KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, June 19, 2024

IBADAH RAYA MINGGU 16 JUNI 2024

IBADAH RAYA MINGGU 16 JUNI 2024 KITAB WAHYU PASAL 17

Wahyu 17:6 (Seri 2)


Subtema: KENIKMATAN CINTA


Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh kemurahan dua tangan yang diulurkan, menarik kita dan selanjutnya kita berada di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh. Kiranya, apa yang kita persembahkan kepada TUHAN; TUHAN indahkan, baik kehidupan kita, termasuk pujian sebagai “buah bibir” kita kepada TUHAN, juga cara kita duduk dengar Firman TUHAN, semua itu diindahkan oleh TUHAN, sehingga, segala sesuatu yang kita persembahkan tidak menjadi sia-sia. Dan selanjutnya TUHAN terus memimpin kita sampai tingkat ibadah yang tertinggi, bukan makin merosot. 


Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang senantiasa mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat online atau live streaming; Youtube, Facebook, dimanapun berada (dalam dan luar negeri). Kiranya damai sejahtera Allah menaungi saudara di sana, memerintah hati saudara di sana, sehingga sama-sama kita boleh merasakan uluran dua tangan TUHAN sebagai kemurahan TUHAN, untuk menguatkan kita di hari-hari terakhir ini, hari-hari yang jahat, dimana keadaan dunia sudah semakin tidak jelas. 

Bapa presiden Jokowi sudah jelas mengatakan bahwasanya di tahun 2050 terjadi resesi besar-besaran, itu menurut beliau. Tidak salah, namun, yang jauh lebih tepat ialah Firman TUHAN. Artinya, kalau dunia saja tahu kalau kekeringan besar-besaran itu terjadi, apalagi anak TUHAN, seharusnya lebih tahu. Untuk terus memperhatikan pengertian dari Sorga, pertama-tama hati, pikiran, perasaan manusia daging ini ditepis dulu, supaya kita tetap di dalam rencana TUHAN Yesus. 


Namun jangan lupa, tetaplah berdoa di dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita pribadi lepas pribadi, supaya nanti kita bisa melihat pertumbuhan rohani kita seperti apa.


Mari kita sambut Firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh dari KITAB WAHYU.

Wahyu 17:6 dengan perikop: "Penghakiman atas Babel"

(17:6) Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.


Rasul Yohanes heran melihat perempuan Babel mabuk darah:

  • Orang-orang kudus 🡪 orang yang penuh Firman Allah.

  • Saksi-saksi Yesus 🡪 orang-orang yang dipenuhkan Roh Kudus.

Singkat kata, perempuan Babel mabuk dengan darah orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus. Dan ketika rasul Yohanes melihatnya; ia terheran-heran, mengapa hal itu bisa terjadi? Sementara orang-orang kudus ini penuh dengan Firman dan saksi-saksi Yesus ini penuh dengan Roh Kudus, tetapi kenyataannya perempuan Babel mabuk oleh darah mereka. 

Ini membuat rasul Yohanes terheran -heran, tentu kita juga bisa terheran-heran.


Wahyu 6:9-10 dengan perikop: Keenam meterai pertama dibuka"

(6:9) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki. (6:10) Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"


Perempuan babel mabuk oleh darah:

  • Orang-orang kudus → penuh dengan Firman Allah

  • Saksi-saksi Yesus → penuh dengan Roh Allah yang suci.

Hal ini juga dituliskan di dalam Wahyu 18:21-24, namun kita mulai dari ayat 23 saja.


Wahyu 18:23-24

(18:23) Dan cahaya lampu tidak akan bersinar lagi di dalammu, dan suara mempelai laki-laki dan pengantin perempuan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi, oleh ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan." (18:24) Dan di dalamnya terdapat darah nabi-nabi dan orang-orang kudus dan darah semua orang, yang dibunuh di bumi.


Dari ayat-ayat Firman ini, jelas menunjukkan bahwa perempuan Babel mabuk oleh darah orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.


Kita yang sudah penuh dengan Roh Kudus, jangan puas di situ. Kemudian, kita yang sudah dipenuhkan oleh Firman Allah lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok, jangan berpuas di situ, karena kenyataannya, perempuan Babel mabuk oleh darah orang-orang kudus, juga mabuk oleh darah saksi-saksi Yesus.

Kalau kehidupan semacam ini saja bisa binasa, bagaimana dengan nasib gereja yang tidak tahu Firman, yang masih kanak-kanak rohani yang mudah ngomel, marah, bersungut-sungut, salahkan ibadah dan pelayanan serta pengorbanan-pengorbanan? 


Kita akan melihat, di kampung Betania ada satu keluarga dan dari satu keluarga ini kita belajar sungguh-sungguh yaitu dalam Injil YOHANES 12.

  • Ayat 1-11  keluarga Betania mendapat kunjungan dari TUHAN Yesus, itu berarti TUHAN memperhatikan keluarga kampung Betania.

  • Sedangkan ayat 12-19 Yesus ada di Yerusalem = Yesus memperhatikan Israel.

  • Ayat 20-36 Yesus memperhatikan bangsa kafir (orang-orang yang bukan Yahudi).

Kunjungan TUHAN (perhatian TUHAN) tersebut, jelas terkait dengan ibadah, yang memang ibadah kita harus berada pada tingkat ibadah yang tertinggi atau berada pada puncak ibadah yakni; doa penyembahan. Sebab pada dasarnya, TUHAN tidak rela dimana perempuan Babel mabuk dengan darah orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus. 


Sebelum kita lanjutkan mengenai kampung Betania ini, di hari-hari terakhir ini, saya melihat dan merasakan perhatian TUHAN sangat gencar sekali terhadap keluarga GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia terkait dengan ibadah yang tertinggi itulah doa penyembahan, itu berarti, TUHAN sangat mengasihi saya dan saudara. Ikuti alur dari Firman penggembalaan dalam penggembalaan ini, jangan ikuti pengertian-pengertian manusia. Mengikuti ini harus dengan iman, bukan dengan logika dari tubuh (daging).


Kembali kita perhatikan…

Yohanes 12:1-3 dengan perikop: "Yesus diurapi di Betania"

(12:1) Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. (12:2) Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. (12:3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.


Yesus datang atau mengunjungi kampung Betania. 

Kampung Betania adalah tempat tinggal dari Maria, Lazarus dan Marta.


Saya senang sekali gereja kita disebut dengan “jemaat Betania”, supaya lewat ketekukan tiga macam ibadah, kita dibawa oleh TUHAN sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi itulah doa penyembahan. Itulah cikal bakal adanya sebutan GPT BETANIA. 


Singkat kata, keluarga Betania adalah gambaran dari kehidupan orang-orang Kristen yang sudah mengalami suatu proses yang TUHAN inginkan, itulah pengalaman kematian dan kebangkitan. Ini menjadi pendirian kita dan langkah-langkah kita menuju kerajaan Sorga.


Suasana kebangkitan tersebut tampak dengan jelas dimana:

  • Lazarus turut makan dengan Yesus = persekutuan dengan Firman Allah sebagai makanan rohani.

  • Sedang Marta melayani, itu berarti; menjadi saksi-saksi Yesus = penuh dengan Roh Allah yang suci.

Di sini kita melihat, Marta memang melayani, tetapi pelayanan di sini sudah berbeda dengan pelayanan sebelumnya, yaitu; sebelum Lazarus dibangkitkan. Dimana letak perbedaannya?


Lukas 10:38-42 dengan perikop: "Maria dan Marta"

(10:38) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. (10:39) Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, (10:40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." (10:41) Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, (10:42) tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."


Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya, berarti sifatnya kekekalan dan itu yang diperkenalkan oleh TUHAN kepada Marta, bukan soal sibuk melayani dan menjadi kesaksian. 

Pada saat kunjungan Yesus yang pertama di kampung Betania (saat Lazarus belum dibangkitkan), Marta sibuk melayani. Akan tetapi, waktu melayani, Marta membutuhkan penolong (pembantu) sebagaimana yang dimohonkan kepada TUHAN pada ayat 40: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Sikap ini menunjukkan bahwa Marta telah menduduki orang laki-laki.


Kalau kita kembali memperhatikan…

Yohanes 12:2

(12:2) “Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.”


Di sini kita melihat, waktu Marta sibuk melayani; tidak ada persungutan, tidak ngomel, tidak mempersalahkan siapa-siapa, dia tetap melayani dan tidak butuh penolong. Ini suasana kebangkitan. 

Demikianlah Marta melayani TUHAN, sesudah Lazarus dibangkitkan. Dengan demikian, Marta sudah berada pada tempat yang benar; menduduki tempat perempuan, sebab seorang perempuan dijadikan oleh TUHAN untuk menjadi penolong bagi laki-laki (suami) sesuai ketetapan TUHAN.


Jadi, jangan sampai isteri mengambil tempat orang laki-laki. Kalau isteri bilang: naik, suami ikut naik, isteri bilang; turun, suami ikut turun, isteri bilang; kiri, suami ikut kiri, isteri bilang; kanan, suami ikut kanan, itu salah. 

Perempuan itu penolong, bukan pengatur dan itu sesuai ketetapan TUHAN dalam Kejadian 2:18; “…Aku akan menjadikan penolong baginya…” Dari semula, dalam nikah, kedudukan dari seorang perempuan, seperti ini. 


Singkat kata, Lazarus dan Marta benar-benar sudah berada pada suasana kematian dan kebangkitan; ini memang baik, tidak salah. Akan tetapi, Lazarus dan Marta persis seperti kehidupan dari orang-orang Kristen pada umumnya yaitu:

  • Berpegang hanya kepada  Roh Allah Suci, itulah pribadi Marta.

  • Berpegang hanya kepada Firman TUHAN , itulah pribadi Lazarus.

Ini adalah kesaksian dari orang Kristen pada umumnya; cukup dengan penuh Firman dan Roh Allah yang suci.


Tetapi, perlu untuk diketahui: kehidupan semacam ini, satu kali nanti akan masuk aniaya besar, yang belum pernah terjadi selama dunia ini ada, itulah yang disebut dengan aniaya antikris. 

Pendeknya, kita harus digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, supaya kita dapat mengetahui kedudukan dari hidup rohani kita sudah sampai dimana. Sehingga, kita tidak masuk dalam aniaya yang besar itu, sebagaimana perempuan Babel mabuk oleh darah orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus.





Jadi, kembali saya tandaskan; sekalipun sudah penuh dengan Firman seperti Lazarus dan penuh dengan Roh Allah – menjadi kesaksian seperti Marta, belum dapat dijadikan sebagai jaminan. Itu persis seperti kebanyakan orang Kristen pada umumnya; hanya berpegang kepada Firman dan Roh Allah.

  • Marta sudah tidak membutuhkan lagi penolong, sebab ia sudah menjadi penolong yang baik.

  • Lazarus berada dalam persekutuan dengan Firman Allah, itu juga sudah baik.

Namun, lebih dari pada itu, gereja TUHAN sudah harus tahu menyembah, sebab hal itu merupakan kenikmatan TUHAN.

Jadi, penyembahan saya dan saudara, itu merupakan kenikmatan TUHAN, sebab, bau harum dari penyembahan itu akan tercium oleh TUHAN, Dialah suami, Mempelai Pria Sorga yang kita hormati.


Di dalam Kejadian 2:18 tadi dikatakan; perempuan dijadikan sebagai seorang penolong, tetapi kalau perempuan hanya bersifat penolong saja, perempuan (gereja TUHAN); masih dapat dijatuhkan. Hal itu terbukti dalam Kejadian 3:1-24, secara khusus pada ayat 6.


Kejadian 3:6

(3:6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.


Kalau perempuan masih bersifat penolong; masih dapat dijatuhkan -- masuk dalam aniaya besar, itulah aniaya antikris. 

Jadi, kita tidak boleh hanya berhenti sebatas penolong saja. Bagus sudah penuh dengan Firman dan Roh Allah yang suci, sehingga layak menjadi penolong yang sepadan, tetapi, tidak boleh berhenti hanya sebatas penolong yang sepadan, karena, kalau sebatas di situ, satu kali nanti pasti jatuh. Inilah yang dilihat oleh rasul Yohanes di Pulau Patmos; perempuan Babel mabuk oleh darah;

  • Orang-orang kudus

  • Dan saksi-saksi Yesus

Dan rasul Yohanes sangat heran melihat hal itu, kok bisa?


Tetapi malam ini kita tidak perlu merasa heran, karena TUHAN akan terus tolong kita, TUHAN pimpin ibadah kita sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi, asal kita mau menyerah dan buka hati, tidak lagi menggunakan logika dan rasio manusia, sebab pikiran manusia terbatas.


Sampai akhirnya, pada Kejadian 3:7 mereka telanjang berarti; sudah dipermalukan oleh seizin TUHAN. Sebelum kita dipermalukan atas seizin TUHAN, perhatikanlah dengan sungguh-sungguh apa yang menjadi kehendak Allah. Biarlah kehendak Allah yang jadi dalam hidup kita. 


Biarlah, Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yohanes 3:30). Kalau TUHAN semakin besar, berarti kita harus semakin kecil, manusia daging kita merosot dan berkurang-kurang, tidak ada lagi suara daging atau sungut-sungut, ngomel dan lain sebagainya. Itu yang TUHAN mau, itu juga bagian dari penyembahan.


Lukas 13:22 dengan perikop: "Siapa yang diselamatkan"

(13:22) Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem


TUHAN ajar kita supaya kita berada dalam pendirian yang benar. Pengalaman kematian dan kebangkitan, itu sudah bagus. Nanti selanjutnya kita dibawa masuk ke dalam Yerusalem yang baru.


Sedikit kesaksian:

Waktu saya menuju pelosok kota Serang (keluarga Bapa Harun), jemaat pertama, keluarga ini menerima saya dengan baik. Firman disampaikan, keluarga ini langsung menerima dengan rendah hati, lalu hancur hati dan menangis. Tetapi, setiap kali saya datang kembali ke pelosok kota Serang, mulai; satu sisi mereka ketakutan, tetapi sisi lain senang dengar Firman TUHAN, dari jauh kedatangan saya sudah di intip-intip kapan datang. Mereka berharap saya tidak datang, tetapi di sisi yang lain berharap juga agar saya datang, begitulah kira-kira. Jadi, antara ya dan tidak. Kenapa ada ya dan tidak? Karena satu sisi mereka diberkati lewat Firman pengajaran yang murni dan benar, di sisi lain, dosa dikoreksi (tidak enak). Padahal tujuan TUHAN ajar kita ialah; supaya kita dibawa masuk ke dalam kota Yerusalem yang baru.


Lukas 13:23-24

(13:23) Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" (13:24) Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.


Yang selamat (masuk Sorga) memang hanya sedikit. Karena yang selamat hanya sedikit, maka kita harus berjuang, untuk melalui pintu sempit (sesak), tidak boleh tidak berjuang.


Jangan seperti orang Kristen pada umumnya, cukup percaya, lalu mengandalkan amal soleh (perbuatan baik). Sebenarnya, itu tidak bisa diandalkan. Ke Sorga bukan hasil usaha, tetapi harus melalui pintu sesak 🡪 salib yang harus dipikul dengan penuh perjuangan. Jangan cari pintu lebar untuk dagingmu. Kita sudah berada di jalan yang sempit, tinggal berjuang saja, pikul saja salibmu dengan penuh perjuangan, jangan lepaskan lagi. 


Akan tetapi, perlu untuk diketahui: Banyak orang berusaha melalui pintu sesak, tetapi tidak mendapatkannya.

Oleh sebab itu, pertahankan pengertian yang merupakan hikmat, menyatu dengan akal di kepala. Jangan mau dirubah oleh suara daging (tubuh).


Mari kita lihat kaitannya…

Lukas 13:25-27

(13:25) Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. (13:26) Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. (13:27) Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!


Di sini kita melihat, TUHAN menutup pintu Sorga, sekalipun ia telah MAKAN dan MINUM dihadapan TUHAN, persis seperti Lazarus dan Marta.

  • Makan = bersekutu dengan Firman Allah, seperti Lazarus.

  • Minum = penuh dengan Roh Allah yang suci sehingga menjadi saksi-saksi Yesus atau menjadi penolong, itulah Marta.


Ayat referensi lain: 

Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh (1 Korintus 12:13).


Pendeknya, kepada orang Kristen yang hanya berpegang kepada Firman TUHAN dan kesaksian Yesus, atau memiliki Roh Allah yang suci, TUHAN berkata: Aku tidak tahu dari mana kamu datang = tidak dikenal oleh TUHAN dan itu merupakan pembuat kejahatan. Ini harus menjadi pelajaran. Itu sebabnya tadi saya katakan; yang sudah berpegang kepada Firman dan Roh Kudus, bisa juga binasa, sebab perempuan Babel; mabuk oleh darah saksi-saksi dan darah orang-orang kudus. 

Lalu, bagaimana dengan orang yang tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok, dengan orang yang tidak ada dalam kemuliaan imamat rajani, dengan orang yang ibadahnya belum memuncak sampai kepada doa penyembahan? Saudara jangan anggap enteng dan membiarkannya. Nyawa saudara lebih berharga dari nyawa binatang, janganlah kita bermain-main.


Saudara yang sedang mengikuti live streaming baik di dalam maupun di luar negeri, perhatikan Firman ini. 

Doa saya: kiranya Roh TUHAN melanjutkan perkataan-Nya, sampai menembusi lubuk hati kita yang paling dalam. 


Singkat kata, yang TUHAN mau, kita harus datang kepada TUHAN dari penyembahan yang benar.

Datanglah kepada TUHAN dari penyembahan yang benar, jangan dari yang lain-lain. 


Pendeknya, TUHAN menghendaki 3 (tiga) perkara pada kehidupan orang-orang Kristen, antara lain:

  1. Kesaksian karena Roh Kudus, seperti Marta.

  2. Penuh Firman Allah seperti Lazarus.

  3. Penyembahan atau mezbah dupa, seperti penyembahan Maria.


Mari kita kembali membaca penyembahan yang benar dari Maria….

Yohanes 12:3

(12:3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.


Maria mempersembahkan minyak narwastu murni yang mahal harganya kepada tubuh Yesus (kaki-Nya), kemudian ia menyeka (menyapu) dengan rambutnya. Ini merupakan penyembahan yang berbau harum dihadapan TUHAN.

Jadi jelas, penyembahan dari gereja TUHAN di bumi ini, sangat dinikmati oleh Mempelai Laki-Laki.


Percayalah, kalau ada hubungan intim, itu dinikmati oleh Mempelai Laki-Laki (suami). Kalau isteri malas menyembah, yang dinikmati suami hanya sungut-sungut, suara daging dan lain sebagainya. 

Oleh sebab itu, jangan saudara salah mengerti, siapapun yang saudara pilih untuk dinikahi itu semua seizin dari TUHAN. Tetapi yang saya mau, pemuda-pemudi; tolong dengar-dengaran. Alasannya; supaya hidup nikahmu bahagia kelak.


Kidung Agung 7:6-10 dengan perikop: "Kenikmatan cinta"

(7:6) Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi. (7:7) Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya. (7:8) Kataku: "Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya. Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel. (7:9) Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur! (7:10) Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju.


Di sini kita melihat: TUHAN menikmati penyembahan dari Sulamit, itulah mempelai perempuan TUHAN.


Kalau isteri menggurui suami, karena merasa lebih pintar, lebih cekatan, lebih ingat, lebih tahu dan itu dijadikan sebagai alasan, mempelai laki-laki tidak menikmati hubungan suami isteri. Mempelai laki-laki menikmati cinta pada saat adanya penyembahan.


Pendeknya, penyembahan Maria adalah penyembahan yang tertinggi seperti penyembahan Sulamit dalam Kidung Agung 7:6-10, sebab penyembahan Maria khusus untuk TUHAN, sebab terkait dengan persiapan Yesus untuk dikuburkan.


Kita kembali memperhatikan…

Yohanes 12:7

(12:7) Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.


Minyak yang dipersembahkan oleh Maria khusus untuk TUHAN mengingat hari penguburan TUHAN. 


Perlu untuk diketahui: 

Meminyaki tubuh Yesus dengan minyak narwastu yang murni dan mahal merupakan suatu pengakuan bahwasanya:

  • Yesus adalah yang diurapi.

  • Yesus adalah pribadi yang dipermuliakan.

  • Yesus adalah pribadi yang layak untuk ditinggikan, Dialah junjungan hidup kita.

Sebab Kristus artinya; yang diurapi atau yang ditinggikan.


Ada 3 (tiga) pribadi yang ditinggikan dalam Perjanjian Lama, antara lain:

  1. Raja.

  2. Imam-imam.

  3. Nabi.

Jadi, tetaplah dalam kemuliaan, urapan, berarti; raja, imam, dan nabi (pembukaan rahasia Firman).

Yang sudah melayani bertahan, kesempatan tidak datang berkali-kali. Saya tidak mengancam, tetapi saudara perlu untuk menghargai kemurahan TUHAN.


Jadi, kalau kita sudah sampai kepada pengakuan ini, maka, apabila antikris tiba dan berkuasa atas dunia ini, maka tentu saja kita akan berdiri teguh dan tidak akan pernah goyah, sekalipun ada penindasan yang besar. 

Saya tunjukkan ayatnya:

  • Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia (1 Yohanes 4:2-3).

  • Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus (2 Yohanes 1:17).


Ibrani 13:15

(13:15) Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.


Rasul Paulus menghimbau orang Ibrani supaya menghasilkan buah bibir.

Buah bibir adalah ucapan syukur atau pujian nyanyian syukur kepada TUHAN, yang keluar dari dalam mulut dengan lain kata ada pengakuan yang tertinggi seperti Maria.


Sesudah mempersembahkan minyak narwastu yang murni dan mahal, selanjutnya; Maria menyeka (menyapu) kaki Yesus dengan rambutnya. Dia tidak mengambil lap atau selendang untuk membersihkan kaki Yesus, dia tidak jijik.

Padahal kita tahu bahwa rambut panjang dari seorang wanita adalah kemuliaan, kehormatan (1 Korintus 11:15). Tetapi sekalipun demikian, kehormatan dan kemuliaan itu sudah dipersembahkan kepada TUHAN, dengan lain kata; seluruh hidupnya sudah dipersembahkan kepada TUHAN, tidak ada lagi yang tersisa.  

Inilah yang disebut penyembahan yaitu; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah saja -- kemuliaan hanya bagi TUHAN.


1 Korintus 7:1-2 dengan perikop: "Tentang perkawinan"

(7:1) Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin, (7:2) tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri.


Dua menjadi satu, ini yang TUHAN harapkan dari perjalanan gereja TUHAN, supaya kelak kita dibawa masuk ke dalam perjamuan pesta kawin Anak Domba. Disatukan oleh salib, bukan manusia, bukan berkat.

Oleh sebab itu, laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya, lalu bersatu dengan isteri. Kalau bersatu dengan isteri, berarti sudah meninggalkan ayah dan ibu. Kalau setiap hari numpang makan terus di rumah orangtua, berarti; belum bersatu, justru itu pertanda sedang ada masalah, bukan rasa kangen. Percayalah kepada Firman TUHAN.


Demikian juga suami, jangan sedikit-sedikit telepon sana-sini dan bercerita tentang kekurangan isteri. Dulu saya penah begitu, sebab itu saya bisa sampaikan hal ini. Saya sudah minta ampun kepada TUHAN. Tetapi isteri saya kuat, tidak suka lapor sana-sini, karena memang harus independen; laki-laki harus meninggalkan ayah dan ibu supaya dua menjadi satu.


1 Korintus 7:1-2

(7:3) Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.


  • Kewajiban suami: mengasihi isteri seperti diri sendiri.

  • Kewajiban isteri: tunduk dan hormat kepada suami.

Jadi, yang kita lihat di sini: di dalam penyembahan yang benar akan menimbulkan suatu perhubungan yang sifatnya timbal balik yaitu; mengasihi dan hormat, dengan kata lain; mempelai laki-laki menikmati cinta dan mempelai perempuan juga menikmati cinta. Karena kita tidak berkuasa atas diri kita sendiri, selain Dia yang menjadi pemilik hati ini. 


Jangan sampai isteri tidak tunduk kepada suami, karena isteri tidak berhak atas diri sendiri. Jangan sampai suami tidak mengasihi isteri seperti diri sendiri, karena suami tidak berhak atas diri sendiri. Isteri tidak boleh berkata; aku tidak mau tunduk, atau suami berkata; aku tidak mau mengasihi engkau, karena engkau cerewet


Inilah arti ibadah kita, TUHAN tidak rela melihat perempuan Babel mabuk oleh darah orang-orang kudus (penuh dengan Firman) dan saksi-saksi Yesus (penuh dengan Roh Allah yang suci). TUHAN mau menggiring kehidupan kita sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan -- TUHAN pemilik hati ini -- kita tidak berkuasa atas diri kita sendiri. Kalau selama ini kita berkuasa menguasai hati ini menjadi milik kita, minta ampun kepada TUHAN, menangislah kepada TUHAN, katakan; hati ini milikmu TUHAN.


Wahyu 11:1 dengan perikop: "Dua saksi Allah"

(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.


Yang masuk dalam ukuran TUHAN ada 3 (tiga):

YANG PERTAMA: Bait Suci Allah.

Bait Suci Allah dalam pola Tabernakel terkena kepada Ruangan Suci sampai Ruangan Maha Suci.

  • Ruangan Suci berbicara soal penggembalaan dan penggembalaan adalah tempat pengudusan.

  • Ruangan Maha Suci berbicara soal kesempurnaan.

Itulah arti dari Bait Suci; pengudusan sampai kesempurnaan. Jadi, pengudusan atau kesucian belum akhir, tetapi awal untuk membawa kita sampai kesempurnaan. Itulah ibadah yang diukur oleh TUHAN.


YANG KEDUA: Mezbah.

Memang tidak dikatakan itu mezbah korban bakaran atau mezbah dupa, tetapi ada mezbah. Berarti jelas, ini ada kaitannya dengan pelayanan dari imamat rajani. Berarti, pelayanan yang terhubung dengan darah salib adalah satu-satunya cara untuk membawa kita sampai berada kepada kemuliaan.

Yesus datang ke dunia untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai Laki-Laki = suami = pemimpin = imam. Jadi, untuk berada dalam kemuliaan harus menjadi imamat rajani, inilah yang diukur oleh TUHAN.


YANG KETIGA: Beribadah di dalamnya.

Di dalam mana? Jawabnya; di dalam Bait Suci, di mulai dari Ruangan Suci.

Di dalam Ruangan Suci terdapat tiga macam alat, yaitu;

  • MEJA ROTI SAJIAN 🡪  ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci = persekutuan kita dengan Firman Allah dan tubuh darah Yesus.

  • PELITA EMAS 🡪  ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh, seperti malam ini.

  • MEZBAH DUPA 🡪  ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan. 

Puncak ibadah itulah doa penyembahan, itu sebabnya posisi (kedudukan) dari Mezbah Dupa sudah sangat dekat dengan tirai yaitu; perobekan daging dari atas sampai ke bawah. 

Daging harus dirobek, bagaimana caranya? Lewat penyembahan. Kalau tidak ada penyembahan, sampai kapanpun daging tidak mengalami perobekan. Tetapi, setelah mengalami perobekan daging, akhirnya, kita bisa melihat, asap dupa kemenyan itu naik ke hadirat Allah -- menembusi takhta Allah sebagaimana dalam Ibrani 10:19-21, Matius 27:50-51.


Inilah yang diukur TUHAN. Darimana kita tahu kerohanian yang diukur, kalau kita tidak menggunakan pola Tabernakel? 


Sekarang, bagaimana dengan gereja TUHAN yang tidak masuk dalam ukuran?

Wahyu 11:2

(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."


Yang tidak masuk ukuran TUHAN: diberikan kepada antikris -- masuk dalam aniaya besar / diinjak-injak tanpa mengenal belas kasihan.

Dari sinilah kita bisa melihat, bahwa ibadah kita harus dibawa sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi itulah doa penyembahan, sehingga dengan demikian, perempuan Babel tidak mabuk dengan darah kita.


Malam ini TUHAN Yesus begitu besar perhatiannya kepada kita semua. Jangan kita anggap enteng, supaya kita jangan dientengkan oleh TUHAN kelak. Katakanlah kepada TUHAN: hati ini milik mu TUHAN, jangan berikan kepada roh pemberontakan (roh setan). Kita tidak berkuasa atas diri kita sendiri. Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju (Kidung Agung 7:10). Kalau kita dalam penyembahan yang benar; TUHAN menikmatinya. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment