KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, May 20, 2021

Kebaktian Kenaikan PPT, 14 Mei 2021


 
KEBAKTIAN KENAIKAN PERSEKUTUAN
PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT)
JUMAT, 14 MEI 2021 (Sesi II)
 
Tema: YESUS DIPERMULIAKAN (Kisah Para Rasul 1:3,9)
 
Subtema: CINCIN METERAI ALLAH
 
Selamat siang, salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya TUHAN kita, Yesus Kristus.
Biarlah kiranya damai sejahtera dan bahagia memerintah di hati kita masing-masing, memerintah di ruangan (gedung) ini, juga memerintah di kehidupan rekan-rekan hamba TUHAN di mana pun berada, di tanah air ini, dari Sabang sampai Merauke. Bahkan sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, bahkan umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, kiranya TUHAN memberkati dan hadir di sana sebagai Imam Besar; melayani, berdoa, dan memperdamaikan dosa kita masing-masing.
Selanjutnya marilah kita berdoa, kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya kiranya oleh pembukaan Firman Allah yang kita terima berkuasa untuk meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, sehingga ibadah ini betul-betul menjadi berkat, bahkan lebih dari pada itu, ibadah ini betul-betul menyenangkan hati TUHAN.
 
Selanjutnya, marilah kita terima pemberitaan Firman TUHAN pada sesi yang kedua ini dengan hati yang terbuka lebar-lebar, dengan segala kerendahan hati kita, sampai sejauh mana nanti Firman TUHAN membawa kita; namun, biarlah kiranya dengan rendah hati saya mohon, biarlah keadaan kita persis sama seperti Maria yang duduk dekat kaki TUHAN dan terus dengar Firman TUHAN.
Satu jam berlalu nanti, namun terus dengar Firman TUHAN; satu setengah jam berlalu, namun terus dengar Firman TUHAN; dan itu juga merupakan tanda atau sinyal besar bagi kita bahwa ternyata Maria betul-betul menikmati pembukaan firman, karena pembukaan firman itu memberi suatu pengertian, menjadi daya tarik yang luar biasa bagi kita, sehingga tidak ada rasa jenuh dan bosan untuk mendengar Firman TUHAN di kaki salib TUHAN. Biarlah kiranya hal itu nyata bagi kita masing-masing.
 
Terima kasih untuk doa-doa rekan-rekan ku hamba TUHAN, karena kalau kebaktian sesi yang kedua ini bisa terselenggara, tentu saja karena kemurahan TUHAN, baik juga para panitia, pemain musik dan semua, yang mengelola live streaming; terima kasih untuk doa-doanya. Kiranya TUHAN membalaskan lewat firman yang akan kita terima pada saat siang hari ini.
 
Kita kembali memperhatikan tema yang ada, yaitu: KENAIKAN TUHAN YESUS (DIPERMULIAKAN). Untuk itu, mari kita perhatikan Kisah Para Rasul 1:3, dengan perikop: “Roh Kudus dijanjikan.
Tadi kita naikkan puji-pujian: “Kirimlah perjanjian TUHAN”, dan TUHAN pasti kirim, mengapa? Sebab TUHAN tidak mau membiarkan kita seperti yatim piatu di tengah ibadah dan pelayanan kita, di tengah pengikutan kita kepada TUHAN. Roh TUHAN yang dijanjikan itu dapat membalikkan keadaan kita nanti.
 
Kisah Para Rasul 1:3
(1:3) Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.
 
Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya atau sengsara atau pengalaman kematian-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup, hari ketiga Yesus bangkit dan maut dikalahkan. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah, untuk membuktikan bahwa Dia hidup.
 
Singkatnya: Yesus telah melewati pengalaman kematian dan kebangkitan, kemudian Dia berusaha untuk membuktikan diri bahwa Dia benar-benar hidup, sehingga selama 40 (empat puluh) hari di atas bumi, selama itu pula Dia manfaatkan sebaik mungkin, seefisien mungkin; Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada murid-murid tentang Kerajaan Allah atau kemuliaan kekal.
 
Jadi, selama 40 (empat puluh) hari itu, Dia gunakan dengan maksimal untuk membuktikan bahwa Dia hidup, sekaligus membicarakan tentang kemuliaan kekal. Namun, kemuliaan kekal atau Kerajaan Allah tidak hanya sekedar dibicarakan, dan kemuliaan kekal bukan hanya impian semata, tetapi kelak kemuliaan kekal akan menjadi bagian kita bersama-sama, kita turut dipermuliakan bersama-sama.
 
Kisah Para Rasul 1:9
(1:9) Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.
 
Sesudah menceritakan kemuliaan itu selama 40 (empat puluh) hari, selanjutnya terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka.
Terangkatlah Ia”, berarti; Yesus dipermuliakan, dan peristiwa itu disaksikan oleh murid-murid, disaksikan oleh orang-orang Galilea.
 
Siapa lagi yang menyaksikan ketika Yesus terangkat?
Kisah Para Rasul 1:10
(1:10) Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,
 
Kemudian, waktu Yesus naik dan dipermuliakan, tiba-tiba berdirilah 2 (dua) saksi Ilahi, yaitu -- tidak lain tidak bukan -- Musa dan Elia.
 
Pendeknya: Peristiwa Yesus dipermuliakan …
-          Dibuktikan dengan adanya saksi dari bumi.
-          Kemudian, dibuktikan dengan saksi dari Sorgawi, itulah 2 (dua) saksi Ilahi (Musa dan Elia).
 
Jadi, kemuliaan kekal yang Dia bicarakan selama 40 (empat puluh) hari, itu bukan isapan jempol, bukan ilusi, tetapi real (nyata);
-          Disaksikan oleh murid-murid, sebagai kesaksian dari bumi.
-          Disaksikan oleh Musa dan Elia, sebagai kesaksian dari Sorga.
Dua saksi adalah sah. Puji Tuhan, Haleluya ..
 
Jadi, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Kerajaan Sorga (kemuliaan kekal) bukan hanya sekedar diceritakan, bukan hanya sekedar impian semata, bahkan bukan hanya ilusi atau khayalan, tetapi yang benar; kemuliaan kekal itu nyata, real, bukan ilusi, dengan catatan; kita harus percaya. Apakah saudara mau percaya?
 
1 Tesalonika 4:13-14
(4:13) Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. (4:14) Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
 
Kalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan bangkit, maka kita juga harus percaya kita akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Kalau kita mati dan bangkit bersama dengan Kristus -- satu dalam kematian dan kebangkitan Kristus --, maka kita juga percaya bahwa kita semua turut dipermuliakan pada saat Dia datang kembali untuk yang kedua kalinya.
 
Jadi, kita percaya juga bahwa orang-orang yang meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia, artinya; turut dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Namun, sudah terlebih dahulu satu dalam kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus.
 
1 Tesalonika 4:18
(4:18) Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.
 
Hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini, artinya; setelah melewati pengalaman kematian dan kebangkitan, kita percaya bahwa kita semua turut dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Peristiwa ini harus disampaikan sebagai berita penghiburan; oleh sebab itu, jangan kita berdukacita kalau kita satu dalam kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, tidak perlu kita panas hati, seperti Haman.
 
Manakala kita harus menanggung penderitaan, menyangkal diri dan memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan kita masing-masing, maka mulai dari saya, sampai kepada imam-imam, tanpa terkecuali sidang jemaat, bahkan juga rekan-rekanku hamba TUHAN; tidak perlu kita panas hati, tidak perlu kita harus bersungut-sungut di dalam hal memikul salib masing-masing. Pikul tanggung jawab masing-masing di atas pundak masing-masing.
 
Sekarang kita akan melihat KEMULIAAN ALLAH di dalam Perjanjian Lama, sebagai bayangan dari kemuliaan TUHAN Yesus Kristus, di mana kita akan melihat itu di dalam pribadi Yusuf, orang muda itu.
Sebelum kita melihat Yusuf dipermuliakan, kita juga melihat pengalaman kematian dan kebangkitan, di dalam Kejadian 40.
Kejadian 40:14
(40:14) Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini. (40:15) Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sini pun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan ini."
 
Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini. Yusuf minta tolong supaya secepatnya dia keluar dari pengalaman itu, yaitu pengalaman liang tutupan. Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sini pun aku tidak pernah melakukan apa-apa -- dipenjarakan tanpa dosa -- yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan ini."
 
Singkatnya: Hal ihwal Yusuf ialah …
-          Ia dicuri dan diculik dari negeri orang Ibrani.
-          Lalu dibawa ke Mesir.
-          Dan dimasukkan ke dalam liang tutupan tanpa dosa, tanpa salah.
Jelas, hal ini berbicara tentang pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Sama seperti Yesus Kristus; dari Sorga, Dia turun ke bumi, lalu harus menderita dan mati di atas kayu salib tanpa dosa, lalu bangkit pada hari yang ketiga. Yusuf pun memiliki hal ihwal yang sama.
 
Kejadian 40:23
(40:23) Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya.
 
Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya. Artinya, pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya, itu adalah kehendak Allah Bapa, bukan kehendak manusia. Berarti, pengalaman kematian dan kebangkitan tidak dapat dipalsukan oleh siapa pun.
Pengalaman kematian itu tidak boleh dipalsukan. Jangankan kemuliaan, sedangkan pengalaman kematian dan kebangkitan pun tidak boleh dipalsukan; karena kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, itu adalah kehendak Allah Bapa.
 
Sejenak kita melebar sedikit dulu soal pengalaman kematian dan kebangkitan ini, karena tadi malam sudah terlanjur saya sampaikan bahwa itu bukan kehendak manusia, tetapi kehendak Allah, maka pengalaman kematian dan kebangkitan itu tidak boleh dipalsukan. Sedikit saya lebarkan soal ini, tetapi ingat; benang merahnya harus tetap kita ingat, di mana kita hanya berbicara soal “kemuliaan.” Kita belajar dari Firman TUHAN dengan segala kerendahan hati, bukan?
 
Sedikit melebar tentang: kematian dan kebangkitan palsu, di dalam 2 Timotius 2.
2 Timotius 2:16
(2:16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.
 
Inilah nasihat Rasul Paulus kepada anak kekasihnya, itulah Timotius, yaitu: Hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci. Mengapa? Sebab omongan yang kosong dan yang tak suci memicu semakin bertambahnya kefasikan, memicu bertambahnya dosa kesombongan, lupa diri, lupa kepada TUHAN, itulah orang fasik.
Oleh sebab itu, omongan yang kosong dan yang tak suci harus dihindari sedapat mungkin oleh gembala sidang, hamba TUHAN, imam, sampai kepada seluruh sidang jemaat, tanpa terkecuali.
 
Apa sih omongan yang kosong dan yang tak suci?
2 Timotius 2:17-19
(2:17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, (2:18) yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang. (2:19) Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."
 
Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker, itulah omongan yang kosong dan tak suci, di mana perkataannya seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang. Mengapa? Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya, TUHAN mengenal hamba TUHAN" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."
 
Singkat kata: Himeneus dan Filetus mengajarkan kepada sidang jemaat bahwa kebangkitan mereka itu sedang berlangsung, tetapi sayangnya, tanpa meletakkan dasar yang teguh, itulah derita, itulah sengsara atau pengalaman kematian TUHAN Yesus Kristus.
Membicarakan bahwa “kebangkitan sedang berlangsung” tanpa dasar yang teguh, tanpa sengsara salib, tanpa pengalaman kematian, tetapi dia bicara soal kebangkitan tanpa kematian, tanpa dasar yang teguh. Jadi, kalau kematiannya palsu, otomatis kebangkitannya juga palsu.
 
Itu sebabnya, Rasul Paulus dengan tegas berkata kepada Timotius: Hindarilah omongan yang kosong, jangan bicara tentang kebangkitan tanpa kematian. Kalau kematiannya palsu maka kebangkitannya palsu.
Jadi, kematian dan kebangkitan itu tidak bisa dipalsukan, karena kematian dan kebangkitan itu merupakan kehendak Allah, bukan kehendak manusia. Maka, dalam hal melayani pekerjaan TUHAN, tidak boleh kita pandai-pandai, tidak boleh pintar-pintar, cerdik tetapi tidak tulus, melayani tetapi licik. itu tidak boleh.
Itu loh maksudnya bahwa pengalaman kematian dan kebangkitan itu adalah kehendak Allah.
 
Saya tidak bermaksud menghakimi siapa pun, namun kenyataannya; perkara kebangkitan palsu ini sedang marak. Omongan kosong yang tak suci dari mulut hamba TUHAN sedang marak, sehingga merusak iman dari sidang jemaat, sama seperti penyakit kanker; merusak iman seseorang, merusak iman dari sel-sel anggota tubuh yang lain.
Tidak mungkin terwujudnya pembangunan tubuh (Tabernakel) kalau kita melayani dengan omongan yang kosong dan yang tak suci.
 
Jadi, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Pengalaman kematian dan kebangkitan itu adalah kehendak Allah, dan itu tidak dapat dipalsukan oleh hamba TUHAN siapa pun, termasuk Yusuf sekalipun.
Yusuf betul-betul harus melewati pengalaman kematian dan kebangkitan sesuai kehendak Allah. Nanti, setelah melewati pengalaman kematian dan kebangkitan sesuai kehendak Allah -- setelah satu dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus --, barulah nanti kemuliaannya benar.
 
Mari kita kembali membicarakan tentang KEMULIAAN.
Kita kembali memperhatikan pribadi Yusuf yang muda ini, di dalam Kejadian 41, dengan perikop: “Yusuf di Mesir sebagai penguasa”, sebagai kepala pemerintah, sebagai mangku negara, atau istilah sekarang perdana menteri, dialah yang memimpin pemerintahan. Sekalipun Firaun mempertahankan takhtanya, tetapi kepala pemerintahan adalah Yusuf; ini berbicara tentang “kemuliaan.”
Tetapi kemuliaan ini harus terlebih dahulu melewati kematian dan kebangkitan yang murni sesuai dengan kehendak Allah, supaya kemuliaannya tidak palsu, sama seperti Haman memiliki cincin meterai palsu; kelihatannya dipermuliakan, pangkatnya naik, kedudukannya lebih besar dari pembesar yang lain, tetapi muslihatnya adalah cincin meterai palsu, karena dia ternyata gila hormat. Kalau dia penuh dengan Roh Kudus, maka dia tidak akan gila hormat, dia tidak akan menantang, dia tidak mendengki, dia tidak ada keinginan untuk membunuh dengan muslihatnya.
 
Mari kita lihat kemuliaan yang sesungguhnya, itulah CINCIN METERAI yang sesungguhnya.
Kejadian 41:40-41
(41:40) Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu." (41:41) Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."
 
Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat – jelas, Yusuf dipermuliakan --; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu." Sekalipun takhta menjadi kelebihan dari Firaun, namun itu tidak jadi soal, sebab biarpun ada taktha, tetapi bukan dia yang memegang pemerintahan.
Demikian juga nanti di akhir zaman; sidang mempelai TUHAN akan tertolong, sebab biar Setan berkuasa atas dunia ini, tetapi mempelai TUHAN akan tampil sebagai pemimpin. Camkanlah itu sungguh-sungguh mulai dari sejak sekarang: biar Setan mempertahankan takhtanya di dunia ini, tetapi sidang mempelai TUHAN akan memimpin pemerintahan untuk dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga/kemuliaan kekal.
 
Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."
Singkat kata: Yusuf dilantik menjadi kuasa, menjadi kepala pemerintahan atas seluruh tanah Mesir, istilah lain disebut mangku negara atau perdana menteri.
 
Pendeknya: Yusuf dipermuliakan; tentu saja setelah melewati bermacam-macam kesusahan, bermacam-macam kesulitan, bermacam-macam penderitaan, itulah yang disebut pengalaman kematian dan kebangkitan yang benar dan murni, sesuai dengan kehendak Allah.
Kalau kematiannya benar, maka kebangkitannya benar. Kalau satu dalam kematian dan kebangkitan Yesus murni, maka kelak kita akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia, kalau kita percaya.
 
Sejenak kita melihat Kolose 3, dengan perikop: “Carilah perkara di atas.
Kolose 3:1-4
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. (3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (3:3) Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. (3:4) Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
 
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas … Inilah suasana kebangkitan, yaitu mencari perkara di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Barulah kemudian; pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi, bukan perkara di bawah, itulah suasana kebangkitan.
 
Sebab kamu telah mati … Setelah kita satu dalam kematian-Nya, kita tentu satu dalam kebangkitan-Nya, dan itu satu paket.
Saya mendengar seorang hamba TUHAN terkenal di televisi berkata: “Ada seorang hamba TUHAN muda membicarakan teologi penderitaan, dia tidak mau membicarakan tentang kebangkitan.” Dari perkataan beliau ini, saya menjadi tahu bahwa hamba TUHAN ini tidak mengerti firman, sebab kematian dan kebangkitan itu satu paket; tidak mungkin ada kebangkitan tanpa kematian.
Lalu dia tambahkan lagi: “Maka hamba TUHAN yang berbicara soal teologi penderitaan ini hanya berbicara (berkotbah) tentang natal, penderitaan, natal, penderitaan, tidak ada kebangkitan.” Ketika dia berbicara begitu, sesungguhnya dia tidak mengerti Firman.
Padahal, sebelum saya menjadi hamba TUHAN, hamba TUHAN ini sudah cukup terkenal di televisi, tetapi kenyataannya beliau tidak mengerti firman. Ini bukan bicara untuk menghakimi, tidak; tetapi yang saya maksud adalah pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus itu sudah satu paket.
 
Kembali kita memperhatikan: Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
Jadi, sesudah satu dalam pengalaman kematian dan kebangkitan, maka ciri-cirinya adalah mencari perkara di atas, memikirkan perkara di atas.
 
Kemudian, selanjutnya di sini kita perhatikan: Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
Ingat dengan baik: Kalau kita tekun dalam kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, maka apabila Kristus menyatakan diri kelak, kita bersama-sama akan menyatakan diri dengan Dia kemuliaan kekal, camkanlah itu!
 
Kita kembali memperhatikan Kejadian 41.
Kejadian 41:41
(41:41) Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."
 
Singkat kata: Yusuf dipermuliakan.
 
Sekarang kita lihat, BUKTI YUSUF DIPERMULIAKAN pada ayat 42.
Kejadian 41:42
(41:42) Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya.
 
Dengan meminjamkan tangan Firaun, di sini kita melihat; Allah mengaruniakan 3 (tiga) hal kepada Yusuf, yaitu:
1.      Cincin meterai.
2.      Pakaian dari lenan halus.
3.      Kalung emas.
 
Siang hari ini kita kembali untuk mengikuti penjelasan, tentang: CINCIN METERAI, sebagai seri kedua.
Dan seri kedua ini merupakan perbandingan dari cincin meterai yang dimiliki oleh Haman, yang sudah kita perhatikan pada tadi malam.
 
Cincin meterai à Roh Allah yang suci dengan kuasa yang sangat besar, dengan kuasa penuh; itulah arti dari pada cincin meterai. Mengapa demikian? Sebab pada cincin meterai terukir stempel kerajaan, itulah yang disebut meterai.
Sebuah surat akan diakui legalitasnya atau dianggap sah apabila surat itu telah diberi meterai, telah diberi stempelnya.
 
Kebenarannya dapat kita temukan dalam kitab Ester.
Tadi malam sudah kita lihat, bahwasanya Haman memiliki cincin meterai, tetapi sayangnya …
1.      Haman adalah seteru orang Yahudi.
2.      Kemudian Haman adalah orang gila hormat.
3.      Serta Haman juga adalah orang Agag.
Semuanya telah diuraikan dengan kesederhanaan secara rinci, sehingga kita dapat mengambil kesimpulannya, bahwasanya; muslihat Haman adalah cincin meterai yang palsu.
Setelah kita mendapat penguraian tentang …
-          Gila hormat.
-          Kemudian dia juga adalah orang Agag.
-          Sekaligus seteru orang Yahudi.
Maka kita mengambil kesimpulan, bahwasanya; muslihat Haman atau kelicikan Haman merupakan cincin meterai yang palsu.
 
Sekarang kita akan bandingkan dengan CINCIN METERAI YANG DARI ALLAH YANG MURNI DAN BERKUASA.
Kalau tadi malam diawali dari Ester 3 tentang cincin meterai palsu, sekarang kita sama-sama belajar tentang cincin meterai yang dari Allah dan berkuasa, dari Ester 8:1, dengan perikop: “Perintah raja yang menguntungkan orang Yahudi.
 
Tetapi, sebelum kita melihat ayat 1 ini, supaya jelas sebaiknya kita melihat dulu Ester 7, dengan perikop: “Haman diadukan oleh Ester dan dihukum mati.
Ester 7:10
(7:10) Kemudian Haman disulakan pada tiang yang didirikannya untuk Mordekhai. Maka surutlah panas hati raja.
 
Haman disulakan pada tiang yang dia dirikan sendiri untuk Mordekhai. Haman mati di tiang yang ia dirikan sendiri. Maka, surutlah panas hati raja Ahasyweros.
 
Ester 8:1
(8:1) Pada hari itu juga raja Ahasyweros mengaruniakan harta milik Haman, seteru orang Yahudi, kepada Ester, sang ratu, dan Mordekhai masuk menghadap raja, karena Ester telah memberitahukan apa pertalian Mordekhai dengan dia.
 
Hari yang sama dengan matinya Haman, hari itu juga raja Ahasyweros mengaruniakan harta milik Haman kepada Ester.
Kemudian, dari apa yang sudah kita baca pada ayat 1: Dalam kesempatan yang sama, Mordekhai masuk menghadap raja, sebab Ester telah memberitahukan pertalian atau hubungan antara Mordekhai dengan Ester, sang ratu.
 
Maka, Ester 8 ini, kalau dikaitkan dengan Pelajaran Tabernakel terkena pada Peti Perjanjian atau Tabut Perjanjian, di mana Tabut Perjanjian itu terdiri dari 2 (dua) bagian.
Bagian Pertama adalah peti dari Tabut Perjanjian itu sendiri, itu berbicara soal gereja TUHAN yang sempurna, sebab peti yang terbuat dari kayu penaga itu sudah dilapisi dengan emas bagian dalam dan bagian luarnya, itu berbicara soal tubuh Kristus; pertalian antara Ester dengan Mordekhai, antara tubuh Kristus yang lain.
Jadi, jelas; Ester 8, Ester 9, Ester 10 kalau dikaitkan dengan susunan Tabernakel atau pelajaran Tabernakel terkena kepada Peti Perjanjian, dan itu bisa dilihat dari alur cerita di dalamnya. Kiranya nanti kita diberkati oleh TUHAN.
Bagian Kedua adalah Tutup pendamaian.
 
Jadi, Ester telah memberitahukan pertalian, hubungan antara Mordekhai dengan sang Ratu, itu terkena dengan Tabut Perjanjian; pertalian tubuh Kristus.
 
Ester 8:2
(8:2) Maka raja mencabut cincin meterai yang diambil dari pada Haman, lalu diserahkannya kepada Mordekhai; dan Mordekhai diangkat oleh Ester menjadi kuasa atas harta milik Haman.
 
Hari itu juga raja Ahasyweros mencabut cincin meterai yang diambil dari Haman, lalu diserahkan kepada Mordekhai.
Singkat kata: Cincin meterai berpindah tangan dari Haman ke tangan Mordekhai. Artinya, cincin meterai itu tergantung kehendak TUHAN juga, sebab TUHAN menaruh belas kasihan kepada siapa Dia menaruh belas kasihan; jadi, semata-mata bukan karena manusia.
 
Kita ikuti pelan-pelan kisah ini. Kiranya kisah ini bermakna dan mengandung arti yang luar biasa bagi kita.
 
Ester 8:3-5
(8:3) Kemudian Ester berkata lagi kepada raja sambil sujud pada kakinya dan menangis memohon karunianya, supaya dibatalkannya maksud jahat Haman, orang Agag itu, serta rancangan yang sudah dibuatnya terhadap orang Yahudi. (8:4) Maka raja mengulurkan tongkat emas kepada Ester, lalu bangkitlah Ester dan berdiri di hadapan raja, (8:5) serta sembahnya: "Jikalau baik pada pemandangan raja dan jikalau hamba mendapat kasih raja, dan hal ini kiranya dipandang benar oleh raja dan raja berkenan kepada hamba, maka hendaklah dikeluarkan surat titah untuk menarik kembali surat-surat yang berisi rancangan Haman bin Hamedata, orang Agag itu, yang ditulisnya untuk membinasakan orang Yahudi di dalam semua daerah kerajaan.
 
Singkatnya, dari apa yang sudah dibaca, di sini kita melihat: Ester memohon kepada raja Ahasyweros supaya menarik kembali surat Haman yang berisi rancangan untuk membunuh (memunahkan) orang Yahudi.
 
Marilah kita sama-sama menyelidiki Alkitab yang sama, dan kiranya nanti kita diberkati TUHAN.
 
Ester 8:6
(8:6) Karena bagaimana hamba dapat melihat malapetaka yang menimpa bangsa hamba dan bagaimana hamba dapat melihat kebinasaan sanak saudara hamba?"
 
Alasan Ester memohon permohonannya pada ayat 3-5, untuk mengetahui hal itu dapat kita lihat di ayat 6, di mana Ester tidak menginginkan kebinasaan dari bangsanya sendiri. Inilah alasan Ester untuk datang memohon kepada raja Ahasyweros.
Berarti, Ester ini tidak egois, Ester ini tidak hanya mementingkan dirinya sendiri. Hamba TUHAN, saya sendiri, juga imam-imam, bahkan seluruh sidang jemaat tidak boleh egois, tidak boleh hanya mementingkan diri sendiri; itu sebabnya, acara Kebaktian Kenaikan Yesus Kristus dalam Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) dapat terlaksana, karena memang kita tidak mempertahankan dan tidak memelihara roh egosentris. Milikilah roh Ester.
 
Ester 8:7-8
(8:7) Maka jawab raja Ahasyweros kepada Ester, sang ratu, serta kepada Mordekhai, orang Yahudi itu: "Harta milik Haman telah kukaruniakan kepada Ester, dan Haman sendiri telah disulakan pada tiang karena ia sudah mengacungkan tangannya kepada orang Yahudi. (8:8) Tuliskanlah atas nama raja apa yang kamu pandang baik tentang orang Yahudi dan meteraikanlah surat itu dengan cincin meterai raja, karena surat yang dituliskan atas nama raja dan dimeteraikan dengan cincin meterai raja tidak dapat ditarik kembali."
 
Memang tadi Ester sudah memohon supaya kiranya raja menarik kembali surat itu, karena isi surat itu adalah untuk memunahkan orang Yahudi di daerah teritorial raja Ahasyweros; 127 daerah dari India sampai Etiopia -- jadi, bangsa Yahudi itu bercecer di situ --.
Ester memohon supaya surat yang sudah terlanjur dikirim oleh Haman atas nama raja Ahasyweros, dan yang dimeteraikan oleh cincin meterai raja itu ditarik kembali. Tetapi raja Ahasyweros berkata: Apa yang sudah ditulis dengan atas nama raja dan sudah dimeteraikan oleh cincin meterai raja itu tidak bisa lagi ditarik kembali. Jadi, oleh sebab itu, isteriku, ratuku, Ester, dan iparku, Mordekhai, tulis saja apa yang kau pandang baik tentang bangsamu, orang Yahudi, toh juga Haman sudah mati. Maksudnya, toh juga cincin meterai itu sudah engkau terima, cincin meterai itu sudah milikmu. Setelah engkau tuliskan nanti apa yang kau pandang baik tentang bangsamu, ya sudah tuliskan surat itu atas nama saya, dan stempelkan dengan cincin meterai, cukup. Tetapi, untuk menarik surat yang pertama, itu tidak tidak bisa, karena sudah ada nama saya dan cincin meterai raja. Tetapi sekarang, cincin meterai itu sudah berpindah tangan, sudah berada di tangan Mordekhai, ya sudah, kehendak Mordekhai sekarang. Jadi, apa yang dipandang baik untuk keadaan bangsa Yahudi, ya terserah mereka, sebab cincin meterai sudah di tangan mereka (Mordekhai dan Ester).
 
Kita sekarang ada di dalam kegiatan Roh, dan kita dengan leluasa melakukan apa yang baik di hadapan TUHAN, itulah meterainya, itulah tandanya kita bebas melakukan yang baik untuk TUHAN.
 
Nah, sekarang, kita perhatikan ayat 9.
Ester 8:9
(8:9) Pada waktu itu juga dipanggillah para panitera raja, dalam bulan yang ketiga -- yakni bulan Siwan -- pada tanggal dua puluh tiga, dan sesuai dengan segala yang diperintahkan Mordekhai ditulislah surat kepada orang Yahudi, dan kepada para wakil pemerintah, para bupati dan para pembesar daerah, dari India sampai ke Etiopia, seratus dua puluh tujuh daerah, kepada tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya, dan juga kepada orang Yahudi menurut tulisan dan bahasanya.
 
Lalu, mendengar pernyataan dari pada raja Ahasyweros, maka timbullah kepercayaan diri pada diri Ester dan Mordekhai.
Kalau Roh TUHAN berkuasa atas kita, maka kita dibuat berkobar-kobar di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
 
Lalu, secepatnya panitera atau sekretaris raja, atas perintah Mordekhai menulis surat …
-          Kepada orang Yahudi.
-          Kepada wakil pemerintah.
-          Kepada para bupati.
-          Kepada para pembesar daerah.
-          Kepada tiap daerah menurut tulisannya.
-          Kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya.
-          Kepada orang Yahudi menurut tulisan dan bahasanya, dari India sampai ke Etiopia, seluruhnya ada 127 (seratus dua puluh tujuh) daerah.
Itulah tembusan surat yang dituliskan oleh Mordekhai.
 
Ester 8:10-12
(8:10) Maka ditulislah pesan atas nama raja Ahasyweros dan dimeterai dengan cincin meterai raja, lalu dengan perantaraan pesuruh-pesuruh cepat yang berkuda, yang mengendarai kuda kerajaan yang tangkas yang diternakkan di pekudaan, dikirimkanlah surat-surat (8:11) yang isinya: raja mengizinkan orang Yahudi di tiap-tiap kota untuk berkumpul dan mempertahankan nyawanya serta memunahkan, membunuh atau membinasakan segala tentara, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, dari bangsa dan daerah yang hendak menyerang mereka, dan untuk merampas harta miliknya, (8:12) pada hari yang sama di segala daerah raja Ahasyweros, pada tanggal tiga belas bulan yang kedua belas, yakni bulan Adar.
 
Adapun isi surat yang dikirimkan dengan tembusan-tembusan tadi itu ialah:
Bagian A: Raja mengizinkan orang Yahudi di tiap-tiap kota untuk berkumpul.
Oleh karena kemurahan TUHAN, siang ini kita boleh berkumpul di tengah-tengah perhimpunan Ibadah Kenaikan TUHAN Yesus Kristus, bersama dengan Pengajaran Pembangunan Tabernakel. Atas seizin TUHAN, TUHAN himpunkan kita bersama-sama. Itu adalah bukti bahwa cincin meterai sudah menjadi bagian kita; TUHAN izinkan kita mengadakan perhimpunan Kebaktian Kenaikan TUHAN Yesus Kristus, bersama dengan Pengajaran Pembangunan Tabernakel. Itu adalah bukti bahwa cincin meterai sudah menjadi bagian kita. Jadi, tidak usah ragu dalam mengikuti Kebaktian Kenaikan TUHAN Yesus Kristus, bersama dengan Pengajaran Pembangunan Tabernakel; tidak usah ragu. TUHAN sudah izinkan; Roh Kudus ada di antara kita, sudah dimeteraikan, TUHAN sudah izinkan.
 
Bagian B: Raja mengizinkan untuk mempertahankan nyawa masing-masing.
Upah dosa adalah maut, tetapi TUHAN tidak menginginkan kematian dari orang-orang berdosa. TUHAN masih beri kesempatan bagi kita untuk bertobat dan berbalik kepada Dia, berarti kesempatan yang TUHAN berikan ini adalah panjang sabarnya TUHAN. Panjang sabar TUHAN adalah kemurahan hati TUHAN; itu sebabnya, TUHAN izinkan kita untuk mempertahankan nyawa kita, dan kita tidak binasa, sebab cincin meterai sudah menjadi bagian kita.
Karena Haman sudah mati, cincin meterai sudah berpindah tangan, sudah menjadi bagian kita, maka ayo, ada di dalam kegiatan Roh untuk mempertahankan nyawa masing-masing, jangan binasa. Kesempatan yang TUHAN berikan adalah panjang sabarnya TUHAN. Pertahankan nyawa masing-masing.
 
Bagian C: Raja mengizinkan untuk memunahkan, membunuh, membinasakan segala tentara, anak-anak, perempuan-perempuan dari bangsa dan daerah yang hendak menyerang.
Jadi, musuh dalam bentuk apapun harus dikalahkan; jangan menaruh belas kasihan seperti Saul.
Manakala kita tertindas, jangan kita merasa menaruh belas kasihan, lalu mengelus-elus daging ini, apalagi engkau adalah seorang imam. “Kasihan ya, engkau sudah melayani TUHAN, sudah memikul salib, tetapi masih ditegasin sama bapak gembala. Aduh, kasihan ya, sabar ya.” Tidak boleh seperti itu. Kalau daging sudah bersuara, hancurkan, hantam dan kalahkan; jangan dielus-elus. Kalau dielus-elus, itu namanya cengeng; kalahkan saja semua musuh, semua si seteru, mulai dari dunia dan arusnya, kalahkan saja. Jangan sampai berkata: “Sayang ya androidnya mahal-mahal”, tetapi dia tergiur dengan dosa yang ada di dalam android; hantam saja, buang ke laut, kalau memang itu menimbulkan dosa; tetapi kalau berguna untuk kemuliaan, ya gunakan saja, toh cincin meterai sudah menjadi bagian kita. Kemudian, roh jahat dan roh najis juga dikalahkan saja; jangan elus-elus daging ini.
 
Bagian D: Raja mengizinkan untuk merampas harta milik mereka.
Kehidupan kita ini adalah kehidupan yang dirampas dari maut, seperti puntung dari api, itulah keadaan dari Imam Besar Yosua ketika dia memakai pakaian kotor. Tetapi ada cara lain untuk merampas kita dari dunia ini; seperti anak yang dilahirkan oleh mempelai perempuan pada Wahyu 12:5, hanya dengan satu cara, tidak ada cara yang lain, itulah doa penyembahan; asap dupa kemenyan, itulah yang merampas kita dari bumi.
Maka, ibadah kita di bumi harus memuncak. Puncak ibadah di bumi adalah doa penyembahan. Tetapi, gereja-gereja tidak paham hal ini; gereja hanya sibuk dengan sensasi, gereja hanya sibuk dengan mujizat, gereja hanya sibuk dengan perkara lahiriah, berkat-berkat lahiriah, padahal yang merampas kita dari bumi, untuk dirampas naik ke dalam Kerajaan Sorga adalah doa penyembahan, puncak ibadah, bagaikan asap dupa yang naik ke atas, menembusi takhta Allah.
Saya pun, sebagai gembala sidang, seberapapun jemaat yang ada, mau sedikit atau pun banyak, itu adalah tanggung jawab saya supaya jemaat ini pun dirampas dari bumi ini untuk digunakan sebagai hormat dan kemuliaan.  Banyak pemuda pemudi yang dari desa dikirim ke tempat ini, nol, tidak tahu apa-apa, namun lama kelamaan akhirnya dipakai TUHAN untuk melayani, dirampas untuk hormat dan kemuliaan bagi nama TUHAN.
 
Bagian E: Raja mengizinkan orang-orang Yahudi untuk melakukan semua itu pada hari yang sama di semua daerah raja Ahasyweros pada tangan 13, bulan 12, bulan Adar.
Berarti, sesuai dengan tanggal dan bulan di mana nanti Haman akan mengeksekusi, memunahkan semua orang Yahudi. Dan tulisan yang bagian E ini, di mana raja mengizinkan orang-orang Yahudi untuk melakukan semua itu, mulai dari kegiatan ibadah, mempertahankan nyawa, merampas, membunuh musuh, itu diperkenankan untuk dilakukan pada hari yang sama di semua daerah raja Ahasyweros pada tangan 13, bulan 12, bulan Adar.
Jadi, bangsa Yahudi diperkenankan untuk mempertahankan nyawa, untuk membunuh musuh, lalu diizinkan untuk beribadah, dan hal itu dilakukan pada hari yang sama, tanggal 13, bulan 12, bulan Adar. Jadi, semuanya isi-isinya itu ditulis atas nama raja Ahasyweros dan dimeterai dengan cincin meterai raja juga, artinya; surat itu dianggap sah.
 
Ester 8:13
(8:13) Salinan pesan tertulis itu harus diundangkan di tiap-tiap daerah, lalu diumumkan kepada segala bangsa, dan orang Yahudi harus bersiap-siap untuk hari itu akan melakukan pembalasan kepada musuhnya.
 
Salinan pesan tertulis itu harus diundangkan di tiap-tiap daerah, lalu diumumkan kepada segala bangsa, dari 127 (seratus dua puluh tujuh) daerah dari India sampai Etiopia, dan orang Yahudi harus bersiap-siap untuk hari itu akan melakukan pembalasan kepada musuhnya. Kemudian, bangsa Yahudi di mana pun berada, di daerah teritorial Ahasyweros harus bersiap-siap untuk hari itu, hari yang sama, yaitu tanggal 13, bulan 12, bulan Adar, untuk melakukan pembalasan kepada musuhnya.
 
Lihat, sudah mulai nampak; Roh Kudus ternyata bisa mengubahkan keadaan. Jangan putus asa, jangan merasa hina, jangan merasa bodoh, jangan merasa “saya kecil”, jangan merasa “gereja kecil”, tidak punya apa-apa; asal memiliki cincin meterai, maka Roh Kudus bisa mengubah keadaan, Roh Kudus bisa mengubah segala-galanya. Tidakkah kita bersyukur?
Oleh sebab itu, jangan cepat-cepat putus asa, jangan cepat minder, sebab orang minder itu tidak bagus. Dulu, saya pikir, orang minder itu bagus, padahal tidak, karena kalau dia kaya, pasti sombong. Orang kaya kalau tiba-tiba miskin, pasti minder. Percayalah; orang minder itu tidak bagus. Lihat, kalau seseorang minder; ketika dia punya, pasti dia sombong, percayalah. Jadi, jangan minder, jangan putus asa. Roh Kudus bisa mengubahkan segala sesuatu.
Roh Allah yang suci berkuasa penuh, berkuasa mengubahkan keadaan;
-          Pelayanan yang sepi menjadi ramai.
-          Jemaat yang tidak mengerti berkorban nanti TUHAN ubahkan, TUHAN jamah hatinya, Roh TUHAN bekerja.
Jadi, rekan-rekan hamba TUHAN tidak usah pusing; sabar-sabar saja. Yang pasti adalah dimulai dari pengalaman kematian dan kebangkitan, lalu bertekun di dalamnya, maka kelak akan dipermuliakan. Tandanya adalah cincin meterai.
 
Ester 8:14
(8:14) Maka dengan terburu-buru dan tergesa-gesa berangkatlah pesuruh-pesuruh cepat yang mengendarai kuda kerajaan yang tangkas itu, atas titah raja, dan undang-undang itu dikeluarkan di dalam benteng Susan.
 
Dengan terburu-buru dan tergesa-gesa, berangkatlah para pesuruh-pesuruh cepat mengendarai kuda tangkas Kerajaan. Kemudian, undang-undang itu dikeluarkan di dalam benteng Susan, tempat gadis-gadis cantik dikumpulkan.
 
Ester 8:15
(8:15) Dan Mordekhai keluar dari hadapan raja dengan memakai pakaian kerajaan dari pada kain ungu tua dan kain lenan, dengan memakai tajuk emas yang mengagumkan serta jubah dari pada kain lenan halus dan kain ungu muda. Maka kota Susan pun bertempiksoraklah dan bersukaria:
 
Lihat, inilah yang sangat mengagumkan, setelah saya selidiki sepanjang malam sampai saya kurang tidur; tetapi ini saya bukan sedang mengeluh. Saya malu kalau cincin meterai ini tidak mampu mengubahkan segala sesuatu, saya bergumul semalam-malaman, dan sampai hari ini saya belum sempat tidur, namun sempat tertidur di kaki salib, lalu bangun lagi untuk menantikan pembukaan Firman.
 
Lihatlah ayat 15 ini: Akhirnya, Mordekhai keluar dari hadapan raja dan tampil dalam penampilannya:
a.       Tampil dengan memakai pakaian kerajaan dari kain ungu tua dan lenan.
b.      Tampil dengan memakai tajuk atau mahkota emas sebagai perhiasan di kepala yang mengagumkan.
c.       Tampil dengan memakai jubah dari lenan halus dan ungu muda.
 
Singkat kata: Dengan atribut yang dia miliki, menunjukkan bahwa Mordekhai tampil sebagai Imam Besar.
Apa tugas Imam Besar di tengah ibadah dan pelayanan?
1.      Melayani.
2.      Berdoa.
3.      Memperdamaikan dosa kita.
Perhatikan:
-          Kita tidak mungkin bisa mempertahankan nyawa kalau tidak ada Imam Besar.
-          Walaupun diizinkan untuk berada di tengah kota, beribadah dan melayani, tetapi itu tidak mungkin terjadi kalau tidak ada Imam Besar.
-          Kita tidak mungkin bisa mengalahkan musuh, kalau tidak ada Imam Besar.
-          Kita tidak mungkin bisa merampas harta untuk dipergunakan melayani TUHAN, kalau tanpa Imam Besar.
 
Itu sebabnya, saya katakan: Ester pasal 8 dalam susunan pelajaran Tabernakel terkena pada Tabut Perjanjian.
Ester 8:1-2 berbicara tentang tali persaudaraan, itulah tubuh Kristus, peti dari tabut perjanjian. Sedangkan tampilnya Mordekhai sebagai Imam Besar, itu terkena pada tutupan grafirat, tutupan pendamaian yang di atas tabut, dengan dua kerub di atasnya. Jadi, jelas, Ester pasal 8 terkena pada peti perjanjian.
 
Di sinilah saya: Wah, terima kasih TUHAN. Saya pikir; saya sudah tamat ini, TUHAN. Saya sudah malu ini, TUHAN. Saya sudah tidak tahu lagi mau taruh muka di mana ini, TUHAN. Tetapi kalau cincin meterai di pihak kita, maka TUHAN sanggup mengubahkan segala sesuatu. Sudah yakinkah saudara?
 
Tidak mungkin kita bisa mempertahankan nyawa, kalau Yesus tidak tampil sebagai Imam Besar untuk melayani, berdoa, memperdamaikan dosa kita. Tidak mungkin kita berada di tengah ibadah ini, kalau Yesus tidak tampil di tengah-tengah ibadah ini sebagai Imam Besar untuk melayani, berdoa, memperdamaikan dosa kita. Jelas, Ester pasal 8, dalam susunan Tabernakel terkena pada Tabut Perjanjian.
 
Sekarang, kita sedikit melihat dulu mengenai TUGAS DARI IMAM BESAR. Kalau dalam Perjanjian Lama, saudara dapat membaca Imamat 16 ayat 1 sampai seterusnya, di mana setiap tahun, Imam Besar Agung masuk Ruangan Maha Suci untuk mengadakan pendamaian dosa; dia harus membawa darah lembu jantan dan domba jantan, kemudian …
-          Mengadakan 7 (tujuh) kali percikan darah di atas tutup pendamaian (tutupan grafirat), itulah sengsara Yesus terhadap mempelai-Nya.
-          Kemudian, mengadakan 7 (tujuh) kali percikan di depan tabut perjanjian, itu adalah sengsara yang dialami oleh gereja, untuk mencapai kesempurnaannya sebagai mempelai TUHAN.
Jadi, sengsara tanpa dosa, itulah yang membawa kita sampai kepada kesempurnaan untuk layak menjadi mempelai TUHAN, dan itu adalah penyucian terakhir.
Itu sebabnya, tadi saya katakan:
-          Tidak mungkin kita bisa mempertahankan nyawa kalau Yesus tidak tampil sebagai Imam Besar di tengah ibadah.
-          Tidak mungkin kita dapat menyelenggarakan kebaktian semacam ini, kalau Yesus tidak tampil sebagai Imam Besar.
-          Tidak mungkin kita bisa merampas harta, tidak mungkin kita bisa mengalahkan musuh apapun jenisnya, kalau Yesus tidak tampil sebagai Imam Besar.
 
Yang saya sebut tadi dalam Imamat 16, itu hanyalah bayangan, bukan hakekat keselamatan. Kita tidak perlu membangun Tabernakel secara fisik, tetapi yang perlu kita lihat adalah arti rohaninya. Hidup rohani kita-lah yang harus kita bangun.
Jadi, jangan saudara berpikir, bahwa Teologia lain berkata “Wah, Tabernakel itu kolot, dia tidak mengerti, itu sudah kadaluarsa”. Loh, bukan soal kadaluarsa; Alkitab itu tidak pernah kadaluarsa, dari Kejadian sampai Wahyu.
-          Musa membangun Tabernakel, dia melihat bagian belakang dari TUHAN Yesus, dan Musa memiliki 5 (lima) kitab.
-          Rasul Yohanes pun memiliki 5 (lima) kitab, dan dia melihat bagian depan TUHAN Yesus.
Jadi, tidak ada yang kadaluarsa. Justru antara Musa dan Yohanes;
-          Musa; Tabernakel di bumi.
-          Yohanes; Tabernakel sorgawi.
Keduanya saling melengkapi. Jadi, tidak ada yang kadaluarsa. Jadi, mohon, rekan-rekan hamba TUHAN, jangan salah mengerti dengan pemahaman yang ada di luaran sana. Lalu, ada yang mengatakan Tabernakel itu kuno; tidak, Tabernakel tidak kuno. Dia mengatakan itu karena dia tidak mengerti arti rohani, tetapi coba diamat-amati seperti kita siang ini, pasti dia mengerti.
 
Mari kita lihat PENAMPILAN IMAM BESAR dalam Ibrani 10.
Ibrani 10:1
(10:1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
 
Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang … Jadi, mengenai Tabernakel Musa itu; kita tidak diajar untuk membangun fisiknya, tetapi yang diajar adalah arti rohaninya. Oleh sebab itu, dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri.
Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan … Setiap tahun, imam besar Harun harus masuk ke dalam Ruangan Maha Suci, untuk membawa darah lembu jantan muda, membawa darah domba jantan, untuk mengadakan pendamaian dosa terhadap dosanya dan dosa bangsanya, dosa keluarganya, satu kali dalam setiap tahun.
Kemudian, di sini dikatakan: … Hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
Tetapi darah lembu jantan dan darah domba jantan tidak mungkin menyucikan dosa; oleh sebab itu, saya pun, rekan hamba TUHAN, kalau kotbah jangan ditambahkan dengan si kancil, si kura-kura, si buaya, sebab si buaya dan si kancil tidak bisa menyucikan dosa. Lalu, jangan sibuk cerita Israel dan Amerika Serikat jalan-jalan ke sana ke mari, tidak usah, sebab itu tidak bisa menyucikan dosa. Mohon maaf, jangan dulu tersinggung; tetapi itu faktanya, sebab terlalu banyak hamba TUHAN mencari sensasi, tetapi tidak diakui TUHAN, dia sendiri yang mengakui dirinya.
 
Sekarang, kita BANDINGKAN IMAM BESAR DALAM KESEMPURNAANNYA.
Ibrani 10:12-13
(10:12) Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, (10:13) dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.
 
Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa … Hanya satu kali. Tadi kita melihat; Imam Besar Harun satu kali mempersembahkan korban setiap tahun, tetapi justru itu merangsang dosa, menimbulkan dosa, karena besok masih ada pengampunan dosa, tahun depan masih ada pengampunan lagi. Jadi, hukum Taurat itu merangsang dosa, walaupun ada 9 (sembilan) kali kata “jangan” di dalam 10 (sepuluh) hukum dalam 2 (loh) batu itu, tetapi justru kata “jangan” itu merangsang dosa, justru orang berbuat dosa. Demikian juga dengan darah domba, darah lembu setiap tahun, justru merangsang dosa, karena besok masih ada pengampunan.
 
Tetapi lihatlah, dalam kesempurnaan Yesus sebagai Imam Besar: Setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.
Jadi, hanya satu korban saja; semua sudah diselesaikan, tinggal tunggu waktu-Nya, musuh-musuh akan diletakkan di bawah kaki-Nya. Dan itulah yang terjadi pada peristiwa Ester 8, di mana keadaan berbalik total, apalagi dengan tampilnya Mordekhai. Penampilan Mordekhai adalah gambaran Yesus sebagai Imam Besar; satu kali Dia berkorban untuk dosa, lalu Dia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan --berarti, sudah selesai --, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.
 
Jangankan darah lembu jantan dan domba jantan, cerita si kancil, si buaya, si kura-kura, cerita fiksi, filsafat kosong sekalipun tidak bisa sucikan dosa.
 
Oleh sebab itu, kita kembali lihat Ester 8.
Ester 8:15-17
(8:15) Dan Mordekhai keluar dari hadapan raja dengan memakai pakaian kerajaan dari pada kain ungu tua dan kain lenan, dengan memakai tajuk emas yang mengagumkan serta jubah dari pada kain lenan halus dan kain ungu muda. Maka kota Susan pun bertempiksoraklah dan bersukaria: (8:16) orang Yahudi telah beroleh kelapangan hati dan sukacita, kegirangan dan kehormatan. (8:17) Demikian juga di tiap-tiap daerah dan di tiap-tiap kota, di tempat mana pun titah dan undang-undang raja telah sampai, ada sukacita dan kegirangan di antara orang Yahudi, dan perjamuan serta hari gembira; dan lagi banyak dari antara rakyat negeri itu masuk Yahudi, karena mereka ditimpa ketakutan kepada orang Yahudi.
 
Dan Mordekhai keluar dari hadapan raja dengan …
-          Memakai pakaian kerajaan dari pada kain ungu tua dan kain lenan.
-          Dengan memakai tajuk emas yang mengagumkan. Serban dengan patam di depan, itu adalah tajuk.
-          Serta jubah dari pada kain lenan halus dan kain ungu muda. Jubah, jelas itu menunjukkan bahwa dia tampil sebagai Imam Besar, di mana tugasnya adalah melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa. Tugas pengantara adalah memperdamaikan dosa, dan itu sudah Dia lakukan di atas kayu salib; menjadi pengantara, mengadakan pendamaian dosa di atas kayu salib.
 
Maka kota Susan pun bertempiksoraklah dan bersukaria, sebab keadaan sudah berubah; musuh sudah dikalahkan hanya oleh satu kali korban saja, tinggal tunggu waktunya nanti. Kemudian, di sini kita perhatikan: Orang Yahudi telah beroleh …
1.      Kelapangan hati.
2.      Dan sukacita.
3.      Kegirangan dan kehormatan.
 
Orang Yahudi mengalami kelapangan hati; dulu sesak nafas, mpot-mpotan karena dikejar hutang, dikejar dosa jahat, dosa najis, dikejar ini, dikejar itu, mpot-mpotan, tetapi akhirnya, setelah tampilnya Yesus di tengah ibadah pelayanan kita sebagai pendamaian, sebagai Imam Besar untuk melayani, berdoa, memperdamaikan dosa, maka kita beroleh kelapangan di hati, tidak sesak. Sekalipun tidak punya uang, tetapi tidak sesak; sekalipun tidak punya beras, tetapi tidak sesak; sekalipun belum ada untuk bayar SPP anak, tetapi tidak sesak, sebab sudah beroleh kelapangan di hati.
 
Orang Yahudi mengalami sukacita. Bayangkan, tidak punya uang, tetapi sukacita; tidak punya beras, tetapi sukacita. Sukacita semacam apa yang bisa ditimbulkan dunia, walaupun tidak punya beras, tetapi tetap ada sukacita? Tetapi Roh Kudus bisa membalikkan keadaan; jadi, sekalipun tidak punya beras, sekalipun kulkas sudah kosong, tetapi tetap sukacita, dan rekan-rekan hamba TUHAN pun tidak perlu minta-minta ke jemaat, tidak perlu berpantun kepada jemaat. Jangan sampai kita pakai pantun jenaka; “Oh, hordennya bagus, ya. Keramiknya bagus, ya.” Kemudian, ada lagi, berkata: “Oh, daun kelornya bagus ya”, dengan maksud supaya sayur daun kelor dibawa ke rumah. Ayo, tanam masing-masing pokok singkong di rumah masing-masing, supaya tumbuhlah daun singkong.
TUHAN balikkan semua keadaan, karena cincin meterai sudah berpindah tangan; dari seteru orang Yahudi, dan sekarang menjadi bagian kita. Itu sebabnya kita berada dalam perhimpunan kebaktian Kenaikan TUHAN Yesus Kristus dalam Pengajaran Pembangunan Tabernakel, sehingga sekalipun tidak ada beras namun tetap sukacita, sekalipun kulkas kosong namun tetap sukacita, sekalipun SPP anak belum tahu dari mana namun tetap sukacita, sekalipun sidang jemaat malas-malas beribadah namun tetap sukacita, sebab keadaan dibalikkan.
 
Kemudian, Orang Yahudi mengalami kegirangan dan kehormatan. Sekalipun hamba TUHAN tidak punya uang, tetapi kalau ada tahbisannya kepada TUHAN, namun ia tetap dihormati; sisirannya rapi belah samping, namun tetap dihormati. Kalau tahbisannya kepada TUHAN, maka ia tetap dihormati, sebab keadaan dibalikkan.
 
Demikian juga di tiap-tiap daerah dan di tiap-tiap kota, di tempat mana pun titah dan undang-undang raja telah sampai, ada sukacita dan kegirangan di antara orang Yahudi, dan perjamuan serta hari gembira; dan lagi banyak dari antara rakyat negeri itu masuk Yahudi, karena mereka ditimpa ketakutan kepada orang Yahudi.
Kalau keadaan sudah berbalik, maka banyak jiwa dimenangkan. Jadi, rekan hamba TUHAN, mohon maaf, saya tidak menggurui, tetapi “sabar saja.” Yang pasti, yang harus kita pikirkan nomor satu adalah bagaimana cincin meterai itu menjadi bagian kita.
Roh Kudus itu sangat sensitif; jangan buat Dia berduka, jangan kita sakiti hati-Nya karena keinginan daging, dan lain sebagainya, karena pandai-pandai main pantun. Tetapi yang pasti adalah bagaimana caranya supaya cincin meterai itu menjadi bagian kita, maka nanti, tinggal tunggu waktunya; Yesus, sebagai Imam Besar, sudah mengadakan pendamaian dosa. Tinggal tunggu waktunya saja; oleh sebab itu, sabar-sabarlah rekan-rekan hamba TUHAN. Sekalipun hanya satu sidang jemaat, tetapi tetaplah sabar-sabar.
 
Saya lama tidak mempunyai jemaat; tetapi sabar-sabar saja, yang penting adalah kita memiliki cincin meterai, maka TUHAN bisa ubahkan, sebab Dia tampil sebagai Imam Besar. Berbeda dengan imam besar sekarang yang penuh dengan kelemahan, tetapi Imam Besar yang kita miliki, Dia sempurna.
Kalau keadaan sudah berbalik, maka jiwa-jiwa bertambah; tambah satu, tambah satu. Jangan saudara menggunakan metode-metode yang lain-lain, saya tidak mau menghakimi. Gunakan cara yang benar; mati, bangkit, dipermuliakan, miliki cincin meterai, maka nanti keadaan berbalik; tambah satu jiwa, tambah dua jiwa.
Satu tahun bertambah satu jiwa pun itu sudah bersyukur. Jika sepuluh tahun bertambah sepuluh jiwa, kan bersyukur. Lalu yang sepuluh ini memiliki anak kan dalam sepuluh tahun sudah menjadi seratus jiwa. Tunggu waktu-Nya; jangan ingin cepat-cepat, seperti dalam Yesaya 30, nanti cepat binasa. Tetapi ikutilah cara TUHAN, yaitu; mati, bangkit, nanti dipermuliakan. Tanda dipermuliakan adalah miliki cincin meterai.
 
Setelah memenangkan jiwa karena keadaan sudah diubahkan, kita lihat Ester 9, dengan perikop: “Tindakan orang Yahudi terhadap musuhnya.
Ester 9:1
(9:1) Dalam bulan yang kedua belas -- yakni bulan Adar --, pada hari yang ketiga belas, ketika titah serta undang-undang raja akan dilaksanakan, pada hari musuh-musuh orang Yahudi berharap mengalahkan orang Yahudi, terjadilah yang sebaliknya: orang Yahudi mengalahkan pembenci-pembenci mereka.
 
Singkat kata: Roh Kudus membelokkan keadaan. Inilah cincin meterai dari Allah yang sesungguhnya; mengubah fakta.
Seharusnya, orang Yahudi dibinasakan, dipunahkan, tetapi justru sebaliknya; pada hari yang ketiga belas, ketika titah serta undang-undang raja akan dilaksanakan, pada hari musuh-musuh orang Yahudi berharap mengalahkan orang Yahudi, terjadilah yang sebaliknya: orang Yahudi mengalahkan pembenci-pembenci mereka. Berarti, betul-betul Roh Kudus mampu mengubah keadaan kita semua; nasib bisa berubah. Jadi, jangan bergantung nasib, dengan berkata: “Sudah suratan tangan. Panggilan sudah selesai.” Wah, cetek kalau saudara berkata seperti itu. Kalau bahasa Jakarta dikatakan: “Cetek (cemen), Coy”, jangan.
 
Lihat, untuk semakin meneguhkan kita, di dalam Hagai 2, dengan perikop: “Janji kepada Zerubabel.
TUHAN tidak akan pernah meninggalkan kita sebagai yatim piatu, karena tidak akan mungkin kita bisa melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN seperti yatim piatu.
Lihatlah pada ayat 24 ini; Dia naik, lalu TUHAN kirimkan janji-Nya, Roh Kudus-Nya, cincin meterai yang sesungguhnya, tentu saja setelah melewati pengalaman kematian, kebangkitan, dipermuliakan; dan bukti dipermuliakan adalah cincin meterai.
 
Hagai 2:24
(2:24) Pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, Aku akan mengambil engkau, hai Zerubabel bin Sealtiel, hamba-Ku -- demikianlah firman TUHAN -- dan akan menjadikan engkau seperti cincin meterai; sebab engkaulah yang Kupilih, demikianlah firman TUHAN semesta alam."
 
Singkat kata: Zerubabel adalah hamba TUHAN yang dipilih, bagaikan cincin meterai dari Allah.
 
Mari kita lihat sepak terjang dari cincin meterai ini.
Zakharia 4:6-7
(4:6) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam. (4:7) Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
 
Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan seorang hamba TUHAN dan bukan dengan kekuatan seorang hamba TUHAN, melainkan dengan roh-Ku, dengan Roh Allah yang suci dan kuasa yang besar, firman TUHAN semesta alam.
Siapakah engkau, gunung yang besar, persoalan besar, apapun yang besar? Mungkin tidak ada jemaat, tidak ada uang lagi, tidak ada perpuluhan lagi, apalagi sekarang ini adalah musim pandemi; ekonomi sidang jemaat juga merosot, perkara besar apapun yang digambarkan sebagai gunung besar, lihatlah; Di depan Zerubabel engkau -- semua gunung-gunung besar -- menjadi tanah rata, itulah cincin meterai.
 
Saya bangga menyampaikan Firman ini. Semoga spirit ini sampai kepada rekan-rekanku hamba TUHAN, sebab saya bangga menyampaikan ini.
Terima kasih, TUHAN, persekutuan kami tidak sia-sia. Gunung besar menjadi rata. Percayalah kepada Firman. Mungkin saudara tidak percaya kepada saya, tetapi saudara harus percaya kepada Firman.
 
Terima kasih, TUHAN. Saya bahagia. Siapakah engkau, gunung yang besar? Siapakah engkau, pergumulan besar? Hai, pergumulan besar, siapa engkau? Engkau bukan siapa-siapa. Biar saya tidak punya uang, engkau tidak bisa apa-apa terhadap aku.
Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Kalau kita menjadi cincin meterai Allah, maka persoalan besar menjadi rata di hadapan kita semua.
Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!" Dasar dari bangunan, itulah korban Kristus. Kalau hamba TUHAN meninggikan korban Kristus, maka sidang jemaat akan berkata: Bagus, Oom. Bagus, Oom. Bagus, Oom. Tetapi kalau hamba TUHAN tidak tinggikan korban Kristus, maka biarpun dia memiliki pendidikan tinggi, biar dia adalah doktor dan professor, sidang jemaat tidak akan berkata: Bagus, Oom. Bagus, Oom. Bagus, Oom.
Tetapi kalau dia adalah cincin meterai, dia tinggikan korban Kristus, maka sidang jemaat akan berkata: “Bagus, Oom. Pekerjaan PPT bagus, Oom. Berapa biayanya? Bagus, Oom.” Jadilah cincin meterai, saudaraku; jangan putus harap. Sidang jemaat akan berkata: “Bagus, Oom. Bagus, bapa gembala.
 
Saya tahu, siapapun di antara kita hamba-hamba TUHAN mungkin sudah mulai putus asa, tetapi ingatlah Firman siang ini, sebab TUHAN bisa balikkan keadaan; oleh sebab itu, jangan putus asa dulu.
 
Zakharia 4:8-9
(4:8) Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, demikian: (4:9) "Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu.
 
Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini … Jadi, betul-betul dia meninggikan korban Kristus. Batu utama, itulah dasar bangunan korban Kristus. Rasul Paulus, dia adalah ahli bangunan, karena dia sudah meletakkan dasarnya, dan tidak ada dasar yang lain selain korban Kristus.
Beberapa puluh tahun yang lalu, sewaktu saya baru menjadi hamba TUHAN, ada seorang yang berkata: “Mengapa GPT, Pengajaran Tabernakel itu kalau bicara “batu” kok selalu korban Kristus?” Loh, korban Kristus itu adalah dasar bangunan. Dasar nikah rumah tangga adalah korban Kristus, itulah kasih. Mungkin beliau sudah sampai S3 namun tidak mendapat pelajaran itu, tetapi kita semua pasti mengerti hal itu.
 
Jangan sampai kita berdiri di atas kebenaran diri sendiri, di atas daging, uang, dan lain sebagainya; sebab nanti ketika datang 3 (tiga) macam ujian, kita justru rubuh, tidak mampu, sesuai Matius 7. Tetapi biarlah bangunan itu didirikan di atas batu, korban Kristus, maka kita kuat.
 
Selanjutnya di sini dikatakan: … Dan tangannya juga akan menyelesaikannya. Dia akan menyelesaikan dengan rapi, kalau dasarnya sudah bagus, bangunan juga ke atas bagus. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu. Barulah akhirnya kita menyadari; “Oh, panggilan saya belum selesai, TUHAN pakai sampai hari ini. Eben-Haezer sampai hari ini.” Besok pertolongan TUHAN nyata: “Oh, TUHAN masih pakai saya. Eben-Haezer.” Lusa pun kembali berkata: “Eben-Haezer. Oh, TUHAN masih tetap utus. TUHAN masih tetap pakai.
TUHAN bisa ubah keadaan. Ingat: Bukan karena gagah, hebat dan kuat kita masing-masing.
 
Saudara, masih banyak hal yang harus saya sampaikan mengenai cincin meterai ini, sebab seharusnya, kita melihat ciri-ciri orang yang memiliki cincin meterai, baik dari pihak Ester maupun dari pihak Mordekhai. Tetapi kita sudah satu jam tiga puluh menit dalam pemberitaan Firman; namun sekiranya saudara bisa bertahan, maka lima menit lagi saya akan tambahkan.
Apakah sidang jemaat bisa bertahan? Apakah rekan-rekan hamba TUHAN bisa bertahan lima menit, tujuh menit? Kalau saudara penasaran, silahkan angkat tangan, maka saya akan tambahkan tujuh menit saja.
 
Tahun ini, persekutuan Pengajaran Pembangunan Tabernakel hanya 2 (dua) sesi saja; kita hanya bisa mencapai cincin meterai. Sebetulnya, cincin meterai ini pun bisa selesai kalau andaikata tambah satu sesi lagi, tetapi saya anggap “sudah selesai.” Maka, di tahun depan, kita akan kembali dalam persekutuan yang sama, persekutuan dalam kemuliaan Pengajaran Pembangunan Tabernakel dari sisi Yusuf kembali, tetapi soal “lenan halus”, barulah sesudah itu “kalung emas” di tahun selanjutnya.
Jadi, tahun depan, jika TUHAN izinkan, Pengajaran Pembangunan Tabernakel ini berlanjut, maka tahun depan kita akan melihat kemuliaan dari pada Yusuf dari sisi “lenan halus.” Tetapi kalau saudara masih penasaran tentang “cincin meterai”, kita akan lanjutkan di tahun yang akan datang. Tetapi sampai di sini dulu, karena yang saya lihat 40% (empat puluh persen) hamba TUHAN yang angkat tangan. Yang rindu adalah 40% (empat puluh persen), tetapi yang 60% (enam puluh persen) kurang rindu. Tetapi biarlah Roh Kudus tetap berkuasa atas kita.
Biarlah kehidupan kita betul-betul menjadi kehidupan hamba TUHAN yang dipilih, betul-betul menjadi cincin meterai, dan gunung besar pun semuanya menjadi tanah rata, dan kita tidak takut apa-apa. Haleluya.. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment