KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, May 12, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 08 MEI 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 08 MEI 2021
 
STUDY YUSUF
(Seri: 232)
 
Subtema: KALUNG EMAS PADA LEHER

Selamat malam; salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati TUHAN, kita dimungkinkan untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja, semua karena pertolongan TUHAN bagi kita sekaliannya. Demikian juga saya tidak lupa menyapa umat TUHAN yang senantiasa tekun memberikan dirinya untuk digembalakan lewat Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya setiap Sabtu.
Selanjutnya, kita berdoa, kita mohon kemurahan TUHAN supaya TUHAN -- lewat pembukaan rahasia Firman yang akan kita terima -- mampu meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
 
Selanjutnya marilah kita kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari Kejadian 41.
Kejadian 41:42
(41:42) Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya.
 
Yusuf dilantik menjadi kepala pemerintahan atau menjadi penguasa atas seluruh tanah Mesir. Istilah sekarang; Yusuf dilantik menjadi mangkunegara atau perdana menteri.
Kemudian, pada saat pelantikan itu, TUHAN mengaruniakan 3 (tiga) hal kepada Yusuf dengan perantaraan Firaun.
1.      Cincin meterai.
2.      Pakaian dari kain halus.
3.      Kalung emas.
 
Selanjutnya, marilah kita mengikuti penjelasan dari hal yang ketiga, yaitu KALUNG EMAS.
Intinya di sini adalah kalung emas digantungkan pada leher Yusuf. Dengan demikian, pelantikan Yusuf sebagai kepala pemerintahan atas seluruh Mesir, pelantikan Yusuf sebagai mangkunegara atau perdana menteri sudah dianggap sah.
Namun, ada yang harus kita ketahui bersama-sama sebelum leher Yusuf dihiasi dengan kalung emas, yaitu Yusuf sudah harus terlebih dahulu melewati proses sengsara.
 
Proses sengsara yang dialami Yusuf, YANG PERTAMA:
Baik juga ketika Firaun memberikan cincin meterai, maka tentu saja pada saat itu terkenanglah Yusuf akan kebencian-kebencian dari saudara-saudaranya itu, karena cincin meterai ini menunjuk kepada kuasa Roh-El Kudus.
 
Sejenak kita melihat hal itu dalam Kejadian 37.
Kejadian 37:3-4
(37:3) Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. (37:4) Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
 
Bencilah saudara-saudara Yusuf kepada Yusuf, dan saudara-saudaranya itu tidak berlaku ramah; Yusuf tidak diperlakukan dengan ramah oleh saudara-saudaranya, karena kebencian dari pada saudara-saudaranya.
Apa yang menyebabkan kebencian itu timbul? Karena Yakub lebih mengasihi Yusuf. Yakub adalah gambaran dari Allah Roh-El Kudus.
Itu sebabnya tadi saya katakan: Ketika Firaun memberikan cincin meterai kepada Yusuf, tentu saja dia terkenang dengan sengsara yang dia lalui, yaitu kebencian dari pada saudara-saudaranya. Sebab, cincin meterai itu menunjuk kepada; kuasa Roh-El Kudus.
 
Proses sengsara yang dialami Yusuf, YANG KEDUA:
Demikian juga yang kedua; ketika Firaun memberikan pakaian dari kain lenan halus, maka pada saat itu tentu saja ia terkenang dengan sengsara yang dia lewati, yaitu;
-          Bagaimana sengsara ketika jubah yang maha indah itu diambil oleh saudara-saudara Yusuf, lalu dicelupkan ke dalam darah kambing domba.
-          Demikian juga ketika Yusuf berada di rumah Potifar, dia mengalami sengsara dan derita oleh karena fitnahan dari pada isteri Potifar. Jadi, dia sudah terlebih dahulu melewati sengsara yang begitu hebat.
 
Proses sengsara yang dialami Yusuf, YANG KETIGA:
Demikian juga ketika leher Yusuf dihiasi dengan kalung emas, Yusuf sudah harus terlebih dahulu melewati sebuah proses sengsara. Kita akan melihat hal itu di dalam Mazmur 105.
Mazmur 105:17-18
(105:17) diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak. (105:18) Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi,
 
Ketika Yusuf dimasukkan ke dalam penjara, yang disebut juga dengan liang tutupan, maka;
-          Kaki Yusuf dihimpit dengan belenggu.
-          Kemudian, leher Yusuf masuk ke dalam besi.
Jadi, sebelum kalung emas itu digantungkan pada leher Yusuf, maka leher Yusuf sudah terlebih dahulu masuk ke dalam besi.
 
