KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, June 21, 2024

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 18 JUNI 2024


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 18 JUNI 2024


SURAT YUDAS


Subtema: NYAWA SEBAGAI JAMINAN KESELAMATAN.


Salam sejahtera di dalam kasih-Nya Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya, kita dimungkinkan untuk berada di atas gunung Tuhan yang kudus, beribadah lewat Ibadah Doa Penyembahan. Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat ketebusan Tuhan yang turut bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon lewat Live Streaming (online) atau video internet youtube, Facebook dimanapun saudara berada. Secepatnya kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari Surat Yudas. Namun jangan lupa tetaplah berdoa dalam Roh mohon kemurahan Tuhan supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi. Puji Tuhan.


Segera saja kita sambut Firman Penggembalaan dari SURAT YUDAS.

Dengan perikop: "Hukuman atas guru-guru palsu."

Yudas 1:3

(1:3) Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.


Intisarinya: Yudas merasa terdorong untuk menulis surat kepada orang-orang yang terpanggil. Dalam surat ini, Yudas mendapat kesempatan untuk menasihati mereka.

Adapun tujuan dari nasihat itu: Supaya orang-orang yang terpanggil berjuang untuk mempertahankan iman, hingga nanti mencapai iman yang sempurna.


Terkait berjuang untuk mempertahankan iman, kita langsung membaca di dalam Yakobus 2

Yakobus 2:17

(2:17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.


Iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya adalah mati. Itu berarti, untuk mempertahankan iman kita dihadapan TUHAN, kita harus menunjukkan suatu perbuatan supaya hidup rohani kita jangan mati (binasa).


Yakobus 2:18

(2:18) Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."


Di sini kita melihat; ada orang menyangka bahwa...

- Cukup memiliki iman, tanpa disertai perbuatan.

- Namun yang lain menyangka; ia boleh menunjukkan suatu perbuatannya; besar atau kecil, sedikit atau banyak, tetapi tanpa iman (tanpa memandang kepada salib Kristus).


Jadi, banyak perbuatan, tetapi tidak memandang iman (salib di Golgota) hal ini adalah gambaran dari orang-orang yang hidup di bawah hukum taurat. Padahal kita tahu, manusia dibenarkan oleh darah salib Kristus, bukan karena usaha (perbuatan) seseorang. 

Imam-imam mulai dari saya, yang sudah diberi kesempatan untuk melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan, itu adalah suatu perbuatan, tetapi biarlah kiranya itu kita kerjakan oleh karena iman, jangan karena kepentingan diri sendiri.


Jadi yang benar adalah; iman tidak dapat dipisahkan dari perbuatan, sebab joli (pasangan) dari iman adalah perbuatan.

Dengan demikian, iman tidak dapat dipisahkan dari perbuatan, sebaliknya perbuatan kecil atau besar tidak dapat dipisahkan dari iman.


Yakobus 2:24-25

(2:24) Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. (2:25) Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?


Kita dibenarkan karena perbuatan-perbuatan kita bukan hanya karena iman, seperti Rahab dibenarkan karena perbuatannya. Padahal Rahab adalah:

- Orang Kanaan bukan orang Yahudi (bangsa kafir), disebut juga dengan orang-orang yang tidak bersunat.

- Seorang pelacur atau perempuan sundal, telah menajiskan banyak orang laki-laki. 


Pertanyaannya: Apakah perbuatan Rahab sehingga ia dibenarkan Allah?

Jawabnya: 

A. Rahab menyembunyikan kedua orang pengintai di dalam rumahnya.

B. Menolong kedua pengintai itu lolos dari jalan yang lain.


Kedua perbuatan Rahab ini adalah KISAH NYATA bukan dongeng. Dan kisah itu ditulis di dalam Yosua 2:1-24.


Yosua 2:6

(2:6)Tetapi perempuan itu telah menyuruh keduanya naik ke sotoh rumah dan menyembunyikan mereka di bawah timbunan batang rami, yang ditebarkan di atas sotoh itu.


Singkat kata, Rahab menyembunyikan kedua pengintai di atas sotoh rumahnya. Selanjutnya, dari perbuatan-perbuatan Rahab ini akhirnya dia mengalami dua hal pada ayat 8-10, minggu lalu telah diterangkan. 


Yang pertama (Yosua 2:8): “…sebelum kedua orang itu tidur, naiklah perempuan itu mendapatkan mereka di atas sotoh…”

Sebelum dua pengintai tidur naiklah Rahab mendapatkan mereka di atas sotoh rumahnya.

Artinya; sebelum akhir zaman, sebelum tahun Yobel berakhir, gereja Rahab sudah mengalami pemulihan terlebih dahulu. Sebab kedua pengintai adalah gambaran dari dua oknum Allah yaitu Firman Allah dan Roh Allah yang suci, yang berkuasa untuk memperbaiki hidup rohani gereja Tuhan.

Mendapati kedua oknum Allah itulah Firman Allah dan Roh Allah, berkuasa untuk memperbaiki hidup rohani gereja Tuhan sehingga Rahab pun mengalami pemulihan. Itu yang pertama.

Terkait dengan tahun Yobel, tertulis di dalam Imamat 25:11,50,54 minggu lalu sudah diterangkan. 


Yang kedua (Yosua 2:9-10): “… Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu. Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas…”


Singkat kata; Rahab mengakui kuasa dan keagungan Tuhan kepada kedua pengintai sesuai dengan apa yang dia tahu dan sesuai dengan apa yang dia dengar, sehingga lewat pengakuan itu membawa Rahab pada kedudukan yang tinggi, antara lain: 

  1. Menjadi Gunung Sion. 

  2. Doa penyembahan. 


Singkat kata gereja Rahab akhirnya menjadi Bait Suci Allah sebab pertama-tama Rahab memperoleh pemulihan sesudah diubahkan oleh Tuhan. keubahan itu bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada daerah HALAMAN. 


Keubahan dalam pola Tabernakel terkena kepada daerah HALAMAN, dimana terdapat dua alat:

  • Mezbah Korban Bakaran -> Pertobatan.

  • Kolam Pembasuhan Tembaga -> Baptisan air (hidup yang sudah dibaharui).


Kemudian, menjadi BAIT SUCI ALLAH; terkena kepada RUANGAN SUCI dan RUANGAN MAHA SUCI

Sedangkan di dalam RUANGAN MAHA SUCI terdapat dua perkara: 

  • Tabut Perjanjian gambaran dari Mempelai Wanita Tuhan/gereja sempurna disebut juga dengan Gunung Sion. 

  • Cawan pembakaran Ukupan Emas -> Doa Penyembahan, puncak dari kegiatan rohani kita di atas bumi ini; yakni ibadah pelayanan sebagaimana yang tertulis di dalam Ibrani 9:4.


Selanjutnya kita akan membaca Yosua 2

Yosua 2:12-14

(2:12) Maka sekarang, bersumpahlah kiranya demi TUHAN, bahwa karena aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan berikanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, (2:13) bahwa kamu akan membiarkan hidup ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari maut." (2:14) Lalu jawab kedua orang itu kepadanya: "Nyawa kamilah jaminan bagi kamu, asal jangan kaukabarkan perkara kami ini; apabila TUHAN nanti memberikan negeri ini kepada kami, maka kami akan menunjukkan terima kasih dan setia kami kepadamu."


Intisari dari ayat 12-14: Rahab meminta jaminan keselamatan kepada kedua pengintai, bagi dirinya dan bagi kaum keluarga Rahab.

Sebab pada ayat 12, Rahab berkata kepada kedua pengintai: “Aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku.”

Saya seringkali sampaikan kepada sidang Jemaat; orang tua yang belum tergembala, sungguh-sungguh doakan supaya mereka tergembala. Kalau belum menemukan penggembalaan menurut pola sorga di kampung, panggil ke sini. Tetapi kalau ada di sana, ya di sana saja. Makan ndak makan kita kumpul. Inilah gereja Rahab. Ia sangat memikirkan kaum keluarganya, dia tidak egois, dia tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi dia memikirkan keselamatan orang tuanya (ayah dan ibunya, saudara laki-laki dan saudara perempuannya), tanpa terkecuali. Ini harus menjadi prinsip dalam hidup kita masing-masing supaya kita tidak menjadi satu kehidupan yang egois, hidup hanya untuk diri sendiri, itu tidak boleh. Pikirkan keselamatan keluarga kita masing-masing. 


Berlaku ramah = Rahab telah berbuat kebajikan kepada kedua pengintai, yaitu:

- Menyembunyikan kedua pengintai di atas sotoh rumah.

- Menolong kedua pengintai untuk lolos dari jalan yang lain. 

Hal ini sama dengan menjunjung tinggi dua oknum Allah itulah Firman Allah dan Roh El Kudus. 

Berlaku ramah kepada Firman Allah dan Roh El Kudus. Sebagaimana dengan malam ini, kita mendengar Firman Tuhan dengan hati yang tulus, hati yang riang gembira sama artinya berlaku ramah. Kita sambut dengan sukacita sorga, bukan sukacita karena ada sesuatu.


Yohanes 15:7

(15:7) Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.


Jika kita tinggal tetap di dalam TUHAN, yakni; Firman Allah tinggal di dalam kita, maka; kita berhak meminta kepada TUHAN, dan kita akan menerimanya. Percayalah kepada Firman, jangan kita percaya kepada pemikiran-pemikiran manusia. 


Kita akan melihat jaminan keselamatan yang diminta oleh Rahab baik untuk dirinya maupun untuk kaum keluarganya…

Yosua 2:14

(2:14) Lalu jawab kedua orang itu kepadanya: "Nyawa kamilah jaminan bagi kamu, asal jangan kaukabarkan perkara kami ini; apabila TUHAN nanti memberikan negeri ini kepada kami, maka kami akan menunjukkan terima kasih dan setia kami kepadamu."


Jawab kedua pengintai kepada Rahab, terkait dengan jaminan keselamatan: “…Nyawa kamilah jaminan bagi kamu…”

Artinya: Tuhan tidak main-main/tidak tanggung-tanggung dalam hal menyelamatkan gereja Rahab, sebab yang menjadi taruhannya adalah nyawa kedua pengintai. Kalau yang dijadikan sebagai jaminan adalah nyawa berarti Tuhan tidak main-main, kemudian Tuhan juga tidak tanggung-tangung di dalam hal menyelamatkan gereja Rahab. 

Nah ini harus kita sadari, kita harus pahami supaya kita jangan main-main terhadap nyawa ini, jangan tanggung-tanggung di dalam menyerahkan nyawa ini kepada Tuhan sebab jaminan keselamatan bagi Rahab dan kaum keluarganya adalah nyawa dari kedua pengintai saudara ku. Haleluya.. 


Kita akan melihat bahwa jaminan keselamatan bagi Rahab dan kaum keluarganya adalah nyawa di dalam…

Perikop: “Yesus mati.”

Matius 27:50

(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.


Yesus telah mati di kayu salib itu berarti Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya.

Pendeknya, nyawa manusia sudah diganti dengan nyawa Yesus, kita tahu upah dosa adalah maut sesuai dengan Roma 6:23, tetapi kalau nyawa manusia diganti dengan nyawa Yesus, itu artinya keselamatan yang Tuhan berikan tidak main-main, keselamatan yang Tuhan berikan kepada gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini kepada kita dan kaum keluarga kita tidak tanggung-tanggung, sebab yang menjadi jaminannya adalah nyawa Tuhan Yesus di atas kayu salib, nyawa Yesus taruhannya.


Proses ketika Yesus menyerahkan nyawa-Nya kita cuplik di dalam…

Perikop: "Yesus diolok-olok."

Matius 27:27-29

(27:27) Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. (27:28) Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. (27:29) Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!"


Intisari dari ayat 27-29: Yesus rela diolok-olokkan.

Sedangkan kehidupan yang tidak bermain-main menghadap Tuhan atau beribadah kepada TUHAN, tekun dalam 3 macam ibadah pokok; rela diolok-olokan.

Kemudian, Olok-olokan itu bermula dari:

- Menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. 

Maksudnya supaya Yesus layak menjadi Raja. 

- Menaruh mahkota duri di atas kepala-Nya. 

Yang namanya Raja, di atas kepala pasti ada mahkota, demikian juga Ratu, istri dari sang Raja di atas kepala selalu ada mahkota. Tetapi di sini kita melihat, mereka (tentara romawi) menaruh mahkota duri di atas kepala Yesus. Inikan sudah mengolok-olok.

- Memberi sebatang buluh di tangan kanan-Nya.

- Serdadu-serdadu Pilatus berlutut dihadapan Tuhan Yesus (mengolok-olok) dan berkata: “Salam hai Raja orang Yahudi!” Tetapi pada ayat 30: Serdadu-serdadu meludahi wajah Yesus. Ludah kalau hanya terkena kaki tidak seberapa sakit, tetapi kalau ludah disemprotkan ke wajah, tercium di hidung, baunya minta ampun, itu sangat menyakitkan. 

- Selanjutnya mengambil buluh yang ada di tangan Yesus dan digunakan untuk memukul kepala Yesus. Jadi di sini Yesus betul-betul diolok-olok, dipermain-mainkan. 


Jadi ketika Yesus menyerahkan nyawa-Nya Dia tidak main-main, tidak tanggung-tanggung supaya kita jangan binasa.

Sekali lagi jangan tanggung-tanggung di dalam hal menyerahkan nyawa, jangan main-main di tengah ibadah pelayanan kita dihadapan Tuhan, sebentar begini sebentar begitu, itu namanya main-main. 

Sama saja dengan orang yang ke sekolah, kalau dia persiapkan buku, pulpen, semua yang terkait dengan pendidikannya, itu namanya sungguh-sungguh. Tetapi kalau hanya membawa satu buku 32 lembar, dilipat lalu dimasukkan ke saku belakang, itukan main-main. 

Kita juga datang beribadah hanya begitu saja; baju tidak rapi, pakai sendal-sendalan, rambut tidak di sisir, tidak mandi, bau ketiak, bau jigong, itu sama dengan meludahi Tuhan Yesus, main-main namanya.

Sampai di sini kita sudah melihat dari sisi tentara romawi.


Matius 27:39

(27:37) Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum: "Inilah Yesus Raja orang Yahudi."


Inilah Yesus Raja orang Yahudi itu arti INRI. Itulah sebabnya Dia harus menerima hukuman mati karena Dia Raja. Kita bersyukur bahwa Yesus adalah Raja di atas segala raja, apa buktinya? Yesus rela mati di atas kayu salib, itu namanya Raja yang berkuasa. Kalau Yesus hanya bertakhta di dalam Kerajaan Sorga, itu bukan raja yang berkuasa di bumi, tetapi hanya berkuasa di dalam Kerajaan Sorga. Tetapi siapa yang membawa manusia masuk ke dalam Kerajaan Sorga kalau Yesus tidak berkuasa sebagai Raja yang berkuasa di atas bumi? Jadi kalau ada orang tidak percaya bahkan mengolok-olok bahwa Tuhan orang Kristen bukan Raja, saudara tidak perlu berubah, memang Yesus harus datang ke bumi. Jangan jadi berubah pikiran, tidak usah juga minder, tidak usah malu, memang harus begitu. 


Matius 27:38

(27:38) Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya.


Yesus disamakan derajatnya dengan penjahat = kualitas rohaninya disamakan dengan penjahat. Bayangkan, suci dan sempurna, tetapi derajatnya disamakan dengan penjahat, kanan dan kiri. Inikan menyakitkan, ini proses ketika Yesus menyerahkan nyawa. 

Bayangkan saudara tidak melakukan sesuatu yang jahat, tetapi disejajarkan dengan kejahatan itu = fitnah. Fitnah itu lebih menyakitkan, tetapi itu Yesus terima saudara karena Tuhan tidak tanggung-tanggung untuk menyelamatkan gereja Rahab dan kaum gereja Rahab. 


Matius 27:39-43

(27:39) Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, (27:40) mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!" (27:41) Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: (27:42) "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. (27:43) Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah."


Selain serdadu-serdadu atau tentara-tentara romawi, Yesus juga rela dihina oleh 3 (tiga) kelompok lain, antara lain:

KELOMPOK PERTAMA: "Orang-orang yang lewat di sana."

Mereka itu menghujat Yesus dan menghujat pekerjaan-Nya.

Pekerjaan Yesus adalah membangun Bait Suci dalam 3 hari.


Menghujat Yesus dan pekerjaan-Nya sama artinya:

  1. Menghujat Allah Bapa yang mengutusnya. 

  2. Menghujat Yesus Anak Allah.

  3. Menghujat kemah kediaman-Nya (tempat dari kegiatan Roh Allah).

Jadi itu pekerjaan orang-orang yang lewat di sana, menghujat Yesus dan menghujat pekerjaan-Nya, pekerjaan Yesus adalah membangun rumah dalam 3 hari. Kehidupan semacam ini tidak diampuni. 


Sebagaimana kalau kita baca di dalam Matius 12:30.

Matius 12:30 

(12:30) Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.


Berarti kita harus selalu bersama-sama, kalau kita bersama-sama di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, berarti kita tidak melawan Tuhan, kemudian kita harus mengumpulkan Bersama-sama dengan Tuhan, tidak mencerai-beraikan, makan tidak makan kita tetap ngumpul dihadapan Tuhan, sungguh-sungguh tergembala dihadapan Tuhan, menjadi satu kawanan domba yang tergembala, digembalakan oleh Tuhan. 

Pendeknya, kalau tidak tergembala = melawan Tuhan, kalau tidak tergembala = menceraiberaikan. Tetapi aneh banyak juga anak Tuhan tidak paham soal ayat ini padahal ini tidak perlu dikaitkan dengan pola Tabernakel.


Saudara, masihkah kita tega dan mempunyai keinginan untuk melawan Tuhan yang sudah menjamin keselamatan kita dengan menyerahkan segala hidup-Nya, menyerahkan nyawa-Nya, Dia sudah melepaskan reputasi-Nya, Dia tinggalkan Bapa-Nya, Dia tinggalkan rumah-Nya di sorga, Dia tinggalkan kemuliaan-Nya, Dia serahkan nyawa-Nya di atas kayu salib. Masih tegakah kita melawan Tuhan, masih tegakah kita menceraiberaikan? Jangan disebut sebagai raja tega saudara, tidak mau tergembala, entah apa di hati ini.


Matius 12:31-32

(12:31) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. (12:32) Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak.


  • Menghujat Allah Bapa; diampuni.

  • Menghujat Yesus; diampuni.

  • Menghujat kemah kediaman Allah (Roh Allah yang suci) tidak diampuni = binasa.


Matius 27:38-40

(27:38) Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. (27:39) Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, (27:40) mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!"


MENGAPA MEREKA MENGHUJAT KEMAH KEDIAMAN ALLAH?


Jawabnya; karena mereka hanyalah orang-orang yang sekedar lewat saja = numpang hidup

- Sekedar pikul salib.

- Sekedar tekun dalam tiga macam ibadah pokok. 

- Sekedar datang beribadah kepada Tuhan. 

- Sekedar melayani Tuhan.

Jadi hanya sekedar lewat saja di lokasi penyaliban itu. 


Suami, doakan istri yang sekedar lewat dari lokasi salib, istri doakan suami mu kalau suami mu hanya sekedar lewat dari lokasi penyaliban, orang tua doakan anak-anak mu satu persatu jikalau melihat anaknya hanya sekedar lewat dari lokasi penyaliban itu, tidak sungguh-sungguh menyalibkan hidupnya di tengah ibadah pelayanan. Atau anak-anak jikalau kedua orang tua mu belum sungguh-sungguh, hanya sekedar lewat dari lokasi penyaliban, doakan orang tua mu sungguh-sungguh. 

Lihat bagaimana kalau Tuhan nanti naik ke sorga dalam Yohanes 6:62 “…Dan bagaimanakah, jikalau kamu, melihat Anak Manusia naik ke tempat Ia sebelumnya berada…” 

Mana yang lebih penting; kita dipermuliakan bersama dengan Anak Manusia di sorga atau tetap mempertahankan nyawa, tidak mau sungguh-sungguh beribadah, hanya sekedar lewat saja dari lokasi penyaliban. Pilih mana? Tetapi saya dan kita semua tentu pilih Yohanes 6:62 ini, sangkal diri, pikul salib, demi ayat ini. Jangan sekedar lewat dari lokasi penyaliban, datanglah sungguh-sungguh. Jadi kalau mereka menghujat, ya karena sekedar lewat saja dari lokasi Yesus disalibkan. 


Pertanyaannya: mengapa mereka menghujat? Jawabnya: sebab mereka hanyalah orang-orang yang sekedar lewat = numpang hidup. Artinya: 

  • Ibadah sekedar lewat.

  • Orang-orang yang melayani sekedar lewat. 

  • Mengasihi Tuhan dan sesama sekedar lewat saja. 


Yesus juga rela dihina oleh 3 (tiga) kelompok, antara lain…

KELOMPOK KEDUA: "Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua orang-orang Yahudi."


Mereka mengolok-olok Yesus sebagai...

  1. RAJA ORANG ISRAEL (YAHUDI). Maksudnya; sebagai Raja, Yesus berkuasa menyelamatkan diri-Nya tanpa salib. Di sini mereka berkata: “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.” 

Ini adalah pengertian yang salah dari pemimpin-pemimpin orang Isarel itulah imam-imam kepala, ahli-ahli taurat, tua-tua orang Yahudi. Inikan pemikiran yang salah. Yesus diolok-olok sebagai Raja, maksudnya sebagai Raja Yesus berkuasa untuk menyelamatkan diri-Nya, tetapi tanpa salib. Ini adalah pengertian yang salah/keliru/kolot. Selamat tanpa kuasa salib, ini pengertian Kristen yang kolot.


Tetapi yang benar adalah Yohanes 12:25-27.

Yohanes 12:24-27

(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. (12:25) Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. (12:26) Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. (12:27) Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.


Jadi selamat tanpa salib dengan kata lain; selamat tetapi hanya sibuk dengan khotbah berkat-keberkatan, kemudian sibuk hanya dalam kegerakan rohani (yang sakit sembuh), itu pemikiran yang kolot dan ketinggalan zaman. Yang benar adalah Yesus harus menderita sengsara, bahkan sampai mati di atas kayu salib sehingga dari salib itu keluar kuasa untuk menyelamatkan manusia. 

Tetapi lihatlah, imam-imam kepala, ahli-ahli taurat, tua-tua (pemimpin) orang Israel, mereka hanya percaya kepada sesuatu yang tidak menjamin keselamatan. Ini pemikiran yang keliru. Itu sebabnya dia mengolok-olok. 

Kalau ada yang berkata; “Gereja mu kecil, sidang jemaatnya sedikit, miskin-miskin pula. Kalau ada kebenaran, biar kecil tidak jadi soal, kita belum punya Gedung asal ada kebenaran, tidak jadi soal saudara, dan saya tidak malu jadi hamba Tuhan kecil.” Jangan kita dalam pemikiran yang keliru seperti imam-imam kepala, ahli taurat, dan tua-tua. Itu pemimpin orang Yahudi. 


  1. Mengolok-olok Yesus sebagai ANAK ALLAH. Maksudnya di sini adalah sebagai Anak Allah maka Dia akan menaruh harapan-Nya kepada Bapa di sorga. 

Mereka berkata pada ayat 43: “Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah."


Kita bandingkan dengan… 

Ibrani 5:7-8

(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. (5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,


Jadi sebagai Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya = Yesus tidak akan pernah turun dari atas kayu salib. 

Ia menaruh harap kepada Bapa, tetapi Ia juga harus menjadi Anak yang taat, setia dan dengar-dengaran. Sebab Yesus datang ke dunia ini untuk melakukan kehendak Allah Bapa/menderita sengsara di atas kayu salib. Jadi sebagai anak-anak Allah tidak perlu malu menderita sengsara karena salib, teraniaya karena Firman, tidak usah malu, kemudian bertengkar dengan orang lain, tetangga dilawan, semua dilawan, tidak usah. Kalau untuk menjadi pendamaian, sekalipun saya lebih tua dari yang muda, saya datang mengalah, saya sebagai gembala datang juga kepada sidang jemaat sebagai anak-anak rohani, apa salahnya? 

Jadi Yesus sebagai Anak pemikiran-Nya tidak berubah, Dia tetap taat kepada Bapa yaitu menderita sengsara di atas kayu salib.

Menaruh harap kepada Bapa-Nya supaya selamat, maksudnya turun dari salib, tetapi Yesus tidak menggubris kalimat-kalimat bodoh seperti itu, dia tetap taat saja. Puji Tuhan. 


Jadi iniloh proses ketika Yesus menyerahkan nyawa-Nya, jadi tidak tanggung-tanggung, tidak hanya menghadapi tentara romawi, tetapi juga menghadapi 3 kelompok lainnya, betul-betul tidak tanggung-tanggung, tidak main-main.


Yesus juga rela dihina oleh 3 (tiga) kelompok lain, antara lain…

KELOMPOK KETIGA: "Penyamun-penyamun yang disalibkan bersama dengan Dia."

Mereka juga mengolok-olok (mencela) TUHAN Yesus seperti kelompok pertama dan kelompok kedua. 


Di sini kita tidak melihat bagaimana penyamun itu mencela Tuhan Yesus, tetapi kita bisa temukan di dalam Lukas 23:39.

Lukas 23:39

(23:39) Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"


Jadi sama, ingin selamat tetapi pengertian selamat di sini tidak perlu disalib, baik kelompok pertama maupun kelompok kedua termasuk kelompok ketiga; penyamun-penyamun ini, ingin selamat tanpa salib, itu tidak mungkin. 

Tadi orang yang sekedar lewat juga ingin selamat, tetapi tanpa salib, hanya sekedar memikul salib-Nya. Apalagi pemimpin orang Yahudi, imam-imam kepala, tua-tua dan ahli-ahli taurat, mengolok-olok Yesus sebagai raja, maksudnya kalau Yesus Raja, berkuasa, selamatkan diri lalu turun dari salib, nanti mereka percaya. Kemudian, mengolok-olok karena Yesus disebut sebagai Anak Allah. Kalau Yesus Anak Allah berarti menaruh harapan-Nya kepada Bapa. Maka keselamatan itu menurut mereka juga harus turun dari salib, tetapi itu pengertian yang kolot setelah kita bandingkan dengan Ibrani 5:5-8

Kemudian kelompok yang ketiga ini juga sama, mencela Yesus dengan mengolok-olok sama seperti kelompok pertama dan kedua. Mereka berkata; “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” 

Intinya mereka semua ingin selamat, tetapi tanpa salib, tidak mungkin terjadi. 


Mohon maaf ibadah hanya 1 jam, pujian berapa menit, lalu berapa lama Firman Tuhan disampaikan? Kapan jemaat terkoreksi oleh ilham Roh, yaitu ayat satu diterangkan oleh ayat lain, kapan jemaat terkoreksi? 

Keselamatan tanpa salib, hal itu tidak mungkin, itu mustahil, justru untuk itulah Tuhan Yesus datang. Tetapi lihatlah, begitu hebat olok-olok itu. Itulah dinamika, proses ketika Yesus menyerahkan nyawa. Jadi tidak tanggung-tanggung gereja Tuhan yang digambarkan seperti gereja Rahab ini untuk diselamatkan, sebab yang menjadi taruhannya adalah nyawa ganti nyawa (tidak tanggung-tanggung). 


Nah saudara, ketika Yesus menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, itu rasanya pahit, kita lihat di dalam… 

Matius 27:34

(27:34) Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya.


Ketika Yesus menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, rasanya pahit, tetapi harus dikecap.


Kita lihat sekilas di dalam Keluaran 30:34

Keluaran 30:34

(30:34) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah wangi-wangian, yakni getah damar, kulit lokan dan getah rasamala, wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen, masing-masing sama banyaknya.


Penderitaan Yesus di atas kayu salib, bagaikan ukupan wangi-wangian, sebab salah satu dari ukupan wangi-wangian adalah GETAH DAMAR atau disebut juga GETAH MUR.

Arti harafiah dalam bahasa Yunani (gerika); segala sesuatu yang menetes. Memang getah damar menetes dari pohonnya setelah dilukai. Ini gambaran dari darah Yesus Kristus yang menetes dari luka-lukanya. 

Kemudian arti getah damar secara harafiah dalam bahasa Ibrani; pahit. Memang rasanya pahit. Jadi, ketika Yesus menderita sengsara di atas kayu salib memang pahit rasanya, persekutuan kita dengan penderitaan Kristus juga pahit, tetapi akan menjadi sesuatu yang berbau harum dihadapan Allah bila dikaitkan dengan pekerjaan penebusan dan pendamaian terhadap dosa. 

Jadi rasa pahit yang kita tanggung di atas muka bumi ini karena tidak tanggung-tanggung menyerahkan nyawa di tengah ibadah dan pelayanan, itu akan menjadi ukupan wangi-wangian, itu penyembahan saudara. 


Tidak hanya itu, masih ada lagi…

Matius 27:35

(27:35) Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi.


Ketika Yesus menyerahkan nyawa: mereka membagi-bagikan pakaian-Nya menjadi empat bagian. Empat -> empat penjuru bumi. Timur, barat, utara, selatan, berarti atas seantero dunia, kebenaran itu dinyatakan, tidak hanya bagi bangsa Israel, tetapi juga kepada bangsa Kafir, seantero dunia, kemudian tidak berhenti hanya membagi empat pakaian-Nya, tetapi juga membuang undi atas jubah Yesus.


Jubah -> Yesus adalah Imam Besar Agung

Sehingga lewat pelayanannya kita dapat menikmati tiga hal:

- Pelayanan Imam Besar Agung.

- Doa Imam Besar Agung.

- Tugas pendamaian Imam Besar Agung.


Hal ini seperti kita mendapat undian (lotre). Kalau saudara diberi kesempatan beribadah, imam-imam diberi kesempatan melayani, itu seperti seseorang mendapat undian (lotre), jubah yang maha indah. 

Inilah dinamika ketika Yesus menyerahkan nyawa, jadi tidak tanggung-tanggung, tidak main-main. Kalau akhirnya kita mendapat bagian dari kebenaran, itu karena Yesus menyerahkan nyawa, kemudian akhirnya kita menikmati pelayanan dari Imam Besar (jubah yang maha indah), itu karena kemurahan. Jangan tolak kemurahan supaya nanti engkau jangan ditolak oleh Tuhan. Belajar terus pertahankan kebenaran, jangan dengar suara-suara asing. 

Jadi jangan kita hanya sekedar lewat dari lokasi penyaliban, ibadah pelayanan. Jangan menjadi pengolok-pengolok, mengolok-olok Yesus sebagai Raja, tanpa kuasa, mengolok-olok Yesus sebagai Anak Allah, tanpa harapan, kemudian kelompok ketiga, penyamun-penyamun juga sama, mengolok-olok, padahal tanpa kita sadari, andai kita dengan rendah hati dan rela menerima rasa pahit itu dan kita bertahan di situ, itu tanda penyembahan kita kepada Tuhan, itu ukupan wangi-wangian, getah damar mu kepada Tuhan. 

Memang betul ada orang yang ingin berusaha lewat dari jalan sempit, tetapi tidak akan dapat melewati jalan sempit (Lukas 13:23-24). Memang itu benar, jadi sedikit yang selamat. Sedikit yang selamat dari antara siapa? Dari antara orang Kristen di bumi ini. 

Kita harus percaya kepada pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Jangan main-main, jangan tanggung-tanggung kalau ikut Tuhan, percayalah kepada Tuhan, jangan percaya kepada suara asing, bertahan saja dengan rasa pahit, sebab itu menjadi ukupan wangi-wangian kepada Tuhan dan sampai akhirnya kita mendapat kemurahan, mendapat bagian dalam kebenaran, dan kita menikmati pelayanan Imam Besar. Dulu jauh terhilang sekarang ditebus dan diperdamaikan. Amin. 


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI



No comments:

Post a Comment