KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, May 13, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 09 MEI 2021



IBADAH RAYA MINGGU, 09 MEI 2021
 
KITAB WAHYU
(Seri: 24)
 
Subtema: HIDUP ADALAH TERANG
 
Selamat sore, selamat petang menjelang malam.
Biarlah kiranya sejahtera dan bahagia memerintah di tengah-tengah perhimpunan Ibadah Raya Minggu, memerintah hati dan pikiran kita masing-masing, supaya kita semua fokus untuk membawa korban dan persembahan yang sifatnya berbau harum, yang me
nyenangkan hati TUHAN.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan umat TUHAN yang senantiasa setia dalam ketekunan, memberikan dirinya untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, baik lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik anak TUHAN dalam negeri maupun anak TUHAN di luar negeri di mana pun anda berada; kiranya berkat TUHAN sebagai rahmat TUHAN betul-betul menjangkau setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, supaya benar-benar kita melihat kemuliaan Allah, dan kita semua berada di dalam rencana Allah yang heran.
Oleh sebab itu, marilah kita membuka hati lebar-lebar untuk Firman Allah, dan kita menghormati Firman Allah lebih dari yang ada ini.
 
Wahyu 13:9
(13:9) Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
“Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”
 
Pada minggu lalu dan dua minggu yang lalu, pembacaan Wahyu 13 kita gabungkan antara ayat 9 dan ayat 10. Tetapi sebelum saya menyampaikan penjelasan dari ayat firman yang telah kita baca ini, saya sedikit klarifikasi, bahwa; pada dua minggu berturut-turut sebelumnya, saya sampaikan bahwa mengenai ayat 9 dan ayat 10 ini dibagi dalam 3 (tiga) bagian kalimat, yang seluruhnya diawali dengan kata “barangsiapa.”
Memang itu betul ada, tetapi setelah saya cermati, secara khusus pada ayat 10; saya tidak perlu harus membagi 3 (tiga) bagian kalimat, sekalipun diawali dengan kata “barangsiapa.” Jadi, pada kesempatan petang menjelang malam ini, saya klarifikasi; mohon saya dimaafkan atas kesalahan ini, tetapi saya tidak ada bermaksud untuk menyesatkan saudara.
 
Jadi, tetap kita memperhatikan Wahyu 13:9, “Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”
Kita semua mempunyai sepasang telinga, bukan? Gunakanlah itu dengan baik dan benar untuk mendengarkan segala perkataan-perkataan yang keluar dari mulut Allah, itulah Firman Allah yang suci dan berkuasa.
 
Hal ini dapat kita buktikan dari Injil Yohanes 1, dengan perikop: Firman yang telah menjadi manusia. Dari judul ini kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa; Yesus Kristus, Anak Allah, adalah Tabernakel sejati, Dia adalah rumah TUHAN (kemah) yang sejati.
Yohanes 1:1-2
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (1:2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
 
-          Kalimat yang pertama: Pada mulanya adalah Firman.
-          Kemudian, kalimat yang kedua: Firman itu bersama-sama dengan Allah.
-          Sedangkan, kalimat yang ketiga dikatakan: Firman itu adalah Allah.
Jadi, yang diceritakan atau yang ditonjolkan, secara khusus pada ayat 1 dan ayat 2 adalah FIRMAN ALLAH.
 
Demikian juga, setiap hamba TUHAN di tengah-tengah pemberitaan Firman TUHAN, yang ditonjolkan bukanlah hal-hal yang lahiriah, yang ditonjolkan bukanlah kedudukan jabatan, harta, kekayaan, uang, yang ditonjolkan bukan soal mujizat kesembuhan, yang ditonjolkan bukan soal sensasi, tetapi di tengah pemberitaan firman TUHAN dalam sebuah ibadah yang seharusnya ditonjolkan oleh seorang hamba TUHAN adalah Firman TUHAN. Kita harus memahami akan hal itu tentunya.
 
Yohanes 1:3
(1:3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
 
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia -- yaitu Firman -- dan tanpa Dia -- yaitu Firman -- tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
 
Singkat kata: Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, yakni firman. Dan tanpa firman, tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan ini. Jadi, yang ada ini tercipta oleh karena firman; berarti, betul-betul firman itu berkuasa, firman itu agung dan mulia.
 
Jadi, Firman Allah itu berkuasa; Firman Allah itu agung dan mulia; itu sebabnya, saudara tercipta dan saya pun tercipta. Jadi, akui firman itu berkuasa, agung dan mulia.
 
Harus ada kerja sama antara saya dan saudara saat mendengar firman. Saya pun menyampaikan firman ini tidak sembarangan, perlu saya pertanggungjawabkan di hadapan TUHAN, dan sidang jemaat tahu sendiri saat saya menerima firman itu berjam-jam di kaki salib, saudara tahu itu; tetapi kenapa harus keras hati?
Hanya mengatakan “amin” saja untuk firman, bukan untuk saya “amin” itu, tetapi kok susah? Saya berbicara seperti ini bukan untuk supaya saudara akui bagaimana saya berkorban di kaki salib TUHAN, bukan, tetapi kita perlu harus meninggikan korban Kristus di dalam diri masing-masing.
 
Kita kembali membaca ayat 3.
Yohanes 1:3
(1:3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
 
Segala sesuatu dijadikan oleh Firman dan tanpa Firman tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Amin.
 
Jadi, segala sesuatu dijadikan oleh Dia, yakni Firman, menunjukkan bahwasanya Firman itu sangat berkuasa. Hal ini diakui juga oleh Rasul Paulus di hadapan sidang jemaat, secara khusus di hadapan sidang jemaat di Kolose.
 
Kita perhatikan Kolose 1, dengan perikop: “Keutamaan Kristus.
Kolose 1:15
(1:15) Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
Di sini kita melihat: Rasul Paulus menceritakan Firman Allah, menonjolkan Firman Allah kepada sidang jemaat di Kolose.
 
Rasul Paulus ini adalah hamba TUHAN yang luar biasa dipakai TUHAN; di tengah-tengah pemberitaan firman, ia selalu menonjolkan Firman Allah. Rasul Paulus tidak menonjolkan dirinya sekalipun dia memiliki suatu kelebihan yang sungguh luar biasa melebihi hamba-hamba TUHAN yang lainnya, melebihi rasul-rasul yang lainnya, di mana dia diangkat ke tingkat yang ketiga dari Sorga -- yang disebut juga Firdaus --, di situ dia mendapatkan 2 (dua) hal:
1.       Penglihatan.
2.       Penyataan.
Dua hal ini nyata di dalam dirinya, dan itu adalah kelebihan yang luar biasa, yang sangat sukar ditemukan di dalam diri seorang hamba TUHAN.
Tetapi, sekalipun dia memiliki suatu kelebihan yang luar biasa, dia tidak mau bermegah di tengah pelayanannya, melainkan dia sibuk untuk menonjolkan berita Injil, dia tidak sibuk menceritakan yang lain-lain.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Rasul Paulus menceritakan tentang Firman kepada jemaat di Kolose, dia menonjolkan Firman Allah, dia tidak sibuk menceritakan yang lain-lain. Sesungguhnya Firman Allah itu ...
YANG PERTAMA: Firman Allah adalah gambar Allah yang tak kelihatan.
Jelas, hal ini berbicara tentang: kesempurnaan, artinya; Firman Allah berkuasa untuk membawa kita kembali kepada wujud semula, yaitu segambar dan serupa dengan Allah.
YANG KEDUA: Firman itu adalah yang sulung.
Jelas, hal ini berbicara tentang ibadah dan pelayanan, sesuai dengan Keluaran 4:22-23, Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung.  Jadi, kalau Firaun tidak mengizinkan anak sulung keluar dari Mesir, maka TUHAN akan membunuh anak sulung dari orang Mesir, sampai kepada binatangnya.
Tujuan TUHAN mengutus Musa untuk membebaskan Israel dari Mesir adalah supaya anak sulung beribadah dan menyembah kepada Allah yang hidup di tanah perjanjian. Itu sebabnya saya katakan; hal yang kedua, yaitu firman itu adalah yang sulung, jelas itu berbicara tentang ibadah dan pelayanan.
YANG KETIGA: Firman itu adalah yang lebih utama dari segala yang diciptakan.
Jelas, hal ini berbicara tentang tahbisan dari seorang yang memegang jabatan imam atau hamba TUHAN, artinya; seorang imam, seorang hamba TUHAN di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN bukan untuk mencari keuntungan, bukan untuk mencari popularitas atau terkenal, bukan untuk kepentingan pribadi, maupun golongan ataupun kelompok.
Sesuai dengan Injil Lukas 17:10, kalau dia seorang imam, seorang hamba TUHAN yang menyadari dirinya adalah hamba, maka dia akan berkata: “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan bagi TUHAN." Seorang hamba hanya melayani TUHAN, mengerjakan apa yang patut untuk dikerjakan bagi TUHAN; itu saja.
Berarti, seorang hamba TUHAN, seorang imam tahbisannya hanya kepada TUHAN, sesuai dengan Keluaran 29:1-3.
 
Dari apa yang sudah kita baca pada Kolose 1:15, pendeknya: Kedudukan dari Firman Allah itu melebihi dari segala-galanya. Kedudukan dari Firman TUHAN melebihi dari yang ada ini, melebihi dari pangkat, jabatan, harta kekayaan, uang, materi yang ada.
Jadi, kedudukannya lebih dari yang ada ini, sebab yang ada ini tercipta karena firman. Yang ada ini tidak mungkin ada, yang tercipta ini tidak mungkin ada, kalau Firman Allah tidak menciptakannya.
 
Jadi, kedudukan dari Firman itu lebih tinggi, lebih mulia dari yang ada ini; jangan diputar balik. Jangan sampai karena kedudukan dari kesibukan saudara, jangan sampai karena kedudukan dari perkara lahiriah lebih mulia dari Firman. Tetapi yang benar adalah kedudukan dari Firman Allah lebih mulia dari yang ada ini; jangan diputar balik, sebab banyak orang Kristen berkata: Kalau saya tidak kerja, dari mana uang untuk bayar token listrik, dari mana uang untuk beli beras, dari mana uang untuk beli susu anak, dari mana uang untuk beli kebutuhan-kebutuhan dapur, dan lain sebagainya?
Firman Allah itu berkuasa; Firman Allah itu agung dan mulia; Firman Allah itu suci.
 
Kolose 1:16
(1:16) karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Di dalam Firman Allah telah diciptakan segala sesuatu, antara lain;
-          Yang ada di sorga dan yang ada di bumi.
-          Yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.
-          Baik singgasana maupun kerajaan.
-          Baik pemerintah maupun penguasa.
Namun, perlu untuk kita ketahui bersama:
-          Segala sesuatu diciptakan oleh Dia, yaitu firman.
-          Kemudian, segalanya diciptakan hanya untuk firman itu sendiri.
 
Jadi, kalau saudara punya pakaian, itu sumbernya dari Firman; dan pakaian saudara itu adalah untuk Firman juga. Jika saudara punya rumah, itu dari Firman; dan rumah yang saudara miliki adalah untuk Firman juga. Jadi, jangan saudara keberatan jika yang terkait dengan Firman ada di dalam rumah saudara, lalu berkata: “untuk apa?” Lalu, bagaimana kalau TUHAN berkata: “Kamu siapa?” kepada saudara.
Coba, di hadapan TUHAN, saudara berkata: “Untuk apa?” Lalu, bagaimana jika TUHAN berkata: “Kamu siapa?” Terlalu berani kita berhadapan dengan TUHAN, dengan mulut yang seperti itu. Belajarlah untuk mengerti, belajarlah untuk dewasa; saudara bukan kanak-kanak lagi, saudara sudah banyak mendengar Firman.
 
Saya bicara seperti ini karena saya sudah memberi contoh. Tidak perlu saya berhitung-hitung, salah satunya; tidak terlalu susah untuk memberikan sebuah Televisi di gedung gereja ini, tidak terlalu susah bagi saya untuk memberikan sebuah laptop, itu semua terlalu kecil. Ini bukan untuk mengungkit-ungkit, tetapi hal ini saya nyatakan supaya terbuka pikiran (mindset) saudara.
Apakah saya melakukan ini karena saya mempunyai uang yang banyak? Tidak. Tetapi saya belajar untuk memberi dari kekurangan, supaya Firman tergenapi.
 
Kembali saya sampaikan: Segala sesuatu diciptakan oleh Firman, tetapi perlu untuk diketahui; segalanya diciptakan hanya untuk Firman juga. Segala sesuatunya adalah dari Firman dan untuk Firman, itulah artinya Firman itu agung dan mulia.
Kalau saudara menghargai Firman, maka saudara juga akan dihormati TUHAN dan dihargai manusia; jadi, sejauh mana Firman itu berkuasa di dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu, ingat: Segalanya diciptakan oleh Dia, yaitu Firman, tetapi segalanya diciptakan untuk Firman, supaya kita juga berharga bagi TUHAN dan dihargai manusia. Kita harus berpikir cerdas dan bijaksana.
 
Kolose 1;17
(1:17) Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
Firman ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Firman. Dan hal ini sudah kita saksikan; Firman ada terlebih dahulu dari segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Firman.
Jadi, saya menghimbau dengan kerendahan hati; banyaklah berharap kepada Firman. Jangan banyak menaruh harap kepada manusia dan kekuatannya. Di dalam Firman, segalanya ada; oleh sebab itu, berharaplah kepada Firman, taruhlah itu di dalam hatimu.
 
Banyak orang Kristen mengerti Firman, tetapi hanya sekedar “tahu”, tidak menjadi praktek dalam diri masing-masing.
-          Dia tahu segala yang ada itu ada di dalam Firman, tetapi prakteknya; dia cemas.
-          Dia tahu bahwa segala sesuatu ada di dalam Firman, tetapi prakteknya; dia kuatir.
-          Dia tahu bahwa segala sesuatu ada di dalam Firman, tetapi prakteknya; dia sombong.
Jadi, Firman itu hanya sekedar pengetahuan semata.
Tetapi yang mau saya sampaikan sebagai seorang hamba TUHAN yang semestinya bertanggung jawab terhadap keadaan dari sidang jemaat sebagai kawanan  domba Allah yang dipercayakan oleh TUHAN, saya sampaikan dengan tandas: Menaruh haraplah hanya kepada Firman.
 
Berarti, di hari-hari terakhir ini, sudah seharusnya gereja TUHAN bergantung kepada Firman, mengutamakan Firman, dan hidup oleh Firman = Taat kepada Firman.
 
Kita kembali untuk memperhatikan Injil Yohanes 1:4 bagian A.
Yohanes 1:4A
(1:4) Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
 
Dalam Dia, yaitu Firman, ada hidup.
 
Tadi kita sudah melihat: Di dalam Firman, segalanya ada. Itu adalah bagian dari kuasa Firman, keagungan Firman; tetapi, ada lagi keagungan Firman dalam sisi yang lain: Dalam Dia, yaitu Firman, ada hidup.
Jadi, orang Kristen jangan pernah menaruh pemikiran dan pengertian di dalam hatinya, bahwa: “Di dalam uang ada hidup. Di dalam harta ada hidup. Di dalam pendidikan yang tinggi ada masa depan”, itu adalah pengertian yang salah.
Yang benar adalah: Di dalam Dia, yaitu Firman, ada hidup kekal. Yang ada ini hanyalah sementara, tetapi kalau kita tidak memiliki Firman, maka kehidupan kita sementara, sesuai dengan 1 Petrus 1:24, Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, tetapi lihat; rumput menjadi kering, dan bunga gugur. Berbanding terbalik dengan ayat 25, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu. Apa itu berita Injil? Itulah cerita tentang pribadi Yesus seutuhnya dalam kematian, kebangkitan dan kemuliaan-Nya, itulah Injil.
 
Jadi, sudah sangat jelas sekali; Di dalam Dia, yaitu Firman, ada hidup. Jadi, jangan diputar balik; jangan orang kaya, berkata: di dalam harta, di dalam uang, di dalam kedudukan yang tinggi ada hidup, itu salah; tetapi yang benar ialah; di dalam Dia, yaitu Firman, ada hidup.
Kalau kita bijaksana, maka yang kita rindukan adalah hidup. Maka, kalau kita mau hidup, kita harus hidup oleh Firman, dan Firman hidup di dalam hidup kita; itulah yang benar, kalau kita bijaksana.
 
Soal “di dalam Firman ada hidup”, itu juga dibuktikan pada Injil Yohanes 5.
Yohanes 5:24
(5:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Barangsiapa mendengar Firman dan percaya kepada Dia yang mengutus Firman itu sendiri, yang terjadi di dalam diri kita adalah:
1.       Ia mempunyai hidup kekal.
2.       Ia tidak turut dihukum.
 
Jadi, yang membawa kita semua berada dalam kedudukan kekal adalah Firman, bukan siapa-siapa, bukan harta, kekayaan, uang, kedudukan, jabatan, bukan. Yang membawa kita sampai kedudukan kekal adalah Firman, dan yang melepaskan kita dari hukuman mati adalah Firman. Sekuat apapun manusia, kalau dia tidak memiliki Firman dan tidak hidup di dalamnya, maka dia tidak akan bisa melepaskan diri dari hukuman kekal.
Singkat kata: Firman Allah sangat berkuasa untuk memindahkan kita dari dalam maut ke dalam hidup, sebagaimana bagian terakhir dari ayat 24 ini mengatakan: “sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup”. Jadi, Firman Allah sangat berkuasa untuk memindahkan kita dari dalam maut, dan kita akan dipindahkan ke dalam hidup kekal.
 
Sedikit contoh, kita akan memperhatikan di dalam Injil Lukas. Hal ini sudah saya terangkan pada tiga minggu yang lalu, kalau saya tidak salah; tetapi malam ini kita hanya akan melihat sedikit saja, bahwa betul-betul Firman Allah berkuasa memindahkan kita dari dalam maut untuk dipindahkan ke dalam hidup kekal.
 
Kita akan perhatikan Injil Lukas 16, dengan perikop: “Orang kaya dan Lazarus yang miskin.
Lihat, ada 2 (dua) pribadi;
1.       Orang kaya.
2.       Lazarus.
Tetapi, berbeda cara pengikutan mereka kepada TUHAN, berbeda cara mereka dalam menyikapi Firman TUHAN. Kita harus bijaksana dari apa yang akan kita baca sebentar.
 
Lukas 16:19-23
(16:19) "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. (16:20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, (16:21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. (16:22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. (16:23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
  
Hal yang mau saya sampaikan dari cerita ini adalah orang kaya dan Lazarus memang pada akhirnya mati dan dikuburkan, karena manusia berasal dari debu akan kembali kepada debu.
Tetapi ada perbedaan yang mencolok di sini, antara Lazarus dan orang kaya:
-          Setelah Lazarus mati, lalu dikubur, tetapi rohnya dibawa ke pangkuan Bapa Abraham.
-          Sebaliknya, orang kaya mati, lalu dikubur, namun rohnya menderita sengsara di alam maut.
Jadi;
-          Lazarus ada di pangkuan Abraham, di pangkuan bapa iman, menunjukkan bahwa; Firman itu betul-betul menopang kita sampai kepada hidup kekal. Persamaan berada di pangkuan bapa Abraham untuk menantikan hidup kekal ialah dia sudah berada di pra-kekal untuk menantikan peradilan.
-          Tetapi sebaliknya, orang kaya itu ada di alam maut, dan untuk sementara dia menderita sangat kepanasan di sana.
 
Lalu, pertanyaannya: MENGAPA LAZARUS ADA DI PANGKUAN ABRAHAM?
Karena baik borok, maupun kemiskinan, bahkan anjing yang menjilat borok, tidak bisa menghalangi dia, tidak bisa membatasi dia untuk menghilangkan rasa laparnya dari makanan yang jatuh dari meja orang kaya tersebut.
Sebetulnya, pada ayat 19, orang kaya itu pun tidak jauh dari ibadah pelayanan. Apa buktinya? Dia selalu berpakaian jubah ungu, dia juga berpakaian kain halus, tetapi yang sangat disayangkan di dalam hal pengikutannya kepada TUHAN adalah ia senantiasa bersukaria, tetapi di dalam kemewahan, berpesta pora di dalam kemewahan, dia tidak bersukaria di dalam TUHAN. Apa buktinya? Terlalu banyak makanan yang jatuh dari meja orang kaya itu.
Arti rohaninya untuk kita sekarang adalah orang kaya itu sekalipun ada di tengah ibadah, namun dia tidak menghargai Firman. Sedangkan Lazarus yang penuh dengan borok, seorang yang miskin, kemudian boroknya dijilat anjing, ia menghargai makanan yang jatuh tercecer dari meja orang kaya tersebut. Adapun makanan yang tercecer, arti rohaninya untuk kita sekarang adalah -- itu jelas menunjuk kepada -- Firman Allah; pasal demi pasal, ayat demi ayat Firman yang disampaikan.
 
Kesimpulan dari cerita ini adalah yang memindahkan kita dari alam maut untuk dipindahkan ke dalam hidup kekal, jelas adalah Firman, bukan harta, kekayaan, kedudukan, bukan karena kepandaian seseorang, melainkan karena Firman.
Itu sebabnya di atas tadi saya sampaikan: Berlaku bijaksanalah di dalam mengikuti TUHAN, berlaku bijaksanalah untuk kita bisa menjunjung tinggi, menghormati Firman, di mana kedudukannya lebih tinggi dari yang ada ini.
Oleh sebab itu, kalau saudara masih menghormati Firman, biar pun saudara terlambat, namun saya tidak mau tegor; tetapi saudara punya perasaan hati nurani tentunya, bukan? Jangan disengaja terlambat. Jangan diatur-atur. Beberapa kali saya berbicara kepada salah seorang jemaat; jangan atur-atur waktumu pas-pasan, kecuali memang ada hal yang tidak disengaja.
 
Ayo, jelas sekali; yang membawa kita berada pada kedudukan kekal adalah Firman, bukan harta, bukan kekayaan, bukan kepandaian, bukan gelar tinggi.
 
Sejenak kita perhatikan Roma 4:17.
Roma 4:17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
Dari ayat ini, kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa: Firman Allah itu berkuasa, Firman Allah itu agung dan mulia, karena Firman Allah itu;
-          berkuasa untuk menghidupkan orang mati,
-          dan berkuasa untuk mengadakan yang tidak ada menjadi ada.
Itu sebabnya dari tadi saya sampaikan dengan tandas: Banyaklah menaruh harap kepada Firman Allah. Lebih besarlah kiranya kita menaruh harap kepada Firman dari pada menaruh harap kepada yang ada ini, karena yang ada ini diciptakan oleh Firman, maka yang harus kita cari adalah sumbernya, yaitu Firman.
 
Kiranya, oleh karena rahmat TUHAN, Firman Allah yang kita terima malam ini tidak tercecer begitu saja dari meja hati kita, supaya jangan sia-sia semua.
 
Kita masuk lebih dalam dengan memperhatikan 1 Petrus 4.
1 Petrus 4:2
(4:2) supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
 
Biarlah kita hidup di hari-hari terakhir ini, hidup sesuai dengan kehendak Firman Allah. Pergunakanlah waktu yang sisa ini dengan baik, jangan hidup menurut keinginan manusia (keinginan daging), tetapi pergunakanlah waktu yang tersisa ini, sebab waktu yang tersisa ini adalah panjang sabarnya TUHAN bagi kita.
 
1 Petrus 4:3-5
(4:3) Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang. (4:4) Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan mereka memfitnah kamu. (4:5) Tetapi mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
 
Mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, itulah perkara-perkara yang tertulis pada ayat 3, yaitu: rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang. Dan mereka memfitnah kamu, namun itu tidak jadi soal, karena kita mau betul-betul menaruh harap, sangat menaruh harap yang besar kepada Firman.
 
Tetapi mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, kepada Firman, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Ingat itu.
Firman itu suatu kali nanti akan menghakimi yang mati, akan menghakimi yang hidup. Yesus datang bukan untuk menghakimi, tetapi yang akan menjadi hakimnya adalah Firman;
-          Itulah yang dinyatakan di dalam Injil Yohanes 12:47-48, jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Yesus datang bukan untuk menghakimi, tetapi yang menjadi hakimnya adalah Firman.
-          Dan itu juga dibuktikan (diwujudkan) di dalam Wahyu 19:11-21, Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa ... Semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu. Dari mulut si penunggang kuda putih itu akan keluar sebilah pedang yang tajam yang akan memukul segala bangsa.
Jadi, yang menjadi hakimnya betul-betul Firman, dan wujudnya adalah Wahyu 19. Jadi, Injil Yohanes 12:47-48 sama dengan Wahyu 19:11-21.
 
Jadi, mereka yang mencemplungkan diri ke dalam kubangan ketidaksenonohan itu harus memberi pertanggungan-jawab kepada Dia, kepada Firman yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Jadi, yang menjadi hakimnya nanti ialah Firman, itulah sebilah pedang tajam yang keluar dari mulut si penunggang kuda putih. Bijaksanalah sebelum tiba hari penghakiman.
 
1 Petrus 4:6
(4:6) Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah.
 
Jelas; Firman Allah itu berkuasa, Firman Allah itu agung dan mulia, sebab Firman Allah itu berkuasa memindahkan hidup kita dari dalam maut sampai kepada hidup kekal. Itulah luar biasanya Firman itu.
 
Jadi, kalau saudara menempatkan kedudukan Firman lebih rendah hati kesibukan saudara, dari hati saudara yang keras menebal itu, saudara salah kaprah dalam hal mengikuti TUHAN dan salah kaprah dalam melayani TUHAN. Keras hati terhadap Firman yang disampaikan, sementara ada di dalam pelayanan, sesungguhnya saudara salah kaprah. Itu sebabnya, saya tidak sembarangan untuk memberikan baki perjamuan untuk sementara ini; masih banyak dusta, masih keras hati, bagaimana saya mau berikan untuk melayani bagi perjamuan? Tidak mungkin.
Hal ini saya perbuat, itu karena saya mengasihi; kalau saya tidak mengasihi, maka saya akan sembrono, saya akan sembarangan dalam memberikan pelayanan, tetapi dosamu akan bertambah banyak nanti. Mengapa saya katakan tambah banyak? Karena Hosea mengatakan; Kalau kita melayani, tetapi hati jauh dari Firman, maka dosa bertambah banyak. Banyak orang berpikir: “Kalau melayani, berarti ia kudus”, betul kudus jika ia adalah pelayan kudus, tetapi kalau kita melayani namun hati jauh dari Firman, Hosea mengatakan: Dosanya bertambah banyak. Hal ini sudah pernah saya sampaikan waktu persekutuan di Karimun.
Hosea 8:11, Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah -- banyak pelayanannya, baik itu pemain musik, pemimpin pujian, bagian sound system, semua dilayani, lalu ditambah lagi yang bertugas membagi perjamuan suci --; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa, karena belum sungguh-sungguh menyerahkan dirinya. Tetapi bukan berarti saya terpaksa memberikan saudara kesempatan untuk melayani, bukan, namun TUHAN masih memberi kesempatan.
Kalau rohani saudara tidak maju, nanti ada yang lebih maju rohaninya, ingat itu. Saya tidak sedang mengancam, tetapi kalau saudara bertahan dengan kerohanian yang sekarang ini, saya kira, suatu kali nanti, TUHAN kirim rohani yang lebih maju, dan TUHAN pasti akan pakai yang lebih maju, walaupun saya tidak berhak menaikkan dan menurunkan seorang imam -- tidak ada hak bagi saya di situ --, tetapi TUHAN itu melihat pelayanan kita semua.
 
Jadi, sudah sangat jelas bahwa: “Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan ...” Apa isi pokok dari Injil? Isi pokok dari berita Injil adalah pribadi Yesus dalam pengalaman kematian, kebangkitan, dan kemuliaan-Nya.
Injil diberitakan kepada orang-orang mati, itulah bangsa kafir, yang dahulu jauh dari TUHAN, supaya bangsa kafir sama seperti semua manusia, termasuk bangsa Yahudi, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah.
Jelas, Firman Allah berkuasa untuk memindahkan kehidupan kita dari alam maut untuk dipindahkan ke dalam hidup yang kekal, kedudukan yang kekal.
 
Kalau saudara tenang karena gaji, tenang karena uang, tetapi tidak tenang karena Firman yang diterima, maka saudara perlu periksa hati saudara dari sekarang. Ketika banyak uang, baru merasa tenang; ketika bisnis berjalan lancar, baru tenang; tetapi terhadap Firman acuh tak acuh, kehidupan seperti ini sudah perlu dikoreksi.
Saya terlebih tenang hati ini kalau diisi oleh Firman, sungguh; dan itu sudah saya buktikan bertahun-tahun sampai hari ini. Saya memulai pelayanan bukan karena uang saya ada, atau karena orang tua saya memberikan uang kepada saya sebagai modal pertama untuk memulai pelayanan, tidak. Betul-betul, saya memulai pelayanan dengan modal lutut di kaki salib saja.
 
Yohanes 11:25-26, Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup -- itulah Injil --; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati -- itulah Injil --, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku -- percaya kepada Firman --, tidak akan mati selama-lamanya." Jadi, Firman Allah yang memindahkan kita untuk berada dalam kedudukan kekal. Percayakah engkau akan hal ini?
 
Wahyu 1:18-19
(1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut. (1:19) Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.
 
Yang Hidup, Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup ... Jelas, ini adalah berita Injil. Mati, bangkit, dipermuliakan, ini adalah berita Injil, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut. TUHAN yang menentukan segala sesuatunya.
Oleh sebab itu, biarlah kiranya kita hidup oleh Firman, supaya kita dibawa sampai kepada kedudukan, yaitu hidup dalam hidup yang kekal; Dia yang memegang kunci maut, berarti Dia yang menentukan segala-galanya. Jadi, kunci untuk hidup kekal adalah Firman.
 
Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini. Betapa bahagianya 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil; mereka menerima Firman yang dituliskan oleh Rasul Yohanes sesuai dengan apa yang dia lihat, sesuai dengan apa yang dia dengar, sesuai dengan apa yang dia saksikan, sesuai dengan apa yang dia raba dari Firman itu, itulah yang disampaikan dan dituliskan kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil, itulah yang disebut Firman hidup. Dan kita sudah menerimanya malam ini, semua karena kemurahan hati TUHAN, bukan karena gagah hebat kita.
 
Kita memperhatikan kuasa Firman di dalam Injil Yohanes 1.
Yohanes 1:4B
(1:4) Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
 
Bagian A: Dalam Dia ada hidup. Hal ini sudah diuraikan di atas tadi.
Yang datang terlambat, nanti ikuti kembali pemberitaan Firman dari awal, supaya kita jangan berhutang kepada TUHAN. Sudah banyak hutang kita kepada TUHAN, jangan lagi ditambah hutang itu, supaya kita kaya, tidak miskin.
 
Bagian B: Hidup itu adalah terang manusia. Jadi, kita hidup bukan asal hidup, tetapi hidup itu adalah terang manusia.
Jadilah terang, jadilah kesaksian, hiduplah dalam pengurapan; itulah pelita emas, seperti 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil, kandil dengan 7 (tujuh) pelita menyala. Jadi, ketujuh sidang jemaat di Asia Kecil akhirnya menjadi pelita emas, menjadi terang dunia.
Kedudukan dari terang sama seperti kota di atas gunung; terlihat dengan jelas dari 4 (empat) penjuru bumi -- Timur, Barat, Utara, Selatan --, tidak ada sesuatu yang tersembunyi, sesuai dengan Injil Matius 5. Oleh sebab itu, kalau kita mau menjadi terang, maka kedudukan kita sama seperti kota di atas gunung, kedudukan kita tidak boleh dengan menggunakan gantang. Kalau kita ukur ibadah pelayanan ini dengan menggunakan takaran kita, maka kita tidak akan pernah menjadi terang, sebab tidak pernah pelita menyala di bawah gantang.
Jadi, untuk menjadi pelita, menjadi terang, menjadi kesaksian, kedudukannya sama seperti kota di atas gunung; tidak pernah pelita berada di bawah gantang. Kalau melayani, jangan dengan takaran kita, tidak boleh, tidak akan bisa menjadi terang nanti.
Untuk menjadi terang, pantangannya adalah:
1.       Tidak boleh berada di bawah gantang.
2.       Tidak boleh di bawah tempat tidur.
3.       Tidak boleh di kolong rumah.
Jadi;
1.       Tidak boleh menggunakan takaran sendiri.
2.       Tidak boleh ditutupi oleh nikah yang tidak suci.
3.       Tidak boleh di bawah hidup kita, melainkan harus di atas hidup kita.
Jadi, hidup itu adalah terang manusia.
 
Yohanes 1:5
(1:5) Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
 
Di sini dikatakan: Terang bercahaya di dalam kegelapan. Ingat: Terang itu kedudukannya sama seperti kota di atas gunung, semua terlihat dengan jelas, tidak ada yang tersembunyi, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan. Maka, untuk menjadi terang, pantangannya ada 3 (tiga), yaitu:
1.       Pelita tidak boleh menyala di bawah gantang, takaran kita, ukuran kita.
2.       Pelita tidak boleh ditaruh di bawah tempat tidur.
3.       Pelita tidak boleh berada di kolong rumah.
Sebab terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasai terang.
Jangan sampai saudara membawa diri saudara berada di tempat gelap. Mengapa orang membawa diri di tempat gelap? Karena ada sesuatu yang tidak beres disembunyikan di situ.
 
Jadi, terang itu bercahaya di dalam kegelapan, itulah yang benar. Kemudian, kegelapan tidak akan menguasai terang. Itulah arti hidup saya dan hidup saudara; hidup itu adalah terang manusia. Kemudian, terang itu bercahaya di dalam kegelapan, dan kegelapan tidak menguasai terang.
Apapun yang kita kerjakan, jangan dibawa ke tempat gelap. Apapun yang saudara perbuat, jangan bawa di tempat gelap. Jangan ada sesuatu yang disembunyikan di tengah ibadah, di tengah pelayanan, di dalam nikah dan rumah tangga, di pekerjaan, di usaha, di bisnis. Terang itu berkuasa atas gelap; terang itu bercahaya dalam kegelapan. Ingat: Kegelapan itu tidak menguasai terang. Teranglah dalam bekerja, teranglah dalam nikah, teranglah dalam rumah tangga, teranglah dalam ibadah, teranglah dalam melayani TUHAN, teranglah dalam hidup di mana pun kita berada.
Apakah saudara setuju dengan hal ini? Jika saudara setuju, kiranya saudara diberkati.
 
Kita perhatikan Kejadian 1, dengan perikop: “Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya.
Kejadian 1:1
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
 
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Itulah “pada mulanya.
 
Namun, mari kita lihat lebih jauh keadaan dari langit dan bumi, pada ayat 2.
Kejadian 1:2
(1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
 
Bumi sudah diciptakan, tetapi ternyata, keadaan bumi ialah:
1.       Belum berbentuk.
2.       Kosong.
3.       Gelap gulita menutupi samudera raya.
 
Keterangan: Belum berbentuk.
Hal ini bisa digambarkan; ketika Adam dan Hawa (isterinya) jatuh dalam dosa. Ketika mereka jatuh dalam dosa karena melanggar hukum Allah, maka rusaklah gambar dan rupa Allah, dengan lain kata; belum berbentuk.
Sebetulnya, manusia itu dibentuk menurut gambar dan rupa Allah. Jadi, kalau “belum berbentuk” dapatlah digambarkan gambarannya sama seperti Adam dan isterinya yang jatuh dalam dosa karena melanggar hukum Allah, tidak taat kepada Firman.
Lihatlah kehidupan yang dibentuk oleh Firman berbeda dengan kehidupan yang tidak dibentuk oleh Firman; lihat saja, pasti terlihat bedanya;
-          Cahaya kemuliaan dari wajahnya terpancar, kalau dia sudah terbentuk.
-          Kalau dia belum berbentuk; biar ganteng, biar cantiknya selangit -- menurut dunia --, tetapi itu tidak sebanding dengan kehidupan yang dibentuk oleh Firman, apalagi karakternya.
 
Keterangan: Kosong.
Keadaan yang berikutnya adalah masih kosong, berarti; hati ini ...
-          Belum terisi penuh dengan Firman,
-          Belum terisi penuh dengan Roh Allah,
-          Belum terisi penuh dengan kasih Allah.
Dan kehidupan yang semacam ini sangat riskan, berbahaya.
Perhatikan baik-baik, jangan saudara anggap enteng: Kalau hidup seseorang kosong, tidak diisi dengan Firman, tidak diisi dengan Roh Allah, tidak diisi dengan kasih Allah, maka hidup semacam ini riskan. Mengapa saya bilang riskan? Karena manakala roh yang keluar dari manusia itu, ketika dia mencari tempat perhentian, kalau dia tidak menemukannya, otomatis dia akan kembali ke rumah semula. Dan kalau rumah itu hanya sekedar tersapu bersih, rapi teratur, tetapi kosong, maka roh itu akan mengajak 7 (tujuh) roh yang lain untuk dibawa masuk ke dalamnya, sehingga keadaan orang itu lebih jahat dari yang pertama. Jadi, riskan sekali kalau kosong.
Tidak ada orang yang hidup di luar TUHAN, lalu dikatakan: “Baik loh orang itu.” Kalau pun dia dikatakan baik, namun itu adalah “baik” menurut ukuran dunia; seharusnya, “baik” itu adalah ukuran Firman
Mana ada orang yang kosong dengan Firman, kosong dengan Roh Allah, kosong dengan kasih, lalu dikatakan: “Baik ya orang itu”, hanya karena bersodakoh, amal soleha. Kalau memang itu ukuran baik, supaya hati ini terisi dengan Firman, Roh, kasih Allah, maka biarlah saya bersodakoh saja tiap hari di luar situ;
-          Setiap ada orang yang lewat, saya berikan uang Rp 1.000.
-          Setiap yang parkir motor, saya bayarkan semua, saya berikan Rp 2.000.
-          Setiap yang parkir mobil, saya bayarkan semua. Yang pakai mobil Pajero, saya berikan Rp 20.000. Yang pakai mobil Rush, saya berikan Rp 18.500.
Kalau memang itu ukuran “baik”, biar saya lakukan saja; yang penting saya masuk sorga; tetapi bukan “itu” ukurannya.
Jadi, riskan kalau hidup ini kosong, sangat mengkuatirkan; saya tidak yakin dengan hidup orang semacam ini, tidak bisa dipercaya.
 
Keterangan: Gelap gulita menutupi samudra raya.
Kalau kita berada di tempat yang gelap gulita, maka ketika kita melangkah, kita tidak tahu ada apa di jalan yang kita lalui, kita tidak tahu ada apa di depan. Yang pasti, kalau kita berada di dalam keadaan gelap gulita, kita akan menabrak atau kita akan ditabrak; tabrak sini, tabrak sana, tabrak situ, tabrak sono, dan akhirnya banyak kerugian yang terjadi, banyak dosa yang dikerjakan di situ. Itulah yang terjadi dalam keadaan gelap gulita. 
 
Tetapi, yang patut kita beri apresiasi, kita beri hormat setinggi-tingginya kepada TUHAN ialah karena kemurahan-Nya besar. Di mana letak kemurahan-Nya? Dalam keadaan 3 (tiga) perkara tadi, dalam keadaan 3 (tiga) hal di atas, ternyata Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Kita ini belum berbentuk, kita ini masih kosong, kita ini banyak dosa disembunyikan di tempat yang gelap, tetapi TUHAN berikan kesempatan kepada kita untuk berada di dalam kegiatan Roh.
Kegiatan Roh itu berada di titik nol. Permukaan air laut, itulah titik nol. Kita sudah melihat titik nol itu; ketika Yesus mati di atas kayu salib, di situlah Roh Allah berkarya. Karena titik nol, kita ada di tengah ibadah ini. Kita patut memberi penghormatan tinggi kepada kemurahan TUHAN.
Seberapa hebat kenajisan yang kita perbuat; seberapa hebat kejahatan yang kita perbuat; betapa kerasnya hati ini tidak mau berubah dari tahun ke tahun, bahkan sudah berpuluh-puluh tahun sudah ikut Pengajaran Mempelai, tetapi masih diberi kesempatan melayani? Kita patut memberi penghormatan setinggi-tingginya kepada kemurahan hati TUHAN. Siapa kita ini yang sungguh mendapat perhatikan luar biasa?
 
Tetapi lihatlah ayat 3 ...
Kejadian 1:3
(1:3) Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
 
Sementara kita ada dalam kegiatan Roh, di titik nol -- ibadah ini adalah titik nol, karena salib --, karena Allah melihat bumi belum berbentuk, kosong, dalam keadaan gelap gulita pada ayat 3, berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
Kalau kita perhatikan ayat 2, seharusnya “dibentuk” dulu, barulah keadaan kosong “diisi”, selanjutnya terang itu dijadikan; tetapi ternyata, setelah langit dan bumi diciptakan, Firman Allah mengerjakan untuk yang pertama kali adalah "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi; itulah hidup. Hidup itu adalah terang; terang itu bercahaya; dan kegelapan tidak menguasai terang.
 
Jadi, kalau kita ada di tengah kegiatan Roh (di atas titik nol) itu karena kemurahan TUHAN. TUHAN mau jadikan kita hidup yang sesungguhnya, yaitu hidup itu adalah terang; terang itu bercahaya dalam kegelapan; dan kegelapan tidak menguasai terang.
Bayangkan, kalau di dalam nikah banyak perbuatan yang tidak baik disembunyikan dalam kegelapan, maka betapa sakitnya suami, betapa sakitnya isteri, bahkan anak pun kena imbasnya. Sebaliknya, kalau dalam rumah tangga, anak menyembunyikan sesuatu di tempat gelap, betapa gelisahnya hati orang tua.
Tetapi lihatlah, pada ayat 3, berfirmanlah Allah. Apa yang pertama kali yang dijadikan oleh Firman? "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi; itulah hidup. Kalau kita hidup, tetapi berada di dalam kegelapan, dan banyak dosa yang disembunyikan di situ, itu bukanlah hidup, itu hidup-hidupan, itu jadi-jadian. Apa itu jadi-jadian? Maksudnya ialah tidak jelas hidupnya, tidak jelas keberadaannya di hadapan TUHAN, itulah jadi-jadian; tidak diakui keberadaannya oleh TUHAN. “Ada” tetapi tidak diakui, itulah jadi-jadian, hidup-hidupan; tidak diakui oleh TUHAN.
 
Tetapi, lihatlah: Hidup itu adalah terang manusia.
 
Kejadian 1:4
(1:4) Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
 
Hidup itu adalah terang manusia. Terang itu harus terpisah dengan gelap; tidak boleh bersatu dengan gelap; itulah yang TUHAN mau.
Itu sebabnya, Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
 
Bukan tidak boleh bergaul dengan saudara sedaging, tetapi jangan bergaul dengan perbuatan sisi gelapnya. Baik itu oppung, baik itu mertua, baik itu saudara laki-laki, saudara perempuan, jangan bersahabat dengan sisi gelapnya. Pisahkanlah dirimu dari sisi gelapnya, bahkan sekalipun ia adalah engkongmu. Kita harus jujur di hadapan TUHAN, jangan bawa perasaan.
Ayo, pisahkan dirimu dari sisi gelapnya, entah siapapun dia yang terdekat dengan engkau; itulah yang TUHAN mau. Jadi, bukan maunya saya, tetapi itu adalah maunya TUHAN, sebab TUHAN yang memisahkan terang dari gelap.
 
Milikilah roh Maria yang duduk dekat kaki TUHAN dan terus dengar Firman. Biar sudah satu jam berlalu, tetapi terus; satu setengah jam berlalu, terus; dua jam berlalu, terus; bila perlu semalam suntuk dengar Firman TUHAN. Jangan kita hanya bisa pakai android semalam suntuk, tetapi dengan TUHAN tidak semalam suntuk; ada yang main game, ada yang nonton tiktok, macam-macam, padahal sudah melayani. Pisahkan dirimu dari sisi gelap saudaramu, siapapun dia.
 
Kita perhatikan 2 Korintus 6, dengan perikop: “Jangan ada lagi noda kekafiran.
2 Korintus 6:11
(6:11) Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu.
Inilah Rasul Paulus di hadapan TUHAN, di dalam melayani pemberitaan Injil di hadapan sidang jemaat di Korintus: Hati Rasul Paulus terbuka lebar-lebar untuk sidang jemaat.
Saya pun begitu; saya mengatakan ini bukan supaya saudara puji saya, tidak, tetapi hati saya terbuka lebar-lebar untuk memberitakan Firman, supaya saudara mendapat berkat dan kemurahan TUHAN, supaya kita semua selamat, supaya kedudukan kita berada dalam kedudukan yang kekal, itulah kerinduan saya. Itu sebabnya, saya tidak bosan di dalam hal menyatakan Firman yang benar dan murni itu, walaupun sakit bagi daging, sebetulnya. Saya tahu ada yang tersinggung, saya tahu; tetapi resiko ini harus saya tempuh, karena saya tidak berani menambahkan dan tidak berani mengurangkan. Hati saya terbuka lebar-lebar untuk saudara; TUHAN tahu itu. Kalau tidak, maka tidak mungkin saya sampaikan Pengajaran Pembangunan Tabernakel ini, sekalipun resikonya banyak. Tetapi sekalipun resikonya banyak, namun saya sudah siap terima resiko. Yang maju, majulah; yang mundur, itu biarlah kehendak TUHAN yang jadi, tetapi saya berharap jangan ada yang mundur. Itulah tanggung jawab seorang gembala.
 
2 Korintus 6:12
(6:12) Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.
Berbanding terbalik dengan sidang jemaat di Korintus, mengapa? Karena hati mereka tertutup untuk Rasul Paulus dan pemberitaan Injil. Terlalu sempit hati mereka untuk Firman yang disampaikan oleh Rasul Paulus; hati mereka tidak terbuka dengan lebar-lebar untuk pemberitaan Injil.  Saya berharap, hati kita semua terbuka lebar-lebar untuk pemberitaan Injil.
Bertepuk sebelah tangan, itu sakit rasanya; tetapi rasa sakit itu siap diterima oleh Rasul Paulus. Doakan, saya pun belajar untuk itu.
 
2 Korintus 6:13
(6:13) Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti kepada anak-anakku --: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!
Biarlah kita membuka hati selebar-lebarnya untuk pembukaan Firman. Jangan sampai hati kita terbuka lebar-lebar hanya untuk bisnis, hanya untuk perkara lahiriah, hanya untuk berkat jasmani, hanya untuk uang, tetapi untuk Firman tertutup hati kepada pemberitaan Injil, kepada si pemberita Injil, kepada Injil yang diberitakan.
Tetapi supaya kiranya ada hubungan timbal balik, mari kita buka hati ini lebar-lebar untuk pemberitaan Injil.
 
Kalau memang hati kita terbuka lebar-lebar untuk pemberitaan Injil, perhatikanlah ayat 14-17.
2 Korintus 6:14-17
(6:14) Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? (6:15) Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? (6:16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini:  "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka  dan hidup di tengah-tengah mereka,  dan Aku akan menjadi Allah mereka,  dan mereka akan menjadi umat-Ku. (6:17) Sebab itu:  Keluarlah kamu dari antara mereka,  dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan,  dan janganlah menjamah apa yang najis,  maka Aku akan menerima kamu.
 
Tanda bahwa hati kita terbuka lebar-lebar terhadap pemberitaan Injil ialah janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya; itulah tandanya.
Pisahkan dirimu dari sisi gelap saudara-saudaramu. Jangan merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya semacam itu; apalagi kalau misalnya seorang gembala sidang suka ngeluyur, ngelayap, lalu kesukaannya adalah main catur di kedai, apalagi lapo tuak, bukankah itu sudah tidak masuk akal? Setiap hari ngelayap; setiap hari ada saja urusan, lalu kapan menyembahnya? Saya tahu ada hamba TUHAN yang seperti itu, dan saya tahu apakah beliau sudah bertobat atau tidak; suka di kedai lapo tuak, suka nimbrung dengan orang-orang yang main catur di pinggir jalan. Tetapi saya juga takut; jangan sampai saya menyampaikan berita Firman, tetapi saya hidup seperti itu, saya takut juga; oleh sebab itu, bantu doa.
Inilah pasangan yang tidak seimbang:
1.       Kebenaran dengan kedurhakaan.
2.       Terang dengan gelap.
3.       Kristus dengan Belial.
4.       Orang-orang percaya dengan orang-orang tidak percaya.
5.       Bait Allah dengan berhala.
 

Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ... Kita ini adalah Bait Allah, sesuai dengan perkataan Firman: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka  dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka,  dan mereka akan menjadi umat-Ku. Sebab itu:  Keluarlah kamu dari antara mereka,  dan pisahkanlah dirimu dari sisi gelap mereka, firman Tuhan,  dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
Inilah yang TUHAN mau; jangan sampai kita menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya. Marilah kita memisahkan diri dari sisi gelap siapapun dia, entah dia adalah saudara, entah dia adalah anak, entah dia adalah orang tua, siapa saja, pisahkan dirimu dari sisi gelapnya. Kalau engkau adalah “anak”, hormatilah orang tuamu; tetapi kalau ada sisi gelapnya, pisahkanlah dirimu dari sisi gelapnya. Jangan karena dia adalah orang tua, lantas engkau terpengaruh dengan sisi gelapnya, jangan, tetapi hormatilah orang tua dua kali lipat. Jangan karena dia adalah saudara sedaging, lantas kita terima sisi gelapnya, jangan; pisahkanlah dirimu dari sisi gelapnya, supaya TUHAN menerima kita.
 
Untuk apa kita bersama dengan dunia, berada dalam kegelapan dunia, tetapi kita ditolak TUHAN? Andaikata kita memisahkan diri dari dunia, tetapi diterima oleh TUHAN, puji TUHAN.
Hidup itu adalah terang manusia; jadi, jangan asal hidup-hidupan, hidup ini jangan jadi-jadian, tidak boleh asal hidup. Jangan hanya sekedar menumpang di bumi, lalu saat matinya, dengan percaya diri berkata: “pasti ke sorga.” Lalu, pendeta yang berkotbah dalam penghiburan kematian berkata: “Dia sudah diterima dan tenang di sisi bapa di sorga.” Saya tanya: Bapa yang mana? Enak saja. Ibadah saja ogah-ogahan, perpuluhan saja masih mencuri, lalu bapa yang mana yang mau dibohongi? Lalu matinya ke sorga? Dari mana jalannya?
Ke sorga itu jalannya sempit, tidak leluasa bagi daging untuk mencuri perpuluhan, tidak leluasa bagi daging untuk malas-malas beribadah, tidak leluasa bagi daging untuk menolak Firman, dan sesaklah pintu.
 
Pisahkanlah dirimu dari sisi gelap siapapun dia. Jangan menjadi pasangan yang tidak seimbang, supaya TUHAN terima kita. Itulah arti hidup itu adalah terang manusia.
 
2 Korintus 6:16
(6:16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini:  "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka  dan hidup di tengah-tengah mereka,  dan Aku akan menjadi Allah mereka,  dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Perhatikan kalimat: Aku akan diam bersama-sama dengan mereka  dan hidup di tengah-tengah mereka,  dan Aku akan menjadi Allah mereka,  dan mereka akan menjadi umat-Ku. Kalimat ini dibagi menjadi 4 (empat) bagian:
1.       Aku akan diam bersama-sama dengan mereka.
2.       Dan hidup di tengah-tengah mereka.
3.      
Dan Aku akan menjadi Allah mereka.
4.       Dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Empat bagian kalimat ini, kalau dikaitkan dengan Pelajaran Tabernakel, terkena dengan alat yang terutama yang ada di dalam Tabernakel, itulah Tabut Perjanjian, dengan perinciannya:
Yang Pertama: Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka,  dan Aku akan menjadi Allah mereka, terkena pada tutupan grafirat.
-          Hidup di tengah-tengah mereka à Tutupan pendamaian.
-          Aku akan menjadi Allah mereka à Kerub yang pertama.
-          Aku akan diam bersama-sama dengan mereka  à Kerub yang kedua.

Yang Kedua: Mereka akan menjadi umat-Ku à Peti dari tabut perjanjian.
 
Sehingga, apa yang disampaikan oleh Firman di sini, pada ayat 17: Kalau kamu memisahkan dirimu dari sisi gelap manusia yang ada di dunia ini, maka Aku akan menerima kamu.
Apa arti menerima? Sama seperti suami menerima isteri; menjadi satu, seperti tutupan grafirat dengan dua kerub menyatu dengan peti dari tabut perjanjian, itulah hidup. Hidup itu adalah ter
ang manusia; jadi, bukan hidup-hidupan.

Luar biasa baiknya TUHAN Yesus kepada kita, sampai TUHAN beri pengertian soal hidup itu adalah terang manusia. Menjadi tubuh Kristus; anggotanya banyak, tetapi tubuh hanya satu tubuh, maka disebut “Aku menerima”, maksudnya; banyak anggota, tetapi diterima menjadi satu tubuh. Tidakkah saudara bersyukur di situ?
Saya tambahkan dengan ayat 18, Dan Aku akan menjadi Bapamu,  dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan  demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa."
Sekarang, kita akan memperhatikan suratan 1 Yohanes 1:5. Minggu lalu, kita sudah memperhatikan bahwa Firman itu adalah hidup; sekarang kita fokus memperhatikan hidup itu adalah terang manusia.
Pada minggu lalu, kita sudah melihat bahwa Firman itu adalah hidup di dalam surat 1 Yohanes 1:1-2, sehingga kita bisa raba Firman itu. Firman yang dia saksikan, yang dia lihat, yang dia dengar, yang dia raba, itulah yang dituliskan oleh Rasul Yohanes kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia kecil, dan saya sudah menyampaikannya pada minggu yang lalu.
 
Sekarang, kita akan memperhatikan 1 Yohanes 1, dengan perikop: “Allah adalah terang” Apa buktinya?
1 Yohanes 1:5
(1:5) Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
 
Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
Jangan sampai kita ada di dalam TUHAN atau ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tetapi kita masih melakukan perbuatan-perbuatan yang tersembunyi di tempat gelap, itu bukanlah terang. Tetapi yang benar adalah Allah adalah terang, dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
Kita sekarang sudah berada di dalam Dia oleh karena panggilan darah salib; maka kita tidak sepatutnya menyembunyikan sesuatu yang tidak terpuji di tempat yang gelap, apalagi imam, tidak boleh berdusta, lalu ngeles (beralasan) “Tidak perlu diberi tahu, karena bapa gembala sudah tahu”, sesungguhnya hatimu sedang dituntut TUHAN untuk mengaku dosa.
Bukan soal tahu atau tidak tahu; TUHAN tahu. Memangnya TUHAN tidak tahu Daud berzinah? TUHAN tahu; tetapi pengakuan dari mulut itu rendah hati atau tidak, setia atau tidak? Itulah maksudnya.
 
1 Yohanes 1:6-7
(1:6) Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. (1:7) Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
 
Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. Ada di tengah ibadah dan pelayanan, namun kita hidup di dalam kegelapan = pendusta.
Ingat; Beribadah, apalagi melayani, tetapi berada di dalam kegelapan, itu sama dengan; pendusta, yang sama sekali tidak melakukan kebenaran. Pendusta itu tidak melakukan kebenaran.
 
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan hati kita dari pada segala dosa; itulah yang benar.
Saya berharap, kita harus yakin dengan apa yang dinyatakan oleh TUHAN di dalam Injil Yohanes 1 tadi, hidup itu adalah terang manusia. Kalau kita hanya hidup-hidupan, maka tidak akan menjadi terang manusia, tidak akan disukai manusia kalau hanya hidup-hidupan, padahal TUHAN mau utus kita sampai ke ujung bumi.
 
Jika hidup di dalam terang, jika kita hidup di tengah ibadah dan pelayanan bersama dengan Allah, maka keuntungannya ialah:
1.       Kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain.
2.       Darah Yesus, Anak Allah, menyucikan kita dari segala dosa kita.
Jadi, 2 (dua) keuntungan sekaligus kita alami dan kita rasakan bersama-sama. Bersyukurlah.
 
Inilah yang disebut dengan Tabut Perjanjian;
-          Persekutuan antara satu dengan yang lain = Kesatuan tubuh à Tabut Perjanjian. Anggotanya banyak, namun tetap satu, itulah yang disebut Tabut Perjanjian.
-          Di dalam terang, ada persekutuan, sehingga dosa disucikan, itulah Tabut Perjanjian.
Jadi, ayat 7 ini berbicara soal Tabut Perjanjian.
 
Berarti, antara 1 Yohanes 1:5-7 sama dengan 2 Korintus 6:16.
Ingat: Hidup itu adalah terang manusia, sehingga ada persekutuan antara seorang dengan yang lain, dan setiap hari dosa kita disucikan oleh darah salib Kristus; dua keuntungan sekaligus kita raih menjadi bagian kita, karena TUHAN jadikan kita semua Tabut Perjanjian.
 
Hal yang senada mengenai Tabut Perjanjian.
Wahyu 21:2-3
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. (21:3) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
 
Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya; ini adalah mempelai TUHAN. Kalau kesatuan tubuh tercipta, itu adalah sempurna, mempelai wanita TUHAN.
Kalau masih tercerai-berai, berarti masih banyak terdapat cacat cela; tetapi kalau terwujud kesatuan, berarti “sempurna”, itulah mempelai TUHAN.
 
Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Hal ini sama dengan 2 Korintus 6:16.
Ini juga merupakan Tabut Perjanjian, sebab Allah bertabernakel, Allah berhadirat, Allah diam di tengah-tengah kita. Yesus adalah Tabernakel sejati; Firman menjadi daging, Firman menjadi manusia, Tabernakel sejati yang bukan buatan tangan manusia, bukan yang diciptakan oleh angkatan ini.
 
Lihatlah, kalau Allah bertabernakel ...
Wahyu 21:4
(21:4) Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka ... TUHAN hapus air mata, tandanya ialah TUHAN jadikan segala sesuatu baru. TUHAN sudah bentuk, TUHAN sudah perbaharui menjadi baru.
Kalau kita masih mempertahankan hidup lama, maka air mata tidak bisa dibendung. Persoalan, kesulitan, kesukaran akan menimbulkan air mata, sampai akhirnya air mata tidak bisa dibendung. Tetapi lihatlah; ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, karena TUHAN jadikan segala sesuatu baru, yang lama berlalu, lalu maut (kematian) tidak ada lagi, tidak akan ada lagi perkabungan, tidak ada lagi kesusahan di hati, tidak akan ada lagi ratap tangis, tidak ada lagi dukacita, sebab segala sesuatu yang lama sudah berlalu.
 
Inilah yang dimaksud dengan hidup itu adalah terang manusia, di mana yang lama sudah berlalu; TUHAN hapus air mata, tidak ada lagi dukacita perkabungan dan ratap tangis, sebab yang lama sudah berlalu. Hidup itu adalah terang manusia.
 
Kalau merasa Firman itu menuduh hati kita, langsung akui dosa itu. Jangan angsur-angsur (menyicil dosa) pengakuan dosa, tetapi langsung saja katakan: “Ini saya, pakailah saya, TUHAN” Saya pun belajar dalam hal ini, maka saya pun berani berkata demikian. Untuk apa kita mencicil pengakuan dosa? Biarlah kita belajar dewasa dengan ukuran Firman, bukan sok dewasa, bukan dewasa dengan ukuran kita.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Biarlah kita dewasa sesuai ukuran Firman, supaya Firman itu yang menjadikan kita hidup, dan hidup itu adalah terang manusia. Terang yang bagaimana? Terang yang berasal dari Shekinah Glory, Tabut Perjanjian.
Kalau terang dari matahari, bulan, bintang, itu sifatnya sementara; sebab nanti bisa terang, nanti bisa gelap, lalu bisa terang lagi, lalu gelap lagi, sifatnya hanya sementara saja. Yang TUHAN mau terang itu sifatnya kekal.
-          Kalau di Halaman, itu adalah terang matahari; siang hari terang, malam hari gelap.
-          Tetapi meningkat lagi pada Ruangan Suci; terangnya itu bisa bertahan sejauh mana Roh TUHAN mengurapi.
-          Tetapi kalau sudah berada di dalam Ruangan Maha Suci, itu sifatnya Shekinah Glory, permanen, cahaya kemuliaan Allah.
 
 


Pengikutan kita kepada TUHAN, tujuannya adalah untuk masuk sorga, bukan sekedar hanya untuk diberkati, sebab dunia ini akan berlalu. Kita beribadah adalah untuk masuk sorga, bukan supaya tetangga lihat, supaya orang tahu bahwa saya adalah orang soleh, bukan. Kita datang beribadah supaya Tabut Perjanjian, terang manusia, itulah hidup yang benar, bukan hidup-hidupan.
Kalau kita diajar oleh nasihat Firman, bersyukurlah. Saya pun bersyukur: Untung saja saya mendapat Firman yang seperti ini. Andaikata saya tidak mendapat Firman yang seperti ini, mungkin saya ini melayani dengan akal-akalan; bisa saja saya bilang “tidak ada uang” padahal saya ada uang, bisa saja saya bilang “saya ada di pastori” padahal saya sedang ngelayap. Jangankan saudara, isteri saya pun bisa saya tipu, jika saya melayani dengan akal-akalan; tetapi saya tidak mau mengambil jalan demikian, sebab saya memberi pertanggung-jawaban kepada TUHAN Yesus Kristus, bukan kepada isteri saya, bukan kepada saudara. Haleluya.. Amin..
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment