KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, April 9, 2024

IBADAH RAYA MINGGU 7 APRIL 2024

IBADAH RAYA MINGGU 7 APRIL 2024

KITAB WAHYU PASAL 17


KEADAAN PEREMPUAN BABEL (SERI 7)

Subtema: KRISTUS MERAWATI JEMAAT


Selamat malam salam sejahtera dalam kasih-Nya TUHAN Yesus Kristus, selamat berbahagia menikmati Sabda Allah. Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, bahkan hamba-hamba TUHAN yang turut bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia  lewat live streaming; Youtube, Facebook, atau media sosial apapun, TUHAN kiranya hadir juga di sana sebagai Imam Besar melayani kita bersama-sama, selanjutnya menikmati segala kemurahan-kemurahan-Nya lewat pembukaan rahasia Firman TUHAN.


Selanjutnya, kita persiapkan diri untuk pemberitaan Firman TUHAN, kita jadikan hati kita masing-masing sebagai wadah untuk diisi penuh oleh Firman TUHAN Allah. Tetapi jangan lupa, kita berdoa, kita mohon kepada TUHAN dalam Roh, supaya Firman yang dibukakan itu memberi kepastian; iman teguh. 

 

Selanjutnya kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu.

Wahyu 17:4-5 dengan perikop: “Penghakiman Babel”

(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. (17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."


Perempuan Babel ini tampil dalam 3 (tiga) keadaan:

YANG PERTAMA: Memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, batu permata dan mutiara.

YANG KEDUA: Di tangan perempuan Babel ada suatu cawan emas penuh dengan

  • Kekejian

  • Kenajisan percabulan

YANG KETIGA: Pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia; Babel besar:

  • Ibu dari wanita-wanita (gereja-geraja) pelacur.

  • Ibu dari kekejian bumi.

Oleh karena rahmat TUHAN, malam ini kita akan memperhatikan kembali keadaan dari perempuan Babel yang ketiga.


Keterangan: PADA DAHINYA TERTULIS SUATU NAMA, SUATU RAHASIA: BABEL BESAR 

Terkait dengan rahasia perempuan Babel besar ini, maka terlebih dahulu saya kemukakan bahwa; zaman sudah semakin maju, seiring perkembangan teknologi yang sudah terjadi.

Oleh karena perkembangan teknologi yang semakin canggih dan muktahir;

  • Segala sesuatu menjadi lebih mudah, lebih efektif dan efisien (menghemat waktu).

  • Cenderung menjadi serba instan maksudnya; tanpa mengandalkan kekuatan dan tanpa kerja keras manusia; semuanya sudah terpenuhi. Jualan saja sudah bisa lewat online. Berdagang, bekerja tidak harus pergi ke kantor, dari rumah bisa dikendalikan.


Dampak negatifnya;

  • Manusia menjadi sombong dan angkuh; jauh dari kerendahan di hati karena sudah bisa.

Kalau kita bisa karena kemurahan TUHAN, pasti rendah hati. Kalau bisa karena kemampuan diri, cenderung sombong.

  • Manusia malas mencari TUHAN, itu berarti; manusia tidak lagi menaruh harap dan tidak lagi mengandalkan TUHAN seutuhnya.

Hal ini sudah terbukti teramat lebih di negara-negara maju, di negara Barat dan di Amerika. Di sana banyak gereja atau rumah TUHAN menjadi sunyi sepi bahkan kosong, dan akhirnya rumah TUHAN (gereja) berubah fungsi menjadi diskotik, café-café, kantor dan lain sebagainya. Singkat kata, rumah TUHAN berubah menjadi sarang penyamun; tempat roh jual-beli; roh antikris.


Dari yang sudah kita pahami ini, oleh sebab itu, gereja TUHAN harus dipersiapkan untuk menghadapi perkembangan teknologi dan kemajuan zaman ini, gereja TUHAN harus dipersiapkan untuk menghadapi revolusi yang terus berkembang dimana perkembangannya nanti mengarah kepada antikris. Hal ini tidak dapat dipungkiri, percaya saja. Namun, perlu untuk diketahui:

  • Revolusi tidak dapat dihadapi dengan revolusi.

  • Kemajuan zaman dan perkembangan teknologi tidak dapat dihadapi dengan kekuatan, kemampuan dan pengetahuan manusia itu sendiri.


Hal itu dapat kita lihat dengan jelas dalam Wahyu 13:1-3; kombinasi dari tiga jenis bintang, itulah;

  • Macan tutul, berbicara mengenai kecepatan.

Jadi kalau gereja TUHAN berlambat-lambat (menunda-nunda) pekerjaan TUHAN untuk mengerjakan keselamatannya, maka akan dilibas habis oleh antikris.

  • Beruang.

Beruang mempunyai dua kaki yang sanggup mencengkram. Kalau dicengkram, maka tidak ada yang sanggup melepaskan dirinya dari cengkraman antikris. 

Kemudian, beruang mempunyai dua tangan yang begitu hebat, sehingga sekali pukul bisa merobohkan siapapun. 

  • Singa, artinya; mulutnya yang mengaum-ngaum mencari orang yang dapat ditelannya.


Kemudian kalau kita melihat ayat referensi yang lain, pada….

Wahyu 9:1-3

(9:1) Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut. (9:2) Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu. (9:3) Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi.


Tentara antikris disebut dengan belalang-belalang. Kenapa disebut dengan belalang-belalang? Karena belalang-belalang tidak punya pemimpin tetapi mereka berbaris dengan teratur, sebagaimana tertulis di dalam Amsal 30:27.

Jadi, bagaimana bisa kita menghadapi tentara antikris dengan kekuatan, kemampuan dan pengetahuan dari manusia itu sendiri? Tidak ada yang sanggup.


Jangan ogah-ogahan di tengah ibadah dan pelayanan, apalagi kalau sudah tertusuk Firman, tenang saja dan mau berubah. Kalau tidak mau tenang, itu tanda bahwa saudara tidak mau berubah. Nikmati setiap ungkapan yang keluar dari dalam isi hati TUHAN. TUHAN itu kekasih jiwa kita, jadi setiap ungkapan; nikmati saja, karena TUHAN tidak pernah menyakiti untuk membinasakan. Kalaupun nampaknya tersakiti itu menyembuhkan kerohanian kita.


Pendeknya, kita tidak mungkin berada di depan, sementara salib-Nya di belakang bersembunyi dibalik kekuatan, kemampuan dan pengetahuan manusia. Tetapi yang benar adalah; TUHAN dan salib-Nyalah yang berada didepan, sementara kita berada di belakang, bersembunyi di balik salib-Nya, dengan lain kata; TUHANlah yang berperang ganti kita. 


Terkait dengan hal ini, mari kita membaca…

Wahyu 6:15-16

(6:15) Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. (6:16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."


  • Kejahatan dan orang-orang yang melakukan kejahatan. 

  • Antikris dan orang-orang yang dikuasai oleh roh antikris 

Mereka tidak dapat menyembunyikan dirinya dari hari murka TUHAN. 


Kemudian, di hari terakhir, tepatnya pada saat Anak Domba membuka meterai yang keenam:

  • Raja-raja di bumi (pemimpin dunia),

  • Pembesar-pembesar dan perwira-perwira (orang-orang yang berpangkat tinggi),

  • Orang-orang kaya dan orang yang berkuasa di bumi,

  • Semua budak dan orang merdeka.

Mereka akan berusaha bersembunyi di gua-gua, di celah-celah batu karang dan gunung, dengan satu tujuan; untuk melepaskan diri terhadap murka TUHAN, penghukuman TUHAN sebagai pembalasan dari TUHAN terhadap orang-orang jahat dan orang-orang yang dikuasai roh oleh antikris, yakni; orang-orang yang diseret oleh perkembangan teknologi dan kemajuan zaman yang memang mengarah kepada antikris. Pikiran mereka telah dibutakan oleh ilah zaman, itulah orang-orang yang diseret oleh antikris.


1 Korintus 2:6 dengan perikop: “Hikmat yang benar”

(2:6) Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan.


Hikmat TUHAN dan dunia itu berbeda; bertolak belakang, kontradiksi.

  • Hikmat TUHAN diperoleh dari pengajaran salib sebagaimana dalam 1 Korintus 1:24.

  • Hikmat TUHAN ditujukan kepada orang yang matang rohani

Pendeknya, hikmat yang datang dari salib, dari Sorga, dari Allah itu mendewasakan (matang rohani).


Sedangkan hikmat dunia datang dari dunia dari penguasa-penguasa di bumi, lewat perkembangan teknologi yang canggih dan mutakhir, arahnya kepada antikris yang satu kali nanti akan dibinasakan.

Dari sini kita bisa melihat, ternyata, pengetahuan manusia yang hebat sekalipun tidak sanggup membawa dia untuk masuk ke dalam kerajaan Sorga (takhta Allah).


1 Korintus 2:7-8

(2:7) Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. (2:8) Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.


Hikmat Allah bersifat tersembunyi dan rahasia, namun itulah yang harus diberitakan. Sedangkan orang-orang yang menolak pengajaran salib (rahasia Kristus); tidak pernah mengenal hikmat Allah. Andaikata kita datang dari Sorga, pasti menghargai hikmat Allah itulah pengajaran salib.


Manusia duniawi termasuk penguasa-penguasa dunia, mereka menyalibkan TUHAN, menolak hikmat Allah yang berasal dari Sorga. Sehingga;

  • Mereka tidak dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik

  • Mana yang suci dan tidak suci

  • Mana jalan ke Sorga, mana jalan menuju kepada maut. 

Itu sebabnya sampai hari ini saya selalu berdoa, jangan sampai hikmat dunia dibawa masuk ke gereja; hanya bicara soal takjil dan guyon-guyon. Biar murni saja hikmat Sorgawi yang datang dari pengajaran salib disampaikan di tengah ibadah dan pelayanan ini. 


Selama di bumi ini kita wajib saling menghormati, tetapi pengajaran dari luar jangan dibawa ke dalam rumah TUHAN, hanya untuk pamer supaya menjadi terkenal, jangan seperti itu. Saya mengatakan hal ini murni bukan untuk siapapun termasuk hamba-hamba TUHAN, tetapi, saya terlalu mengasihi sidang jemaat sekalipun kita sederhana. Jadi, jangan terlena dengan arus dunia. Jangan sampai kita mengeraskan hati, sebab kita sudah melihat hal yang suci dan benar.


Wahyu 6:17

(6:17) Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?

Tidak ada seorangpun yang dapat bertahan dan melarikan diri dari hari murka TUHAN; hukuman TUHAN sebagai pembalasan TUHAN. Singkat kata, suatu nama, suatu rahasia; Babel besar, dapat dikalahkan hanya dengan kuasa TUHAN tidak ada cara lain. 


Ada 2 (dua) rahasia besar di dalam Kristus yang harus diberitakan:

RAHASIA PERTAMA

Efesus 5:32-33

(5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. (5:33) Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.


Hubungan antara Kristus dengan jemaat = hubungan antara kepala dengan tubuh, disebutlah itu hubungan dalam nikah suci, sama seperti tubuh dengan kepala yang memang harus bersatu (tidak bisa terpisahkan). Ini rahasia besar yang pertama dari Kristus yang harus diberitakan. 


Hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan dalam nikah yang suci, itu harus kita ketahui. Jangan sampai kita membangun hubungan dengan TUHAN tetapi masih disertai dengan kedagingan, dimana daging itu bertakhta; roh jahat, roh najis dan lain sebagainya. Jadi daging ini hanya sebatas takhta setan; kenajisan percabulan, sebab itu daging adalah musuh dalam selimut; hati-hati daging jangan dininabobokan. 

Kalau kita sudah terpanggil dan digembalakan; sungguh-sungguhlah dalam tiga macam ibadah pokok, jangan kembali lagi ke belakang untuk meninabobokan daging ini. Itu sebabnya, Yesus harus menghabisi segala tabiat daging di atas kayu salib, sampai habis raga dan hati-Nya di atas kayu salib, supaya kita ada di hati-Nya. Dan memang kitalah jantung hati TUHAN, camkanlah itu saudara.


Tanda nikah di bumi sudah menjadi satu:

  • Dari sisi isteri: Isteri harus tunduk kepada suami dalam segala sesuatu, sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus sebagai Kepala yang menyelamatkan tubuh. (Efesus 5:22-24)

Jadi, kepala tetap kepala. Sebagaimanapun ringkikan daging ini (isteri), jangan didengar selagi hikmat dari Sorga ada di dalam kepala. Tetaplah ikut hikmat yang berasal dari pengajaran salib, supaya kita tahu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, demi masa depan nikah kita masing-masing, baik nikah jasmani maupun nikah secara rohani.

  • Dari sisi suami: Suami mengasihi isteri sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat (Efesus 5:25)

Berarti; suami harus mengasihi isteri seperti mengasihi dirinya sendiri. 

Kalau misalnya suami dikuasai oleh roh egosentris (kepentingan diri sendiri), berarti tidak mengasihi diri sendiri, sebab isteri adalah tubuh (diri sendiri). Kalau suami makan sendiri di luar sana, isteri dan anak terlantar di rumah, tidak dikasih uang dapur di rumah tangga, itu namanya tidak mengasihi isteri seperti mengasihi diri sendiri. 


Sedikit tambahan:

Ada baiknya, pemuda-pemuda, sejak dari sekarang belajar menjadi suami, jangan egois dengan cara suka makan di luaran sana. Kalau mau makan di luar, ajak satu rumah, dari situ nanti engkau mendapat pelajaran yang baik. Sehingga, ketika menjadi suami, engkau sudah dimampukan oleh TUHAN menjadi suami yang baik, mengasihi isteri seperti mengasihi diri sendiri. Ikuti alur Firman penggembalaan, teruslah hidup rohanimu digembalakan sampai penggembalaan yang sempurna itulah Yerusalem yang baru.


Kemudian, seorang perempuan (pemudi) juga jangan asal dalam memiliki laki-laki. Karena dia ganteng, atau memiliki kedudukan jabatan yang nampaknya seperti menjanjikan lalu diikuti saja. Dengar nasihat Firman Penggembalaan, pasti engkau diuntungkan. Kalau dilawan, engkau yang akan tersakiti dikemudian hari (menyakiti diri sendiri). Karena pada dasarnya, TUHAN sebagai gembala tidak akan pernah menyakiti kawanan domba-Nya. Ini Firman yang benar, saya tidak tambahkan dan kurangkan. 


Bukti Kristus (Kepala) mengasihi jemaat; Kristus telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat (tubuh-Nya)


Praktek Kristus mengasihi jemaat, ada 2 (dua):

Efesus 5:26-30

(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, (5:30) karena kita adalah anggota tubuh-Nya.


YANG PERTAMA: Jemaat dikuduskan atau disucikan dengan air dan Firman yang limpah (ayat 26)

YANG KEDUA: Mengasuh dan merawati jemaat (ayat 29)


Malam ini kita akan mengikuti penjelasan praktek Kristus mengasihi jemaat YANG KEDUA: MENGASUH DAN MERAWATI JEMAAT

Pada minggu yang lalu kita sudah menerima penjelasan tentang Kristus mengasihi jemaat di dalam hal mengasuh jemaat. Mengasuh berarti; memberi didikan dan bimbingan kepada anaknya.

Kita semua telah menerima didikan salib, itu tanda TUHAN mengasuh dan mendidik, sebagaimana Musa diasuh oleh Puteri Firaun  (Kisah Para Rasul 7:21-22)


Orang tua harus mengasuh anak di rumah, berarti; beri didikan salib sebab hikmat itu datangnya dari salib. Kemudian kita serahkan anak-anak kita ke tempat mereka menempuh pendidikan mulai TK sampai perguruan tinggi supaya mereka diasuh. Tetapi, di dalam rumah TUHAN kita semua diasuh langsung oleh TUHAN lewat didikan salib, itulah hikmat dari Sorga, karena hikmat yang sifatnya sekuler sekalipun mendapat gelar doktor, belum sempurna membawa hidup manusia sampai dibawa masuk ke Sorga. Hal ini sudah dipaparkan pada minggu yang lalu. Kiranya hal ini masih jelas dalam ingatan kita masing-masing dan menjadi berkat besar bagi kita semua. 


Sekarang kita akan melihat praktek Kristus mengasihi jemaat di dalam hal KRISTUS MERAWATI JEMAAT.

Terkait dengan asuhan atau didikan, kita langsung hubungkan dengan…

1 Tesalonika 2:7 dengan perikop: "Pelayanan Paulus di Tesalonika"

(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.


Seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

Jangan lupa, ayah dan ibu harus mengasuh dan merawati anak, jangan sekedar kasih makan, sudah cukup. Atau, diasuh lewat pendidikan di sekolah kemudian jadi hebat, orangtua senang. Kebanyakan orang Batak seperti itu; orang tuanya makan nasi pakai garam hanya untuk menyekolahkan anaknya, dan dia sudah puas di situ, walaupun anaknya tidak mencari TUHAN, dia hanya puas asuhan secara lahiriah. Tidak salah, tetapi, setelah kita diasuh secara lahiriah selanjutnya kita semua sebagai anak-anak TUHAN harus diasuh secara rohani lewat didikan salib, itulah hikmat yang datang dari Sorga. 


Selanjutnya, di rumah juga ayah dan ibu (orang tua) harus merawati anak baik secara jasmani maupun rohani. Ibu jangan hanya sekedar menerima gaji dari anak; sudah cukup, lalu tidak berkutik lagi untuk merawati anaknya. Ibu harus punya power, harus punya otoritas untuk merawat anak. Jangan sampai orang tua tidak punya power, itulah kuasa dari tempat yang maha tinggi. Sebab itu, perhatikanlah hubungan kita dengan TUHAN untuk mencapai kuasa itu, jangan lagi sembarangan menjalankan hidup, sebab anak-anak bisa melihat kehidupan yang dijalankan sembarangan oleh orang tua sehingga orang tua tidak ada kuasa untuk mengasuh dan merawat anak. 

Saya juga tidak menjalankan hidup lagi secara sembarangan, sebab kalau sidang jemaat melihat hidup saya sebagai seorang ibu (gembala) menjalankan hidup dengan sembarangan, saudara pasti tidak akan mau menerima Firman TUHAN seperti apapun penjelasannya.


Singkat kata, di sini kita melihat; Rasul Paulus tampil sebagai seorang ibu yang ramah terhadap sidang jemaat di Tesalonika.

Ibu 🡪seorang gembala sidang (pemimpin sidang jemaat). 

Tugas ibu kepada anak-anaknya:

  1. Mengasuh anaknya

  2. Merawati anaknya.


Keterangan: MERAWATI ANAK-ANAK TUHAN

Merawati = memelihara, menjaga, mengurus dan membela orang sakit.

Yang diurus itu orang sakit bukan orang sehat. Jadi, TUHAN juga sedang mengurus kehidupan kita, karena pada dasarnya kita adalah orang sakit dan kesakitan. Inilah tugas dari seorang ibu (gembala sidang). Yesus adalah Gembala Agung, saya adalah gembala kecil.


Yohanes 10:11A dengan perikop: “Gembala yang baik”

(10:11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;


Akulah gembala yang baik.

Yesus berkata; Akulah Gembala yang baik (ibu rohani yang baik). Itu berarti; umat-Nya adalah kawanan domba, gembalaan-Nya. Sedangkan tugas dari gembala, selain mengasuh, juga merawati anak-anak TUHAN sebagai kawanan domba, sebab Dia adalah gembala yang baik.


Ciri gembala yang baik: memberikan nyawa-Nya (hidup-Nya) bagi domba-domba-Nya.

Gampang melihat apakah orang itu serius, atau sepenuhnya baik dalam ibadah, baik dalam mengasihi TUHAN dan sesama. Kalau dia  sepenuhnya mengasihi TUHAN dan sesama, pasti dia berjuang dan peduli sampai kepada hal kecil sekalipun. Tetapi kalau belum sepenuh hidupnya (nyawanya), pasti memperhatikan orang lain separuh-separuh, dia tidak akan pernah serius. Kalau dia peduli, pasti dia serius.


Banyak kali hamba TUHAN berpikir, kita harus santai menyampaikan Firman TUHAN. Saya juga santai saat menyampaikan Firman TUHAN, tidak tegang. Maksud mereka berkata santai adalah harus ada guyon-guyon. Saya santai dalam menyampaikan Firman TUHAN, tetapi jangan guyon. Sebab ketika Yesus menyerahkan nyawa-Nya untuk kawanan Domba (anak-anak TUHAN); Diapun serius, tidak bercanda. Waktu Yesus melangkah dari taman Getsemani, dalam doa seperti titik-titik darah sampai akhirnya diserahkan untuk memikul salib sampai ke bukit Golgota; langkah-langkah-Nya serius, tidak ada yang bercanda. Umpama, di tengah jalan prajurit Romawi memberi cambukan, lalu Yesus berkata; kamu bercanda sama saya ya, jangan begitu


Dan akhirnya Yesus disalibkan di atas bukit Golgota menyerahkan dua tangan-Nya dan dua kaki-Nya untuk dipaku; itu serius, tidak bercanda. Atau misalnya, Dia serahkan tangan-Nya, kemudian dipaku, saat dipaku terasa sakit, lalu Yesus mencabut lagi tangan-Nya; tidak seperti itu. Karena Yesus serius, anak-anak TUHAN sebagai kawanan domba juga harus serius beribadah. Imam-imam harus serius melayani TUHAN. Kehidupan anak TUHAN dan imam-imam harus serius memikul salib-Nya, jangan guyon-guyon. Saya juga menyampaikan Firman TUHAN tidak boleh guyon-guyon untuk menarik perhatian dari sidang jemaat, itu dusta besar dari seorang pemimpin sidang jemaat (gembala sidang). 


Kalau saya melayani TUHAN, itu supaya menarik perhatian TUHAN saja, tidak ada yang lain. Entah akan diterima oleh jemaat atau ditolak, terserah, yang pasti saya tidak mau menjadi pendusta. Saudara juga yang mengikuti pemberitaan Firman dari live streaming; TUHAN terlalu mengasihi saudara, jadi perhatikanlah apa yang disampaikan TUHAN, jangan lagi pengertian ini dirubah oleh pengertian manusia daging yang guyon-guyon. Biarlah hati kita tertarik karena Yesus adalah gembala yang baik (ibu rohani yang ramah), Ia telah menyerahkan nyawa-Nya, segenap hidup-Nya kepada kita semua yang disebut juga dengan kawanan domba Allah.


Yohanes 21:15-17 dengan perikop: "Gembalakanlah domba-domba-Ku"

(21:15) Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." (21:16) Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." (21:17) Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.


Tahbisan dari seorang hamba TUHAN (gembala sidang): menggembalakan sidang jemaat sebagai kawanan domba Allah dengan kasih agape, sebab, TUHAN tahu segala sesuatu.


Pertanyaan Yesus yang pertama (ayat 15): 

Simon Petrus berada pada kedudukan mengasihi TUHAN dengan KASIH FILEO

Kasih fileo = kasih antara sesama manusia (hubungan timbal balik bersifat daging). Kalau orang berbuat baik, maka kita juga berbuat baik, tetapi kalau orang lain berbuat jahat, maka kita juga akan membalasnya. 


Pertanyaan Yesus yang kedua (ayat 16): 

Simon berada pada kedudukan mengasihi TUHAN dengan KASIH EROS

Kasih eros = kasih kepada lawan jenis. Ini arahnya kepada; kenajisan percabulan.

TUHAN tidak mau melihat Simon Petrus dalam kedudukan kasih Fileo dan kasih Eros di dalam hal menggembalakan sidang jemaat, anak-anak TUHAN sebagai kawanan domba Allah. 


Tetapi yang TUHAN mau adalah…

Pertanyaan Yesus yang ketiga (ayat 17)

Simon dimantapkan untuk mengasihi TUHAN dengan KASIH AGAPE, didalam hal menggembalakan sidang jemaat sebagai kawanan domba Allah.

Jadi, karena TUHAN tuntut Simon Petrus menggembalakan sidang jemaat dalam kedudukan kasih agape, menangislah dia, karena ternyata selama ini dia masih dalam kedudukan kasih fileo dan kasih eros dan hal itu diketahui oleh TUHAN. 

Saudara, tidak ada yang TUHAN tidak tahu, TUHAN tahu segala sesuatu dalam diri seseorang, termasuk dalam diri Simon Petrus dalam hal menggembalakan sidang jemaat. Demikian juga TUHAN tahu kedudukan saya dihadapan TUHAN di dalam hal menggembalakan sidang jemaat sebagai kawanan domba Allah; apakah masih dalam kedudukan kasih fileo, kasih eros atau sudah sampai kepada kasih agape? Tetapi yang pasti, yang TUHAN tuntut dari seorang gembala dalam hal menggembalakan sidang jemaat sebagai kawanan domba; harus di dalam kedudukan kasih agape.


Terkadang memang, kita tidak paham soal kasih agape ini, seringkali kita uring-uringan bahkan menganggap pelemparan batu terhadap jemaat, padahal tidak ada maksud seperti itu, karena saya sebagai seorang gembala telah  TUHAN kasih roh hikmat, roh marifat, wahyu, pengertian dan akal budi sehingga dapat menimbang, itu berarti dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, begitu saya melihat saja, saya tahu. Karena saya tahu, saya berikanlah nasihat-nasihat yang baik. Tetapi kalau sidang jemaat tidak mau menerima nasihat; mundur saja, jangan dipaksa, karena mengikut TUHAN tidak dipaksa, masuk Sorga tidak dipaksa. 

Pembuktian dari seorang gembala itu penting untuk mengasihi sidang jemaat dengan kasih agape. Sebab itu, saya juga berusaha mengasihi sidang jemaat dengan kasih agape. Tetapi kalau sidang jemaat tidak tahu kasih agape, akan menganggap nasihat adalah pelemparan batu yang membinasakan.  Jadi, seorang gembala bukan menggembalakan domba-domba dengan paksaan sebagaimana dalam 1 Petrus 5:2.


1 Petrus 5:2 

(5:2) Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.


Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu dengan kasih agape, berarti;

  • Jangan dengan paksa, 

  • Tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, 

  • Jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.

Ini yang diajarkan TUHAN Yesus kepada Simon Petrus, lalu dilanjutkan oleh Petrus dalam tulisannya.


Jadi, Yesus gembala yang baik, Dia telah menyerahkan hidup-Nya (nyawa-Nya) kepada domba-domba-Nya dan Simon Petrus mengikuti teladan yang ditinggalkan oleh Gembala Agung (Yesus Kristus). Itu berarti, Simon Petrus pada akhirnya mengasihi TUHAN dengan kasih agape; menggembalakan sidang jemaat dalam tahbisan yang benar.


Yohanes 21:18

(21:18) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."


Kondisi rohani Simon Petrus dalam 2 (dua) keadaan;

  1. Waktu muda (hidup rohaninya masih muda);

  • Mengikat pinggang sendiri = melayani dengan sesuka hati; lagi mood melayani, kalau tidak mood tidak beribadah dan melayani. 

  • Berjalan sesuai dengan kehendak daging berarti; berbuat dan melangkah sesuai dengan tindakan daging.

  1. Waktu tua (hidup rohani sudah menjadi dewasa);

  • Mengulurkan tangan.

Kalau seseorang mengulurkan tangan berarti; melayani tidak mengharapkan imbalan, tidak perlu ucapan terimakasih. Dia tahu untuk berkata; kami adalah hamba-hamba TUHAN yang tidak berguna

Sebaliknya, orang yang menadah tangan, tidak tahu mengulurkan tangan, hanya bisa menampung (menerima). Kalau sudah dewasa rohani, pasti suka mengulurkan tangan, tidak lagi menadah-menadah. Tetapi, jangan umur tua, tetapi rohani tidak tua (dewasa), bahaya, bikin malu saja. 

Doa saya; kalau umur tua, rohani pun harus tua (dewasa), sudah harus tau mengulurkan tangan, jangan hanya mencari keuntungan sendiri saja. Tetapi pemuda remaja, sekalipun umurmu masih muda, jika sudah dewasa rohani; tahu mengulurkan tangan, tidak hanya berharap yang baik-baik saja. 

Awalnya, barangkali saudara dari berbagai tempat, kemudian datang ke tempat ini hanya untuk mencari kerja saja, tetapi sekarang kalau hidup rohani sudah tua, harus mengerti mengulurkan tangan untuk pekerjaan TUHAN dan sesama. 

  • Orang lain mengikat dan dibawa ke tempat yang tidak dikehendaki = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah


Lihatlah, Yesus Gembala Agung telah menyerahkan nyawa-Nya…

Matius 26:38-42

(26:38) lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." (26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? (26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"


Setelah Yesus diikat, Ia dibawa ke tempat yang tidak dikehendaki, artinya; Yesus harus minum cawan yang isinya darah yang tercurah di atas Kalvari, Dia harus menganggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung.

Kalau seseorang berbuat salah dan karena itu ia menderita, itu hal wajar. Tetapi di sini kita melihat; Yesus menderita karena dosa manusia dan untuk itu, Yesus berkata; Ya Bapaku. Dan untuk itupun Petrus berkata; Ya TUHAN Yesus. Tetapi Petrus mampu berkata seperti itu, setelah waktu tua (hidup rohani sudah dewasa)


Inilah pengalaman Petrus waktu mengikut TUHAN; meneladani teladan TUHAN Yesus. 


Kemudian pengalaman itu dijabarkan kembali dalam…

1 Petrus 2:19 dengan perikop: "Penderitaan Kristus sebagai teladan"

(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.


Sadar akan kehendak Allah, menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, kalimat ini sama dengan:

  • Menderita sengsara karena salib.

  • Teraniaya karena Firman Allah.

Ini merupakan kasih karunia kepada Allah. Tetapi hanya orang yang sudah dewasa yang mengerti ini.

Kalau diberkati secara jasmani itu merupakan kasih karunia. Tetapi ada kasih karunia sejati kepada Allah yaitu; menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung. 


Hal ini disampaikan oleh Rasul Petrus dengan gamblang karena ia sudah terlebih dahulu mengalaminya, hidup di dalamnya. Pendeknya, khotbah yang mudah diterima oleh sidang jemaat adalah pengalaman hidup bersama dengan Firman Allah yang hidup. 


1 Petrus 2:21

(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

TUHAN telah meninggalkan teladan dan kita harus mengikuti teladan itu = meneladani teladan TUHAN = mengikuti jejak-jejak Yesus yang berdarah. Kalau kita tepat pada tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah (mengikuti teladan Yesus) seketika itu juga; 

  • Dosa berguguran (rontok).

  • Iblis setan sudah kalah, sebagaimana TUHAN Yesus telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya di atas kayu salib.


Kita lihat teladan TUHAN Yesus dalam…

1 Petrus 2:22-23 

(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. (2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.


Teladan yang ditinggalkan TUHAN Yesus, untuk kita ikuti:

  1. Ia tidak berbuat dosa

Dalam situasi kondisi apapun atau dimanapun berada jangan berbuat dosa. Kalau bekerja, bekerjalah dengan jujur, kalau berbisnis, berbisnislah dengan jujur. Kalau sedang berkunjung kepada keluarga, berkunjunglah dalam kasih agape, jangan berbuat dosa, jangan ikuti arusnya. Kalau dia melakukan hal yang najis dan bersifat daging jangan ikuti, itu namanya tidak berbuat dosa. Hal ini menunjukkan bahwa Ia ada dalam pengaruh yang besar dari Firman Allah.

  1. Tipu tidak ada dalam mulut-Nya = tidak suka berdusta = benci kepada dusta.

Hal ini menunjukkan bahwa Ia dalam pengaruh yang besar dari Roh Allah yang suci.

  1. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, umpama;

  • Ketika dicaci maki tidak membalas dengan caci maki.

  • Ketika menderita, tidak mengancam orang lain.

Kenapa demikian? Karena Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya kepada Dia yang menghakimi dengan adil (dibawa ke tempat yang tidak dikehendaki).


Akhirnya..

1 Petrus 2:24

(2:24) Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.


Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib

Yesus telah mati di atas kayu salib karena dosa manusia, sehingga, kita yang telah mati karena dosa hidup untuk kebenaran. Jadi, oleh salib Kristus kita mengerti soal kematian dan kebangkitan (kehidupan). Kita tidak tahu soal pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya kalau Yesus tidak mati di atas kayu salib. Inilah sosok gembala Agung, penampilan dari Gembala Agung; Ibu yang baik yang ramah terhadap anak-anak-Nya. 


Sehingga, oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh baik secara jasmani, maupun secara rohani.Itulah tugas dari seorang gembala, ibu yang ramah, bukan hanya mengasuh tetapi juga merawati sidang jemaat. 

  • Secara jasmani; segala sakit-penyakit di dalam tubuh apapun itu bentuknya sembuh oleh bilur-bilur Yesus.

Saya juga diajar oleh TUHAN, kalau ada luka-luka bukan saja pada tubuh tetapi pada hati ini, memang itu harus terjadi, supaya sidang jemaat sebagai kawanan domba juga nanti mengalami kesembuhan. Kalau tidak demikian, saudara nanti tidak bisa disembuhkan, dipulihkan. Ketika hati ini dilukai, memang sakit rasanya, itulah rohani yang berdarah-darah. Yang salah menjadi benar, yang benar menjadi salah itu sakit sekali rasanya. 

  • Secara rohani; luka-luka batin, antara lain; sakit hati, kebencian, iri hati, dengki, amarah yang besar, serta akar pahit kepada sesama, 

Kemudian; pemberontakan, congkak, sombong, kikir (tidak mengerti pekerjaan TUHAN), itu semua telah disembuhkan oleh bilur-bilur Yesus, sebab Dia adalah gembala yang baik, Ia tampil sebagai ibu yang ramah kepada sidang jemaat.

Memang, sampai hari ini nyata sekali bahwa Yesus adalah Gembala Agung, Ia tampil sebagai Ibu rohani yang ramah, Dia terus-menerus merawati hidup rohani kita jasmani maupun rohani. 


Perhatikanlah ibu-ibu, rawat anakmu, tetapi engkau sudah terlebih dahulu sembuh dari sakit jasmani dan rohani, sakit hatimu sudah harus sembuh, pulih, tidak ada lagi kebencian dan kepahitan yang berakar, amarah yang besar, iri hati, dendam dan amarah, tidak ada lagi. Kemudian, hatimu juga harus sudah sembuh kepada TUHAN, engkau tidak lagi sombong, congkak, tinggi hati, tidak mendurhaka, memberontak, dan tidak kikir lagi kepada TUHAN, pasti engkau bisa merawat anakmu di rumahmu. Kalau engkau kikir, engkau tidak bisa merawat anak mu dengan baik. 

Itu sebabnya, saudara melihat keadaan saya, walaupun masih jauh dari sempurna, hati ini belajar untuk tidak kikir kepada TUHAN. Kikir itu hatinya sakit kepada TUHAN, Inilah perhatian dari seorang ibu yang ramah kepada kita semua.


Amsal 20:30

(20:30) Bilur-bilur yang berdarah membersihkan kejahatan, dan pukulan membersihkan lubuk hati.


  • Bilur-bilur yang berdarah (luka-luka pada tubuh) dapat membersihkan kejahatan dari sidang jemaat.

  • Pukulan = aniaya karena Firman (sengsara karena salib), itu bisa membersihkan lubuk hati.

Jadi, dalam hal ini jelas TUHAN sudah merawati kehidupan kita. 


Ayub 5:18 

(5:18) Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.


Ayat ini dibagi menjadi dua bagian:

YANG PERTAMA: Dialah yang melukai, lewat Pedang Roh (Firman Allah yang tajam bermata dua); ditusuk amat dalam. Dilukai = dioperasi, tetapi sesudah dioperasi (dosa dibongkar dengan tuntas); dibalut kembali.

Jadi, saudara jangan heran bilamana Firman itu tampil dengan pedang tajam mengadakan operasi. jangan marah-marah, jangan lari dari situ. supaya dosa dibongkar dengan tuntas, sesudah itu baru dibalut.


YANG KEDUA: Dia yang memukuli, berarti;

  1. Aniaya karena Firman.

  2. Aniaya karena salib.

Tetapi lihatlah; tangan-Nya yang menyembuhkan.

Memang, kita seperti kena pukulan/hajaran, tetapi lihat tangan kasih TUHAN diulurkan kepada kita semua, dijamah supaya kita sembuh. Biarlah jamahan TUHAN nyata kepada kita semua malam ini. Tidak ada satu pun yang terlewatkan dari jamahaan TUHAN, supaya kita disembuhkan dari kuasa bilur-bilur-Nya. Hanya TUHAN yang bisa merawati hidup kita.


Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh (Yesaya 53:5).


Yesus Gembala Agung, Ia tampil sebagai Ibu yang ramah untuk merawati kita semua untuk menyembuhkan luka-luka baik jasmani dan rohani kita semua. Amin.  

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

 Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment