KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, May 10, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 06 MEI 2021

 

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 06 MEI 2021
 
KITAB RUT
(Seri:136)
 
Subtema: BERADA DI LADANG BOAS UNTUK MEMUNGUT JELAI GANDUM
 
Kita patut bersyukur kepada TUHAN oleh karena kemurahan hati TUHAN kita dimungkinkan untuk mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN dan yang tekun memberikan dirinya untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon lewat live streaming video internet Youtube, Facebook baik di dalam maupun di luar negeri dimanapun anda berada.
 
Selanjutnya, mari sambut STUDY RUT sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab. Sekarang kita masih berada di Rut 3:11.
Rut 3:11
(3:11) Oleh sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu akan kulakukan kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami tahu, bahwa engkau seorang perempuan baik-baik.
 
Singkat kata pada ayat 11 ini: Boas bersedia untuk menyanggupi permintaan Rut, yaitu; melindungi dan menebus, sesuai dengan ayat 9. Adapun alasan Boas untuk menyanggupi permintaan Rut, di sini dikatakan: Sebab Rut adalah seorang perempuan baik-baik. Rut bukanlah seorang perempuan nakal, dia adalah perempuan baik-baik.
Kiranya kehidupan kita sebagai gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini menjadi gereja TUHAN yang baik-baik, tidak nakal di hadapan TUHAN.
 
Istilah kata sekarang perempuan baik-baik, jejak digitalnya atau perjalanan hidupnya tercatat dengan jelas pada:
-          Rut 1.
-          Rut 2.
-          Dan Rut 3.
Pada minggu yang lalu, kita telah melihat perjalanan hidup Rut sebagai perempuan yang baik-baik pada Rut 1, dimana Rut tetap berpaut kepada Naomi mertuanya itu sampai mereka tiba di Betlehem Efrata, tanah Yehuda, yang pernah ditinggalkan oleh Naomi bersama dengan Elimelekh suaminya dan kedua puteranya Mahlon dan Kilyon. Mereka pergi ke Moab meninggalkan Betlehem, karena pada waktu itu tanah Israel termasuk Betlehem mengalami resesi yaitu kelaparan hebat, selanjutnya mereka membawa harta dan kekayaan mereka dan berada di Moab, di tempat pengasingan. Tetapi, kenyataannya berbanding terbalik dengan apa yang mereka harapkan dan pikirkan sebelumnya, mereka berharap mereka akan merasa diberkati di sana lebih dari ketika berada di Betlehem, tetapi kenyataannya:
-          Naomi harus kehilangan harta bendanya,
-          Naomi harus kehilangan harta kekayaannya,
-          teramat lebih dia harus kehilangan orang-orang yang dia cintai, orang-orang yang dia kasihi; dimulai dari kematian Elimelekh suaminya, selanjutnya 10 (sepuluh) tahun kemudian Mahlon dan Kilyon pun mati setelah mereka mengambil isteri dari perempuan Moab di tempat pengasingan di Moab. Mahlon anak pertama mengambil isteri bernama Rut. Kemudian, Kilyon anak kedua mengambil isteri bernama Orpa.
Lalu setelah semua orang yang dikasihi itu mati meninggalkan Naomi, dia mengalami suatu kepahitan yang besar dan di tengah-tengah kepahitan itu ia mendengar keadaan Israel termasuk Betlehem Efrata, tanah Yehuda dipulihkan dan diberkati oleh TUHAN. Mendengar itu pun ia kembali ke Betlehem bersama dengan kedua menantu yang sudah menjadi janda; dua janda muda dan satu janda tua itulah Naomi. Namun, rupa-rupanya di tengah jalan Orpa berhenti mengikuti TUHAN, pengikutan semacam ini mengalami suatu kerugian yang sangat besar sekali sebetulnya. Tetapi Rut sekalipun ia didesak oleh Naomi mertuanya itu sebagai ujian, ia tetap berpaut dengan Naomi, sampai akhirnya mereka tiba di Betlehem.
Biarlah kiranya kita semua berpaut kepada TUHAN Yesus Kristus, mengikuti TUHAN Yesus Kristus sampai betul-betul kita berada di rumah roti, dipenuhkan oleh Firman Allah yang diurapi oleh TUHAN untuk membawa kita sampai kepada keselamatan kekal.
Itulah inti dari pada keadaan Rut sebagai perempuan baik-baik; jejak digital atau perjalanan hidup yang dicatat pada pasal yang pertama tentang Rut.
 
Selanjutnya, kita akan menerima tentang perjalanan hidup Rut sebagai perempuan yang baik-baik pada pasal yang kedua; Rut 2.
Rut 2:1-23 dalam susunan Tabernakel terkena kepada Pelita Emas; kaki dian dengan tujuh pelita yang bernyala-nyala di atasnya. Kemudian, adapun kitab Rut 2:1-23 dibagi dalam 2 (dua) bagian:
-          Ayat 1 sampai ayat 13; Rut memungut jelai gandum di ladang Boas.
-          Ayat 14 sampai ayat 23; Rut mendapat banyak gandum = berkat berkelimpahan. Sebab, ketika mereka sampai di Betlehem tepat pada awal musim menuai jelai gandum, dan itu bukan suatu kebetulan.
Yang pasti Rut 2 ini di dalam susunan Tabernakel terkena pada Pelita Emas, arti rohaninya untuk kita sekarang adalah kesaksian Roh, menjadi terang. Pendeknya, Rut menjadi kesaksian; Rut menjadi terang yang besar oleh Roh Allah yang suci.
 
Sebagai bukti menjadi kesaksian atau terang oleh Roh Allah yang suci.
Rut 2:2
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku."
 
Intinya di sini ialah Rut menyampaikan permohonannya kepada Naomi mertuanya itu dan permohonannya itu pun dikabulkan oleh Naomi. Adapun isi dari permohonannya itu kepada Naomi ialah: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku."
Singkat kata: Suatu permohonan yang sangat mulia, suatu permohonan yang sangat manis telah disampaikan oleh Rut kepada Naomi mertuanya itu, yakni; untuk berada di ladang. Itu permohonan yang manis, permohonan yang mulia yang disampaikan oleh Rut seorang perempuan Moab, bangsa kafir, kepada Naomi mertuanya itu.
 
Bukankah malam ini kita semua berada di ladang TUHAN?
Kita semua berada di ladang Boas rohani, itulah TUHAN Yesus Kristus, itu adalah kemurahan TUHAN. Kalau itu yang menjadi kerinduan kita, maksudnya adalah berada di ladang TUHAN, itu adalah suatu kerinduan dan suatu keinginan yang mulia di hadapan TUHAN, dari pada berada di ladang yang lain.
Di hari-hari yang terakhir ini sudah seharusnya gereja TUHAN membawa hidupnya untuk berada di ladang TUHAN, berarti membawa diri kita masing-masing untuk berada di ladang TUHAN, bukan berada di ladang yang lain. Ladang lain yang dimaksud di sini ada 2 (dua). Jangan kita membawa diri kita ke ladang lain, antara lain:
1.      Ladang si pemalas.
2.      Ladang dunia.
Jangan kita membawa diri kita untuk berada di ladang yang lain, yaitu; ladang si pemalas dan ladang dunia.
 
Mari kita mengikuti secara singkat saja penjelasan tentang kedua ladang di atas, diawali dengan penjelasan dari: LADANG SI PEMALAS.
Amsal 24:30-31
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi. (24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
 
“… orang yang tidak berakal budi.” Si pemalas disebut juga orang yang tidak berakal budi. Mari kita lihat, ladang si pemalas, orang yang tidak berakal budi itu.
Ladang si pemalas atau ladang yang tidak berakal budi seluruhnya ditumbuhi oleh onak dan duri, permukaannya ditutupi oleh onak dan duri. Berarti, hati dari si pemalas selalu atau senantiasa menusuk dan menyakiti hati sesamanya. Menyakiti hati sesama, sama artinya menyakiti hati TUHAN.
 
Amsal 24:32-33
(24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran. (24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"
 
“… menarik suatu pelajaran.” Kita harus belajar dari ladang si pemalas ini, apa yang sudah kita terima, pelajaran yang mulia dari Sorga dari Allah harus diperhatikan dengan seksama. Jangan datang beribadah tetapi tanpa memperhatikan pelajaran yang begitu indah, manis yang datangnya dari Sorga, dari Allah. Kita semua masing-masing harus belajar untuk memperhatikan apa yang TUHAN nyatakan, harus semakin bijaksana, makin hari harus semakin dewasa.
 
Ciri-ciri si pemalas atau orang yang tidak berakal budi:
-          Tidur sebentar lagi.
-          Kemudian, mengantuk sebentar lagi.
-          Kemudian, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring.
 
Normalnya, terlebih dahulu seseorang mengantuk, baru lanjut untuk tinggal berbaring atau tidur. Tetapi, di sini kita melihat ciri-ciri dari si pemalas atau orang yang tidak berakal budi:
-          Tidur sebentar lagi. Jadi, perkataan “tidur sebentar lagi” itu sudah menjadi profesi atau tabiat.
-          Mengantuk sebentar lagi.
-          Melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring.
Jadi, sudah menjadi tabiat, sudah menjadi profesi, sudah menjadi karakter si pemalas setelah dipelajari dan di amat-amati.
Jangan kita memiliki karakter sama seperti si pemalas; tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi, jadi sudah menjadi tabiat yang mendarah daging. Jangan kita sama seperti si pemalas.
Kita semua harus memiliki karakter Sorgawi, anak-anak Allah harus memiliki karakter Sorgawi. Apalagi seorang imam, pelayan TUHAN, hati-hati; baik-baik perhatikan ini. Mau melayani tetapi memiliki karakter si pemalas, semua nanti pekerjaan terbengkalai, lihatlah.
 
Yesaya 56:10
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;
 
“… pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta …” Gembala disebut juga pengawal atau penjaga, tetapi di sini gembala dari kawanan domba Allah adalah orang buta, kemudian tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; menegur, memperhatikan dengan teguran bagi yang sudah sesat keliru dengan sikapnya, mereka berbaring dan suka tidur saja, itulah pemalas.
 
Seorang hamba, seorang imam atau seorang pelayan sudah seharusnya ia membawa dirinya untuk berada di ladang TUHAN, bukan membawa diri ke ladang si pemalas. Sebaliknya, jika seorang hamba membawa hidupnya untuk berada di ladang si pemalas akan menyebabkan 2 (dua) hal:
Yang pertama: Buta, artinya: Tidak melihat = berada di dalam kegelapan yang paling gelap, berarti tidak menjadi pelita, tidak menjadi kesaksian oleh urapan Roh Kudus, tidak menjadi pelita emas.
Yang kedua: Tidak tahu apa-apa = tidak tahu apa yang harus disampaikan, berarti tidak mendapat kepercayaan dari TUHAN untuk menyampaikan pembukaan Firman TUHAN. Biasanya kehidupan hamba TUHAN, penjaga, pengawal semacam ini berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa, akhirnya dia harus menyampaikan Firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan.
Kalau tidak punya pembukaan maka akan berlagak tahu, padahal tidak tahu apa-apa, itu sebabnya dia harus sengaja bercerita firman yang ditambahkan, lalu menyampaikan firman yang guyon-guyon sehingga menjadi pelawak seperti Simson. Setelah mata Simson dicungkil, tidak lagi menjadi pelita emas, TUHAN mengambil kaki dian dari padanya, akhirnya menjadi pelawak di kuil Dagon, di Filistin. Kalau kaki dian diambil, hamba TUHAN akan menjadi pelawak, suka guyon karena tidak tahu apa-apa, tidak punya pembukaan.
 
TUHAN tidak percayakan pembukaan rahasia firman kepadanya untuk disampaikan kepada sidang jemaat yang dipercayakan, terpaksalah guyon-guyon, terpaksalah berlagak tahu, terpaksalah keluarkan semua jurus pencak silat. Kemudian, menggunakan bahasa tinggi-tinggi supaya terlihat waw padahal tidak punya apa-apa, tidak tahu apa-apa. Ini bukan bicara soal kesombongan, tetapi ini firman yang tidak boleh ditambahkan dan dikurangkan, lalu dijelaskan supaya sidang jemaat tahu yang benar itu seperti apa. Kiranya kita semua dapat memahaminya.
 
Tidak mendapat kepercayaan dari TUHAN untuk menyampaikan pembukaan Firman TUHAN digambarkan seperti anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak, karena dia membawa dirinya untuk berada di ladang si pemalas yang kesukaannya hanyalah untuk berbaring, melamun, dan suka tidur saja, itu loh kesukaan dari pada hamba yang membawa dirinya ke ladang si pemalas. Di ayat 10, dikatakan: mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja. Ini loh kalau hamba, pelayan membawa dirinya ke ladang si pemalas.
Saya dengan rendah hati meminta kepada seluruh sidang jemaat, jangan lupa setiap kali ada Biston Keluarga di rumah masing-masing, baik di Serang dan Cilegon, doakan supaya saya menjadi penjaga, pengawal, gembala sidang yang tidak malas melainkan setia dan tekun mengerjakan pekerjaan yang dipercayakan oleh TUHAN, sehingga kita dapat menikmati kemurahan TUHAN lewat pembukaan rahasia firman.
 
Jadi, saudara jangan berfikir kalau lembut-lembut, tidak ada teguran, itu hal yang benar. Sebab apa artinya kalau tidak ada pembukaan firman? Sesuai dengan Amsal 27:5: Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi; terpendam, terpaksa menahan-nahan dan tidak berani menegur. Sebab, dia tidak ada pembukaan firman bagaimana dia berani menegur = tidak tahu menyalak.
 
Kita kembali untuk melihat keadaan dari si pemalas, di dalam Amsal 26.
Amsal 26:13
(26:13) Berkatalah si pemalas: "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!"
 
"Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!" Inikan membesar-besarkan, menakut-nakuti, itulah hamba atau imam yang membawa dirinya ke ladang si pemalas, suka manukut-nakuti orang, suka membesar-besarkan persoalan.
Padahal, sebetulnya perkataan "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!" menunjukkan bahwa ia tidak berani untuk bertindak, sehingga terpaksa dia pakai jurus: “Awas ada singa di jalan! Awas ada singa di lorong!” Menakut-nakuti saja, membesar-besarkan perkara saja, karena dia tidak mau bertindak, dia pemalas.
Jadi, pemalas itu kecenderungannya adalah suka mencari alasan, karena dia pemalas dan dia tidak mau bertindak, terpaksa keluar jurus menakut-nakuti, membesar-besarkan perkara. Padahal tidak perlu harus dibesar-besarkan, tetapi untuk membenarkan dirinya untuk tetap berada dalam keadaan malasnya, dia harus membesar-besarkan masalah dengan berkata: "Awas ada singa di jalan! Awas ada singa di lorong!" Terpaksalah keluar jurus alasan-alasan, itulah si pemalas.
Jangan suka cari alasan dan membesar-besarkan masalah, kalau orang biasa membuat alasan dan kalau dia lulus satu kali dengan alasan yang pertama, besok setan akan sediakan segudang alasan yang jauh lebih tepat, jauh lebih benar dari alasan yang pertama. Oleh sebab itu, jangan suka cari alasan, jangan suka besar-besarkan masalah, karena tidak mau bertindak dan mengerjakan pekerjaan.
 
Sebetulnya, perkataan "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!" menunjukkan bahwa temboknya sudah rubuh. Apa sih maksudnya untuk kita sekarang? Mari kita membaca kembali Amsal 24.
Amsal 24:30-31
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi. (24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
 
Intinya di sini ialah tembok dari ladang si pemalas sudah roboh, artinya: ladang si pemalas tidak lagi mengalami pembelaan, tidak lagi mengalami perlindungan dari TUHAN. Jadi, kalau suka mencari alasan untuk mempertahankan kedudukannya sebagai pemalas, menunjukkan bahwa temboknya sudah roboh; perlindungan dan pembelaan dari TUHAN tidak akan ia alami lagi, karena dia sudah membuat tembok sendiri.
 
Persis seperti dalam Yesaya 56:9; Hai segala binatang di padang, hai segala binatang di hutan, datanglah untuk makan! Diizinkan TUHAN untuk merusak ladang si pemalas. Berarti, tidak ada lagi tembok, itulah pembelaan dari TUHAN; Yesus tidak tampil lagi sebagai tembok untuk membela ladang itu, TUHAN tidak lagi tampil sebagai tembok untuk mengadakan perlindungan, sebab temboknya sudah roboh. Maka, atas seizin TUHAN, Ia mengundang segala binatang di padang dan mengundang segala binatang di hutan untuk makan dan menghabisi hidup rohani dari pada ladang si pemalas.
Jadi, saudara jangan main-main, jangan bawa diri saudara untuk berada di ladang si pemalas, sebab temboknya sudah roboh; tidak ada lagi pembelaan dan perlindungan, pengayoman dari TUHAN. Kalau malas malas tidak dibela TUHAN. Maka, giat dan rajinlah dalam mengerjakan pekerjaan TUHAN, jangan malas-malas, supaya nyata pembelaan TUHAN, dan temboknya jangan roboh.
Perhatikan! Jangan amin sekarang, besok malas lagi, nanti mengalami kerugian berlipat-lipat kali ganda. Oleh sebab itu, tidak boleh malas.
 
Yesaya 5:5
(5:5) Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak;
 
“… Aku mau memberitahukan kepadamu …” TUHAN terang-terangan loh di sini; secara terang-terangan disampaikan oleh TUHAN, bukan secara sembunyi-sembunyi.
 
Tindakan TUHAN terhadap ladang si pemalas:
-          TUHAN akan menebang pagar durinya, sehingga kebun si pemalas dimakan habis.
-          TUHAN akan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak.
Jadi, sesudah dimakan, berarti diremukkan oleh giginya, selanjutnya diinjak-injak karena TUHAN tidak tampil lagi sebagai tembok untuk mengadakan pembelaan dan perlindungan dari TUHAN, itulah si pemalas.
 
Imam-imam harus rajin menyembah di rumah, kalau tidak nanti rugi sendiri. TUHAN sendiri berkata di ayat 5:
-          Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis.
-          Kemudian TUHAN berkata kembali; Aku akan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak.
Jadi, sesudah dilahap selanjutnya diinjak-injak.
Jangan malas! Sebab, imam harus menyerahkan dirinya, rajin menyerahkan dirinya; rajin berbuat baik, rajin menyembah TUHAN, tidak boleh malas.
 
Kita akan membaca Daniel 7:7. Namun, sebelum kita membaca Daniel 7:7, ada 4 (empat) jenis binatang:
Yang pertama: 3 (tiga) jenis binatang pertama padat ayat 1 sampai ayat 6; sesudah lautan dunia ini diguncang, maka 3 (tiga) binatang pertama akan keluar dari lautan dunia.
-          Yang pertama: Singa.
-          Yang kedua: Beruang.
-          Yang ketiga: Macan tutul.
 
Yang kedua: Barulah binatang yang keempat, tidak disebut jenisnya, tetapi disebut dengan binatang yang keempat.
Daniel 7:7
(7:7) Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh.
 
“… yang menakutkan dan mendahsyatkan …” Binatang yang keempat ini menakutkan dan mendahsyatkan. Sebab, binatang yang keempat ini sangat kuat, mengapa? Jawabnya ialah ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, sesudah itu sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya. Sesudah dimakan habis, sisanya diinjak-injak oleh antikris.
 
Binatang dari hutan dan binatang dari padang menghabisi ladang si pemalas, kemudian sisanya diinjak-injak oleh binatang yang keluar dari padang dan hutan, itulah antikris.
Jadi, sudah seharusnya dari sejak sekarang kesempatan yang ada ini kita gunakan untuk giat bekerja melayani TUHAN, tidak boleh malas, tidak boleh membawa diri untuk berada di ladang si pemalas, kalau tidak mau diremukkan oleh si gigi besar dan sisanya diinjak-injak. Semuanya tergantung saudara, saya sudah sampaikan tanggung jawab saya di hadapan TUHAN, tidak boleh ada penyesalan dan mempersalahkan TUHAN dikemudian hari. Firman pun harus sampai ke ujung bumi, supaya TUHAN tidak dipersalahkan dan TUHAN punya cara bahkan 1001 (seribu satu) cara untuk meperkenalkan pribadi TUHAN Yesus Kristus sampai ujung bumi, supaya ketika mereka tidak selamat mereka tidak bisa mempersalahkan TUHAN.
Jadi, TUHAN punya cara tersendiri, tetapi saya tidak bisa menguraikannya satu per satu, supaya saya tidak dipersalahkan siapa-siapa. TUHAN punya cara supaya orang lain terbuka pikirannya, dan akhirnya mengenal TUHAN. Demikian juga saya malam ini, jangan kita salahkan TUHAN manakala kita tidak selamat nanti, karena ada ayat yang mengatakan: Yang terkemudian akan menjadi terdahulu, yang terdahulu akan menjadi terkemudian. Kita ini sudah menerima hak kesulungan, bahkan double yaitu ibadah dan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, dan kita sudah digembalakan oleh Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT).
 
Mari kita membaca Wahyu 11:1, dengan perikop: Dua saksi Allah; dua saksi barulah satu perkara dianggap sah, sebab itu harus ada dua saksi; dua tiga orang saksi maka satu perkara dianggap sah. Perkara keselamatan ini harus disaksikan oleh 2 (dua) saksi, itulah Firman Allah dan Roh Allah, tidak cukup hanya 1 (satu) saksi, ingat itu. Perkara keselamatan harus disaksikan oleh 2 (dua) saksi. Mari kita lihat saksi yang dimaksud di sini, itulah Musa dan Elia.
-          Musa gambaran dari nubuatan Firman Allah.
-          Sedangkan, Elia gambaran dari Roh Allah yang suci, api Roh Kudus yang turun dari langit memenuhi gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini.
 
Wahyu 11:1
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
 
Sedikit saya tambahkan: Yohanes Pembaptis disebut juga dengan Elia yang akan datang, sekalipun dia bukan Elia, mengapa? Jawabnya ialah karena dia mempersiapkan jalan bagi Raja, dialah orang yang berseru-seru di padang gurun, dengan seruan; “Persiapkan jalan bagi Dia, bagi Raja”, dalam Injil Matius dengan jelas disampaikan di sana. Demikian juga, sebelum TUHAN datang untuk yang kedua kalinya, Elia itu pun akan datang bersama dengan Musa, untuk mempersiapkan jalan bagi sang Raja.
Jadi, perhatikan, untuk masuk dalam baptisan air syaratnya adalah masuk dalam pertobatan.
-          Darah itulah Mezbah Korban Bakaran.
-          Sesudah itu, Kolam Pembasuhan, berbicara soal baptisan.
Tetapi, sesudah itu yang masuk dalam ukuran di hari-hari terakhir ini untuk mempersiapkan jalan bagi sang Raja hanya ada 3 (tiga), antara lain:
1.      Bait Suci Allah à orang yang menjadi milik kepunyaan Allah sendiri atau orang-orang yang dimeteraikan Allah.
2.      Mezbah à pelayanan yang terhubung dengan salib.
3.      Beribadah di dalamnya, inilah gambaran dari puncak ibadah yakni doa penyembahan. Beribadah di dalamnya, tetapi harus sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan.
Itu yang diukur, itu yang mendapat perlindungan dan pembelaan dari TUHAN. Sehingga, TUHAN tampil sebagai tembok bagi mereka yang menjadi milik kepunyaan-Nya, TUHAN tampil sebagai tembok untuk membela mereka yang beribadah yang dihubungkan dengan salib, TUHAN tampil sebagai tembok untuk mereka yang beribadah sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan.
Tetapi, TUHAN akan bertindak, akan merubuhkan tembok ladang si pemalas; yang malas, tidak rajin dan tidak giat untuk mengerjakan pekerjaan TUHAN.
 
Oleh sebab itu, persiapkan jalan bagi sang Raja untuk yang kedua kalinya, persiapkan jalan.
Saya ini berkoar-koar seperti Yohanes Pembaptis di padang gurun: Hai padang gurun, yang tanah hatinya gersang, perhatikan firman malam ini! Persiapkan jalan bagi sang Raja! Jangan biarkan hatimu seperti padang gurun, mengering! Sehingga, tidak menghasilkan apa-apa.
Jangan malas! Melayani tetapi malas-malas, tetapi rindu melayani. Saya heran sekali melihat pelayan semacam ini. Saudara kalau malas, rugi sendiri, oleh sebab itu persiapkan jalan bagi sang Raja, sebab yang diukur hanya 3 (tiga) hal ini.
 
Wahyu 11:2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
 
Sedangkan pelataran yang di sebelah luar akan diserahkan kepada bangsa-bangsa lain, itulah antikris, sisanya diinjak-injak selama 42 (empat puluh dua) bulan atau tiga setengah tahun.
Jadi, sesudah dimakan, dikunyah dengan gigi besar, gigi dari besi, selanjutnya sisanya diinjak-injak. Yang ibadahnya tidak memuncak sampai doa penyembahan, akan ditelan habis, lehernya dipenggal dengan pedang antikris, digorok, apakah harus jalur seperti itu untuk mendapatkan keselamatan? Saya kira tidak ada yang sanggup, karena disinggung sedikit saja perasaan sudah langsung tersinggung; saya difitnah, saya tidak terima, saya tersinggung. Bagaimana seorang imam berkata seperti itu? Masuk akal tidak?
Tidak terima saya, saya difitnah, disinggung, ini belum dipenggal loh lehernya. Maka, saya heran, dimana firman yang sudah kita terima selama ini? Kok lebih suka dengar-dengaran pada perasaan manusia daging, padahal demi keselamatan sendiri, sangat disayangkan.
 
Jadi, palataran yang di sebelah luar itu diserahkan kepada antikris untuk diinjak-injak selama 42 (empat puluh dua) bulan atau selama tiga setengah tahun, berarti TUHAN tidak bertindak sebagai tembok untuk membela dan melindungi.
 
Selanjutnya, marilah kita mengikuti penejelasan tentang: LADANG DUNIA.
Di hari-hari terakhir ini, gereja TUHAN jangan sibuk membawa dirinya untuk berada di ladang dunia yang juga akan menghasilkan onak dan duri yakni kekuatiran dan ketidaktaatan. Mari kita lihat, Markus 4.
Soal ladang dunia, bagian pertama.
Markus 4:7, 18-19
(4:7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. (4:18) Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, (4:19) lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
 
Onak dan duri di sini menunjuk kepada 3 (tiga) hal, yaitu:
1.      Kekuatiran dunia ini. Di tulis dalam Matius 6:31-32; soal kekuatiran.
2.      Tipu daya kekayaan. Ditulis dalam 1 Timotius 6:9-10.
3.      Keinginan-keinginan daging. Ditulis dalam Galatia 5:19-21.
Inilah 3 (tiga) hal tentang onak dan duri, yaitu mengenai ladang dunia yang juga ditumbuhi oleh onak dan duri.
 
Onak dan duri di ladang dunia berbicara 3 (tiga) hal:
1.      Kekuatiran dunia ini.
2.      Tipu daya kekayaan.
3.      Keinginan-keinginan daging.
Sehingga oleh 3 (tiga) hal ini, Firman TUHAN yang disampaikan tidak tumbuh apalagi berbuah, akhirnya terhimpit.
Oleh sebab itu, jangan membawa diri kita masing-masing ke ladang dunia. Mana ada orang dunia suka dengar firman? Tidak ada. Orang dunia suka dengan dunia.
Saya aneh melihat anak TUHAN, ada di dalam rumah TUHAN tetapi tidak suka dengar Firman TUHAN, aneh. Kalau tidak suka dengar firman, lebih baik tidak usah ibadah, ikuti gaya dunia. Ada dalam TUHAN, tetapi secara rohani membawa dirinya ke ladang dunia, otomatis setiap pemberitaan firman akan terpental begitu saja. Itu soal ladang dunia, bagian yang pertama.
 
Bahagia mendapat pembukaan firman? Firman itu tidak mental begitu saja? Yakin? Tetapi;
-          Kalau ada kekuatiran berarti firman mental.
-          Kalau ada tipu daya kekayaan, berarti firman mental.
-          Kalau hidup dalam hawa nafsu daging, pasti mental firmannya.
Itulah ladang dunia, sangat merugikan hidup rohani masing-masing sebetulnya, firman tidak mendapat tempat di hati, tidak bertumbuh tidak berakar dan tidak menghasilkan buah apa-apa. Jadi, rugi kita sebetulnya kalau membawa diri untuk berada di ladang dunia, rugi sendiri sebenarnya.
 
Soal ladang dunia, bagian yang kedua.
Kejadian 3:17-19
(3:17) Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: (3:18) semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; (3:19) dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
 
Onak dan duri di sini jelas menunjuk kepada ketidaktaatan Adam dan Hawa kepada perintah dan ketetapan TUHAN = tidak taat pada firman.
 
Akibatnya dari pihak Adam:
-          Terkutuklah tanah.
-          Susah cari payah mencari rejeki.
-          Berpeluh mencari makan.
-          Akhirnya kembali lagi ke tanah; dari tanah kembali ke tanah.
Seandainya mereka taat pada firman, onak dan duri tidak akan menumbuhi tanah itu, mereka akan hidup selama-lamanya, tidak akan kembali ke tanah. Tetapi, karena Adam dan Hawa tidak taat kepada firman, maka yang ditumbuhi oleh tanah itu adalah onak dan duri;
-          tanah itu menjadi terkutuk.
-          Kemudian, susah payah mencari rejeki.
-          Kemudian, berpeluh mencari makanan.
-          Lalu yang terakhir, kembali lagi ke tanah, berarti tidak kekal. Sesuatu yang tidak kekal atau tidak permanen sangat mengkuatirkan, tidak bisa diharapkan. Oleh sebab itu, kita hanya berharap kepada TUHAN yang sifatnya pribadi dalam kekekalan, permanen, tidak berubah-ubah.
Jadi, kondisi rohani dari Adam, itulah kehidupan yang tidak taat kepada firman sangat mengkuatirkan sebetulnya, percayalah. Inilah yang terjadi jika gereja TUHAN membawa dirinya untuk berada di ladang dunia.
 
Mari kita baca Yohanes 4.
Yohanes 4:35-36
(4:35) Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. (4:36) Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
 
“… Empat bulan lagi tibalah musim menuai?” Angka 4 (empat) di sini merupakan gambaran dari 4 (empat) penjuru bumi; timur, barat, utara, selatan.
 
“… Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.” Ini hanya berlaku bagi mereka yang berada di ladang TUHAN. Pada mereka itu dikatakan: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.
 
“… ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal …” Itulah Rut tidak menabur, tetapi menuai.
 
“… sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.” Akhirnya, TUHAN Yesus yang sudah menabur dan gereja TUHAN yang menuai taburan, mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita;
-          baik dari TUHAN Yesus yang sudah menabur bersukacita,
-          baik juga gereja TUHAN yang menuai taburan apa yang sudah dikerjakan oleh TUHAN juga sama-sama bersukacita.
Oleh sebab itu, biarlah kita semua membawa diri kita untuk berada di ladang TUHAN. Itu tentang ladang.
 
Itulah secara singkat mengenai ladang. Tadi Rut berada di ladang Boas.
 
Sekarang, kita kembali untuk memperhatikan Rut 3.
Rut 2:2-3
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku." (2:3) Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh.
 
Tujuan berada di ladang Boas rohani (TUHAN Yesus Kristus) adalah: Rut memungut jelai gandum.
Tujuan berada di ladang Boas rohani, itulah TUHAN Yesus Kristus, tidak lain tidak bukan supaya kehidupan kita gereja TUHAN datang untuk memungut jelai gandum, hanya itu saja.
Jadi, jangan kita datang ke ladang TUHAN hanya untuk mencari berkat-berkat, bicara soal kelimpahan, bicara soal sensasi, sibuk mengadakan mujizat. Tujuan kita untuk berada di ladang Boas rohani adalah untuk memungut jelai gandum, itulah firman yang dibukakan rahasianya, itu saja, tidak lebih dan tidak kurang.
 
Selanjutnya, kita akan melihat dan harus mengetahuinya dasar ataupun alasan Rut untuk memungut jelai gandum di ladang Boas, di dalam Imamat 19 dengan perikop: Kudusnya hidup. Seperti apalah kudusnya hidup ini? Marilah kita simak Firman TUHAN yang disampaikan kepada Musa.
Imamat 19:1-2, 9-10
(19:1) TUHAN berfirman kepada Musa: (19:2) "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. (19:9) Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya, dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu. (19:10) Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu.
 
Semuanya itu harus ditinggalkan bagi orang miskin bagi orang asing, inilah dasar Rut untuk datang ke ladang Boas di dalam hal memungut jelai gandum. Jadi, dia mempunyai dasar untuk memungut jelai di ladang Boas, bukan dia tidak punya dasar, dia tahu firman.
Kita ini sudah tahu firman, jangan kita lagi datang ke ladang untuk mencari yang lain-lain. Kalau Rut bangsa Moab, itulah bangsa kafir bukan bangsa Israel, bukan bangsa pilihan mengerti firman dan melakukaknnya, maka seyogyanya kita juga yang sudah mengerti firman harus melakukan tepat seperti apa yang TUHAN mau terkait kudusnya hidup ini.
Barangkali awal pertama saya menggombar gambirkan, menyinggung soal mujizat, menyinggung soal keberkatan, saudara mungkin aneh melihat saya. Tetapi, setelah ditelusuri lebih dalam, Firman Allah yang benar. Jadi, inilah dasar kita, hai orang kafir, bangsa Indonesia untuk datang memungut jelai di ladang Boas rohani, itulah TUHAN Yesus Kristus, ada ayatnya.
 
Jadi, malam ini kita datang beribadah di dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, memungut jelai gandum karena ada ayatnya. Kalau tidak ada dasarnya, ya tidak usah. Berarti, Rut perempuan Moab itu menghargai kemurahan TUHAN, hargailah kemurahan TUHAN.
Kalau firman itu dibukakan, menarik hati kita masing-masing bukan? Akhirnya tanpa sadar kita sama seperti Maria duduk di kaki TUHAN terus dengar firman.
 
Lebih ditegaskan lagi dalam Imamat 23, dengan perikop: Hari-hari raya. Ada 7 (tujuh) hari raya bangsa Israel:
1.      Hari raya paskah.
2.      Hari raya roti tak beragi.
3.      Hari raya buah sulung.
4.      Hari raya pantekosta, hari ke 50 (lima puluh).
5.      Hari raya peniupan serunai atau sangkakala.
6.      Hari raya pendamaian.
7.      Barulah setelah berdamai dengan TUHAN, hari raya yang ketujuh, hari yang terakhir itulah hari raya buah bungaran atau hari raya Tabernakel, perhentian kekal. Itu Tabernakel Sorgawi.
Imamat 23:22
(23:22) Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu, semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu."
 
Ayat 22 ini disampaikan kepada bangsa Israel tentu saja sesudah Musa menyampaikan 4 (empat) hari raya, yaitu:
Yang pertama: Hari raya paskah.
Yang kedua: Hari raya roti tidak beragi.
Yang ketiga: Hari raya buah sulung.
Yang keempat: Hari raya bunga pantekosta, yang ke 50 (lima puluh) hari.
 
Terkait dengan ibadah dan pelayanan ada aturan-aturan yang harus diketahui oleh bangsa Israel dan kita sendiri juga, antara lain; waktu menuai hasil tanah:
-          Janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya.
-          Janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu.
-          Sebab, semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu.
Jadi, perintah ini harus dilakukan, sebab di sini dikatakan: Akulah TUHAN, Allahmu. Ini kaitannya dengan orang yang beribadah, terkait dengan 7 (tujuh) hari raya orang Israel ini, terkait dengan ibadah dan pelayanan.
Semakin meneguhkan hati kita, di dalam hal mengerjakan 3 (tiga) hari raya Israel ini, di dalam hal ketika kita berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini.
 
Kemudian, kita membaca Ulangan 24.
Ulangan 24:18-19
(24:18) Haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di Mesir dan engkau ditebus TUHAN, Allahmu, dari sana; itulah sebabnya aku memerintahkan engkau melakukan hal ini. (24:19) Apabila engkau menuai di ladangmu, lalu terlupa seberkas di ladang, maka janganlah engkau kembali untuk mengambilnya; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda -- supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu.
 
“… Haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di Mesir …” Pengalaman harus menjadi guru yang terbaik, jangan kita gagal terus dalam kehidupan ibadah kita di hadapan TUHAN.
 
Kemudian di sini juga dikatakan: Apabila engkau menuai di ladangmu, kemudian di dalam penuaian itu terlupa seberkas di ladang, berarti ada yang ketinggalan, maka janganlah engkau kembali untuk mengambilnya. Ini perintah kepada bangsa Israel untuk melindungi sesama manusia, secara khusus orang asing, anak yatim dan janda.
-          Ibadah yang murni itu mengunjungi janda-janda dan yatim.
-          Sedangkan, ibadah yang sejati mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan yang berkenan kepada Allah.
Tetapi, di sini untuk melindungi sesama manusia, maka pada Ulangan 24:19, perintah TUHAN kepada bangsa Israel: Apabila engkau menuai di ladangmu, lalu terlupa seberkas di ladang, maka janganlah engkau kembali untuk mengambilnya; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda. Jadi, selain ada ibadah sejati yaitu mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus, berkenan, juga ada ibadah yang murni; kunjungilah janda dan yatim, perhatikan orang asing.
 
Jadi, ayat-ayat yang tertulis di dalam kitab Musa itulah yang ketiga yaitu Imamat dan yang kelima itulah Ulangan, jelas sangat dipahami oleh Rut perempuan Moab itu, dia sangat tahu persis.
Singkat kata, di dalam Ulangan 24:19 tadi; Allah sangat memperhatikan orang miskin, orang asing. Kemudian, sekaligus memberikan semua itu dengan cuma-cuma dan Rut sangat memahami ayat firman yang tertulis dalam kitab Imamat dan Ulangan tersebut. Maka, kita jangan ketinggalan, sebab TUHAN berikan semuanya itu secara cuma-cuma.
Saudara datang duduk diam dengar Firman TUHAN, itu diberikan dengan cuma-cuma. Sebab, Firman TUHAN tidak bisa diukur dengan uang, TUHAN Yesus tidak bisa diukur dengan uang, kerajaan Sorga, keselamatan kekal tidak bisa diukur dengan uang. Berapa banyak uang kita untuk memperoleh keselamatan, tidak akan bisa, tidak cukup uang kita. Oleh sebab itu, semuanya ini diberikan dengan cuma-cuma, TUHAN Yesus baik sekali. Tetapi, Rut betul-betul memahani ayat firman itu, dia sangat menghargai kemurahan TUHAN yang besar ini. Keselamatan itu diberikan cuma-cuma, tetapi harus dihargai.
 
Sebelum membaca Wahyu 21:6, alangkah baiknya kita awali dengan Yesaya 55, dengan perikop: Seruan untuk turut serta dalam keselamatan dari TUHAN. Seruan firman malam ini supaya bangsa kafir juga turut serta dalam keselamatan yang dari TUHAN, bukan hanya gereja Rut tetapi GPT “BETANIA” juga diselamatkan lewat seruan malam ini.
Yesaya 55:1
(55:1) Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!
 
“Ayo, hai semua orang yang haus …” Ayo, keluarga besar GPT “BETANIA” baik yang tatap muka (offline), baik yang online dalam negeri dan luar negeri lewat live streaming. Ayo, ayo yang haus, yang lapar, perhatikan firman, dengar seruan ini.
 
“… hai orang yang tidak mempunyai uang …” Hai orang miskin perhatikan ini, hai yang tidak punya uang perhatikan ini. Kenapa mengatakan tidak punya uang walaupun kaya? Jawabnya ialah karena Sorga tidak bisa diukur dengan uang.
 
“… Terimalah gandum tanpa uang …” Terimalah jelai gandum tanpa uang, karena malam ini TUHAN berikan gandum itulah pembukaan firman TUHAN dengan cuma-cuma.
 
“… juga anggur dan susu tanpa bayaran.” Semuanya TUHAN berikan tanpa bayaran. Inikan kekayaan dan kelimpahan kasih karunia Allah bagi kita, bukan?
 
Jadi, wajar saja kalau Rut ini satu-satunya bangsa kafir namun rupa-rupanya oleh karena kelimpahan kasih karunia Allah tadi, dia datang untuk mendapatkan jelai gandum dengan cuma-cuma, satu-satunya bangsa kafir yang mempunyai kitab di dalam kitab suci. Luar biasa.
Kita juga bisa luar biasa, kalau mau.
 
Wahyu 21:6
(21:6) Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
“… Semuanya telah terjadi …” Di dalam firman TUHAN segala sesuatunya ada.
 
Selanjutnya Allah menyatakan dirinya kepada Rasul Yohanes sebagai: Alfa dan Omega = Yang Awal dan Yang Akhir.
TUHAN adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, tetapi dari Awal untuk sampai kepada Akhir atau dari Alfa untuk sampai ke Omega jembatannya adalah salib; kemurahan TUHAN, kelimpahan kasih karunia TUHAN.
Kelimpahan kasih karunia TUHAN di sini dinyatakan yaitu: Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan. Itu kelimpahan kasih karunia. Sebab, memang sekalipun punya banyak uang tidak akan cukup uang kita untuk membeli gandum, untuk membeli firman kekal, keselamatan kekal. Jadi, karena kemurahan saja dan itu harus diingat jangan dilupakan. Biar dia pejabat tinggi tidak cukup uangnya untuk bayar keselamatan, tidak cukup dengan amal soleh. Kalau karena perbuatan baik atau amal soleh yang menjadi ukurannya, maka sudah orang kaya yang masuk dalam Sorga, yang tidak punya uang tidak akan masuk Sorga kalau memang ukurannya amal soleh atau perbuatan baik saja. Tetapi, kita diselamatkan karena iman yaitu kemurahan TUHAN.
 
Saudara, jangan salah berpikir dengan amal soleh, si soleh sekalipun selalu beramal tidak akan masuk Sorga. Sebab, yang menyelamatkan itu iman, itulah kemurahan TUHAN Yesus.
Ingat! Si soleh dan si soleha tidak akan masuk Sorga dengan perbuatan baiknya. Yang membawa kita masuk Sorga adalah kasih karunia, kemurahan, salib Kristus dari Alfa sampai Omega. Yang menyelamatkan adalah kemurahan, salib Kristus.
 
Kemudian, kita kembali lagi untuk membaca Rut 2.
Rut 2:2-3
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku." (2:3) Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh.
 
Yang kita perhatikan kelanjutan ayat 2 ini sampai ayat 3 adalah Rut memungut atau mengumpulkan jelai gandum di belakang penyabit-penyabit. Dia sudah memungut tadi jelai gandum di ladang Boas bukan? Dan di sini kita melihat Rut memungut atau mengumpulkan jelai gandum itu di belakang penyabit-penyabit, arti rohaninya untuk kita sekarang adalah: Mengerjakan pelayanan kepada TUHAN tanpa penonjolan diri, melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN harus tanpa penonjolan diri.
Saya ingatkan; jangan karena saudara punya potensi lalu dengan sesuka hati, hati-hati saudara, itu tidak boleh. Jangan ada penonjolan diri!
 
Kita lihat pengenapannya di dalam diri Rasul Paulus, pada 1 Korintus 9.
1 Korintus 9:22
(9:22) Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.
 
Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah …” Bagi orang-orang yang lemah Rasul Paulus menjadi seperti orang yang lemah, supaya ia dapat menyelamatkan orang yang lemah.
 
“Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya …” Bagi semua orang, antara lain: bagi orang Yahudi, bagi orang yang berada di bawah hukum Taurat, bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat atau yang hidup di luar hukum Allah, dan bagi bangsa kafir, itulah diluar bangsa Yahudi ia telah menjadi segala-galanya, supaya Rasul Paulus sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.
 
Jadi, singkat kata: Bagi orang yang lemah Rasul Paulus menjadi sama seperti orang yang lemah, sekalipun dia tidak lemah, berarti Rasul Paulus mau mengalami seperti apa yang dialami oleh orang lain. Tujuannya tidak lain tidak bukan ialah supaya ia dapat menyelamatkan orang-orang lemah itu sendiri, dia harus bisa beradaptasi.
 
1 Korintus 9:23, 27
(9:23) Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya. (9:27) Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
 
“Tetapi aku melatih tubuhku …” seperti di atas tadi, pada ayat 22: Bagi orang-orang yang lemah, ia menjadi seperti orang yang lemah. Kemudian, dapat menguasainya seluruhnya, tujuannya adalah supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak, jangan dia sendiri yang ditolak.
Tetapi, sebaliknya pada ayat 23: Supaya Rasul Paulus mendapat bagian di dalam pemberitaan Injil itu.
 
Ada banyak orang memberitakan Injil, tetapi karena penonjolan diri, akhirnya ia ditolak. Ia tidak mendapat bagian di dalam Injil itu sendiri. Sama seperti calo calo: Ayo Yerusalem baru siapa yang mau naik, ongkosnya sekian, tetapi ia tinggal di bumi. Ia ditolak, ia tidak mendapat bagian di dalam Injil itu, Injil yang memberi keselamatan.
 
Sekarang kita baca 1 Korintus 9:16 kembali. Tadi kita awali memang dari ayat 22 dan ayat 27, sekarang kita mundur lebih awal pada ayat l6.
1 Korintus 9:16
(9:16) Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
 
“… aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri …” Rasul Paulus di dalam hal memberitakan Injil ia tidak menonjolkan dirinya, tidak memegahkan diri, tidak ada penonjolan diri di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
 
“… Sebab itu adalah keharusan bagiku.” Justru tanpa penonjolan di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN harus kita kerjakan. Melayani TUHAN harus kita kerjakan dan melayani pekerjaan TUHAN harus kita kerjakan tanpa penonjolan diri. Biarlah kita berada di belakang penyabit-penyabit saja, seperti Rut. Luar biasa Rut ini, sebab itu jadilah gereja Rut di hari terakhir.
 
“… Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” Orang yang tidak melayani TUHAN, orang yang tidak melayani pekerjaan TUHAN yang seharusnya dia kerjakan, Rasul Paulus berkata: Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. Jadi, apa yang seharusnya kita kerjakan, kerjakan saja tanpa penonjolan diri.
 
1 Korintus 9:17
(9:17) Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.
 
“Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri …” Pekerjaan TUHAN di dalam penggembalaan GPT “BETANIA” ini bukan perkerjaan Daniel U. Sitohang, melainkan ini merupakan pekerjaan TUHAN, jadi bukan pekerjaan manusia.
 
Yang pasti melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN itu merupakan tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepada kita masing-masing. Jadi, tidak ada istilah penonjolan diri di dalam melayani TUHAN, itu hanyalah sebuah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepada kita masing-masing.
Tanggung jawab harus kita pikul tanpa penonjolan diri, tanggung jawab harus kita pikul tanpa kepentingan diri. Maka, imam-imam harus banyak belajar, catatannya jangan asal mencatat begitu saja, dipelajari kembali di rumah kalau memang rindu melayani TUHAN.
 
Jadi, begitu luar biasanya Rut ini melayani dan bekerja tanpa penonjolan diri, kita kagum, tetapi bukan hanya sebatas kagum, melainkan kiranya kita hidup di dalamnya juga.
 
Maka, untuk itu kita kembali membaca Rut 2.
Rut 2:2-3, 7
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku." (2:3) Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh. (2:7) Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti."
 
" Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi ... " Dia menyampaikan permohonannya kepada Naomi, yaitu: Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.
 
“Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku.” Dari pihak Naomi ia merestui permohonannya, sebab itu ia berkata: Pergilah, anakku.
 
“Pergilah ia …” Lalu pergilah Rut, lalu sampai di ladang, benar sesuai dengan perkataannya.
 
“… memungut jelai di belakang penyabit-penyabit …” Ia pun benar-benar memungut jelai di belakang penyabit-penyabit. Jadi, persis seperti apa yang telah dia sampaikan kepada Naomi mertuanya. Jadi, perkataan dan perbuatannya sama.
Imam-imam harus konsekuen dengan perkataan. Banyak kali diantara kita banyak bicara tetapi tidak melakukannya, tidak boleh seperti itu.
 
“Tadi ia berkata …” Pengawas atau penyabit di ladang Boas berkata, memberitahukan kepada Boas, katanya: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti.
 
Singkat kata; Rut adalah pribadi yang konsekuen di dalam perkataannya, sebab ia memungut jelai benar-benar di belakang penyabit-penyabit itu. Kemudian, Rut di dalam mengawali pekerjaannya terlebih dahulu segala permohonannya disampaikan kepada Naomi mertuanya dan permohonannya itu dikabulkan, menunjukkan bahwa Rut ini dengar-dengaran. Kemudian, Rut juga meminta izin terlebih dahulu kepada pengawas atau penyabit-penyabit di ladang Boas.
 
Dari tindakan ini, maka kita mengetahui menyampaikan permohonan kepada Naomi dan minta izin kepada Pengawas penyabit-penyabit itu merupakan dua saksi yang sah bagi Rut untuk bekerja di ladang Boas. Jadi, dua saksi itu sah, kita juga bisa mengetahui satu perkara bisa kita kerjakan atau tidak, saksinya ada.
Dari apa yang kita baca dari ayat 2, ayat 3, dan ayat 7, Rut ini konsekuan dengan perkatannya; perkataannya sesuai dengan perbuatannya. Benar-benar dia berada di ladang dan berada di belakang penyabit-penyabit. Kemudian, untuk berada di ladang terlebih dahulu ia menyampaikan permohonan kepada Naomi, sesudah sampai di ladang ia pun meminta izin untuk berada di ladang kepada pengawas atau penyabit-penyabit di ladang Boas. Jadi, ketika kedua hal ini memungkinkan maka ini dua saksi cukup untuk kita berani beraktifitas, berani bertindak di hadapan TUHAN, melayani TUHAN dan bekerja untuk TUHAN. Banyak tanda-tanda, kalau tidak ada tanda jangan berani bertindak, rugi sendiri nanti. Kalau doa dikabulkan ya puji TUHAN, berarti direstui. Kemudian diizinkan, puji TUHAN, berarti sudah sah, tinggal kerjakan saja.
Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) ini tidak serta merta ada, kita naikkan dulu permohonan kepada TUHAN, setelah menaikkan permohonan kepada TUHAN, kemudian dikabulkan dan direstui lalu kita minta izin kepada pemerintah. Sesudah meminta izin kepada pemerintah, dan pemerintah izinkan, ya kita kerjakan. Mudah untuk memahami apa yang semestinya kita kerjakan di hadapan TUHAN, di atas bumi ini.
 
Kemudian, kita membaca Rut 2:4-6.
Rut 2:4-6
(2:4) Lalu datanglah Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: "TUHAN kiranya menyertai kamu." Jawab mereka kepadanya: "TUHAN kiranya memberkati tuan!" (2:5) Lalu kata Boas kepada bujangnya yang mengawasi penyabit-penyabit itu: "Dari manakah perempuan ini?" (2:6) Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab: "Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab.
 
"TUHAN kiranya menyertai kamu." Berarti, sudah telebih dahulu tadi Rut berada di ladang Boas tanpa dia sadari. Apakah kebetulan kalau akhirnya Rut berada di ladang Boas? Tidak. TUHAN yang pimpin langkah-langkah itu, TUHAN pimpin langkah-langkah Rut.
Sebenarnya ladang begitu luas di tanah Kanaan yang sudah dibagi sebagai milik pusaka untuk 12 suku Israel;
-          Di Kanaan 9,5.
-          Dan 2,5 di sebrang sungai Yordan.
Pemilik ladang luas di sana. Tetapi, yang luar biasanya TUHAN menuntun langkah-langkah Rut untuk berada di ladang Boas. Siapa Boas ini? Jawabnya: Boas adalah berasal dari kaum Elimelekh, itulah suami dari Naomi yang sudah mati itu, mertua laki-laki dari pada Rut; kerabat terdekat, sanak terdekat yang wajib untuk melindungi dan menebus.
Yesus adalah kerabat yang terdekat dan darah-Nya sudah menebus kehidupan kita. Apa kebetulan kita berada di ladang TUHAN? Tidak. Apa saudara melangkah di tempat ini karena keinginan saudara? Tidak. Andaikata pun itu keinginan saudara kalau TUHAN tidak berkenan tidak bisa, sebab TUHAN yang menuntun segala sesuatunya. Itulah yang harus disyukuri.
Sebab itu, jangan ada yang ngambek-ngambek, sebentar bicara “saya mau pulang kampung”, pulang kampunglah engkau di sana. Sudah TUHAN tuntun masuk dalam ladang Boas masih ingin pulang kampung, bodohnya minta ampun.
 
Di sini kita melihat, pengawas atau penyabit-penyabit di ladang Boas memberitahukan perihal: Rut perempuan Moab kepada Boas, maka tidak ragu saya mengatakan pengawas atau penyabit- penyabit di ladang Boas ini adalah gambaran dari Roh El Kudus yang suci, yang akan memberitahukan segala sesuatu yang terjadi dengan Rut ini.
 
Sekarang kita coba buktikan.
Roma 8:25
(8:25) Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.
 
Kita ini mengharapkan yang tidak kelihatan bukan? Kerajaan Sorga yang sifatnya kekal bukan? Marilah kita menantikannya dengan tekun; tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, demikian juga Rut di ladang Boas tekun ia di sana.
 
Oleh karena ketekunan itu, ketika berada di ladang Boas rohani itulah TUHAN Yesus Kristus, ladang TUHAN, maka lihatlah pekerjaan dari pengawas atau penyabit di ladang Boas, gambaran dari Roh Allah yang suci.
Roma 8:26
(8:26) Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
 
Banyak juga orang tidak dapat menyampaikan keluhan, sehingga dalam doa penyembahan hanya bisa menangis “haleluya”, tetapi Roh Allah bisa menyampaikan isi hati kita, keluhan-keluhan kita.
Rut juga tidak bisa menyampaikannya langsung kepada Boas, tetapi pengawas itu yang menyampaikan kepada Boas. Roh Allah yang memberitahukan kepada Allah. Kita tidak bisa menyampaikannya langsung.
 
Roma 8:27
(8:27) Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
 
“Dan Allah yang menyelidiki hati nurani …” TUHAN menyelidiki hati nurani setiap orang, ketika kita tekun berada di ladang Boas rohani itulah ladang TUHAN, TUHAN menyelidiki.
 
“… mengetahui maksud Roh itu …” Lalu mengetahui maksud Roh itu.
 
“… sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.” Menyampaikan sesuai dengan apa yang dilihat oleh pengawas itu sendiri. Boas bertanya: “Siapa orang ini?” Kemudian, dia sampaikan sesuai dengan apa yang dia lihat.
Demikian Roh Allah menyampaikan ketika ada keluhan yang tidak bisa kita sampaikan kepada TUHAN, terlalu berat mungkin hidup ini, tetapi Roh Allah menyampaikannya. Jadi, saudara tidak usah kuatir. Oleh sebab itu, jangan sakiti Roh Allah yang sedang mengawasi, dia membantu. Sayangnya kita seringsakiti dia, lebih dengar-dengaran kepada daging, dengar-dengaran kepada kejahatan, sehingga dia berduka. Jangan padamkan Roh Allah, jangan buat Roh Allah berduka, itu penting bagi kita. Sebab, dia sensitif sekali.
Kita butuh Roh Allah untuk memberitahukan segala sesuatu yang kita alami ini. Mana mungkin kita bisa masuk Sorga dan berkata “permisi dong naik apolo saya mau laporan”, tidak bisa.
 
Jadi, Roh Allah itu akan memberitahukan perihal Rut ketika Rut berada di ladang Boas. Lalu kemudian, kita kembali membaca Rut 2:6-7.
Rut 2:6-7
(2:6) Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab: "Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab. (2:7) Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti."
 
“… penyabit-penyabit itu menjawab …” Pengawas atau penyabit-penyabit, yang merupakan gambaran dari Roh Allah itu, selain memberitahukan perihal Rut sebagai perempuan Moab, dia juga memberitahukan apa yang terjadi ketika Rut tiba di ladang Boas.
 
“… Tadi ia berkata …” Kemudian, perkataan Rut kepada pengawas itu disampaikan kepada Boas.
 
Jadi, segala sesuatunya, perihal Rut ini disampaikan kepada Boas dan Roh TUHAN juga demikian memberitahukan segala sesuatu perihal hidup kita, Gereja Tuhan di hadapan Tuhan, segala sesuatu diberitahukan.
Perihal kita, latar belakang kita diberitahukan, kemudian kegiatan kita di ladang Boas juga diberitahukan. Jadi, kita tidak bisa memanipulasi Roh Allah dengan hanya berkata “kiraba, kiraba, sendal lawa, sendal jepit, sendal lama, sendal tua” tidak bisa. Tidak bisa kita kelabui Roh Allah dengan “subahana sikilmu, subahana syeikh”, tidak bisa.
TUHAN yang menyelidiki hati nurani.
 
Lalu yang luar biasanya lagi pada ayat 7: Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketika pun ia tidak berhenti, artinya: Rut perempuan Moab sebagai pekerja terakhir dia memanfaatkan kesempatan yang ada, dia tidak menyia-nyiakannya, sebab kesempatan hanya datang sekali.
 
Rut 2:8-11
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan. (2:9) Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu." (2:10) Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?" (2:11) Boas menjawab: "Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal.
 
Lihatlah dengan baik-baik: Sesudah semua itu disampaikan oleh Roh Allah, Rut mendapat 2 (dua) hal:
-          Yang pertama: Kita lihat pada ayat 10; di sini dengan jelas kita melihat Rut mendapat belas kasihan dari Boas, sebagai tanda perhatian dari Boas. Jadi, belas kasihan itu tanda perhatian TUHAN kepada kita.
-          Yang kedua: Rut mendapat pujian dari Boas, karena di sini kita lihat: "Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal.”
Biarlah hal yang sama kita alami, kalau kita betul-betul hidup sama seperti Rut di hari-hari terakhir ini. Mendapat belas kasihan sebagai tanda perhatian TUHAN dan yang kedua mendapat pujian karena betul-betul kita melakukan sesuai dengan perkataan kita, kita bertindak dan kita berbuat sesuai dengan apa yang kita ucapkan.
 
Amsal 3:34
(3:34) Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Ia pun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.
 
“… tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.” Tetapi orang yang rendah hati mendapat belas kasihan dari TUHAN.
 
Kolose 3:12
(3:12) Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
 
Sebagai orang-orang pilihan Allah yang sudah meninggalkan kegelapan, yang sudah dikuduskan dan sudah mendapat belas kasihan;
-          kenakanlah belas kasihan itu,
-          kenakanlah kemurahan itu,
-          kenakanlah kerendahan hati itu,
-          kenakanlah kelemahlembutan itu,
-          dan kenakanlah kesabaran itu.
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 

No comments:

Post a Comment