KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, May 16, 2021

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 11 MEI 2021


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 11 MEI 2021
 
KITAB KOLOSE
(Seri: 142)
 
Subtema: TIDAK DENGAR-DENGARAN AWAL KEJATUHAN
 
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah menarik kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Biarlah lewat kehadiran kita malam ini, kita boleh merasakan berkat dari sorga, kita merasakan hadirat TUHAN, sehingga ibadah ini tidak menjadi percuma, tidak menjadi sia-sia, bahkan menjadi korban persembahan, menjadi dupa yang berbau harum dan menyenangkan hati TUHAN.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan umat TUHAN yang tekun memberikan dirinya untuk digembalakan GPT “BETANIA” Serang Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, di mana pun anda berada; TUHAN memberkati saudara.
Dan selanjutnya marilah kita berdoa, dalam doa kita mohonkan kemurahan TUHAN, yaitu pembukaan rahasia Firman untuk meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, Firman itu mendarah daging dalam kehidupan kita masing-masing, Firman itu menjadi praktek dalam kehidupan kita masing-masing, teristimewa kehidupan kita semua menjadi kehidupan yang dengar-dengaran, teramat lebih hamba-hamba TUHAN, imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN, menjadi suatu kehidupan yang dengar-dengaran, karena itu merupakan salah satu perhiasan rohani yang sangat didambakan oleh TUHAN.
 
Oleh sebab itu, segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose 3, dan kita masih berada pada ayat 19.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Seorang suami harus tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.
Kemudian, sikap dari seorang suami di dalam hal mengasihi isterinya ialah janganlah berlaku kasar terhadap isterinya.
 
Mari kita lihat kelanjutan ayat ini, yang juga diterangkan oleh Rasul Petrus di dalam suratan 1 Petrus 3, dengan perikop: “Hidup bersama suami isteri.
1 Petrus 3:7
(3:7) Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
 
Hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, berarti; tidak berlaku kasar = Suami yang bijaksana.
 
Kita lihat tentang HAL BIJAKSANA di dalam Daniel 12.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Orang-orang bijaksana bercahaya seperti bintang-bintang bercahaya di cakrawala. Adapun tugas dari pada orang-orang bijaksana adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran.
 
Biarlah kiranya akal budi dan kebijaksanaan itu ada dalam setiap perhimpunan ibadah yang kita jalankan di atas muka bumi ini, sebab itulah nanti yang menuntun kita sampai kebenaran kekal, Yerusalem yang baru; itulah yang kita damba-dambakan, itulah yang kita harapkan.
 
Kita akan melihat CONTOH KEBIJAKSANAAN, yang dilanjutkan oleh Rasul Paulus, yang diungkit kembali di dalam 1 Korintus 10, dengan perikop: “Israel sebagai suatu peringatan.
Israel ini adalah suatu peringatan bagi kita, bagi gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini. Secara khusus nanti kita bisa melihat apa yang dimaksud oleh Rasul Paulus, sehingga bangsa Israel menjadi kiasan bagi kita di hari-hari terakhir ini.
 
1 Korintus 10:14-15
(10:14) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! (10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
 
Sebagai hamba TUHAN yang bijaksana, Rasul Paulus menghimbau sidang jemaat di Korintus agar mereka menjauhkan diri dari penyembahan berhala.
Demikian juga kehidupan kita, sidang jemaat GPT “BETANIA” di hari-hari terakhir ini, supaya kita juga menjauhkan diri dari segala jenis penyembahan berhala, sebab hal itu sangat dibenci oleh TUHAN.
 
1 Korintus 10:16-17
(10:16) Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? (10:17) Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.
 
Perlu untuk kita ketahui bersama-sama:
Yang Pertama: Ibadah dan pelayanan yang disertai dengan sengsara adalah persekutuan dengan darah Kristus.
Jadi, saudara tidak perlu ragu di dalam hal memikul salib di tengah-tengah ibadah pelayanan ini, karena itu adalah tanda persekutuan kita dengan darah salib Kristus. Biarlah kiranya tanda darah itu ada di dalam hati pikiran kita masing-masing.
Kemudian, yang kedua: menikmati roti yang dipecah-pecahkan, yakni Firman yang dibukakan, adalah persekutuan dengan tubuh Kristus = terwujudnya kesatuan tubuh Kristus.
Jadi, supaya kesatuan tubuh ini terwujud, mari kita menikmati roti yang dipecah-pecahkan, mari kita menikmati pembukaan Firman Allah; TUHAN Yesus Kristus, Anak Allah, telah memecahkan diri-Nya di atas kayu salib demi terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna. Inilah sasaran dari ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini.
 
Jangan ada yang memisahkan kita dari kasih Mempelai, walaupun itu adalah roh jahat, roh najis.
 
1 Korintus 10:18
(10:18) Perhatikanlah bangsa Israel menurut daging: bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah?
 
Perhatikanlah bangsa Israel menurut daging -- ini adalah kiasan bagi kita masing-masing; bangsa Israel ini ialah kiasan untuk gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini -- : bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah?
 
Singkat kata: Orang-orang yang mendapat bagian dalam pelayanan mezbah dipelihara langsung oleh TUHAN.
Jadi, tidak perlu takut, tidak usah berpikir dua kali untuk melayani TUHAN, untuk melayani pekerjaan TUHAN, walaupun ditandai dengan sengsara dan derita, justru itu merupakan persekutuan kita, itu adalah sarana untuk kita boleh bersekutu dengan darah salib Kristus. Tidak ada sarana yang lain untuk kita boleh bersekutu dengan darah salib Kristus, selain melayani pekerjaan TUHAN yang ditandai dengan sengsara.
 
1 Korintus 10:14
(10:14) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!
 
Dengan tandas, Rasul Paulus berkata; jauhilah penyembahan berhala, termasuk kekerasan di hati, termasuk hati menebal, mengapa? Mari kita perhatikan ayat 19-20.
 
1 Korintus 10:19-20
(10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.
 
Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? Intinya, Rasul Paulus tidak sibuk membicarakan soal “penyembahan berhala” sebetulnya, tetapi yang dimaksud di sini adalah bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah.
 
Sebagai seorang yang bijaksana, dengan tegas Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus: “Jauhilah penyembahan berhala!
Maksudnya di sini ialah agar jemaat di Korintus jangan bersekutu dengan roh-roh jahat, seperti  bangsa Israel di padang gurun selama 40 (empat puluh) tahun, mereka bersekutu dengan roh-roh jahat, sehingga sekalipun mereka menjadi barisan yang dipimpin oleh Musa, atau menjadi rombongan yang nampaknya beribadah kepada TUHAN; namun sesungguhnya, persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah.
Itu sebabnya, Rasul Paulus berkata: “Jauhilah penyembahan berhala!”, maksudnya; jangan kita bersekutu dengan roh-roh jahat, apalagi kalau kita sudah diberi kesempatan untuk berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan menghadap TUHAN. Biarlah kiranya kita betul-betul bersekutu dengan darah salib Kristus; biarlah kiranya betul-betul kita ada dalam kesatuan tubuh Kristus, tanda bahwa kita telah menikmati roti yang dipecah-pecahkan, tanda bahwa kita menikmati pembukaan Firman.
 
Jangan ada yang memisahkan kita dari kasih Mempelai. Mempelai itu “satu”, berbicara “kesatuan.” Jangan ada yang memisahkan kita dari kasih Mempelai, termasuk kejahatan dan kenajisan; jangan biarkan hatimu liar dan jangan bersekutu dengan roh-roh jahat. Jangan biarkan hati pikiranmu liar.
 
1 Korintus 10:21
(10:21) Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
 
Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Tidak bisa kita minum dari cawan TUHAN, tetapi dalam kesempatan yang lain minum juga dari cawan roh-roh jahat; itu tidak mungkin dijalankan secara bersamaan.
Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat. Demikian juga, kita tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan TUHAN, juga tidak bisa dijalankan secara bersamaan dengan roh-roh jahat.
 
Dalam satu kesempatan, kita semua mendapat bagian dalam perjamuan TUHAN, lewat ibadah yang TUHAN percayakan ini; namun, dalam kesempatan yang lain juga kita satu perjamuan (bersekutu) dengan roh-roh jahat; itu tidak mungkin bisa dijalankan secara bersamaan. Oleh sebab itu, lepaskan diri dari roh serampangan.
 
Jadi, kita tidak boleh bersekutu dengan TUHAN, namun dalam kesempatan yang lain bersekutu dengan roh-roh jahat; itu tidak boleh diadakan secara bersamaan. Kalau itu terjadi, sama artinya; persembahan mereka merupakan persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada TUHAN.
Apa artinya kalau persembahan itu dipersembahkan kepada roh-roh jahat, sementara kita menjalankan ibadah ini penuh dengan pengorbanan, baik tenaga, pikiran, waktu, uang, materi, apapun sudah kita korbankan; namun semuanya menjadi sia-sia, dan itu adalah kerugian yang besar dari kebodohan yang tidak didasari.
Ayo, berlakulah bijaksana. Kalau memang itu adalah kutuk nenek moyang, patahkan di atas kayu salib.
 
Sekarang kita akan melihat PERSEKUTUAN BANGSA ISRAEL DENGAN ROH-ROH JAHAT yang dimaksud oleh Rasul Paulus.
1 Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
 
Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita ... Apa yang dialami oleh bangsa Israel selama 40 (empat puluh) tahun perjalanan di padang gurun, itu merupakan contoh bagi kita di hari-hari terakhir ini, untuk memperingati kehidupan rohani kita di hari-hari terakhir ini, agar kita juga jangan bersekutu dengan roh-roh jahat.
 
Persekutuan bangsa Israel dengan roh-roh jahat yang dimaksud di sini, antara lain:
1.       Pada ayat 6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal yang jahat.
2.       Pada ayat 7: Bangsa Israel menyembah berhala.
3.       Pada ayat 8: Bangsa Israel melakukan percabulan.
4.       Pada ayat 9: Bangsa Israel mencobai TUHAN.
5.       Pada ayat 10: Bangsa Israel bersungut-sungut di hadapan TUHAN.
 
Terhadap 5 (lima) hal inilah bangsa Israel bersekutu selama 40 (empat puluh) tahun di padang gurun, sehingga tidak tanggung-tanggung, atas seizin TUHAN Allah yang hidup, TUHAN kirimkan malaikat maut untuk membinasakan mereka.
Yang kita harapkan dari TUHAN sekarang ini -- sementara dalam perjalanan menuju Yerusalem baru -- ialah biarlah TUHAN kirimkan, TUHAN utus malaikat-Nya untuk mengawal, menjagai perjalanan rohani kita sampai kita tiba di rumah Bapa di sorga. Demikian juga imam-imam, pelayan TUHAN, biarlah kiranya TUHAN kirimkan Roh Allah untuk memenuhi hati kita sebagai hamba-hamba TUHAN, sekaligus TUHAN kirimkan malaikat-Nya untuk menjagai tahbisan kita masing-masing di hadapan TUHAN.
Tetapi kalau bersekutu dengan roh jahat, maka atas seizin TUHAN, TUHAN kirim malaikat maut untuk membinasakan, sehingga dalam perjalanan mereka di padang gurun, mayat-mayat mereka bergelimpangan, tidak ada yang sampai ke tanah perjanjian, kecuali Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune.
 
Kita masih lanjut mengikuti penjelasan dari hal yang kedua.
Keterangan: BANGSA ISRAEL MENYEMBAH BERHALA.
Peristiwa itu ditulis dalam kitab Musa yang kedua, yakni Keluaran 32:1-35. Namun, terlebih dahulu kita melihat pembagian dari Keluaran 32:
A.      Ayat 1-6 tentang lembu emas.
B.      Ayat 7-14 tentang murka Allah kepada bangsa Israel.
C.      Ayat 15-20 tentang 2 (dua) loh batu yang dipecahkan.
D.      Ayat 21-29 tentang Musa marah kepada Harun, abangnya.
E.       Ayat 30-35 tentang Musa berdoa untuk bangsa Israel.
 
Kita masih memperhatikan tentang bagian A:
PENJELASAN KELUARAN 32:1-6
Intinya: Bangsa Israel membuat patung anak lembu emas. Hal ini menunjukkan bahwasanya bangsa Israel tidak setia kepada Allah yang telah membebaskan mereka dari penindasan Mesir dan Firaun.
 
Kita akan memperhatikan Mazmur 18. Kita akan kembali membaca ayat ini, supaya kita semakin berhati-hati di dalam hal pengikutan kita, berhati-hati melangkah di dalam hal mengikuti TUHAN. Jangan asal melangkah dengan sembarangan melangkah, tidak sesuai dengan ketetapan Firman TUHAN.
 
Mazmur 18:26-28                                                                                 
(18:26) Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, (18:27) terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit. (18:28) Karena Engkaulah yang menyelamatkan bangsa yang tertindas, tetapi orang yang memandang dengan congkak Kaurendahkan.
 
-          Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia ... Terhadap orang yang setia, TUHAN itu berlaku setia.
-          Terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela ... Terhadap orang yang bercela, TUHAN berlaku tidak bercela juga.
-          Terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci ... Terhadap orang yang suci, TUHAN berlaku suci.
Jadi, TUHAN memperlakukan kita sesuai dengan tabiat kita, sesuai karakter kita, sesuai dengan solah tingkah kita di hadapan TUHAN; oleh sebab itu, biarlah kita bertindak bijaksana.
Kita mengharapkan yang baik, tetapi kita tidak bertindak sesuai dengan yang diharapkan TUHAN, itu namanya egois. Kita mau diberkati, tetapi kita tidak mau bertindak dengan bijaksana di hadapan TUHAN, itu egois.
 
Kita memang harus berlaku setia, berlaku tidak bercela, berlaku suci di hadapan TUHAN, karena ternyata TUHAN-lah yang menyelamatkan bangsa Israel dari penindasan Mesir dan Firaun. Jadi, wajar saja kita harus berlaku setia, tidak bercela dan berlaku suci, karena TUHAN yang akan membebaskan kita, membebaskan gereja TUHAN dari perbudakan Setan dan dunia ini.
 
Sebaliknya, terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit. Terhadap orang yang bengkok, hatinya tidak lurus karena tidak setia kepada TUHAN oleh karena penyembahan berhala, TUHAN berlaku belat-belit.
Kalau TUHAN belat-belit, maka segala doa, permohonan, harapan, kerinduan sangat jauh. Kalau TUHAN belat-belit, maka harapan kita jauh, maksudnya; TUHAN tidak akan kabulkan harapan kita, TUHAN tidak kabulkan segala doa dan permohonan kita. Biar kita jungkir balik saat menyampaikan segala permohonan, biar kita sudah menoreh-noreh tubuh ini seperti 400 (empat ratus) nabi-nabi Baal menyampaikan permohonan sampai terjadi kerasukan Setan -- saudara bisa baca di dalam 1 Raja-Raja 18:28--, namun doa itu tidak akan didengar oleh TUHAN; apalagi Setan, tidak akan mengabulkan segala yang baik terjadi di dalam diri manusia. Camkanlah itu; kalau ada sesuatu yang sepertinya kelihatan baik, itu adalah tipu muslihat Setan, tetapi ujungnya kepada maut.
 
Jadi, TUHAN memperlakukan kita sesuai dengan solah tingkah, tabiat, karakter kita, ingat itu. Dan kalau kita setia, itu ternyata karena TUHAN yang membebaskan kita dari perbudakan dunia (Mesir) dan Setan (Firaun).
 
Amsal 20:6
(20:6) Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?
Banyak orang menyebut dirinya baik hati, tetapi orang yang setia sangat sulit untuk ditemukan.
 
Sama seperti bangsa Israel selama 40 (empat puluh) tahun di padang gurun, namun pada akhirnya mereka bersekutu dengan roh-roh jahat, salah satunya ialah mereka mendirikan patung anak lembu emas tuangan. Itu sebabnya, ayat ini (Amsal 20:6) tercipta, dituliskan oleh Salomo; banyak orang menyebut dirinya baik hati, tetapi orang yang setia sulit untuk ditemukan.
Perbuatan amal banyak terjadi di luaran sana, tetapi untuk menjadi setia itu sulit. Tetapi sekalipun sulit, kita tidak boleh putus harap, tidak boleh putus asa dan uring-uringan.
 
PEMICU TIDAK SETIA.
Kita kembali melihat (membaca) Keluaran 32:1, dengan perikop: “Anak lembu emas”, untuk mengetahui pemicu tidak setia. Mengapa suami tidak setia kepada isteri, atau sebaliknya isteri tidak setia kepada suami, atau sidang jemaat tidak setia kepada TUHAN, mengapa? Kita akan membaca ayat 1 untuk mengetahuinya.
 
Keluaran 32:1
(32:1) Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."
Singkat kata, bangsa Israel berkata kepada Harun: Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.
Intinya: Bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun, Musa berlambat-lambatan untuk turun dari gunung Sinai.
 
Sebenarnya, ketika Musa mengundur-undurkan turun dari gunung, itu merupakan ujian ketaatan, itu merupakan ujian ketekunan di dalam pengikutan kita kepada TUHAN. Demikian juga dengan kita di dalam hal menantikan kedatangan TUHAN untuk yang kedua kalinya, kita diuji untuk setia, kita diuji untuk tekun mengikuti Dia sampai Maranatha.
Jadi, bukan berarti TUHAN lalai untuk menepati janji-Nya; jangan salah berpikir seperti pengejek-pengejek.
 
Mari kita baca 2 Petrus 3, dengan perikop: “Hari TUHAN
2 Petrus 3:3-4
(3:3) Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. (3:4) Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan."
 
Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Pengejek-pengejek hidup menuruti hawa nafsu mereka; itulah yang terjadi di hari-hari terakhir.
Lalu, apa isi ejekan-ejekan mereka? Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan." Perkataan ini sama seperti pernyataan bangsa Israel kepada Harun, di mana mereka berkata bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung Sinai. Mereka tidak tahu dengan kehidupan Musa sebagai seorang pemimpin; seolah-olah Musa itu menelantarkan umat Israel.  
 
Jadi, antara Keluaran 32:1 sama dengan 2 Petrus 3:4.
 
2 Petrus 3:5-7
(3:5) Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, (3:6) dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. (3:7) Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.
 
Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu ... Pengejek-pengejek sengaja tidak mau tahu bahwasanya Firman Allah sangat berkuasa menciptakan langit, bumi, dan segala isinya.
 
Jadi, di dalam hal menantikan kedatangan TUHAN kembali untuk yang kedua kalinya, pengikutan kita tidak boleh sama seperti pengejek-pengejek, di mana mereka itu ...
-          Mereka tidak mau tahu bahwasanya Firman Allah berkuasa untuk menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
-          Mereka tidak mau tahu bahwasanya Firman Allah berkuasa menciptakan langit bumi dan segala isinya.
-          Kemudian, mereka juga tidak mau tahu bahwasanya Firman Allah berkuasa untuk memelihara hidup kita.
Itulah pengejek-pengejek yang tidak mau tahu dengan kuasa Firman Allah.
 
2 Petrus 3:8
(3:8) Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
 
Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, baik sidang jemaat yang mengikuti Ibadah Doa Penyembahan secara tatap muka, baik sidang jemaat yang mengikuti secara online, baik sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, baik umat TUHAN yang mengikuti secara online di dalam dan di luar negeri, perhatikanlah saudara-saudaraku yang kekasih, yaitu: yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yang satu ini sangat penting untuk selalu diingat, yaitu; bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
Jangan lupa tentang yang satu ini; tidak boleh diabaikan, berarti sangat penting.
 
Di hadapan TUHAN:
-          1 (satu) hari = 1.000 (seribu) tahun.
-          1.000 (seribu) tahun = 1 (satu) hari.
 

Pendeknya: Kerajaan seribu tahun damai, jika dikaitkan dengan pelajaran dari peta zaman, itu menunjuk; hari ketujuh = Sabat TUHAN Yesus Kristus.
-          Zaman Adam sampai Abraham, ada 2.000 (dua ribu) tahun.
-          Zaman Abraham sampai Yesus, ada 2.000 (dua ribu) tahun.
-          Zaman Yesus sampai sekarang, ada 2.000 (dua ribu) tahun
Semuanya adalah 6.000 (enam ribu) tahun = 6 (enam) hari.
Dan hari ketujuh, itulah hari Sabatnya TUHAN Yesus Kristus, hari perhentian kekal, kerajaan 1.000 (seribu) tahun damai. Jangan lupakan itu; jangan lupa hari perhentian kekal. Jangan lupa dengan sabatnya TUHAN Yesus Kristus.
 
Sabat Yahudi adalah hari Sabtu, tetapi sabatnya TUHAN Yesus Kristus adalah hari ketujuh, hari perhentian kekal. Kita tidak mengikuti Sabat lahiriah, melainkan Sabat TUHAN Yesus, itulah hari ketujuh, hari perhentian kekal, kerajaan 1.000 (seribu) tahun damai -- kalau dikaitkan dengan peta zaman --.
Jangan lupakan itu. Jangan kita sama seperti pengejek-pengejek yang tidak mau tahu dengan Firman Allah yang berkuasa, tidak mau tahu dengan hari Sabat, tidak mau tahu dengan Sabat TUHAN Yesus, itulah hari perhentian kekal. Jangan berlaku bodoh. Jangan bermasa bodo, tetapi bijaksanalah di hari-hari terakhir ini.
Jangan malas, jangan bermasa bodo, jangan tidak mau tahu bahwa Firman Allah itu berkuasa. Jangan lupakan hari Sabat, supaya kita memperoleh hidup kekal, itulah kerajaan 1.000 (seribu) tahun damai.
 
Berarti, untuk sampai kepada kerajaan 1.000 (seribu) tahun damai -- itulah Sabat TUHAN Yesus Kristus --, maka ketaatan dan ketekunan sudah harus teruji.
Kalau Musa mengundur-undurkan turun dari gunung Sinai, itu adalah ujian ketaatan, itu adalah ujian ketekunan. Demikian juga di dalam hal menantikan kedatangan TUHAN untuk yang kedua kali, maka ketaatan dan ketekunan sudah harus teruji.
Tidak usah ngomel, tidak usah persalahkan si A, si B, si C; tidak usah persalahkan ibadah dan pelayanan; tidak usah persalahkan banyaknya korban. Tetapi untuk menantikan kedatangan TUHAN untuk yang kedua kali, maka ketaatan itu sudah harus teruji, ketekunan di hadapan TUHAN sudah harus teruji. Buktikanlah. Mari kita buktikan bersama-sama, tidak usah kita bersungut-sungut.
 
2 Petrus 3:9
(3:9) Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
 
Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya ... Ingat: Sesungguhnya, walaupun kedatangan TUHAN kelihatannya seperti diundur-undurkan, tetapi kenyataannya, TUHAN itu tidak lalai menepati janji-Nya.
Jangan kita berpikir pendek, jangan kita sama seperti pengejek-pengejek yang tampil di hari-hari terakhir nanti, yang tidak mau tahu dengan kuasa Firman Allah yang sanggup memindahkan kita dari maut kepada hidup kekal. Hanya Firman yang berkuasa memindahkan kita dari maut kepada hidup kekal, itulah kerajaan 1.000 (seribu) tahun damai, hari ketujuh, sabat TUHAN Yesus Kristus, yang lain tidak bisa.
 
Ingat: Sebesar apapun bobot atau berat tubuhmu, namun itu terlalu kecil bagi Firman untuk memindahkan kita dari maut kepada hidup kekal. Tetapi seringan apapun tubuh kita, namun harta, kedudukan, jabatan setinggi apapun tidak berkuasa memindahkan kita dari maut kepada hidup kekal.
Jadi, yang “gemuk-gemuk” tidak usah minder, dan yang “kurus” juga jangan merasa percaya diri. Jangan tersinggung yang kurus; jangan tersinggung yang gemuk. Ingat “yang gemuk”, seberat apapun bobotmu, Firman Allah berkuasa untuk memindahkanmu dari maut kepada hidup kekal.
 
Sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu ... TUHAN Yesus sabar, TUHAN Yesus baik kepada kita, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
Intinya: TUHAN tidak lalai menepati janji-Nya sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian. Sebaliknya, TUHAN sedang menunjukkan kesabaran-Nya, tujuannya adalah supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
 
2 Petrus 3:15
(3:15) Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.
Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Jadi, tulisan Rasul Paulus dengan Rasul Petrus ini sama; saling menguatkan, saling keterikatan satu dengan yang lain.
 
Intinya: Panjang sabar TUHAN adalah suatu kesempatan bagi kita. Dan kesempatan yang TUHAN berikan bagi kita adalah kemurahan hati TUHAN bagi kita untuk memperoleh keselamatan.
Panjang sabar TUHAN bukan kelalaian. TUHAN tidak lalai untuk menepati janji-Nya; tetapi TUHAN ingin menunjukkan panjang sabar-Nya. Panjang sabar TUHAN adalah kesempatan bagi kita untuk memperoleh keselamatan, dan itu adalah kemurahan hati TUHAN. Hargai kemurahan TUHAN. Jangan kita bermasa bodo dengan kemurahan TUHAN.
 
2 Petrus 3:11-13
(3:11) Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup (3:12) yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. (3:13) Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.
 
Jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup supaya jangan hancur dan binasa seperti langit bumi yang pertama. Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.
 
Intinya: Puncak ketaatan, puncak kesetiaan, puncak dengar-dengaran dan ketekunan adalah menjadi langit dan bumi yang baru = Menjadi Yerusalem yang baru, itulah pengantin perempuan mempelai Anak Domba, sesuai dengan Wahyu 21:1-2,9-11.
Jadi, ketaatan itu sudah harus teruji. Di dalam hal menantikan kedatangan TUHAN kembali, ketaatan sudah harus teruji; kesetiaan, dengar-dengaran itu sudah harus teruji, serta ketekunan itu sudah harus teruji. Maka, puncak ketaatan, kesetiaan dan dengar-dengaran, dan puncak ketekunan adalah menjadi langit dan bumi yang baru, itulah Yerusalem yang baru yang kita nanti-nantikan, itulah pengantin perempuan, mempelai Anak Domba; inilah yang kita dambakan, sesuai dengan Wahyu 21:1-2,9-11. Inilah muara dari ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini, yaitu menjadi pengantin perempuan mempelai Anak Domba, Yerusalem yang baru, langit bumi yang baru, sebab langit bumi yang pertama sudah berlalu.
 
2 Petrus 3:14
(3:14) Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.
Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, baik di tanah air, di dalam negeri maupun di luar negeri yang memberikan dirinya digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, lewat online, baik di dalam dan di luar negeri, perhatikanlah saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, langit yang baru, bumi yang baru, Yerusalem yang baru, mempelai TUHAN, pengantin perempuan mempelai Anak Domba, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.
Jadi, CIRI-CIRI MEMPELAI TUHAN:
1.       Tidak bercacat, tidak bernoda = Sempurna.
2.       Berdamai dengan Allah. Berdamailah dengan suami, berdamailah dengan isteri, berdamailah dengan Allah; jangan ada yang memisahkan kita dari kasih Mempelai. Jangan biarkan hatimu liar oleh karena kenajisan, tetapi berdamailah dengan Allah.
Itulah ciri mempelai TUHAN, Yerusalem baru, yaitu sempurna dan berdamai. Jangan ada sesuatu yang tersembunyi lagi, tetapi berdamailah.
 
Yang TUHAN lihat kan hati? Maka, kalau manusia mati, selanjutnya ia dikubur, tetapi jiwanya, rohnya, hatinya yang dibawa; ada yang dibawa ke pangkuan Abraham, ada yang sementara ditempatkan di alam maut, itulah pra-sorga dan pra-neraka sebelum menantikan penghakiman kekal.
 
Sekali lagi saya sampaikan, ciri mempelai TUHAN itu ada 2 (dua):
1.       Sempurna.
2.       Berdamai.
Jangan biarkan hatimu dibawa kepada sesuatu yang najis, jangan liar, tetapi berdamailah. Malam ini, bawa diri kita masing-masing berdamai di kaki salib, lalu katakan: TUHAN, ampuni hati yang liar ini, ampuni pikiran yang najis selama ini. Saya rindu menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, Yerusalem yang baru, pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.
Berdamailah malam ini; menangislah sejadi-jadinya. Jangan sudah lama “liar” tetapi tidak “merasa”, tidak hancur hati; itu kan luar biasa jika begitu? Berarti, tidak ada penyesalan. Padahal selama ini sudah keras hati dan tidak mau berdamai, tetapi tidak mau hancur hati, tidak mau menangis di kaki TUHAN; bukankah luar biasa manusia semacam ini? Berdamailah, sebab itulah milik kepunyaan TUHAN;
1.       Sempurna.
2.       Sudah harus berdamai, itulah 7 (tujuh) kali percikan darah di depan tabut dan di atas tutup pendamaian; sengsara tanpa dosa.
 
Selanjutnya, kita akan memasuki berkat baru, itulah ayat yang baru.
 
PROSES TERJADINYA LEMBU EMAS (TIDAK SETIA).
Keluaran 32:2-4
(32:2) Lalu berkatalah Harun kepada mereka: "Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada pada telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan bawalah semuanya kepadaku." (32:3) Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya kepada Harun. (32:4) Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
 
Harun berkata kepada bangsa Israel: "Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada pada telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan bawalah semuanya kepadaku."  Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya kepada Harun.
Harun menerima anting-anting emas itu dari bangsa Israel, lalu dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. “Dibentuk”, berarti; dicetak gambar lembu. Sebelum nanti terbentuk patung anak lembu emas, terlebih dahulu dibuat (dibentuk) cetakannya.
Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
 
Singkatnya: Seluruh bangsa itu menanggalkan atau melepaskan anting-anting emas dari telinga mereka.
 
Perlu untuk diketahui: Telinga itu merupakan pintu utama untuk mendengar, atau pintu utama untuk menjadi hamba yang dengar-dengaran.
Dengar-dengaran adalah salah satu perhiasan rohani yang sangat dituntut dan yang sangat didambakan oleh TUHAN dari kita, teristimewa dari seorang pelayan TUHAN, teristimewa dari seorang imam, teristimewa dari seorang hamba TUHAN. Jadi, kalau mau melayani TUHAN, maka sudah harus memiliki perhiasan rohani, anting-anting emas, dengar-dengaran.
Jangan kita hanya mengambil keuntungan semata dari pelayanan, tetapi tidak dengar-dengaran. Sudah seharusnya ada perhiasan rohani semacam ini, yaitu dengar-dengaran.
 
Pendeknya: Dengar-dengaran adalah tanda bahwa telinga kita telah dihiasi oleh TUHAN.
TUHAN memang telah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dan Firaun, namun lebih dari kelepasan, lebih dari sebuah kebebasan, kita juga perlu menunjukkan kesetiaan kepada TUHAN = Telinga yang ditindik = Dengar-dengaran.
Bangsa Israel memang sudah dibebaskan dari Mesir, tanah perbudakan, tetapi lebih dari pada itu, kita perlu untuk menunjukkan kesetiaan kita kepada TUHAN, kita perlu untuk menunjukkan rasa dengar-dengaran kepada TUHAN, berarti; telinga dari seorang hamba sudah ditindik oleh anting-anting emas.
 
Amsal 25:12
(25:12) Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar.
 
Teguran orang yang bijak, itulah nasihat Firman, adalah;
1.       seperti cincin emas,
2.       dan hiasan kencana (hiasan emas) untuk telinga yang mendengar.
 
Pendeknya: Anting-anting emas (hiasan kencana) pada telinga adalah telinga yang dengar-dengaran. Jadi, telinga hamba yang ditindik, itu adalah gambaran dari  telinga yang dengar-dengaran.
 
Namun pada akhirnya, tadi kita sudah membaca; Harun menyuruh bangsa itu untuk menanggalkan atau melepaskan anting-anting emas dari telinga mereka. Saya bisa gambarkan; Harun ini adalah hamba TUHAN yang luar biasa bodohnya. Dan saya pikir, kebodohan Harun ini bisa melebihi dari kebodohan banyak hamba TUHAN.
Kalau hamba TUHAN yang melayani karena ada kepentingan, ingin mencari nama, itu memang perbuatan yang bodoh; tetapi kalau menyarankan (menyuruh) bangsa itu untuk menanggalkan anting-anting emas dari telinga, padahal telinga sudah ditindik oleh perhiasan kencana, tetapi dia suruh bangsa itu untuk menanggalkan anting-anting emas itu, menanggalkan perhiasan itu dari telinga, bukankah itu lebih parah dari seorang hamba TUHAN yang melayani untuk mencari nama, mencari kepentingan, mencari keuntungan. Jadi, kebodohan Harun ini luar biasa bodohnya, menurut saya; bukan untuk membela diri saya, tidak, tetapi memang kebodohan semacam ini adalah kebodohan yang luar biasa.
Sudah bagus-bagus anting emas ditindik di telinga, lalu akhirnya disuruh dilepaskan; bukankah hal itu adalah suatu kebodohan yang luar biasa?
 
Kita baca kembali Keluaran 32.
Keluaran 32:2-4
(32:2) Lalu berkatalah Harun kepada mereka: "Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada pada telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan bawalah semuanya kepadaku." (32:3) Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya kepada Harun. (32:4) Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
 
Harun menyuruh bangsa Israel untuk menanggalkan anting-anting emas dari telinga mereka, artinya; tidak setia itu dimulai (diawali) dari tidak dengar-dengaran.
Terbentuknya patung anak lembu emas, itu menunjukkan bangsa Israel tidak setia. Dan ketidak-setiaan itu dimulai dari tidak dengar-dengaran, di mana bangsa Israel melepaskan anting-anting emas itu.
 
Berarti, tidak dengar-dengaran merupakan permulaan kejatuhan, dan kejatuhan semacam ini akan masuk pada peleburan. Sebab seperti anting-anting emas dilebur terlebih dahulu dilemparkan ke dalam api untuk menampilkan wujud dari patung anak lembu emas tuangan.
Jadi, tidak dengar-dengaran itu merupakan permulaan kejatuhan. Dan kejatuhan karena tidak dengar-dengaran ini, pada akhirnya akan masuk pada peleburan. Ingat: Kalau seorang imam tidak dengar-dengaran, maka selanjutnya akan jatuh dalam peleburan; dia akan melebur dalam segala jenis macam dosa.
 
Kejatuhan karena tidak dengar-dengaran semacam ini, pada akhirnya akan masuk pada peleburan, seperti anting-anting emas dilebur terlebih dahulu ke dalam api untuk selanjutnya menampilkan patung anak lembu emas tuangan itu. Jadi, sesudah anting-anting emas itu dipanaskan dalam dapur api dan dilebur, lalu dituangkan pada cetakan itu. Sesudah tercetak, lalu Harun berkata: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!" Jadi, double kebodohan terjadi di sini.
 
Itu sebabnya di atas tadi saya menghimbau kepada saudara: Biarlah kiranya akal budi dan kebijaksanaan itu TUHAN turunkan dalam ibadah pelayanan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, sebab itulah yang menuntun kita sampai kepada kebenaran. Jangan sampai kebebalan seperti ini ada (terjadi), supaya kita jangan dituntun kepada kebinasaan dan kebodohan yang dua kali lipat.
Jadi, sebetulnya, manakala TUHAN bukakan Firman dalam setiap pertemuan ibadah, itu adalah kemurahan yang tidak terhingga, itulah akal budi kebijaksanaan yang menuntun kita kepada kebenaran. Jadi, saudara jangan olah lagi dengan otak, dengan berkata: “Oh, di sana gedungnya besar. Oh, di sana luxe. Oh, hamba TUHAN itu terkenal.” Saudara bodoh kalau masih mengolah dengan otak hal yang semacam itu; itu adalah otak bodoh. Yang kita butuhkan adalah akal budi kebijaksanaan menuntun kita sampai kepada kebenaran.
 
Tetapi, perhatikan baik-baik: Sekalipun patung lembu emas itu mahal harganya, tetapi sesungguhnya itu merupakan kebencian bagi TUHAN. Penyembahan berhala itu kebencian bagi TUHAN. Sekalipun harganya mahal, tetapi itu merupakan kebencian bagi TUHAN.
 
Kita akan buktikan pada Ulangan 5, dengan perikop: “Kesepuluh Firman.
Ulangan 5:1
(5:1) Musa memanggil seluruh orang Israel berkumpul dan berkata kepada mereka: "Dengarlah, hai orang Israel, ketetapan dan peraturan, yang pada hari ini kuperdengarkan kepadamu, supaya kamu mempelajarinya dan melakukannya dengan setia.
 
Musa memanggil seluruh orang Israel berkumpul dan berkata kepada mereka: "Dengarlah, hai orang Israel, ketetapan dan peraturan -- dengar-dengaranlah kepada Firman TUHAN --, yang pada hari ini kuperdengarkan kepadamu, supaya kamu mempelajarinya -- dipelajari, diselidiki, diteliti -- dan melakukannya dengan setia.
Singkat kata: Musa menghimbau bangsa Israel supaya menjadi suatu kehidupan yang dengar-dengaran dan berlaku setia kepada TUHAN. Setialah kepada TUHAN.
 
Ulangan 5:2-3
(5:2) TUHAN, Allah kita, telah mengikat perjanjian dengan kita di Horeb. (5:3) Bukan dengan nenek moyang kita TUHAN mengikat perjanjian itu, tetapi dengan kita, kita yang ada di sini pada hari ini, kita semuanya yang masih hidup.
 
TUHAN, Allah kita, telah mengikat perjanjian dengan kita di Horeb, di gunung Sinai, gunung TUHAN. Bukan dengan nenek moyang kita TUHAN mengikat perjanjian itu, sebab mereka yang keluar dari Mesir, mayat-mayat mereka sudah bergelimpangan di padang gurun, tetapi dengan kita yang lahir di padang gurun, kita yang ada di sini pada hari ini, kita semuanya yang masih hidup. Jadi, perjanjian itu terikat bukan kepada bangsa yang sudah mati, melainkan kepada bangsa yang masih hidup, yang lahir di padang gurun.
 
Singkatnya: Mereka telah mengikat perjanjian tentang kesetiaan itu dengan TUHAN di gunung Horeb, secara khusus bangsa Israel yang lahir dan yang masih hidup di padang gurun. Kalau sudah mati, untuk apa kita mengikatkan janji kepada TUHAN?
 
Jadi, selagi masih hidup; ikatlah perjanjian dengan TUHAN selagi ada kesempatan. Hai yang sudah mendapat kesempatan, itu adalah panjang sabar TUHAN, itu adalah kemurahan TUHAN; ikatlah perjanjian dengan TUHAN selagi masih ada kesempatan.
Nanti, kalau sudah tidak berdaya lagi, apa yang bisa kita kerjakan di hadapan TUHAN? Seperti ada lagu pujian: Hidup ini adalah kesempatan. Hidup ini untuk melayani TUHAN. Jangan sia-siakan apa yang TUHAN beri; hidup ini harus jadi berkat. Oh, TUHAN, pakailah hidupku selagi aku masih kuat. Bila saatnya nanti ku tak berdaya lagi; hidup ini sudah jadi berkat.
Selagi masih ada umur panjang, selagi masih hidup, selagi masih ada kesempatan, selagi kita ini diberi kesehatan, tubuh ini diberi kekuatan, biarlah kita mengikat perjanjian dengan TUHAN, biarlah kita mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan di hadapan TUHAN, sehingga kalau sudah tidak berdaya lagi, biarlah hidup ini sudah menjadi berkat.
 
Ulangan 5:4-7
(5:4) TUHAN telah bicara dengan berhadapan muka dengan kamu di gunung dan di tengah-tengah api -- (5:5) aku pada waktu itu berdiri antara TUHAN dan kamu untuk memberitahukan firman TUHAN kepadamu, sebab kamu takut kepada api dan kamu tidak naik ke gunung -- dan Ia berfirman: (5:6) Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. (5:7) Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
 
Inilah perjanjian yang dibuat oleh bangsa Israel dengan TUHAN di gunung Horeb. Adapun isi pokok perjanjian itu ialah bangsa Israel dilarang untuk menyembah berhala, sebab TUHAN Allah yang membebaskan mereka dari tanah Mesir (dunia), tanah perbudakan dan Firaun (Setan); itulah sebabnya mereka mengikat perjanjian ini dengan TUHAN.
 
Kita juga harus mengikatkan perjanjian ini dengan TUHAN, karena hanya TUHAN yang membebaskan kita dari perbudakan dunia dan Setan ini.
 
Ulangan 5:8-9
(5:8) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. (5:9) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
 
Kemudian, perhatikan baik-baik: TUHAN Allah melarang untuk membuat patung yang menyerupai apapun, dan dilarang untuk sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, mengapa? Sebab TUHAN Allah adalah Allah yang cemburu, Allah yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga, sampai kepada keempat.
Maka, kita sebagai orang tua, harus mawas diri dalam mengikuti TUHAN, melangkah harus sesuai ketetapan TUHAN, sebab perbuatan salah semacam ini akan dibalaskan sampai kepada anak-anak. Jadi, jangan seenaknya kita dalam mengikuti TUHAN, sebab Allah akan membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, sampai kepada keturunan yang ketiga, bahkan sampai kepada keturunan yang keempat. Bayangkan, begitu sadisnya hukuman itu, sebab penyembahan berhala adalah dosa yang paling dibenci oleh TUHAN.
 
Jadi, setiap orang yang hidup dalam penyembahan berhala setara dengan membenci TUHAN. Walaupun saudara berkata: “Aku mengasihi Engkau, Yesus, dengan segenap hatiku”, tetapi kalau hidup dalam penyembahan berhala, bersekutu dengan roh-roh jahat, maka itu setara dengan membenci TUHAN. Kebencian ini akan dibalaskan sampai kepada anak-anaknya.
 
Berhati-hatilah, hai, bapa-bapa. Berhati-hatilah, hai, ibu-ibu. Mengapa dibalaskan sampai kepada anak-anak? Karena menyebah berhala itu setara dengan membenci TUHAN, sekalipun mulut bibir berkata “aku mengasihi, Engkau, TUHAN.
Tetapi anak-anak juga harus menyadari diri; di tengah ibadah dan pelayanan, pikul salibmu supaya kutuk nenek moyang juga terputuskan. Bukan hanya bapa-bapa, tetapi anak-anak juga harus mengerti hal ini.
 
Jadi, hidup dalam penyembahan berhala = membenci TUHAN.
 
Ulangan 5:10
(5:10) tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
Sebaliknya, TUHAN akan menunjukkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang.
Apa arti beribu-ribu orang? Itulah kepada orang yang mau melayani TUHAN, dan melayani pekerjaan TUHAN, dan mengambil rupa sebagai seorang hamba; itulah arti beribu-ribu orang, yaitu mengambil rupa sebagai seorang hamba, yaitu; mereka yang mengasihi TUHAN dan berpegang pada perintah-perintah TUHAN.
 
Mengasihi TUHAN, berarti; sudah dihisap oleh kasih Allah, disedot oleh kasih Allah, dengan demikian ia dapat mengasihi Allah, dan prakteknya itulah doa penyembahan, sebagai puncak dari ibadah. Dan yang tetap berpegang teguh terikat dengan perjanjian TUHAN itu.
 
Ayo, malam ini, biarlah kita hanyut dan tenggelam dalam kasih; dihisap oleh kasih Allah, sehingga kita boleh menikmati penyembahan malam ini, sampai akhirnya kita dibawa sampai kepada kekekalan.
Kekekalan; Penyembahan. Kekekalan; Penyerahan Diri.
 
TUHAN akan menunjukkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang. Siapa itu beribu-ribu orang? Itulah kepada orang yang mengambil rupa hamba, yang mau melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, itulah arti “beribu-ribu”, dan yang senantiasa setia berpegang teguh pada perjanjian yang terikat itu.
Malam ini, kita tersungkur di kaki salib; renungkanlah Firman ini, berdamailah dengan Allah. Katakan: “Hatiku liar selama ini, TUHAN, tetapi saya mau berdamai.” Selagi masih ada kesempatan, selagi masih ada hidup, selagi masih ada umur panjang, selagi hayat dikandung badan, ayo, tersungkur di kaki salib. Haleluya.. Amin..
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment