KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, February 11, 2022

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 16 NOVEMBER 2021


 
IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 16 NOVEMBER 2021
 
KITAB KOLOSE 3
(Seri:169)
 
Subtema: SENGSARA SALIB MENYURUTKAN MURKA TUHAN
 
Selamat malam, salam sejahtera bahagia kiranya memerintah dalam setiap kehidupan kita dan di tengah perhimpunan ibadah malam ini. Hadirat-Nya turun di tengah-tengah kita untuk membawa kita semakin dekat kepada Dia, kepada kesucian dan kesempurnaan kemuliaan-Nya yang diberikan-Nya kepada mempelai wanita-Nya.
Sebelum kita tersungkur di kaki salib TUHAN, sujud menyembah kepada Dia, maka terlebih dahulu kita memperhatikan Firman TUHAN.
 
Namun saya tidak lupa menyapa jemaat TUHAN di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon Banten Indonesia lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, atau online di mana pun anda berada. Biarlah kiranya damai sejahtera Kristus memerintah di dalam kehidupan saudara masing-masing, dan hadirat TUHAN betul-betul memberkati kita semua.
 
Firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan adalah surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose. Mari kita memperhatikan Kolose 3:19, dengan perikop: “Hubungan antara anggota-anggota rumah tangga
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
 
Singkat kata: Seorang suami harus tahu untuk mengasihi istrinya dengan benar. Seorang suami dilarang untuk berlaku kasar terhadap istrinya.
Yang dituntut oleh TUHAN dari seorang suami adalah mengasihi isterinya, dan dilarang untuk berlaku kasar terhadap isterinya.
 
Untuk hal ini, kita hubungkan dengan 1 Petrus 3, dengan perikop: “Hidup bersama suami isteri
1 Petrus 3:7
(3:7) Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
 
Di sini dikatakan, bahwasannya: Seorang suami haruslah berlaku bijaksana terhadap isterinya.
Yesus Kristus adalah Kepala Gereja dan Mempelai Laki-Laki Sorga, bahkan Dia adalah Suami di dalam kebenaran dan Suami di dalam keadilan = Suami yang bijaksana;
 
Kita lihat tentang hal “seorang yang bijaksana” di dalam Daniel 12.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
 
Di sini dikatakan: Orang-orang yang bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala, berarti; bersinar dan menjadi terang dalam kegelapan.
Adapun tugas dari orang-orang bijaksana ialah menuntun banyak orang kepada kebenaran.
 
Kita berdoa, kita mohon kemurahan TUHAN supaya hikmat, akal budi, kebijaksanaan itu TUHAN kirimkan di dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita di hadapan TUHAN untuk selanjutnya menuntun kita sampai kepada kebenaran yang sejati, itulah pribadi Yesus Kristus yang sekarang duduk di sebelah kanan Allah yang Maha Besar di dalam Kerajaan Sorga.
Demikian juga dengan Rasul Paulus; dia berusaha menuntun sidang jemaat di Korintus kepada kebenaran.
 
Marilah kita perhatikan 1 Korintus 10, dengan perikop: “Israel sebagai suatu peringatan
1 Korintus 10:14-15
(10:14) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! (10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
 
Kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus berkata: Jauhilah penyembahan berhala.
Pendeknya: Sebagai seorang hamba TUHAN yang bijaksana, Rasul Paulus berusaha untuk menuntun sidang jemaat di Korintus kepada kebenaran.
 
1 Korintus 10:19-21
(10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat. (10:21) Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
 
Apa yang dimaksudkan dengan perkataan pada ayat 14-15 di atas ialah sesungguhnya Rasul Paulus sedang berbicara tentang berhala kepada sidang jemaat di Korintus.
Singkat kata: Rasul Paulus tidak mau dan tidak rela jika sidang jemaat di Korintus bersekutu dengan roh-roh jahat, sebagaimana dengan bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun selama empat puluh tahun. Sebab sekalipun bangsa Israel menjadi suatu barisan jemaat yang dipimpin oleh Musa atau menjadi rombongan yang nampaknya beribadah di padang gurun kenyataannya persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah.
 
Perlu untuk diketahui bersama-sama:
-            Pengorbanan kepada TUHAN dan pengorbanan kepada setan, hal itu tidak dapat dikerjakan secara bersama-sama.
-            Kehendak Allah dan kehendak dari roh-roh jahat, tidak dapat dikerjakan secara bersama-sama.
Setiap orang di dalam pengikutannya kepada TUHAN harus memilih satu dari antara dua itu, sebab kedua hal itu tidak bisa dikerjakan secara bersama-sama.
 
1 Korintus 10:6
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,
 
Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita … Kekeliruan bangsa Israel selama empat puluh tahun di padang gurun adalah contoh untuk memperingatkan kita di hari-hari terakhir ini, supaya kesalahan yang sama tidak terulang kembali di dalam pengikutan kita kepada TUHAN.
 
Adapun persekutuan bangsa Israel dengan roh-roh jahat selama 40 tahun di padang gurun:
1.      Pada ayat 6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal yang jahat.
2.      Pada ayat 7: Bangsa Israel menyembah berhala.
3.      Pada ayat 8: Bangsa Israel melakukan percabulan.
4.      Pada ayat 9: Bangsa Israel mencobai TUHAN.
5.      Pada ayat 10: Bangsa Israel bersungut-sungut.
 
Itulah secara khusus persekutuan dari bangsa Israel dalam perjalanan mereka selama empat puluh tahun di padang gurun, yang ditulis dengan lengkap oleh Rasul Paulus, lalu dikirimkan kepada jemaat di Korintus, supaya kekeliruan semacam ini jangan terjadi dan menimpa sidang jemaat di Korintus.
Demikian juga hal yang senada tidak menimpa kehidupan kita di hari-hari terakhir menjelang kedatangan TUHAN kembali untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga yang kita nanti-nantikan.
 
Malam ini kita kembali untuk mengikuti seri penjelasan dari hal yang ketiga: BANGSA ISRAEL MELAKUKAN PERCABULAN.
Adapun Kisah tersebut ditulis dengan jelas dan lengkap di dalam Kitab Musa yang keempat, yakni: Bilangan 25, dengan perikop: “Israel menyembah Baal-Peor
Bilangan 25:1-3
(25:1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. (25:2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu. (25:3) Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel;
 
Sementara bangsa Israel berkemah di Sitim, maka yang terjadi pada saat itu adalah:
a.         Bangsa Israel berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.
b.        Bangsa Israel turut menyembah atau berpasangan dengan Baal-Peor.
Pendeknya: Bangsa Israel hidup di dalam kenajisan percabulannya.
 
Kita kembali juga untuk memeriksa 1 Korintus 6, dengan perikop: “Nasihat terhadap percabulan
1 Korintus 6:16,18
(6:16) Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging." (6:18) Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.
 
Perlu untuk kita ketahui bersama: Siapa yang mengikatkan dirinya dengan perempuan cabul, menjadi satu daging dengan dia; Berarti, keduanya akan menjadi satu daging.
Kemudian, setiap dosa lain yang dilakukan manusia, itu terjadi di luar dirinya sendiri; tetapi orang yang melakukan percabulan, ia berdosa terhadap dirinya sendiri. Itu sebabnya pada ayat 18 dikatakan: Jauhkanlah diri kita masing-masing dari percabulan.
Dengan demikian 1 Korintus 16:16,18 sama dengan Bilangan 25:1-3.
 
Maka kita kembali membaca Bilangan 25.
Bilangan 25:3
(25:3) Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel;
 
Ketika bangsa Israel menyembah berhala orang Moab, itulah Baal-Peor, maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel, kenapa? Karena bangsa Israel telah menyembah Baal-Peor = berpasangan dengan Baal-Peor.
Biarlah kita setia kepada TUHAN, setia kepada siapa kita harus setia, kalau tidak? Maka bangkitlah murka TUHAN kepada mereka yang tidak setia, kepada mereka yang berlaku cabul di hadapan TUHAN.
 
Kita hubungkan Bilangan 25:3 dengan apa yang dituliskan oleh Musa kepada bangsa Israel untuk dilakukan pada Ulangan 5, dengan perikop: “Kesepuluh Firman
Ulangan 5:6-9
(5:6) Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. (5:7) Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. (5:8) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. (5:9) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
 
Pertama-tama TUHAN berfirman kepada bangsa Israel: “Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari perbudakan Firaun dan Mesir”, tidak ada yang lain.
Demikian juga barang fana, itulah harta, kekayaan, uang yang banyak, termasuk batangan emas dan batangan perak, tidak bisa membebaskan kita dari perbudakan dosa, karena semua perkara itu tidak mempunyai darah untuk melepaskan kita dari dosa dan perbudakan dosa.
 
Itu sebabnya TUHAN berkata:
1.        Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
2.        Jangan membuat bagimu patung.
3.        Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya. Kalimat ini menunjukkan bahwasannya penyembahan adalah tingkatan ibadah yang tertinggi = Puncak ibadah.
Pendeknya: Penyembahan adalah klimaks dari hubungan intim antara tubuh dengan Kristus sebagai Kepala.
Kalau penyembahan ini tidak lagi nampak kepada TUHAN, tidak lagi nyata diwujudkan kepada TUHAN, maka pada ayat 9 TUHAN berkata: “Aku Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu”.
 
Jadi, sungguh masuk akal kalau akhirnya bangkitlah murka TUHAN kepada bangsa Israel; hal itu merupakan kecemburuan TUHAN kepada umat pilihan-Nya. Maka mulai dari sekarang harus diketahui: Penyembahan adalah tingkatan tertinggi dari ibadah. Ibadah itu, klimaks dari hubungan intim kita dengan TUHAN.
Jangan sesekali malas-malasan menyembah TUHAN, dengar firman jangan mengantuk dan jangan bercanda. Dari mana kita bisa menyembah, kalau dengar firman saja kita bercanda. Apabila kita tidak menghargai ibadah, maka TUHAN cemburu.
 
Ulangan 5:9-10
(5:9) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, (5:10) tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
 
Penyembahan adalah puncak ibadah, klimaks dari hubungan intim dengan TUHAN. Apabila kita beralih ke lain hati, kepada berhala, itulah kekerasan di hati maka TUHAN cemburu.
 
Wujud dari kecemburuan TUHAN ialah kesalahan orang itu akan dibalaskan kepada keturunan ketiga sampai keturunan keempat.
Jangan beratkan keturunanmu hanya karena kesalahan dan kebodohan yang kita perbuat dari sekarang. Apabila penyembahan itu tidak nyata hanya karena percabulan kenajisannya, berarti hubungan kita dengan TUHAN harus mencapai klimaksnya, sebab Dia adalah Allah yang cemburu dan yang membalaskan kesalahan Bapa sampai ke keturunan yang keempat.
Ingat dan jangan lupa ayat 9 ini, supaya keturunan anak dan cucu sampai kepada keturunan keempat tidak terintimidasi oleh karena kutuk nenek moyang.
 
Sebaliknya, TUHAN akan menunjukkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yakni:
1.      Mereka yang mengasihi Allah, berarti: tidak hidup dalam kenajisan percabulannya.
2.      Mereka yang berpegang teguh kepada perintah-perintah Allah = berpegang kepada janji sucinya di hadapan TUHAN.
Ini adalah perbuatan dari orang-orang yang setia kepada Kristus sebagai Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga.
 
Dalam pemberkatan nikah suci, kedua mempelai masing-masing akan mengikrarkan janji suci setianya kepada pasangannya masing-masing. Demikian juga kalau kita menjadi pasangan yang seimbang dengan Tuhan, Kristus Kepala, sidang jemaat tubuh-Nya, maka kita sudah seharusnya berpegang kepada janji suci -- itulah firman Allah --, lepas dari percabulan dan kenajisan, dan berpegang teguh kepada janji suci untuk selama-lamanya, itulah yang dimaksud dengan “beribu-ribu orang”, bukan berjuta-juta. Inilah
keadaan dari kerajaan seribu tahun damai.
 
Ibadah harus memuncak sampai kepada penyembahan; oleh sebab itu, jangan kita entengkan ibadah. Mungkin saya tidak bisa melihat saudara secara tatap muka dikarenakan online, tetapi TUHAN melihat dan Mahatahu; kebenaranmu di sorga atau di bumi? Maka buktikanlah mulai dari sekarang;
-          Kalau ingin tinggal di bumi, maka buktikanlah kebenaran hanya kepada manusia.
-          Tetapi kalau hidup karena merindukan Kerajaan Sorga maka buktikan kepada TUHAN, yang tidak terlihat oleh mata.
 
Mari kita memperhatikan Ibrani 8, dengan perikop: “Imam Besar perjanjian baru”
Ibrani 8:8-9
(8:8) Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: "Sesungguhnya, akan datang waktunya," demikianlah firman Tuhan, "Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda, (8:9) bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," demikian firman Tuhan.
 
Yesus telah menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib, sepuluh hukum telah dieksekusi habis di atas kayu salib dan digenapi di dalam hidup kita masing-masing, supaya lepas dari kutuk nenek moyang, termasuk oleh karena kecemburuan Allah.
 
Tetapi bangsa Israel tidak berpegang teguh kepada janji suci mereka, karena mereka berpasangan dengan berhala orang Moab, itulah  Baal-Peor, maka akhirnya TUHAN menolak mereka. Jangan kita ditolak TUHAN oleh karena percabulan kenajisan dan jangan kita ditolak karena kekerasan di hati.
 
Kita perhatikan Roma 3, dengan perikop: “Kelebihan orang Yahudi dan kesetiaan Allah”
Roma 3:1-4
(3:1) Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? (3:2) Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah. (3:3) Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah? (3:4) Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: "Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi."
 
Apakah kelebihan orang Israel dan apakah gunanya sunat? Pertama-tama: sebab kepada bangsa Israel-lah dipercayakan firman Allah atau janji Tuhan, janji suci dari TUHAN.
Jadi, bagaimana jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah? Sekali-kali tidak! sebab, Tuhan tetap berpegang teguh kepada janji suci-Nya atau menggenapi janji suci-Nya; apa yang terucap dari mulut Tuhan, tidak akan pernah kembali dengan sia-sia, melainkan akan terlaksana berhasil.
 
Tuhan Yesus Kristus benar-benar luar biasa. Di satu sisi kita tidak setia karena percabulan kenajisan, karena berhala lain, itulah kekerasan di hati, termasuk kebebalan-kebebalan; kita sering sekali menodai janji suci, tetapi TUHAN tidak akan pernah menodai janji suci-Nya.
 
Sekarang, supaya kita tidak binasa, seperti mereka yang binasa di padang gurun, di mana mayat-mayat mereka bergelimpangan karena persekutuan mereka kepada roh-roh jahat, termasuk kepada percabulan, maka segera atau secepatnya kita akan melihat JALAN KELUARNYA sebagai pertolongan TUHAN bagi kita selama-lamanya.
 
Bilangan 25:4-5
(25:4) lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang, supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel." (25:5) Lalu berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: "Baiklah masing-masing kamu membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor."
 
Supaya murka TUHAN surut atau kecemburuan TUHAN tidak nyata dan akibat tidak tertimpa atas kita, maka:
1.      Semua orang yang mengepalai bangsa itu harus di gantung.
2.      Membunuh orang-orang yang berpasangan dengan Baal-Peor.
Pendeknya: Digantung di tempat terang dan dibunuh, itu berbicara tentang: sengsara salib, supaya murka TUHAN surut. Yesus harus mati di kayu salib, Yesus menanggung penderitaan yang tidak harus Dia tanggung di atas kayu salib, Dia harus digantung dan mati terbunuh di atas kayu salib, supaya murka TUHAN surut.
 
Dosa kita semua termasuk percabulan kenajisan, sudah ditanggung di dalam diri Yesus, supaya hukuman itu tidak menimpa orang berdosa. Kalau saudara memiliki akal yang sehat, sudah secepatnya meninggalkan cara yang lama.
 
Matius 16:21
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
 
Orang-orang yang tinggal di Yerusalem → Imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN.
 
Keadaan orang yang tinggal di kota Kudus Yerusalem: Menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, dari imam-imam kepala, dari pihak ahli-ahli taurat.
Menanggung banyak penderitaan adalah orang-orang yang berada di tengah ibadah dan pelayanan, kota Kudus Yerusalem yang banyak menanggung penderitaan. Sabar itu juga menanggung penderitaan; sabar duduk diam saat mendengar firman.
Setelah menanggung penderitaan, kemudian dibunuh; Yesus mati dibunuh di atas sengsara kayu salib, kemudian di bangkitkan pada hari ketiga.
 
Yesus memang harus banyak menanggung penderitaan di atas kayu salib, lalu mati atau dibunuh, kemudian bangkit pada hari ketiga. Hal ini adalah sebuah ajaran sehat yang diajarkan secara langsung oleh Yesus kepada murid-murid-Nya. Kalau ajaran sehat ini kita terima, maka pemikiran yang tidak sehat akan menjadi sehat dan memiliki akal yang sehat. Jangan kita cepat-cepat bertindak, supaya keadaan kita baik ke depan.
Hal ini adalah ajaran yang sehat yang diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya, yang juga harus kita terima supaya kita memiliki akal sehat juga di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
 
Mari kita memperhatikan Filipi 2, dengan perikop: “Nasihat supaya bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus
Filipi 2:5-6
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
 
Hendaklah kita dalam hidup bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.
Apa pikiran dan perasaan yang terdapat pada Kristus Yesus? Yaitu Yesus harus melepaskan segala kemuliaan-Nya, melepaskan reputasi-Nya sebagai Allah, dengan kata lain; Yesus harus melepaskan segala kemuliaan-Nya, yakni:
-          Meninggalkan rumah-Nya di sorga.
-          Meninggalkan Bapa-Nya di sorga.
Dengan demikian, Yesus mati terbunuh di atas kayu salib; Yesus harus tinggalkan Sorga dan turun ke bumi, menjadi manusia lalu mati atau terbunuh di atas kayu salib.
 
Tentang: “Meninggalkan Bapa di Sorga” kita hubungkan ke Efesus 5.
Efesus 5:31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
 
Yesus Kristus adalah Mempelai Pria Sorga, Dia telah meninggalkan rumah-Nya di Sorga, Yesus telah meninggalkan Bapa-Nya di Sorga dan akhirnya dapat bersatu dengan isteri-Nya.
Kalau Yesus tidak meninggalkan Bapa-Nya di Sorga dan turun ke bumi, untuk mati terbunuh atas kayu salib, maka tidak akan mungkin tubuh dan kepala bisa bersatu. Itu sebabnya supaya murka Allah surut, maka semua yang mengepalai bangsa itu digantung, kemudian yang berpasangan dengan Baal-Peor dibunuh, hal ini berbicara tentang sengsara salib supaya terwujudnya kesatuan antara tubuh (sidang jemaat) dengan kepala (Kristus), Dialah Suami, Dialah Mempelai Pria Sorgawi yang kita nanti-nantikan. Ajaran ini harus mendarah daging supaya kelak kita menjadi satu dengan Dia.   
 
Matius 19:5
(19:5) Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. (19:6)  Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
 
Yesus Kristus adalah Mempelai Pria Sorga, Dialah Suami yang meninggalkan Bapa-Nya di Sorga, turun ke bumi dan mati di atas kayu salib dengan satu tujuan; supaya menjadi satu dengan gereja TUHAN sebagai tubuh-Nya; demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
Jadi sudah terbuktil kalau bangsa Israel tidak setia, apakah Allah tidak setia? Mustahil! Allah setia, Yesus tetap menggenapi janji suci-Nya. Ini adalah suatu perbuatan sungguh mulia, yang harus kita hargai, hormati dan junjung tinggi; jangan seperti anak kecil.
 
Demikian juga, dalam Kejadian 2:22-24, Adam pertama tidur nyenyak = mati terbunuh, sehingga dengan demikian Allah mengambil satu tulang rusuk dari tulang rusuk Adam, lalu diciptakanlah seorang perempuan dan diberikan kepada Adam pertama.
Demikian juga Adam kedua: Ketika Yesus Kristus mati di atas kayu salib, tidak ada satupun tulang-tulang-Nya yang terpatahkan, supaya terwujudnya pembangunan tubuh Kristus, terwujudnya kesatuan tubuh Kristus, itulah yang disebut Tubuh Mempelai.
 
2 Timotius 2:11-13
(2:11) Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kitapun akan hidup dengan Dia; (2:12) jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; (2:13) jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."
 
Jika satu dengan kematian Kristus, kita juga bangkit bersama dengan Dia. Jika kita bertekun di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, kita juga akan ikut memerintah dengan Dia = ada dalam kemuliaan kekal.
 
Perjalanan kita di atas muka bumi ini adalah tekun dalam pengalaman kematian dan kebangkitan, sampai dipermuliakan bersama dengan Dia, memerintah bersama dengan Dia.
Sebaliknya, jika kita menyangkal salib-Nya, menolak ajaran sehat, tidak mau menuruti perintah Allah, Dia pun akan menyangkal kita; murka-Nya tidak akan surut sampai kepada keturunan yang keempat. Jangan sesekali membebankan dosa kepada keturunan. Jikalau mengasihi ke keturunan, mulai dari sekarang tidak boleh egois.
Jika kita tidak setia karena percabulan kenajisan dengan berpasangan ke lain hati karena berhala-berhala, itulah Baal-Peor, tetapi Dia tetap setia supaya semua tergenapi dan karena Dia tidak dapat menyangkali diri-Nya.
 
Yesus tidak menyangkali kita, Dia tetap mau mengakui hidup kita sebagai anggota-anggota tubuh Kristus, itu sebabnya Dia setia; itu sebabnya Allah pun memerintahkan Musa: “Yang mengepalai bangsa itu gantung, yang berpasangan dengan Baal-Peor bunuh” Sebetulnya hal itu merupakan nubuatan yang sudah digenapi oleh Yesus di atas kayu salib.
Apakah karena ketidaksetiaan bangsa Israel lalu Dia tidak setia? Tidak, Dia tetap setia! karena Dia tidak bisa menyangkali kita semua sebagai anggota-anggota tubuh Kristus, walaupun kita banyak berbuat salah dihadapan Tuhan, Dia tetap akui kita semua; kesetiaan TUHAN sungguh luar biasa dan sudah teruji.
 
Bilangan 25:4
(25:4) lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang, supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel."
 
Oleh karena kesetiaan TUHAN, Dia tidak dapat menyangkali kita dan Dia tetap mengakui kita sebagai anggota-anggota tubuh Kristus. Anggota-anggota tubuh Kristus disebut berada di tempat terang.
 
Mari kita memperhatikan Matius 5, dengan perikop: “Garam dunia dan terang dunia
Matius 5:14-16
(5:14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. (5:15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. (5:16) Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
 
Kota yang terletak di atas gunung itulah kota Kudus atau yang disebut juga terang, tidak ada sesuatu yang disembunyikan di dalam gelap, semuanya terang, tidak ada dosa yang disembunyikan.
Kota yang terletak di atas gunung = Tujuh pelita yang menyala di atas kaki dian = Menerangi semua orang di dalam rumah.
Terang yang bercahaya di depan orang, itulah perbuatan-perbuatan baik (tidak ada lagi perbuatan-perbuatan yang tersembunyi); inilah terang pertama. Inilah hebatnya darah salib, menjadikan kita anggota-anggota tubuh Kristus, ada di tempat terang; jadi, tidak ada perbuatan-perbuatan dosa yang disembunyikan.
 
Puncak dari terang akan kita lihat di dalam Wahyu 21, dengan perikop: “ Yerusalem yang baru"
Wahyu 21:9-11
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. (21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
 
Pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, itulah anggota-anggota tubuh mempelai anggota tubuh Kristus yang sudah dibawa masuk dalam kesatuan tubuh mempelai. Mempelai TUHAN disebut juga bagaikan sebuah gunung yang besar dan tinggi.
 
Puncak dari terang ialah bercahaya kemuliaan Allah = memancarkan cahaya kemuliaan Allah.
Jadi, kualitas rohaninya sudah sederajat dengan Mempelai Pria Sorga, itulah tempat terang. Itulah hebatnya darah salib, menjadikan anggota-anggota tubuh Kristus berada ditempat terang.
 
Terang pertama ialah tidak ada lagi perbuatan-perbuatan yang tersembunyi, itulah di bumi. Tetapi bumi ini, langit bumi pertama akan berlalu, diganti langit bumi yang baru, Yerusalem yang baru kota kudus yang turun dari sorga, dari Allah, memancarkan cahaya kemuliaan Allah dan kualitas rohaninya sederajat dengan Allah. Inilah yang disebut terang yang sempurna. Itulah hebatnya darah salib, yaitu membawa kehidupan gereja TUHAN sampai kepada terang yang sempurna.
 
Perhatian TUHAN telah ditujukan kepada kita. Sekarang, harus ada hubungan timbal balik, perhatian kita harus kita tujukan kepada TUHAN ketika kita tersungkur di kaki salib, sujud menyembah kepada TUHAN, sebagai klimaks dari hubungan intim, sebagai puncak dari ibadah. Kalau penyembahannya benar, itu adalah cerminan nikah yang suci.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment