KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, June 26, 2024

IBADAH RAYA MINGGU, 24 JUNI 2024

 


IBADAH RAYA MINGGU, 24 JUNI 2024

 

KITAB WAHYU

Wahyu 17:7 (Seri 1)

Subtema: DITUNGGANGI YESUS VS DITUNGGANGI PEREMPUAN BABEL

 

Shalom.

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan oleh karena rahmat-Nya kita dihimpunkan di atas gunung Tuhan yang kudus, beribadah lewat ibadah Raya Minggu disertai dari kesaksian Zangkoor, biarlah ibadah ini menjadi ukupan wangi-wangian dihadapan Tuhan, puji Tuhan. Itu berarti Tuhan memimpin ibadah kita sampai pada puncak ibadah itulah Doa Penyembahan, wujud dari Gunung Sion, Mempelai Tuhan sebagai sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini. 

 

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat ketebusan Tuhan yang sedang bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang-Cilegon, Banten, Indonesia, lewat Live streaming atau online Video Internet Youtube, Facebook, atau media social apapun. Baik saudara terkasih yang mengikuti di dalam negeri (di tanah air), di tiap provinsi, maupun yang mengikuti secara online (di luar negeri) atau dimanapun berada. Biarlah kiranya Tuhan juga ada di sana memerintah dan memberikan damai sejahtera-Nya sehingga kita boleh duduk diam seperti Maria dan terus mendengar Firman Tuhan, sampai betul-betul kita mengalami penyucian di malam hari ini.

 

Mari kita sambut Kitab Wahyu sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu. Namun jangan lupa tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan Tuhan supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, tidak terkecuali, besar kecil, tua dan muda. 

 

Sekarang kita akan masuk pada berkat yang baru atau ayat yang baru pada Wahyu 17:7.

Perikop: "Penghakiman atas Babel."

Wahyu 17:7

(17:7) Lalu kata malaikat itu kepadaku: "Mengapa engkau heran? Aku akan mengatakan kepadamu rahasia perempuan itu dan rahasia binatang yang memikulnya, binatang yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh itu.

 

Intisari dari ayat ini; seekor binatang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh memikul perempuan Babel.


Jika kita bandingkan dengan… 

Wahyu 17:3

(17:3) Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. “

 

Pendeknya, perempuan Babel menunggangi binatang yang merah ungu tersebut dan Rasul Yohanes sangat heran dengan pemandangan itu. 

 

Sesungguhnya, Gereja TUHAN harus tahu dengan pasti apa yang harus ia pikul, kemudian gereja Tuhan juga harus tahu dan mengenali siapa yang menunggangi dia. Yang pasti kalau kita memikul salib berarti Tuhanlah yang menunggangi kita.

 

Itu berarti, gereja Tuhan di hari-hari ini tidak boleh bermasa bodoh, kita harus memperhatikan:

-     Pola ibadah.

-     Bentuk pelayanan. 

 

Kalau pola ibadah itu dari Tuhan, kemudian bentuk pelayanan itu dari Tuhan maka salib yang kita pikul. Itu harus diperhatikan. Tetapi rupa-rupanya, seribu kali sayang dan sangat disayangkan, gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini tidak memperhatikan, siapa yang menunggangi dia dan apa yang dia pikul di tengah ibadah dan pelayanan. Dia berpikir dengan masuk dalam satu tempat peribadatan; itu tanda bahwasanya dia sudah ditunggangi oleh Tuhan, dia sudah memikul salib, belum tentu, karena Bait Suci Allah juga satu kali nanti akan: 

·         Dikuasai oleh Roh jual beli (roh antikris).

·         Dikuasai oleh kedudukan (keakuan).

·         Dikuasai oleh meja-meja penukar uang/cinta akan uang.

 

Nah ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Proaktif dan protektif di dalam hal memperhatikan ini.

Jadi jangan sembarangan kita datang ke tempat peribadatan. Kita harus tahu apa yang harus kita pikul untuk mengenali siapa yang menunggangi kehidupan kita. 

 

Sejenak kita akan melihat apa yang dipikul oleh binatang itu untuk mengenali perempuan Babel

Wahyu 17:4-5

(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya (17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."

 

Yang pasti, di tangan perempuan Babel ada suatu cawan emas.

Menunjukkan kepada kita, seolah-olah perempuan Babel ini menggiring atau memimpin gereja kepada tingkat ibadah yang tertinggi/puncak ibadah yaitu doa penyembahan. Tetapi yang sebenarnya tidaklah demikian, sebab isi dari cawan emas itu adalah:

-     Kekejian.

-     Kenajisan percabulan.

Jadi cawan emas yang ada di tangan perempuan babel bukan ukupan wangi-wangian, tetapi penuh dengan kekejian dan kenajisan percabulan. 

 

Maka saudara, kalau Tuhan menyatakan kasih dan kemurahan-Nya lewat Firman yang dibukakan dalam setiap pertemuan ibadah, maka kita tahu dan kita mengenali siapa yang mengunggangi kita, kita tahu apa yang kita pikul di atas pundak ini. Sehingga kita tahu mana cawan emas dari Tuhan, mana cawan emas dari perempuan babel. 

 

PRAKTEK KEKEJIAN: Menghapus dari gereja TUHAN korban sehari-hari, yakni; korban santapan dan korban sembelihan

Ayat referensi: 

Daniel 9:27 

(9:27) “Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu.”

 

Daniel 11:31

(11:31) “Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan.”

 

Daniel 12:11

(12:11) “Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari.”

 

-     Korban santapan -> Firman Pengajaran yang benar dan murni sebagai makanan pokok rohani kita semua.

-     Korban sembelihan -> Ibadah pelayanan yang dihubungkan dengan salib Kristus. 

Artinya ketika kita berada di tengah ibadah pelayanan harus disertai dengan berdarah-darah/ibadah dan pelayanan harus ada dalam tanda darah. 

 

PRAKTEK KENAJISAN PERCABULAN, contoh: 

-     Menjadi kaya, berhasil, diberkati dalam segala bidang, tetapi oleh karena hawa nafsu, itu namanya kenajisan percabulan.

Wahyu 18:3

(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."

 

      Mengabaikan ibadah pelayanan demi mencapai keberhasilan. Inikan hawa nafsu, inilah yang disebut dengan kenajisan percabulan. 

 

-     Menjual hak kesulungan demi semangkok sop kacang merah seperti yang dikerjakan oleh Esau.

Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan (Ibrani 12:16)

 

Kalau orang dikuasai kenajisan percabulan, nafsunya terlalu rendah, seolah-olah Tuhan tidak sanggup memelihara kehidupannya di tengah ibadah pelayanan ini. Esau menjual hak kesulungannya, itu berarti; hal yang rohani diganti dengan yang jasmani yakni sepiring makanan sop kacang merah. Ini juga kenajisan percabulan. 

Itulah praktek kekejian dan kenajisan percabulan secara garis besarnya. 

 

Kalau kita melihat praktek kekejian di tengah ibadah dan pelayanan, kemudian kita menemukan juga praktek kenajisan percabulan di tengah ibadah pelayanan, saya kira kita ini harus wise (bijaksana), harus tahu menentukan dimana kita ada. Artinya kita harus tahu apa yang harus kita pikul di atas pundak ini, dengan lain kata; kita harus tahu siapa yang menunggangi hidup ini. 

Saudara lihat sendiri praktik kekejian itu nampak betul di tengah ibadah pelayanan. Tidak perlu ada korban santapan yang penting ada khotbah pidato, khotbah cerita isapan jempol, khotbah dongeng, khotbah seolah-olah kesaksian ditambah dengan guyon. 

 

Kemudian praktek kekejian berikutnya; korban sembelihan sudah tidak ada lagi, ibadah pelayanan tidak ditandai dengan darah, tetapi ditandai dengan kemewahan. Nah kalau saudara melihat itu, saudara harus memiliki sikap untuk mengambil keputusan dengan tepat dan benar, jangan bermasa bodoh. Tadi di atas saya sudah katakan, jangan bermasa bodoh, pikirkan masa depan pribadi lepas pribadi, pikirkan masa depan nikah dan rumah tangga, pikirkan masa depan buah nikah rumah tangga, sahabat, handai taulan, saudara laki-laki dan saudara perempuan, saudara jauh dan saudara dekat, perhatikan saudara. 

 

Selanjutnya praktek kenajisan percabulan; berbicara soal; theory prosperity/kemakmuran/kejayaan, dan lain sebagainya, tetapi tidak ada lagi bahkan mengabaikan tanda darah di tengah ibadah pelayanan. Kemudian berbicara salib, tetapi muatan dari berita itu bukan sengsara (derita) salib. 

 

Kembali lagi saya sampaikan; kalau saya, saudara atau kita semua termasuk yang mengikuti online (dalam dan luar negeri) melihat itu, saudara harus wise (bijaksana) untuk mengambil keputusan yang tepat. Ada banyak orang Kristen ngeri, tidak mau membaca Kitab Wahyu. Namun sekarang Tuhan sudah memperkenalkan dan membukakan Firman-Nya, ayo perhatikanlah dengan sungguh-sungguh.

 

Singkat kata perempuan Babel dijuluki sebagai:

-     Ibu dari wanita-wanita (gereja-gereja) pelacur.

-     Ibu dari kekejian bumi.

Karena isi pokok dari cawan itu penuh dengan kenajisan percabulan dan juga kekejian, tentu dia akan disebut ibu dari wanita-wanita pelacur kemudian ibu dari kekejian bumi. Sebab yang jasmani dibesar-besarkan, sedangkan yang rohani diabaikan. Firman Allah diabaikan, Roh Allah diabaikan, kasih Allah diabaikan demi yang jasmani. Itu sebabnya dia disebut ibu dari kekejian bumi. 

 

Jadi kalau membesarkan yang jasmani, mengecilkan efa itu namanya kekejian. Juga menaikkan doa tetapi mengabaikan Firman Tuhan, itu juga kekejian (Amsal 28:9). Sehingga perempuan babel dijuluki sebagai ibu dari wanita-wanita pelacur dan ibu dari kekejian bumi. 

 

Kalau saya tidak salah, saya sudah pernah menyampaikan bahwa kita semua harus dilahirkan dari Rahim Mempelai Perempuan Tuhan (Wahyu 12:2), jangan kita dilahirkan dari rahim perempuan babel. Sebab itu bijaksanalah untuk memperhatikan tempat dimana kita datang menghadap Tuhan. Jangan sampai kita lahir dari rahim perempuan babel, tetapi biarlah kita lahir dari Rahim Mempelai Wanita Tuhan. 

 

Di dalam Kitab Galatia juga kita dapat melihat gambaran dari dua jenis gereja (Galatia 4:21-31). Gereja yang lahir dari perhambaan itulah gereja yang dilahirkan oleh Hagar, tetapi Ishak anak tunggal, anak janji, itu dilahirkan oleh perempuan merdeka, Yerusalem Baru, Mempelai Perempuan yang merdeka. 

 

Jadi tergantung dimana kita datang menghadap Tuhan, jangan bermasa bodoh, dan jangan berpikir yang penting itu gereja, hal itu tidak boleh lagi, harus wise (bijaksana), kita sudah mempunyai knowledge (pengertian) dari Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.

Jadi betapa malangnya kehidupan gereja manakala ditunggangi oleh perempuan Babel, seperti binatang merah ungu; tidak menyadari bahwa binatang itu sedang digiring sampai kepada jurang maut. Nanti jika Tuhan kehendaki di minggu yang akan datang hal ini akan kita bahas, jika Tuhan menghendaki, bukan kehendak saya. 

 

Sekarang supaya kehidupan kita sebagai gereja Tuhan tidak digiring oleh perempuan babel sampai ke jurang maut, maka kita harus melihat jalan keluar nya malam ini. 

 

JALAN KELUAR:

Gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini harus ditunggangi oleh TUHAN sendiri, dengan lain kata; gereja TUHAN harus belajar untuk menyangkal diri, belajar untuk memikul salibnya. Tidak ada satupun manusia yang hidup di atas muka bumi ini tamat di dalam hal memikul salib, sebab itu kehidupan kita sebagai gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini belajarlah untuk memikul salibnya, belajarlah untuk menyangkal dirinya, tidak usah lagi kita belajar ke sana dan kemari. Sesederhana itu saja, tidak usah terlalu pusing baca buku sana, baca buku sini, buku ini dan itu, tidak perlu. Ini saja yang terpenting; belajar untuk memikul salib, belajar untuk menyangkal diri, pelan-pelan tetapi sampai pada tujuan, pelan-pelan tetapi pasti, alon-alon asal kelakon. Tidak usah ingin cepat, tetapi cepat turun, biasanya begitu. 

 

Kalau memang harus demikian, gereja Tuhan harus ditunggangi Tuhan sendiri atau gereja Tuhan harus belajar memikul salib, maka benarlah apa yang dikatakan TUHAN kepada murid-murid di dalam… 

Matius 11:27

(11:27) Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.

 

Intisarinya: Yesus adalah juru kunci, maksudnya; keselamatan itu hanya ada pada Anak (ditentukan oleh Anak Allah). Ketentuan dari Anak Allah adalah ketentuan dari keselamatan. Bapa sudah menyerahkan segala sesuatu kepada Anak, kemudian Yesus juga memberitahukan kepada 12 murid; tidak seorangpun yang mengenal Anak selain Bapa dan tidak seorangpun yang mengenal Bapa selain Anak. Jadi untuk mengenal Bapa kenali dulu Anak, kenali salib di Golgota. 

 

Kembali saya tandaskan, kita harus mengenal siapa yang menunggangi kita, kita harus tahu apa yang kita pikul di atas pundak. Jadi tidak ada seorangpun yang mengenal Anak selain Bapa, tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengenal Allah (Bapa) di sorga kecuali Yesus Anak Allah yang disalibkan di Golgota. 

Itu sebabnya kenali siapa yang menunggangi hidup ini, kita harus tahu dengan pasti apa yang harus kita pikul di atas pundak ini supaya kita tahu dan kenal sorga. 

 

Karena itu hati-hati saudara, bukan berarti kalau sudah masuk gereja, masuk sorga, tidaklah. Kita harus tahu ayat 27 ini. 

Bukan saya mengecilkan gereja lain, tetapi pola ibadah dan bentuk pelayanan ibadah itu harus kita tahu.

 

Matius 11:28-29

(11:28) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (11:29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

 

Di sini kita melihat; TUHAN Yesus mengundang semua orang, terkhusus: yang letih lesu dan berbeban berat, yakni; orang-orang yang sedang berada dalam pergumulan-pergumulannya, pergumulan besar dan pergumulan kecil. 


Tujuan dari undangan (himbauan) itu ialah: untuk memikul kuk (memikul salib di Golgota).

Untuk memikul salib (kuk), harus belajar kepada TUHAN, kenapa? Sebab Dia lemah lembut dan rendah hati.

Jadi orang yang memikul kuk, memikul satu tanggung jawab di tengah ibadah dan pelayanan; jelas itu adalah orang yang mau belajar kepada Tuhan, berarti dengan lain kata; Dia adalah orang yang rendah hati dan lemah lembut. 

Memang sebaiknya seorang pelayan Tuhan atau seorang hamba Tuhan, memiliki sikap lemah lembut dan rendah hati. 

 

Hasil dari memikul salib: Jiwa kita mendapat ketenangan yang sangat luar biasa dan yang tidak kita dapatkan dari dunia ini. Ketenangan semacam ini tidak datang dari dunia, ketenangan yang datang dari dunia sifatnya temporary, dalam bentuk fluktuasi, tidak menentu. Sebentar tenang, sebentar tidak. Jadi dalam keadaan fluktuasi, tidak menentu, karena ditentukan oleh situasi kondisi, misalnya; lagi dapat bonus, tenang, habis bonus, habis rasa tenang. Tetapi ketenangan yang datang dari Tuhan itu adalah ketenangan yang luar biasa yang tidak didapati di dunia ini. 

 

Matius 11:30

(11:30) Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

 

Kita memang harus ditunggangi oleh TUHAN Yesus Kristus, kita memang harus memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan ini, untuk selanjutnya memberitakan salib dimanapun kita berada. Kalau kita memikul kuk (memikul salib) berarti Tuhan Yesuslah yang menunggangi kehidupan saya dan saudara, bukan perempuan babel. Sungguh bahagianya kita ditunggangi Tuhan Yesus. 

 

Dari pengertian ini pikiran kita terbukakan dan kita bisa melihat dan mengerti, siapa yang menungangi kita sampai hari ini dan apa yang kita pikul di atas pundak kita di hari-hari ini. Kalau tidak ada pembukaan Firman, domba-domba liar (Amsal 29:18), kalau tidak ada wahyu binasalah umat Tuhan (Hosea 4:6). Binasa karena tidak mempunyai pembukaan Firman, tidak mengenal Allah, tidak memikul salib. 

 

Untuk ditunggangi oleh Tuhan maka kita akan belajar dari satu kisah yang sangat menarik. 

Kisah itu ada di dalam Markus 11:1-11 dengan perikop: “Yesus dielu-elukan di Yerusalem.”

Cerita ini tentu saja mempunyai arti nubuat bagi gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini.

Yerusalem berbicara tentang; kedatangan Yesus sebagai Raja, Yerusalem disebut juga dengan pusat Kerajaan damai sejahtera, sebab Yerusalem adalah kota Raja Daud bertakhta.

 

Markus 11:1-2,11

(11:1Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya (11:2) dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. (11:11) Sesampainya di Yerusalem Ia masuk ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya, tetapi sebab hari sudah hampir malam Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya.

 

“Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem..."

Dekat Yerusalem artinya; kedatangan Tuhan Yesus sudah dekat bahkan beberapa dari sidang jemaat mendapat mimpi dan penglihatan, bukan Tuhan mau datang; tetapi Tuhan sudah datang, tetapi masih dalam proses perjalanan. Terkait dengan proses perjalanan ini, berulang-ulang saya sampaikan, itu dimulai dari tahun 2020-2027; itu namanya 7 (tujuh) tahun kelimpahan, sebagaimana nubuat dari Yusuf di Mesir. Sesudah 7 (tujuh) tahun kelimpahan akan menyusul 7 (tujuh) tahun kekeringan yang dahsyat/masa resesi yang dahsyat. Tetapi 7 (tujuh) tahun yang kedua ini dibagi menjadi dua bagian yaitu 3.5 (tiga setengah) tahun yang pertama; di situ masih ada ibadah walaupun dalam keadaan sulit, tetapi harga Firman Allah sudah sangat mahal, secupak gandum sedinar, tiga cupak jelai sedinar. Tetapi walaupun ibadah dan pelayanan sangat sulit, jangan merusak minyak dan anggur (kegiatan Roh dan kasih dari surga) jangan dirusak di tengah ibadah dan pelayanan, walaupun sulit nantinya. 

Namun dari tahun 3030-3033; korban sehari-hari sudah tidak ada lagi di dalam gereja, korban sehari-hari sudah dirampas oleh pembinasa keji, Antikris, itulah korban santapan dan korban sembelihan. 

 

Jadi dekat Yerusalem artinya; kedatangan Tuhan Yesus sudah dekat. Akan tetapi, sebelum Ia datang untuk kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, ada pekerjaan penting yang harus Ia lakukan bagi gereja-Nya yaitu; mengadakan penyucian yaitu; menyucikan Bait Allah oleh darah-Nya sendiri.

 

Tadi dalam Markus 11:11 begitu tiba di Yerusalem, Dia masuk ke dalam Bait Allah, tetapi sayang hari itu sudah sore menjelang malam/petang/senja, Yesus tidak mengadakan penyucian, tetapi besok hari terjadi penyucian pada ayat 15.

Markus 11:15

(11:15) Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya,

 

Jadi kita harus pahami, kedatangan Tuhah sudah dekat, tetapi sebelum Yesus datang kembali untuk yang kedua kali sebagai Raja dalam kemuliaan besar (imamat Rajani), Yesus harus mengadakan pekerjaan penting bagi gereja Tuhan yaitu menyucikan Bait Suci Allah. 

Bait Allah harus disucikan dari 3 hal yaitu:

1.     Mengusir orang-orang yang berjual beli = menyucikan gereja dari roh jual beli; roh antikris supaya jangan dikuasai oleh kenajisan percabulan. 

2.     Meja-meja penukar uang dibalikkan.

Artinya; disucikan dari cinta uang, sebab hati ini harus kita jadikan sebagai tempatnya Firman TUHAN, sehingga kita semua menjadi Meja Roti Sajian Emas dihadapan Tuhan sebagaimana dengan Amsal 3:1-3; Amsal 7:1-3.

 

Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu. Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu (Amsal 3:1-3).

 

Hai anakku, berpeganglah pada perkataanku, dan simpanlah perintahku dalam hatimu. Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu. Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh hatimu (Amsal 7:1-3)

 

3.     Bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan. Artinya; disucikan dari dosa keakuan. 

Jadi kalau kita sudah dicucikan dari bangku-bangku, kedudukan, keakuan, termasuk harga diri maka Tuhan bertakhta, Tuhan berkuasa dan berdaulat penuh atas kehidupan kita masing-masing. 

 

Jadi ini yang harus disucikan dari Bait Allah oleh darah-Nya sendiri, kita tidak hanya sebatas diampuni, tetapi kita semua harus disucikan oleh darah salib. Penyucian yang kita alami hari-hari ini bukan akhir, tetapi itu awal untuk mencapai kemuliaan dalam keadaan yang sempurna, kualitas rohani kita sudah sederajat dengan kualitas rohani dari Mempelai laki-laki sorga. 

 

Sedangkan keledai muda yang tertambat adalah gambaran dari bangsa kafir berarti; orang-orang yang bukan Yahudi.

Keledai muda yang tertambat yang ada di depan itulah nanti yang menjadi sasaran dari TUHAN Yesus, karena Yesus melihat segala yang ada di depan. Yang di belakang tidak perlu, dosa masa lalu tidak usah diungkit-ungkit dan jangan mengulangi dosa masa lalu. 

Intinya, keledai yang tertambat ini mendapat perhatian khusus dari Yesus.

 

Alasan keledai mendapat perhatian khusus dari Tuhan ada dua:

Markus 11:2

(11:2) dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari.

 

Intinya, keledai yang tertambat ini mendapat perhatian khusus dari Yesus. Alasannya ada 2 (dua), juga yang menjadi alasan kita untuk mendapat perhatian dari Tuhan yaitu:

1.       “Keledai itu adalah keledai muda tertambat.

Itu berarti, keledai itu belum berpengalaman dalam banyak hal, sehingga sangat mudah diarahkan atau disetir oleh si penunggang yaitu; Yesus sendiri yang akan menungganginya.

 

Bandingkan keledai muda tertambat ini dengan Lukas 25-26.

Lukas 22:25-26

(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. (22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.

 

Satu kali antikris akan berkuasa atas dunia… 

-       Memerintah dengan tangan besi.

-       Menjalankan kuasa dengan keras.

Itu pemimpin di dalam dunia.


Tetapi di dalam TUHAN; yang terbesar hendaklah menjadi sebagai yang paling muda.

Berarti; belum banyak makan asam garam, tidak merasa lebih pintar, tidak merasa lebih punya pengalaman dari yang lain. Jadi sangat mudah sekali diarahkan. Inilah alasan pertama sehingga keledai muda yang tertambat ini menjadi sasaran perhatian dari Tuhan. 

Kalau saya dan saudara merasa paling banyak pengalaman, merasa senioritas, tidak perlu diajar lagi, tidak perlu lagi menerima nasihat Firman, kehidupan semacam ini tidak pantas untuk menjadi pelayan, pemimpin dan yang terbesar. Tetapi pelayan, pemimpin, hamba Tuhan atau yang disebut yang terbesar hendaklah menjadi yang paling muda, tidak merasa senior, tidak merasa punya pengalaman banyak. 

 

Maka perhatikan sungguh-sungguh Firman ini, jangan lupa supaya nyata pemakaian Tuhan. 

Saya rindu kita semua menjadi sasaran daripada hadirat Tuhan malam ini, sasaran hadirat Tuhan tertuju kepada kita/kitalah yang disasar oleh Tuhan. Maka kita harus memahami ini.

 

2. Yang belum pernah ditunggangi orang.”

Itulah kehidupan yang tidak menghambakan dirinya kepada dosa atau bebas dari segala perhambaan dosa. 

Inilah yang mendapat perhatian khusus dari Tuhan. Memang dahulu kita adalah hamba dosa sebelum kita dipanggil oleh Tuhan. Tetapi sekarang kita sudah mendapatkan panggilan dari Tuhan, biarlah kiranya pengertian yang pertama dan kedua ini kita miliki dan oleh pengertian ini, kita praktekkan dalam kehidupan kita masing-masing supaya kita mendapat perhatian khusus daripada Tuhan Yesus yang akan menunggangi kehidupan kita. 

 

Kalau dalam istilah Bahasa batak hamba Tuhan disebut naposo, tidak merasa senior, tidak merasa banyak pengalaman. Berarti kehidupan yang mudah dikendalikan oleh Tuhan saat ditunggangi oleh Tuhan. 

Sebagai hamba Tuhan yang muda, rendah hati; maka perlu untuk mempraktekkan nasihat Firman juga kita harus memperhatikan nasihat Firman Tuhan; itu hikmat. 

 

Perikop: "Nasihat hikmat."

Amsal 1:20-23

(1:20) Hikmat berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia memperdengarkan suaranya, (1:21) di atas tembok-tembok ia berseru-seru, di depan pintu-pintu gerbang kota ia mengucapkan kata-katanya. (1:22) "Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan? (1:23) Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu.

 

Inilah tujuan dari nasihat Firman yang berseru-seru dengan nyaring: 

·         Di jalan-jalan.

·         Di lapangan-lapangan.

·         Di tembok-tembok.

·         Dan di pintu pintu gerbang.

 

Nasihat Firman harus diserukan, karena TUHAN mau mencurahkan isi hati-Nya yang paling dalam kepada kita semua dan memberitahukan apa yang menjadi rancana Tuhan di dalam kehidupan kita. 

Kenapa kita harus memperhatikan nasihat Firman yang merupakan hikmat Allah? Karena kita butuh pengalaman untuk dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Tidak ada satupun manusia di atas bumi ini yang pernah naik turun sorga. Maka untuk dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga maka kita butuh dipimpin oleh Tuhan.

Jadi jangan ada orang yang tidak mendengarkan teguran/nasihat Firman Allah, anggap saja kita ini seperti keledai muda (minim pengalaman) kita butuh nasihat Firman. 

 

Amsal 1:24-27

(1:24) Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, (1:25) bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, (1:26) maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu, (1:27) apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu.

 

Di sini ada orang bebal yang menolak teguran, sehingga yang terjadi adalah:

-     Kedahsyatan datang seperti badai.

-     Celaka melanda seperti angin puyuh.

-     Kesukaran dan kecemasan datang menimpa orang bebal.

 

Mungkin hari ini orang bebal bisa hidup dan merasa terpelihara oleh berkat-berkat termasuk oleh gaji (penghasilan), tetapi satu kali orang bebal yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan, hikmat Allah yang dinyaringkan di jalan-jalan, di lanpangan-lapangan, di tembok-tembok, dan di jalan-jalan, maka satu kali tiga hal ini akan diterima oleh orang yang bebal.

Oleh sebab itu jangan kita ada di sini ayat 24-27, biar kita seperti ayat 20-23 lalu nanti kita akan melihat hasilnya pada ayat 33.

 

Amsal 1:33

(1:33) Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka."

 

Siapa yang mendengarkan nasihat Firman, maka...

-     Ia akan tinggal dengan aman

Sekalipun satu kali nanti akan tiba kedahsyatan malam, itulah puncak pencobaan atau puncak gelap malam, pada saat antikris menjadi raja, kita tetap aman dalam lindungan Tuhan.

-     Terlindung dari kedahsyatan malapetaka tepatnya pada saat aniaya antikris. 

Jadi hari ini kita dipelihara oleh Tuhan. Apa buktinya? Kita ditunggangi -- dipakai oleh Tuhan dengan luar biasa--, tetapi besok lusa sampai pada kedahsyatan malam kita aman dalam lindungan Tuhan. 

 

Jadi tidak rugi untuk melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan. Jangan pakai logika (rasio) manusia, rugilah kalau tidak ada di tengah ibadah dan pelayanan. Kalau pakai rasio (pikiran/logika) manusia, nanti akan susah. 

Saudara, saya juga sedang belajar tidak menggunakan logika, saudara melihat sendiri, tidak perlu saya jabarkan supaya jangan saya merasa berbangga diri. Sering sekali memberi persembahan dari kekurangan, harusnya peruntukannya kepada A, tetapi dialihkan untuk pekerjaan Tuhan, ini bukan sombong, tetapi seringkali begitu. Tetapi saya tidak menjadi cemas, takut kekurangan uang, karena saya tahu, persekutuan kita dengan Tuhan jerih payah tidak sia-sia (1 Korintus 15:58). Daud juga mengatakan hal yang sama di dalam Mazmur 37:25; “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti.” Diperhatikan Tuhan, percaya saja. 

 

Sedikit kesaksian: “Ini orang tua saya sekarang 75 tahun lebih, sudah dalam kondisi sakit, tetapi dahulu jahitannya ramai, bisa beli ini beli itu dan bisa membawa persembahannya, sekarang hampir nyaris apalagi sesudah pandemic, jarang orang menjahit baju tetapi Tuhan pelihara. Jangan tanya darimana pemeliharaan Tuhan? Dari Tuhan dan Tuhan punya 1001 macam cara untuk memberkati dan memelihara anak-anak cucu kita masing-masing.”

 

Perikop: "Yesus dielu-elukan di Yerusalem."

Markus 11:9-10 

(11:9) Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, (11:10) diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"

 

Dari seruan ini kita bisa melihat; di dalam pengikutan mereka kepada Tuhan, ada dalam kegerakan yang besar dan biarlah itu terjadi di hari-hari ini. Namun di sini kurang rinci kegerakan rohani yang besar itu. 

 

Kegerakan rohani yang besar itu kita bisa kita temukan di dalam injil Yohanes 12:12-15.

Perikop: “Yesus dielu-elukan di Yerusalem."

Yohanes 12:12-15

(12:12) Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, (12:13) mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!" (12:14) Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis: (12:15) "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai."

 

Tadi keledai adalah gambaran dari bangsa Kafir, kemudian dibawa masuk bersama dengan putri Sion berarti bangsa kafir menjadi satu dengan Putri Sion. Inilah kegerakan yang besar, kegerakan yang terjadi di hari-hari terakhir ini. 

Kegerakan yang besar bukan lagi soal kesembuhan walaupun harus terjadi kesembuhan karena Tuhan yang menyembuhkan, bukan soal berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan, bukan kegerakan semacam ini lagi, sudah kuno, ketinggalan zaman. 

Tetapi kegerakan besar di akhir zaman ini adalah KAFIR dan ISRAEL dipersatukan menjadi mempelai TUHAN

Itu sebabnya kita harus ditunggangi oleh Tuhan Yesus sendiri. Dari mana kita tahu kita ditunggangi oleh Tuhan? Jawabnya: manakala kita memikul salib di atas pundak ini, di tengah ibadah pelayanan, dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, tekun dalam 3 macam ibadah pokok, inilah kegerakan yang besar itu. Betapa bahagianya kita dibawa masuk dalam kegerakan yang besar ini. 

 

Wahyu 14:1

(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.

 

Singkat kata; 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang berdiri di Bukit Sion; di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya, itulah puteri Sion, inilah yang menjadi inti dari mempelai TUHAN. Ada putri Yerusalem, ada juga putri Sion. Putri Sion itulah inti Mempelai jumlah nya 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang.

 

Darimana Inti Mempelai datang?

Perikop: “Orang-orang yang dimeteraikan dari bangsa Israel.”

Wahyu 7:5-8

 (7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel. (7:5) Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu, (7:6) dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu (7:7) dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu, (7:8) dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu.

 

Orang-orang yang dimeteraikan dari bangsa Israel:

(1) SukuYehuda 12.000, (2) Suku Ruben 12.000, (3) Suku Gad, (4) Suku Asyer 12.000, (5) Suku Naftali 12.000, (6) Suku Manasye 12.000, (7) Suku Simeon 12.000, (8) Suku Lewi 12.000, (9) Suku Ishakar 12.000, (10) Suku Zebulon 12.000, (11) Suku Yusuf 12.000, (12) Suku Benyamin 12.000

 

Jadi 12.000 x 12 suku = 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) yang menjadi inti Mempelai, itulah putri Sion. 

 

Pertanyaannya: bisakah keledai muda, bisakah bangsa kafir masuk menjadi bagian dari Mempelai Tuhan? 

Jawabnya: Bisa. Inilah tugas Tuhan, itu sebabnya Tuhan menunggangi keledai muda yang tertambat. Artinya; bangsa Kafir ditunggangi – kita memikul salib – untuk selanjutnya dibawa masuk dalam kegerakan yang besar yaitu kesatuan tubuh Kristus yang sempurna menjadi Mempelai Tuhan. Pendeknya bangsa kafir juga di mempelaikan oleh Tuhan.

 

Sebagaimana dengan ayat 9.

Perikop: “Orang banyak yang tidak terhitung banyaknya.”  

Wahyu 7:9-10

(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. (7:10) Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!" 

 

Apa buktinya mereka menjadi bayangan dari inti Mempelai?

·         Mereka memakai jubah putih.

·         Memegang daun-daun palem di tangan mereka, sebagaimana di dalam Yohanes 12:13; “Mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!"

Inilah bayangan dari inti Mempelai datang dari bangsa Kafir. 

 

Tetapi kita sudah melihat di dalam Wahyu 17:7; binatang yang merah ungu telah ditunggangi oleh perempuan babel. Dia tidak sadar, dia akan digiring sampai kepada jurang maut. Tetapi kalau Tuhan yang menunggangi kita maka kita akan digiring untuk dibawa masuk dalam satu kegerakan yang besar, kegerakan hujan akhir itulah kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi Mempelai Tuhan, ada yang namanya Putri Sion, ada juga yang menjadi bayangan dari inti Mempelai, datang dari berbagai suku, kaum, Bahasa dan bangsa, dari empat penjuru bumi. Di luar bangsa Israel ternyata juga mendapat bagian menjadi Mempelai Wanita Tuhan, tidak usah merasa pesimis, mungkin hari ini kita merasa; “Aku ini banyak dosa, mungkinkah?” Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, tidak ada yang mustahil bagi orang percaya. 

 

Sejauh ini kita sudah mendapat satu kemurahan yang besar, jangan kita bermain-main lagi, kita hargailah kemurahan ini, oleh kemurahan ini kita dibawa sampai kepada kemuliaan yang lebih besar dari sekarang. 

 

Ketika Yesus menunggangi keledai muda, apa yang harus kita perbuat sekarang, sehingga benar-benar nanti Tuhan membawa kita masuk dalam kegerakan Tuhan yang besar, menjadi Mempelai Tuhan, Israel Kafir bersatu. 

Markus 11:7-8

(11:7) Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya.

(11:8) Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang.

 

Tiga perhatian pokok kita, ketika TUHAN menunggangi keledai muda:

1.       Mengalasinya dengan pakaian mereka lalu Yesus duduk di atasnya.

Pendeknya, pakaian mereka dijadikan alas duduk Yesus. Pakaian kita harus dijadikan alas duduk Yesus.

Pakaian -> tabiat / kelakuan kita, itu harus ditunggangi oleh Tuhan Yesus.

Jangan tabiat kita terjadi semaunya dewek, sesuka hatinya sendiri. Tetapi tabiat kita, kelakuan kita biar Tuhan yang tunggangi, jadikan tabiat kita alas duduk Tuhan. 

 

Ini harus diperhatikan, jangan lupa. Tabiat harus jadi alas duduk Tuhan, tabiat jangan karena sesuka hati kalau memang kita sudah tergembala, apalagi imam-imam. 



2.                   Menghamparkan pakaiannya di jalan.

Pakaian yang terhampar, kalau sudah dilalui, apa pakaian itu terhampar begitu saja? Tidak. Tentu pakaian yang terhampar akan diambil lagi. Tuhan tidak mau yang seperti itu. Kalau tabiat kita sudah diserahkan kepada Tuhan biar Tuhan selamanya menunggangi. Jangan terhampar sebentar, diambil lagi sebentar, itu tidak boleh saudara. 

Biarlah kita semua menjadi doulos, tidak ada hak untuk diri sendiri, kecuali Tuhan sendiri. Jangan kita seperti pakaian yang terhampar, sesudah Tuhan lewat diambil lagi, jangan. Tetapi tabiat kita sudah harus menjadi alas duduk Tuhan, Tuhan yang menunggangi kita semua.



3.                   Menyebarkan ranting-ranting hijau.

Kenapa ranting bisa dihamparkan? Karena ranting sudah terputus dari pokoknya/pohonnya/batangnya. Ini gambaran dari gereja Tuhan yang tidak ada persekutuan dengan Tuhan. Awalnya hijau, awalnya seperti diberkati oleh Tuhan, awalnya seperti pelayan yang bisa menjadi obat, tetapi lama kelamaan, gereja yang hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan menjadi kering dan layu, tidak ada yang bisa diandalkan lagi. 

Kehidupan seperti ini jauhlah dari kehidupan kita masing-masing. Tetapi biarlah kiranya; tabiat kita menjadi alas duduk Tuhan yang merupakan satu dari tiga tindakan-tindakan ini. Bijaksanalah memperhatikan ini semua. 

 

Markus 11:9-10

(11:9) Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, (11:10) diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"

 

Dibawa masuk dalam kesatuan tubuh yang sempurna, Kafir dan Israel bersatu; seperti keledai muda ditunggangi, menjumpai Putri Sion. Saudara, doa saya selamat untuk mempraktekkan Firman Tuhan ke depan. Amin. 

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

No comments:

Post a Comment