KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, February 20, 2022

IBADAH RAYA MINGGU, 21 NOVEMBER 2021


 
IBADAH RAYA MINGGU, 21 NOVEMBER 2021
 
KITAB WAHYU PASAL 13
Wahyu 13:11-18
(Seri: 24)
 
Subtema: GONCANGAN DARI NABI PALSU
 
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang duduk di atas takhta kemuliaan-Nya karena Dia telah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian dari zangkoor.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang juga setia untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming video internet Youtube, Facebook.
Selanjutnya, kita berdoa dan kita mohon kemurahan TUHAN supaya firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita dan hati yang kosong diisi oleh Firman Allah, sehingga berkuasa menolong kehidupan kita dan berkuasa untuk menghidupkan yang mati, menyatakan yang tidak ada menjadi ada, sampai nanti kita dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
 
Kita segera sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 13.
Wahyu 13:15
(13:15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.
 
Binatang pertama yang ke luar dari dalam laut yakni antikris, memberikan kuasa yang besar kepada binatang kedua yang ke luar dari dalam bumi yakni nabi-nabi palsu. Dan oleh karena kuasa itu, nabi-nabi palsu dapat memberikan nyawa kepada patung binatang itu sehingga patung binatang itu dapat berbicara seperti manusia dan bertindak begitu rupa.
 
Pendeknya: Nabi-nabi palsu telah berhasil membuat ilah tiruan yang harus disembah oleh setiap orang yang diam di bumi. Sedangkan, orang-orang yang tidak mau menyembah patung binatang itu dibunuh. Berarti, ada unsur paksaan kepada setiap orang di dalam hal menyembah patung binatang itu.
Hal ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, jangan anggap enteng pemberitaan firman malam ini karena apa yang tertulis di dalam Alkitab itu terjadi. Oleh sebab itu, tentukan pilihanmu dari sejak sekarang; menyembah TUHAN atau menyembah yang lain.
 
Kalau kita bandingkan dengan sistem ibadah dan pelayanan yang berasal dari Kerajaan Sorga tidak ada yang namanya “unsur paksaan”, justru TUHAN memberikan pilihan kepada manusia yang hidup di atas muka bumi ini, seperti yang tertulis di dalam Injil Matius 7:13-14. Di dalam dunia ada dua jalan yang harus dipilih oleh setiap orang:
1.      Jalan sempit ® Salib di Golgota yang harus dipikul setiap masing-masing orang di tengah pelayanannya kepada TUHAN.
2.      Jalan lebar ® Keleluasaan atau dengan bebas untuk hidup menuruti segala hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
Itulah dua jalan yang tersedia di atas muka bumi ini yang memang harus dipilih oleh setiap orang. Itu sebabnya, di atas tadi saya kemukakan: Setiap orang harus menentukan pilihannya dimulai dari sekarang, supaya segala sesuatu yang kita kerjakan ini tidak mendatangkan kesia-siaan di kemudian hari kelak. Namun, setiap orang juga sudah harus siap menerima konsekuensinya di kemudian hari. Oleh sebab itu, jangan kita bodoh di dalam hal menentukan pilihan dari sejak sekarang supaya jangan ada persungutan dan kalaupun ada persungutan tidak akan ada artinya.
 
Sebagai tambahan: Jikalau kita benar-benar mengenal kasih karunia Allah dan hidup di dalam kasih karunia Allah maka kita akan menyadari:
-          Bahwasannya unsur paksaan tidak ada dan tidak datang dari TUHAN, berarti bebas dari pemerintahan yang bersifat diktator atau bebas dari pemerintahan antikris kelak. Sebagaimana nanti antikris akan berkuasa di atas muka bumi ini selama 3.5 tahun, mereka akan memaksakan kehendak sendiri karena mereka menjalankan pemerintahan itu dalam bentuk atau bersifat diktator, karena mereka juga disebut binatang buas yang ke luar dari dalam laut.
-          Kemudian, aturan-aturan yang terdapat dalam pemerintahan Allah tidak dijalankan juga secara Taurat, dengan lain kata tidak menjalankan ibadah secara lahiriah. Ibadah lahiriah adalah tubuh ada di tengah ibadah ini tetapi batinnya atau manusia dalamnya jauh dari pemberitaan Firman TUHAN, hatinya gengsi; jauh untuk mendengarkan firman dengan rendah hati.
 
Jika kita perhatikan kembali dalam Wahyu 13:15, setiap orang yang tidak menyembah patung binatang itu akan dibunuh jika tetap berpihak kepada TUHAN atau mempertahankan nama TUHAN. Tetapi, satu hal yang harus kita ingat dari Matius 16:4-25 dengan jelas TUHAN berkata kepada murid-murid “untuk apa seseorang memperoleh seluruh dunia ini kalau dia harus kehilangan nyawanya?”
Jadi, keadaan sulit semacam ini akan membuat banyak orang mengalami tertindas dan ketakutan yang hebat sampai nanti jiwa setiap orang akan terguncang bilamana hal itu terjadi. Memang goncangan yang mengombang-ambingkan itu jelas datangnya dari nabi-nabi palsu dan itu tidak bisa kita sangkali, sebab pekerjaannya adalah untuk mengombang-ambing dan menggoncang jiwa manusia.
 
Kita selidiki di dalam Efesus 4, dengan perikop: “Kesatuan jemaat dan karunia yang berbeda-beda.”
Efesus 4:12-13
(4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, (4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
 
Oleh karena kematian dan kebangkitan Yesus, Ia memperlengkapi orang-orang kudus atau hamba-hamba TUHAN bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Intinya: Ibadah pelayanan ini akan membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh yang sempurna, dengan lain kata membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna itulah yang disebut tubuh mempelai kelak berada di dalam perjamuan malam kawin Anak Domba.
 
Sasaran akhir dari ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini, sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba. Siapa yang layak masuk dalam pesta nikah? Yaitu mereka yang sudah mencapai tingkat pertumbuhan rohani yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
 
Tetapi lihatlah, pribadi yang mengombang-ambingkan pada ayat 14.
Efesus 4:14
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Jadi, jelas bahwa; goncangan yang mengombang-ambingkan itu datangnya dari nabi-nabi palsu. Tujuannya adalah untuk menghalangi rencana Allah yang besar, yaitu membawa gereja TUHAN masuk dalam kesatuan tubuh.
Pendeknya: Goncangan yang terjadi yang disebabkan oleh kelicikan dari nabi-nabi palsu adalah untuk menghalangi terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, itulah yang disebut “tubuh Mempelai”.
 
Tubuh Mempelai itu terdiri dari banyak anggota, datang dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa, namun telah dipersatukan oleh darah salib; itulah rencana Allah. Tetapi nabi palsu datang dengan ajaran palsu untuk menggoncang dunia ini, sehingga rencana Allah batal -- sesuai dengan rencana mereka, yaitu berusaha untuk menggagalkan rencana Allah --.
 
Kita akan melihat GAMBARAN DARI GONCANGAN YANG AKAN TERJADI.
Yesaya 57:20-21
(57:20) Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur. (57:21) Tiada damai bagi orang-orang fasik itu," firman Allahku.
 
Di sini dikatakan: Tiada damai (tidak ada ketenangan) bagi orang-orang fasik. Siapa orang fasik? Mereka itu adalah orang-orang yang menjadi pengikut-pengikut dari nabi palsu. Dan pengikut nabi-nabi palsu itu diumpamakan seperti laut yang berombak-ombak, di mana arusnya itu menimbulkan sampah dan lumpur.
 
Selanjutnya kita akan melihat ARTI ROHANI sampah dan lumpur, dimulai dari penjelasan tentang: SAMPAH.
Sampah → Barang fana, itulah harta, kekayaan, uang yang banyak, termasuk batangan emas dan batangan perak, serta kedudukan jabatan dan pangkat yang tinggi di atas muka bumi ini. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Rasul Paulus dalam tulisannya yang dikirim kepada sidang jemaat di Filipi.
 
Kita perhatikan Filipi 3, dengan perikop: “Kebenaran yang sejati
Filipi 3:1B
(3:1) Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.
 
Nasihat Firman Allah (teguran Firman) yang berulang-ulang disampaikan, selain bertujuan untuk mengingatkan kita akan hal yang baik, benar, suci dan mulia, dan mengingatkan kesalahan-kesalahan -- supaya jangan mengulangi kesalahan --, juga bertujuan untuk memberi kepastian kepada saya dan saudara.  
Di dalam Yesus ada kepastian; jadi, kepastian semacam ini harus disampaikan kepada sidang jemaat.
 
Filipi 3:2-3
(3:2) Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu, (3:3) karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
 
Rasul Paulus mengingatkan sidang jemaat di Filipi supaya mereka:
1.      Berhati-hati terhadap anjing-anjing (anjing hutan) = nabi-nabi palsu.
2.      Berhati-hati terhadap pekerja-pekerja yang jahat.
3.      Berhati-hati terhadap penyunat-penyunat yang palsu.
Pendeknya: Hati-hati terhadap ajaran-ajaran dari nabi-nabi palsu. Mengapa harus berhati-hati? Sebab sesungguhnya, kitalah orang-orang yang bersunat. Apa tandanya bahwa kita adalah orang-orang yang bersunat? Kita beribadah oleh Roh Allah.
 
Kalau kita beribadah oleh Roh Allah, kalau motor penggerak dari ibadah ini adalah Roh Allah, maka:
-          Kita semua akan bermegah dalam Kristus Yesus.
-          Kita semua tidak menaruh percaya pada hal-hal yang lahiriah.
Singkatnya: Kalau motor penggerak dari ibadah ini adalah Roh Allah, maka kita tidak bermegah kepada yang lahiriah dan hanya bermegah di dalam Kristus Yesus saja. Itu adalah tanda orang yang bersunat.   
Jadi, masa depan saya dan saudara bukan pada barang fana, bukan pada “sampah”, bukan pada harta, kekayaan, uang yang banyak, termasuk batangan perak dan batangan emas, bukan pada kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi, tetapi masa depan kita ada pada dua tangan TUHAN.
 
Filipi 3:4-6
(3:4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: (3:5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (3:6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
 
Sebenarnya, Rasul Paulus mempunyai alasan untuk menaruh percaya (bermegah) kepada hal-hal lahiriah. Jadi, jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, Rasul Paulus lebih lagi. Mengapa? Karena Rasul Paulus mempunyai banyak kelebihan di antara orang-orang sebangsanya pada waktu itu.
 
Apa yang menjadi kelebihan Rasul Paulus dalam bentuk yang lahiriah?
YANG PERTAMA: Disunat pada hari kedelapan, persis seperti Yesus disunat pada hari kedelapan. Jadi, secara lahiriah, Rasul Paulus sama seperti Yesus karena disunat pada hari kedelapan.
YANG KEDUA: Berasal dari bangsa Israel. Apa maksudnya? Maksudnya di sini ialah Rasul Paulus mengaku bahwa dia adalah bangsa pilihan Allah.
YANG KETIGA: Dari suku Benyamin. Mengapa Rasul Paulus harus menyebutkan hal ini sebagai kelebihannya? Karena suku Benyamin mendapat bagian dari tanah warisan, itulah tanah Kanaan yang menjadi milik pusaka mereka. Kemudian, suku Benyamin ini adalah satu dari 12 (dua belas) suku yang juga dimeteraikan oleh Allah, sesuai dengan Wahyu 7. Jumlah mereka yang dimeteraikan ada 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang, termasuklah dari suku Benyamin ada 12.000 (dua belas ribu) orang yang dimeteraikan.
YANG KEEMPAT: Orang Ibrani asli. Mengapa Rasul Paulus harus menyebutkan hal ini sebagai kelebihannya? Orang Ibrani asli, berarti; mengenal iman dari Abraham (Ibrahim).
YANG KELIMA: Tentang pendirian terhadap hukum Taurat, Rasul Paulus orang Farisi.
YANG KEENAM: Tentang kegiatan, Rasul Paulus adalah penganiaya jemaat.
YANG KETUJUH: Tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat, Rasul Paulus tidak bercacat; ia sungguh sempurna, tidak ada tandingannya pada masa itu.
 
Lihatlah:
-          Hal pertama sampai keempat adalah kelebihan yang dimiliki Rasul Paulus yang dibawa dari sejak lahir. Dan itu tidak bisa diceraikan dari dalam dirinya sebab itu adalah bawaan dari lahir.
-          Tetapi hal kelima sampai ketujuh, itu berbicara tindakan, itu berbicara tentang perbuatan sebagai kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Rasul Paulus setelah ia lahir.
Tetapi apalah artinya hal 1-4, kalau Rasul Paulus melakukan tiga tindakan dari dari hal 5-7.  Hal 1-4 memang dibawa dari lahir, tetapi itu tidak akan menjadi berarti karena hal 5-7.
Jadi, sudah jelas: Barang fana, perkara lahiriah tidak menjadi berarti kalau kita hidup seperti perkara yang kelima, keenam, ketujuh, seperti tindakan dari Rasul Paulus ini; tidak ada artinya. Itu hanyalah barang sampah saja.
 
Filipi 3:7-8
(3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
 
Tujuh perkara yang menjadi kelebihan-kelebihan dari Rasul Paulus secara lahiriah tadi, dahulu merupakan keuntungan bagi dia. Namun pada akhirnya, tujuh perkara lahiriah yang menjadi kelebihan itu dianggap kerugian karena Kristus, bahkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Rasul Paulus secara lahiriah dianggap sampah, dianggap kotoran. Mengapa? Supaya dia memperoleh Kristus Yesus TUHAN, Dia Kepala atas tubuh, Dia yang memenuhkan segala sesuatu di dalam tubuh, baik lahir maupun batin.
 
Jadi, pada akhirnya, di dalam mengikuti TUHAN, setiap orang harus menjadi semakin dewasa, semakin bijaksana. Perhatikan: Bagi Rasul Paulus, tujuh perkara lahiriah yang menjadi kelebihan dahulu, tetapi pada akhirnya itu dianggap sampah. Itu sebabnya tadi saya katakan: Kalau mengikut TUHAN, biarlah kiranya kita semakin hari semakin dewasa sampai mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (tubuh kepenuhan Kepala).
Kalau kita semakin dewasa rohani, maka otomatis semakin bijaksana, semakin memahami rencana Allah, semakin mengerti apa yang harus kita perbuat, apa yang harus kita lakukan, apa yang kita butuhkan, apa yang kita mau, apa yang akan terjadi ke depan. Semakin seseorang dewasa rohani, maka pada akhirnya dia akan tahu bahwa tujuh perkara yang menjadi kelebihan dianggap “sampah”, karena Kristus menjadi Kepala atas tubuh, karena tubuh kepenuhan Kepala, sesuai dengan Efesus 1:22-23.
 
Jadi, mana yang lebih penting: Sampah atau Kepala?
-          Sampah sifatnya sementara.
-          Tetapi Kristus sanggup memenuhkan segala sesuatu apa yang kita butuhkan di dalam hidup ini, yang adalah tubuh-Nya sendiri.
 
Dasar ekor ular naga merah padam, dasar penipu ulung yang begitu licik dengan ajaran palsu menggoncang dunia, sehingga pengikutnya digambarkan seperti laut yang berombak-ombak, di mana arusnya menghasilkan sampah.
Oleh sebab itu, berulang kali saya sampaikan: Jangan buang sampah di sembarang tempat. Kalau duduk bersama dengan sesama, teramat lebih sesama anak TUHAN, ceritakan Kristus Kepala. Jangan cerita kedudukan, jabatan, pangkat, harta, kekayaan, uang yang banyak, batangan emas, batangan perak; jangan itu yang diceritakan, jangan ceritakan bisnis, tetapi ceritakan Kristus Kepala.
Saudara jangan bosan kalau ada orang yang menceritakan Firman dalam setiap perjalanan saudara atau di mana pun saudara duduk dan berdiri. Mengapa saudara bosan? Karena saudara masih bodoh dalam pengertian Firman, belum dewasa, belum tahu kalau TUHAN mau datang. Ceritakan Kristus Kepala; jangan cerita sampah.
Itu sebabnya saya sampaikan: Jangan buah sampah di sembarang tempat. Janagn ceritakan yang lahiriah kepada sesamamu, sebab sesamamu itu bukan tempatnya sampah, tetapi dia adalah kemah Allah, tempat Roh Allah berdiam, maka Kristus harus menjadi Kepala atas dia.
 
Seharusnya saudara mencari orang yang suka menceritakan Firman, jangan justru menceritakan gossip, apalagi sampah. Yang kita butuhkan yang lebih mulia dan berharga adalah Kristus Kepala atas tubuh; Dialah yang memenuhkan segala sesuatu atas tubuh ini.
Jika kita dewasa dan bijaksana, maka kita akan tahu bahwa “sampah” adalah kerugian, sedangkan Kristus adalah keuntungan bagi kita semua.
 
Filipi 3:9
(3:9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
 
Kita semua harus tahu bahwa kita dibenarkan karena iman, percaya kepada korban Kristus -- penebusan yang dikerjakan untuk menyelamatkan tubuh-Nya -- bukan karena hukum Taurat, bukan karena hasil usaha perjuangan seseorang; dengan demikian, kita tidak layak untuk menaruh percaya kepada perkara-perkara lahiriah, yaitu sampah dan kotoran.
 
Jadi, terlebih dahulu dunia ini dibuat kacau, lalu nanti ombak laut itu menghasilkan sampah. Jadi, pikiran manusia nanti penuh dengan sampah, karena sudah terlebih dahulu dibuat kacau, sehingga jiwa digoncang dan tergoncang. Kalau pikiran sudah kacau, coba saja sodorkan yang lahiriah, pasti ia mudah sekali mengambil jalan pintas “bagaimana supaya kaya”.
Itulah hebatnya Setan memakai nabi palsu sehingga menggoncang jiwa manusia. Dan kalau dunia sudah digoncang, seperti yang terjadi saat ini oleh karena Covid-19 dengan varian-varian yang luar biasa ini, maka tidak sedikit jiwa yang juga tergoncang. Pada saat itu, ada satu pemerintahan yang tampil untuk “memaksa”. Saudara harus mengerti hal ini.
Ingat: Ikut TUHAN tidak pernah ada paksaan. Anak kecil pun tidak pernah dipaksa untuk berobat. Jadi, jangan gunakan alasan “anak kecil”, sebab dari kecil pun seseorang tidak pernah dipaksa untuk berobat. Saya harap, saudara dapat memanjangkan apa yang saya katakan ini.
 
Sekarang, kita akan melihat penjelasan tentang: LUMPUR.
Lumpur disebut juga rawa. Hal ini jelas berbicara tentang dosa kenajisan.
Pada waktu Daud jatuh dalam dosa kenajisan, dia betul-betul tenggelam dalam lumpur (rawa). Pada saat Daud tenggelam dalam lumpur (rawa), banyak orang yang membenci dia. Tetapi pada saat itu juga, dia memohon untuk diangkat dari lumpur (rawa) itu, sebab dia sudah hampir tenggelam, dia tidak mampu melepaskan dirinya dari lumpur (rawa) itu.
Biasanya, setiap pergantian tahun, raja-raja harus memimpin pasukan perangnya. Tetapi pada saat itu, Daud tidak melakukan demikian, justru dia ada di sotoh istananya. Dari atas sotoh itu dia enak memandang-mandang untuk memuaskan keinginan matanya, lalu terlihatlah seorang perempuan yang mandi pada waktu itu, kemudia dia memanggil perempuan itu. Ternyata, perempuan ini adalah Betsyeba, isteri Uria, orang Het -- penduduk asli Kanaan, tetapi sudah menjadi pengikut Daud --, yang adalah tentaranya sendiri. Lalu Daud tidur dengan Betsyeba, dan perempuan itu pun mengandung.
Pada saat itulah, semua keluarganya hancur bagaikan tenggelam dalam lumpur (rawa). Pada saat dia merasa tenggelam dan banyak orang yang membenci, dia tuliskanlah itu di dalam tulisan Mazmur 40:2-3.
 
Mari kita perhatikan 2 Petrus 2, dengan perikop: “Nabi-nabi dan guru-guru yang palsu
2 Petrus 2:20-22
(2:20) Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula. (2:21) Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. (2:22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
 
Kehidupan yang telah dilepaskan dari kecemaran-kecemaran dunia oleh penebusan darah salib tetapi terlibat lagi di dalamnya -- terlibat lagi di dalam kecemaran-kecemaran duniawi ini --, maka kehidupan semacam ini diumpamakan seperti babi yang mandi, yang sudah disucikan bersih oleh Firman Allah, namun kembali lagi berkubang ke dalam lumpur, itulah dosa kenajisan. Itulah nabi-nabi palsu.
 
Kita ini adalah bangsa kafir, yang selanjutnya ditebus oleh darah salib. Kemudian dijadikan sebagai imamat yang berkerajaan sorgawi, itulah hamba-hamba TUHAN. Tetapi setelah dijadikan hamba TUHAN, namun terlibat lagi di dalam kecemaran dunia; gambarannya diumpamakan seperti babi yang sudah bersih, tetapi kembali berkubang di dalam lumpur. Ini adalah soal kenajisan; bukan saja kenajisan dalam hal yang lahiriah, tetapi kenajisan dalam hal yang rohani = lahir batin menjadi kehidupan yang najis di hadapan TUHAN.
 
Setelah mendengar Firman ini, mungkin ada di antara kita yang berkata dalam hati: “Ah, aku tidak pernah berzinah dengan perempuan” Mungkin saja kenajisan itu tidak terjadi secara lahiriah, tetapi mari kita lihat kenajisan dalam bentuk yang rohani.
 
Kita lihat Yehezkiel 47.
Yehezkiel 47:11
(47:11) Tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil garam.
 
Rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya menjadi tempat mengambil garam; itu berbicara tentang kenajisan. Jadi, “garam” di sini bukanlah garam yang bisa memberi rasa, tetapi rawa yang menjadi tempat mengambil “garam” di sini, itu berbicara soal kenajisan.

Sekarang kita akan melihat PRAKTEK BERADA DALAM LUMPUR (KENAJISAN).
2 Petrus 2:1-2
(2:1) Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. (2:2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.
 
Guru-guru palsu atau pemimpin-pemimpin palsu memasukkan pengajaran-pengajaran palsu. Mengapa? Sebab mereka menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka; sudah ditebus dari kecemaran dunia, tetapi pada akhirnya mereka sangkal. Kemudian, banyak orang yang akan mengikuti cara hidup dari guru-guru palsu, pemimpin-pemimpin palsu yang dikuasai oleh hawa nafsu.
 
2 Petrus 2:3
(2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
 
Guru-guru palsu dikatakan bahwa mereka itu serakah. Mengapa? Sebab di dalam pelayanan itu mereka berusaha untuk mencari untung lewat pemberitaan Firman yang ditambahkan.
Apa Firman yang ditambahkan? Menyampaikan satu atau dua ayat, lalu ditambahkan cerita-cerita isapan jempol, ditambahkan dongeng nenek-nenek tua, ditambahkan takhayul-takhayul, ditambahkan filsafat-filsafat kosong, ditambahkanlah cerita si kancil, si kura-kura, si buaya, ditambahkan lagi guyon-guyon. Secara tidak langsung, lewat guyon-guyon itu sidang jemaat terhipnotis, dan tanpa sadar kita berkata: “Wah, hebat hamba TUHAN ini, pintar membuat lucu”, sehingga tersedotlah perhatian mereka ke situ. Jadi, guru-guru palsu ini serakah; melayani, tetapi mencari untung lewat Firman yang ditambahkan.
 
Orang yang tidak mengerti Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, yang tidak mengerti Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terang Roh-El Kudus, maka dia akan dengan mudahnya mengikuti hamba TUHAN yang menyampaikan Firman yang ditambahkan dengan guyon, karena terlalu bosan mendengar Firman Pengajaran Mempelai, bosan mendengar berita penyucian dalam hidup, dalam nikah, dalam rumah tangga.
Dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh nabi-nabi palsu, karena Setan tahu Matius 7:13-15, di mana ada 2 (dua) jalan di dunia ini, yaitu jalan sempit dan jalan lebar. Kemudian, pada ayat 15 dikatakan bahwa “terlalu sedikit” orang yang mendapatkannya, berarti “terlalu banyak” orang yang mendapatkan jalan lebar. Hal ini dimanfaatkan oleh nabi palsu.
 
Ikuti terus, jangan bosan mendengar Pengajaran Mempelai, karena hal itu nanti akan dimanfaatkan oleh Setan. Kalau terima penyucian, jangan bosan, tetapi ikutilah rencana Allah. Jangan ikuti isi hati, sebab itu bertolak-belakang dengan isi hati TUHAN. Tetapi biarlah hati kita diisi oleh hati TUHAN; rencana TUHAN ada di hati dan pikiran ini.
Kalau saya serakah dan mau cukur kantong saudara, maka saya akan lebih suka menyampaikan satu atau dua tiga ayat, lalu ditambah guyon-guyon; saya bisa lakukan itu, tetapi itu bertolak belakang dengan hati nurani saya. Kalau saya terima orang-orang yang sudah “hamil sebelum nikah”, maka sudah banyak jiwa yang masuk di dalam gereja ini, bahkan sudah ratusan jiwa ada di dalam gereja ini; tetapi hati saya tertuduh. Saya takut dengan Yehezkiel 33, di mana penjaga sudah tahu ada pedang untuk membunuh salah seorang dari bangsa Israel yang berbuat dosa, tetapi penjaga tidak mau tegor kesalahannya itu, lalu pedang dari sorga membunuh orang yang berdosa itu, dan darahnya akan dituntut kepada penjaga jiwa, itulah gembala-gembala. Saya tidak mau hal ini terjadi menimpa hidupku, sebab saya juga ingin masuk sorga seperti saudara ingin masuk sorga.
 
2 Petrus 2:4-8
(2:4) Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; (2:5) dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; (2:6) dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, (2:7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, -- (2:8) sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa --
 
Allah tidak menyayangkan orang-orang berdosa yang menjadi pengikut dari nabi-nabi palsu, karena hawa nafsu dan keserakahan dari nabi-nabi palsu.
 
Allah tidak menyayangkan orang-orang berdosa, antara lain, YANG PERTAMA: Malaikat-malaikat yang berbuat dosa.
Begitu berbuat dosa, dia berubah menjadi Setan untuk sementara disimpan di dalam gua-gua sampai menantikan hari penghakiman. Kalau manusia berbuat dosa, masih ada kesempatan untuk diampuni hari ini, tetapi kalau malaikat sudah jatuh dalam dosa, maka tidak ada pengampunan, tidak ada kesempatan untuk diampuni, karena mereka tidak ada tempat untuk menampung darah salib. Sedangkan kita ini terbuat dari tubuh dan darah, kita bisa menampung darah salib di dalam diri ini, tetapi tidak demikian dengan malaikat.
Begitu malaikat berbuat dosa, seperti seorang malaikat yang paling hebat pada waktu itu, di mana dia adalah pemimpin pujian dan pemain musik, dia dapat menyenangkan hati TUHAN, tetapi begitu dia sombong, dia dilemparkan ke dalam dunia, berubah menjadi Setan, dan sekarang disimpan di dalam gua-gua untuk menantikan hari penghakiman, untuk selanjutnya dilempar ke dalam neraka.
 
Kemudian, Allah juga tidak menyayangkan, YANG KEDUA: Dunia purba.
Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi menyelamatkan Nuh, si pemberita kebenaran. Pada masa Nuh, TUHAN menghancurkan dunia ini dengan air bah, namun hanya menyelamatkan Nuh, si pemberita Firman, sebab dia sudah memberitakan Firman: “Ayo, bangun bahtera di atas gunung Sion” Tetapi orang justru mengatakan: Kalau membangun bahtera (galangan kapal), seharusnya di pinggir laut, supaya mudah mendorongnya. Jadi, banyak orang yang mencibir rencana Allah yang dinyatakan lewat Nuh, si pemberita kebenaran. Dan yang selamat pada waktu itu hanyalah 1 (satu) orang, itulah Nuh, ditambah 7 (tujuh) orang, yakni isteri, 3 (tiga) anak dan 3 (tiga) menantu.
 
Kemudian, Allah juga tidak menyayangkan, YANG KETIGA: Orang-orang yang berada di dalam kota Sodom dan Gomora, di mana Sodom dan Gomora diluluh-lantahkan oleh api dan belerang, tetapi Allah menyelamatkan Lot, orang benar itu.
Orang benar ini tersiksa jiwanya, mengapa? Karena dia tinggal di tengah-tengah orang fasik. Kalau tinggal bersama dengan orang fasik, pasti tersiksa jiwanya. Kalau kita tinggal di dalam TUHAN, di dalam hadirat-Nya, maka kita akan merasakan bahagia.
Jangankan di tengah-tengah orang fasik, coba satu orang fasik saja ada di sekitar kita, kita pasti tersiksa. Misalnya; suami berlaku fasik, maka isteri pasti tertindas sekali, begitu juga sebaliknya. Dan Lot berjuang untuk bertahan di dalam kebenaran di tengah-tengah orang fasik, maka tersiksalah dia; itu sebabnya dia harus pikul salib.
Jadi, hanya Lot saja yang diselamatkan pada waktu itu, tetapi TUHAN tidak menyayangkan orang-orang fasik yang tinggal di kota Sodom dan Gomora. TUHAN hanya menyelamatkan Lot, serta isteri dan dua anak perempuannya, tetapi pada akhirnya isterinya pun binasa karena suka menoleh melihat sampah ke belakang.
 
Pada ayat 7 dikatakan: Tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja.
Kondisi kehidupan orang-orang yang tinggal di kota Sodom dan Gomora ialah:
-          Tidak mengenal hukum = tidak mau mengenal Firman TUHAN.
-          Hanya mengikuti hawa nafsu saja.
Jangan sampai saudara menolak Firman dan jangan hanya menuruti hawa nafsu saja, sebab tersiksa nanti orang yang di sekitar.
 
2 Petrus 2:9-10
(2:9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, (2:10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan,
Singkat kata: TUHAN tahu menyelamatkan orang-orang yang saleh dari pencobaan yang akan terjadi, yaitu pada saat antikris berkuasa. TUHAN juga tahu menyimpan orang-orang jahat untuk akhirnya disiksa pada hari penghakiman. Siapa mereka itu? Mereka itu adalah orang-orang yang berkubang dalam lumpur. Sudah ditebus, disucikan oleh darah salib dan dibenarkan oleh darah salib, namun kembali lagi berkubang dalam lumpur seperti nabi-nabi palsu ini, itulah orang-orang yang menuruti hawa nafsu karena ingin mencemarkan diri dan menghina pemerintahan Allah, menghina ibadah dan pelayanan, mengecilkan ibadah dan pelayanan.
 
Lanjut kita lihat gambaran dari kehidupan yang berkubang dalam lumpur.
2 Petrus 2:12-13
(2:12) Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar, (2:13) dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu.
 
Lihatlah orang-orang yang berkubang dalam lumpur seperti babi tadi: Mereka itu sama seperti binatang yang tidak mempunyai akal sehat; itu sebabnya mereka lebih suka berkubang di dalam lumpur.  Sedangkan binatang dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan, disembelih, dimakan habis; itulah binatang.
 
Babi dilahirkan bukan untuk dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga, tetapi babi yang dilahirkan itu pada akhirnya nanti ditangkap. Sesudah ditangkap, selanjutnya disembelih;
-          Bagi saudara kita yang di Timur, ada yang diolah dengan rica-rica.
-          Bagi saudara kita yang di Utara sana, ada yang diolah menjadi saksang.
-          Bagi saudara kita di Karo, ada yang diolah menjadi babi panggang karo.
Itulah nasib binatang, khususnya babi yang berkubang di dalam lumpur; dilahirkan untuk ditangkap dan selanjutnya dimusnahkan.
Itu sebabnya, saya belajar untuk sabar meneliti hukum yang memerdekakan kehidupan kita ini, tetapi saudara juga harus sabar mendengarkan hukum yang diteliti lalu disampaikan, supaya saya dan saudara bebas merdeka dari kehidupan seperti babi yang kembali ke kubangan lumpur.
 
Mengapa babi yang berkubang dalam lumpur harus dimusnahkan? Sebab pada ayat 13 dikatakan: mereka berfoya-foya pada siang hari, berarti; memboroskan harta rohani, yaitu karunia-karunia Roh Kudus yang dipercayakan kepada saya, kepada imam yang melayani TUHAN sesuai dengan karunia Roh Kudus. Kalau diangkat untuk menjadi imam, lalu dipercayakan suatu karunia -- misalnya; pemimpin pujian, pembaca Firman, singer, kolektan, zangkoor --, namun hal itu diabaikan = Berfoya-foya pada siang hari. Harta rohani sudah diboroskan begitu saja.
Kemudian, mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka. Jadi, jelas, mereka adalah orang-orang malam. Seharusnya, yang benar adalah mabuk pada siang dan tidur pada malam hari. Tetapi mereka justru berfoya-foya pada siang hari dan mabuk dalam hawa nafsu.
Mengapa mereka berfoya-foya? Karena mereka mabuk dalam hawa nafsu. Mengapa harta rohani (karunia Roh Kudus) diboroskan? Karena hidup dalam hawa nafsu, berkubang dalam lumpur.
 
Jelas sekali TUHAN berbicara kepada kita. Inilah yang tidak kita sadari yang akhirnya terjadi, sebab tadi kita sudah melihat; antikris memberi kuasa besar kepada nabi palsu, lalu oleh kuasa besar itu nabi palsu memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara begitu rupa seperti manusia dan bertindak begitu rupa juga. Intinya: Nabi palsu berhasil membuat ilah tiruan, membuat patung berhala untuk disembah. Dan setiap orang yang tidak menyembah akan dibunuh; kalau ia tetap bertahan di dalam TUHAN. Tetapi kalau dia mempertahankan nyawanya, maka dia harus menyembah patung binatang itu.
Intinya: Di dalam penyembahan terhadap patung binatang itu ada unsur paksaan. Dalam keadaan dipaksa, berarti ada penindasan, ada penganiayaan, sehingga pada masa itu banyak orang ketakutan karena penindasan yang hebat sampai jiwa pun digoncang.
 
Kalau jiwa sudah digoncang, maka rusaklah akal sehat, sehingga digiringlah banyak jiwa untuk juga turut mengikuti hawa nafsu, berkubang dalam lumpur. Sebenarnya mereka sudah ditebus, sudah ada di tengah-tengah ibadah, hanya saja mereka mengikuti nabi palsu dan akhirnya juga mengikuti hawa nafsu dari nabi palsu.
Setan itu bekerja dengan cara yang halus. Setan tidak serta merta memberitakan tentang api neraka; dia akan menceritakan tentang sesuatu yang halus, lembut, enak, nikmat, tetapi ujungnya maut. Berbeda dengan TUHAN; awalnya saja TUHAN sudah menceritakan tentang salib kasar, tetapi Setan bekerja secara halus; dia memberikan kenikmatan yang menajiskan itu, tetapi ujungnya maut.
Kalau Setan langsung menceritakan kekerasan, maka dia bukan pendusta, bukan penipu, tetapi nama dan perbuatannya sama, maka hal itu harus terjadi; halus, tetapi ujungnya kasar. Kalau awalnya kasar dan akhirnya kasar, berarti Setan bukan penipu dan bukan pendusta.
 
Mulai dari sekarang, katakan: TUHAN, ajar hamba untuk senantiasa memandang salib kasar di Golgota. Melangkah dari rumah memang jauh untuk tiba di tempat ini; dibutuhkan tenaga, pikiran, waktu, dibutuhkan juga uang, apa saja yang kita punya harus kita korbankan untuk sampai di tempat ini; itulah salib kasar. Tetapi TUHAN tidak menipu saya dan saudara, sebab pada akhirnya bahagia dalam kekekalan; itulah rencana TUHAN, percayalah. Ikutilah terus rencana TUHAN; jangan turuti hawa nafsu, jangan kembali berkubang ke dalam lumpur, sebab itu adalah siasat dari pada nabi-nabi palsu.
 
2 Petrus 2:14
(2:14) Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk!
Praktek nabi-nabi palsu berkubang dalam lumpur:
1.      Penuh nafsu zinah.
2.      Tidak jemu berbuat dosa.
3.      Berusaha memikat orang yang lemah imannya, diperdaya dengan Firman yang ditambahkan; menyampaikan satu ayat, dua ayat, lalu ditambah dengan guyon, ditambah dengan cerita si kancil, si kura-kura, si buaya.
4.      Terlatih dalam keserakahan.
 
Sedikit kesaksian: 10 (sepuluh) tahun yang lalu di Surabaya, suatu kali saya mendengar seorang hamba TUHAN menyampaikan Firman yang ditambahkan. Satu ayat Firman tentang “kita lebih dari pada pemenang” disampaikan oleh beliau yang dikaitkan dengan cerita si kancil dan si kura-kura. Kemudian, dia cerita lagi tentang pelayanannya di Bandung, lalu sesudah pelayanan dia tinggal di salah satu hotel mewah di Bandung, dan dia ceritakan lagi hotel mewah itu. Lalu selepas dari hotel itu, besok harinya ada orang kaya datang. Lalu pada saat itu, orang kaya itu secepatnya menyerahkan amplop cek sebesar 200 (dua ratus) juta.
Menurut saya, hamba TUHAN ini terlatih dalam keserakahan.  Maksud saya; tidak ada kaitannya soal uang dengan kemenangan, sebab kemenangan itu datangnya dari darah salib.
 
Jadi, nabi-nabi palsu terlatih dalam keserakahan, dan hamba-hamba TUHAN yang berkubang dalam lumpur itu adalah orang-orang yang terkutuk, berarti; tidak akan ada pengampunan lagi.
 
2 Petrus 2:15
(2:15) Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat.
Di sini juga semakin ditegaskan tentang kehidupan dari nabi-nabi palsu yang berkubang di dalam lumpur: Karena mereka itu kembali dalam kubangan yang berlumpur tadi, karena hamba-hamba TUHAN itu hanya hidup dalam hawa nafsu -- mengecilkan ibadah, mengecilkan darah salib yang melepaskan (menyucikan) mereka dari kecemaran --, akhirnya tersesatlah mereka untuk mengikuti jalan Bileam.
Siapa Bileam ini? Bileam ini adalah nabi yang suka menerima upah untuk menyerapah bangsa Israel waktu berkemah di Sitim, karena Balak, raja Moab, ketakutan, sebab dia sudah mendengar kesaksian di mana bangsa Israel telah menyeberang laut Teberau, dan mereka juga mengetahui bahwa raja Basan, raja orang Amori, sudah dihabisi oleh bangsa Israel. Akhirnya, Balak, raja Moab ini ketakutan, sebab dia sadar bahwa semua rumput-rumput yang hijau nanti akan habis manakala bangsa Israel melewati Moab untuk menuju ke tanah Kanaan.
Maka secepatnya dia panggil Bileam, lalu Bileam ini diupah untuk perbuatan jahatnya. Apa perbuatan jahatnya? Karena Bileam adalah seorang nabi, maka dia disuruh untuk menyerapah umat pilihan (bangsa Israel).
 
Kalau sudah berkubang dalam lumpur, kalau sudah mengikuti hawa nafsu di tengah ibadah pelayanan, maka sudah pasti sesat. Apa kesesatannya? Yaitu melayani karena upah.
Oleh sebab itu, tidak ada satu pun di antara kita, khususnya imam-imam, yang melayani dengan menerima upah; itu tidak boleh. Kalau saya memberikan upah kepada seorang pemimpin pujian supaya dia hapal lagu-lagu, kalau saya memberikan upah kepada seorang singer supaya dia hapal lagu, kalau saya memberikan upah kepada pemain musik supaya dia terlatih, lalu saya beralasan bahwa tujuan upah itu adalah “supaya semangat”, maka saya nanti berdosa juga di situ.
 
Sebetulnya, hamba TUHAN yang melayani karena upah, berarti ia sedang berkubang dalam lumpur; ia melayani, tetapi sedang mengikuti hawa nafsunya; jelas, itu adalah kenajisan percabulan, sesuai dengan Wahyu 17:4-5.
Jadi, sudah bersih dari kecemaran dunia oleh darah salib, tetapi kembali lagi mencemarkan diri oleh karena hawa nafsu, itu sama seperti babi yang berkubang di dalam lumpur. Itulah yang ada di tangan dari pada perempuan Babel, yaitu ada cawan emas, namun berisi kekejian dan kenajisan percabulan.
Singkatnya: Lumpur atau kubang, itu berbicara soal kenajisan. Jadi, orang yang melayani karena upah, itu menunjukkan bahwa ia berlaku cabul di hadapan TUHAN, dan itu adalah kenajisan. Walaupun dia tidak pernah bersetubuh dengan orang lain (lawan jenis), tetapi kalau dia melayani karena upah, itulah yang disebut “lumpur”, itulah yang disebut “rawa-rawa tempat orang mengambil garam yang najis”.
Jadi, kita harus semakin hati-hati di hari-hari terakhir ini. Seriuslah dalam mengerjakan keselamatanmu, jangan lagi setengah-setengah, sebab TUHAN sudah mau datang. Perhatikanlah isteri, suami, anak; perhatikanlah kerabat, keluarga, orang yang terdekat dengan kita; perhatikanlah orang tua yang belum mengenal Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel; perhatikanlah semua. Makan atau pun tidak makan, biarlah kita semua tergembala digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel.
 
2 Petrus 2:17-19
(2:17) Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. (2:18) Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan. (2:19) Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.
 
Nabi-nabi palsu adalah kehidupan yang kembali ke dalam kubangan yang berlumpur. Sebenarnya, hamba TUHAN yang berkubang dalam lumpur, mereka itu seperti:
1.      Mata air yang kering = Tidak mempunyai pembukaan rahasia Firman untuk disampaikan di tengah-tengah sidang jemaat dalam pertemuan ibadah. Seharusnya dia itu adalah sumber air yang memancar, yang memiliki pembukaan rahasia Firman untuk selanjutnya disampaikan di tengah-tengah sidang jemaat, tetapi ternyata kering-kering, tidak mempunyai pembukaan rahasia Firman, tidak ada sesuatu yang dapat disampaikan.
2.      Kabut yang dihalaukan taufan. Ini adalah gambaran dari suatu kehidupan yang tidak berharga, tidak ada nilainya.
Tetapi banyak orang Kristen yang tidak mengenal mana hamba TUHAN yang berkubang dalam lumpur atau hidup dalam hawa nafsu, dan mana hamba TUHAN yang mengajarkan salib untuk dipikul.
 
Banyak sidang jemaat tidak memahami, sampai terkadang hati ini gereget melihatnya. Saya bingung: Kenapa ya? Kok bisa? Padahal dia tahu apa yang terjadi. Dia cerdas dalam berhitung, dia tahu tentang komputerisasi, dia pandai berdagang, tetapi tidak bisa mengenal hamba TUHAN; mana hamba TUHAN yang berkubang dalam lumpur, mana hamba TUHAN yang seperti mata air yang memancar, yang memiliki pembukaan rahasia Firman untuk terus disampaikan kepada seluruh sidang jemaat; ia tidak bisa membedakannya. Saya heran melihat fenomena semacam ini.
Tetapi kita tidak seperti itu, bukan? Karena kita semakin hari sudah semakin didewasakan oleh pembukaan Firman.
 
Itulah dua hal keadaan dari hamba TUHAN yang hidup dalam hawa nafsu, yang berkubang dalam lumpur, yaitu:
1.      Seperti mata air yang kering.
2.      Seperti kabut yang dihalaukan taufan
Mengapa mereka digambarkan dengan dua hal di atas? Sebab
-          Mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa.
-          Mereka mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja lepas dari kesesatan.
-          Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan.
 
Saya bersyukur kepada TUHAN kalau akhirnya kita bisa mengikuti rencana TUHAN dengan sabar-sabar dari belakang; tidak cepat-cepat buru-buru, tetapi akhirnya cepat-cepat binasa, seperti dalam Yesaya 30:16, kamu berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi. Oleh sebab itu, terus tekun ikuti. Jangan ingin cepat-cepat, tetapi cepat-cepat binasa seperti kondisi yang ada di dalam Yesaya 30:16.
 
Kita kembali membaca Wahyu 13.
Wahyu 13:15
(13:15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.
 
Setiap orang yang tidak menyembah patung binatang itu akan dibunuh. Keadaan sulit semacam ini akan menindas banyak orang dan menyebabkan jiwa tergoncang, dengan lain kata; nabi palsu mengacaukan dunia ini sehingga orang-orang yang diam di bumi ini tergoncang jiwanya.
 
Yesaya 9:12
(9:12) Tetapi bangsa itu tidak kembali kepada Dia yang menghajarnya, dan mereka tidak mencari TUHAN semesta alam.
 
Kalau kita mengalami suatu keadaan yang tidak diinginkan, itu adalah teguran (hajaran); oleh sebab itu, kita jangan lantas putus asa.
Misalnya: Umpanya bisnis sedang merosot, itu juga merupakan teguran TUHAN supaya kita datang bertanya kepada TUHAN dan kita mau kembali kepada Dia. Tetapi pada ayat 12 ini kita justru melihat; mereka tidak mau mencari TUHAN semesta alam, dengan lain kata; tidak mau bertobat. Sudah menerima teguran (hajaran), tetapi tidak mau bertobat, tidak mau mencari TUHAN; itu bahaya, jangan kita seperti itu.
 
Yesaya 9:13
(9:13) Maka TUHAN mengerat dari Israel kepala dan ekor, batang dan ranting pada satu hari juga.
 
Maka TUHAN mengerat, memenggal dari Israel kepala dan ekor, batang dan ranting pada satu hari juga, yaitu pada hari TUHAN Yesus datang kembali. Ingat itu; pembalasan adalah hak TUHAN, walaupun hari ini TUHAN berikan dua pilihan untuk kita memilih satu dari dua pilihan.  
 
Yesaya 9:14
(9:14) Tua-tua dan orang yang terpandang, itulah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta, itulah ekor.
 
-          Kepala ular naga merah padam, itulah tua-tua, itulah orang-orang yang terpandang, pemuka-pemuka di bumi, itulah gambaran dari antikris.
-          Kemudian, ekor dari ular naga merah padam, itulah yang mengajarkan dusta à Nabi-nabi palsu.
 
Yesaya 9:15
(9:15) Sebab orang-orang yang mengendalikan bangsa ini adalah penyesat, dan orang-orang yang dikendalikan mereka menjadi kacau.
 
Orang-orang yang mengendalikan bangsa ini adalah penyesat, itulah antikris dan nabi-nabi palsu. Kemudian, orang-orang yang dikendalikan mereka menjadi kacau.
Kalau dunia sudah digoncang dengan keadaan seperti di dalam Wahyu 13:15, maka dunia kacau. Kalau dunia sudah kacau, maka kebanyakan orang mengambil jalan pintas. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Setan Tri Tunggal, itulah naga merah padam, antikris, dan nabi-nabi palsu.
Tetapi lihatlah orang yang bersandar di dada TUHAN Yesus Kristus; dia tenang saja. Biar dibuang di pulau Patmos, dia tetap tenang saja. Kehidupan yang bergantung kepada TUHAN, itulah yang disebut jantung hati TUHAN yang tetap tenang.
 
Dahulu kita kacau, ketika kita masih jauh dari TUHAN; kacau karena memikirkan bisnis, kacau karena memikirkan pekerjaan, tetapi setelah di dalam TUHAN;
-          Makan atau pun tidak makan, tetap tenang saja.
-          Kerja atau pun tidak kerja, tetap tenang saja, asal jangan pemalas.
Kalau belum kerja, tidak mengapa, tunggu saja waktu TUHAN. Kalau sekarang usaha pekerjaan masih di bawah, tenang saja, jangan kacau.
Tetapi lihatlah; Orang-orang yang mengendalikan bangsa ini adalah penyesat, dan orang-orang yang dikendalikan mereka menjadi kacau. Akal sehat menjadi rusak dan rontok karena sudah dikacaukan oleh Setan Tri Tunggal; diombang-ambing, digoncang, sehingga hanya menghasilkan sampah dan lumpur.
 
Begitu baiknya TUHAN menyatakan isi hati-Nya; oleh sebab itu, jangan saudara berpikir bahwa sorga itu sempit. Kerajaan Sorga tidak sesempit pemikiran kita; Kerajaan Sorga itu luas, maka kita pun harus luas dan bijaksana, hati ini harus terbuka oleh Firman.
 
Perhatikan: Kalau sampah dan lumpur memenuhi hati dan pikiran ini, maka lihatlah Wahyu 13:16-17, Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu. Adapun tanda itu adalah cap meterai dari antikris, itulah nama binatang itu atau bilangan namanya.
Kalau sudah kacau, maka yang terjadi adalah banyak orang akan mengambil jalan pintas, sebagaimana di dalam Yesaya 30.
 
Yesaya 30:15
(30:15) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
 
-          Dengan bertobat dan tinggal diam di dalam rumah TUHAN, maka kamu akan selamat.
-          Kemudian, dalam tinggal tenang dan percaya saja kepada TUHAN Yesus, jangan percaya kepada manusia dan kekuatannya, maka di situlah letak kekuatan kita.
Ini adalah Firman Allah yang bukan saja ditujukan kepada bangsa Israel, tetapi juga untuk kita. Nubuatan ini juga harus kita genapi di hari-hari terakhir ini.
 
Tetapi apa kata mereka pada waktu itu?
Yesaya 30:16
(30:16) kamu berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.
 
Kamu berkata: “Bukan …” Hal ini menunjukkan bahwa mereka menolak dua ajaran Firman seperti yang tertulis di dalam Yesaya 30:15 tadi.
 
-          Mereka berkata: “Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat”, lalu TUHAN berkata: “maka kamu akan lari dan lenyap.
-          Mereka berkata: “Kami mau mengendarai kuda tangkas”, lalu TUHAN berkata: “maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.
Ingat rumus daging: Di atas daging masih ada daging. Di atas orang kaya masih ada lagi orang kaya. Jadi, jangan kita andalkan itu semua.
Inilah orang yang cepat-cepat mengambil jalan pintas, mengapa? Karena pemimpin bangsa ini, itulah antikris dan nabi palsu, Tri Tunggal dari Setan adalah pengacau. Setelah dunia digoncang dengan patung berhala, dunia pun tertindas dan kacau; kalau sudah kacau, tinggal cap antikris itu dimeteraikan pada tangan kanan dan pada dahi. Firman TUHAN pada Yesaya 30:15 ditolak.
Kurang apa baiknya TUHAN menyatakan rencana baik-Nya kepada kita? Lalu, mengapa kita masih bermegah menuruti hawa nafsu saja dan menganggap enteng ibadah ini? Mengapa masih berkubang di dalam lumpur? Tidakkah terharu hati saudara setelah hati TUHAN dibeberkan begitu rupa kepada kita? Toh juga supaya kita selamat, tetapi tetap saja berkubang di dalam lumpur, masih suka mengambil jalan pintas.
 
Akhirnya, cap meterai dari antikris ditancapkan pada tangan kanan dan ditancapkan pada dahi ini. Kalau itu sudah tertancap pada tangan kanan dan pada dahi, jangan harap untuk selamat. Sebelum hari pemeteraian antikris itu datang, maka sudah seharusnya sekarang kita ikuti rencana TUHAN; jangan bermasa bodoh dengan ngantuk-ngantuk saat mendengar Firman.
Dari pada nanti kita menangis karena tidak ada kesempatan, lebih baik malam ini kita menangis untuk kemurahan TUHAN selagi ada kesempatan untuk mendapatkan kemurahan dari TUHAN.
 
Dahi itu berbicara tentang alam pikiran, yang nanti akan dikuasai oleh antikris. Lihat, pelan-pelan dia akan digiring; kalau mau sekolah, maka harus dipaksa ini dan itu. Kalau mau menjual dan membeli, maka harus dipaksa untuk memiliki cap itu; kalau tidak, maka tidak akan bisa. Pelan-pelan, bukan? Lalu apa itu maksudnya, kok tidak mengerti? Mengapa orang Kristen tidak mengerti? Kok yang benar menjadi salah? Anak kecil kalau sakit tidak pernah dipaksa untuk berobat; ingat itu, jangan benarkan cara “itu”.
Kejadian sekarang belum pernah terjadi sebelum itu, mau sakit apa pun itu. Tetapi lihatlah sekarang; ada unsur paksaan. Dipaksa supaya bisa (boleh) bebas menjual dan supaya bebas membeli. Halus, bukan?
 
Kalau sidang jemaat adalah kawanan domba Allah, maka tergembalalah dengan sungguh-sunguh; ikuti maunya Gembala Agung, tanya TUHAN. Jangan mengambil jalannya sendiri, supaya saudara jangan sesat. Tanya kepada TUHAN, sebab Dia adalah Gembala Agung, dan ada gembala kecil sebagai wakil-Nya. Mengapa kita malu mengakui Gembala Agung dan gembala kecil hanya karena hal yang lahiriah? Padahal itu adalah sampah dan kotoran, bahkan sampah inilah yang membuat seseorang menjadi najis dan bercabul.
 
Jadi, roh antikris adalah roh jual beli. Jangan sampai roh ini tertancap di pikiran, jangan sampai roh antikris tertancap di tangan kanan.
Apa itu tangan kanan? Itulah seluruh perbuatan baik yang sudah dinodai oleh roh antikris. Tetapi banyak yang tidak sadar kalau kita sudah digiring pelan-pelan, namun kita justru mempersalahkan yang benar.
Dahulu tidak ada paksaan semacam ini, tetapi justru perkara ini dibenarkan dengan contoh anak kecil; halus, bukan? Dan akhirnya diberi tanda sebagai cap meterai dari antikris. Mengapa bisa demikian? Karena sudah kacau; dunia digoncang, maka orang-orang menjadi kacau. Setelah kacau, inilah kesempatan bagi nabi-nabi palsu dan antikris.
 
Dunia ini sudah digoncang sejak tahun 2019 sampai dengan sekarang. Setelah itu, barulah ada hal-hal yang baru yang dahulu tidak ada, di mana tujuannya adalah supaya bebas menjual dan bebas membeli, supaya bebas kuliah.
Tetapi saya sudah sampaikan: Kalau toh juga mata ular itu dapat mengejarmu, jangan sangkali TUHAN. Yang penting adalah bertahan dengan nama TUHAN; itu saja pesan saja. Itulah pentingnya ibadah memuncak sampai kepada doa penyembahan, supaya mata ular tidak melihat. Jangan saudara tidak mau tahu dengan rencana TUHAN, jangan turuti hawa nafsu, jangan berkubang lagi di dalam lumpur. Jangan kacau, tetapi ikutilah rencana TUHAN. Tenang dan bertobat, tinggal di dalam TUHAN, itulah letak kekuatan kita, yaitu doa penyembahan.
Tidak mengapa kalau kita ditolak dunia, itu artinya kita diterima oleh TUHAN. Jangan senang kita bila diterima dunia, tetapi ditolak TUHAN; itu tidak ada artinya.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment