KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, February 4, 2022

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 NOVEMBER 2021



 
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 NOVEMBER 2021
 
KITAB RUT PASAL 4
(Seri: 11)
 
Subtema: MENANGGUNG PENDERITAAN BERSAMA DENGAN DIA DI LUAR PERKEMAHAN
 
Terpujilah kasih karunia TUHAN, Allah kaya dengan rahmat-Nya; yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa untuk tekun digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, di mana pun anda berada; kiranya TUHAN memberkati saudara di sana dan biarlah kiranya damai sejahtera Allah yang memerintah di hidup kita masing-masing.
 
Segera kita sambut STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Sekarang kita kembali membaca Rut 4, dengan perikop: “Rut menjadi isteri Boas.”
Rut 4:1-6
(4:1) Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus yang disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: "Hai saudara, datanglah dahulu ke mari, duduklah di sini." Maka datanglah ia, lalu duduk. (4:2) Kemudian dipilihnyalah sepuluh orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata: "Duduklah kamu di sini." Maka duduklah mereka. (4:3) Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: "Tanah milik kepunyaan saudara kita Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. (4:4) Jadi pikirku: baik juga hal itu kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah itu di depan orang-orang yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita. Jika engkau mau menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau menebusnya, beritahukanlah kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang yang dapat menebusnya kecuali engkau, dan sesudah engkau: aku." Lalu berkatalah ia: "Aku akan menebusnya." (4:5) Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya." (4:6) Lalu berkatalah penebus itu: "Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya."
 
Boaslah yang menjadi penebus yang sesungguhnya atau penebus sejati, sebab penebusan atas tanah milik pusaka Elimelekh pada akhirnya jatuh ke tangan Boas. Tetapi, di dalam hal penebusan atas tanah milik Elimelekh, Boas juga turut memperoleh Rut, menantu Naomi yang sudah menjadi janda itu.
 
Pertanyaannya: MENGAPA RUT TURUT DITEBUS OLEH BOAS?
Rut 4:5
(4:5) Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya."
 
Rut turut ditebus oleh Boas untuk menegakkan nama Mahlon di atas tanah milik pusakanya. Mahlon adalah suami Rut, dia adalah anak sulung yang dilahirkan Naomi bagi Elimelekh.
Berarti; oleh penebusan yang dikerjakan oleh Boas, maka silsilah Elimelekh dan silsilah Mahlon tidak terputus dari tanah milik pusaka mereka. Dengan demikian, janji Firman TUHAN tergenapi, yakni kehidupan yang hina, dina, papah, serta kehidupan yang masih ditandai kelemahan-kelemahan mendapat kesempatan untuk memperoleh tanah air Sorgawi sebagai milik pusaka untuk selama-lamanya.
 
Terkait dengan perkara ini kita hubungkan langsung dengan ayat 10.
Rut 4:10
(4:10) juga Rut, perempuan Moab itu, isteri Mahlon, aku peroleh menjadi isteriku untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya dan dari antara warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi."
 
Pada ayat 10 semakin dipertegas, bahwasannya Boas memang harus menebus tanah milik pusaka Elimelekh sekaligus mengambil Rut menjadi isterinya, tujuannya adalah untuk menegakkan nama Mahlon di atas tanah milik pusakanya. Pendeknya: Silsilah Mahlon tidak terputus dari tanah milik pusakanya.
 
Demikian juga dengan penebusan yang telah dikerjakan oleh Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus supaya kita mendapat bagian dari tanah air Sorgawi, itulah yang menjadi milik pusaka kita untuk selama-lamanya. Ini adalah kemurahan yang sungguh luar biasa dinyatakan kepada kehidupan yang tidak mungkin untuk mendapatkan keselamatan, tetapi di dalam TUHAN segalanya mungkin, tidak ada yang mustahil bagi Dia.
 
Mari kita membaca Ulangan 25, dengan perikop: “Tentang kawin dengan isteri saudara yang telah mati.”
Ulangan 25:5-6
(25:5) "Apabila orang-orang yang bersaudara tinggal bersama-sama dan seorang dari pada mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka janganlah isteri orang yang mati itu kawin dengan orang di luar lingkungan keluarganya; saudara suaminya haruslah menghampiri dia dan mengambil dia menjadi isterinya dan dengan demikian melakukan kewajiban perkawinan ipar. (25:6) Maka anak sulung yang nanti dilahirkan perempuan itu haruslah dianggap sebagai anak saudara yang sudah mati itu, supaya nama itu jangan terhapus dari antara orang Israel.
 
Apabila seseorang mati tanpa meninggalkan anak laki-laki yang menjadi penerus dari silsilah, maka salah seorang dari saudara orang yang sudah mati itu harus melakukan kewajiban, yakni PERKAWINAN IPAR.
Kemudian, anak sulung (laki-laki) yang nanti dilahirkan perempuan itu haruslah dianggap anak dari saudaranya yang sudah mati itu, tujuannya adalah supaya silsilahnya tidak terputus dari antara orang Israel.
 
Demikian juga silsilah Mahlon tidak terputus; itu sebabnya, Boas betul-betul bertanggung jawab di dalam hal menebus tanah milik pusaka dari pada Elimelekh dan turut juga mengambil Rut perempuan Moab itu menjadi isterinya, tujuannya hanya satu yaitu untuk menegakkan nama Mahlon dari tanah warisan sebagai milik pusakanya, supaya silsilah Mahlon tidak terputus dari tanah air Sorgawi.
 
Kita kembali untuk membaca Rut 4.
Rut 4:6
(4:6) Lalu berkatalah penebus itu: "Jika demikian, aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya."
 
Di sini kita melihat: Penebus pertama tidak siap menebus tanah Elimelekh serta Rut perempuan Moab itu, mengapa? Alasan dari penebus pertama adalah dia tidak mau merusakkan tanah milik pusakanya sendiri.
 
Tanah air Sorgawi yang diwariskan oleh Boas rohani -- itulah TUHAN Yesus Kristus -- itulah yang akan menjadi milik pusaka kita untuk selama-lamanya; itu sebabnya, Yesus Kristus yang adalah Boas rohani turun ke dunia ini untuk mengerjakan penebusan dan pendamaian terhadap dosa di atas kayu salib.
Yesus adalah kerabat yang terdekat dari apa yang kita miliki di atas muka bumi ini; oleh sebab itu, jangan bergantung kepada manusia dan kekuatannya, jangan bergantung kepada harta kekayaan, uang yang banyak dan termasuk barang fana. Ingat, yang menjadi kerabat kita adalah TUHAN Yesus, yang menjadi saudara terdekat adalah TUHAN Yesus Kristus, tidak ada yang lain.
 
Kita kembali membaca Ulangan 25.
Ulangan 25:7
(25:7) Tetapi jika orang itu tidak suka mengambil isteri saudaranya, maka haruslah isteri saudaranya itu pergi ke pintu gerbang menghadap para tua-tua serta berkata: Iparku menolak menegakkan nama saudaranya di antara orang Israel, ia tidak mau melakukan kewajiban perkawinan ipar dengan aku.
 
Jika seorang dari orang yang mati itu menolak untuk melakukan kewajiban, yakni perkawinan ipar, maka perempuan itu harus pergi ke pintu gerbang lalu menghadap kepada tua-tua yang ada di kota itu.
 
Ulangan 25:8-9
(25:8) Kemudian para tua-tua kotanya haruslah memanggil orang itu dan berbicara dengan dia. Jika ia tetap berpendirian dengan mengatakan: Aku tidak suka mengambil dia sebagai isteri -- (25:9) maka haruslah isteri saudaranya itu datang kepadanya di hadapan para tua-tua, menanggalkan kasut orang itu dari kakinya, meludahi mukanya sambil menyatakan: Beginilah harus dilakukan kepada orang yang tidak mau membangun keturunan saudaranya.
 
Jika saudara dari orang yang mati itu menolak untuk mengambil perempuan itu menjadi isterinya, maka tua-tua kota itu yang akan bertindak dan berbicara kepada orang itu. Namun, apabila orang itu tetap bertahan tidak mau melakulan kewajiban perkawinan ipar, maka perempuan (isteri dari orang yang mati) itu harus bertindak, yaitu:
a.       Menanggalkan kasut orang itu dari kakinya.
b.      Meludahi muka orang itu, karena orang itu menolak untuk membangun keturunan dari saudaranya.
 
Terlebih dahulu kita melihat soal MELUDAHI.
Dalam Perjanjian Baru, Yesus diludahi sebanyak dua kali; oleh sebab itu, dua atau tiga orang saksi suatu perkara dianggap sah.
 
Yesus diludahi, YANG PERTAMA.
Kita membaca Matius 26, dengan perikop: “Yesus di hadapan Mahkamah Agama.”
Matius 26:57
(26:57) Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
 
Yesus diadili di hadapan mahkamah Agama; Dia dibawa untuk menghadap Imam Besar Kayafas dan pada saat itu sudah tampil ahli-ahli Taurat, tua-tua, termasuk imam-imam kepala.
 
Matius 26:59-60
(26:59) Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, (26:60) tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,
 
Seluruh Mahkamah Agama yang hadir di situ mencari kesaksian palsu terhadap Yesus supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi pengadilan mahkamah agama tidak mendapatkannya sekalipun sudah tampil saksi dusta.
 
Matius 26:60-64
(26:60) tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang, (26:61) yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari." (26:62) Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" (26:63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." (26:64) Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."
 
Sekalipun banyak tuduhan-tuduhan palsu, sampai akhirnya tampil dua saksi palsu, namun Yesus tetap berdiam diri. Ini merupakan suatu sikap yang luar biasa, karena tidak banyak orang mau berdiam diri apabila dia dituduh dengan yang bukan-bukan. Ini adalah sikap yang baik untuk selanjutnya kita implementasikan dan kita praktekkan di dalam kehidupan kita masing-masing di mana pun kita berada, dalam situasi dan kondisi apa pun, supaya kita disebut sebagai anak-anak TUHAN dan pengikut-pengikut Kristus yang sejati.  
Oleh sebab itu, jangan suka banyak bersungut-sungut; dan kalau memang itu adalah kutuk nenek moyang, patahkankan langsung.
 
Berdiam diri itu jauh lebih baik, karena memang TUHAN saja yang benar. Kalau kita dipersalahkan walaupun benar, ingat; TUHAN melihat dan Mahatahu. Oleh sebab itu, kita harus berpihak kepada kebenaran TUHAN daripada kebenaran manusia di bumi.
 
Setelah Imam Besar bertanya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
Lalu jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya.” Hanya dengan jawaban seperti itu akhirnya Imam Besar Kayafas mengoyakkan jubahnya, karena dia menganggap bahwa Yesus telah menghujat Allah.
 
Matius 26:66-68
(26:66) Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!" (26:67) Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, (26:68) dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?"
 
Selanjutnya Imam Besar Kayafas bertanya kepada orang-orang yang ada di dalam pengadilan agama, dan mereka menjawab serta berkata: "Ia harus dihukum mati!"
Bagi mereka Yesus setara dengan seorang penjahat yang harus dihukum mati. Itu sebabnya, setelah mereka yang hadir di peradilan Mahkamah Agama memutuskan bahwa Yesus harus dihukum mati, maka tidakan mereka selanjutnya ialah:
1.      Meludahi muka Yesus. Berbahagialah jikalau engkau pernah diludahi, supaya engkau tahu aroma sakit dan bau busuk di dalam dirimu; banyak dosa yang busuk.
2.      Meninju muka-Nya. Berbahagialah jikalau saudara sudah pernah ditinju, supaya saudara tahu rasanya bagaimana TUHAN sudah menanggung dosa kita di atas kayu salib.
3.      Orang-orang yang ada di situ memukul Dia. Bisa saja mereka memukul wajah, tubuh, dari kaki sampai kepala, berarti bisa juga memukul menggunakan alat-alat keras.
 
Yesus diludahi, YANG KEDUA.
Kita membaca Matius 27, dengan perikop: “Yesus diolok-olokan.”
Matius 27:27-29
(27:27) Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. (27:28) Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. (27:29) Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!"
 
Pengadilan yang kedua adalah Yesus di hadapan Pilatus. Setelah serdadu-serdadu membawa Yesus ke gedung pengadilan di hadapan wali negeri itulah Pilatus, yang terjadi pada saat Yesus diadili ialah:
-          Serdadu-serdadu atau tentara romawi itu menanggalkan pakaian Yesus, lalu mengenakan jubah ungu kepada-Nya.
-          Tindakan berikutnya dari serdadu-serdadu atau tentara romawi ialah menganyam sebuah mahkota duri. Akhirnya, Yesus bermahkotakan mahkota duri di atas kepala oleh serdadu-serdadu atau tentara romawi. Jadi, betapa hebatlah penderitaan yang dialami oleh Yesus.
-          Kemudian, serdadu itu memberikan sebatang buluh di tangan kanan Yesus.
-          Selanjutnya, sikap dari serdadu itu adalah berlutut di hadapan Yesus sambil mengolok-olok dan berkata: "Salam, hai raja orang Yahudi!"
Singkatnya: Yesus harus menanggung penderitaan yang hebat, dan di dalam penderitaan yang hebat itu juga Dia harus diolok-olok.
 
Banyak orang Kristen baru saja menanggung sedikit penderitaan sudah langsung putus asa, bahkan belum diolok-olok, tetapi sudah putus asa. Tetapi Boas rohani -- itulah TUHAN Yesus Kristus -- teramat mengasihi saya dan saudara, teramat mencintai saya dan saudara; itu sebabnya Dia tidak putus asa, Dia ingin menggenapi segala rencana-rencana Allah dan apa yang sudah dijanjikan oleh Allah kepada nenek moyang Israel -- yaitu Abraham, Ishak dan Yakub -- tentang tanah Kanaan, tanah warisan yang harus dimiliki mereka sebagai milik pusaka, dan TUHAN juga rindu untuk membawa kita masuk dalam Kerajaan Sorga; kiranya itu menjadi milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
Oleh sebab itu, jangan putus asa kalau memang harus menanggung banyak penderitaan, temasuk jika di tengah penderitaan itu ditambah lagi dengan olok-olok. Tidak usah putus asa demi tanah air Sorgawi yang dijanjikan oleh Allah supaya tanah air sorgawi kelak menjadi milik pusaka kita.
 
Tetapi tidak berhenti sampai di situ …
Matius 27:30
(27:30) Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.
 
Selanjutnya, bukan hanya tentara-tentara romawi, tetapi orang-orang yang ada di situ juga meludahi TUHAN Yesus, lalu mengambil buluh yang di tangan kanan-Nya, dan memukulkannya kepada kepala-Nya.
 
Jadi, dua kali TUHAN Yesus diludahi.
-          Ludah yang pertama: Mewakili bangsa Yahudi.
-          Ludah yang kedua: Mewakili bangsa kafir.
Ludah dari bangsa Yahudi sudah diterima dan dialami oleh TUHAN Yesus, kemudian ludah dari bangsa kafir yang diwakili oleh tentara-tentara romawi juga sudah diterima oleh Yesus, karena TUHAN mau menjadikan saya dan saudara untuk menjadi isteri dalam kebenaran dan isteri dalam keadilan untuk selama-lamanya, sebagaimana dinyatakan dalam nubuatan Hosea dan nubuatan dari pada Yesaya.
 
Mari kita lihat sejenak; apa  yang sudah dinubuatkan oleh nabi Hosea.
Hosea 2:18-19
(2:18) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. (2:19) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN.
 
Inilah yang menjadi kerinduan dari pada Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, supaya kita mengenal Dia seperti Dia mengenal kita secara pribadi. Yang mengenal suami secara pribadi adalah isteri, dan sebaliknya yang mengenal isteri secara pribadi hanyalah suami, tidak ada yang lain.
Tidak ada dosa, kejahatan, kenajisan yang mengenal kita lagi, itu adalah dambaan TUHAN, sehingga Dia rela diludahi baik oleh orang Yahudi, maupun oleh bangsa kafir yang diwakili oleh tentara romawi.
 
Tuhan mau menegakkan kita di atas tanah air Sorgawi dan itu yang akan menjadi milik pusaka kita untuk selama-lamanya, dengan lain kata; supaya silsilah kita tidak terputus, berarti ada pengharapan besar kepada bangsa kafir. Ada harapan besar untuk diselamatkan bagi mereka yang hina, dina dan papah; ada harapan besar untuk diselamatkan bagi mereka yang masih ditandai dengan banyak kelemahan. Sungguh mulia rencana Allah yang dinyatakan kepada kita.
Kalau anak-anak TUHAN tidak hadir malam ini untuk mendengar firman TUHAN, maka dia mengalami suatu kerugian yang sangat besar. Oleh sebab itu, jangan rugikan diri masing-masing hanya karena keinginan daging dan perkara lahiriah, tetapi biarlah keberhasilan karena TUHAN itu betul-betul berpihak kepada kita masing-masing.
 
Ludah yang mewakili dari bangsa Yahudi sudah diterima oleh Yesus dan ludah yang mewakili bangsa kafir juga sudah diterima oleh Yesus, bagaimana model dan bau busuk dari ludah itu sudah dialami oleh TUHAN Yesus.
-          Model dan bau busuk dari bangsa Yahudi: Begitu sombong, keras hati, angkuh, tegar tengkuk, lupa dengan kemurahan TUHAN.
-          Model dan bau busuk dari bangsa kafir: Berhala dan kenajisannya.
Semua itu sudah kena mengena kepada wajah Yesus karena TUHAN mau kita dijadikan sebagai isteri dalam keadilan dan isteri dalam kebenaran, dan TUHAN mau kita mengenal Dia dan Dia juga mengenal kita.
Saya tandaskan: Hanya seorang suami yang mengenal isteri secara pribadi, sebaliknya hanya seorang isteri yang mengenal suami secara pribadi. TUHAN tidak izinkan dosa-dosa lain masuk, baik itu dosa kejahatan, dosa kenajisan, dan dosa yang lainnya tidak TUHAN izinkan untuk mengenal kehidupan kita masing-masing. Betapa hebatnya Dia harus menanggung ludah itu.
 
Selanjutnya yang begitu penting untuk kita perhatikan kembali di dalam Matius 27.
Matius 27:31
(27:31) Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.
 
Pengadilan dari Mahkamah Agama sudah memutuskan supaya Yesus dihukum mati di atas kayu salib, demikian juga di hadapan wali negeri Pilatus sudah memutuskan bahwa Yesus harus dihukum mati. Oleh sebab itu, mereka membawa Yesus ke luar pintu gerbang untuk selanjutnya disalibkan.
 
Jadi, tidak berhenti hanya ludah -- itulah model dan bau busuk dari bangsa kafir serta model dan bau busuk dari bangsa Yahudi yang sudah TUHAN tanggung -- namun sampai akhirnya mereka membawa Yesus ke luar pintu gerbang untuk selanjutnya disalibkan atau dieksekusi di atas kayu salib. Allah sungguh kaya dengan rahmat, sehingga kita dilimpahi dengan kasih karunia.
 
Ibrani 13:11-12
(13:11) Karena tubuh binatang-binatang yang darahnya dibawa masuk ke tempat kudus oleh Imam Besar sebagai korban penghapus dosa, dibakar di luar perkemahan. (13:12) Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri. (13:13) Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya.
 
Supaya hal itu tergenapi, Yesus harus dibawa ke luar pintu gerbang, lalu mati di atas kayu salib, di bukit Golgota.
Oleh sebab itu, marilah kita pergi kepada TUHAN Yesus Kristus, berarti meninggalkan segala sesuatu yang ada di dalam kemah, di dalam tubuh ini, termasuk harga diri harus ditanggalkan supaya kita betul-betul menanggung kehinaan seperti Yesus Kristus telah menanggung penderitaan dan kehinaan di atas kayu salib.
 
Marilah kita pergi kepada Dia, pergi ke luar pintu gerbang untuk menanggung kehinaan bersama dengan Dia. Jadi, jangan pertahankan segala sesuatu yang ada di kemah tubuh (hidup) ini, termasuk harga diri harus dilepaskan, egosentris harus dilepaskan, kepentingan diri sendiri harus dilepaskan, mencari puji-pujian di tengah ibadah dan pelayanan juga harus dilepaskan, sehingga dengan demikian kita dimampukan oleh TUHAN untuk menanggung penderitaan dan kehinaan bersama-sama dengan TUHAN.
Selama seseorang masih;
-          mempertahankan harga diri,
-          mempertahankan kebenaran diri sendiri,
-          mempertahankan egosentris,
-          mencari puji-pujian di tengah ibadah dan pelayanannya,
-          bertahan dengan kekerasan hatinya,
maka orang semacam ini TIDAK AKAN PERNAH datang kepada Yesus Kristus untuk menanggung penderitaan dan kehinaan bersama-sama dengan Dia.
 
Singkat kata: Kita harus meninggalkan segala sesuatu yang kita punya termasuk harga diri, kepentingan diri, serta kelebihan-kelebihan yang kita punya, juga tanggalkan segala sesuatu yang menyebabkan saya dan saudara menjadi kehidupan yang sombong, supaya dengan demikian kita dapat pergi ke luar pintu gerbang untuk menanggung penderitaan dan kehinaan bersama-sama dengan Dia.
Perhatikan dan ikuti sungguh-sungguh pemberitaan firman malam ini, dan berikan diri digembalakan sungguh-sungguh sampai pada akhirnya kita dibawa masuk ke dalam Yerusalem yang baru itulah penggembalaan yang sempurna.
 
Pertanyaannya: APA SAJA YANG HARUS DILEPASKAN DARI DIRI INI?
Kita dapat temukan di dalam Imamat 16, dengan perikop: “Hari raya pendamaian.”
Imamat 16:27
(16:27) Lembu jantan dan kambing jantan korban penghapus dosa, yang darahnya telah dibawa masuk untuk mengadakan pendamaian di dalam tempat kudus, harus dibawa keluar dari perkemahan, dan kulitnya, dagingnya dan kotorannya harus dibakar habis.
 
Binatang yang dijadikan sebagai korban penghapus dosa, baik itu lembu jantan maupun kambing jantan, yang darahnya dibawa masuk ke dalam Ruangan Maha Suci untuk mengadakan pendamaian dosa harus dibawa keluar dari perkemahan.
Kemudian, ada tiga yang harus dibakar di luar perkemahan dan tidak boleh melekat di dalam diri kita masing-masing, antaralain:
-          Kulitnya.
-          Dagingnya.
-          Kotorannya.
Semuanya harus dibakar.
 
Mari kita mengikuti penjelasan tentang 3 (tiga) perkara yang harus dibakar di luar perkemahan, yang pertama: KULITNYA harus dibakar di luar perkemahan.
Kulit à Perasaan dari manusia daging, dan ini harus dibakar. Di dalam hal mengikuti TUHAN perasaan manusia itu harus dibakar habis, karena perasaan dari manusia ini yang membuat banyak masalah. Perasaan manusia daging menyebabkan pertimbangan manusia menjadi salah; perasaan manusia daging menyebabkan seseorang menjadi goyah, tidak memiliki pendirian yang kuat dan tidak teguh hati. Oleh sebab itu, itu harus dibakar di luar perkemahan supaya kita menjadi benar di hadapan TUHAN.
 
Perasaan manusia daging menimbulkan banyak gejolak, banyak kesalahan, banyak persoalan, banyak polemik, banyak pertanyaan yang tidak perlu harus ditanyakan di dalam mengikuti TUHAN; itu sebabnya, perasaan manusia daging tidak boleh dibiarkan hidup bersama-sama dengan kehidupan kita masing-masing di dalam hal mengikuti TUHAN, dan semua harus dibakar di luar perkemahan, tidak boleh tinggal di dalam kemah tubuh ini.
 
Oleh sebab itu, kita belajar dari pribadi Yesus Kristus di dalam Filipi 2, dengan perikop: “Nasihat supaya bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus.” Nasihat Firman TUHAN malam ini kepada kita tujuannya supaya kita menjadi satu. Setelah terwujudnya kesatuan tubuh, dilanjutkan dengan saling merendahkan diri satu dengan yang lain, seperti TUHAN Yesus Kristus telah merendahkan diri-Nya serendah-rendahnya; Dia telah naik berarti Dia telah turun ke dunia orang mati, turun serendah-rendahnya.
 
Filipi 2:1
(2:1) Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
 
Dalam Yesus Kristus ada lima hal, yaitu:
YANG PERTAMA: Nasihat atau Firman TUHAN; itu sebabnya Dia disebut Penasihat Ajaib.
YANG KEDUA: Penghiburan kasih. Penghiburan di dunia ini sifatnya semu, tidak kekal, tetapi kasih Allah sebagai penghiburan dari sorga sifatnya kekal sampai selama-lamanya.
YANG KETIGA: Persekutuan Roh. Lewat ibadah pelayanan, TUHAN mempersatukan saya dan saudara, seperti malam ini kita juga bersekutu dengan saudara kita yang ada di Bandung, di Malaysia, juga bersekutu dengan umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat online atau live streaming video internet Youtube, Facebook baik dalam negeri maupun luar negeri. Jadi, oleh karena kegiatan Roh, ada persekutuan di antara kita masing-masing.
Kegiatan daging tidak mungkin mempersekutukan kita dalam kesucian dan kesempurnaan. Mungkin ada persekutuan dalam kegiatan daging yang disebut “kongkalikong”, namun itu terjadi karena ada sesuatu yang tidak baik, sehingga terjadilah “main belakang”, yang akhirnya menimbulkan banyak dosa; dan tentu saja hal seperti ini tidak berkenan di Sorga.
YANG KEEMPAT: Kasih mesra. Berarti, kemesraan itu terjadi karena kasih Allah; itulah kasih mempelai yang mempersatukan.
YANG KELIMA: Belas kasihan, sehingga Yesus kaya dengan rahmat; dengan demikian, kita dilimpahi oleh kasih karunia.
Itulah lima hal yang terdapat dalam Kristus Yesus.
 
Filipi 2:2
(2:2) karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
 
Ada lima hal di dalam sidang jemaat, yaitu:
YANG PERTAMA: Sehati. Dengan demikian, kita dapat mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan di tengah ibadah pelayanan GPT “BETANIA”. Kalau tidak sehati, maka susah sekali untuk mencapai tujuan, susah untuk mencapai sasaran, dan tidak akan sampai kepada target; oleh sebab itu, tidak boleh egois dan harus sehati.
YANG KEDUA: Sepikir. Apa pun yang kita pikirkan tentang segala sesuatu yang ada di tengah ibadah pelayanan ini, biarlah kita pikirkan bersama-sama.
YANG KETIGA: Satu kasih. Berarti, kita diikat dan menjadi satu oleh karena kasih, bukan karena hal-hal yang duniawi, itulah perkara lahiriah atau hal-hal yang jasmani.
YANG KEEMPAT: Satu jiwa yang berasal dari TUHAN.  Kalau kita memiliki jiwa yang berasal dari TUHAN, maka kita semua akan menjadi kehidupan yang berjiwa besar, berarti; ada panjang sabar di dalamnya.
YANG KELIMA: Satu tujuan.
Inilah lima hal yang terdapat di dalam sidang jemaat (tubuh Kristus) supaya ada keseimbangan.
 
Filipi 2:3-5
(2:3) dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; (2:4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
 
Supaya lima hal ini nyata dalam sidang jemaat, maka satu dengan yang lain masing-masing kita tidak mencari kepentingan diri sendiri dan masing-masing kita tidak mencari puji-pujian yang sia-sia. Inilah dua pantangan dari kesatuan di dalam tubuh.
 
Musuh dari kesatuan tubuh adalah …
1.      Tidak mencari kepentingan sendiri.
2.      Tidak mencari puji-pujian yang sia-sia
Kalau ini yang menjadi musuh kesatuan tubuh kiranya jangan kita mencari kepentingan sendiri, kiranya jangan kita mencari puji-pujian yang sia-sia ke depan mulai dari sekarang sampai selama-lamanya.
 
Biarlah kira semua menjadi suatu kehidupan yang rendah hati, dengan demikian menganggap seorang dengan yang lain lebih utama dari diri sendiri. Oleh sebab itu, jangan kita hanya memperhatikan kepentingan sendiri tetapi kita juga harus memperhatikan kepentingan sesama, kemudian memperhatikan segala sesuatu yang ada di tengah ibadah pelayanan ini.
 
Saya berharap kita semua dewasa dan bijaksana menerima kebenaran firman TUHAN malam ini, sehingga perasaan manusia daging tidak lagi melekat dalam diri kita masing-masing. Selanjutnya, hendaklah kita semua dalam hidup bersama-sama yaitu menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus. Biarlah kita memiliki pikiran dan perasa an yang dialami Kristus Yesus.
 
Filipi 2:6-8
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
 
Singkatnya, Yesus Kristus tidak mempertahankan kemuliaan-Nya dan Dia rela meninggalkan segala sesuatu yang Dia miliki, antara lain;
-          Dia rela meningalkan bapa-Nya di Sorga,
-          meninggalkan rumah-Nya di Sorga,
-          meninggalkan segala sesuatu yang Dia miliki; termasuk kemuliaan-Nya.
Kemudian, Dia turun ke bumi bahkan Dia mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia, dan dalam keadaan sebagai manusia Dia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati bahmat sampai mati di atas kayu salib = Setia. Inilah pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus.
 
Saya tahu untuk melepaskan pikiran dan perasaan yang seperti ini tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, tetapi perkara ini harus kita kerjakan malam ini dan seterusnya. Berjuanglah bersama dengan salib Kristus, dan pasti bisa; sebab tidak ada yang mustahil bagi Dia.
 
Hal yang kedua yang harus dibakar adalah DAGINGNYA HARUS DIBAKAR.
Daging merupakan satu dari tiga seteru dari Allah yang menyebabkan manusia berdosa.
 
Mari kita melihat daging yang harus dibakar itu, di dalam Galatia 5, dengan perikop: “Hidup menurut daging atau roh.”
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
 
Perbuatan daging telah nyata, antara lain:
1.      Percabulan. Praktek berlaku cabul yaitu meninggalkan TUHAN hanya karena perkara lahiriah, meninggalkan ibadah pelayanan hanya karena pekerjaan, kesibukan, apapun itu namanya di atas muka bumi ini. Sama seperti Esau yang berlaku cabul di hadapan TUHAN; menjual hak kesulungan demi semangkuk sup kacang merah = Nafsu rendah. Orang yang seperti ini berdosa terhadap diri sendiri.
Berbeda dengan orang yang berdosa di luar dirinya sendiri, contohnya: Elia pernah berdosa tetapi di luar diri sendiri, Musa juga pernah berdosa di luar diri sendiri, tetapi orang yang berlaku cabul berdosa terhadap dirinya sendiri. Sebab, orang yang berlaku cabul menjadi satu dengan perempuan cabul dan itu yang menajiskan seseorang, dan percabulan ini juga satu dari antara perbuatan-perbuatan daging yang harus dibakar.
2.      Kecemaran. Banyak hal yang mencemarkan diri kita ini sehingga menjadi kotor, bau busuk di hadapan TUHAN.
3.      Hawa nafsu atau keinginan daging/nafsu daging yang jahat.
4.      Penyembahan berhala. Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN.
5.      Sihir. Yesus tidak menjelma tetapi Yesus menjadi manusia lewat proses kelahiran.
Kalau menjelma itu sama dengan sihir “simsalabim abracadabra” kemudian batu menjadi roti, tetapi Yesus menjadi manusia tidak lewat penjelmaan. Kalau seseorang suka mengambil jalan pintas itu setara dengan sihir, hanya mau enaknya saja itu setara dengan sihir, sebab tidak mau berubah lewat proses pikul salib = Orang yang dikuasai roh sihir. Tuhan tidak suka dengan sihir dan itu merupakan salah satu perbuatan daging yang kelima.
6.      Perseteruan.
7.      Perselisihan.
8.      Iri hati.
9.      Amarah.
10.  Kepentingan diri sendiri atau egois.
11.  Percideraan atau suka menyakiti.
12.  Roh pemecah belah; tidak suka dengan kesatuan.
13.  Kedengkian.
14.  Kemabukan.
15.  Pesta pora dan sebagainya.
 
Demikianlah keadaan Rasul Paulus sebelum terpanggil dan menerima jabatan rasul, oleh sebab itu dia memperingatkan supaya kita tidak hidup dalam hawa nafsu daging dan kiranya segala tabiat-tabiat daging itu dibakar habis di luar perekemahan.
Jangan sampai daging dengan hawa nafsu dan keingannya yang jahat itu ada di dalam kemah/tubuh, tetapi biarlah semua itu dibakar di luar perkemahana, berarti dilepaskan dari kehidupan kita masing-masing sampai hangus. Jangan ada tanda-tanda daging nampak dalam kehidupan kita masing-masing baik dalam perkataan maupun perbuatan, oleh sebab itu daging harus dibakar di luar perekemahan dan tidak ada yang melekat dalam diri ini.
 
Galatia 5:16
(5:16) Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
 
Sebaliknya, kalau kita hidup dan berada dalam pengaruh yang besar serta pengaruh yang kuat dari Allah Roh Kudus, maka kita tidak mungkin menuruti keinginan-keinginan daging serta segala hawa nafsu yang jahat itu.
 
Galatia 5:17
(5:17) Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
 
Perlu untuk diketahui:
-          Keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh.
-          Sebaliknya, keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging.
 
Kalau seseorang hidup dalam keinginan daging dia akan melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak ia kehendaki.
Sebab; sebenarnya yang dikehendaki oleh banyak orang adalah supaya dia betul-betul menyatu dengan TUHAN; hatinya menyatu dengan hati TUHAN, dia cinta dengan TUHAN, lalu setia berada dalam ibadah dan pelayanan. Tetapi, karena dia hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat, maka kerinduan untuk mencintai TUHAN tidak tercapai dan sebaliknya daging dengan segala keinginannya masih melekat dalam diri orang itu. Maka, daging dengan segala keinginannya harus dibakar di luar perkemahan dan tidak boleh ada yang tinggal di dalam kemah/tubuh ini.
 
Galatia 5:18
(5:18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
 
Kalau kita hidup di bawah pimpinan dari Allah Roh Kudus yang suci, sempurna dan mulia, maka kita tidak akan pernah hidup di bawah hukum Taurat, berarti tidak lagi menjalankan ibadah secara lahiriah.
Ibadah Taurat = Ibadah lahiriah, contoh: Tubuhnya ada di tengah ibadah dan pelayanan tetapi hatinya jauh dari TUHAN. Mengapa hal itu bisa terjadi? Jawabnya; karena dia masih berada di bawah pengaruh dari kuasa daging. Namun, kalau seseorang berada di bawah pengaruh dan kuasa yang besar serta yang kuat dari Allah Roh Kudus, dari Roh Allah yang suci, Roh Allah yang sempurna dan mulia, maka dia tidak akan mungkin menjalankan ibadah ini secara Taurat, tidak akan mungkin menjalankan ibadah ini secara lahiriah.
 
Jika diberikan pertanyaan: Menjalankan ibadah ini untuk menyenangkan hati TUHAN atau menyenangkan hati saya? Tentu jawabannya adalah menyenangkan hati TUHAN. Oleh sebab itu, senangkanlah hati TUHAN dan biarlah kita berada di bawah pengaruh dari Allah Roh Kudus yang kuat, pengaruh dari Allah Roh Kudus yang besar.
Berilah diri dipimpin oleh Roh TUHAN, itu artinya bahwa daging ini harus dibakar di luar perkemahan dan itu tidak boleh dipertahankan. Oleh sebab itu, mari kita pergi ke luar pintu gerbang untuk menanggung penderitaan dan kehinaan. Namun, jika hawa nafsu daging dipertahankan tiadalah mungkin kita dapat datang kepada Dia untuk menanggung penderitaan dan kehinaan, itu mustahil.
 
Oleh sebab itu, kalau memang kita mau datang kepada Dia untuk menanggung penderitaan dan kehinaan maka yang harus dilakukan yaitu;
-          yang pertama: Kulit atau perasaan manusia harus terbakar di luar pintu perkemahan,
-          yang kedua: Daging dan segala tabiatnya harus dibakar di luar perkemahan, tidak boleh melekat lagi dan tinggal dalam kemah/tubuh ini masing-masing.
 
Kita membaca Roma 8, dengan perikop: “Hidup oleh Roh.”
Roma 8:3-4
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, (8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
 
Hukum Taurat tidak bisa menyucikan dan menyempurnakan kehidupan dari anak-anak TUHAN, tetapi apa yang tidak mungkin dilakukan oleh hukum Taurat dapat dilakukan oleh Allah.
 
Yesus telah menyempurnakan manusia, dengan cara: Mengutus anak-Nya yang tunggal, mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, mengorbankan anak-Nya yang tunggal, dan mati di atas kayu salib supaya kehidupan kita ini disucikan sampai disempurnakan, sama seperti Dia; sempurna adanya.
Hukum Taurat tidak mampu, tetapi Yesus dengan korban-Nya berkuasa mengampuni, menyucikan dan menyempurnakan kita masing-masing supaya kita menuruti apa yang menjadi kehendak dari Roh Allah yang suci dan sempurna, dan tidak lagi menuruti keinginan daging.
Yesus telah menanggung penderitaan di atas kayu salib, Dia sudah menerima penghukuman atas daging-Nya sendiri supaya kita lepas dari hukum Taurat, oleh sebab itu sebaliknya kita harus hidup menurut Roh bukan keinginan daging lagi.
 
Galatia 8:5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
 
Perlu untuk diketahui: Mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging. Sebaliknya, mereka yang hidup menurut pimpinan Roh TUHAN maka orang semacam ini memikirkan hal-hal yang dari Roh; memikirkan perkara rohani, memikirkan perkara di atas, memikirkan segala kegiatan-kegiatan Roh itulah ibadah pelayanan dan segala sesuatu yang terkandung di dalam ibadah itu.
Kalau kita ada dalam pengaruh dari Roh TUHAN, Allah Roh Kudus, maka perkara apapun yang ada di dalam kegiatan Roh itu kita perhatikan bahkan perkara kecil sekalipun kita perhatikan. Hanya orang yang berada dalam pengaruh Allah Roh Kudus yang mampu memperhatikan perkara kecil yang ada di tengah ibadah dan pelayanan. Kalau seseorang tidak ada dalam pengaruh Allah Roh Kudus jangankan perkara besar, perkara kecil saja tidak bisa.
 
Firman ini harus menjadi ukuran dalam hidup kita masing-masing.
Jadi, mau tidak mau daging ini harus dibakar di luar perkemahan dan daging tidak boleh melekat dan tinggal bersama-sama kehidupan anak-anak TUHAN.
 
Galatia 8:6
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
 
Perlu juga untuk diketahui:
-          Keinginan daging adalah maut,
-          tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera, itulah suasana kerajaan Sorga.
Hadirkanlah suasana kerajaan Sorga di tengah ibadah pelayanan, dimulai dari nikah rumah tangga masing-masing.
Oleh sebab itu, biarlah kita membakar semua daging-daging yang masih melekat di luar perkemahan.
 
Galatia 8:7-8
(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. (8:8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. (8:9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. (8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. (8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
 
Orang yang hidup menurut daging adalah seteru Allah, karena orang yang hidup menurut daging tidak akan pernah taat kepada firman.
 
Jikalau Roh Allah diam di dalam kita maka kita semua akan hidup dan bersuasanakan kebangkitan; yang lama sudah berlalu. Maka, mutlak daging itu harus dibakar di luar perkemahan. Daging dengan tabiatnya, daging dengan segala hawa nafsunya, daging dengan segala keinginan apapun yang kecil jangan ada tinggal di dalam diri kita masing-masing.
Mari berjuang bersama-sama dan saling mendoakan supaya firman Allah tergenapi di dalam diri kita masing-masing.
 
Galatia 8:12-13
(8:12) Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. (8:13) Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
 
Kita ini berhutang banyak kepada TUHAN, kita bukan berhutang kepada daging dan hawa nafsu yang bodoh itu.
 
Kalau kita hidup menurut Roh Allah yang hidup dan berkuasa maka segala tabiat daging, perbuatan daging, keinginan daging, hawa nafsu daging sudah dimatikan oleh Roh Allah itu sendiri. Maka, sudah sangat jelas; kita berhutang banyak kepada Roh Allah.
 
Mari kita membakar daging di luar perkemahan. Jangan ada lagi daging-daging dengan tabiatnya, keinginanya, hawa nafsunya melekat di dalam diri ini.
 
Yang juga harus dibakar, yang ketiga: MEMBAKAR KOTORAN.
Kotoran kalau tidak dibakar inilah yang membuat seseorang bermegah. Sebab; sekalipun kotoran adalah sesuatu yang menjijikan, tetapi manakala kotoran masih dipertahankan itu yang membuat seseorang bermegah, menjadi sombong, angkuh dan berlaku fasik bahkan menganggap segala sesuatu yang dia miliki adalah melebihi dari segala yang ada ini.
Kalau kotoran dipertahankan maka dia juga akan bermegah terhadap kotoran, bahkan bergantung kepada kototan. Maka, kotoran harus dibakar di luar pintu gerbang, di luar perkemahan ini, artinya kotoran itu tidak boleh melekat supaya orang lain juga tidak merasa bau jijik di dalam diri kita masing-masing apalagi TUHAN.
 
Kotoran = Sampah. Sampah = Kotoran.
Kalau membuat kotoran/sampah harus pada tempatnya; tong sampah yang sudah disiapkan. Jangan suka buang sampah di sembarang tempat supaya orang lain jangan berbau busuk dan jangan juga kotoran itu melekat dalam diri orang itu.
Oleh sebab itu, buanglah sampah pada tempatnya; itulah tong sampah yang sudah tersedia, jangan buang sampah di sembarang tempat supaya jangan orang lain dirugikan. Maka, belajar untuk benar di mata TUHAN.
 
Terkait dengan hal ini kita membaca Filipi 3, dengan perikop: “Kebenaran yang sejati.”
Filipi 3:1
(3:1) Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.
 
Firman yang diulang itu adalah kepastian.
Jadi, jangan saudara bosan mendengar satu ayat yang sudah di dengar, karena ada saja rahasia firman yang terkandung di dalam itu sehingga kita mendapat kepastian akan keselamatan, kepastian akan janji Allah kepada kita masing-masing.
 
Filipi 3:2-3
(3:2) Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu, (3:3) karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
 
Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Filipi: Hati-hatilah terhadap anjing-anjing = Pekerja-pekerja yang jahat = Penyunat-penyunat palsu. Hati-hati dengan hamba-hamba TUHAN yang palsu, yang disebut juga dengan anjing-anjing; memberitakan salib tetapi mengulangi kesalahan yang sama, itu adalah anjing.
 
Karena kitalah orang-orang bersunat, tandanya adalah beribadah oleh Roh Allah, bukan beribadah karena daging dan keinginannya.
Kemudian, bermegah dalam Kristus Yesus. Berarti; kalau bermegah dalam Kristus Yesus maka orang semacam ini tidak menaruh percaya kepada hal-hal yang lahiriah. Itulah orang yang bermegah terhadap Kristus, bermegah terhadap salib, tidak bermegah terhadap hal-hal yang lahiriah dan tidak menaruh percaya kepada hal-hal yang lahiriah.
Inilah kehidupan dari pada Rasul Paulus.
 
Filipi 2:4-6
(3:4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: (3:5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (3:6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
 
Rasul Paulus sebenarnya ada alasan untuk menaruh percaya kepada hal-hal yang lahiriah.
Adapun alasan Rasul Paulus mengatakan hal tersebut, antaralain:
1.      Disunat pada hari kedelapan, berarti persis seperti Yesus disunat.
2.      Dari bangsa Israel, berarti dia bukan bangsa kafir.
3.      Dari suku Benyamin.
4.      Orang Ibrani asli; ayah dan ibunya adalah orang Ibrani asli.
Empat hal ini melekat di dalam diri Rasul Paulus yang tidak bisa dilepaskan oleh apapun, karena sudah berlangsung di dalam dirinya sendiri atau sudah mendarah daging dalam dirinya sendiri dan tidak busa dilepaskan, contohnya seperti orang Jawa tidak akan bisa disebut orang Batak. Jadi, kalau dia orang Jawa tetap orang Jawa dan tidak bisa lepas dari dalam dirinya. Kalau dia orang Batak tetap orang Batak dan tidak bisa lepas dari dalam dirinya, hal itu tetap melekat.
 
Kemudian, ketiga alasan berikutnya, antaralain:
5.      Tentang penderian terhadap hukum Taurat aku orang Fairisi, berarti orang intelektual, cendikiawan, orang hebat.
Tetapi, orang Farisi adalah munafik yaitu terlihat baik di luar tetapi di dalam tidak.
6.      Tentang kegiatan aku penganiaya jemaat.
Memang dia adalah orang ganas, orang buas seperti binatang buas; dia itu menyakiti dan menyesah anak-anak TUHAN dari rumah ke rumah, dari door ke door, termasuk dialah yang mendalangi matinya Stefanus pada waktu itu.
7.      Tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
 
Inilah tujuh kelebihan dari Rasul Paulus;
-          empat perkara melekat dalam dirinya,
-          tiga perkara berikutnya itu adalah tindakan dan perbuatannya yang luar biasa.
Maka, wajar saja Rasul Paulus berkata: Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi.
 
Dahulu tiga perbuatan atau tiga hal ini dia kerjakan sebagai kelebihan-kelebihan dari pada Rasul Paulus, namun selanjutnya kita akan membaca pada ayat 7 …
Filipi 3:7
(3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
 
Apa yang dahulu merupakan keuntungan bagi Rasul Paulus termasuk tujuh perkara yang luar biasa itu, sekarang tujuh perkara itu dianggap RUGI karena TUHAN Yesus Kristus menjadi miliknya.
 
Filipi 3:8-9
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
 
Malahan segala sesuatu yang ada di belakangnya termasuk tujuh kelebihan yang di belakangnya dianggap rugi dan itu menjadi suatu kerugian karena pengenalan akan TUHAN Yesus Kristus lebih mulia dari pada tujuh perkara tersebut.
Karena Kristus dia melepaskan semuanya itu, bahkan semuanya itu dianggap sampah/kotoran supaya Rasul Paulus memperoleh Kristus.
 
Jadi, kotoran atau sampah memang harus betul-betul dibakar di luar perkemahan supaya dengan demikian kita memiliki TUHAN Yesus Kristus dan menjadi satu dengan Dia. Selama kita menyukai sampah atau kotoran maka kita tidak akan menyukai TUHAN Yesus Kristus. Selama seseorang menyukai kotoran dan kotoran melekat dalam dirinya maka dia akan menjadi orang yang bermegah, menjadi orang yang sombong oleh karena kotoran atau sampah itu.
Oleh sebab itu, kalau duduk diantara sidang jemaat yang lain jangan suka menceritakan sampah atau kotoran. Jangan buah sampah di sembarang tempat, buanglah sampah di tempatnya yaitu di tong sampah yang sudah tersedia. Andaikata engkau punya keluar yang memiliki kedudukan jabatan yang hebat itu adalah sampah itu kotoran, jangan buah sampah di sembarang tempat; jangan ceritakan itu kepada saudara karena hal itu tidak dapat membangun saudaramu, justru sampah atau kotoran semacam itu membuat orang lain kotor dan menjadi sampah yang sama.
Itu sebabnya, saya katakan: Jangan buang sampah sembarangan, buang sampah pada tempatnya. Justru sampah semacam ini membuat seseorang bermegah terhadap sampah atau kotoran, dan tidak lagi bermegah dalam Kristus.
 
Bagaimana bisa menerima dan mau menyadari hal ini semua? Supaya kita dapat pergi ke luar pintu gerbang; pergi kepada Dia untuk menanggung penderitaan dan kehinaan.
Oleh sebab itu tiga hal ini harus mutlak dibakar, kalau tidak maka kita tidak bisa datang kepada Dia untuk menanggung penderitaan dan kehinaan. Percayalah kepada firman, jangan percaya kepada perasaan manusia daging, jangan percaya kepada daging dan segala hawa nafsunya, jangan percaya kepada sampah atau kotoran.
 
Bermegahlah dalam Kristus, sebab kitalah orang yang bersunat itu. Beribadah dalam Roh dan bermegah dalam Kristus, itu adalah orang yang bersunat.
Jadi, andaikata bangsa kafir tidak disunat itu tidak jadi soal, karena yang terpenting adalah sunat rohani. Justru dalam ayat yang lain; orang yang bersunat menjadi dosa, karena orang yang bersunat mampukah dia menanggung dosanya? Tidak bisa. Hanya sunat Kristus yang sanggup menanggung dosa kita, salib Kristus yang sanggup menanggung segala sesuatu.
Tetapi andaikata sudah terlanjut disunat sebelum mengenal Firman Pengajaran Mempelai tidak jadi soal, yang terpenting adalah sunat Kristus, namun kalau sudah mengerti firman jangan disunat. Hai engkau yang sudah tersunat kalau engkau menikah dan punya anak laki-laki, jangan disunat. Oleh sebab itu, apa yang sudah saya sampaikan dengar baik-baik.
 
Kita akan melihat Markus 10, dengan perikop: “Pemberitahuan ketiga tentang penderitaan Yesus.”
Markus 10:32-34
(10:32) Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya, (10:33) kata-Nya: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, (10:34) dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit."
 
Yesus menceritakan kepada murid-murid tentang penderitaan-Nya.
Ini adalah pemberitahuan yang ketiga kali dan hal ini disampaikan sebanyak empat kali kepada murid-murid, yakni; bahwa Yesus akan diserahkan kepada imam-imam kepala, ahli Taurat, dan tua-tua lalu mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati dan akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah itulah tentara romawi. Selanjutnya, Dia akan diolok-olokan, diludahi, disesah dan dibunuh dan sesudah tiga hari Dia akan bangkit.
 
Kalau Yesus memberitahukan penderitaan semacam ini kepada murid-murid, berarti waktu Dia diludahi, diolok-olok, disesah atau menanggung banyak penderitaan di luar perkemahan/di luar pintu gerbang, Dia mau melakukannya itu dengan sesadar-sadarnya dan Dia rela hati menanggung semuanya itu, tidak dengan terpaksa.
Dia mau menerima kenyataan pahit dengan serela-relanya, bukan dengan terpaksa, apa buktinya? Buktinya yaitu Dia bisa ceritakan dengan baik, Dia bisa ceritakan dengan benar, Dia ceritakan dengan begitu rupa, berarti Dia sadar menerima itu semua.
Oleh sebab itu, jangan sampai kita melakukan segala sesuatu dengan tidak sadar; suka bersungut-sungut. Biarlah kita datang kepada TUHAN dengan kerelaan hati dan dengan sesadar-sadarnya; mau merendahkan diri dan bukan dengan terpaksa, berarti dengan sesadar-sadarnya mau memikul segala sesuatu yang ada di ibadah pelayanan ini bukan dengan terpaksa.
 
Kemudian, hal yang senada diceritakan kembali kepada murid-murid, dalam Lukas 18, dengan perikop: “Pemberitahuan ketiga tentang penderitaan Yesus.”
Lukas 18:31-33
(18:31) Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi. (18:32) Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi, (18:33) dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit."
 
Di sini juga hal yang senada ditulis dalam Injil Lukas 18:31-33, tetapi yang mau sampaikan di sini adalah soal Dia diolok-olok, dihina dan diludahi Dia ceritakan kepada murid-murid untuk yang ketiga kali.  Namun, dalam hal ini ada perbedaan sedikit yaitu pada ayat 31: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi.”
Biarlah Firman Allah yang kita dengar, kita terima di malam ini dan yang sebelum-sebelumnya hal itu tergenapi di dalam diri kita masing-masing. Berarti; firman menjadi daging, firman menjadi praktek di dalam kehidupan kita masing-masing. Oleh sebab itu, kalau diludahi terimalah dengan sadar dan kalau kita terima itu berarti kita sedang menggenapi Firman Allah.
 
Apa yang ditulis oleh para nabi digenapi di dalam diri Yesus dan Yesus menggenapi firman itu, tidak ada satupun yang tidak digenapi dari hukum Taurat; sepuluh hukum Taurat semuanya digenapi, dieksekusi habis oleh Yesus di atas kayu salib.
Siapa yang bisa menggenapi satu saja dari sepuluh hukum yang tertulis dalam dua loh batu? Jika, saudara memilih salah satu dari sepuluh hukum, misalnya hukum yang kelima: Hormatilah orang tua, namun tidak ada yang sempurna menghormati orang tuanya tetapi harus hormat kepada orang tua. Atau ada orang yang memilih jangan berzinah, namun tidak ada satupun manusia yang tidak berzinah.
Tetapi, Yesus sudah mengeksekusi habis sepuluh hukum yang tertulis pada dua loh batu dan yang pernah tertulis pada lembaran-lembaran gulungan kitab.
 
Jangan kita datang beribadah kepada TUHAN tetapi firman itu membal; masuk telinga kiri ke luar telinga kanan, masuk telinga kanan ke luar telinga kiri, begitu saja setiap hari, setiap ibadah. Jangan ketika pulang dari ibadah ke rumah kembali kepada dosa masa lalu, kembali kepada kepentingan dirinya, tetapi biarlah firman tergenapi dalam diri kita masing-masing dimulai dari menanggung salib dengan sesadar-sadarnya dan berjuang supaya Firman Allah tergenapi dalam diri kita masing-masing.
 
Maka, sudah sangat jelas bahwa akhirnya apa yang sudah dituliskan di dalam Ulangan 25; kalau saudara laki-laki yang mati menolak untuk perkawinan ipar selain kasutnya diambil juga wajahnya diludahi. Dan Yesus sudah melakukan itu semua untuk kita, untuk kepentingan manusia, bukan untuk kepentingan-Nya. Oleh sebab itu, sadarlah akan hal itu dan biarlah kita menggenapi semua apa yang dinyatakan oleh TUHAN, sebab kepada kitalah janji itu dinyatakan oleh TUHAN.
Maka, tanah air Sorgawi itu harus menjadi milik pusaka kita masing-masing. Kalaupun kita menderita di bumi, ingat; dibalik penderitaan TUHAN sudah sediakan kemuliaan lebih dari penderitaan kesusahan yang kita alami di bumi.
 
Kita membaca Kolose 1, dengan perikop: “Pelayanan dna penderitaan Paulus.”
Kolose 1:24
(1:24) Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.
Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu
Rasul Paulus juga sudah mengajarkan dan menuliskannya kepada orang Ibrani: “Marilah kita menanggung penderitaan di luar perkemahan” dan itu sudah dia lakukan sesuai dengan apa yang dia tuliskan kepada jemaat di Kolose: Aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu. Dia rela menanggung penderitaa di luar perkemahan, di luar pintu gerbang karena cintanya kepada sidang jemaat di Kolose.
 
Doakan saya untuk berjuang mengasihi TUHAN dan sesama, teramat lebih sidang jemaat GPT “BETANIA” sebab; untuk menantikan pembukaan rahasia Firman TUHAN dibutuhkan sebuah korban, tidak sedikit dan saudara harus ingat itu.
 
Kemudian, Rasul Paulus berkata: menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.
Jadi, saudara jangan sampai gagal paham tentang ayat ini, karena pernah juga hamba TUHAN berkata bahwa korban Kristus itu kurang sempurna tetapi setelah digenapi oleh Rasul Paulus maka korban Kristus itu sempurna, pengertian ini salah dan dia gagal paham terhadap ayat ini. Namun, yang pasti Rasul Paulus telah menggenapi Firman Allah di dalam dirinya, apa yang masih kurang pada penderitaan Kristus digenapi di dalam dirinya yang terkait dengan sidang jemaat.
 
Bagaimana proses yang terjadi dengan sidang jemaat?
Kolose 1:25
(1:25) Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, (1:26) yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.
 
Supaya tergenapi apa yang kurang, dia meneruskan apa yang sudah dia terima dari Kristus kepada jemaat yang di Asia kecil termasuk jemaat di Kolose, termasuk dia menyampaikan firman yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan.
 
Ada dua rahasia besar:
1.      Rahasia ibadah.
2.      Rahasia nikah.
Masing-masing dasarnya adalah salib Kristus.
 
Kolose 1:37
(1:27) Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!
 
Kepada mereka Allah mau memberitahukan betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu bangsa kafir. Inilah yang dimaksud yang kurang itu digenapi; itu sebabnya dia diutus kepada bangsa yang bukan Yahudi itulah bangsa kafir untuk menyampaikan rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad. Karena pada waktu Yesus di bumi ini selama tiga puluh tiga tahun setengah Dia hanya ada di tanah Arab, itulah tanah Israel sekarang.
 
Kalau kita menggenapi firman, maka apa yang kurang dari orang lain akan tolong kekurangannya bukan dimanfaatkan, itulah firman kalau sudah tergenapi dalam diri kita. Kalau ada diantara kita yang memanfaatkan kelemahan orang lain, engkau berdoa kepada TUHAN.
Ayo, kita semua harus menanggung penderitaan dan kehinaan di luar perkemahan, di luar pintu gerbang; disesah, diolok-olok, diludahi mukanya.
Sungguh mulia TUHAN kita, kaya dengan rahmat, sehingga kita dilimpahi dengan kasih karunia. Dia tidak mengenal dosa dijadikan dosa supaya kita yang berdosa menjadi sama dengan Dia; suci dan mulia. Amin.
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 

No comments:

Post a Comment