KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, February 12, 2019

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 15 NOVEMBER 2018



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 15 NOVEMBER 2018

KITAB RUT
(Seri: 34)

Subtema: JANGAN MEMBAWA DIRI KE LADANG SI PEMALAS.


Shalom saudaraku.
Selamat malam bagi kita sekaliannya, salam sejahtera dan bahagia memenuhi hidup kita dan ruangan ini, biarlah kiranya Tuhan menyatakan kasih dan kemurahan-Nya lewat pembukaan firman Tuhan yang akan kita terima, sebab itu kita menaikkan permohonan supaya Tuhan berkemurahan bagi kita malam ini.
Puji Tuhan, saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, dimanapun berada di dalam maupun di luar negeri kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya.

Mari kita ikuti firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Rut 2:2.
Rut 2:2
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku."

Di sini kita melihat Rut meminta ijin sekaligus memohon doa restu dari Naomi dan ia pun direstui. Dalam hal ini Rut sangat menghormati Naomi sebagai mertua atau orang tua.
Kemudian adapun isi permohonan Rut kepada Naomi dibagi atas;
a.   Biarkanlah aku pergi ke ladang.
b.   Memungut bulir-bulir jelai.
c.   Di belakang orang yang murah hati kepadaku.

Kita masih memperhatikan ...
Keterangan: A. BIARKANLAH AKU PERGI KE LADANG.
Saudaraku pernyataan dari Rut ini menunjukkan bahwa hari demi hari yang dia lalui bersama dengan Tuhan ditandai dengan kemurahan Tuhan yang semakin meningkat, bukan semakin merosot.
Saudaraku saat ini kita berada di ladang Tuhan itu bukan suatu kebetulan, sungguh ini merupakan perhatian Tuhan sekaligus kemurahan dari Tuhan yang sangat besar di dalam memelihara kehidupan kita masing-masing. Oleh sebab itu hati-hati jangan sampai kita membawa diri ke dalam ladang orang yang pemalas, itu merugikan diri sendiri.
Amsal 24:30-31
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi. (24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.

Di sini kita perhatikan ladang si pemalas tandanya ada dua;
1.   Seluruh tanahnya ditumbuhi onak.
2.   Seluruh tanahnya tertutup dengan jeruju atau duri.
Onak dan duri ini yang akhirnya akan membuat umat Tuhan menderita dan sangat sakit, sakit dan menyakiti itu suatu penderitaan yang besar.

Pertanyaannya bagi kita sekarang; SIAPAKAH PEMALAS DISINI??
Jawabnya ialah orang yang tidak berakal budi atau orang yang tidak mempunyai akal yang sehat.
Kalau ia mempunyai akal budi, akal yang sehat pasti seseorang tidak malas, dia pasti rajin.

Amsal 24:32-33
(24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran. (24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"

Tanda seseorang tidak berakal budi atau tidak memiliki akal yang sehat ada tiga;
1.   Tidur sebentar lagi.
2.   Mengantuk sebentar.
3.   Melipat tangan sebentar lagi.
Itulah tanda orang yang tidak berakal budi atau tidak memilki akal yang sehat.
Kalau dilihat dari tiga pembagian ini sebetulnya aneh karena biasanya mengantuk dulu baru tidur tapi disini diawali tidur sebentar lagi, kemudian mengantuk sebentar lagi, kemudian melipat tangan sebentar lagi, jadi disini ada suatu keanehan. Menunjukkan bahwa orang yang tidak berakal budi, orang yang tidak memiliki akal sehat ini betul-betul malas.

Sekarang kita akan melihat tiga pembagian tersebut ...
Keterangan: TIDUR SEBENTAR LAGI.
Artinya; seseorang penuh dengan kelemahan bahkan tidak lepas dari kelemahan.
Orang yang berada di dalam kelemahannya disebut dengan tidur rohani, maka keadaan yang semacam ini harus segera dibangunkan dari tidurnya atau dari kelemahannya.
Matius 25:5
(25:5) Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
Karena mempelai itu lama tidak datang-datang mengantuklah mereka yaitu lima gadis yang bijaksana dan lima gadis yang bodoh.
Mengantuk lalu tertidur, artinya; berada di dalam kelemahan. Jadi memang siapapun manusia di atas muka bumi ini tidak ada yang sempurna.

Matius 25:6
(25:6) Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

Keadaan tidur, artinya; berada dalam kelemahan dan dalam kelemahan itu ia tidak bisa melepaskan diri. Yang dapat membangun, kerohanian yang tertidur adalah Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, kita tidak usah ragu dalam hal ini karena baik lima gadis yang bijaksana maupun lima gadis yang bodoh awalnya mereka mengambil pelitanya dan pergi menyongsong Mempelai laki-laki sorga.
Namun karena mempelai laki-laki itu lama tidak datang-datang mengantuklah mereka lalu tertidur, ini berbicara tentang kelemahan. Lalu pada ayat 6 mereka dibangunkan oleh Firman Pengajaran Mempelai.

Keterangan: MENGANTUK SEBENTAR LAGI.
Sama artinya; mata terlalu berat untuk dibuka = tertutup. Artinya rohaninya; berada dalam gelap.
Matius 6:22-23
(6:22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; (6:23) jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

Di sini kita perhatikan mata adalah pelita tubuh, oleh sebab itu posisi mata berada di tempat yang tinggi untuk menerangi seluruh anggota tubuh.
Seandainya mata ditaruh di bawah maka aktivitas manusia tidak sempurna, kerugiannya dia tidak tau apa yang harus dia kerjakan, tidak tau apa yang harus dia perbuat. Tetapi puji Tuhan, posisi mata berada di tempat yang tinggi, sehingga dapat melihat segala sesuatu yang terkait di dalam anggota-anggota tubuh, dapat menerangi, dapat mengawasi anggota-anggota tubuh.
Tetapi sebaliknya jika terang yang ada pada kita itu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu -> orang yang mengantuk sebentar lagi.

Lebih jauh kita memperhatikan ...
Matius 23:16-19
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. (23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.

Saudaraku ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi melayani Tuhan tetapi mereka terikat dengan perkara-perkara lahiriah, menunjukkan bahwa ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi disebut dengan pemimpin-pemimpin buta dan orang-orang bodoh, artinya; berada di dalam gelap dan kebodohan.
Itulah yang dimaksud terang yang ada padamu menjadi gelap atau kalau terang yang ada pada kita menjadi gelap, betapa jahatnya kejahatan itu, betapa gelapnya kegelapan itu.
Ini suatu kejahatan yang luar biasa yang ditunjukkan oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang notaben sebagai pemimpin-pemimpin guru-guru dalam rumah Tuhan.

Saudaraku akibat dibutakan oleh kegelapan;
a.   Mengabaikan kesucian.
Mereka berkata tadi; “Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.” Berarti mengabaikan kesucian.
b.   Mengabaikan mezbah.
Karena mereka berkata; “Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.”

Sekarang mari kita perhatikan ciri-ciri kedua hal ini ...
Ciri-ciri mengabaikan kesucian:
Kalau dikaitkan dengan tiga alat yang di dalam RUANGAN SUCI berarti;
1.   Tanpa persekutuan dengan firman Allah -> Meja Roti Sajian.
2.   Tanpa persekutuan dengan Roh El Kudus -> Kaki Dian Emas.
3.   Tanpa persekutuan dengan kasih Allah -> Mezbah Dupa.

Kemudian sekarang ciri-ciri mengabaikan mezbah: tidak ada korban yang dipersembahkan kepada Tuhan.
Kita menghampiri mezbah Tuhan tujuannya tidak lain tidak bukan untuk membawa korban dan mempersembahkan di atasnya. Bersyukur saja imam-imam yang sudah dipercaya karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El Kudus, tugasnya adalah untuk membawa korban dan mempersembahkannya di atas mezbah.
Jangan sampai imam-imam yang sudah menerima karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus mengabaikan mezbah, itu adalah suatu kekeliruan di tengah-tengah ibadah pelayanan kepada Tuhan.

Kita lihat MENGABAIKAN MEZBAH lebih dalam ...
Daniel 9:27
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."
Pada pertengahan tujuh masa yaitu tiga tahun setengah pembinasa keji akan menghentikan korban sehari-hari yaitu;
1.   Korban sembelihan -> ibadah dan pelayanan.
2.   Korban santapan -> firman Allah.
Pendeknya; tidak ada lagi korban dan persembahan yang dipersembahkan di atas mezbah.
Ada korban untuk dipersembahkan tapi mezbah diabaikan, tidak ada artinya korban persembahan. Seperti itulah jadinya nanti pada saat pembinasa keji berdiri di tempat kudus, pada saat antikris berkuasa selama tiga tahun setengah, mereka akan menghentikan korban sehari-hari.
Perlu untuk diketahui; firman Allah berkuasa untuk menopang kehidupan kita di dalam hal melakukan sesuatu yang baik, sesuatu yang benar, sesuatu yang suci dan berkenan, bahkan ibadah ini dapat terselenggara dengan baik itu karena di topang oleh firman Allah.

Sekarang kita lihat ...
Wahyu 11:1
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
Yang masuk dalam ukuran Tuhan ada tiga;
1.   Bait Suci Allah, berarti hidup di dalam kesucian oleh kuasa firman Allah dan oleh kuasa Roh Allah dan oleh kuasa kasih Allah.
2.   Mezbah -> korban dan persembahan kepada Tuhan.
3.   Beribadah di dalamnya -> doa penyembahan.
Maka saya tandaskan malam ini kepada kita sekaliannya serta kepada para pemirsa yang sedang mengikuti live streaming atau video internet, Youtube, Facebook dimanapun anda berada ibadah kita harus memuncak sampai kepada doa penyembahan, ibadah itu tidak boleh jalan di tempat tetapi ibadah itu harus meningkat hari demi hari sampai nanti memuncak sampai kepada doa penyembahan, seperti itulah yang dialami Rut di dalam mengikuti dan mengiringi Tuhan. Hari-hari yang dia lalui ditandai dengan kemurahan.
Harus ada peningkatan rohani dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun.
Kita sudah berada di penghujung tahun, saat ini kita berada di bulan dua belas di penghujung tahun, berarti tidak lama lagi kita akan memasuki tahun yang baru seharusnya kita beribadah dengan ibadah yang memuncak sampai kepada doa penyembahan supaya masuk dalam ukurannya Tuhan.

Sekarang bandingkan dengan mereka yang tidak masuk dalam ukurannya Tuhan ...
Wahyu 11:2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
Sedangkan pelataran Bait Suci di sebelah luar tidak masuk dalam ukuran Tuhan, tidak dilindungi dan tidak dibela oleh Tuhan melainkan diserahkan kepada antikris untuk diinjak-injak selama 42 bulan atau tiga tahun setengah.
Jadi suatu kerugian yang besar kalau kita mengabaikan kesucian dan mengabaikan mezbah, dan itulah yang terjadi kepada pemimpin-pemimpin buta dan orang bodoh yang disebut juga dengan mengantuk rohani.
Orang yang mengantuk tidak konsentrasi dalam hal melayani pekerjaan Tuhan di tengah ibadah-ibadah yang dipercayakan oleh Tuhan. Maka orang yang suka ngantuk persiapkan diri dari tempat kediaman saudara, tidak boleh mengantuk dalam beribadah apalagi melayani pekerjaan Tuhan.

Jadi kita memang harus memperhatikan apa yang dikerjakan oleh Rut, dia berada di ladang Boas, penebus gambaran dari pribadi Tuhan Yesus Kristus. Maka kita patut bersyukur saat ini kita berada di ladang Tuhan itu kemurahan supaya disitu kita mendapat pemeliharaan, pembelaan, perlindungan sebagai perhatian dari Tuhan Yesus Kristus Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga yang kita kasihi.

Kemudian kita kembali memperhatikan tanda tidak berakal budi ...
Keterangan: MELIPAT TANGAN SEBENTAR LAGI.
Amsal 26:13-15
(26:13) Berkatalah si pemalas: "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!" (26:14) Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya. (26:15) Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.

Perhatikan disini tentang si pemalas atau tanda melipat tangan ada tiga;
1.   Si pemalas berkata; "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!"
Artinya; membesar-besarkan masalah sehingga tidak berani melangkah, menyelami jalan-jalan dan lorong-lorong yang harus ditempuh.
Memang si pemalas yang kesukaannya melipat tangan cenderung menggunakan berbagai-bagai alasan, membesar-besarkan situasi kondisi keadaan, padahal sebetulnya dia adalah seorang pemalas saja.
2.   Si pemalas seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya. Berada disekitar tempat tidur, areanya atau zona kenyamannya hanya seputar tempat tidur saja disitu dia berputar-putar tidak lebih tidak kurang.
3.   Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.
Tetapi bukan berarti dia bosan untuk makan, hanya karena malas saja. Menunjuk kepada orang yang menunda-nunda pekerjaan Tuhan, pendeknya, mengabaikan yang baik, yang suci dan benar
Si pemalas melipat tangan dengan tiga alasan; yang pertama: suka membesar-besarkan masalah, yang kedua berputar-putar di tempat tidur itu saja area dan zona kenyamanannya, yang ketiga malas untuk dibenarkan, malas untuk berubah, malas untuk dibentuk -> orang yang suka menunda-nunda pekerjaan Tuhan sehingga keadaan orang seperti ini tidak dapat berubah sampai kapanpun.
Gunakan dua tangan untuk melayani pekerjaan Tuhan disitu nanti terjadi keubahan, kemudian tidak berada disekitar tempat tidur, serta tidak lagi menggunakan alasan-alasan untuk melayani pekerjaan Tuhan.

Amsal 26:26
(26:16) Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.

Sampai pada akhirnya si pemalas selalu merasa lebih bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana, menganggap lebih bijak dari orang yang berakal budi.
Sebab itu Tuhan tidak mencari orang yang berhikmat dari dunia ini, Tuhan tidak mencari orang yang kuat dari dunia ini, Tuhan mau mencari orang yang mau menyerahkan dua tangannya untuk melayani pekerjaan Tuhan. Tuhan mencari orang yang bodoh dari dunia ini untuk mempermalukan hikmat dunia, Tuhan memanggil orang yang lemah dari dunia ini untuk mempermalukan orang yang kuat dari dunia ini, itu yang mau dipakai Tuhan yaitu yang mau menyerahkan dua tangan untuk dipakai Tuhan.

Kita kembali membaca ...
Amsal 24:33-34
(24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring," (24:34) maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

Pendeknya; ladang si pemalas ditumbuhi onak dan duri.
Onak dan duri ini menimbulkan kemiskinan dan kekurangan. Jadi onak dan duri ini hanya membuat umat Tuhan menjadi sakit dan tersakiti.
MISKIN berarti tidak kaya, cirinya; tidak mampu memberi, tidak mampu berbagi, dan tidak mengerti pekerjaan Tuhan. Untuk pekerjaan Tuhan hitung-hitungan dan suka bersungut-sungut.
Pemberitaan firman semacam ini adalah perhatian Tuhan kepada kehidupan kita, barangkali diantara kita masih ada yang malas-malasan.
Gambaran dari kemiskinan sama seperti seorang penyerbu. Kalau seseorang diserbu oleh musuh keadaan menjadi terdesak, jadi kemiskinan ini sangat menakutkan sekali.
Kaya tapi tidak mau berbagi itu sangat menakutkan, tidak mau berkorban untuk pekerjaan Tuhan digambarkan seperti seorang penyerbu.
Mari kita berfikir seperti Tuhan berfikir, kiranya hati pikiran kita diisi oleh firman supaya perkataan dan perbuatan menjadi suatu kesaksian hidup tidak kosong.

Kemudian KEKURANGAN berarti tidak mempunyai kelebihan, orang semacam ini tidak bisa diandalkan.
Saya tau manusia tidak ada yang sempurna, tetapi di dalam kekurangan kita mau menyerahkan diri kepada Tuhan nanti Tuhan yang akan memberi banyak kelebihan-kelebihan, nanti Tuhan yang akan memberi kemampuan-kemampuan asal saja di dalam kekurangan kita mau mengakui dan menyerah kepada Tuhan.
Sedangkan gambaran dari kekurangan disini sama seperti orang yang bersenjata, berarti orang yang mengalami kekurangan senantiasa mengalami ancaman maut, hidupnya selalu mengalami ancaman sana, ancaman sini, menghadapi berbagai-bagai ancaman.
Kalau setiap hari menghadapi ancaman orang yang seperti ini tidak lama akan stroke.
Saya tau awal dipanggil oleh Tuhan kita datang dengan penuh kekurangan, tidak memiliki kelebihan, tidak memiliki kemampuan tetapi satu kesempatan bagi kita untuk menghargai panggilan Tuhan dengan cara menyerahkan diri supaya Tuhan memberi kelebihan dan kemampuan itu kepada kita.

Pendeknya; kemiskinan dan kekurangan ini menyebabkan rasa takut yang amat sangat, membuat seseorang menjadi cemas, gelisah, gundah gulana, tidak memiliki kepercayaan diri sampai akhirnya kehilangan jati diri.
Kalau seseorang kehilangan jati diri dia tidak yakin lagi dengan kebenaran, dia tidak percaya lagi dengan kebenaran, dia tidak percaya lagi dengan hidupnya. Itu tanda bahwa seseorang kehilangan jati diri.
Dulu itu adalah pengalaman saya, untuk berbuat sesuatu yang baik saja saya sudah tidak percaya lagi karena sudah terlebih dahulu diintimidasi dengan pemikiran yang jelek. Tapi sekarang berbeda saya tidak peduli orang menolak, orang menghina tetapi bagi saya, saya harus tetap melayani Tuhan.
Hati saya terharu malam ini dalam hal menyampaikan firman, berarti Tuhan melihat mungkin keadaan kita sungguh sangat malas sekali, sehingga banyak terjadi kekeliruan disana sini, sampai banyak teguran-teguran kita alami.

Sekarang kita memperhatikan lebih jauh lagi tentang LADANG SI PEMALAS ...
Amsal 24:31
(24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.

Ladang si pemalas selain ditumbuhi onak dan tanahnya tertutup dengan jeruju, juga temboknya sudah roboh, artinya; tidak ada lagi penjagaan dari Tuhan, tidak ada lagi pembelaan dan perlindungan dari Tuhan, sampai akhirnya diinjak-injak oleh binatang buas.
Orang muda harus memperhatikan ini dengan baik, dengan apakah orang muda mempertahankan kelakuannya suci, bersih? Dengan memperhatikan firman Tuhan sebagai pembelaan, penjagaan dari Tuhan.
Kalau temboknya sudah roboh maka binatang buas akan masuk dan menginjak-nginjak.
Binatang buas ini terdiri dari dua jenis;
1.   Binatang yang keluar dari dalam laut -> antikris (Wahyu 13: 1-3).
Binatang ini gabungan dari tiga jenis binatang antara lain; sama seperti macam tutul, dan kakinya sama seperti kaki beruang, dan mulutnya sama seperti mulut singa. Ini binatang yang pertama, inilah yang akan memasuki ladang si pemalas dan menginjak-nginjaknya. Pendeknya; dikuasai antikris.
Apa tandanya kalau ladang si pemalas telah diinjak-injak binatang buas (antikris)? Tandanya; di dahi dan di tangan kanannya ada cap meterai dari antikris itu sendiri yaitu 666 (enam ratus enam puluh enam). Artinya; tubuh, jiwa, dan rohnya dikuasai oleh daging.
6 pertama -> tubuh dikuasai oleh daging.
6 kedua -> jiwa dikuasai oleh daging.
6 ketiga -> roh sudah dikuasai oleh daging.
Roh itu penurut tetapi daging lemah tetapi kalau sudah diinjak-injak oleh binatang pertama antikris maka cap meterai dari antikris 666 itu akan nyata di dahi ataupun di tangan kanan, artinya; tubuh jiwa dan roh sudah dikuasai daging.
Kita sekarang berada di ladang Tuhan, jangan kita sibuk membawakan diri kita ke ladang si pemalas. Jangan anggap enteng  dengan ibadah sebab seharga dengan setetes darah Yesus.
2.   Binatang yang keluar dari dalam bumi...Wahyu 13:11.
Binatang yang keluar dari dalam bumi -> nabi-nabi palsu. Nabi-nabi palsu disebut juga dengan seriga berbulu domba akan menginjak-injak lading si pemalas.
Saudaraku inilah kerugian yang terjadi kalau temboknya rubuh, tidak ada lagi penjagaan, tidak ada lagi pembelaan, perlindungan dari Tuhan. Sehingga binatang buas (antikris dan nabi-nabi palsu) masuk dan menginjak-nginjak ladang si pemalas seperti yang tertulis di dalam Wahyu 11:2. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, kerjakanlah keselamatan itu dengan takut dan gentar, tidak boleh malas, sangkal diri dan pikullah salib masing-masing.

Kita lihat sebagai contoh Adam dan Hawa di taman Eden ...
Kejadian 2:15-17
(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. (2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, (2:17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Di sini kita perhatikan Adam dan isterinya ditempatkan di taman Eden, tujuannya adalah untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden.
Saat ini Tuhan membawa kita di ladang Tuhan, Tuhan menempatkan kita bagaikan Adam dan isterinya di taman Eden, tapi perlu kita perhatikan tujuan kita ditempatkan di ladang Tuhan untuk mengusahakan dan memelihara ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan.
Tiga macam ibadah pokok itu ibadah yang berasal dari Allah, dari sorga turun ke bumi seperti yang terjadi di mata bangsa Israel di atas gunung Sinai. Kehadiran Allah di atas gunung Sinai ditandai tiga hal;
1.   Api.
2.   Awan padat.
3.   Sangkakala berbunyi.
Itu menunjuk kepada tiga macam ibadah pokok.
Api disertai kilat -> Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
Kemudian awan padat -> Ibadah Doa Penyembahan.
Lalu sangkakala -> Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Inilah tiga macam ibadah pokok yang harus kita usahakan dan kita pelihara sampai Tuhan datang kembali.

Syarat untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden; Adam dan isterinya harus memperhatikan perintah dan larangan Tuhan Allah kepada mereka.
Berarti mengusahakan dan memelihara ibadah itu tidak boleh sembarangan, tidak boleh menggunakan aturannya sendiri, kehendak sendiri atau sesuai dengan maunya sendiri.
Tiga macam ibadah pokok berasal dari sorga dari Allah bukan dari bumi bukan buatan tangan manusia, maka syarat mengusahakan dan memelihara ibadah itu harus memperhatikan perintah dan larangan Tuhan Allah, tidak boleh seenaknya melayani.

Adapun perintah dan larangan itu ialah;
-     Perintah:Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas.
-     Larangan:Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya.
Konsekuensinya; pada hari memakannya, pastilah mati.

Kejadian 2:9
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Bagian dari perintah terdiri dari;
-  Yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya -> Roh El Kudus.
Hidup dalam pengurapan Roh El Kudus itu bebas dinikmati.
-  Buah pohon kehidupan -> firman Allah.
Menikmati firman Allah dengan bebas itu diijinkan oleh Tuhan.
-  Kemudian, larangan: Buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, tidak boleh dimakan.
Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat artinya: tau yang baik tetapi tau juga berbuat jahat, atau persamaannya mengasihi sesama atau mengasihi orang yang mengasihi tetapi membenci musuh, buah pohon seperti ini tidak boleh dimakan. Tetapi yang Tuhan mau supaya kita mau mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama.
Syarat untuk mengusahakan dan memelihara ibadah pelayanan ini, tidak boleh dengan aturan sendiri, dia harus menikmati firman Allah dengan bebas, dia harus menikmati Roh Allah dengan bebas, dan dia harus menikmati kasih Allah dengan bebas, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.

Sekarang ...
Kejadian 3:6-7
(3:6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. (3:7) Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Tetapi disini kita perhatikan akhirnya Adam dan Hawa melanggar perintah Tuhan, sama seperti si pemalas mencelupkan tanggannya ke dalam pinggan tetapi enggan membawa tangannya kembali ke mulut.
Akibat melanggar larangan Tuhan: Adam dan Hawa telanjang, terlihat kekurangan-kekurangan, terlihat kelemahan-kelemahan yang sangat memalukan.
Mengusahakan dan memelihara ibadah dan pelayanan dengan sesuka hati akan melanggar perintah dan larangan Tuhan. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Kejadian 3:17-19
(3:17) Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: (3:18) semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; (3:19) dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."

Rumput duri dan semak duri gambaran dari ketidak taatan kepada perintah Tuhan -> orang yang malas mengusahakan dan memelihara ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan.
Mengusahakan dan memelihara ibadah dan pelayanan, dengan syarat memperhatikan perintah dan larangan Tuhan, dibela diberkati oleh Tuhan, tidak kekurangan apapun, dicukupkan, apa yang kita makan minum dan pakai dicukupkan. Beda dengan orang malas ladangnya ditumbuhi onak dan duri tanda ketidak taatan kepada perintah Tuhan.

Supaya hal ini tidak menimpa kita, mari kita segera lihat JALAN KELUARNYA ...
Amsal 6:6-9
(6:6) Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: (6:7) biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, (6:8) ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. (6:9) Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?

Jalan keluarnya; mendapat teguran dari Tuhan, itu tanda perhatian Tuhan.
Malam ini kita ditegur, diajar, dididik itu tanda perhatian Tuhan, pembelaan, penjagaan Tuhan supaya kita tetap menjadi ladangnya Tuhan, binatang buas tidak dibiarkan masuk dan menginjak-injak kehidupan kita masing-masing.
Maka teguran Tuhan disini kepada si pemalas adalah; memperhatikan semut.
Kalau merasa diri malas ayo teguran malam ini adalah pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya.
Kalau kita belajar kepada semut dan memperhatikan lakunya seseorang akan berakal budi dan memiliki akal sehat.
Alasan saya mengatakan itu adalah karena semut memiliki kelebihan yaitu;
1.   Ia menyediakan rotinya di musim panas -> Kemurahan.
Kesempatan untuk mengumpulkan firman Allah, itu adalah kemurahan Tuhan. Sebab sekali waktu nanti, Tuhan akan mengirimkan kelaparan atas negeri ini, bukan lapar akan makanan bukan haus akan minuman tetapi lapar haus akan mendengarkan firman Tuhan.
2.   Mengumpulkan makanannya pada waktu panen.
Saudaraku ketika Rut dan mertuanya kembali ke Betlehem tepatnya pada permulaan musim menuai jelai gandum, itu berbicara tentang sorak sorai, sukacita kemenangan.
Saudaraku tidak mungkin seseorang dapat mengumpulkan makanan kalau hatinya tidak ada sukacita, itu sebabnya saya katakan di atas tadi bahwa kemurahan Tuhan, yang dialami Rut semakin hari semakin meningkat bukan semakin merosot. Jangan sampai usia bertambah tetapi kerohanian semakin merosot, itu suatu keanehan.
Itulah kelakuan dari pada semut, itu alasan saya mengatakan bahwa setiap orang yang datang dan belajar serta memperhatikan semut adalah orang yang berakal budi, orang yang memiliki akal sehat.
Selanjutnya kalau kita perhatikan pada Amsal 6:7; biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia melakukan dua perkara itu.

APA ARTINYA BUAT KITA SEKARANG???
1 Yohanes 2:27 ngan kin meningkat bukan semakin merosotwa kemurahan Tuhan itu hari demi hari yang dilalui Rut bersama dengan Tuhan semakin
(2:27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Jadi kesimpulannya; sekalipun tidak ada pengatur, penguasanya (pemimpin) tetapi semut menyediakan rotinya pada musim panas, dan menungumpulkan makanan pada musim panen.
Kehidupan yang diurapi tidak perlu diajar, dia tidak perlu diperintah, diatur-atur oleh orang lain karena Roh Kudus itu akan mengajar dia dalam segala sesuatu.
Malam ini kita dilawat oleh Tuhan, supaya kita tidak lagi membawa kehidupan kita ini kepada ladang si pemalas, karena ladang si pemalas hanya menghasilkan onak dan duri dan yang menimbulkan kemiskinan dan kekurangan. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang





No comments:

Post a Comment