Sekarang pertanyaannya: Sampai kapan leher Yusuf berada dalam belenggu besi?
Mazmur 105:19
(105:19) sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya
 
Jawabnya adalah sampai Firman Allah itu sudah genap.
 
Kita akan melihat (telusuri) kata “sudah genap” di dalam Injil Matius 5.
Matius 5:17
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Yesus datang ke dalam dunia ini untuk menggenapi hukum Taurat. Berarti, kalau hukum Taurat digenapi, menunjukkan bahwa; hukum Taurat belum sempurna, sehingga hukum Taurat itu juga tidak berkuasa untuk menyelamatkan manusia berdosa.
 
Mungkin malam ini kita hanya mendapatkan bagian kecil dari hal yang ketiga ini, yaitu “kalung emas”. Kiranya di minggu yang akan datang kita kembali diberkati, jika TUHAN kehendaki. Kita berdoa selalu supaya TUHAN senantiasa menyatakan pembukaan rahasia firman-Nya bagi kita sekaliannya.
 
Yesus datang ke dalam dunia ini untuk menggenapi hukum Taurat, berarti; hukum Taurat itu belum sempurna untuk menyelamatkan manusia dari dosanya. Sebagaimana Rasul Paulus menyatakan hal itu kepada jemaat di Roma 8.
Roma 8:3
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
 
Singkat kata: Hukum Taurat tidak berdaya oleh daging.
Pendeknya; Hukum Taurat tidak memiliki kuasa untuk menyelamatkan manusia, karena tidak berdaya oleh daging.
 
Hukum Taurat itu lemah terhadap daging, tidak berdaya oleh daging; itu sebabnya, hukum Taurat tidak memiliki kuasa untuk menyelamatkan manusia. Oleh sebab itu, karena hukum Taurat tidak berdaya oleh daging, maka Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib.
 
Roma 8:4
(8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
 
Bukti bahwa hukum Taurat digenapi di dalam kita adalah kita tidak lagi hidup menurut daging, tetapi hidup menurut Roh.
 
Jadi, jelas sekali bahwa; hukum Taurat itu tidak berdaya oleh daging; oleh sebab itu, Allah mengutus Anak-Nya yang Tunggal untuk menggenapi hukum Taurat di dalam diri kita masing-masing. Buktinya ialah kita hidup menurut Roh, bukan hidup menurut daging. Kalau kita bersandar kepada hukum Taurat, maka hukum Taurat tidak sempurna, sebab dia tidak berdaya oleh daging.  
Apa tandanya hukum Taurat digenapi di atas kayu salib? Kita semua hidup menurut Roh, bukan lagi hidup menurut daging, sebab mereka yang hidup menurut daging pasti memikirkan hal-hal yang dari daging, memikirkan perkara lahiriah, perkara di bawah, bukan perkara rohani -- itulah ibadah dan pelayanan --.
 
Kita lihat lebih jauh (lebih dalam) Ibrani 10.
Ibrani 10:1A
(10:1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
 
Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Jadi, hukum Taurat itu adalah bayangan dari keselamatan, bukan hakekat dari keselamatan. Oleh sebab itu, hukum Taurat itu belum sempurna untuk menyelamatkan manusia yang berdosa.
 
Ibrani 10:1B
(10:1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
 
Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
Pendeknya: Hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan, apalagi menyelamatkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun korban yang sama setiap tahun terus menerus dipersembahkan.
 
Ibrani 10:2-4
(10:2) Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. (10:3) Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. (10:4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
 
Justru oleh karena korban-korban yang dipersembahkan terus menerus setiap tahun, orang kembali lagi untuk berbuat dosa, mengapa? Karena setiap orang akan menaruh harap kepada korban-korban yang dipersembahkan sebagai penghapus dosa tersebut.
Jadi, setelah melakukan dosa, mereka masih berharap tentang penghapusan dosa yang akan dikerjakan oleh seorang imam besar dengan darah lembu jantan dan darah domba jantan.
 
Jadi justru dengan adanya korban-korban yang dipersembahkan terus menerus setiap tahun itu, orang kembali lagi untuk berbuat dosa. Singkatnya; hukum Taurat itu lemah oleh daging, atau hukum Taurat itu merangsang dosa.
 
Ibrani 10:5-10
(10:5) Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --. (10:6) Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. (10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." (10:8) Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --. (10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. (10:10) Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
 
Kalau darah salib ditegakkan, maka kita dikuduskan untuk selama-lamanya. Pendeknya: Salib Kristus harus ditegakkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini.
Proses semacam ini memang harus kita alami bersama-sama, supaya kita kelak dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
 
Jadi, Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi untuk menggenapi hukum Taurat, karena hukum Taurat tidak sempurna untuk menyelamatkan manusia berdosa. Sesuatu yang tidak sempurna tidak akan berkuasa untuk menyempurnakan manusia dari dosanya.
 
Sejenak kita akan melihat suatu peristiwa di dalam Injil Lukas 24, Yesus menampakkan diri di jalan ke Emaus.
Lukas 24:13-21
(24:13) Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, (24:14) dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. (24:15) Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. (24:16) Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. (24:17) Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. (24:18) Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" (24:19) Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. (24:20) Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. (24:21) Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
 
Di sini kita melihat: Terjadi percakapan antara Yesus dengan 2 (dua) murid yang sedang berjalan ke Emaus. Namun inti dari percakapan itu ialah bahwasanya kedua murid tersebut menyesali perbuatan dari imam-imam kepala, tua-tua dan ahli-ahli Taurat orang Yahudi yang telah menyerahkan Yesus untuk mati terbunuh di atas kayu salib. Dengan kata lain -- sama artinya --, kedua murid tersebut menolak salib Kristus untuk ditegakkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Kalau menyesali kematian Yesus di kayu salib, berarti; menyesali bahwa salib ditegakkan di tengah ibadah dan pelayanan ini.
 
Melihat kebodohan semacam itu, mari kita perhatikan ayat 25-26 ...
Lukas 24:25-26
(24:25) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! (24:26) Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
 
Melihat kebodohan itu, Yesus segera berkata kepada kedua murid tersebut: “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu -- harus melewati sengsara derita -- untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?
 
Jadi, untuk berada di dalam kemuliaan, sudah terlebih dahulu melewati proses sengsara derita dan aniaya, sama seperti yang dialami oleh Yusuf, di mana lehernya dibelenggu ke dalam besi. Sampai kapan? Sampai firman digenapi.
Demikian juga salib harus ditegakkan di tengah ibadah pelayanan ini; itu sebabnya Yesus menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib.
Hukum Taurat tidak sempurna, tidak berkuasa untuk menyelamatkan manusia berdosa; itu sebabnya Yesus harus menanggung penderitaan itu di atas kayu salib. Sampai kapan leher Yusuf dibelenggu dalam besi? Sampai Firman tergenapi.
 
Jadi, saudara tidak perlu heran, saudara tidak perlu terlalu menyesali manakala salib ditegakkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan. Seringkali hati kita tergores manakala kita dididik oleh salib, kita bersungut-sungut, kita ngomel, tetapi ketika kita ngomel kita tidak tahu apa yang kita lakukan.
Sementara kalau kita berada di bawah hukum Taurat, hukum Taurat tidak berkuasa untuk menyelamatkan kita, maka mau tidak mau, salib harus ditegakkan di tengah ibadah dan pelayanan ini, supaya kelak kita dipermuliakan.
 
Jadi, ketika kalung emas itu digantungkan pada leher Yusuf, tentu saja dia akan terkenang dengan sengsara derita yang dialaminya, di mana ketika ia dimasukkan ke dalam penjara, dimasukkan ke dalam liang tutupan, lehernya itu dibelenggu oleh besi. Jadi, salib harus ditegakkan di tengah-tengah ibadah; tidak usah kita terlalu terheran-heran.
Jangan kita merasa tertekan batin oleh karena pekerjaan pelayanan kepada TUHAN; saudara salah kalau saudara memiliki pemikiran yang seperti itu. Saya merasakan ada yang seperti itu; merasa tertekan batin dengan pelayanan kepada TUHAN, dengan pekerjaan TUHAN; salah, kalau saudara berpikir seperti itu. Baik yang mengetik, mengedit, yang live streaming, infokus, subtittle; kalau saudara merasa tertekan batin ketika mengerjakan pekerjaan ini, salah. Kalau saudara menyesali pekerjaan semacam ini, saudara salah.
Salib harus ditegakkan untuk mencapai kemuliaan; harus lewati proses.
 
Lukas 24:27
(24:27) Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
 
Yesus harus menggenapi kitab Taurat; Yesus harus menggenapi apa yang tertulis dalam kitab Suci, kitab para nabi. Jadi, sampai kapan leher Yusuf dibelenggu besi? Sampai Firman tergenapi.
Jadi, saudara jangan heran manakala salib ditegakkan di tengah ibadah pelayanan ini.
 
Tadi kan pertanyaannya “sampai kapan”? Jawabnya adalah sampai Firman tergenapi, sebagaimana Yesus telah menggenapi Kitab Taurat dan Kitab Para nabi yang dituliskan dalam Kitab Suci, itulah Lukas 24:27. Berarti, Injil Lukas 24:27 sama dengan Mazmur 105:19A.
 
Kejadian 41:46
(41:46) Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
 
Umur Yusuf waktu menghadapi Firaun, lalu dilantik sebagai mangkunegara atau perdana menteri ialah saat ia berumur 30 (tiga puluh) tahun, berarti; Firman sudah digenapi.
Yesus juga memulai pelayanan-Nya pada saat Ia berusia 30 (tiga puluh) tahun; jadi, Firman sudah digenapi.
 
Berarti, 13 (tiga belas) tahun lamanya Yusuf harus menghadapi bermacam-macam sengsara, bermacam-macam kesukaran, bermacam-macam kesulitan, dan 13 (tiga belas) tahun pula lamanya ia mengalami aniaya dan derita yang begitu hebat, sebab ia dijual ke Mesir, saudara-saudara Yusuf menjual Yusuf kepada saudagar-saudagar yang datang dari Midian itu, pada saat Yusuf berusia 17 (tujuh belas) tahun. Berarti, ada 13 (tiga belas) tahun lamanya Yusuf harus melewati bermacam-macam sengsara, aniaya, kesulitan, dan derita yang begitu hebat; berarti ada 13 (tiga belas) tahun lamanya menggenapi Firman TUHAN.
Namun, Yusuf dengan segala kerendahan hatinya, dengan segala kesabarannya, ia menghadapi semua itu.
Tidak usah kita langsung putus asa dan bersungut-sungut dan jengkel di hati pada saat menghadapi segala macam kesukaran-kesukaran. Salib memang harus ditegakkan, sampai kapan? Sampai Firman tergenapi.
 
Yusuf menghadapi semua itu dengan segala kesabaran, dengan segala kelemah-lembutan, dengan segala kerendahan di hati, menunjukkan bahwa; Yusuf memahami betul bahwa ia sedang berada di dalam rencana Allah. Kalau seseorang mengerti bahwa ia sedang berada di dalam rencana Allah, maka ia akan anteng-anteng saja, tenang saja, tidak usah gelisah, tidak usah sampai gusar di hati, jengkel di hati, tenang saja; itulah orang yang mengerti rencana TUHAN.
 
Kejadian 39:20-21
(39:20) Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana. (39:21) Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
 
Apa maksud dari ayat ini? Yusuf betul-betul memahami bahwa ia ada di dalam rencana Allah yang besar, maka dia yakin bahwa TUHAN menyertai Yusuf senantiasa. Jadi, tenang saja.
 
Kita kembali membaca Mazmur 105.
Mazmur 105:19B
(105:19) sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya
 
Janji TUHAN membenarkannya ... TUHAN akan menepati janji-Nya kepada orang-orang yang sabar, kepada orang-orang yang lemah lembut dan rendah hati.
 
-          Bagian A: Sampai Firman TUHAN sudah genap.
-          Bagian B: Janji TUHAN membenarkannya.
Jadi, TUHAN menepati janji-Nya kepada orang-orang yang sabar, kepada orang-orang yang rendah hati; dan itu juga dibenarkan oleh Rasul Paulus yang dinyatakan kepada anak kekasihnya, yaitu Timotius.
 
Kita perhatikan 2 Timotius 2, dengan perikop: “Panggilan untuk ikut menderita.” Biarlah kita semua berpadanan dengan panggilan, berarti; salib harus ditegakkan di tengah ibadah pelayanan ini, itulah namanya berpadanan dengan panggilan.
2 Timotius 2:7
(2:7) Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.
 
Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.” Hal ini dikatakan oleh Rasul Paulus kepada Timotius, anak kekasihnya. Dan biarlah kiranya TUHAN memberikan kepada kita pengertian yang sama itu.
 
2 Timotius 2:8
(2:8) Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.
 
Rasul Paulus memberitakan Injil, secara khusus tentang pribadi Yesus yang sudah mengalami kematian, kebangkitan dan berada di dalam kemuliaan. Rasul Paulus memberitakan Injil, berarti memberitakan Yesus dalam kematian, kebangkitan dan kemuliaan-Nya.
 
2 Timotius 2:9
(2:9) Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.
 
Justru oleh karena pemberitaan Injil ini, Rasul Paulus rela menderita, rela dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi ingat; Firman Allah tidak terbelenggu. Kalau kita melewati proses sengsara, maka kita kelak akan berada dalam kemuliaan; itulah isi dari pada berita Injil.
 
Isi dari berita Injil adalah kematian, kebangkitan, dan kemuliaan. Kemudian, oleh karena berita Injil ini, Rasul Paulus rela menderita, rela dibelenggu, tetapi Injil tidak bisa dibelenggu. Berarti kemuliaan itu tetap menjadi bagian kita kalau kita lewati proses kematian dan kebangkitan.
Demikian juga, Firaun adalah gambaran dari Setan; dia masih tetap mempertahankan takhtanya, tetapi yang menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir, yang menjalankan pemerintahan atas seluruh tanah Mesir adalah Yusuf. Kemuliaan itu tidak bisa ditahan kalau kita melewati sengsara (kematian) dan kebangkitan Yesus Kristus; tidak bisa ditahan-tahan, tidak bisa dibelenggu.
 
2 Timotius 2:10
(2:10) Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.
 
Lihatlah, hati saya terharu membaca ayat 10 ini: Rasul Paulus rela dibelenggu, Rasul Paulus rela menderita, rela menanggung sengsara, bermacam-macam sengsara, bermacam-macam kesulitan, supaya orang-orang pilihan dari bangsa-bangsa di luar bangsa Israel juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.
Oleh sebab itu, jangan kita heran, jangan kita menyesali seperti 2 (dua) murid menyesali terjadinya proses penyaliban. Manakala salib ditegakkan di tengah ibadah dan pelayanan ini, tidak perlu terheran-heran dan jangan disesali. Jangan menyesal menjadi anak TUHAN; jangan menyesal menjadi anak TUHAN yang senantiasa rela menanggung penderitaan dan sengsara.
Orang bisa membunuh tubuh (raga) ini, tetapi orang tidak bisa merenggut nyawa, tidak bisa merenggut kemuliaan yang sudah TUHAN sediakan bagi kita semua. Iblis hanya bisa membunuh tubuh, tetapi tidak bisa merenggut kemuliaan kekal yang akan kita terima; percayalah.
 
Itulah berita Injil; pengalaman Yesus dalam tanda kematian, kebangkitan dan kemuliaan. Dan untuk berita Injil inilah dia mengalami penderitaan, dia dibelenggu, mengalami banyak sengsara, tetapi berita Injil tidak akan bisa dibelenggu. Kemuliaan itu tidak bisa direnggut dari kita, asal kita melewati proses sengsara yang benar, sama seperti yang dialami oleh Yesus.
 
2 Timotius 2:11-12
(2:11) Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; (2:12) jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita;
 
Kita akan berada dalam kemuliaan kekal dan memerintah dalam kerajaan yang kekal, kalau kita betul-betul melewati sengsara atau kematian dan kebangkitan dari TUHAN Yesus Kristus.
Dan itulah yang diceritakan oleh Yesus Kristus kepada 2 (dua) murid yang sedang berjalan ke Emaus; pada saat kebangkitan-Nya, Dia menceritakan kemuliaan-Nya, Dia menceritakan kemuliaan sesudah Mesias melewati sengsara.
 
Jadi, sudah sangat jelas sekali; sampai kapan leher dibelenggu dalam besi? Sampai Firman tergenapi, tetapi ingat dalam Mazmur 105:19, TUHAN menepati janji-Nya kepada orang-orang yang sabar, kepada orang-orang yang rendah hati.
 
Roma 8:17
(8:17) Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
 
Kita akan dipermuliakan setelah kita melewati bermacam-macam sengsara, bermacam-macam penderitaan. Inilah anak-anak Allah yang akan mewarisi Kerajaan Sorga; berada dalam kemuliaan, setelah melewati bermacam-macam sengsara.
 
Oleh karena berita Injil, oleh karena memberitakan Injil, Paulus dibelenggu, tetapi ingat; Injil tidak dapat dibelenggu. Apa berita Injil? Mati, bangkit, dipermuliakan.
Percayalah, Rasul Paulus telah melewati dan mengalami banyak hal, tetapi dengan rendah hati dia melayani TUHAN; sekalipun dia menderita, tetapi dengan sabar dia menantikan kemuliaan yang kekal; dia paham betul kalau ia berada di dalam rencana Allah yang besar; dan TUHAN tetap menyertai dia sebagaimana TUHAN tetap menyertai Yusuf. Itulah orang yang mengerti rencana TUHAN.
Tetapi kalau orang tidak mengerti rencana TUHAN; dia suka bersungut-sungut, ngomel, itu adalah tanda bahwa dia tidak rendah hati dan tidak lemah lembut, tanda bahwa dia bukanlah orang yang sabar. Tetapi lihatlah orang yang mengerti rencana TUHAN;
-          Sekalipun menghadapi bermacam-macam sengsara, Yusuf tetap lemah lembut dan rendah hati, dia tetap sabar.
-          Hal yang senada dengan apa yang dialami oleh Rasul Paulus; sekalipun dia harus menderita, sekalipun dia harus dibelenggu oleh karena pemberitaan Injil, tetapi dia tetap dengan sabar, dia tetap dengan lemah lembut, dia tetap rendah hati memberitakan Injil.
Mereka tahu bahwa TUHAN tetap menyertai mereka. Haleluya.. Puji Tuhan..
 
Kita perhatikan Amsal 3, dengan perikop: “Berkat dari hikmat.
Amsal 3:1-3
(3:1) Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, (3:2) karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu. (3:3) Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
 
Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu. Banyak orang panjang umur di dunia ini, tetapi belum tentu lanjut usianya. Panjang umur 70 (tujuh puluh) tahun; lebih dari pada 70 (tujuh puluh) tahun, lanjut; 71 (tujuh puluh satu) tahun, lanjut; 72 (tujuh puluh dua) tahun, sampai 80 (delapan puluh) tahun lanjut, bahkan sampai kepada hidup yang kekal.
 
Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu.
Berarti, kasih dan setia, itu menunjuk kepada 2 (dua) hal:
1.      Kalung emas yang digantungkan pada leher.
2.      Firman Allah yang sudah termeterai di dalam loh daging, ditukik di dalam hati kita masing-masing = Firman tergenapi.
Jadi, kalung emas = Firman digenapi, sampai pada akhirnya nanti Mazmur 105:19, TUHAN menepati janji-Nya kepada orang-orang yang sabar dan rendah hati.
 
Itu sebabnya TUHAN Yesus menggenapi hukum Taurat. Bersyukurlah kepada TUHAN; jangan pernah merasa asing dengan salib, jangan pernah heran dengan salib, jangan bersungut-sungut mengerjakan pekerjaan TUHAN. Untuk berada dalam kemuliaan harus melewati sengsara; kemuliaan tidak bisa direnggut dari kita, setan tidak bisa merenggut kemuliaan kalau kita melewati sengsara. Memang tubuh ini bisa terenggut, tetapi kemuliaan tidak bisa. Itu sebabnya, Rasul Paulus tidak takut dalam memberitakan Injil; dia dibelenggu, tetapi Injil tidak bisa dibelenggu, percayalah.
 
Jadi, ingat: Biarlah kiranya kasih dan setia menjadi bagian kita. Apa kasih dan setia?
1.      Kalung emas yang digantungkan pada leher Yusuf.
2.      Firman TUHAN dimeteraikan di dalam loh daging, ditukik di dalam hati kita, sama artinya; Firman digenapi di dalam diri kita masing-masing.
Inilah hikmat dan berkatnya; janji TUHAN digenapi dalam hidup kita masing-masing.
 
Amsal 3:4
(3:4) maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.
 
Mendapat kasih dan penghargaan, baik dalam pandangan Allah, maupun pandangan manusia.
 
Amsal 3:5
(3:5) Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
 
Percaya kepada sengsara salib. Jangan bersandar kepada hatimu; pikiran manusia dagingmu, sebab janji TUHAN akan ditepati kepada kita masing-masing, percayalah.
 
Amsal 3:6-7
(3:6) Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. (3:7) Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;
 
Akuilah Dia dalam segala lakumu. Takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan, sebab tubuh dan darah tidak mewarisi Kerajaan Sorga. Haleluya.. Amin..
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment