KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, February 8, 2022

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11 NOVEMBER 2021


 
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11 NOVEMBER 2021
 
KITAB RUT PASAL 4
(Seri: 12)
 
Subtema: MELEPASKAN KASUT
 
Segala puji, segala hormat bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia baik lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam negeri -- dari Sabang sampai Merauke -- maupun di luar negeri, di manca negara, di tiap-tiap negara di mana pun saudara-saudariku yang terkasih berada.
Selanjutnya, mari kita mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan kehidupan kita pribadi lepas pribadi, sehingga kita nanti pulang dalam keadaan berisi untuk menyenangkan hati TUHAN dalam setiap perkataan dan setiap perbuatan kita di hadapan TUHAN.
 
Segera kita sambut STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab. Kita kembali untuk membaca Rut 4, dengan perikop: “Rut menjadi isteri Boas.”
Rut 4:1-6
(4:1) Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus yang disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: "Hai saudara, datanglah dahulu ke mari, duduklah di sini." Maka datanglah ia, lalu duduk. (4:2) Kemudian dipilihnyalah sepuluh orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata: "Duduklah kamu di sini." Maka duduklah mereka. (4:3) Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: "Tanah milik kepunyaan saudara kita Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. (4:4) Jadi pikirku: baik juga hal itu kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah itu di depan orang-orang yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita. Jika engkau mau menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau menebusnya, beritahukanlah kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang yang dapat menebusnya kecuali engkau, dan sesudah engkau: aku." Lalu berkatalah ia: "Aku akan menebusnya." (4:5) Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya." (4:6) Lalu berkatalah penebus itu: "Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya."
 
Boaslah yang menjadi penebus yang sesungguhnya atau disebut juga dengan penebus sejati, sebab penebusan atas tanah milik pusaka Elimelekh pada akhirnya jatuh ke tangan Boas. Kemudian, di dalam hal penebusan tanah Elimelekh itu, Boas juga turut memperoleh Rut, perempuan Moab, menantu Naomi yang sudah menjadi janda.
 
Pertanyaannya: MENGAPA RUT TURUT DITEBUS? Jawaban yang konkrit dapat kita temukan di dalam ayat 5.
Rut 4:5
(4:5) Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya."
 
Rut juga turut ditebus, tujuannya adalah untuk menegakkan nama Mahlon -- suaminya yang sudah mati di Moab -- di atas tanah milik pusakanya sendiri. Mahlon ini mati ketika Naomi masih berada di Moab, sebelum kembali ke Betlehem-Efrata. Mahlon adalah suami Rut, dia adalah anak sulung yang dilahirkan oleh Naomi bagi Elimelekh, suaminya yang juga sudah mati di Moab.
 
Berarti, dengan penebusan yang dikerjakan oleh Boas maka silsilah Mahlon tidak akan terputus. Dengan demikian, janji Firman Allah tergenapi yakni suatu kehidupan yang hina, dina, papah, serta kehidupan yang masih ditandai dengan kelemahan-kelemahan mendapat kesempatan untuk memperoleh tanah air Sorgawi sebagai milik pusakanya untuk selama-lamanya.
 
Kita bersyukur karena kita punya TUHAN itulah Yesus Kristus, Anak Allah; Dia diserahkan bahkan rela menyerahkan diri-Nya untuk mengerjakan penebusan dan pendamaian terhadap dosa dunia di atas kayu salib dengan segala kerelaan. Itu sebabnya, empat kali Yesus menceritakan perihal penderitaan yang harus Dia tanggung dari ahli-ahli atau tukang-tukang bangunan itulah; tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat orang Yahudi.
Oleh sebab itu, kerjakan dengan kerelaan di dalam hal memikul tanggung jawab kita di hadapan TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan ini bagi kita.
 
Rut 4:10
(4:10) juga Rut, perempuan Moab itu, isteri Mahlon, aku peroleh menjadi isteriku untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya dan dari antara warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi."
 
Rut perempuan Moab isteri Mahlon yang sudah mati itu turut diperoleh Boas dan akhirnya dijadikan isterinya, dengan satu tujuan yang suci dan mulia adalah untuk menegakkan nama Elimekh -- suami Naomi -- dan nama Mahlon -- anak sulung dari pada Naomi -- yang sama-sama sudah mati di tanah perantauan, di Moab.
 
Jadi, ayat ini semakin mempertegas, sebab; Boas harus menebus tanah Elimelekh dan sekaligus mengambil Rut menjadi isterinya untuk menegakkan nama Mahlon di atas tanah milik pusaka mereka.
Pendeknya: Silsilah Mahlon tidak terputus dari tanah milik pusakanya, demikian juga dengan penebusan yang telah dikerjakan oleh Boas rohani yakni TUHAN Yesus Kristus supaya kita mendapat bagian dari tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
 
Dalam hal ini Boas rohani yakni TUHAN Yesus Kristus telah menggenapi nubuatan dari firman para nabi atau menggenapi hukum Taurat, sebagaimana yang tertulis dalam Ulangan 25:5-6, dengan perikop: “Tentang kawin dengan isteri saudara yang telah mati.”
Ulangan 25:5-6
(25:5) "Apabila orang-orang yang bersaudara tinggal bersama-sama dan seorang dari pada mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka janganlah isteri orang yang mati itu kawin dengan orang di luar lingkungan keluarganya; saudara suaminya haruslah menghampiri dia dan mengambil dia menjadi isterinya dan dengan demikian melakukan kewajiban perkawinan ipar. (25:6) Maka anak sulung yang nanti dilahirkan perempuan itu haruslah dianggap sebagai anak saudara yang sudah mati itu, supaya nama itu jangan terhapus dari antara orang Israel.
 
Peraturan-peraturan yang berlaku di Israel: Apabila seseorang mati tanpa meninggalkan anak laki-laki, maka salah seorang saudara atau kerabat terdekat dari orang mati itu harus melakukan suatu kewajiban yaitu PERKAWINAN IPAR.
Kemudian, peraturan berikutnya adalah apabila anak sulung atau anak laki-laki dilahirkan oleh perempuan itu maka anak itu harus dianggap anak saudaranya yang sudah mati itu, tujuannya adalah supaya silsilah orang yang mati itu atau nama orang yang mati itu tidak terputus atau tidak terhapus dari antara orang Israel. Demikian juga dengan silsilah Mahlon.
 
Kita bersyukur karena kita mempunyai kerabat yang terdekat itulah pribadi Yesus Kristus sebagai Boas rohani. Dia saudara dalam kesusahan, Dia mengerti kita dalam segala perkara, dalam segala kesulitan, hal itu menandakan bahwa Dia adalah sahabat dan saudara kita dalam segala sesuatu.
 
Kita kembali untuk membaca Rut 4.
Rut 4:6
(4:6) Lalu berkatalah penebus itu: "Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya."
 
Penebus pertama tidak siap untuk menebus tanah Elimelekh serta Rut perempuan Moab itu.
Adapun yang menjadi alasan penebus pertama ialah dia tidak mau merusakkan milik pusakanya sendiri. Dalam hal ini penebus pertama tidak dapat dipersalahkan karena dia betul-betul menghargai tanah warisan yang selanjutnya menjadi milik pusakanya untuk selama-lamanya.
 
Kita bandingkan dengan hukum yang berlaku, di dalam Ulangan 25.
Ulangan 25:7
(25:7) Tetapi jika orang itu tidak suka mengambil isteri saudaranya, maka haruslah isteri saudaranya itu pergi ke pintu gerbang menghadap para tua-tua serta berkata: Iparku menolak menegakkan nama saudaranya di antara orang Israel, ia tidak mau melakukan kewajiban perkawinan ipar dengan aku.
 
Jika saudara atau kerabat terdekat dari orang yang mati itu menolak untuk melakukan kewajiban perkawinan ipar, maka isteri dari orang yang mati itu harus pergi ke pintu gerbang untuk menghadap dan memberitahukan kepada para tua-tua di kota itu.
 
Ulangan 25:8-9
(25:8) Kemudian para tua-tua kotanya haruslah memanggil orang itu dan berbicara dengan dia. Jika ia tetap berpendirian dengan mengatakan: Aku tidak suka mengambil dia sebagai isteri -- (25:9) maka haruslah isteri saudaranya itu datang kepadanya di hadapan para tua-tua, menanggalkan kasut orang itu dari kakinya, meludahi mukanya sambil menyatakan: Beginilah harus dilakukan kepada orang yang tidak mau membangun keturunan saudaranya.
 
Kalau kerabat dari orang yang mati itu menolak untuk melakukan kewajiban perkawinan ipar, maka selanjutnya para tua-tua di kota itulah yang akan bertindak dan berbicara langsung dengan saudara dari orang yang mati itu. Namun, apabila orang itu tetap bertahan untuk tidak melakukan kewajiban perkawinan ipar, maka perempuan itu bertindak dua hal, yakni:
YANG PERTAMA: Akan meludahi muka orang itu.
Pada minggu lalu tentang meludahi muka telah disampaikan dan telah dijelaskan; di mana di dalam hal mengerjakan penebusan di atas kayu salib Yesus, muka Yesus sudah terlebih dahulu diludahi sebanyak dua kali.
Ludah yang pertama: Diludahi oleh bangsa Yahudi, bangsanya sendiri, ditulis dalam Matius 26:67.
Peristiwa ini tepatnya terjadi pada saat Yesus diadili di Mahkamah Agam, di hadapan imam besar Kayafas. Jadi, model dan bau ludah serta aroma busuknya sudah dialami yaitu tegar tengkuk, keras hati dan suka berbantah-bantah; tidak taat, setia, dengar-dengaran. Bau busuk yang sangat menyakitkan.
Ludah yang kedua: Diludahi oleh bangsa kafir, yang diwakili tentara romawi, tertulis dalam Injil Matius 27:30.
Adapun model dan bau busuk dari ludah bangsa kafir adalah berhala dan kenajisannya.
Sebelum bangsa kafir mengenal TUHAN atau waktu di luar TUHAN bangsa kafir tanpa sadar dengan mudah diseret kepada berhala-berhala yang bisu dan juga di dalam kenajisannya yang luar biasa. Bau busuk yang demikian sudah dialami dan dirasakan oleh TUHAN Yesus, oleh sebab itu jangan pertahankan bau busuk yang demikian sebab Yesus cukup satu kali untuk disalibkan. Jangan kita menyalibkan Yesus berkali-kali dengan cara bertahan dengan kesalahan bahkan menikmati kesalahan itu.
 
Maka, dalam setiap kita datang beribadah kita datang kepada TUHAN untuk menikmati kasih dan kemurahan-Nya yang sudah Dia tunjukkan di atas kayu salib, di Golgota, dua ribu tahun yang lalu, Dialah sang penebus sejati.
Harta kekayaan uang yang banyak tidak bisa menebus kita dari perhambaan dosa dan dunia ini, termasuk batangan perak dan batangan emas karena semuanya itu tidak mempunyai darah dan tidak cukup untuk menebus kehidupan kita yang berdosa ini.
Oleh sebab itu, senantiasa arahkan hati dan pikiran untuk selalu tertuju kepada TUHAN Yesus supaya doa-doa kita untuk menikmati pembukaan firman sampai kepada kita. Kita sering kali menuntut supaya firman dibukakan tetapi kita sendiri tidak mau berubah, bagaimana doa kita mau didengar TUHAN? Oleh sebab itu, harus ada hubungan timbal balik; doa pun didengar karena kita sudah dengar-dengaran terlebih dahulu.
 
Itu telah disampaikan dan dijelaskan pada minggu yang lalu, jangan dilupakan. Firman itu harus menjadi berkat besar untuk menolong kehidupan kita di hari-hari terakhir ini.
 
Yang kedua: Menanggalkan kasut dari orang itu.
Kita kembali melihat peristiwa ketika Boas menebus tanah Elimelekh dan turut menebus Rut, perempuan Moab, yang sudah menjadi janda itu, karena Mahlon anak pertama Elimelekh yang dilahirkan oleh Naomi sudah mati ketika masih berada di perantauan.
 
Rut 4:7-8
(4:7) Beginilah kebiasaan dahulu di Israel dalam hal menebus dan menukar: setiap kali orang hendak menguatkan sesuatu perkara, maka yang seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya kepada yang lain. Demikianlah caranya orang mensahkan perkara di Israel. (4:8) Lalu penebus itu berkata kepada Boas: "Engkau saja yang membelinya." Dan ditanggalkannyalah kasutnya.
 
Penebus pertama menyerahkan hak penuh kepada Boas untuk menebus tanah Elimelekh dan Rut, perempuan Moab, untuk menjadi isterinya. Lalu. penebus pertama secepatnya menanggalkan kasutnya dan memberikannya kepada Boas, dengan demikian penebusan yang dikerjakan oleh Boas dianggap sah dan legalitasnya diakui di hadapan TUHAN dan di hadapan sesama.
 
Bantu doa supaya TUHAN tolong kita malam ini dan supaya ibadah kita betul-betul sah dan diakui oleh TUHAN dan sesama, baik juga pelayanan kita juga menjadi sah dan diakui oleh TUHAN dan sesama. Maka, kita tidak boleh menjalankan ibadah ini dalam bentuk lahiriah, kita harus datang menghadap TUHAN dengan ketulusan di hati, sebab itu di dalam pengutusan itu TUHAN berpesan kepada murid-murid: “di tengah jalan jangan beri salam kepada siapapun sebelum tiba di tempat tujuan pengutusan.” Kita harus tulus hati di dalam menghadap TUHAN, sehingga di dalam ketulusannya dan kesuciannya serta kesempurnaannya kita boleh merasakan kemurahan hati TUHAN lewat firman yang dibukakan.
 
Mari kita simak suatu peristiwa di mana kasut harus ditanggalkan/dilepaskan dari kaki, di dalam Keluaran 3 dengan perikop: “Musa diutus TUHAN.”
Keluaran 3:1-5
(3:1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. (3:2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. (3:3) Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?" (3:4) Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah." (3:5) Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
 
Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, artinya: Tergembala itu harus sungguh-sungguh sampai mendarah daging.
 
Janganlah datang dekat-dekat, ini adalah pernyataan TUHAN kepada Musa. Kemudian, TUHAN kembali berkata: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus. Singkat kata; Musa diperintahkan oleh TUHAN untuk menanggalkan kasut dari kakinya.
 
Pendeknya, menanggalkan kasut dari kakinya, artinya: Mengakui kekudusan Allah dan hadirat Allah, serta mengakui kekudusan tempat kudus Allah.
Setiap kali Allah mencari tempat kediaman Allah itu adalah merupakan tempat kudus Allah dan kita harus mau mengakui kekudusan Allah, hadirat Allah, serta kekudusan tempat Allah itu sendiri. Oleh sebab itu, TUHAN perintahkan: Jangan dekat-dekat, tanggalkan kasutmu. Jangan coba-coba menghadap TUHAN dengan cara yang lama itu adalah kekejian bagi TUHAN.
 
Kekudusan Allah dan hadirat Allah tidak boleh diinjak oleh sepasang kasut Musa, yakni:
1.      40 tahun di Mesir, berbicara tentang: Pengetahuan Musa dari Mesir.
2.      40 tahun di Midian, berbicara tentang: Pengalaman yang Musa miliki dari Midian.
Itulah kasut ketika Musa mencoba melihat suatu peristiwa yang luar biasa, di mana gunung Allah terbakar tetapi tidak hangus. Itu adalah penglihatan yang hebat dan penglihatan semacam ini membuat dia terheran-heran, sehingga dia berusaha untuk mendekat dan melihat seperti apa kejadian yang sesungguhnya. Tetapi, TUHAN secepatnya berkata: Jangan dekat-dekat; tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
Saya sudah pernah mengatakan; tanah di Arab, Israel sana, tidak ada bedanya dengan tanah di Indonesia ini, yang menjadi pembeda adalah hadirat TUHAN. Yang menjadi pembeda antara kita dengan manusia duniawi adalah hadirat TUHAN.
Oleh sebab itu, kita harus mengakui dengan sah kekudusan Allah, hadirat Allah atau tempat kekudusan Allah itu sendiri. Maka Allah berkata: Tanggalkan kasutmu.
 
Pendeknya: Pengetahuan dan pengalaman yang berasal dari dunia ini tidak bisa dijadikan dasar atau tempat berpijak bagi seorang hamba TUHAN di dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN di tengah-tengah pengutusannya.
Pengetahuan dari dunia dan pengalaman dari dunia tidak bisa dijadikan pijakan kita untuk datang menghadap TUHAN, menghadap kekudusan-Nya, dan hadirat-Nya. Oleh sebab itu, TUHAN perintahkan “tanggalkan kasutmu.”
Terimalah firman ini supaya ke depan dasar kita untuk menghadap TUHAN adalah mengakui dengan sah kekudusan-Nya.
 
Kita akan melihat, BUKTI pengetahuan yang berasal dari dunia ini belum sempurna untuk dijadikan dasar bilamana kita menghadap TUHAN atau setiap kali kita berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
 
Kita membaca Keluaran 2, dengan perikop: “Musa membela bangsanya, Ia lari ke tanah Midian.”
Judulnya “Musa membela bangsanya” tetapi ketika dia membela dia melarikan diri ke tanah Midian. Kita ini datang menghadap TUHAN namun harus dengan sah mengakui kekudusan TUHAN, kita datang menghadap TUHAN bukan untuk membela TUHAN, kita bukan pembela TUHAN tetapi TUHAN yang membela kita. Oleh sebab itu, jangan nanti saudara membuat organisasi front pembela Kristen, itu tidak benar. Tidak ada kekuatan kita untuk membela TUHAN, Tuhanlah yang membela kita. Kalau kita coba-coba dengan cara Musa justru nanti kita ketakutan dan membela diri.
 
Keluaran 2:11-12
(2:11) Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.
 
Ketika Musa telah dewasa, tetapi bukan dewasa menurut ukuran TUHAN melainkan dewasa menurut ukuran Mesir, gambaran dari dunia ini. Setelah dia merasa dewasa menurut ukuran Mesir -- gambaran dari dunia -- maka pada saat itulah dia memberanikan diri ke luar dan berusaha menjadi contoh/kesaksian di tengah-tengah saudara-saudaranya yang tertindas.
Memang seorang hamba TUHAN diutus untuk melepaskan penindasan, perhambaan dosa yang menindas umat TUHAN. Tetapi kalau kedewasaan itu berasal dari dunia itu belum cukup. Biar sederet gelar di atas pundak ini, dengan pengetahuan yang cemerlang dan diakui oleh dunia itu belum cukup.
 
Dia mau mendapatkan saudara-saudaranya dan untuk melihat kerja paksa mereka, sama artinya: Berusaha menjadi kesaksian bagi orang-orang yang tertindas. Pada saat itu dia melihat orang Mesir memukul salah seorang dari saudara-saudaranya, orang Ibrani itu. Bagaimana sikap kita kalau melihat pukulan-pukulan yang membuat penderitaan baik terhadap sesama maupun terhadap diri sendiri?
Hal ini langsung diperhadapkan kepada Musa, tetapi kita juga di dalam mengikuti TUHAN. Jika hal yang senada juga diperhadapkan, bagaimana sikap kita?
 
Keluaran 2:12
(2:12) Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.
 
Ada perbuatan yang tersembunyi dari pada Musa, yaitu membunuh orang yang memukul saudaranya, bangsanya itu; orang Ibrani.
 
Apakah hal itu dibenarkan di hadapan TUHAN? Lantas kita dijadikan front pembela Kristen atau front pembela TUHAN? Begitukah hidup dewasa di hadapan TUHAN? Tidak.  Sebab; membunuh tidak dewasa.
Inilah perbuatan Musa yang tersembunyi, sebab sebelum membunuh dia toleh kiri dan kanan, karena dia melihat tidak ada orang maka dia bunuh. Ini perbuatan yang tersembunyi yaitu membunuh.
 
Banyak orang seperti itu, toleh kiri dan toleh kanan di lihat ada orang atau tidak, kalau tidak maka dia akan lakukan hal yang tersembunyi. Banyak orang seperti itu, tetapi kita tidaklah demikian.
 
Kita membaca 1 Yohanes 3, dengan perikop: “Kasih terhadap saudara sebagai tanda hidup baru.”
Orang yang hidup baru harus mengasihi TUHAN dan sesama. Kepada Rasul Petrus, Yesus bertanya sebanyak tiga kali: “Apakah engkau mengasihi Aku?” TUHAN mau kita hidup di dalam kasih yang sempurna, bukan kasih pura-pura.
Kita harus saling mendoakan supaya kita juga tulus mengasihi TUHAN, kalau kita tulus mengasihi TUHAN pasti kita juga tulus mengasihi sesama.
 
1 Yohanes 3:11
(3:11) Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;
 
Ini berita dari sejak semula di taman Eden, bahwasanya; kita harus saling mengasihi satu dengan yang lain. Jangan saling menyakiti hati, perasaan, pikiran dan lain-lain.
 
1 Yohanes 3:12
(3:12) bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
 
Kain yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya.
Kain membunuh Habel, ini adalah pembunuhan pertama yang terjadi di atas muka bumi ini. Berarti, Kain tidak memiliki kasih dan tidak hidup dalam kasih atau kasih Allah tidak tinggal dalam dirinya karena Kain pada akhirnya membunuh Habel, adiknya.
 
1 Yohanes 3:13
(3:13) Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu. (3:14) Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
 
Barangsiapa tidak mengasihi sesamanya ia tetap di dalam maut. Tetapi, malam ini TUHAN membawa kita dalam kerajaan terang, ada di tengah Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Oleh sebab itu, jangan kita heran apabila dunia membenci karena TUHAN sudah memindahkan kita dari kegelapan dan berada di dalam terang; ada di dalam suasana kerajaan Sorga, ada di tengah Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
 
Suasana di dalam kerajaan Sorga = Ada di dalam terang, berarti; tidak ada perbuatan yang tersembunyi. Perbuatan yang tersembunyi dari Musa adalah membunuh. Kemudian, pembunuhan yang pertama dikerjakan oleh Kain dan roh itu turun sampai kepada Musa.  Bayangkan, jaraknya itu sangat jauh tetapi roh itu turun.
Jangan kita sama seperti orang dunia; dunia ini dikuasai oleh setan dan di dalam dunia tidak ada kasih, maka antara satu dengan yang lain saling membenci. Jadi, kalau dunia membenci kita jangan heran.
 
1 Yohanes 3:15
(3:15) Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
 
Ingat: Setiap orang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh manusia = Dosa membenci SETARA dengan dosa membunuh.
Biarlah dari pengakuan kita malam ini darah salib menyucikan kita.
 
Perlu untuk diketahui: Seorang pembunuh tidak memiliki hidup kekal, tidak memperoleh kebahagiaan yang kekal di dalam kerajaan kekal. Jadi, membenci setara dengan membunuh, dan seorang pembunuh tidak masuk Sorga.
Ada akar pahit itulah ingat kesalahan sehingga kebencian itu berakar dan berurat-urat, maka tidak masuk Sorga. Hati-hati dengan dosa akar pahit; dendam, ingat kesalahan orang, segera lupakan saja.
 
1 Yohanes 3:16
(3:16) Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
 
Mengasihi sesama harus DITANDAI dengan pengorbanan terhadap sesama.
Jadi, meterai dalam hal mengasihi adalah DARAH atau pengorbanan. Oleh sebab itu, untuk sampai kepada mengasihi sesama belajar untuk berkorban dahulu di tengah ibadah pelayanan ini.
 
Sebentar lagi kita akan mengadakan natal Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) fellowship bersama hamba-hamba TUHAN lewat zoom, dimulai dari dalam ibadah pelayanan atau penggembalaan ini maka nanti kalau kita ke luar -- seperti Musa ke luar -- sudah dalam keadaan dewasa untuk mengasihi sesama. Sehingga, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan yaitu membenci sesama. Itulah ukuran kedewasaan menurut ukuran TUHAN.
 
Sekarang kita kembali membaca Keluaran 2.
Keluaran 2:12
(2:12) Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.
 
Dosa yang tersembunyi dari Musa adalah membunuh. Setelah dia menyembunyikan dosa membunuh atau membenci sesama -- sama dengan; tidak memiliki kasih --, selanjutnya disembunyikannya mayat yang dibunuh itu dalam pasir.
Mayat itu disembunyikan di dalam pasir, kebenaran dari dunia memang begitu; berdusta/berbohong demi kebaikan. Berarti, Musa belum cukup dewasa untuk menghadapi segala persoalan di luaran sana.
 
Ini loh pengetahuan yang berasal dari dunia, belum cukup dewasa di hadapan TUHAN untuk menghadapi persoalan di luaran sana. Jadi, sudah seharusnya saya dan saudara bersyukur berada di tengah ibadah pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang & Cilegon untuk selanjutnya kita bertumbuh dewasa di dalam TUHAN oleh karena kasih-Nya, supaya tidak ada lagi dosa yang disembunyikan secara khusus membenci sesama.
 
Yeremia 16:17
(16:17) Sebab Aku mengamat-amati segala tingkah langkah mereka; semuanya itu tidak tersembunyi dari pandangan-Ku, dan kesalahan mereka pun tidak terlindung di depan mata-Ku.
 
TUHAN mengamat-amati segala tingkah langkah setiap manusia, setiap insan yang hidup di atas muka bumi ini, dan tidak ada yang bisa disembunyikan sesuatu apapun oleh manusia di hadapan TUHAN. Oleh sebab itu, saudara harus jujur di hadapan TUHAN.
Setiap yang bernafas semuanya diamat-amati oleh TUHAN dan tidak ada yang dapat disembunyikan oleh manusia sekecil apapun perkara itu. Supaya kita semua dipakai dan kehidupan yang dipakai itu adalah kehidupan yang dewasa namun bukan dewasa menurut ukuran Mesir (dunia) tetapi ukuran TUHAN, kaitannya dengan darah salib itulah pengorbanan.
 
… dan kesalahan mereka pun tidak terlindung di depan mata-Ku.
Setiap perbuatan salah; baik kesalahan yang besar maupun kesalahan yang kecil tidak bisa ditutup-tutupi oleh siapapun. Baik kesalahan di dalam hati, pikiran, semuanya jelas di hadapan TUHAN.  Maukah saudara tetap menyakiti hati TUHAN dengan hati yang berlaku licik dan pikiran yang bercabang?
Kita sering kali menyanyikan pujian: “Aku mengasihi Engkau Yesus dengan segenap hatiku, Aku mengasihi Engkau Yesus dengan segenap jiwaku …” Tetapi kenyataannya tidak demikian, sebab masih banyak perbuatan yang disembunyikan padahal tidak ada satu perkara yang bisa kita tutup-tutupi di hadapan TUHAN, semuanya jelas di pandangan mata TUHAN.
Apakah itu sikap orang dewasa karena punya pengetahuan dari dunia? Apakah itu cara hamba TUHAN lalu dianggap sah kekudusan TUHAN?
 
Lihatlah; ketika Musa hendak mendekat untuk mengamat-amati dan melihat penglihatan yang hebat, TUHAN berkata: Jangan dekat-dekat, tanggalkan kasutmu.
Oleh sebab itu, kekudusan TUHAN itu harus benar-benar sah kita akui dalam segala perkara, baik dalam perkara perkataan, perbuatan, solah tingkah, tindak tanduk, apa saja.
 
Supaya perkara ini sah, kita melihat Ibrani 4.
Ibrani 4:13
(4:13) Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
 
Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya … Jadi, setiap insan, setiap kehidupan manusia, tidak bisa melarikan diri manakala dia melakukan suatu kesalahan, mengapa demikian? Sebab; segala sesuatu telanjang dan terbuka di mata TUHAN dan jelas terlihat di pandangan TUHAN, tidak ada yang dapat ditutup-tutupi. Mungkin, mata manusia tidak melihat perbuatan yang disembunyikan termasuk di dalam hal membunuh atau membenci sesama di dalam hati dan pikiran ini, tetapi TUHAN dan mata TUHAN melihat supaya kita semua betul-betul dewasa di dalam ukuran TUHAN di dalam hal melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN.
 
Perlu untuk diketahui: Setiap orang atau setiap pribadi lepas pribadi harus mempertanggung jawabkan perbuatannya di hadapan TUHAN, sampai akhirnya nanti berada di hadapan takhta putih.
Jangan sampai nama kita tidak tertulis dalam kita kehidupan Anak Domba hanya karena dosa yang disembunyikan teristimewa di dalam hal membunuh atau membenci sesama dan itu terkait dengan; akar pahit, dendam, ingat kesalahan dan lain sebagainya.
 
Daniel 2:20-21
(2:20) Berkatalah Daniel: "Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan! (2:21) Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian;
 
TUHAN mengubah saat dan waktu, hal ini harus diperhatikan. Oleh sebab itu, kita tidak boleh terlena dengan segala sesuatu yang kita miliki atau dengan segala sesuatu yang disuguhkan dunia dan kerajaan serta kemegahannya.
Hari ini mungkin dapat kita nikmati apa yang kita miliki, namun lihat; TUHAN yang mengubah saat dan waktu. Tidak selamanya kita bebas berbuat dosa, tidak selamanya kita melampiaskan hawa nafsu dan keinginan daging (hasrat daging), tidak selamanya kita berfoya-foya di atas muka bumi ini, tidak selamanya kita bisa meninggalkan TUHAN/membelakangi TUHAN, ingat; ada waktu pembalasan.
 
Dia memecat raja dan mengangkat raja, berarti Dia yang menentukan segala sesuatu; hidup mati manusia ditentukan oleh TUHAN. Keselamatan itu tidak bisa ditentukan oleh siapapun, TUHAN yang menentukannya. Oleh sebab itu, kita tidak boleh terpengaruh oleh perasaan manusia daging, hati kita harus lebih besar kepada TUHAN dari pada seisi rumah.
Bayangkan; hanya karena saudara dari tempat jauh datang dan sudah lama tidak bertemu sampai ibadah dia tinggalkan, seolah-olah perkara itu menentukan keselamatan.
TUHAN yang menentukan segala sesuatu, TUHAN yang memecat dan TUHAN yang mengangkat. Kalau engkau dipecat dari perusahaanmu, mau apa? Saat ini engkau sedang diangkat, diberikan pekerjaan, bersyukur, tidak boleh sombong karena pekerjaan itu. Justru dari pekerjaan itu kita dapat berkat-berkat yang lain, itu merupakan dari TUHAN kalau diurut-urut.
Jangan bertingkah di hadapan TUHAN; jangan engkau buat TUHAN menjadi pengemis, hati-hati dengan dosa semacam itu. Kalau TUHAN pecat engkau dari sana (tempat bekerja), bisa; TUHAN izinkan ada orang yang memfitnah, hal itu bisa saja karena TUHAN sudah pernah difitnah. Hati-hati, tetapi itu juga didikan.
 
Kemudian, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian.
Biarlah kita semua memiliki hikmat, menjadi orang yang berakal budi dan bijaksana karena mau menghargai pembukaan firman. Jangan kita beri penghargaan kepada manusia lebih dari pembukaan firman, ini bukan berhikmat tetapi ini adalah orang yang bodoh.
Mengikuti TUHAN tidak bisa pakai “tapi, tapi”, tidak bisa pakai “alasan”, sebab; satu kali kita pakai alasan, besok hari segudang alasan disediakan setan dan jauh lebih tepat dari alasan pertama, sehingga kita menjadi benar tetapi salah, sudah salah kaprah.
 
Pointnya di sini, terhubung dengan ayat 22.
Daniel 2:22
(2:22) Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang tersembunyi, Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, dan terang ada pada-Nya.
 
Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang tersembunyi. TUHAN yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang tersembunyi.
Berapa lama kita dapat bertahan menyembunyikan dosa? Kalau kita tetap berkeras hati maka satu kali nanti semua dosa akan tersingkap, dari pada rasa malu itu besar lebih baik dari awal saja kita mengakui segala dosa yang disembunyikan. Saya mengatakan ini berdasarkan pengalaman saya sendiri, bukan berdasarkan teori ataupun pengetahuan saja, sekalipun teori dan pengetahuan itu benar.
Berdasarkan pengalaman saya; bertahun-tahun saya timbun kesalahan di tempat yang tersembunyi di dalam daging (pasir), namun oleh karena rahmat TUHAN akhirnya TUHAN singkapkan itu semua karena TUHAN teramat mengasihi saya dan TUHAN tidak sedang menyakiti saya. Itu sebabnya, hingga sampai hari ini TUHAN izinkan kita boleh tatap muka beribadah kepada TUHAN, melayani TUHAN dan pekerjaan-Nya, sekaligus menikmati kasih dan kemurahan-Nya lewat pembukaan firman yang rahasianya dibukakan, ini rahasia yang positif. Jangan rahasia yang negatif disembunyikan, itu dosa yang disembunyikan.
 
Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, dan terang ada pada-Nya.
Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, berarti tidak ada sesuatu dosa yang bisa kita sembunyikan dengan rapih. Serapih-rapihnya, sepintar-pintarnya, sehebat-hebatnya manusia menyembunyikan dosa satu kali nanti akan terbongkar dan muncul ke permukaan.
Tapi ingat TUHAN itu membongkar semua tabiat lama atau dosa yang disembunyikan -- terkhusus di dalam dosa membenci sesama -- bukan berarti Dia sedang menyakiti saya dan saudara, tetapi ingat; terang ada pada-Nya, dan TUHAN mau jadikan kita anak-anak terang bukan anak-anak gelap. Tuhan tidak mau kita melakukan sesuatu perbuatan gelap.
Jadi, kalau TUHAN membongkar dosa kita bukan berarti TUHAN sedang menyakiti, bukan berarti TUHAN sedang memukul kita dengan kebencian-Nya, tetapi TUHAN mengasihi; Dia itu terang dan Dia tidak mau kita berada dalam gelap dan menyembunyikan dosa di sana.
 
Kita bersyukur kepada TUHAN, malam ini TUHAN bukan sedang menyakiti kita walaupun daging merasakan sakit, tetapi TUHAN sedang mengadakan penyucian. Penyucian bukanlah akhir melainkan awal dari kesempurnaan; akhir dari penyucian adalah kesempurnaan. Terimalah itu.
 
Di dalam Matius 5:8 dikatakan; tanpa kekudusan tidak akan melihat Allah. Berarti; kalau hati tidak suci maka tidak dapat melihat Allah, maka; berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Tempat engkau berdiri adalah kudus; jangan dipermainkan kekudusan dan tempat kudus Allah, berarti tanggalkan kasut yang lama.
Kemudian, di dalam Ibrani 12:14 “… Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.” Berarti, untuk berada dalam kekudusan sama dengan mengasihi sesama, tidak boleh membunuh. Tanpa kekudusan tidak ada seorangpun akan melihat TUHAN.
Dua ayat ini sudah sah untuk mendorong kita secepatnya untuk hidup dalam kekudusan; menanggalkan kasut lama supaya kekudusan TUHAN, hadirat TUHAN sah di tengah-tengah ibadah pelayanan kita di hadapan TUHAN.
 
Kita kembali memperhatikan Keluaran 2.
Keluaran 2:12
(2:12) Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.
 
Singkat kata: Musa berusaha meninggalkan jejak.
Jejak-jejak yang lama atau kehidupan yang lama tidak bisa ditutupi kalau bukan oleh darah Anak Domba, oleh sebab itu kita harus mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan oleh darah Anak Domba.
 
Kita membaca 1 Petrus 2, dengan perikop: “Penderitaan Kristus sebagai teladan.”
1 Petrus 2:19-20
(2:18) Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.
 
Hamba TUHAN harus punya roh taat, setia, dengar-dengaran, berarti menjadi HAMBA KEBENARAN.
Seorang pendeta belum tentu hamba TUHAN, tetapi hamba TUHAN sudah pasti hamba kebenaran.
 
Gembala harus tergembala supaya menjadi kawanan domba bagi Allah. Daud itu raja, di raja, tetapi TUHAN adalah Gembala Agung dan Daud menjadi domba yang tergembala. Kalau tergembala berarti taat, setia, dengar-dengaran, itulah hamba.
Kalau selalu tinggalkan penggembalaan dan mengutamakan saudara daging, terhadap orang semacam ini tidak masuk akal bagi saya, entah apa dasar dia melakukan hal itu. Orang semacam ini mau jadi hamba TUHAN atau mau menjadi hamba daging? Apapun alasannya kalau tinggalkan penggembalaan, tidak pas bagi TUHAN. Sebab; TUHAN Yesus sudah turun ke dunia mati di kayu salib, untuk mengadakan pemisahan. Oleh sebab itu, jangan sia-siakan darah salib, jangan katakan “amin” tetapi tidak dipraktekkan.
Yang melayani atau imam-imam, ingat; tidak cukup kata “amin” tetapi harus ditindaklanjuti dengan perkataan dan perbuatan.
 
1 Petrus 2:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
 
Kasih karunialah bagi seseorang jika ia dengan sadar dan dengan rela akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus dia tanggung.
 
-          Menderita karena berkorban untuk sesama, bukan pujian bagi TUHAN.
-          Menderita karena kesalahan, itu tidak akan mendatangkan pujian dari TUHAN.
Tetapi, perbuatan yang mendatangkan pujian bagi TUHAN adalah berbuat baik -- berarti; taat, setia dan dengar-dengaran di tengah ibadah dan pelayanan -- lalu dalam keadaan taat, setia, dengar-dengaran banyak menanggung penderitaan atau sengsara salib, itu adalah kasih karunia.
Siapa yang mau menikmati kasih karunia? Maka, perhatikanlah Firman TUHAN.
 
1 Petrus 2:21
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
 
Kita dipanggil supaya kita secepatnya menyatu dengan sengsara salib. Sebab, TUHAN Yesus telah meninggalkan teladan yang sempurna supaya kita mengikuti jejak-jejak kaki Yesus yang berdarah.
Berbanding terbalik dengan Musa; dia ingin menghilangkan jejak masa lalu, dia mau menyucikan dosa masa lalu, tetapi dengan cara manusiawi yaitu dalam pasir, itu tidak akan pernah bisa. Maka, kita harus mengikuti dengan tepat jejak-jejak kaki Yesus yang berdarah. Kalau kita mengikuti tapak-tapak kaki Yesus atau jejak-jejak kaki Yesus yang berdarah dengan tepat dan benar maka pada saat itu semua dosa rontok dan segala kesalahan rontok, bahkan setan yang menimbulkan dosa rontok. Kepala ular telah diinjak oleh tumit Yesus di atas kayu salib dua ribu tahun yang lalu. Tapak kaki Yesus atau tumit Yesus telah meremukkan kepala ular yang menimbulkan perbantahan dan perbantahan kepada TUHAN.
 
Kita lihat tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah yang menyucikan kita.
1 Petrus 2:22-23
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. (2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
 
Adapun tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah yaitu:
Yang pertama: Tidak berbuat dosa, berarti berpadanan atau penuh dengan Firman Allah.
Firman itu suci, dan kalau kita hidupi firman yang suci maka kita menjadi suci sehingga tidak ada dosa. Yesus adalah Firman Allah yang hidup.
 
Yang kedua: Tipu tidak ada dalam mulut-Nya, menunjukkan bahwa Yesus penuh dengan Roh Allah yang suci.
Kalau kita penuh dengan Roh Allah, maka tidak ada dusta atau tidak ada bohong; baik bohong kecil yang seringkali digunakan manusia “berbohong demi kebaikan.” Kemudian, kalau kita semua penuh dengan Roh maka kita tidak perlu diajar oleh orang lain, tetapi Roh itu yang mengajarkan kita tentang segala sesuatu yang dikehendaki oleh Allah bukan yang dikehendaki manusia, dan ajarannya itu benar tidak salah (1 Yohanes 2:27).
Kalau penuh dengan Roh Kudus tidak ada dusta, namun kalau belum pernah dengan Roh Kudus pasti berdusta untuk meloloskan hasrat hawa nafsu dagingnya, karena hasrat dan ambisinya terlalu besar. Berbanding terbalik kalau penuh dengan Roh Kudus, tidak akan penuh dengan ambisi dan tidak akan penuh dengan dusta, sehingga mulutnya tidak ada dusta dan penyembahannya luar biasa menyenangkan hati TUHAN.
 
Yang ketiga: Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam ­= Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan = Penuh dengan kasih Allah, berarti penuh dengan pengampunan.
Kasih itu menutupi banyak sekali dosa. Ciri orang yang penuh dengan kasih Allah adalah …
-          Mengampuni orang yang bersalah.
-          Menyerahkan segala persoalannya kepada TUHAN, karena dia tahu bahwa TUHAN adalah hakim yang adil.
 
Jadi, kalau mau menutupi jejak masa lalu jangan ke dalam pasir, itulah kebenaran diri sendiri, tetapi supaya jejak masa lalu itu dihapuskan kita semua mau tidak mau harus mengikuti jejak-jejak Yesus yang berdarah.
Musa itu merasa dewasa karena punya sederet pengetahuan di Mesir, tetapi sebetulnya bodoh di mata TUHAN; menyembunyikan dosa atau menyucikan diri dengan cara manusia daging (pasir itu adalah daging), itu tidak boleh dan itu cara yang bodoh.
 
Kita membaca Matius 7, dengan perikop: “Dua macam dasar.” Dasar seseorang melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN ada dua.
Matius 7:24-27
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. (7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. (7:26) Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. (7:27) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
 
Ada dua macam dasar bagi umat TUHAN teramat lebih bagi hamba TUHAN di dalam melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, yaitu:
-          Dasar yang PERTAMA: Terbuat dari batu.
-          Dasar yang KEDUA: Berasal dari pasir.
 
Kita lihat; perbedaan antara dasar yang terbuat dari batu dengan dasar yang terbuat dari pasir.
Yang pertama: DASAR YANG DIBUAT DARI BATU.
Orang yang menjadikan batu sebagai dasar hidupnya itu adalah orang yang bijaksana. Sebab; orang yang bijaksana akan mendirikan rumahnya di atas dasar batu karang yang teguh itulah korban Kristus, sama seperti orang yang terpanggil; mengikuti teladan yang ditinggalkan oleh Yesus, mengikuti jejak-jejak darah Yesus atau tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah.
 
Keuntungan kalau kita mendirikan rumah di atas korban Kristus, yakni:
1.      Mampu menghadapi ujian yang datang dari atas; turunlah hujan.
Itulah ujian yang ditimbulkan oleh penghulu udara yang gelap dengan segala tipu muslihatnya. Tetapi, Yesus rela mati di atas kayu salib dan itu tanda bahwa Dia terperangkap dengan tipu muslihat dari penghulu-penghulu dunia yang gelap sebagaimana dalam Efesus 6; perjuangan kita bukan melawan sesama manusia tetapi melawan roh-roh jahat di udara dengan segala tipu dayanya. Yesus ketika diadili di mahkamah agama tidak satu kalipun Dia mengadakan perbantahan atau pertikaian dengan bangsanya itulah orang Yahudi termasuk kepada orang romawi, karena perjuangan kita bukan melawan sesama tetapi melawan setan dengan tipu dayanya. Itu sebabnya, Dia rela mati di atas kayu salib = Mendirikan rumah di atas batu = Sanggup menghadapi ujian yang pertama.
2.      Mampu menghadapi ujian yang kedua: “datanglah banjir”, artinya: Mampu menghadapi dosa kenajisan.
Banjir besar telah terjadi pada zaman Nuh, itu merupakan gambaran dari dosa makan minum dan dosa kenajisan. Banjir ditulis kembali dalam Matius 24:38; banjir di sini berbicara dosa makan minum dan kawin mengawinkan atau dosa seks bebas.
Dahulu sebelum dipanggil mungkin banyak orang yang hidup di dalam seks bebas, namun kalau sudah di dalam TUHAN tidak akan lagi karena rumahnya dibangun di atas dasar batu karang yang teguh itulah korban Kristus. Oleh sebab itu, bangun hidupmu di atas korban Kristus supaya nyata pemakaian TUHAN dalam pengurapan penuh di tengah ibadah pelayanan ini, supaya kita layak menjadi gunung Sion.
3.      Mampu menghadapi ujian yang ketiga: “angin melanda rumah itu”, artinya: Mampu menghadapi ujian itulah angin-angin pengajaran palsu oleh tipu dari nabi-nabi palsu.
 
Pertanyaanny: Siapakah orang yang bijaksana ini?
Orang yang bijaksana ini adalah orang yang mau mendengar Firman TUHAN dan melakukannya, sama artinya menghargai Firman TUHAN dan melakukannya dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai kita dengar firman untuk dilupakan, tetapi dengar firman untuk dilakukan.
 
Yang kedua: DASAR YANG DIBUAT DARI PASIR.
Pasir à Daging dengan hawa nafsunya.
Kalau rumahnya dibangun di atas dasar pasir itulah daging dengan segala keinginannya, maka sebaliknya ia tidak akan mampu menghadapi tiga jenis ujian, yakni:
1.      Turunlah hujan itulah roh jahat di udara dengan segala tipu dayanya.
2.      Roh najis yang selalu menggoda hati pikirannya.
3.      Mudah sekali terperangkap dengan angin-angin pengajaran palsu.
 
Itulah Musa, itulah satu dari dua kasut di kakinya; pengetahuan Mesir dia andalkan untuk melayani TUHAN, tidak bisa.
Jangan coba dekat-dekat dengan TUHAN dengan pengetahuan dari dunia ini sebab itu tidak cukup sempurna untuk mengetahui kerajaan Sorga. Kesempurnaan dan kemuliaan-Nya tidak bisa diketahui oleh pengetahuan dari dunia.
Saya berani berkata seorang pemimpin terkenal pada zaman Yesus itulah Nikodemus; dia seorang yang punya pendidikan tinggi, dia punya latar belakang yang luar biasa dalam menghidupi hukum Taurat, dia pemimpin Yahudi dan dia kenamaan pada saat itu, tetapi dia tidak cukup sempurna pengetahuannya untuk mengenal yang rohani. Yang jasmani saja tidak dia ketahui apalagi yang rohani. Dia tidak mengetahui tentang isi dari kerajaan Sorga (Yohanes 3:1-14).
 
Kita bersyukur kepada TUHAN, malam ini TUHAN mau hadirat Allah dan kekudusan-Nya serta kekudusan dari tempat kudus harus kita akui dengan sah. Oleh sebab itu, jangan dekat-dekat, jangan datang menghadap TUHAN dengan cara yang lama.
Minggu depan kita akan kembali memperhatikan firman TUHAN sebagai lanjutannya, supaya kita diluruskan dan pengertian serta pengetahuan yang sempurna dari Sorga secepatnya memenuhi setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 
 

No comments:

Post a Comment