KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, April 3, 2024

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 02 APRIL 2024



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 02 APRIL  2024

SURAT YUDAS

(Seri: 04)

Subtema: KEBEBALAN MERUSAK KESATUAN


Salam sejahtera bagi kita semua, salam di dalam kasihNya TUHAN kita TUHAN Yesus Kristus. Oleh karena TUHAN kita kaya dengan rahmat, sehingga dua tangan TUHAN membawa kita dan menghimpunkan kita untuk berada di atas gunung TUHAN untuk beribadah di dalam rumah TUHAN lewat ibadah Doa Penyembahan, dan kita ada di dalam naungan TUHAN, perlindungan TUHAN, pembelaan TUHAN sampai nanti TUHAN datang kali yang kedua.


Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang sedang bergabung dengan penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia lewat online atau live streaming Youtube, Facebook atau media sosial apapun, TUHAN memberkati dengan segala  aliran rahmat anugerahNya yang dialirkan kepada kita di malam ini.


Mari kita sambut surat Yudas sebagai firman penggembalaan untuk ibadah Doa Penyembahan. Kita masih berada pada Yudas 1:3.


Yudas 1:3 dengan perikop: "Hukuman atas guru-guru palsu"

(1:3) Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.


Yudas merasa terdorong untuk menulis surat kepada orang-orang yang terpanggil dan sekaligus memberi  nasihat kepada mereka, sebagaimana malam ini kita juga menerima nasihat firman Allah.


Adapun tujuan dari nasihat Firman Allah ialah: Supaya orang-orang yang terpanggil tetap berjuang untuk mempertahankan iman, dengan lain kata untuk berjuang mencapai iman yang sempurna


Jadi kalau kita berjuang mempertahankan iman, pada akhirnya akan mencapai iman yang sempurna, itulah perjuangan kita di hari-hari terakhir ini.  Jadi kita tidak berjuang: 

  • Melawan darah daging (sesama).

  • Tidak berjuang hanya untuk kepentingan diri sendiri, golongan, ataupun kelompoknya,

tetapi kita berjuang untuk mempertahankan iman sampai pada akhirnya nanti mencapai iman yang sempurna.


Terkait dengan “iman” mari kita baca Yakobus 2:17-19.

Yakobus 2:17-19 Perikop: “Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati”

(2:17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. (2:18) Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku." (2:19) Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.

 

Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.

Jadi jangan lagi gunakan bahasa “Yang penting percaya” itu bahasa konyol sebenarnya. Banyak orang kristen sebelum mengenal kebenaran berkata “Yang penting percaya”

Kalau yang penting percaya setan juga percaya bahwa Allah itu Esa (satu-satunya Allah, tidak ada yang lain) bahkan mereka gemetar kepada Allah yang Esa. Jadi tidak cukup dengan “yang terpenting percaya (iman) kepada TUHAN” pemikiran yang seperti itu harus diubah. Jadi yang benar adalah iman tidak terpisah dari perbuatan itu berarti iman harus disertai dengan perbuatan.


Saudara, kita percaya bahwa hanya ada satu Allah saja, itu baik, sebab itu adalah iman. Kita percaya bahwa Allah itu Esa, itu baik, itu disebut iman kepada TUHAN, akan tetapi iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati. Sama saja seperti setan-setan percaya bahwa Allah itu Esa, bahkan mereka gemetar kepada Allah, tetapi mereka tidak mau bertindak, bukan hanya tidak mau bertindak mereka tidak ada lagi kesempatan untuk mendapat kemurahan, tetapi manusia adalah makhluk yang tertinggi dari segala jenis ciptaan TUHAN.


Kalau misalnya hari ini kita jatuh dalam dosa kita tau ada seorang Pengantara, yaitu Yesus Kristus yang adil, yang telah mengerjakan pekerjaan penebusan dan pendamaian terhadap dosa kita. Artinya korban penebusan, korban pendamaian oleh darah salib itu masih berlaku, karena kita adalah wadah dari kepenuhan TUHAN Yesus Kristus, darah Yesus masih berlaku atas kita, kalau masih ada kesempatan. Tetapi bagi setan tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat,  karena mereka bukan darah dan daging. 

Jadi iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati sama saja seperti setan-setan mereka percaya bahwa Allah itu Esa, bahkan mereka gemetar kepada Allah, tetapi yang jelas mereka tidak lagi mendapat kesempatan untuk bertobat.


Yakobus 2:20

(2:20) Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?


Iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong (iman yang mati) penyebabnya adalah kebebalan


Terkait dengan kebebalan, mari kita membaca satu peristiwa di dalam 1 Samuel 25:2-3.


1 Samuel 25:2-3 dengan perikop: "Daud, Nabal dan Abigail"

(25:2) Ketika itu ada seorang laki-laki di Maon, yang mempunyai perusahaan di Karmel. Orang itu sangat kaya: ia mempunyai tiga ribu ekor domba dan seribu ekor kambing. Ia ada di Karmel pada pengguntingan bulu domba-dombanya. (25:3) Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb. 


Ada seorang laki-laki di Maon, ia mempunyai perusahaan di Karmel dan ia sangat kaya, sebab ia 

  • Mempunyai 3000 ekor domba.

  • Mempunyai 1000 ekor kambing.

Nama orang kaya itu adalah Nabal, dan nama istrinya adalah Abigail. Namun sangat disayangkan, sebagai orang kaya, ternyata Nabal memiliki sifat yang kasar dan jahat kelakuannya, padahal Nabal adalah keturunan Kaleb. 

Beda dengan jemaat-jemaat di Makedonia, mereka miskin tetapi limpah dalam kasih karunia, itu yang benar; hidup dalam kelimpahan kasih karunia.


Secara jasmani Nabal ini kaya, tetapi sangat disayangkan ia memiliki sikap kasar dan jahat kelakuannya. 

Jadi sifat lemah lembut adalah sifat dari mempelai TUHAN. Perhiasan dari manusia batiniah adalah ketundukan, sumbernya adalah lemah lembut dan rendah hati, itu namanya mempelai TUHAN. Tetapi sangat disayangkan Nabal ini sekalipun dia kaya tetapi ia memiliki sifat kasar dan jahat kelakuannya.


1 Samuel 25:25

(25:25) Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya. Tetapi aku, hambamu ini, tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh.


Nabal namanya, dan bebal orangnya, itu berarti, namanya sesuai dengan tabiat/perilakunya.

Pendeknya, Nabal adalah orang bebal dan ia adalah orang dursila.


Apa yang dimaksud dengan dursila?

1 Samuel 25:17

(25:17) Oleh sebab itu, pikirkanlah dan pertimbangkanlah apa yang harus kauperbuat, sebab telah diputuskan bahwa celaka akan didatangkan kepada tuan kita dan kepada seisi rumahnya, dan ia seorang yang dursila, sehingga orang tidak dapat berbicara dengan dia."



Dursila artinya; orang tidak dapat berbicara dengan dia = tidak mau mendengar nasihat yang baik.

Seseorang kalau tidak mau mendengar nasihat (perkataan yang baik) orang yang semacam ini adalah orang yang tidak dapat melihat kesalahannya lagi, dia hanya melihat bahwa dia selalu benar, dan ia suka melihat kesalahan orang lain, tidak melihat kebenaran orang lain.


Jadi orang yang tidak dapat dinasehati penyakitnya adalah tidak bisa melihat kesalahannya lagi dengan lain kata selalu merasa benar, orang lain yang salah, sehingga tidak bisa melihat kebenaran orang lain lagi, itulah Nabal.  Nabal ini orang dursila = orang tidak dapat berbicara dengan dia = sudah kebal terhadap nasihat, penyakitnya; ia tidak dapat melihat kesalahannya, ia hanya melihat ia orang benar, orang lain yang salah. Inilah kejahatan Nabal; kebal terhadap nasihat.


CIRI-CIRI ORANG BEBAL

1 Samuel 25:8-11

(25:8) Tanyakanlah kepada orang-orangmu, mereka tentu akan memberitahukan kepadamu. Sebab itu biarlah orang-orang ini mendapat belas kasihanmu; bukankah kami ini datang pada hari raya? Berikanlah kepada hamba-hambamu ini dan kepada anakmu Daud apa yang ada padamu." (25:9) Ketika orang-orang Daud sampai ke sana, berkatalah mereka kepada Nabal atas nama Daud tepat seperti yang dikatakan kepada mereka, kemudian mereka menanti. (25:10) Tetapi Nabal menjawab anak buah Daud itu, katanya: "Siapakah Daud? Siapakah anak Isai itu? Pada waktu sekarang ini ada banyak hamba-hamba yang lari dari tuannya. (25:11) Masakan aku mengambil rotiku, air minumku dan hewan bantaian yang kubantai bagi orang-orang pengguntingku untuk memberikannya kepada orang-orang yang aku tidak tahu dari mana mereka datang?"


Singkat kata: Nabal tidak peduli dengan Daud = tidak peduli dengan TUHAN Raja di atas segala raja yang sudah dilantik di atas gunung Sion (Mazmur 1:6)


Praktek tidak peduli dengan TUHAN:

YANG PERTAMA: Tidak tahu berterima kasih kepada TUHAN (hidup tanpa bersyukur)


Kita lihat “TIDAK TAU BERSYUKUR

1 Samuel 25:15-16

(25:15) Padahal orang-orang itu sangat baik kepada kami; mereka tidak mengganggu kami dan kami tidak kehilangan apa-apa selama kami lalu-lalang di dekat mereka, ketika kami ada di ladang. (25:16) Mereka seperti pagar tembok sekeliling kami siang malam, selama kami menggembalakan domba-domba di dekat mereka.


Singkat kata gembala-gembala Nabal dipelihara, dilindungi, dibela, karena Daud dan pengikut-pengikutnya seperti pagar tembok sekeliling mereka siang malam. BUkankah TUHAN seperti pagar tembok yang terus menjaga, membela, melindungi kita siang malam? Tapi banyak orang kristen tidak tau berterimakasih kepada TUHAN, tidak bersyukur kepada TUHAN padahal siang malam TUHAN menjaga dan memelihara, melindungi, membela, menolong kehidupan kita, Dia tidak tertidur. 

Penjaga Israel tidak tertidur, penjaga Israel tidak terlelap, Dia terus melindungi saya dan saudara. Tetapi ciri kebebalan; tidak peduli dengan TUHAN, walaupun TUHAN Raja di atas segala Raja, prakteknya; tidak tau berterimakasih kepada TUHAN, dengan lain kata hidup tanpa bersyukur


Kita harus belajar senantiasa bersyukur di hadapan TUHAN, jangan lupa segala kebaikan dan kemurahan TUHAN, pertolongan TUHAN atas kita. Siang malam TUHAN merawat dan mengasuh, siang malam TUHAN melindungi, membela, menjagai kita semua, Dia tidak terlelap, Dia tidak tertidur.

Orang yang berjaga-jaga tidak selamanya bisa berjaga-jaga, satu kali dia akan tertidur dan terlelap karena ada batas kekuatan tubuh manusia, tetapi kita dijaga oleh TUHAN kita, dengan kuasa yang tidak terbatas.


WUJUD TIDAK TAU BERTERIMAKASIH KEPADA TUHAN.

1 Samuel 25:8

(25:8) Tanyakanlah kepada orang-orangmu, mereka tentu akan memberitahukan kepadamu. Sebab itu biarlah orang-orang ini mendapat belas kasihanmu; bukankah kami ini datang pada hari raya? Berikanlah kepada hamba-hambamu ini dan kepada anakmu Daud apa yang ada padamu."




Wujud tidak tahu berterima kasih kepada Tuhan: Tidak menghargai hari raya.

Kalau kita berbicara tentang hari raya, ada tujuh hari raya bangsa Israel, sebagaimana dengan yang tertulis dalam Imamat 23:

1. Hari raya paskah (Imamat 23:5).

2. Hari raya roti tidak beragi (Imamat 23:6).

3. Hari raya buah bungaran/hasil pertama (Imamat 23:10).

4. Hari raya pentakosta/pencurahan Roh Kudus (Imamat 23:16).

5. Hari raya meniup serunai (sangkakala) (Imamat 23:24).

6. Hari raya pendamaian (Imamat 23:27).

7. Hari raya pondok daun/Tabernakel (Imamat 23:34)


Dari tujuh hari raya ini dirampingkan menjadi tiga hari raya yaitu:

  1.  Hari Raya Paskah → ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci

  2. Hari Raya buah bungaran (hasil pertama) → ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh

  3. Hari Raya Pondok Daun → ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan; perhentian kekal disertai dengan damai sejahtera dan ketentraman yang sangat tinggi yang tidak bisa diucapkan, hanya bisa dirasakan oleh orang yang mengalaminya.


Jadi singkat kata dari pemaparan demi pemaparan malam ini terkait dengan kebebalan Nabal ini, berarti Nabal ini tidak menghargai soal ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, ini wujud tidak tau berterimakasih kepada TUHAN.


Kemudian praktek tidak peduli dengan TUHAN, 

YANG KEDUA; Tidak peduli dengan sesama; tidak mau berbagi dengan sesama.


1 Samuel 25:8

(25:8) Tanyakanlah kepada orang-orangmu, mereka tentu akan memberitahukan kepadamu. Sebab itu biarlah orang-orang ini mendapat belas kasihanmu; bukankah kami ini datang pada hari raya? Berikanlah kepada hamba-hambamu ini dan kepada anakmu Daud apa yang ada padamu."


Praktek tidak peduli dengan TUHAN yang kedua: Tidak peduli dengan sesama; tidak mau berbagi dengan sesama.


Kalau kita mempunyai dua pakaian, kita bisa berbagi kepada orang lain dari satu pakaian yang kita punya . 

Mungkin kita tidak mempunyai harta, kekayaan, uang yang banyak untuk dibagi, paling tidak perhatian yang datang dari hati yang paling dalam, jangan pura-pura. Tetapi lihatlah Nabal tidak peduli dengan sesama, tidak mau berbagi dengan sesama, padahal dia sudah mendengar betapa TUHAN itu baik, limpah kasih sayang dan kasih setia; siang malam penjaga Israel tidak terlelap, tidak tertidur menjaga, melindungi, membela sehingga mereka aman dalam lindungan TUHAN. Tapi sekalipun demikian Nabal tidak peduli dengan sesama, dia tidak mau berbagi dengan sesama. 


WUJUD TIDAK PEDULI DENGAN SESAMA.

1 Samuel 25:11

(25:11) Masakan aku mengambil rotiku, air minumku dan hewan bantaian yang kubantai bagi orang-orang pengguntingku untuk memberikannya kepada orang-orang yang aku tidak tahu dari mana mereka datang?"


Ayat ini jelas menunjukan bahwa Nabal betul-betul tidak mau berbagi dengan sesama…

  1. Roti

  2. Air minum

  3. Hewan bantaian


Kalau cara hidup pantekosta lama; kepunyaan yang satu adalah kepunyaan bersama. Jadi di ladang pun mereka bekerja bersama-sama, hari ini selesai di dalang yang satu, besok pindah ke ladang yang lain. Berbagi baik dalam duka maupun dalam suka, itu pantekosta lama; itu gaya hidup dari Gereja mula-mula; suka berbagi (Kisah para Rasul 2:41-47). 

Itu tidak boleh dilupakan oleh Gereja hujan akhir, harus tau berbagi dengan sesama apapun yang dipunya; termasuk kalau ingin memakan yang enak, tentu punya hati supaya orang lain juga tau merasakan yang enak. Dan berbuat baik itu tidak pilih-pilih kasih, tidak diatur dengan trik-trik, dan tidak peduli lihat waktunya. Kita sama-sama belajar, jangan dilupakan ajaran yang baik, tulus murni dari TUHAN.  


Wujud tidak peduli sesama: TIDAK MAU BERBAGI ROTI.

1 Korintus 10:17

(10:17) Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu. 


Roti itu hanya satu, tetapi sekalipun Roti itu satu, Roti itu sudah dibagi-bagikan, sebab Tuhan telah memecah-mecahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib.

Jadi, karena Roti adalah satu, maka kita yang adalah anggota-anggota tubuh, sekalipun banyak dan berbeda-beda adalah satu tubuh karena kita sudah mendapat bagian dari Roti yang satu itu.


Jadi Nabal tidak menginginkan, tidak mendambakan terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna. Roti hanya satu tapi lihatlah sekalipun Roti hanya satu sudah dipecah-pecahkan di atas kayu salib selanjutnya sudah diberikan kepada kita semua yang adalah anggota tubuh Kristus yang banyak dan berbeda-beda supaya kita semua satu. Belajar berbagilah saudara, satu rasa dalam segala perkara.  Tinggalkan sifat si lintah yang mempunyai dua anak perempuan, anak perempuan yang pertama bernama; untuk ku, dan anak perempuan yang kedua untukku (Amsal 30:15) itu adalah roh Nabal 


Wujudnya tidak peduli sesama: TIDAK MEMBAGI AIR MINUMAN.

1 Korintus 12:13

(12:13) Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.


Anggota tubuh itu banyak dan berbeda-beda, tetapi kita semua diberi minum dari satu Roh, sumbernya dari Tuhan Yesus Kristus yang hidup. Karena kita telah minum dari Roh Tuhan yang satu dan yang sama, maka sekalipun anggota tubuh banyak dan berbeda pasti satu, karena sumbernya satu


Beda kalau di tengah ibadah dan pelayanan ada dua sumber, tidak mungkin pelayan satu dengan pelayan yang lain bisa bersatu. 

Kalau kita melayani TUHAN dari Roh yang satu yang sama pasti  kita saling melengkapi, tidak terjadi sikut menyikut, tidak terjadi tumpang tindih dalam melayani TUHAN, semua berjalan dengan baik, namanya juga saling melengkapi, akhirnya kita semua menjadi satu tubuh Kristus sekalipun berbeda-beda dan banyak anggotanya.


Jadi Nabal ini tidak menghendaki kesatuan dan tidak menghargai karunia-karunia dari pada Roh El-Kudus sebagaimana dengan 1 Korintus 12:11; sekalipun ada sembilan karunia roh kudus yang berbeda-beda, tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh TUHAN yang satu yang sama, pasti saling melengkapi. Ada karunia sebagai pemimpin pujian, ada singer, ada sebagai pemain musik, mereka pasti saling melengkapi. 

Saya sebagai pemberita firman (pembicara) tidak mungkin bisa saya layani semua sekaligus dalam ibadah yang sama. Jadi imam-imam diperlengkapi oleh Roh TUHAN yang satu yang sama, diberi minum dari Roh TUHAN yang satu yang sama supaya kita dipuaskan, itu berarti saling melengkapi antara yang satu dengan yang lain, tidak gontok-gontokan, tidak sikut menyikut, tidak tumpang tindih, dan tidak mencari pujian yang sia-sia di tengah-tengah ibadah dan pelayanan. 


Wujudnya tidak peduli sesama: TIDAK MEMBAGI HEWAN BANTAIAN.

Hewan yang dibantai berarti; Anak Domba telah disembelih.


Kita akan melihat ketika Anak domba akan disembelih dalam Mazmur 51:18-19.

Mazmur 51:18

(51:18) Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. (51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.


Korban sembelihan yang benar untuk dipersembahkan kepada Tuhan adalah;

-  Jiwa yang hancur.

-  Hati yang patah dan remuk.

TUHAN Yesus Dia adalah Anak Domba Allah yang telah disembelih. Dia sudah diremukan di atas kayu salib, jiwaNya hancur untuk saya dan saudara, tujuannya supaya kita semuanya menjadi satu. 

Kalau seorang suami menolak menjadi domba sembelihan bagi istri dan anaknya, tidak mungkin nikah dan rumah tangga itu bisa menjadi satu, sebaliknya jika seorang istri tidak mau menjadi domba sembelihan dalam nikah rumah tangganya tidak mungkin nikah itu menjadi satu.


Penggembalaan yang terkecil adalah nikah rumah tangga, nikah yang lebih besar itulah kandang penggembalaan ini antara tubuh yang satu dengan tubuh yang lain, yang lebih besar lagi antar kandang penggembalaan, kemudian lebih besar lagi antar denominasi gereja, lebih besar lagi antar suku dan bangsa, bahasa dan kaum yang berbeda-beda menjadi satu, lebih sempurna lagi antara kafir dan Israel bersatu. Tapi kapan kesatuan tubuh ini terwujud bila tidak ada domba sembelihan, itu tidak mungkin. 

Inilah pekerjaan dari Nabal rohani, inilah pekerjaan dari orang bebal, sudah terlalu kebal terhadap nasehat firman. Jadi sangat disayangkan sekali sikap yang ditunjukkan Nabal ini kurang terpuji; tidak peduli terhadap rencana Allah, yakni; demi terwujudnya pembangunan tubuh kristus yang sempurna.


Siang malam TUHAN jaga, TUHAN lindungi, TUHAN bela, tetapi kebal terhadap nasihat; tidak peduli dengan TUHAN, tidak peduli dengan sesama. 

Banyak orang berpikir dia peduli dengan TUHAN dan sesama; menurutnya, tetapi kita harus kembali kepada kebenaran firma yang sudah menggembalakan kita sampai sejauh ini.

Nabal orang kaya, tetapi dia tidak mau berbagi roti, tidak mau berbagi air minuman, tidak mau berbagi hewan sembelihan (berbicara ketekunan tiga macam ibadah pokok), tidak mungkin bisa masuk dalam pesta kawin Anak Domba. 


Yakobus 2:14 Perikop: “Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati”

(2:14) Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?


Iman tanpa perbuatan; tidak menyelamatkan, iman tanpa perbuatan tidak berguna, sebab iman tanpa perbuatan tidak menyelamatkan.


Yakobus 2:15-16

(2:15) Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, (2:16) dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?


Perkataan tanpa ditindaklanjuti dengan perbuatan adalah perkataan yang tidak berguna (kosong), misalnya: 

  • Berkata kepada orang yang tidak mempunyai pakaian, selamat jalan kenakanlah kain panas (supaya tidak masuk angin di jalan) tetapi tidak memberi pakaian.

  • Berkata kepada orang yang kekurangan makanan: Makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan makanan, itu adalah perkataan yang tidak berguna.

Tapi kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari, kehidupan bermasyarakat, kehidupan bersosialisasi dari kehidupan orang-orang kristen itu banyak kali ditemukan. 

Jadi Iman tanpa ditindaklanjuti dengan perbuatan adalah perkataan yang tidak berguna (kosong/mati), itulah Nabal. 


Akhirnya akibat tidak peduli dengan Tuhan dan sesama.

1 Samuel 25:13, 21, 22

(25:13) Kemudian berkatalah Daud kepada orang-orangnya: "Kamu masing-masing, sandanglah pedang!" Lalu mereka masing-masing menyandang pedangnya; Daud sendiri pun menyandang pedangnya. Sesudah itu kira-kira empat ratus orang maju mengikuti Daud, sedang dua ratus orang tinggal menjaga barang-barang. (25:21) Daud tadinya telah berkata: "Sia-sialah aku melindungi segala kepunyaan orang ini di padang gurun, sehingga tidak ada sesuatu pun yang hilang dari segala kepunyaannya; ia membalas kebaikanku dengan kejahatan. (25:22) Beginilah kiranya Allah menghukum Daud, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika kutinggalkan hidup sampai pagi seorang laki-laki saja pun dari semua yang ada padanya."


Akibat tidak peduli dengan TUHAN dan sesama ujung-ujungnya menerima kebinasaan.


Saya tau kehidupan kita sebelum bergabung dengan TUHAN dalam penggembalaan GPT “BETANIA”  ini, saya tau pada dasarnya kita ini orang egois dan tidak takut dengan TUHAN, kita hanya sibuk memikirkan diri sendiri dan kalaupun melakukan yang baik kepada sesama kita hitung-hitung sebagai jasa yang harus diperhitungkan orang lain, tetapi TUHAN kita tidaklah seperti itu. 


Nabal tidak peduli dengan TUHAN dan sesama akibatnya dia harus dibinasakan dengan pedang. 

Saudara, kalau hari ini kita menolak TUHAN Yesus, bukan TUHAN Yesus yang akan menghakimi, tetapi ada yang akan menjadi hakimnya nanti. 


Mari kita lihat terkait dengan “Pedang Daud”

Yohanes 12:44-50 “Firman Yesus yang menghakimi”

(12:44) Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; (12:45) dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. (12:46) Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. (12:47) Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.



Pedang Daud → Firman Allah. 


Jadi, kalau saat ini kita menolak TUHAN, tidak menghargai pemberitaan firman malam ini, TUHAN tidak langsung menghakimi, sebab TUHAN Yesus datang bukan untuk menghakimi. Tetapi kalau kita menolak firmanNya sudah ada hakimnya itulah firman yang keluar dari mulut Allah, itulah pedang Roh yang disandang oleh Daud.  


Ibadah dan pelayanan ini adalah pekerjaan TUHAN; mega proyek Allah supaya terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, terwujudnya kesatuan tubuh. Tetapi kalau kita tidak mau berbagi dengan TUHAN dan sesama, tidak peduli dengan TUHAN dan sesama, sudah ada hakimnya, itulah pedang Roh, yaitu  firman Allah yang keluar dari mulut Allah.  Hari ini kita tidak peduli dengan rencana TUHAN yang besar ini, sudah ada hakimnya itulah pedang yang keluar dari mulut Allah (firman Allah) itu yang terjadi di akhir zaman nanti.


Inilah resiko bila tidak menghargai rencana TUHAN; mega proyek Allah, yaitu terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna; dia tidak mau berbagi roti. 

Padahal kita sudah melihat Roti itu satu, tapi sudah dipecahkan supaya kita satu. 

Kita juga diberi minum dari Roh yang satu sehingga di tengah ibadah dan pelayanan sekalipun karunia berbeda-beda, jabatan-jabatan berbeda tapi kita saling melengkapi supaya kita satu. 

Yesus juga adalah Anak Domba Allah yang telah disembelih, jiwanya hancur, hatinya patah dan remuk supaya kita semuanya satu. 


JALAN KELUAR SUPAYA LEPAS DARI KEBINASAAN.

1 Samuel 25:3

(25:3) Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb.


Jalan keluar supaya lepas dari kebinasaan: Berlaku bijaksana di hadapan Tuhan.


1 Korintus 10:15

(10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan! (10:16) Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?



Rasul Paulus adalah orang yang bijaksana; di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya ia membawa Gereja Tuhan masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna; diberi makan dari Roti yang satu, diberi minum dari Roh TUHAN yang satu yang sama, sebab Yesus Anak domba Allah telah disembelih. 

Itulah inti dari berita Pengajaran salib yang disampaikan oleh Rasul Paulus; Anak Domba yang telah disembelih, itu pengajaran salib. Itu adalah tindakan dari orang bijaksana; memberi makan dari roti yang sama, memberi minum dai Roh TUHAN yang sama yang satu. Dan Rasul Paulus sebagai orang yang bijaksana juga kuat dalam pendiriannya, tidak terpengaruh dengan orang Yunani dan orang Yahudi, dia tetap memberitakan Anak Domba telah disembelih; Pengajaran salib.


Jadi setelah kita tanggap dengan pemberitaan firman ini, maka tentu saja timbulah ucapan syukur yang dalam kepada TUHAN, karena TUHAN telah menyatakan maksud dan rencanaNya yang indah dalam kehidupan kita.


1 Samuel 25:17

(25:17) Oleh sebab itu, pikirkanlah dan pertimbangkanlah apa yang harus kauperbuat, sebab telah diputuskan bahwa celaka akan didatangkan kepada tuan kita dan kepada seisi rumahnya, dan ia seorang yang dursila, sehingga orang tidak dapat berbicara dengan dia." (25:18) Lalu segeralah Abigail mengambil dua ratus roti, dua buyung anggur, lima domba yang telah diolah, lima sukat bertih gandum, seratus buah kue kismis dan dua ratus kue ara, dimuatnyalah semuanya ke atas keledai.


Singkat kata, walaupun tidak sebutkan secara detail yang pasti orang bijaksana mau berbagi baik roti, air minuman dan hewan yang disembelih dan selanjutnya diolah menjadi makanan kegemaran (kesukaan), itulah pekerjaan Abigail sebab dia adalah perempuan yang bijaksana


Jika TUHAN menghendaki kita akan lanjutkan di minggu yang akan datang. Kita terus berdoa supaya TUHAN menyatakan kelimpahan kasih karunianya lewat pembukaan rahasia firman kepada kita semua, amin. 


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment