KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, February 5, 2022

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 06 NOVEMBER 2021

 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 06 NOVEMBER 2021
 
STUDY YUSUF
Kejadian 13:11-18
(Seri 14)
 
Subtema: KUNCI KESELAMATAN
 
Segala puji, segala hormat, hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja; terpujilah Dia kekal sampai selama-lamanya. Biarlah kiranya sejahtera Allah senantiasa memerintah di hidup kita dalam hal menikmati Sabda Allah.
Saya tidak lupa menyapa kaum muda remaja, juga umat ketebusan Tuhan, besar dan kecil, tua muda, laki-laki perempuan, yang senantiasa setia untuk tekun digembalakan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, termasuk pada malam ini. Kiranya Tuhan memberkati saudara di sana, Tuhan memberkati di mana pun anda berada; uluran dua tangan Tuhan yang berkuasa menjangkau setiap kehidupan kita sekaliannya.
Selanjutnya, kita mohonkan kepada Tuhan, supaya kiranya firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
 
Mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja, dalam Kejadian 41.
Kejadian 41:53-54
(41:53) Setelah lewat ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir itu, (41:54) mulailah datang tujuh tahun kelaparan, seperti yang telah dikatakan Yusuf; dalam segala negeri ada kelaparan, tetapi di seluruh negeri Mesir ada roti.
 
Setelah lewat tujuh tahun kelimpahan yang terjadi di Mesir, mulailah datang tujuh tahun kelaparan; tepat seperti apa yang pernah dinyatakan oleh Yusuf kepada Firaun. Berarti, Yusuf ini adalah benar-benar seorang nabi Tuhan yang diutus oleh Tuhan.
 
Kita juga membutuhkan firman para nabi, firman nubuatan, untuk menyatakan segala sesuatu, sehingga kita dapat mengetahui apa yang akan terjadi. Kalau kita mengetahui apa yang akan terjadi, tentu kita memiliki persiapan-persiapan yang matang untuk menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi.
 
Kejadian 41:55
(41:55) Ketika seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak meminta roti kepada Firaun, berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir: "Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu."
 
Setelah tujuh tahun kelaparan yang dahsyat itu terjadi, seluruh rakyat negeri Mesir mengalami dan menderita kelaparan yang hebat. Pada saat menderita kelaparan, seluruh rakyat dari semua golongan (kelompok), semua lapisan, baik yang kaya maupun yang miskin, yang mulia maupun yang hina, besar kecil, tua muda, laki-laki perempuan, seluruhnya berteriak dan meminta roti kepada Firaun. Akan tetapi, Firaun memerintahkan kepada semua orang di Mesir dengan berkata: “Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang dikatakannya kepadamu.”
Jadi, suka atau tidak suka, semua orang harus datang mendapatkan Yusuf jikalau mereka tidak ingin binasa oleh karena kelaparan yang hebat. Berarti, kunci untuk mempertahankan hidup semua orang di Mesir ada dalam tangan Yusuf.
Sebetulnya, ini merupakan sebuah nubuatan besar dan nubuatan itu telah digenapkan di atas kayu salib.
 
Yohanes 3:16
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal”, tujuannya ialah supaya setiap orang yang percaya kepada Anak yang Tunggal tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Istilah kata “Tunggal itu menunjuk pribadi Yesus, Dialah satu-satunya, tidak ada yang lain. Berarti, kunci untuk beroleh hidup kekal hanya di dalam Yesus.
 
Kisah Para Rasul 4:11
(4:11) Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia telah menjadi batu penjuru.
Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan. Demikian juga dengan Yusuf; dia berasal dari negeri orang Ibrani, namun dibuang ke negeri Mesir, bahkan ia dimasukkan ke dalam liang tutupan tanpa salah.
 
Kisah Para Rasul 4:12
(4:12) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
 
Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, dengan kata lain; Dia disalibkan oleh saudara-saudara dan bangsanya sendiri. Demikian juga Yusuf; dia dijual ke Mesir oleh saudara-saudaranya sendiri.
Tetapi pada akhirnya, satu kali nanti, Yesus Kristus akan terbukti menjadi kunci keselamatan bagi dunia; demikian halnya dengan Yusuf menjadi kunci bagi rakyat Mesir untuk mempertahankan hidup mereka. Hal ini tidak dapat dipungkiri oleh siapapun juga.
 
Banyak orang percaya dan mengakui Allah, tetapi menyangkal Yesus dan salib-Nya, karena melihat Yesus dari sisi lahiriah yaitu sebagai anak tukang kayu. Padahal, kalau kita membaca Yohanes 14: 6, Yesus berkata: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." Jadi, Yesus adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan kerajaan Bapa di sorga, tidak ada yang lain.
 
Kembali saya sampaikan: Ketika terjadi kelaparan, kunci untuk mempertahankan hidup adalah orang Mesir harus datang dan mendapatkan Yusuf, tidak ada cara lain.
Pengajaran Mempelai juga satu-satunya jalan (cara) yang dapat membawa kita untuk masuk dalam perjamuan malam kawin Anak Domba, membawa kita masuk dalam kesatuan tubuh, itulah yang disebut tubuh mempelai; dan itu merupakan sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini, bukan soal berkat-berkat dan sensasi atau mujizat yang diperbuat oleh hamba-hamba Tuhan.
 
Sebagaimana yang dikatakan oleh Rasul Paulus kepada anak kekasihnya, itulah Timotius, di dalam 1 Timotius 2.
1 Timotius 2:5-6
(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
 
“Allah itu esa”, berarti Allah itu satu tidak dua. Kemudian, esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dengan manusia.
Jadi, Yesuslah satu-satunya yang telah mengerjakan penebusan dan pendamaian terhadap dosa di atas kayu salib, tidak ada yang lain; Ia telah menyerahkan hidup-Nya, nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.
 
Orang Yahudi sendiri percaya kepada Tuhan Allah, tetapi tidak percaya kepada Yesus, mereka menyangkali Yesus dan salib-Nya. Bangsa-Nya sendiri menyangkal Yesus, saudara-saudara-Nya sendiri menyangkal Yesus dan salib-Nya. Sebetulnya, sia-sia sajalah orang mengeraskan hatinya, dan tidak mau percaya kepada manusia Yesus Kristus.
 
Kembali kita membaca Kejadian 41.
Kejadian 41:55
(41:55) Ketika seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak meminta roti kepada Firaun, berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir: "Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu."
 
Seluruh negeri Mesir menderita kelaparan. Dalam keadaan menderita kelaparan, rakyat berteriak minta roti kepada Firaun, tetapi Firaun justru berkata kepada rakyat: “Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang dikatakannya kepadamu.’
 
Jawaban Firaun tersebut sungguh mengejutkan rakyat Mesir, dan juga tentunya mengejutkan kita malam ini. Mengapa? Karena yang menjadi raja di Mesir adalah Firaun; jadi, seharusnya ia yang bertanggung jawab untuk keselamatan jiwa-jiwa dari rakyatnya. Tetapi saat rakyatnya menderita kelaparan dan mereka berteriak kepada Firaun untuk minta roti, justru Firaun berkata kepada semua orang Mesir: “Pergilah kepada Yusuf perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu.”
Jadi, sia-sia sajalah orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus, yang menyangkali Yesus, yang mengeraskan hati; itu semua tidak ada artinya, karena mau tidak mau kita harus mengikuti apa yang dikatakan oleh Yusuf.
 
Tadi kita sudah melihat, Firaun berkata: Pergilah kepada Yusuf perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu. Kata PERBUAT akan kita hubungkan dengan Matius 7.
Matius 7:12-14
(7:12) "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. (7:13) Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; (7:14) karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
 
Inti dari hukum Taurat dan kitab para nabi Allah, hanya satu, yaitu; kasih, yakni mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Tuhan mengajarkan perbuatan kasih kepada saya dan saudara, sebab inilah satu-satunya pintu dan jalan menuju kerajaan sorga.
Waktu saya membaca ini, mulailah Ilham Roh Tuhan itu bekerja di hati saya, Tuhan ingatkan ayat ini kepada saya, untuk selanjutnya kita boleh simak bersama. Hati saya juga terharu, roh yang ada di dalam diri saya bersyukur, berterimakasih.
 
Sia-sia sajalah orang-orang mengeraskan hatinya, sia-sia sajalah orang menyangkal Yesus dan salib-Nya, karena Yesus adalah jalan sempit, Yesus adalah pintu sesak, tidak ada pintu dan jalan lain untuk menuju kerajaan Bapa di surga. Ini kunci untuk mempertahankan hidup.
 
Yohanes 10:9
(10:9) Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Pada zaman Nuh, dosa itu sudah bertimbun-timbun, maka Tuhan perintahkan Nuh untuk membuat bahtera dan membuat satu-satunya pintu untuk masuk dalam Bahtera. Di dalam bahtera Nuh tidak ada dua pintu; hanya ada satu pintu pada lambung bahtera.
Jadi, siapa yang melalui pintu itu, maka dia akan selamat. Selain selamat, “ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput” berarti; tergembala dengan baik dan benar, sehingga mengalami pemeliharaan, perlindungan dan pembelaan dari Tuhan.
 
-          Sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, tetapi sedikit orang yang mendapatinya.
-          Sebaliknya, lebarlah pintu dan luaslah jalan menuju kepada kebinasaan dan banyak orang masuk melaluinya.
Inilah satu-satunya pintu dan satu-satunya jalan untuk sampai kepada Bapa di sorga.
Jadi, jangan kita berkata:“aku percaya kepada Bapa di surga”, tetapi keras hati. Kemudian berkata; “aku percaya kepada Allah di sorga”, tetapi menyangkal Yesus dan salib-Nya, itu merupakan perbuatan yang sia-sia.
 
Markus 12:28-30
(12:28) Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" (12:29) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. (12:30) Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
 
Allah itu esa, tidak dua; jadi, kita harus mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan di dalam hal mengasihi Tuhan. Demikian juga jalan dan pintu menuju Kerajaan Sorga hanya satu, tidak dua.
 
Kemudian menyusul lagi hal yang terkait dengan HUKUM YANG TERUTAMA.
Markus 12:31
(12:31) Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
 
Inilah yang harus kita perbuat selanjutnya; “mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.”  Kebanyakan orang hanya berbuat baik kepada orang yang berbuat baik, mengasihi kepada orang yang mengasihi, berarti; tidak akan berbuat baik kepada orang yang tidak berbuat baik kepada dia, tidak akan mengasihi orang yang tidak mengasihi kepada dia.
Tetapi yang benar ialah sekalipun kita dicueki, diacuhkan, biarlah kita buah harga diri itu jauh-jauh, karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan menuju kerajaan Bapa di sorga. Ini merupakan jalan sempit dan pintu sesak, tetapi ini adalah jalan satu-satunya, inilah pintu satu-satunya, untuk menuju Bapa di dalam Kerajaan Sorga, tidak ada cara lain.
 
Matius 12:32
(12:32) Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
 
Ahli Taurat setuju dengan perkataan Yesus, bahwa Tuhan itu esa. Kalau dia setuju bahwa Allah itu esa, maka tentu saja perbuatannya adalah mengasihi Tuhan dan sesama; itu yang seharusnya diperbuat.
 
APAKAH ITU TERBUKTI?
Matius 12:33
(12:33) Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
 
Mengasihi TUHAN dan sesama merupakan korban bakaran dan korban sembelihan.
Jadi, jangan kita berpikir; perbuatan baik atau pengorbanan kita seolah-olah lebih utama daripada mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama seperti diri sendiri.
 
Dan hal itu dibenarkan oleh Raja Daud
Mazmur 51:18-19
(51:18) Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
 
TUHAN tidak berkenan kepada korban sembelihan dan Tuhan juga tidak menyukai korban bakaran.
Jangan kita merasa bahwa segala sesuatu yang kita perbuat termasuk pengorbanan-pengorbanan kita di tengah ibadah pelayanan jauh lebih utama dan yang terutama daripada mengasihi Tuhan dan sesama.  
 
Tetapi yang Tuhan mau di dalam hal mengasihi Tuhan dan sesama, atau yang memang harus kita perbuat adalah …
Mazmur 51:19
(51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
 
Korban sembelihan yang benar kepada Allah adalah jiwa yang hancur, kemudian hati yang patah dan remuk; itu yang harus kita persembahkan kepada Tuhan. Jikalau itu yang kita persembahkan dan perbuat di hadapan Tuhan, maka tidak akan dipandang hina, berarti; dipandang mulia oleh Tuhan.
 
Hai hal-hal yang tidak berkenan di dalam hal mengasihi Tuhan dan sesama dapat kita perhatikan dalam Markus 10, dengan perikop: “Orang kaya sukar masuk kerajaan Allah.” Yesus adalah jalan satu-satunya, Dialah pintu sesak itu. Andai saja orang kaya ini mau melalui jalan itu, maka tidak terlalu sukar untuk menuju kerajaan Bapa di Sorga.
 
Markus 10:17
(10:17) Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
 
Orang kaya itu bertanya kepada Yesus: “Guru yang baik apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”
 
Markus 10:18-21
(10:18) Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. (10:19) Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" (10:20) Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." (10:21) Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
 
Oleh karena belas kasihan tuhan kepada orang kaya ini, Yesus berkata; "Hanya satu lagi kekuranganmu: “pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Syarat mengikuti Tuhan adalah sangkal diri da pikul salib, berarti; menjual segala sesuatu yang kita miliki, termasuk harga diri, mau merendahkan diri. Dan kekayaan semacam itu, harus dibagi kepada orang miskin.
 
Kemudian .
Markus 10:22
(10:22) Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
 
Ini adalah perbuatan yang sia-sia; orang kaya tetap mengeraskan hatinya, tidak mau melakukan (tidak mau berbuat) tepat seperti apa yang dinyatakan oleh Yesus.
 
Matius 19:20-23
(19:20) Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" (10:21) Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." (10:22) Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. (10:23) Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."
 
Tadi orang kaya itu mengaku kepada Yesus bahwa dia telah mengasihi sesama seperti diri sendiri, hanya saja pada ayat 20 orang kaya muda itu berkata:“Guru semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.”
Selanjutnya ia berkata: “Apalagi yang masih kurang?” Pernyataan ini menunjukkan merasa diri benar, merasa diri sudah sempurna. Ini adalah suatu kendala besar untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama seperti diri sendiri tidak perlu kecewa. Kemudian untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama seperti diri sendiri tidak perlu merasa diri paling benar.
 
Jadi, ada dua kendala di dalam hal mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama seperti diri sendiri:
1.      Merasa kecewa. Kecewa = mudah putus asa.
2.      Merasa diri benar dan sempurna.
Kalau dua hal ini masih ada, maka dia tidak akan pernah melalui jalan sempit dan pintu sesak, sehingga Melihat reaksi dari orang muda kaya itu, selanjutnya Yesus pun berkata kepada murid-murid-Nya: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
 
Markus 10: 24-25
 (10:24) Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. (10:25) Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
 
Yesus berkata: “Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Mengapa? Karena kebenaran diri sendiri, merasa tidak ada kekurangan, kemudian mudah kecewa dan putus asa.
Yang Tuhan mau di dalam hal mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama hanya satu, yaitu; kerendahan dihati, mau merendahkan diri serendah-rendahnya.
 
Ada banyak hamba tuhan atau teologis-teologis berkata bahwa di Israel ada lubang atau  pintu kecil, lalu itu disebut sebagai “lubang jarum”, sehingga sangat sukar bagi unta untuk melalui pintu sempit itu.
Saya belum pernah ke Israel, tetapi bagi saya, hal ini mengandung makna lain, yaitu bahwa sesungguhnya; yang dibutuhkan untuk masuk dalam Kerajaan Sorga hanya satu -- dan itu mutlak --, yaitu kerendahan hati.
Dalam Matius 23, sudah sangat jelas dikatakan: Orang yang mau merendahkan diri akan ditinggikan, dan kerendahan hati mendahului kehormatan kekal. Biarlah kita semua mau merendahkan diri serendah-rendahnya di dalam hal memikul salib.
Perlu untuk diketahui: Seekor unta harus turun untuk merendahkan dirinya, melipat kakinya, dan berlutut. Lutut itulah doa penyembahan, dan itulah yang menjadi kekuatan kita.
 
Markus 10:26-27
(10:26) Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" (10:27) Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."
 
“Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah." Singkat kata: Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
 
Sedikit kesaksian: Sebelum terpanggil menjadi hamba tuhan, sebagai seorang Kristen awam, saya ini terlalu takut untuk bertemu dengan seorang hamba tuhan, kemudian terlalu ngeri untuk melihat kesucian, sebab bagi saya itu terlalu berat, maksudnya; terlalu berat untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan dan sesama, karena keangkuhan, egosentris, kepentingan diri sendiri. Hal itu semua terlalu kuat mempengaruhi hidup saya, sehingga melihat bagian-bagian yang terdapat di dalam Kerajaan Sorga pun terlalu ngeri bagi saya.
Tetapi puji Tuhan, bagi yang dahulu mustahil memandang Kerajaan Sorga, tetapi kalau kita mau mengangkat dua tangan dan menyerah, maka tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, karena baik kemauan dan kerelaan hati itu datangnya dari Tuhan, bukan karena kemampuan manusia daging, sesuai dengan Filipi 2:12.
Jadi, kemauan untuk mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar itu datangnya dari Allah yang Maha Esa, tidak datang dari yang lain, bukan dari kemampuan manusia daging.
 
Lukas 10:25
(10:25) Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
 
Di sini tampil seorang ahli Taurat, mencobai Tuhan Yesus dan bertanya: “Guru apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup kekal?”
 
Jawab Yesus…
Lukas 10:26-27
(10:26) Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" (10:27) Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
 
Inti dari hukum Taurat atau firman dari para nabi, hanya satu yaitu; kasih, yakni; mengasihi Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, akal budi dan kekuatan dan mengasihi sesama seperti mengasihi diri.
 
Lukas 10:28
(10:28) Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
 
Tuhan Yesus berkata: Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup, dan supaya sampai kepada kerajaan Bapa di sorga.
 
Lukas 10:29
(10:29) Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
 
Untuk membenarkan dirinya, ahli Taurat itu berkata kepada Yesus: Dan siapakah sesamaku manusia?”
Kebenaran diri sendiri, merasa tidak kekurangan suatu apa pun, bahkan merasa diri sempurna; ini merupakan suatu kendala, penghalang besar, portal besar, portal yang kuat, sehingga menghalangi perjalanan kita untuk tidak melewati jalan sempit dan pintu sesak.
 
Jawab Yesus…
Lukas 10:30-37
(10:30) Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. (10:31) Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. (10:32) Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. (10:33) Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. (10:34) Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.(10:35) Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. (10:36) Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" (10:37) Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
 
Intinya: Karena Tuhan Yesus melihat ahli Taurat ini mencobai dan merasa diri benar, merasa tidak kekurangan apa-apa, Yesus berkata: “Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri, pergilah dan perbuatlah demikian -- seperti yang diperbuat oleh orang Samaria itu --”. Inilah yang harus kita perbuat.
 
Kita sudah menikmati roti hidup, gandum yang turun dari langit disebut juga roti malaikat, yang juga merupakan perbekalan yang berlimpah-limpah, kemudian Tuhan berikan (turunkan) burung puyuh yang bersayap à kepada korban Kristus.
Malam ini berita itu sudah disampaikan dan harus kita nikmati, berarti kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan dan mengasihi sesama seperti diri sendiri, perbuatlah itu supaya kita memperoleh kerajaan Bapa di sorga = memperoleh hidup kekal, keselamatan kekal.
 
Ceraikan dirimu dari perasaan kecewa dan putus asa, merasa diri benar, tidak kekurangan, bahkan merasa sempurna, merasa lebih dari orang lain; dengan demikian, kita diberi kemauan oleh Tuhan dan kemampuan untuk mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar, karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan untuk menuju Kerajaan Sorga.
Tidak bisa dipungkiri, banyak orang mengakui dan percaya bahwa Tuhan Allah itu esa, tetapi mereka tidak percaya kepada Yesus Anak Allah, Anak Tunggal Bapa. Percaya kepada Allah, tetapi menyangkal Yesus dan salib-Nya adalah kekerasan di hati; dan perbuatan semacam ini adalah perbuatan yang sia-sia belaka. Ingat: kalau kita mau memperoleh hidup kekal, maka tidak ada lagi cara lain kecuali melalui pintu sesak, jalan sempit.
 
Yusuf menjadi perdana menteri, mangkubumi, singkat kata; orang muda menjadi pemimpin yang kedua di Mesir. Tentu saja pemuka-pemuka di Mesir tidak lantas mau mengakui Yusuf sebagai pemimpin atas seluruh negeri Mesir, mungkin saja ada pengolokan-pengolokan dan pengejek-pengejaan, menyindir dan lain sebagainya, tetapi untuk mempertahankan hidup, mau tidak mau, mereka harus datang kepada Yusuf dan mereka harus mau melakukan apa yang dikatakan oleh Yusuf.
Dalam keadaan menderita kelaparan yang hebat, mereka datang kepadaku Firaun dan berteriak minta roti, tetapi lihatlah jawaban Firaun mengejutkan mereka dan mengejutkan kita juga tentunya, karena Firaun berkata: “Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang dikatakannya kepadamu.”
Waktu saya membaca ini, hanyalah berupa huruf-huruf yang mati awalnya, dan sudah lama saya baca berulang kali, tetapi malam ini, sebelum saya sampaikan, waktu saya baca kembali, huruf-huruf yang mati, menjadi huruf-huruf yang hidup oleh Ilham Roh Tuhan dan malam ini kita dijangkau Tuhan.
 
Supaya kita melalui jalan sempit, pintu sesak, terlebih dahulu; ceraikan diri dari perasaan kecewa dan putus asa. Orang kecewa pasti putus asa, seolah-olah tidak ada pengharapan untuk hidup kekal, dan orang yang merasa diri benar pasti merasa tidak ada kekurangan, bahkan sempurna, kerugiannya; orang lain yang salah. Ceraikan dirimu dari sana, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Kita merasa sombong, pongah, angkuh, fasik, sukar merendahkan diri, tetap bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepada Tuhan, asal kita mau melipat kaki, melipat lutut, merendahkan diri, dihadapan Tuhan.
 
Markus 12:34
(12:34) Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
 
Kalau saya dan saudara mengakui bahwa Tuhan itu esa, maka mau tidak mau kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan dan diikut sertakan dengan mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.
Ini adalah perbuatan dari orang yang bijaksana dan kalau kita melakukan perbuatan yang demikian, sudah dekat dengan kerajaan sorga, sedekat kasih mempelai. Apa itu kasih mempelai? Kasih mempelai adalah kasih yang mempersatukan. Mempelai = dua menjadi satu.
 
Efesus 2:13
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Oleh karena kasih mempelai, Yesus datang kedunia ini, lalu mati di atas kayu salib.
Berarti sama saja dengan seorang laki-laki, dia harus meninggalkan ayah dan ibunya supaya bersatu dengan istrinya, yang jauh menjadi dekat, oleh karena darah Kristus, kasih mempelai, kasih yang mempersatukan.
 
Efesus 2:14
(2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, (2:15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
 
TUHAN Yesus telah membatalkan hukum Taurat dan menggenapkannya di atas kayu salib, sehingga dengan demikian kita mampu mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan dan mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Itulah orang bijaksana, tidak jauh dari surga, berarti sedekat kasih mempelai.
Yesus Kristus adalah Mempelai Laki-Laki surga, apa buktinya? Dia harus meninggalkan bapanya, turun ke dunia, mati di kayu salib, supaya secepatnya tubuh dengan kepala bersatu. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment