KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, April 1, 2024

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 30 MARET 2024



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 30 MARET 2024

STUDY YUSUF

Subtema: MEMBASAHI TANAH KERING


Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena kemurahan hati TUHAN kita dimungkinkan untuk berada di tengaah ibadah pemuda remaja malam ini.

Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang juga sedang bergabung dengan penggembalaan GPT “BETANIA”  lewat live streaming atau online YouTube, Facebook, atau media sosial apapun.

 

Selanjutnya kita berdoa dalam Roh, kita mohon kepada TUHAN supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita masing-masing, firman Allah memberi kepastian.


Secepatnya kita sambut Study Yusuf sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja dari Kejadian 43:8-9

Kejadian 43:8-9 Perikop: “Saudara-saudara Yusuf pergi ke Mesir untuk kedua kalinya”

(43:8) Lalu berkatalah Yehuda kepada Israel, ayahnya: "Biarkanlah anak itu pergi bersama-sama dengan aku; maka kami akan bersiap dan pergi, supaya kita tetap hidup dan jangan mati, baik kami maupun engkau dan anak-anak kami.


Keluarga Kanaan, yakni; Yakub dan anak cucunya akan tetap hidup walau sedikit saja bahan makanan (gandum) yang nantinya diperoleh dari Mesir.  Inilah  yang disampaikan oleh Yehuda kepada Yakub ayahnya, tetapi dengan satu syarat: Benyamin harus ikut bersama-sama dengan anak-anak Yakub ke Mesir. 

Pendeknya di sini kita melihat; Yehuda berusaha memberi pengertian kepada Yakub (ayahnya) dengan perkataan yang meyakinkan, dengan lain kata Yehuda ini berkuasa dalam perkataan. 


Kejadian 43:9

(43:9) Akulah yang menanggung dia; engkau boleh menuntut dia dari padaku; jika aku tidak membawa dia kepadamu dan menempatkan dia di depanmu, maka akulah yang berdosa terhadap engkau untuk selama-lamanya.


Yehuda kembali berkata kepada Yakub (ayahnya), yaitu: 

  • Akulah yang menanggung dia (Benyamin).

Maksudnya; Yakub (ayahnya) boleh menuntut Yehuda apabila Benyamin tidak kembali kepada Yakub, ayahnya itu.

  • Akulah yang berdosa terhadap engkau untuk selama-lamanya.

Maksudnya; Yehuda siap dan rela korbankan dirinya demi Benyamin.

Pendeknya; ayat 8 Yehuda rela menanggung Benyamin, sedangkan pada ayat 9 Yehuda siap dijadikan dosa oleh karena Benyamin. 


Terkait dengan ayat 8 dan ayat 9 ini, dapat kita hubungkan dengan apa yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma 8:3a. 

Roma 8:3a.

(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging.


Hukum Taurat tidak sanggup menolong dan menyelamatkan manusia dari dosa, karena hukum Taurat tidak berdaya (lemah) oleh daging.  Memang tidak dipungkiri daging manusia hanya sebatas takhta iblis/setan, itu harus disadari. 

Jadi kalau hukum taurat tidak sanggup menolong dan menyelamatkan manusia, maka manusia akan selamanya dikuasai oleh roh jahat dan roh najis dengan lain kata manusia menjadi sarangnya burung dan liangnya serigala. Bayangkan saudara, ini sangat mengerikan sekali. 


Namun perhatikan Roma 8:3.

(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging.


Oleh karena anugerahNya akhirnya Bapa mengutus Anak-Nya yang Tunggal ke dunia ini dan menjadi sama dengan manusia, dimana manusia itu telah dikuasai oleh dosa dan oleh dosa itu; Yesus rela dijatuhi hukuman, sama seperti Yehuda rela menanggung Benyamin dan siap untuk dijadikan dosa oleh karena Benyamin. 

Singkat kata dengan perkataan dan dengan kerelaan untuk mengorbankan diri Yehuda berusaha meyakinkan Yakub ayahnya itu. Ini merupakan suatu tindakan atau perbuatan yang baik dan mulia dari seorang pribadi yang berbudi luhur. 


Yesaya 32:8 Perikop: “Raja yang adil”

(32:8) Tetapi orang yang berbudi luhur merancang hal-hal yang luhur, dan ia selalu bertindak demikian.


Orang yang berbudi luhur merancang hal-hal yang luhur dan ia selalu bertindak luhur (mulia). 


Kalau orang itu mulia berarti rancangannya mulia, tindakannya juga mulia. Beda dengan manusia lahiriyah; manusia lahiriyah hanya berpikir dengan pikiran manusiawi, jadi yang dipikirkan hanya perkara-perkara lahiriah, perkara-perkara dibawah (di bumi), tetapi manusia luhur pasti merancang hal yang luhur dan ia selalu bertindak luhur.


Sekarang terkait dengan manusia luhur…

Yesaya 32:1

(32:1) Sesungguhnya, seorang raja akan memerintah menurut kebenaran, dan pemimpin-pemimpin akan memimpin menurut keadilan, (32:2) dan mereka masing-masing akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering, seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus.


Seorang raja atau pemimpin yang berbudi luhur, sama seperti tiga hal:

  •  Seperti tempat perteduhan terhadap angin ribut (pengajaran palsu oleh kelicikan nabi-nabi palsu).

  •  Seperti aliran-aliran air di tempat kering

  •  Seperti naungan batu yang besar di tanah yang tandus.


Malam ini kita akan mengikuti penjelasan tentang yang kedua: SEPERTI ALIRAN-ALIRAN AIR DI TEMPAT KERING.

Seperti aliran-aliran air di tempat kering, berarti membasahi tempat kering –karena air itu basah –. 


Mari kita lihat aliran-aliran air di tempat kering atau membasahi tempat kering pada Kejadian 2:4-5.

Kejadian 2:4-5

(2:4) Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, – (2:5) belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;


Riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan;

 -  Belum ada semak apapun di bumi.

 -  Belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang.

Pendeknya, bumi ini menjadi tempat kering (mengalami kekeringan), istilah sekarang; kering-kering rohani.


Hagai 1:1-9 Perikop: “Ajakan untuk membangun kembali bait suci”

(1:9) Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri. (1:10) Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya.


Israel mengharapkan banyak, tetapi ternyata; hasilnya sedikit. Kemudian, hasil yang sedikit itu ketika dibawa ke rumah; hilang sirna, karena TUHAN yang meniupkannya seperti angin berlalu, penyebabnya, jelas disini dikatakan: oleh karena rumahku yang tetap menjadi reruntuhan sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri =  mengabaikan yang rohani sampai rumah TUHAN menjadi reruntuhan karena sibuk dengan urusan masing-masing


Jadi kalau seseorang sibuk dengan urusan sendiri, pasti hal-hal yang rohani terabaikan sehingga hidup rohanipun pasti menjadi reruntuhan. Kalau hidup rohani (bangunan rohani) menjadi reruntuhan nanti perkara-perkara rohani akan tertutupi, akibatnya; langit menahan embunnya sedangkan bumi menahan (tidak mengeluarkan) hasilnya, inikan kaitannya dengan kekeringan


Hagai 1:11

(1:11) dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha."


Mengabaikan yang rohani karena kesibukan-kesibukan yang lahiriah, akibatnya: terjadilah kekeringan atas seizin TUHAN dan kekeringan itu menimpa:

  •   Ke atas negeri.

  •   Ke atas gunung-gunung  (ibadah dan pelayanan kering-kering).

  •   Ke atas gandum = tidak ada lagi pembukaan rahasia firman.

  •   Ke atas anggur = tidak ada lagi sukacita, tanpa kasih mempelai.

  •  Ke atas minyak, berarti tidak ada lagi urapan.

  •  Ke atas segala yang dihasilkan tanah = kasih sudah semakin dingin.

  •  Ke atas manusia = tanpa persekutuan dengan TUHAN.

  •  Ke atas hewan = liar tidak terkendali

  •  Ke atas segala hasil usaha. 


Jika kekeringan melanda semua aspek, maka kekeringan semacam ini tentu saja mengancam baik hidup jasmani maupun hidup rohani, sampai akhirnya langit menahan embunya, bumi juga menahan hasilnya. 


Kalau seseorang sibuk dengan kesibukannya sendiri maka hal yang rohani terabaikan, hidup rohaninya menjadi reruntuhan tidak nampak keutuhan rohaninya.


Dampak negatif kekeringan (kering-kering rohani).

Kejadian 2:5

(2:5) belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;


Dampak negatif kekeringan: Belum ada orang untuk mengusahakan tanah.


Kita bandingkan dengan Kejadian 2:15.

Kejadian 2:15

(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.


Tuhan menempatkan manusia di taman Eden, tujuannya untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden = mengusahakan dan memelihara ibadah dan pelayanan yang memang harus diusahakan dan dipelihara. 


Berarti jika belum ada orang mengusahakan tanah maka akan kekeringan rohani = tanpa kegiatan (aktivitas) roh itulah ibadah dan pelayanan; atau mungkin sepertinya ada di tengah ibadah dan pelayanan, tapi penyembahannya tidak nampak, jabatan rohaninya yang sudah dipercayakan juga belum nampak diusahakan, tidak terpelihara dengan baik, menyembah terpaksa, tidak perduli dengan waktu-waktu jam ibadah, jam-jam penyembahan tidak peduli. 


Singkat kata dampak negatif kering-kering rohani: Kegiatan Roh, yakni; ibadah dan pelayanan belum diusahakan atau ibadah dan pelayanan terabaikan.

 

Mengenai ibadah dan pelayanan yang terabaikan, kita akan bandingkan dengan Wahyu 13:5&6

Wahyu 13:5-6

(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. (13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.

 

Singkat kata, satu kali nanti, kekeringan rohani terjadi selama 42 bulan = 3,5 tahun, sebab; antikris menghujat kemah kediaman-Nya (mengabaikan kegiatan Roh) = kekeringan terjadi. Dan kekeringan ini betul-betul menjadi satu ancaman yang besar baik terhadap manusia jasmani, maupun rohani.


Daniel 8:11-12

(8:11) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya. (8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.


Di sini kita perhatikan dengan seksama; satu kali nanti antikris membesarkan diri dihadapan Tuhan.

Pada waktu antikris membesarkan diri: ia mengambil (dirammpas) korban sehari-hari, yaitu;

  • Korban sembelihan; ibadah pelayanan yang dihubungkan dengan darah salib.

  • Korban santapan; makanan rohani, itulah Firman Allah yang benar dan murni.


Amos 8:11-12

(8:11) "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN. (8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.


Akibat kekeringan:

  • Orang-orang mengembara dari laut ke laut.

Mengembara= pindah-pindah tempat  = liar = tidak tergembala. 

Ibadah semacam ini disebut ibadah laut.

  • Menjelajah dari Utara ke Timur untuk mencari Firman Allah. 

Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel dari Utara ke Timur = dari Meja Roti Sajian ke Pintu Gerbang = kerohanian yang semakin menurun, ibadah semacam ini akan menemukan nabi-nabi palsu = ibadah bumi.


PRAKTEK IBADAH LAUT 

Daniel 8:12

(8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.


Praktek kebaktian fasik; sibuk bicara soal berkat-keberkatan dan sibuk bicara soal berhasil-keberhasilan

Singkat kata orientasi dari ibadah dan pelayanan dari ibadah laut hanya soal berkat keberkatan, berhasil keberhasilan (teori prosperiti/teori kemakmuran).

Ciri-ciri ibadah laut: Kebenaran dihempaskan ke bumi = mengabaikan salib, salib diinjak-injak. 


PRAKTEK IBADAH BUMI.

Wahyu 13:11

(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.


Binatang yang keluar dari dalam bumi → nabi-nabi palsu, karena memang binatang itu seperti anak domba, tapi kalau berbicara seperti seekor naga berarti penuh dengan kepalsuan dari nabi-nabi palsu. Namun ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, berarti ayat ini juga berbicara soal ibadah dan pelayanan tapi berbicara soal ibadah bumi. 


Ibadah bumi Matius 7:15.

Matius 7:15

(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.


Nabi-nabi palsu disebut juga dengan serigala berbulu domba.


Sekarang kita akan melihat ibadah bumi, itulah ibadah yang dijalankan oleh nabi-nabi palsu.

Matius 7:22

(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 


Ibadah bumi sibuk:

bernubuat, berarti menyampaikan firman terkait dengan masa depan. 

mengusir setan,

mengadakan banyak mujizat, tanda-tanda heran dan tanda-tanda ajaib.


Matius 7:22

(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.


Ibadah bumi; mengabaikan kehendak Allah Bapa, demi tanda-tanda heran, mujizat-mujizat, atau yang disebut dengan kegerakan rohani, salib diabaiakan


Matius 7:23

(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"


Jadi terhadap orang-orang yang menjalankan ibadah bumi, Tuhan berkata:

  • Aku tidak pernah mengenal kamu.

  • Enyahlah dari pada-Ku kamu sekalian pembuat kejahatan.


Amos 8:13-14

(8:13) Pada hari itu akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna karena haus(8:14) mereka yang bersumpah demi Asima, dewi Samaria dan yang berkata: Demi allahmu yang hidup, hai Dan! serta: Demi dewa kekasihmu yang hidup, hai Bersyeba! mereka itu akan rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi."


Ayat 13 ini berbicara tentang kerohanian yang masih muda satu kali nanti akan rebah.


Ibadah laut sibuk dengan harta, kekayaan, keberhasilan, sedangkan ibadah bumi sibuk dengan tanda-tanda heran, mujizat kesembuhan, termasuk pengusiran setan. Tetapi pada akhirnya mereka akan rebah lesu tidak bangkit-bangkit = binasa. 

Akhir hidup dari orang-orang yang menjalankan ibadah laut dan ibadah bumi = binasa.


Bukankah tadi orang yang berbudi luhur akan bertindak luhur? pemimpin semacam selain sebagai tempat perteduhan terhadap angin, tetapi seperti aliran-aliran air di tempat kering. 


Kita akan melihat ALIRAN-ALIRAN AIR DI TEMPA KERING.


Kejadian 2:5-6

(2:5) belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; (2:6) tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu --


Ada kabut naik ke atas dari bumi, ini sama seperti asap yang naik ke atas →  Doa penyembahan.


Kita lihat doa penyembahan dalam Wahyu 8:3-4

Wahyu 8:3-4

(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.


Disini kita melihat ada Malaikat Lain, sebetulnya itu menunjuk pribadi Yesus Kristus, Dia adalah Imam Besar Agung menurut peraturan Melkisedek.

Tugas dari Imam besar Agung adalah: Memimpin ibadah di bumi sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi atau sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik ke hadirat Allah menembusi takhta Allah.

Jadi Yesus adalah pemimpin yang adil dan benar, Dia adalah peimpin sejati bagi kita sekaliannya, betul-betul dia sama seperti air yang mengaliri tempat yang kering (membasahi tanah kering).


Kita lihat Doa penyembahan…

Ibrani 5:6-7

(5:6) sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek." (5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan


Tugas Imam Besar Agung: Memimpin ibadah di bumi sampai kepada tingkat ibadah tertinggi, yaitu doa penyembahan. Dan Ia sudah menaikan segala doa dan permohonan kepada Bapa, dan oleh kaena kesalehanNya doa-doa dan permohonan yang dinaikkan disertai dengan ratap tangis dan karena kesalehananNya ia telah didengarkan oleh Bapa di Sorga.


Tanda doa kita didengarkan oleh TUHAN.

Kejadian 2:6

(2:6) tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu --


Yesus pemimpin sejati, pemimpin yang berbudi luhur, doaNya betul-betul didengar oleh TUHAN sampai kepada Bapa. Tanda doa didengar; TUHAN membasahi tempat yang kering dengan pembukaan rahasia Firman

Jadi hujan yang turun ke atas bumi menunjuk kepada Pengajaran firman Allah, itulah yang membasahi hatiku, itulah yang membasahi hatimu, itulah yang membasahi hati kita, sehingga hidup rohani kita tidak lagi menjadi kering-kering.


Mazmur 65:11

(65:11) Engkau mengairi alur bajaknya, Engkau membasahi gumpalan-gumpalan tanahnya, dengan dirus hujan Engkau menggemburkannya; Engkau memberkati tumbuh-tumbuhannya.


Kalau rohaninya kering-kering, apabila firman Allah disampaikan pun tidak akan tumbuh, tapi lihatlah sesudah tanah itu digemburkan oleh hujan yang membasahi tanah kering, akhirnya tanah itu diberkati oleh TUHAN, tandanya:

  • tumbulah semua tumbuh-tumbuhan,

  • tumbulah penyembahan,

  • tumbuhlah pelayanan yang luar biasa,

  • tumbuhlah banyak kegiatan-kegiatan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu. 


Jadi kita patut bersyukur kepada TUHAN, Dia pemimpin sejati, pemimpin berbudi luhur, betul-betul membasahi tanah kering, menjadi tanah yang diberkati.


Sesudah diberkati Mazmur 65:11 Tuhan menumbuhkan segala jenis tumbuh-tumbuhan, sebagaimana dengan 

Kejadian 2:9

(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.


Tuhan menumbuhkan segala jenis tumbuh-tumbuhan, antara lain:

  • Pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya → Roh Allah = Ibadah Raya Minggu.

  • Pohon kehidupan →Firman Allah = Ibadah Pendalaman Alkitab.

  • Pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat →Kasih Allah = Ibadah Doa Penyembahan.


Ketekunan tiga macam ibadah pokok sudah kita kerjakan, itu artinya itu sudah tumbuh di hati ini, sehingga ketika kita tekun tiga macam ibadah pokok bukan lagi dengan keterpaksaan, tetapi dengan tanah yang sudah digemburkan, tanah yang sudah diberkati.


Seorang hamba TUHAN dengan air mata cukup membasahi tanah yang kering, apa buktinya? TUHAN akan mendengarkan doanya, TUHAN akan membukakan rahasia firman Allah sebagaimana dengan Wahyu 5:4-5.


Wahyu 5:4-5.

(5:4) Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya. (5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."


Tangisan hamba Tuhan akan membasahi hati kita, lewat pembukaan rahasia Firman Allah. Tangisan hamba TUHAN akan terus menggemburkan hati kita lewat pembukan rahasia firman, tumbuhlah segala tumbuh-tumbuhan. Yang pasti ketekunan tiga macam ibadah pokok, plus ibadah kaum muda remaja (bonus bagi kaum muda remaja),  tidak dijalankan dengan terpaksa. Sampai disini TUHAN memberkati kita, amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang





No comments:

Post a Comment