KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, February 1, 2022

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 30 OKTOBER 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 30 OKTOBER 2021
 
STUDY YUSUF
Kejadian 13:11-18
(Seri 13)
 
Subtema: PENGAJARAN SEPERLIMA (PERJAMUAN ALLAH)
 
Shalom, segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang telah memungkinkan kita untuk berada di tengah pertemuan Ibadah Pemuda Remaja, semua karena kemurahan dari pada TUHAN. Selanjutnya, saya tidak lupa menyapa umat ketebusan TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN via online atau live streaming, video internet, Youtube, Facebook, baik di dalam negeri, di tanah air, Sabang sampai Merauke, maupun di luar negeri, di mancanegara, di tiap-tiap negara, di mana pun anda berada.
 
Mari kita mohon kemurahan TUHAN, supaya TUHAN bukakan firman-Nya untuk meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
 
Mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja malam ini dari Kejadian 41.
Kejadian 41:53-54
(41:53) Setelah lewat ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir itu, (41:54) mulailah datang tujuh tahun kelaparan, seperti yang telah dikatakan Yusuf; dalam segala negeri ada kelaparan, tetapi di seluruh negeri Mesir ada roti.
 
Singkat kata, setelah lewat tujuh tahun kelimpahan, datanglah tujuh tahun kelaparan, tepat seperti yang ditakbirkan oleh Yusuf kepada Firaun. Dalam hal ini, kita juga harus mengakui bahwa Yusuf adalah nabi TUHAN.
 
Kemudian, apa yang telah ditakbirkan oleh Yusuf kepada Firaun, didukung oleh nabi Amos dalam nubuatannya pada Amos 8:11-12; di mana suatu kali nanti, TUHAN akan mengirimkan kelaparan atas negeri ini, tetapi bukan lapar karena makanan, bukan haus karena minuman, tetapi lapar haus akan mendengarkan firman TUHAN. Sehingga pada saat itu, kehidupan rohani yang masih muda, yang digambarkan seperti teruna-teruna dan juga anak-anak dara yang cantik, akan rebah dan lesu, sampai akhirnya tidak bangkit-bangkit (binasa). Tetapi oleh kemurahan TUHAN, TUHAN menarik dan membawa kehidupan pemuda remaja untuk berada di tengah-tengah perhimpunan ibadah malam ini.
Peristiwa yang pernah terjadi pada masa Yusuf di Mesir juga akan terjadi atau terulang kembali di hari-hari terakhir ini.
 
Pada ayat 54 dikatakan: Dalam segala negeri ada kelaparan, tetapi pada Yusuf di Mesir ada roti.” Hal ini berbicara tentang perbekalan atau persediaan makanan yang berlimpah-limpah, sebagaimana pengakuan Daud yang telah dikemukakan dan ditulis dengan jelas di dalam Mazmur 78:24-27. Hal itu terjadi untuk memelihara bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun selama 40 tahun, dengan cara;
-          TUHAN memberikan kepada bangsa Israel gandum dari langit yang disebut juga dengan roti malaikat.
-          Allah menurunkan kepada mereka hujan daging, yakni; daging burung kepuyuh yang bersayap.
Inilah yang dimaksud dengan perbekalan yang berlimpah-limpah sebagai persediaan makanan bagi bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun.
Apa yang diungkapkan oleh Daud ini dikutip dari kitab Musa yang kedua, yakni Keluaran 16:1-36, di mana TUHAN menyediakan gandum dari langit (roti malaikat) dan burung kepuyuh yang bersayap.
Itulah perbekalan yang berlimpah-limpah sebagai persediaan makanan bagi bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun selama 40 tahun.  Perjalanan padang gurun itu perjalanan yang tandus-tandus, tetapi sekalipun melewati padang yang tandus-tandus, TUHAN mampu memelihara kehidupan dari bangsa Israel.
 
Selanjutnya, kita akan memperhatikan Keluaran 16:1- 36, namun kita cukup membaca ayat 11-12 saja, dengan perikop: “Manna sabat.”
Keluaran 16:11-12
(16:11) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: (16:12) "Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu."
 
-          Pada waktu senja, bangsa Israel makan daging burung puyuh yang bersayap,
-          Pada waktu pagi, bangsa Israel dikenyangkan oleh TUHAN dengan makan roti, disebut juga dengan manna surgawi.
 
Keluaran 16:16-17
(16:16) Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa." (16:17) Demikianlah diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit.
 
Bangsa Israel memungut manna itu menurut keperluannya, menurut jumlah jiwa dalam satu kemah, dan ukurannya adalah segomer untuk tiap-tiap orang. Jadi, ada yang mengumpulkan banyak, tetapi tidak berkelebihan, dan ada yang mengumpulkan sedikit, tetapi tidak kekurangan.
 
Keluaran 16:35B-36
(16:35b) mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan. (16:36) Adapun segomer ialah sepersepuluh efa.
 
Singkat kata: Bangsa Israel dipelihara oleh TUHAN dengan makan manna sampai tapal batas tanah Kanaan.
-          Segomer ialah sepersepuluh efa; itulah manna.
-          Sedangkan burung puyuh à korban Kristus, sebab daging Yesus benar-benar makanan, sedangkan darah Yesus adalah benar-benar minuman, sesuai dengan Injil Yohanes 6:52- 58. Dengan matinya Yesus diatas kayu salib, Ia telah menggenapi 10 hukum yang tertulis pada dua loh batu.  Jadi, inti dari 10 hukum yang tertulis pada dua loh batu hanya satu, itulah kasih.
Kalau diukur dalam takaran, baik manna maupun daging burung puyuh yang bersayap sama-sama sepersepuluh (1/10) efa, dan itu merupakan perwujudan dari kasih Allah.
 
-          Manna takarannya ialah sepersepuluh efa.
-          Daging burung puyuh juga sepersepuluh.
Kalau dijumlahkan: sepersepuluh (1/10) + sepersepuluh (1/10) hasilnya adalah dua persepuluh (2/10), persamaannya adalah seperlima (1/5).
Seperlima inilah yang diajarkan (dinyatakan) oleh Yusuf kepada Firaun, supaya bilamana tujuh tahun kelaparan itu terjadi atas muka bumi, maka penduduk bumi tertolong, kalau mau menerima ajaran ini.
 
Di dalam hal beribadah kepada TUHAN, mengikuti TUHAN, kita harus mengerti sebuah ajaran yang membawa kepada keselamatan kekal, namun banyak orang Kristen tidak memahami tentang ajaran yang membawa keselamatan.
Tiap-tiap hamba TUHAN selalu menyatakan dirinya bahwa “dialah yang paling benar”, tidak ada hamba TUHAN yang menyatakan; “ajaran sayalah yang paling buruk di dunia ini”.
Tetapi malam hari ini kita harus mengerti ajaran yang paling benar, kita harus mengerti ajaran yang harus diajarkan untuk membawa kepada keselamatan. Kita akan buktikan ajaran yang menyelamatkan bagi kita malam ini, sebab TUHAN saja yang benar.
 
Kejadian 41:33
(41:33) Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir.
 
Hikmat, akal budi dan kebijaksanaan diperoleh dari pembukaan rahasia firman, dan itu yang menuntun banyak orang kepada kebenaran yang sejati, itulah pribadi Yesus Kristus yang duduk di sebelah kanan Allah yang Mahabesar, di tempat yang Mahatinggi; itulah sasaran kita.
Oleh sebab itu, kita harus memperoleh pengertian semacam ini, sehingga dengan demikian kita dapat menyenangkan hati TUHAN, karena kita tahu apa yang harus kita perbuat untuk menyenangkan hati TUHAN setiap kali kita menghadap TUHAN lewat pertemuan-pertemuan ibadah yang dipercayakan oleh TUHAN bagi kita di atas bumi ini. Itu soal hikmat, akal budi, kebijaksanaan.
 
Kemudian apalagi yang diajarkan, dikemukakan, oleh Yusuf kepada Firaun di Mesir (di dunia ini bagi kita) ?
Kejadian 41:34
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.
 
Yusuf menyatakan kepada Firaun untuk; menempatkan penilik-penilik ataupun gembala-gembala atas negeri Mesir.
Kalau kita mengenal sebuah penggembalaan, maka kita akan jadi suatu kawanan domba Allah yang tergembala. Kalau hidup rohani kita tergembala dengan baik dan benar di hadapan TUHAN, kita akan diam dengan tenang di Gosyen, dengan lain kata; dipelihara oleh TUHAN.
Sebaliknya, bagi Mesir, bagi seantero dunia, pengembalan merupakan kekejian. Sesungguhnya, Mesir itu tidak mengenal gembala, karena penggembalaan itu merupakan kekejian bagi orang Mesir, sesuai dengan Kejadian 46:34.
 
Tetapi di sini kita melihat: Yusuf mengemukakan, sekaligus mengajarkan kepada Firaun untuk secepatnya menempatkan penilik-penilik atau gembala-gembala atas negeri Mesir.
Tugas penilik-penilik adalah menerima atau memungut seperlima dari hasil tanah di Mesir selama tujuh tahun kelimpahan terjadi. Selama ada kesempatan untuk menikmati pembukaan rahasia yang limpah-limpah, di situlah kesempatan bagi kita untuk mengumpulkannya dengan takaran seperlima dari hasil tanah Mesir.
 
Tahun-tahun ini adalah tahun-tahun kelimpahan, apa buktinya? Semua hamba TUHAN, dari desa sampai ke kota, di pelosok, di keramaian, semua menyampaikan firman TUHAN, seperti apa yang saya sampaikan di atas tadi. Dan masing-masing hamba TUHAN selalu mengatakan dan mengakui bahwa pemberitaan firman yang disampaikannya yang paling benar. Tetapi malam ini saya sampaikan; yang benar adalah pengajaran firman yang disampaikan dengan murni dan benar, tepat seperti yang tertulis di dalam Alkitab, itulah yang harus diuraikan, dikemukakan, sebagaimana Yusuf mengemukakan dan mengajarkannya kepada Firaun.
 
Apa yang dikemukakan, diajarkan oleh Yusuf kepada Firaun, itu menurut Ilham Roh Kudus semata-mata, bukan pengertian dari Yusuf seorang diri, supaya dengan demikian hamba-hamba TUHAN yang menyampaikan firman TUHAN yang murni dan benar itu mampu menggenapi 2 Petrus 1:19-21.
Jangan tafsirkan firman menurut manusia daging, tetapi oleh dorongan Roh Kudus seorang hamba TUHAN berbicara atas nama Allah. Kalau firman TUHAN ditafsirkan menurut kehendak manusia daging, maka dia berbicara atas manusia daging, bukan berbicara atas nama Allah. Jadi, apa yang dikemukakan, diajarkan oleh Yusuf jelas berdasarkan Ilham Roh Kudus, dia berkata-kata sesuai dengan dorongan Roh Kudus, bukan dorongan emosi daging.
 
Itu sebabnya, saya tidak mau menyampaikan firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan.
Firman yang ditambahkan, artinya; satu ayat firman ditambahkan untuk menjelaskan (menerangkan) satu ayat firman itu.
Firman yang dikurangkan, artinya; firman yang disampaikan itu justru diganti (dikurangkan) dengan dua hal;
1.      Tanda-tanda heran atau pun mujizat-mujizat.
2.      Teori kemakmuran (prosperity), artinya; orang-orang Kristen tidak boleh miskin harus kaya.
Teori kemakmuran (prespority) mengajarkan bahwa hamba TUHAN harus sama seperti Musa, yang memiliki jemaat kurang lebih 2-3 juta jiwa. Kalau hamba TUHAN seperti Elia dikategorikan miskin, tidak layak di hadapan TUHAN, karena jemaatnya; satu janda, satu sekolah minggu. Tetapi menurut hemat saya, ini pengertian yang konyol, bodoh.
Oleh sebab itu, seorang hamba TUHAN, ketika dia berfirman, harus menyampaikan firman dengan dorongan Roh Kudus. Jemaat juga harus melihat firman yang disampaikan oleh hamba TUHAN, tidak boleh hanya melihat jumlah jiwa yang dilayani, tidak boleh diukur dengan gedung (tempat) di mana ia berdiri menyampaikan firman TUHAN. Hari-hari terakhir ini kita semua harus lurus dan mau diluruskan oleh ajaran yang baik.
 
Terkait dengan ajaran ini kita baca 1 Korintus 11:17-19, dengan perikop: “Kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam pertemuan ibadah.” Saat ini adalah hari-hari terakhir, petang, sudah menjelang untuk memasuki gelap malam; maka, jangan sampai kita berada dalam kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam perjamuan malam, dalam pertemuan ibadah.
 
1 Korintus 11:17-19 
(11:17) Dalam peraturan-peraturan yang berikut aku tidak dapat memuji kamu, sebab pertemuan-pertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan, tetapi mendatangkan keburukan. (11:18) Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya. (11:19) Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji.
 
Rasul Paulus berkata: “aku tidak dapat memuji kamu”, istilah sekarang; dicela. Inilah ibadah yang dicela.
Mengapa Paulus mencela ibadah mereka? Karena pertemuan-pertemuan ibadah mereka tidak mendatangkan kebaikan, sebaliknya mendatangkan keburukan.
Di hari-hari terakhir ini, Alkitab dengan jelas mengatakan kepada kita: Banyak ibadah-ibadah yang tidak berkenan bagi Tuhan, sebab dalam pertemuan-pertemuan ibadah itu tidak mendatangkan kebaikan, tidak menghasilkan apa yang baik di hadapan Tuhan; sebaliknya, mendatangkan (menghasilkan) keburukan bagi orang-orang yang berada di tengah-tengah pertemuan-pertemuan ibadah itu.
 
Akibatnya: menimbulkan perpecahan diantara jemaat/anggota tubuh Kristus.
Perlu untuk diketahui; perpecahan itu terjadi atas izin Tuhan. Ketika terjadi perpecahan, akan nyata siapakah yang tahan uji di hadapan Tuhan dan siapakah yang tidak tahan uji di hadapan Tuhan.
 
CIRI PERTEMUAN-PERTEMUAN IBADAH YANG TIDAK BERKENAN.
1 Korintus 11:20-21
(11:20) Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan. (11:21) Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk.
 
Ternyata, mereka yang berada dalam pertemuan ibadah itu tidak mengerti dan tidak menikmati perjamuan Tuhan.  Ini adalah pertemuan-pertemuan ibadah yang salah.
 
Apa perjamuan Tuhan? Itulah dua kali 1/10 (sepersepuluh) = 1/5 (seperlima).
Kesimpulannya, perjamuan Tuhan adalah:
-          Manna dengan takaran segomer = sepersepuluh Efa.
-          Burung kepuyuh yang bersayap à  korban Kristus, wujud dari kasih Allah, yang merupakan inti 10 hukum yang tertulis pada dua loh batu itulah kasih = sepersepuluh Efa.
Jadi 1/10 + 1/10 = 2/0 = 1/5 (seperlima). Seperlima yang semacam inilah yang harus dikemukakan, diajarkan oleh seorang penilik/seorang gembala sidang kepada sidang jemaat.
Singkatnya: Dalam pertemuan-pertemuan ibadah harus menikmati perjamuan Tuhan. Pengajaran firman Allah yang benar, itulah ibadah yang dihubungkan dengan salib, ini harus diajarkan.
 
Jika mujizat terjadi dalam pertemuan ibadah, puji Tuhan. Jika sensasi-sensasi terjadi dalam pertemuan ibadah, puji Tuhan. Tetapi yang terutama, dalam pertemuan ibadah itu harus diajarkan (dikemukakan) soal seperlima, itulah perjamuan Tuhan, menikmati tubuh dan darah salib Kristus. Kalau hanya sibuk mengadakan (mengajarkan) yang ditambahkan dan dikurangkan, itulah yang disebut kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam perjamuan malam, dalam pertemuan-pertemuan ibadah di hari-hari terakhir ini.
 
Ajaran mana yang benar? Yang benar adalah pengajaran firman yang benar dan murni, yang disampaikan dengan jujur oleh seorang hamba tuhan, sebagaimana Yusuf mengemukakan dan mengajarkan seperlima yang harus diterima dan dipungut oleh penilik-penilik. Jangan sampai kita menjadi bagian dari kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam perjamuan malam, dalam pertemuan ibadah di hari-hari terakhir ini.
 
PRAKTEK MENOLAK PERJAMUAN, yaitu tubuh dan darah Yesus : “Tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri” artinya;
-          Mengutamakan kebenaran diri sendiri.
-          Mengutamakan kepentingan pribadi dari pada kepentingan orang lain.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan rumus Allah, rumus dari Sorga, yaitu; Yesus mati di atas kayu salib untuk menebus dosa dunia, bukan menebus sebagian orang, kelompok tertentu atau golongan tertentu, tetapi menembus dosa dunia.
Yesus, Anak Allah, yang mati di atas kayu salib bukanlah Pribadi yang egois, tetapi mengutamakan kepentingan manusia, seantero dunia.
 
Yohanes 3:16
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Singkat kata: Wujud dari kasih Allah atas dunia ini ialah mengaruniakan atau mengorbankan Anak-Nya yang Tunggal, dan itu adalah gambaran dan bayangan dari “roti manna” dan “daging burung puyuh”.
Mengapa seperlima itu diajarkan? Supaya dunia ini diselamatkan. Siapa yang diselamatkan? Itulah orang yang percaya kepada ajaran seperlima.
 
Yohanes 3:17
(3:17) Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
 
Menikmati perjamuan Tuhan (sepersepuluh manna dan sepersepuluh burung puyuh), tujuannya adalah untuk menyelamatkan umat-Nya, dengan kata lain; mengajarkan seperlima, itulah perjamuan Tuhan = menyelamatkan sidang jemaat.
 
Biar sejuta kali terjadi mujizat di tengah di tengah-tengah pertemuan-pertemuan ibadah, itu tidak menyelamatkan. Yang menyelamatkan adalah penilik-penilik, gembala-gembala sidang, harus mengajarkan tentang 1/5 (seperlima) = 2/10 (dua persepuluh), hasil dari penjumlahan antara 1/10 manna dan 1/10 burung kepuyuh yang bersayap.
 
Hamba tuhan jangan sibuk cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, tahayul-tahayul, filsafat-filsafat kosong.  Sidang jemaat juga jangan mencari hamba Tuhan yang pandai guyon, tetapi carilah hamba tuhan yang bisa membeberkan isi hati Tuhan, yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia, dan ukurannya bukan yang lahiriah, gedung mewah atau jumlah jemaat yang banyak, sidang jemaat tidak boleh terkecoh.
 
Yohanes 3:13-14
(3:13) Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. (3:14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
 
Tidak ada seorang pun yang akan sampai ke dalam sorga, jika di bumi ini kita tidak meninggikan ular tembaga, yaitu korban Kristus dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita.
Singkat kata: Di dalam pertemuan ibadah, yang diajarkan adalah seperlima (tubuh dan darah Yesus), itulah yang disebut perjamuan Tuhan. Nikmatilah pengalaman Yesus yang telah turun dan naik (mati dan bangkit), supaya kita sampai ke sorga.
 
Kalau kita hanya menikmati mujizat saja, tetapi tidak menikmati perjamuan Tuhan (tubuh dan darah Yesus), tidak menikmati seperlima, maka tidak akan sampai ke sorga. Oleh sebab itu, tubuh dan darah salib yang diajarkan harus kita lakukan, harus kita praktekkan, harus kita pikul di atas pundak, itu yang akan mengangkat kita, sama seperti burung puyuh yang bersayap; itulah yang mengangkat kita, bukan mujizat. Terimalah ajaran yang sehat.
 
Saya tambahkan sedikit …
Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
 
Kalau seorang penilik atau seorang gembala sidang sibuk mengadakan mujizat-mujizat dalam pertemuan ibadah, sibuk berbicara soal berkat dan keberkatan, sibuk berbicara tentang berhasil dan keberhasilan, maka pekerjaan tuhan tidak akan pernah selesai di bumi ini.
Tetapi kalau seorang penilik mengajarkan 1/5 (seperlima) yang sama dengan 2/10 (dua persepuluh) -- sebagai hasil penjumlahan dari 1/10 takaran mana dan 1/10 takaran daging burung puyuh --, maka selesailah semua pekerjaan tuhan di bumi.
 
Itu sebabnya, di dalam Filipi 2:5 dikatakan: Yesus datang ke dalam dunia dan menjadi manusia, dan dalam keadaan diri-Nya sebagai manusia, Ia merendahkan diri-Nya serendah rendahnya, taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Jadi, yang diajarkan adalah ketaatan untuk memikul salib, dengan demikian; kita menjadi suatu kehidupan yang setia.  Tetapi, kalau yang diajarkan di tengah ibadah dan pelayanan adalah soal berkat dan keberkatan, berhasil dan keberhasilan, kemudian sibuk juga mengadakan sensasi dan mujizat, maka pekerjaan tuhan di bumi ini tidak selesai.  
Oleh sebab itu, penilik-penilik harus memungut seperlima dari hasil tanah, itulah yang harus diajarkan, supaya pada masa tujuh tahun kelaparan yang hebat, yang akan menimpa seantero dunia, kita tertolong, seperti Tuhan menolong bangsa Israel di padang gurun gersang, tandus.
 
Yohanes 19:31
(19:31) Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.
 
Prajurit-prajurit meminta kepada Pilatus supaya kedua penjahat yang disalibkan bersama dengan Yesus, kaki-kaki dan tulang-tulang mereka harus dipatahkan, dihancurkan, diremukan, supaya secepatnya mereka mati, selanjutnya diturunkan dari salib, mengingat hari persiapan, hari besar (Sabat).
 
Yohanes 19:32-33
(19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
 
Yesus telah mati di atas kayu salib, sehingga prajurit-prajurit tidak mematahkan tulang-tulang dan kaki-kaki Yesus.  Ini berbicara soal kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, tidak terjadi perpecahan diantara tubuh Kristus.
Inilah yang terjadi, kalau kita menikmati tubuh dan darah salib Kristus, kalau di dalam pertemuan-pertemuan ibadah menikmati perjamuan TUHAN, sehingga tergenapilah apa yang dikerjakan oleh Allah di dalam Kejadian 2:22-24. Setelah Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya untuk membangun (membentuk) tubuh Kristus -- itulah mempelai perempuan TUHAN -- dari satu tulang rusuk Adam, selanjutnya perempuan itu dibawa kepada mempelai laki-laki, itulah Adam yang pertama, dan saat itulah Adam yang pertama berkata; “inilah tubuh dari tubuhku, daging dari dagingku, tulang dari tulangku.”
 
Jadi, mudah sekali untuk memahami: Kalau dalam pertemuan ibadah kita menikmati perjamuan TUHAN, maka anggota tubuh yang berbeda-beda tidak mungkin terjadi perpecahan, tidak mungkin mementingkan diri sendiri, tidak mungkin mempertahankan kebenaran diri sendiri.
 
AKIBAT menolak perjamuan TUHAN (sepersepuluh manna dan sepersepuluh daging puyuh).
1 Korintus 11:21
(11:21) Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk.
 
Akitab menolak perjamuan TUHAN ialah mementingkan kepentingan diri, sehingga anggota-anggota tubuh yang lain mengalami dua hal;
1.      Lapar.
2.      Mabuk.
Lapar dan mabuk tidak dapat ditepis jika kehidupan dari anak-anak Tuhan menolak tubuh dan darah Yesus, menolak perjamuan Tuhan dalam pertemuan-pertemuan ibadah.
 
Selanjutnya kita akan mengikuti penjelasan tentang lapar dan mabuk.
Tentang: LAPAR.
Lapar indentik dengan lelah, seperti Esau. Esau adalah gambaran dari suatu kehidupan yang memandang ringan hak kesulungan, tidak menghargai ibadah dan pelayanan.
 
Kita lihat peristiwa itu….
Kejadian 25: 27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
 
Esau adalah seorang yang sibuk berburu. Banyak juga anak-anak Tuhan yang nampaknya beribadah dan melayani Tuhan, tetapi pada kenyataannya ia sibuk berburu daging di dunia ini. Kehidupan semacam ini banyak dialami oleh orang Kristen di hari-hari terakhir ini.
 
CIRI-CIRI berburu daging: Suka tinggal di padang, arti rohaninya; perhatiannya tertuju pada dunia , perkara-perkara di bawah, perkara-perkara lahiriah dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
 
1 Yohanes 2:15-16
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. (2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
 
Jangan kita lebih mengasihi segala perkara-perkara dunia, perkara lahiriah dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Mengapa? Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih Allah tidak ada di dalam orang itu, sekalipun nampaknya dia ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
 
Yang ada di dalam dunia, antara lain;
1.    Keinginan daging.
2.    Keinginan mata.
3.    Keangkuhan hidup.
Ketiga hal ini jelas disodorkan dan disuguhkan oleh Iblis Setan kepada manusia untuk merusak hidup rohaninya, supaya tidak sungguh-sungguh datang di tengah ibadah dan pelayanan, tidak fokus lagi kepada Tuhan, tidak fokus dalam perjamuan Tuhan.
 
SEBAGAI BUKTI:
Lukas 4:1-11
(4:1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. (4:2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. (4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." (4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (4:5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, (4:6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (4:7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (4:11) Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
 
Iblis Setan menyuguhkan (menyodorkan) tiga hal kepada Yesus.
1.      Ayat 2-4, Iblis Setan menyodorkan roti makanan. Hal ini terhubung langsung dengan keinginan daging.
2.      Ayat 5-8, Iblis Setan menyodorkan kerajaan dan kemegahan dunia. Hal ini terhubung langsung dengan keinginan mata.
3.      Ayat 9-11, Iblis Setan membawa Yesus ke bubungan bait Allah, menempatkan Yesus pada menara gereja (tempat tertinggi). Hal ini terhubung langsung dengan keangkuhan hidup.
Kalau kita menolak perjamuan Tuhan, maka tiga hal yang disodorkan oleh Iblis Setan ini akan langsung diterima oleh anak-anak Tuhan. Jadi, sudah sangat jelas Lukas 4 sama dengan 1 Yohanes 2:16. Inilah keadaan lapar.
 
-          Kalau hanya menuruti keinginan daging = lapar, lelah.
-          Kalau hanya menuruti keinginan mata = lapar, lelah.
-          Kalau hanya menuruti keangkuhan hidup (sombong/tinggi hati) = lapar, lelah, seperti Esau.
Dahulu kita berlomba-lomba untuk menjadi kaya, menjadi pejabat tinggi, berlomba-lomba untuk mencapai cita-cita setinggi bintang di langit, tetapi kalau itu yang terutama, berarti dia sedang menolak perjamuan Tuhan, ajaran yang dikemukakan oleh Yusuf kepada Firaun, soal seorang penilik memungut seperlima. Dahulu kita seperti itu, tetapi sekarang, kita harus membuka hati lebar-lebar tentang ajaran yang benar ini.
 
Tentang: mabuk.
Banyak anak-anak Tuhan nampaknya berada sibuk melayani bahkan super sibuk di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tetapi hidup di dalam hawa nafsu atau mabuk daging.
 
Efesus 5:15-16
(5:15) Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, (5:16) dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
 
Waktu yang singkat ini pergunakanlah dengan sebaik mungkin, sebab hari-hari terakhir ini, waktu yang singkat ini adalah jahat. Jadilah arif dan bijaksana.
 
Efesus 5:17-18
(5:17) Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. (5:18) Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
 
“Janganlah kamu bodoh” berarti; jangan mabuk anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu.
Tetapi “hendaklah kamu penuh dengan Roh” = mabuk rohani, mabuk roh Allah, berada dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah itu sendiri. Biarlah kita mabuk di dalam kegiatan Roh, dipenuhkan Roh Kudus, dipengaruhi oleh Roh Kudus, berada dalam kuasa Roh Kudus
 
PRAKTEK penuh dengan Roh Tuhan (mabuk Roh Tuhan, dipengaruhi Roh Tuhan).
1.      Efesus 5:19
(5:19) dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
 
Berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani” = membangun orang lain dengan Mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani.
Oleh sebab itu, bernyanyilah, bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati, jangan pura-pura, jangan ada di tengah ibadah tetapi mulut tidak dibuka, tidak menyahut khotbah dengan mengatakan; Amin dan Haleluya.
Imam-imam kalau sudah melayani, gunakan mulut ini untuk bermazmur, bernyanyi, memuji membangun orang lain dengan segenap hati. Jangan diam diri saja. Itulah perbedaan mabuk hawa nafsu dan mabuk yang dipengaruhi oleh Roh Kudus.
 
2.      Efesus 5:20
(5:20) Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita
 
Susah, senang ucaplah syukur. Tidak ada uang, mengucap syukur, belum bekerja, mengucap syukur. Jangan mengucap syukur saat ada uang dan diberkati, ucapan syukur seperti ini belum sempurna.
 
3.      Efesus 5:21
(5:21) dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.
 
Saling merendahkan diri antara seorang dengan yang lain di dalam takut akan tuhan.
 
Galatia 6:7-9
(6:7) Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. (6:8) Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. (6:9) Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
 
Di dalam Efesus 5:17 tadi, dikatakan; “jangan kamu bodoh” berarti jangan mabuk anggur, sedangkan Galatia 6:7; “jangan sesat”. Semua perkataan ini terhubung dengan mabuk anggur. Mengapa? Karena Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan.
Jangan kita mempermainkan Allah dengan hawa nafsu daging, keinginan-keinginan manusia sendiri, jangan datang beribadah dan melayani untuk mencari pujian, hormat dan ambisi. Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan, Dia kaya dengan rahmat tetapi Dia juga penuh dengan pembalasan.
 
Perlu diketahui; “apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” Menabur dalam daging, mabuk anggur, akan menuai kehinaan, kebinasaan. Tetapi menabur dalam Roh, berada dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah, maka ia akan menuai hidup kekal dari Roh Allah itu sendiri. Jangan mabuk anggur, supaya jangan binasa, tetapi biarlah kita mabuk Roh Tuhan, dipengaruhi Roh Tuhan.
 
Mengapa saat dipengaruhi Roh Kudus saya katakan mabuk Roh Tuhan? Karena hidup kita bukan kita lagi, melainkan Roh Tuhan yang mengendalikan. Kalau mabuk anggur hawa nafsu daging, berarti yang mengendalikan dia bukan Roh Tuhan, tetapi dagingnya, keinginannya nafsunya.
 
Wahyu 14:8
(14:8) Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya."
 
Kalau kita mempertahankan hawa nafsu dan keinginan daging (mabuk anggur), ini yang memicu sehingga seseorang menjadi najis dan berlaku cabul. Jadi, daging memang harus dihancurkan sehancur-hancurnya oleh perjamuan Tuhan, oleh tubuh dan darah salib Kristus. Kalau daging ini sudah hancur, maka percabulan yang menajiskan itu tidak menguasai daging.
 
Kita akan melihat kenajisan gereja tuhan di hari-hari terakhir di dalam Wahyu 17:4, dengan perikop: “Penghakiman atas Babel.” Perempuan Babel, dialah ibu dari wanita-wanita pelacur, ibu dari gereja-gereja yang melacur.
Wahyu 17:4
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
Perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara. Perempuan Babel itu ada di tengah-tengah ibadah, ia menguasai pertemuan-pertemuan ibadah; hati-hati. Oleh sebab itu, jangan tolak perjamuan Tuhan, jangan tolak ajaran seperlima, sebab perempuan Babel juga ada di tengah-tengah peribadatan.
 
Kemudian, perempuan Babel ini memegang sebuah cawan emas. Adapun isi dari cawan emas adalah kenajisan percabulan.
Jika seseorang mabuk anggur, hidup dalam hawa nafsu daging, maka akan menimbulkan percabulan dan itulah yang menajiskan seseorang. Kalau beribadah tetapi dikuasai oleh pelacuran, itulah yang menajiskan seseorang. Beribadah tetapi menduakan hati Tuhan = melacur rohani.
Kalau tuhan menghubungkan pertemuan ibadah ini dengan ajaran salib Kristus, maka sudah seharusnya kita mengucap syukur kepada Tuhan; jangan bersungut-sungut.
 
Roma 13:13
(13:13) Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
 
Kehidupan yang beribadah dan melayani dengan sopan dan tidak ada percabulan yang menajiskan disebutlah anak-anak terang (anak-anak siang). Oleh sebab itu, jangan dalam pesta pora dan mabuk anggur, kemudian, jangan dalam percabulan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati supaya jangan terjadi perpecahan.
Sudah sangat jelas; perhatikanlah firman Tuhan, terimalah ajaran tentang seperlima = dua persepuluh, hasil dari penjumlahan 1/10 manna dan 1/10 daging burung kepuyuh yang bersayap. Intinya: Dalam pertemuan ibadah jangan tolak perjamuan Tuhan itulah tubuh dan darah Yesus. Ibadah dan pelayanan harus secepatnya dihubungkan dengan salib.
 
1 Korintus 11: 22
(11:22) Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji.
 
Kita semua harus betul-betul menikmati perjamuan Tuhan. Pada perjamuan itu, jangan kita memakan dahulu makanannya sendiri, kita harus makan (menikmati) perjamuan Tuhan secara bersama-sama, supaya hidup kita sebagai rumah Tuhan diberkati oleh Tuhan, hubungan kita dengan sesama diberkati oleh Tuhan; itu rumah yang diberkati.
Jangan tolak ajaran seperlima, maka rumah Tuhan pasti diberkati, hidup kita pasti diberkati sebagai rumah Tuhan.
 
1 Korintus 11:23-25
(11:23) Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti (11:24) dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" (11:25) Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
 
Pertemuan-pertemuan ibadah yang berkenan kepada Tuhan, di dalamnya kita menikmati perjamuan Tuhan, menikmati tubuh dan darah Kristus, menikmati perjamuan kudus. Inilah yang diteruskan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, yaitu ajaran yang disampaikan oleh Yesus kepada murid-murid pada waktu malam Ia hendak menyerahkan diri.
 
Di hari-hari terakhir ini, seorang penilik (gembala sidang) harus meneruskan ajaran yang benar ini kepada sidang jemaat. Jadi, sidang jemaat jangan mudah menerima manakala seorang gembala sidang atau seorang penilik berkata; “ajaran saya ini yang paling benar”, tetapi simaklah isi hati yang dibeberkan oleh hamba tuhan itu.
Doakan saya agar mempunyai keberanian menyampaikan (meneruskan) ajaran semacam ini, seperti Rasul Paulus melayani Tuhan bukan untuk mencari kesukaan manusia, tetapi mencari kesukaan tuhan.
 
1 Korintus 11:26
(11:26) Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
 
Menikmati tubuh dan darah Yesus, itulah perjamuan Tuhan = memberitakan kematian TUHAN = membawa kematian Tuhan di dalam hidup ini.
Sebaliknya, jika dalam pertemuan ibadah, hamba TUHAN sibuk menyampaikan ajaran yang ditambahkan dan yang dikurangkan, maka sidang jemaat tidak akan mengerti untuk membawa kematian Tuhan dalam hidup masing-masing. Kalau sidang jemaat tidak membawa kematian Yesus dalam hidup ini, suatu kerugian yang sangat besar, fatal, merugikan dirinya.
 
2 Korintus 4:7-10
(4:7) Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (4:8) Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; (4:9) kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. (4:10) Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
 
Harta dalam bejana tanah liat adalah membawa kematian Tuhan Yesus di dalam hidup. Itu adalah keuntungan yang besar bagi kita, karena manusia itu tercipta dari tanah liat.
Seperti bejana tanah liat, umpama vas bunga, kalau lepas dari tangan lalu jatuh, pasti hancur berkeping-keping. Tetapi sekalipun kehidupan kita ini digambarkan seperti bejana tanah liat (vas bunga), kalau membawa kematian Yesus di dalam hidup, kita mempunyai kekuatan yang berlimpah-limpah, sehingga mampu menghadapi 4 perkara besar, antara lain;
-          “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit” Biasanya orang tertindas pasti tersudutkan, terjepit.
-          Kami habis akal, namun tidak putus asa.” Habis akal seperti menghadapi jalan buntu, namun tidak putus asa, seperti perjalanan bangsa Israel saat menghadapi laut kolsom, di belakang sudah ada yang mengejar, tetapi tidak putus asa.
-          “Kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian.”
-          “Kami dihempaskan, namun tidak binasa.”
Itulah harta di dalam bejana tanah liat. Itulah pentingnya ajaran tentang seperlima.
 
Dalam pertemuan-pertemuan ibadah, kita harus menikmati perjamuan Tuhan, menikmati tubuh yang dipecah-pecah, menikmati darah-Nya yang ditumpahkan, sebab dagingnya benar-benar makanan, darahnya benar-benar minuman.
Mengapa ada kata-kata benar-benar makanan dan benar-benar minuman? Karena mengandung janji, baik untuk masa sekarang, maupun masa yang akan datang.
 
KEUNTUNGAN YANG LAIN.
2 Korintus 4:11-12
(4:11) Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.  (4:12) Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.
 
Keuntugan berikutnya adalah menjadi kesaksian dan orang lain tertolong dan diselamatkan.
 
Berbahagialah sidang jemaat kalau menikmati ajaran tentang seperlima, kalau gembala sidang menjadi contoh, teladan terhadap sidang jemaat. Kalau betul-betul menghidupi ajaran tentang seperlima, maka keluarganya juga tertolong dan terselamatkan.
Saya sangat bersyukur kepada Tuhan: Seandainya saya tidak hidup di dalam Tuhan dan tidak menerima pelajaran yang murni dan benar soal seperlima, perjamuan Tuhan, menikmati tubuh dan darah Yesus, maka celakalah hidup ini, karena kita mendiami tubuh yang fana dan tidak menjadi berkat bagi sesama. Tetapi Tuhan Allah kita kaya dengan rahmat.
 
1 Korintus 11:27-30
(11:27) Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. (11:28) Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. (11:29) Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. (11:30) Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.
 
Ada di tengah-tengah pertemuan ibadah, tetapi tidak menghargai perjamuan Tuhan, tidak menghargai tubuh dan darah salib Kristus = Berdosa terhadap tubuh dan darah Kristus, berdusta terhadap korban Kristus, mengecilkan darah salib Kristus, menginjak-injak darah perjanjian, menganggap najis darah perjanjian. Akibatnya:
1.      Orang seperti itu menjadi lemah.
2.      Banyak orang menjadi sakit, baik itu sakit hati, sakit pikiran, tertekan batin, sakit jasmani, flu, pilek, demam, darah tinggi, darah rendah, sakit perut, sakit maag, sakit tipes, jantung, ginjal, paru-paru dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, hargai tubuh dan darah salib dalam pertemuan ibadah, nikmati perjamuan Tuhan, terima ajaran seperlima.
3.      Sampai akhirnya binasa karena dosa.
 
1 Korintus 11:31
(11:31) Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita.
 
Kalau kita menyangkal diri memikul salib (menikmati perjamuan Tuhan), maka hukuman tidak menimpa kita, tidak binasa.
 
1 Korintus 11:32
(11:32) Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
 
Menikmati tubuh dan darah salib di tengah ibadah, sama artinya; rela menyangkal diri, memikul salibnya, dan itu merupakan didikan yang datang dari sorga, dari Allah. Tujuannya adalah supaya kita tidak dihukum bersama-sama dengan dunia ini, tidak binasa bersama dengan dunia ini.
Jadi sudah sangat jelas: Kalau kita terangkat ke sorga, itu karena kita menikmati daging burung puyuh yang bersayap.
 
Ibrani 12:5
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
Orang-orang Kristen yang disebut juga anak Tuhan; janganlah anggap enteng didikan Tuhan, kemudian jangan putus asa apabila diperingatkan oleh Tuhan dengan banyaknya ujian, pencobaan yang kita hadapi, karena itu semua merupakan didikan dari Tuhan.
 
Ibrani 12:6
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
“TUHAN menghajar orang yang dikasihi-Nya” Oleh sebab itu, orang yang dikasihi harus mau menerima hajaran.
Kemudian, Tuhan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak” Oleh sebab itu, sebagai anak, maka kita harus menerima didikan lewat ujian, pencobaan yang datang atas seizin Tuhan.
 
Ibrani 12:7
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
 
Jika harus menanggung ganjaran Allah, itu adalah suatu bukti nyata bahwa Tuhan mengakui kita sebagai anak; sadarlah akan hal itu. Tetapi jika bebas dari ganjaran, bebas dari didikan salib yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak-anak Tuhan, sebaliknya anak-anak gampang, anak lahir di luar nikah, tidak sah bagi Tuhan, sekalipun dia sejuta kali mengadakan mujizat di tengah ibadah.
 
Jadi, meterai untuk menjadi anak tuhan adalah jangan lari dari kenyataan hidup, tetapi hadapi ujian dan pencobaan yang terjadi seizin Tuhan; itulah meterai anak-anak Tuhan yang diakui dengan sah, itulah stempelnya Tuhan, cincin meterainya Tuhan.
 
Wahyu 3:19
(3:19) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
 
Barangsiapa dikasihi oleh Tuhan, maka ia harus rela untuk ditegor dan rela untuk dihajar oleh Tuhan lewat didikan salib, itulah ujian dan pencobaan yang terjadi atas seijin Tuhan. Ada banyak jenis ujian, baik itu penyakit, kesusahan, mengalami kerugian dan lain sebagainya, tetapi itu adalah sebuah peringatan (sinyal) supaya kita jangan mengulangi kesalahan yang sama.
 
Wahyu 3:20
(3:20) Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
 
Kalau kita mau membuka hati untuk ajaran seperlima, maka Tuhan sendiri yang akan membawa kita masuk dalam perjamuan malam kawin Anak Domba, pesta nikah Anak Domba, menjadi mempelai Tuhan untuk selama-lamanya.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 

No comments:

Post a Comment