KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, May 22, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 15 MEI 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 15 MEI 2021
 
STUDY YUSUF
(Seri: 233)
 
Subtema: LEHER DIBELENGGU SAMPAI FIRMAN DIGENAPI
 
Selamat malam, salam sejahtera bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita masing-masing.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, terkhusus pemuda remaja di mana pun berada, yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN, bahkan secara khusus memberikan dirinya untuk digembalakan oleh GPT BETANIA Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia lewat online, baik yang di dalam negeri, di tanah air, Sabang Marauke, maupun di luar negeri di mancanegara, di tiap-tiap negara, saya menyapa saudara; TUHAN memberkati kita semua.
Dan selanjutnya, marilah kita berdoa, kita mohonkan kemurahan TUHAN, supaya kiranya TUHAN menyatakan dan meneguhkan hati kita lewat firman yang dibukakan bagi kita malam ini.
 
Selanjutnya, marilah kita menyambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kita akan memperhatikan Kejadian 41:42, namun kita akan terlebih dahulu membaca ayat 41, dengan perikop: “Yusuf di Mesir sebagai penguasa”.
 
Kejadian 41:41
(41:41) Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: ”Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.” 
 
Yusuf dilantik menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir, dilantik menjadi kepala pemerintahan atas seluruh tanah Mesir -- istilah sekarang disebut mangkunegara atau perdana menteri --, sama artinya; Yusuf dipermuliakan.
 
TANDA YUSUF DIPERMULIAKAN.
Kejadian 41:42
(41:42) Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya.
 
TUHAN meminjam tangan Firaun untuk mengaruniakan 3 (tiga) hal kepada Yusuf, antara lain;
1.      Cincin meterai.
2.      Pakaian dari kain halus.
3.      Kalung emas pada leher.
 
Selanjutnya, marilah kita mengikuti penjelasan dari hal yang ketiga, yaitu KALUNG EMAS digantungkan pada leher Yusuf.
Dengan demikian, pelantikan Yusuf sebagai kepala pemerintahan atas seluruh tanah Mesir sudah dianggap sah.
Namun, ada hal yang harus kita ketahui bersama-sama: Sebelum leher Yusuf dihiasi dengan kalung emas, Yusuf harus melewati sebuah proses yang sangat luar biasa.
 
Mazmur 105:16-17
(105:16) Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, (105:17) diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak.
 
Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang mendahului mereka. Untuk menolong 7 (tujuh) tahun masa kelaparan, TUHAN mengutus seorang yang layak untuk diutus dan sekaligus mendahului Israel dan anak-anaknya. Singkatnya; Yusuf dijual menjadi budak di Mesir.
 
Kita berada di bumi provinsi Banten dan menginjakkan bumi provinsi Banten ini bukanlah suatu kebetulan, melainkan TUHAN-lah yang mengutus kita sekaliannya. Percayalah apa yang saya sampaikan; TUHAN sedang memakai kita semua bagi bangsa-bangsa atas seluruh dunia.
 
Mazmur 105:18-19
(105:18) Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi, (105:19) sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya.
 
Tetapi inilah yang terjadi ketika Yusuf dijual sebagai budak di Mesir, yaitu kakinya dihimpit dengan belenggu, kemudian yang tidak kalah hebatnya ialah lehernya masih ke dalam besi, dengan lain kata; leher dibelenggu oleh besi.
Sampai kapan leher itu dibelenggu besi? Jawabnya ialah sampai saat Firman Allah sudah genap, dan janji TUHAN membenarkan Yusuf.
 
Biarlah kiranya kita sekaliannya benar-benar menggunakan leher ini, benar-benar menggunakan leher kita masing-masing untuk menundukkan kepala di kaki salib TUHAN, sampai kapan? Jawabnya ialah sampai saat Firman TUHAN sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya.
Jangan ragu ketika kita menggunakan leher untuk menundukkan kepala terhadap Dia yang layak untuk ditinggikan dan diagungkan.
 
Mazmur 105:20-21
(105:20) Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya. (105:21) Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya,
 
Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya; itu terjadi saat Firman sudah tergenapi. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya.
Singkat kata: Akhirnya, Yusuf dipermuliakan. Artinya; Firman Allah sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya.
 
Jadi, benar-benar Yusuf ini diutus ke Mesir, karena untuk berada di dalam rencana Allah, dan dia pun berada di dalam rencana Allah; itu sebabnya, dia harus melewati semua kesulitan itu, termasuk leher dibelenggu besi sampai Firman Allah tergenapi, barulah ia dipermuliakan.
Tenang saja, tidak usah risau, tidak usah kita menjadi gusar dengan belenggu yang ada di leher ini; tetap saja gunakan leher untuk menundukkan kepala. Tidak usah ragu, sebab janji Firman kelak akan tergenapi.
 
Amsal 3:3-4
(3:3) Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, (3:4) maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.
 
Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan kita semua, secara khusus kehidupan muda remaja, tetapi biarlah kiranya kasih dan setia itu tampil dan nyata di dalam kehidupan kita bersama-sama, sebagai;
-          Kalung emas yang digantung pada leher.
-          Dituliskanlah kasih dan setia itu pada loh hati, sama artinya; Firman mendarah daging = Firman tergenapi.
Tujuannya adalah supaya kita mendapatkan kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah, serta pandangan manusia.
 
Jadi, manakala leher harus dibelenggu dalam besi, maka tidak perlu risau. Jangan sampai kasih dan kesetiaan itu meninggalkan kehidupan kita masing-masing; tidak usah bertanya-tanya mengapa begini, mengapa begitu.
Sampai nanti Firman itu tergenapi, maka;
-          biarlah kasih dan setia itu bagaikan kalung yang tergantung pada leher,
-          biarlah kasih dan setia itu betul-betul bagaikan Firman yang tertulis dalam loh hati; Firman tergenapi.
 
Amsal 3:5-7
(3:5) Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. (3:6) Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. (3:7) Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan;
 
Oleh sebab itu, percayalah kepada TUHAN dengan segenap hati; jangan bimbang, jangan ragu, kalau pun leher dibelenggu oleh besi.
Biarlah kasih dan setia jangan meninggalkanmu, namun syaratnya ada 2 (dua):
1.      Janganlah bersandar kepada pengertian sendiri. Prakteknya ialah akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
2.      Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak. Seringkali anak TUHAN menganggap dirinya bijak, tetapi di sini dikatakan; janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak. Prakteknya ialah takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan.
 
Janganlah kasih dan setia itu meninggalkan kita semua, berarti; percayalah kepada TUHAN dengan segenap hati. Syaratnya ada 2 (dua), yaitu:
1.      Jangan bersandar kepada pengertian sendiri.
2.      Jangan menganggap dirimu sendiri bijak.
Dua syarat ini penting untuk diperhatikan, supaya kasih dan setia itu betul-betul tidak meninggalkan kita. Artinya, sekalipun leher harus dibelenggu besi, tetapi ingat; hal itu akan terjadi sampai Firman tergenapi, dan janji TUHAN membenarkannya. Maka, 2 (dua) hal sebagai syaratnya itu harus diperhatikan:
1.      Jangan bersandar kepada pengertian sendiri.
2.      Jangan menganggap diri pintar.
Ingatlah 2 (dua) hal ini -- jangan bersandar kepada pengertian dan jangan menganggap diri pintar --, supaya kasih dan setia itu jangan meninggalkan kita, dengan kata lain; leher tetap dibelenggu besi sampai Firman Allah tergenapi.
 
Hal itu bisa kita lihat dalam suatu peristiwa di dalam Lukas 24, dengan perikop: “Yesus menampakkan diri ke jalan di Emaus”.
Lukas 24:13-21
(24:13) Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, (24:14) dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. (24:15) Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. (24:16) Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. (24:17) Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. (24:18) Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" (24:19) Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. (24:20) Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. (24:21) Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
 
Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.Sementara mereka bercakap-cakap dalam perjalanan ke Emaus, tetapi dua murid ini tidak mengenal Yesus, karena ada selaput menutupi, itulah selaput daging. Jadi, daging inilah yang seringkali membuat sehingga kita tidak mengenal TUHAN. Daging dan keinginannya yang membuat kita tidak mengenal TUHAN, sekalipun firman sudah dinyatakan, ibarat TUHAN sudah bercakap-cakap dengan kita.
 
Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?"  Pernyataan ini bukan berarti TUHAN tidak tahu apa-apa, tetapi TUHAN mau mengetahui isi hati mereka. Maka, penting sekali pengakuan yang tulus keluar dari mulut, namun itu harus berasal dari dalam hati yang tulus. Pengakuan dosa itu penting.
 
Dari pembacaan Lukas 24:13-21, di sini kita melihat: Terjadi percakapan antara Yesus dengan dua murid yang sedang berjalan ke Emaus. Adapun inti dari percakapan mereka adalah bahwasanya kedua murid tersebut menyesali perbuatan dari imam-imam kepala, tua-tua, dan ahli-ahli Taurat, orang Yahudi, karena mereka telah menyerahkan Yesus untuk dihukum mati di atas kayu salib, itulah yang mereka sesali.
Hal itu bisa dilihat dari perkataan mereka: “Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan -- berkuasa dalam perkataan, berkuasa dalam perbuatan-Nya -- di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.” Intinya, hasil dari percakapan itu ialah, bahwasanya; kedua murid tersebut menolak salib ditegakkan.
 
Ingat: Salib harus ditegakkan dalam hidup kita masing-masing. Salib juga harus ditegakkan di tengah-tengah ibadah pelayanan. Dalam segala perkara, salib harus ditegakkan.
 
Jadi, kalau mereka menyayangkan peristiwa matinya Yesus di atas kayu salib, sebenarnya ini adalah pemikiran yang salah, sebab kasih dan setia itu janganlah kiranya meninggalkan kita semua; tetapi biarlah kiranya kasih dan setia itu harus menjadi kalung emas pada leher dan dituliskan dalam loh hati, dengan lain kata; Firman menjadi daging, menggenapi Firman TUHAN.
 
Lalu, melihat kebodohan semacam itu, kita lihatlah REAKSI YESUS terhadap 2 (dua) murid.
Lukas 24:25
(24:25) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
 
Melihat kebodohan itu, Yesus berkata: “Hai kamu orang bodoh ...
TUHAN menyatakan bahwa mereka bodoh, mengapa? Yesus kembali berkata: ... betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
 
Jadi, syarat supaya kasih dan setia itu jangan meninggalkan kita, saya sudah sampaikan di atas;
1.      jangan bersandar pada pengertian,
2.      jangan menganggap diri bijak,
sebab itulah yang membuat mereka bodoh.
Apa kelemahan dari orang pandai? Ya, kepandaiannya. Apa kelemahan dari orang kuat? Ya, kekuatannya.
Oleh sebab itu,
-          jangan bersandar pada pengertian,
-          jangan menganggap diri pintar,
supaya jangan menjadi bodoh seperti dua murid itu; tetapi biarlah kita bersandar kepada apa yang dikatakan oleh Firman para nabi, yang dituliskan dalam Kitab Suci.
 
Lukas 24:26
(24:26) Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
 
Perlu untuk diketahui bersama-sama: Mesias harus terlebih dahulu menderita sengsara, mengalami semua sengsara itu untuk selanjutnya masuk dalam kemuliaan. Tidak mungkin kemuliaan dinyatakan tanpa sengsara; jadi, sengsara dulu, barulah kemuliaan.
 
Sedikit bersaksi: Waktu pertama kali Oom Tante diutus oleh TUHAN untuk melayani persekutuan di Bagan Batu, Riau sana, setelah turun dari pesawat -- ini perjalanan kami ya, tongkat estafetnya --, sebelum melayani dua persekutuan di Medan, terlebih dahulu kami ke Riau, Bagan Batu. Setelah kami turun dari pesawat di Riau, maka kami naik travel yang disewa dari bandara untuk sampai ke jalan lintas Sumatera; dari Riau ke Medan, Sumatera Utara.
Jadi, untuk mencapai ke situ, dibutuhkan biaya sekian dan perjalanan kurang lebih setengah jam. Setelah sampai di tujuan, bus umum yang dari Jawa atau dari Riau belum ada; jadi, kami lama menunggu di pinggir jalan, sementara anak kami Isai mulai mengalami muntah mencret, muntah mencret berkali-kali, sampai wajahnya pucat pasi.
Saya melihat di sekitar, ada di situ rumah makan orang Batak, lalu kami masuk ke situ -- karena tidak ada lagi pilihan yang lain --, lalu kami pesan babi panggang yang tanpa darah -- sebab adanya itu --.
Akhirnya, masuklah sedikit makanan untuk menolong perut yang kosong, karena berangkat dari Jakarta itu pagi buta dan tidak sempat sarapan. Lalu, kami pesan teh manis, tetapi tidak banyak yang masuk, karena Isai sudah tidak lagi selera makan, dan umurnya baru 5 (lima) tahun lebih.  Kembali lagi muntah mencret, muntah mencret, lalu saya berdoa: TUHAN tolong dia.
Singkat cerita: Sore hari, datanglah bus, lalu kami tumpangi sampai ke Bagan Batu. Jadi, sampai di Bagan Batu itu sudah malam sekali, sekitar jam 12 (dua belas) malam lebih. Dan akhirnya, kami bertemu dengan tuan rumah yang mengadakan persekutuan hamba TUHAN di sana. Sebelum tiba di pastori, kami mampir di pinggir jalan untuk makan di pecal lele, sesudah itu langsung diantar ke penginapan.
Singkat cerita: Besok hari, dalam pelayanan persekutuan yang dihadiri berapa ratus sidang jemaat dan hamba TUHAN, saya merasakan betapa TUHAN memberkati pelayanan itu, tetapi yang tidak kalah penting, yang saya perhatikan di situ adalah Isai ini yang mengalami penderitaan hebat untuk menuju Bagan Batu, luar biasa; atas seizin TUHAN seluruh sidang jemaat, terkhusus kaum muda remaja di sana luar biasa mendekati dia, luar biasa memperhatikan dia, sampai saya tidak tau di mana dia berada. Rupanya, semua pemuda remaja di sana sudah menarik dia dari satu pemuda remaja ke pemuda remaja yang lain.
Saat menerima Firman ini, saya jadi teringat; betapa besar proses yang kami alami, teramat lebih penderitaan yang dialami oleh Isai. Itu baru pengalaman sengsara yang kecil, lalu bagaimana dalam bentuk yang lain? Saya langsung kembali kepada firman.
 
Jadi, jangan bimbang, jangan ragu, apabila leher ini tetap dalam belenggu besi. Tidak usah diolah dengan otak, sampai betul-betul belenggu besi itu tampil sebagai kalung emas di leher, dan Firman TUHAN termeterai di dalam loh hati. Dan akhirnya pun kita melihat, Yesus dipermuliakan, dan itu yang disampaikan kepada dua murid, karena murid-murid tersebut begitu bodoh dan lambannya untuk mengerti apa yang menjadi kehendak Allah, dan sebetulnya hal itu ditulis dalam kitab para nabi.
 
Lukas 24:26
(24:26) Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
 
Ingat: Mesias sudah harus terlebih dahulu melewati bermacam-macam penderitaan sengsara dan banyaknya pergumulan yang dihadapi untuk masuk dalam kemuliaan kekal.
 
Ingat: Kehidupan manusia tidak akan sampai pada kemuliaan kekal, kalau tidak terlebih dahulu mengalami penderitaan hebat. Janganlah bersandar kepada pengertianmu dan juga jangan pernah merasa diri pandai.
 
Lukas 24:27
(24:27) Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
 
Intinya: Yesus harus menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi untuk masuk dalam kemuliaan.
 
Hal itu pun yang diajarkan Rasul Paulus kepada Timotius, anak kekasihnya, di dalam 2 Timotius. Dan hal ini juga yang mau saya sampaikan kepada pemuda remaja, anak-anak rohani saya, karena saya terlalu mengasihi anak-anak rohani saya.
 
Kita perhatikan 2 Timotius 2, dengan perikop: “Panggilan untuk ikut menderita”.
Panggilan kita adalah panggilan untuk ikut menderita. Jangan kita terpanggil, tetapi kasih dan setia meninggalkan kita semua; itu tidak boleh. Tetapi panggilan kita adalah panggilan untuk turut menderita bersama dengan Dia; jangan lari dari situ, artinya; kasih dan setia jangan meninggalkan kita.
 
2 Timotius 2:7-8
(2:7) Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu. (2:8) Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.
 
Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu. Kiranya TUHAN memberi pengertian dari sorga, dari Allah, bagi kita semua tentang segala sesuatu di dalam hidup kita, di dalam pengikutan kita kepada TUHAN.
 
Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati. Kemudian, kalimat berikutnya: yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud. 
Jadi, intinya di sini: Isi pokok dari berita Injil adalah Yesus mati dan bangkit, akhirnya dipermuliakan, sebab Yesus diceritakan di sini lahir sebagai keturunan Daud = dipermuliakan. Jadi, untuk sampai kepada kemuliaan itu, sudah terlebih dahulu Yesus harus mati dan bangkit; dan itulah isi pokok dari berita Injil.
Inilah pengertian untuk kita miliki di dalam hal mengikuti TUHAN. Jangan ikuti ajaran-ajaran di luar pengertian semacam ini, supaya kita jangan bodoh.
 
2 Timotius 2:9
(2:9) Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.
 
Demi Injil yang diberitakan itu pun, Rasul Paulus rela:
a.       Rela menderita.
b.      Rela dibelenggu seperti seorang penjahat.
Demi berita Injil ini -- yakni berita tentang Yesus mati, bangkit dan akhirnya dipermuliakan --, demi berita semacam ini, Rasul Paulus rela menderita dan rela dibelenggu seperti seorang penjahat.
 
Bukankah hal ini sama saja seperti yang dialami oleh Yusuf;
-          di mana kakinya dihimpit dengan besi,
-          dan yang tidak kalah penting; lehernya dibelenggu oleh besi,
demi berita Injil ini juga. Karena dia sedang berada dalam rencana Allah, maka dia harus terlebih dahulu melewati pengalaman kematian, kebangkitan untuk selanjutnya dipermuliakan. Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkanmu.
Ajaran semacam ini juga yang dipertahankan oleh Rasul Paulus; seorang rasul yang luar biasa. Sekaliber Rasul Paulus, dia harus mempertahankan ajaran yang benar ini.
 
Tetapi ingatlah: Sekalipun Rasul Paulus rela menderita dan rela dibelenggu seperti seorang penjahat, namun ingat; Firman Allah tidak dapat dibelenggu, karena apa? Karena Firman Allah harus tergenapi.  
Sampai kapan leher dibelenggu besi? Jawabnya sampai saat Firman digenapi, dan janji TUHAN dibenarkan kepada Yusuf. Ingatlah itu.  
Jangan lari dari pengertian ini; jangan bersandar kepada pengertianmu dalam melayani TUHAN, ketika salib ditegakkan dalam pelayananmu. Jangan juga merasa diri pandai, jangan merasa diri bijak, walaupun engkau menguasai satu bidang apapun di atas muka bumi ini.
 
2 Timotius 2:8-9
(2:8) Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku. (2:9) Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.
 
Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud -- artinya; dipermuliakan setelah mati dan bangkit --, itulah yang kuberitakan dalam Injilku, itulah isi pokok dari berita Injil.
 
Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita ... Demi berita Injil, berita yang luar biasa -- berita yang isinya; mati, bangkit, dipermuliakan --, Rasul Paulus rela menderita, dia rela di belenggu.
Hamba TUHAN seharusnya seperti itu, tetapi kenyataannya; hamba TUHAN tidak rela menderita, karena dia takut, manakala berita salib disampaikan;
-          orang kaya tidak sanggup, dan akhirnya orang kaya nanti mengundurkan diri dari gereja, lalu orang kaya meninggalkan dia,
-          dan selanjutnya, dia berpikir “dia tidak lagi terkenal”, dia berpikir dia tidak lagi populer, dia berpikir dia tidak akan makan lagi, dia tidak bisa lagi menyekolahkan anaknya, dia tidak bisa lagi menghidupi keluarganya”,
itu yang dia pikirkan. Tetapi Rasul Paulus jauh dari pemikiran semacam itu; demi berita Injil, Rasul Paulus rela menderita, Rasul Paulus rela lehernya dibelenggu besi, seperti penjahat.
 
Kemudian, di sini kita perhatikan, pada ayat 9: Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi ingat satu hal: firman Allah tidak terbelenggu. Firman Allah, janji Allah harus digenapi di dalam diri kita masing-masing.
 
2 Timotius 2:10
(2:10) Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.
 
Oleh sebab itu, Rasul Paulus harus dengan sabar menanggung bermacam-macam kesulitan, menanggung bermacam-macam kesusahan yang harus dia derita, demi orang-orang pilihan Allah, yaitu orang-orang yang akan diselamatkan dalam Kristus Yesus untuk kemuliaan kekal.
 
Jadi, Firman Allah tidak bisa dibelenggu, Firman Allah harus tergenapi. Dari pengalaman kematian dan kebangkitan, sampai dipermuliakan; itu janji Firman. Janji ini tidak bisa dibelenggu, walaupun kita banyak menderita. Janji Firman tidak bisa meleset, melainkan harus tergenapi di dalam diri kita masing-masing.
 
2 Timotius 2:11-12
(2:11) Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; (2:12) jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita;
 
Oleh sebab itu, kita harus bertekun dalam pengalaman kematian dan kebangkitan, itulah pengalaman kita selama diam (hidup) di bumi, itulah perjalanan rohani kita selama kita ada di bumi.
Itulah pengalaman di bumi, yaitu mati dan bangkit, dan kita harus bertekun di dalamnya, untuk selanjutnya dipermuliakan.
 
Jangan ragu. Ikut TUHAN jangan lagi gunakan otak. Jangan lagi bersandar pada pengertian, jangan merasa diri pandai, supaya kasih dan setia jangan meninggalkan kita, tetapi biarlah kiranya kasih dan setia tampil sebagai kalung emas di leher, dan Firman tergenapi.
 
Roma 8:17
(8:17) Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
 
Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris ... Kalau kita adalah anak-anak Allah, maka kita juga akan mewarisi Kerajaan Sorga, itulah kemuliaan kekal. Tetapi ada syaratnya ...
... Maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Syaratnya ialah terlebih dahulu kita mengalami pengalaman kematian dan kebangkitan, untuk selanjutnya bersama-sama dipermuliakan dengan Dia untuk selama-lamanya.
 
Buktikanlah, kalau anda adalah anak-anak Allah yang berhak untuk mewarisi Kerajaan Sorga, dengan lain kata; dipermuliakan. Tetapi ingat; proses yang harus kita lewati di bumi adalah pengalaman kematian, untuk selanjutnya masuk dalam kemuliaan kekal, dan itu juga diajarkan kepada sidang jemaat di Roma.
Kita bersyukur dengan apa yang TUHAN sudah nyatakan bagi kita malam ini, artinya, kita tidak jauh dari kasih dan setia, untuk selanjutnya dipermuliakan bersama dengan Dia.
 
Kejadian 41:46
(41:46) Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
 
Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Yusuf dilantik atau dipermuliakan, tepatnya saat Yusuf berumur 30 (tiga puluh) tahun. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
 
Berarti, ada 13 (tiga belas) tahun lamanya Yusuf melewati berbagai-bagai macam kesulitan, kesusahan, persoalan, mulai dari penderitaan yang dialami dari saudara-saudaranya, sampai kepada kemunafikan dari pada tante Potifar; ada 13 (tiga belas) tahun lamanya.
Artinya, 13 (tiga belas) tahun ini adalah jangka waktu yang tidak singkat; cukup lama dia menderita. Jadi, jangan cepat-cepat putus asa, sampai nanti betul-betul Firman Allah tergenapi. Janji Tuhan itulah yang membenarkan kita masing-masing.
 
Lukas 24:25-27
(24:25) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! (24:26) Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" (24:27) Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
 
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
Marilah kita bersandar kepada Firman Allah; jangan bersandar kepada pengertian, jangan merasa diri bijak, supaya kita jangan bodoh terhadap rencana Allah. Kita harus melewati segala sesuatu yang TUHAN nyatakan.
 
Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya? Intinya: Kita harus melewati sengsara salib, pengalaman kematian di bumi, untuk selanjutnya dipermuliakan bersama-sama dengan Dia, dengan lain kata; masuk dalam kemuliaan yang kekal.
 
Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Ia pun menjelaskan kepada dua murid tadi, apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab Musa (hukum Taurat) dan semua kitab para nabi. Jadi, Dia harus menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi, dan itu penting.
Untuk menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi, dia harus melewati banyak penderitaan, dan itu harus. Apa keuntungannya bagi kita sekarang?
 
Matius 5:17-18
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (5:18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
 
Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Apa yang dikatakan Yesus kepada murid-murid adalah benar; Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat (hukum Musa), bukan untuk meniadakan kitab para nabi.
Sebaliknya, Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Yesus datang untuk menggenapi, yaitu mati dan bangkit di bumi ini.
 
Untuk apa Dia harus menggenapi Firman Allah di bumi, itulah pengalaman kematian dan kebangkitan? Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Yesus menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi, sama artinya; Yesus harus masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan di bumi ini, dengan satu tujuan; untuk memperhatikan satu iota dan satu titik.
 
Satu iota = Kumpulan yang terkecil dari abjad Yunani, di mana seluruhnya berjumlah 9 (sembilan) abjad. A sampai I, itu seluruhnya berjumlah 9 (sembilan) huruf, itulah A, B, C, D, E, F, G, H, I.
Jadi, iota adalah kumpulan terkecil dari abjad Yunani. Arti rohaninya untuk kita sekarang adalah rendah hati.
Jadilah orang yang rendah hati, harus mau merendahkan diri, walaupun tidak sempurna sesempurna abjad A sampai abjad Z, namun harus mau menjadi orang yang rendah hati.
Satu titik à Orang yang rela dikecilkan. Jadi, rendah hati dengan orang yang dikecilkan itu beda.
Kalau kita merendahkan diri, misalnya; ketika kita lewat di depan orang tua, kita berkata “permisi”, mengucapkan kata “permisi” kepada orang tua, kepada orang yang kita hormati, itu namanya merendahkan diri. Tetapi itu baru “rendah hati”.
Sedangkan “titik” itu rela dikecilkan, rela dihinakan. Dan itu sudah dialami oleh Yesus di atas kayu salib, dan pengalaman ketika dikecilkan itu telah dilukiskan oleh seorang nabi besar yang luar biasa, itulah nabi Yesaya di dalam Yesaya 53:1-7.
 
Sejenak kita perhatikan Yesaya 53, dengan perikop: “Hamba TUHAN yang menderita”.
Yesaya 53:2
(53:2) Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya.
 
Singkatnya: Secara lahiriah, Yesus sudah merosot. Tidak tampan, semaraknya pun tidak, berarti; pribadi Yesus secara lahiriah sudah merosot.
Tetapi ketika lahiriah-Nya merosot, kita justru memandang Dia, bahkan kita menginginkan Dia.
 
Biarlah kiranya dengan kita mau menjadi kecil dan rela dikecilkan, maka nanti banyak orang memandang kita dan menginginkan kita. Jadi, jangan gunakan cara-cara manusiawi supaya orang menginginkan kita; itu licik namanya. Tetapi dengan lahiriah yang merosot, tidak menonjol secara lahiriah, nanti orang akan menginginkan kita, orang akan mengharapkan pelayanan kita.
 
Yesaya 53:3
(53:3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.
 
Keadaan ketika dikecilkan: Dihina, dihindari orang, kemudian penuh kesengsaraan, biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina. Kemudian, tidak diakui oleh orang lain, bahkan tidak masuk hitungan. Pendeknya; Dia mau menjadi kecil dan rela dikecilkan
 
Yesaya 53:4
(53:4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
 
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya ... Ingat: Kita harus tahu, ketika Ia rela menjadi kecil dan dikecilkan, penyakit kita-lah ditanggung-Nya, kesengsaraan kita-lah yang dipikul-Nya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Jadi, secara lahiriah, Yesus sudah mengalami kemerosotan, tetapi justru itulah yang dibutuhkan oleh TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini. Orang semacam inilah yang sangat diharapkan, orang semacam inilah yang dicari TUHAN.
 
Secara pribadi, saya tidak suka orang yang lahiriahnya belum merosot. Tetapi kalau lahiriahnya sudah merosot, dagingnya sudah merosot, karena dia mau menjadi kecil dan dikecilkan, saya saja mengharapkan yang demikian, apalagi TUHAN pastilah sangat mengharapkan sekali pelayanan semacam itu.
Jangan kita bawa cara-cara duniawi dalam gereja; semarak duniawi masuk ke gereja, kemegahan duniawi masuk ke gereja. Seharusnya, kita-lah yang keluar untuk menampilkan wujud Yesus yang sesungguhnya, yaitu “tidak semarak, untuk itulah Yesus rela dikecilkan, tetapi justru Allah mendambakan pelayanan semacam itu. TUHAN mau pakai kehidupan yang semacam ini.
Selama masih mempertahankan egois, daging tidak mau merosot, tidak akan pernah TUHAN pakai kehidupan semacam ini. Tetapi ingat; kalau lahiriah sudah merosot, rela kecil dan rela dikecilkan, TUHAN mengharapkan kehidupan muda remaja yang demikian untuk selanjutnya dipakai dalam rangka Pengajaran Pembangunan Tabernakel.
 
Inilah perhatian TUHAN terhadap satu iota dan satu titik, sehingga Ia harus menggenapi hukum Taurat dan apa pun yang tertulis dalam kita para nabi; itu semua karena perhatian-Nya kepada kita.
 
Kembali kita membaca Matius 5.
Matius 5:19
(5:19) Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain ... Hati-hati ya. Lihat, kalau hamba TUHAN hanya sibuk dengan kesemarakan dan kemegahan, lihat, konsekuensinya adalah ia akan menduduki tempat yang paling rendah dalam Kerajaan Sorga. Artinya, ia tidak turut dipermuliakan bersama-sama dengan Allah.
 
Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Siapa yang menggenapi hukum Taurat dan apa yang tertulis dalam kitab para nabi soal pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus di atas muka bumi ini, maka ia akan turut dipermuliakan bersama-sama dengan Dia di dalam Kerajaan Sorga; itu tidak boleh meleset lagi.
 
Oleh sebab itu, kalau hamba TUHAN sibuk soal kemegahan, sibuk soal kesemarakan di dalam gereja, maka hamba TUHAN semacam ini akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga. Oleh sebab itu, saya tidak berani mengajarkan di luar soal pengalaman kematian dan kebangkitan, karena saya juga turut rindu untuk dipermuliakan bersama dengan Dia di dalam Kerajaan Sorga.
 
Kembali kita memperhatikan Kejadian 41.
Kejadian 41:42
(41:42) Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya.
 
Bukti Yusuf dipermuliakan ialah TUHAN memakai tangan Firaun untuk memberikan 3 (tiga) hal:
1.      Cincin meterai.
2.      Memberikan pakaian dari lenan halus.
3.      Kalung emas digantung pada leher Yusuf.
Tiga hal itu merupakan bukti nyata bahwa Yusuf dipermuliakan.
 
Sesudah itu, mari kita perhatikan ayat 43.
Kejadian 41:43
(41:43) Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: "Hormat!" Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.
 
Akhirnya, Firaun menaikkan Yusuf dalam kereta yang kedua.
 
Ketika Yusuf dipermuliakan, akhirnya Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua. TUHAN sediakan sebuah kereta kepada Yusuf, lalu dia pun naik di atas kereta itu.
Oleh karena kemurahan TUHAN, TUHAN sudah menyediakan sebuah kereta kepada kita, TUHAN sudah menyediakan sebuah kereta kepada GPT BETANIA Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, TUHAN sudah menyediakan PPT (Pengajaran Pembangunan Tabernakel) sebagai sarana untuk mengelilingi seantero dunia ini, lalu mengajari tua-tua para pembesar di seluruh tanah Mesir.
 
Mazmur 105:16-22
(105:16) Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan,(105:17) diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak.(105:18) Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi,(105:19) sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya. (105:20) Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya. (105:21) Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya,(105:22) untuk memberikan petunjuk kepada para pembesarnya sekehendak hatinya dan mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya.
 
Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu (Mesir), dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang mendahului mereka ... Jadi, Tuhan yang mengutus Yusuf supaya manusia jangan binasa, sebab akan terjadi 7 (tujuh) tahun kelaparan.
Selanjutnya di sini kita melihat: Yusuf, yang dijual menjadi budak. Tetapi, atas seizin Tuhan, dia harus menjadi budak dulu. Artinya, pengalaman kematian dan kebangkitan itu harus menjadi bagian kita, dengan lain kata; kasih dan setia jangan meninggalkan kita, tetapi harus nampak, bagaikan dua hal;
1.      kalung emas di leher,
2.      dan Firman Allah tergenapi di loh hati.
 
Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi, sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya. Jadi, sudah genap Firman TUHAN, lalu Firman TUHAN sudah dimeteraikan di dalam hati, dan janji Firman TUHAN nanti membenarkan dia. Apa yang dimaksud dengan ayat ini?
Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya; dia dilepaskan, dia dibebaskan. Kemudian, dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya ... Setelah Yusuf dibebaskan, selanjutnya ia dijadikan tuan atas istana, menjadi kuasa atas seluruh harta kepunyaan, diangkat menjadi kepala pemerintahan -- mangku negara atau perdana menteri --,  untuk memberikan petunjuk kepada para pembesarnya sekehendak hatinya dan mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya. Inilah kegunaan kereta itu.
 
TUHAN sudah menyediakan PPT (Pengajaran Pembangunan Tabernakel) bagi kita, dan itu adalah sebuah kereta yang harus kita naiki untuk membawa Firman Allah ke seantero dunia ini. Inilah nubuatan Firman untuk Gereja Pantekosta Tabernakel.
Maka, anda yang memberikan diri untuk digembalakan, perhatikan hal ini baik-baik. Sekalipun anda tidak berada di Serang, Cilegon, sekalipun andaikata anda ada di Sumatera sampai Merauke, tetapi anda harus yakin dengan Firman malam ini, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Camkanlah apa yang saya sampaikan.

TUHAN sudah memberikan sebuah kereta kepada Gereja Pantekosta Tabernakel
sidang jemaat “BETANIA” yang ada di Banten, Indonesia, untuk memberi petunjuk kepada seantero dunia tentang akal budi dan kebijaksanaan, supaya apa? Supaya manakala 7 (tujuh) tahun kelaparan itu terjadi, maka kita luput dari kebinasaan.
Tetapi kalau saudara tidak percaya, maka lihatlah Amos 8:11, "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN. Hal itu akan terjadi bagi mereka yang tidak percaya; mereka semua akan jatuh dan rebah, tidak bangkit-bangkit, dengan lain kata; binasa untuk selama-lamanya.
Itu sebabnya, Yusuf diutus untuk mendahului Yakub (Israel) dan anak-anaknya ke Mesir, supaya apa? Supaya manusia di atas muka bumi ini jangan binasa.
 
Kita butuh hikmat, akal budi, dan kebijaksanaan, untuk menuntun kehidupan kita sampai kepada kemuliaan yang kekal. Percayalah itu.
Jadi, saudara kaum muda remaja, bukan suatu kebetulan digembalakan di Gereja Pantekosta Tabernakel sidang jemaat “BETANIASerang dan Cilegon, Banten, Indonesia, baik juga yang mengikuti online live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam maupun di luar negeri, itu bukan kebetulan. TUHAN utus, TUHAN sediakan kereta ini supaya TUHAN berikan akal budi kebijaksanaan, supaya kita selamat.
 
Kita semua harus yakin. Jadi, jangan ragu lagi melayani walaupun harus disertai dengan sangkal diri, pikul salib, itulah pengalaman kematian dan kebangkitan, supaya kita berada dalam kemuliaan kekal.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment