapi tersusun.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose, sekarang kita akan memasuki ayat 18 sampai ayat 19.
Kolose 2:18-19
(2:18) Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, (2:19) sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.

Secara khusus pada ayat 18 ini menceritakan tentang orang-orang yang berkemenangan karena Kristus telah memberi kemenangan itu.

Terlebih dahulu kita membaca ayat 15.
Kolose 2:15
(2:15) Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.
Pendeknya; Kristus telah berkemenangan, dengan bukti Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah juga penguasa-penguasa.

Kemudian ayat 6.
Kolose 2:6
(2:6) Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.

Kemudian pada ayat 6; kamu telah menerima Kristus Yesus, maka secara otomatis orang yang menerima Kristus Yesus akan juga berkemenangan.
Kristus telah berkemenangan Dia telah melucuti pemerintah-pemerintah, Dia telah melucuti penguasa-penguasa maka secara otomatis orang yang menerima Kristus Yesus akan juga berkemenangan.

Tadi kita sudah melihat kehidupan atau anak Tuhan yang berkemenangan karena Kristus telah memberi kemenangan itu kepada mereka juga tentu kepada kita, maka setelah kita melihat kemenangan yang diberikan oleh Kristus, kita kembali membaca Kolose 2:18-19.
Kolose 2:18-19
(2:18) Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, (2:19) sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.

Yang menjadi persoalan pokok disini adalah bagaimana caranya untuk mempertahankan kemenangan itu?
Hari-hari ini setan berusaha untuk merampas kemenangan yang sudah ada dalam genggaman dua tangan anak-anak Tuhan, oleh sebab itu jangan kita biarkan kemenangan itu digagalkan oleh orang-orang yang tidak berpegang teguh kepada kepala, Kristus adalah kepala.
Saudaraku hamba-hamba Tuhan yang tidak berpegang teguh kepada Kristus sebagai kepala prakteknya ada empat;
1. Pura-pura merendahkan diri.
2. Beribadah kepada malaikat.
3. Berkanjang pada penglihatan-penglihatan.
4. Tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi.
Inilah empat praktek hamba-hamba Tuhan yang tidak berpegang teguh kepada Kristus sebagai kepala, inilah alat atau kaki tangan dari pada setan untuk merampas untuk menggagalkan kemenangan yang ada pada dua tangan umat Tuhan (gereja Tuhan). Sebab itu hati-hati dengan empat praktek tersebut.

Selanjutnya lebih rinci mari kita mengikuti atau melihat empat praktek di atas, diawali dengan ...
Tentang: PURA-PURA MERENDAHKAN DIRI.
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Binatang yang keluar dari dalam laut -> antikris.
Selanjutnya wujud binatang ini berkepala tujuh bertanduk sepuluh, kemudian;
-       Di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota.
-       Pada kepala-kepalanya (tujuh kepala)  tertulis nama-nama hujat.
Sebetulnya pembacaan dari ayat 1 ini sudah menunjukkan bahwa antikris ini pura-pura merendahkan diri, di atas tanduknya terdapat sepuluh mahkota ini berbicara tentang kemenangan. Kemudian pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Awalnya seolah-olah ada kemenangan yang berasal dari kuasa salib tetapi kenyataannya pada kepalanya tertulis nama-nama hujat, berarti antikris ini pura-pura merendahkan diri.

Lanjut pada ayat 3.
Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Antikris ini benar-benar pura-pura merendahkan dirinya, sebab satu dari kepala-kepalanya atau satu dari tujuh kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Saudaraku ada lima luka Yesus; dua di tangan, dua di kaki, serta satu tusukan pada lambung. Itu terjadi karena Yesus telah merendahkan diri-Nya di atas kayu salib.
Maka ketika salah satu dari tujuh kepala binatang itu terluka parah bahkan luka itu membahayakan dirinya itu sembuh = pura-pura merendahkan diri.

Wahyu 13:5
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
Tadi pada ayat 1 di atas sepuluh tanduk terdapat sepuluh mahkota ini seolah-olah kemenangan ini berasal dari salib ini merupakan tanda kerendahan hati, tetapi pada kenyataannya pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Pada ayat 5 mulut binatang itu penuh dengan kesombongan dan hujat sebab pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Saudaraku di dalam kepala terdapat pikiran yang tersambung langsung dengan hati, dan kalau pikiran hati terisi dengan firman maka mulut tentu penuh dengan firman Allah, tetapi kenyataannya mulut dari binatang itu penuh dengan kesombongan dan hujat berarti binatang ini melayani dengan kesombongan tetapi pura-pura merendahkan diri.

Wahyu 13:6
(13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Lalu selanjutnya disini kita perhatikan binatang itu membuka mulut untuk;
-       Menghujat Allah.
-       Menghujat nama-Nya.
-       Menghujat kemah kediaman-Nya.
-       Menghujat semua mereka yang diam di sorga.
Betul-betul penuh dengan kesombongan, memang sombong tetapi pura-pura merendahkan diri, itu binatang yang keluar dari dalam laut (antikris).

Saudaraku kiranya kita datang menghadap takhta kasih karunia dengan kerendahan hati, jangan sampai kita beribadah melayani Tuhan dengan kesombongan, kita bungkus dengan cara pura-pura merendahkan diri itu adalah kepalsuan dan kekeliruan. Tidak ada artinya beribadah melayani dengan kepalsuan, sombong tetapi pura-pura merendahkan diri, itu palsu tidak ada artinya.

Filipi 2:9-10
(2:9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, (2:10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama supaya di dalam nama Yesus bertekut lutut segala yang ada di langit, yang ada di atas bumi, dan yang di bawah bumi.
Bertekuk lutut berarti merendahkan diri tetapi di atas tadi kita lihat bahwa binatang yang keluar dari dalam laut itu menghujat Allah, menghujat nama-Nya (nama Yesus), menghujat kemah kediaman-Nya, dan juga semua yang berada di dalam kerajaan sorga.
Jadi betul-betul penuh dengan kesombongan, tidak mau bertekuk lutut, tidak mau merendahkan diri di tengah ibadah dan pelayanan. Inilah salah satu faktor penyebab sehingga kemenangan yang ada di dalam tangan terampas olehnya.

Tidak lengkap rasanya kalau kita hanya melihat antikris sekarang kita akan melihat nabi-nabi palsu.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

Binatang yang keluar dari dalam bumi -> nabi-nabi palsu.
Wujud dari binatang tersebut seperti anak domba tetapi saat dia berbicara sama seperti seekor naga penuh dengan kepalsuan atau dusta, berarti sombong tetapi pura-pura merendahkan diri.
Kesimpulannya; binatang yang keluar dari dalam bumi itu sombong tetapi pura-pura merendahkan diri.
Saudaraku orang yang suka berkata dusta adalah orang yang sombong, sebab kalau dia tidak sombong tidak mungkin berdusta.

Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Sebagai manusia Yesus Anak Allah telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib, menunjukkan bahwa Yesus sebagai Anak telah merendahkan diri-Nya di hadapan Allah Bapa.

Yohanes 8:38, 40
(8:38) Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu. (8:40) Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham."

Yesus melakukan kehendak Allah Bapa sesuai dengan apa yang Dia dengar, sesuai dengan apa yang Dia lihat, Dia tidak berdusta, itu sebabnya Dia sanggup merendahkan diri-Nya di hadapan Allah Bapa, di atas kayu salib. Berbeda dengan nabi palsu bertanduk dua seperti anak domba seharusnya selanjutnya disembelih tetapi kenyataanya tidak, kalau berbicara seperti naga penuh dengan kepalsuan, berarti orang yang berdusta adalah orang yang sombong kalau dia tidak sombong tidak mungkin berdusta. Yesus merendahkan diri-Nya di atas kayu salib sesuai dengan yang Dia dengar dan Dia lihat dari Allah Bapa, itu yang Dia lakukan, Dia tidak berdusta (tidak pura-pura merendahkan diri-Nya).
Jadi faktor yang kedua yang merampas atau yang menggagalkan kemenangan yang sudah ada dalam kedua tangan ini adalah dusta.

Yang pertama tadi yang menggagalkan kemenangan yang ada pada dua tangan adalah pura-pura merendahkan diri.

Tentang: BERIBADAH KEPADA MALAIKAT.
Sesungguhnya kita datang beribadah kepada Tuhan bukan kepada malaikat, sidang jemaat datang beribadah kepada Tuhan bukan kepada hamba Tuhan, bukan kepada manusia, bukan kepada yang lain-lain, itu harus dimengerti.
Hamba-hamba Tuhan atau pemimpin-pemimpin di dalam rumah Tuhan disebut juga malaikat sidang jemaat, sekalipun seorang hamba Tuhan dipakai dengan luar biasa sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang Tuhan berikan bahkan sekalipun hamba Tuhan itu melayani dalam tahbisan yang benar namun sidang jemaat tetap datang beribadah harus kepada Tuhan bukan kepada malaikat, bukan kepada manusia.

Mari kita perhatikan ...
Wahyu 22:6
(22:6) Lalu Ia berkata kepadaku: "Perkataan-perkataan ini tepat dan benar, dan Tuhan, Allah yang memberi roh kepada para nabi, telah mengutus malaikat-Nya untuk menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi."
Allah yang memberi roh kepada para nabi kemudian Allah juga mengutus malaikat-Nya, tujuannya untuk menunjukkan kepada hamba-hamba Tuhan apa yang akan terjadi.
Kalau hamba-hamba Tuhan dipakai oleh Tuhan untuk menunjukkan segala sesuatu tentang apa yang harus terjadi termasuk tentang kedatangan Tuhan itu kemurahan Tuhan bagi kita.

Wahyu 22:7-8
(22:7) "Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!" (22:8) Dan aku, Yohanes, akulah yang telah mendengar dan melihat semuanya itu. Dan setelah aku mendengar dan melihatnya, aku tersungkur di depan kaki malaikat, yang telah menunjukkan semuanya itu kepadaku, untuk menyembahnya.

Ketika dia mendengar dan melihat malaikat Tuhan yang diutus itu menunjukkan segala sesuatu yang akan terjadi, Rasul Yohanes tersungkur di depan kaki malaikat itu, Rasul Yohanes tidak bisa membatasi luapan hatinya, tidak bisa membatasi keharuan sampai akhirnya menyembah malaikat, itu kekeliruan (salah), itu kesalahan.
Kalau hormat dua kali lipat kepada hamba Tuhan tidak salah Alkitab berapa banyak mencatatnya tetapi bukan untuk beribadah kepada malaikat, kita datang bukan beribadah kepada malaikat kita datang untuk beribadah kepada Tuhan, sekalipun malaikat itu dipakai oleh Tuhan dengan luar biasa sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan, keharuan dalam hati harus dibatasi supaya kita datang hanya beribadah kepada Tuhan saja.

Saya tidak merasa rugi kalau menyampaikan apa yang benar apa yang jujur apa yang murni karena saya adalah manusia biasa bukan untuk disembah, kecuali kalau saya pencuri kehormatan, pencuri miliknya Tuhan maka saya merasa tidak perlu menyampaikan apa yang benar.
Sebab itu jangan sampai kemenangan itu digagalkan oleh kepalsuan semacam ini, batasi keharuan, kalaupun ada keharuan biar itu tertuju kepada Tuhan saja, hormat kepada hamba Tuhan dua kali lipat boleh saja tidak salah tapi kita datang beribadah kepada Tuhan bukan kepada hamba Tuhan.

Wahyu 22:9
(22:9) Tetapi ia berkata kepadaku: "Jangan berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!"
Malaikat Tuhan berkata kepada Yohanes; "Jangan berbuat demikian!” Ini adalah sebuah ketegasan karena memang kita datang beribadah kepada Tuhan bukan kepada malaikat Tuhan.
Kemudian malaikat Tuhan itu berkata; “Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi.” Malaikat Tuhan adalah hamba Tuhan bukan Tuhan Allah yang harus disembah, dengan pengertian semacam ini setelah malaikat itu memberi pengertian ini kepada Rasul Yohanes, selanjutnya malaikat itu berkata; “Sembahlah Allah!"
Kalau kita sudah mendapat pengertian yang benar mari kita datang beribadah kepada Tuhan, tidak untuk mencari hamba Tuhan, sembahlah Allah. Kalau kita menyembah Allah yang hidup maka kita bebas dari berhala. Ada dua jenis berhala:
1.     Terikat dengan perkara lahiriah.
2.     Kekerasan hati.
Kalau dua hal ini menjadi prioritas utama lebih mengutamakan dua perkara ini dari Tuhan dari ibadah itu disebut berhala.

Wahyu 22:10
(22:10) Lalu ia berkata kepadaku: "Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini, sebab waktunya sudah dekat.

Malaikat Tuhan berkata kepada Rasul Yohanes; "Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini.” Artinya; seorang hamba Tuhan yang benar dan jujur akan menyampaikan firman Allah dengan benar dan jujur disertai dengan tulus ikhlas.
Kita bersyukur karena pada sampai hari ini Tuhan menyatakan kemurahan-Nya kepada kita lewat pembukaan rahasia firman supaya kita datang beribadah hanya kepada Tuhan tidak kepada yang lain.

Tentang: BERKANJANG KEPADA PENGLIHATAN-PENGLIHATAN.
Sama artinya berkeras hati kepada penglihatan-penglihatan.
Zakharia 13:4
(13:4) Pada waktu itu para nabi masing-masing akan mendapat malu oleh karena penglihatannya sebagai nabi, dan tidak ada lagi dari mereka yang mengenakan jubah berbulu untuk berbohong;
Seorang nabi yang selalu berkeras hati atau yang berkanjang pada penglihatan-penglihatan maka ia harus melakukan itu disertai dengan jubah berbulu, artinya; memegahkan diri dengan cara memakai jubah nabi untuk menipu umat Tuhan.

Zakharia 13:5
(13:5) tetapi masing-masing akan berkata: Aku ini bukan seorang nabi, melainkan seorang pengusaha tanah, sebab tanah adalah harta kepunyaanku sejak kecil.
Berkanjang kepada penglihatan-penglihatan = PENGUSAHA TANAH = PETANI SAJA. Sebab tanahlah yang menjadi harta kepunyaannya sejak kecil atau hidup dari tanah saja.
Kalau Tuhan yang menjadi milik pusaka kita, kalau Tuhan yang menjadi kekayaan kita maka kita hidup dari Tuhan, hidup oleh kekayaan dan kemurahan Tuhan.
Kalau hanya berkanjang atau berkeras hati hanya kepada penglihatan-penglihatan, kekayaannya hanya dari tanah saja. Tetapi kalau yang menjadi milik pusaka kita adalah Tuhan, kalau yang menjadi kekayaan kita adalah Tuhan, kita hidup oleh kemurahan hati Tuhan.

Dulu saya lupa tepatnya tahun berapa waktu pemilu terjadi, waktu itu ada salah satu partai Kristen ikut serta disitu, lalu dengan tidak merasa bersalah dengan tidak merasa berdosa ada seorang hamba Tuhan yang kebiasaan berkanjang atau berkeras hati kepada penglihatan-penglihatan (sampai hari ini) dia berkata; saya melihat di langit sepuluh persen malaikat di sorga bersorak sorai. Kenapa dia mengatakan itu? Karena kalau partai Kristen ini mendapat suara sepuluh persen maka partai ini akan diuntungkan bahkan berhak menjadi presiden (pemimpin negara ini) tetapi kenyataannya apa yang diucapkannya itu dusta, sampai hari ini dia masih melakukan itu, sangat mengerikan. Kekayaannya tidak lebih tidak kurang hanya tanah saja, hidup dari hasil pertanian, kalau kekayaan kita berasal dari Tuhan maka kita hidup oleh karena kekayaan dan kemurahan hati Tuhan, kita beribadah kepada Tuhan. Tuhan sudah memberikan ibadah dan pelayanan ini sebagai milik pusaka kita karena Tuhanlah yang menjadi kekayaan kita.

Zakharia 13:6
(13:6) Dan apabila ada orang bertanya kepadanya: Bekas luka apakah yang ada pada badanmu ini?, lalu ia akan menjawab: Itulah luka yang kudapat di rumah sahabat-sahabatku!"
Hamba-hamba Tuhan yang berkanjang kepada penglihatan-penglihatan, yang berkeras hati hanya pada penglihatan-penglihatan tidak kuat bahkan tidak sanggup memikul salib, tidak sanggup menanggung kesusahan kelemahan orang lain sehingga dia terluka. Pendeknya; hatinya terluka.
Kalau hanya berkanjang pada penglihatan-penglihatan, ibadah ini tidak ditopang dengan pengajaran salib, beribadah tidak berdiri di atas korban Kristus maka ia tidak sanggup menerima kekurangan, menerima kelemahan dari sahabat atau sesamanya sehingga ia terus merasa terlukai atau mengalami luka di batin.
Kalau seseorang sanggup menanggung penderitaan, menyangkal diri dan memikul salib, tidak akan merasa terlukai oleh saudara-saudaranya, ia tidak akan mengalami sakit hati.
Maka kalau gereja ini dibangun di atas korban Kristus itu kemurahan, sanggup menerima kelemahan orang lain, hati tidak merasa terlukai, tidak merasa tersakiti walupun sakit walaupun menderita, tetapi di hari-hari ini setan berusaha untuk mengacau perhatian dari sidang jemaat Tuhan, dengan memakai seorang hamba-hamba Tuhan yang berkanjang kepada penglihatan-penglihatan, itu kerugian besar.

Tentang: TANPA ALASAN MEMBERSAR-BESARKAN DIRI OLEH PIKIRANNYA YANG DUNIAWI.
Bandingkan segera dengan ...
1 Korintus 3:3-4
(3:3) Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? (3:4) Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?

Saudaraku manusia duniawi berarti tidak rohani, tandanya ada iri hati dan perselisihan.
Prakteknya; membesar-besarkan satu golongan, ada blok-blokan, blok a, blok b, blok c.
Kenapa ada blok-blokan blok ini blok itu? Karena membesarkan satu golongan, kalau yang kita tinggikan korban Kristus maka kita tentu akan menjadi satu tidak ada blok-blokan, tidak ada golongan sana dan golongan sini.

1 Korintus 3:4-6
(3:4) Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? (3:5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (3:6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.

Saudaraku kita tidak perlu membesar-besarkan satu golongan, seperti disini dikatakan; "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos."
Semua hamba Tuhan sama di hadapan Tuhan dan setiap hamba Tuhan melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang Tuhan percayakan. Paulus menanam, Apolos menyiram yang  terpenting adalah Tuhanlah yang memberi pertumbuhan itu, tapi kalau hanya membesar-besarkan satu golongan menunjukkan bahwa dia manusia duniawi. Apa arti dari manusia duniawi? Tidak rohani, apa tanda tidak rohani? Ada iri hati, ada perselisihan karena membesar-besarkan, satu goiongan atau golongannya sendiri, sehingga terjadi blok ini dan itu, terjadi perpecahan.
Tidak terlalu penting siapa yang menanam siapa yang menyiram yang terpenting Tuhan memberi pertumbuhan rohani, maka seorang hamba Tuhan tidak boleh membesar-besarkan dirinya.

Saudaraku inilah empat perkara yang menggagalkan kemenangan yang sudah ada dalam genggaman dua tangan. Bukankah tadi diawali dari kitab Kolose 2:18-19 Tuhan telah memberi kemenangan tetapi yang menjadi persoalan pokok disini adalah bagaimana caranya supaya kita mempertahankan kemenangan yang sudah ada dalam genggaman dua tangan? Tuhan Yesus telah melucuti penguasa-penguasa dan pemerintah-pemerintah maka  otomatis mereka yang hidup di dalam Kristus Yesus otomatis berkemenangan juga.
Jangan sampai kemenangan yang sudah ada pada genggaman dua tangan ini digagalkan oleh empat perkara ini, tetapi malam ini empat perkara ini telah dinyatakan oleh Tuhan, Tuhan nyatakan kepada saya dan kepada kita semua, supaya kita tetap bisa mempertahankan kemenangan yang sudah kita peroleh oleh karena kemenangan yang diberikan Allah melalui anak-Nya yang tunggal di atas kayu salib. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment