KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, June 15, 2024

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 13 JUNI 2024

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 13 JUNI 2024

KITAB MALEAKHI PASAL 2

Maleakhi 2:8-9

(Seri 6)


Subtema: RAGI AJARAN SADUKI (FIRMAN YANG DIKURANGKAN)


Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita ada di dalam rumah TUHAN, beribadah lewat Ibadah Pendalaman Alkitab. Kiranya damai sejahtera turun di tengah-tengah kita, sehingga bahagia di dalam menikmati Sabda Allah disertai dengan segala kerendahan di hati kita masing-masing.


Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang sedang bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon lewat online atau live streaming; Youtube, Facebook, atau media sosial apapun, dimanapun saudara berada. Kiranya TUHAN ada di sana, memberkati kita sekaliannya.


Mari kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci dari KITAB MALEAKHI.

Maleakhi 2:8-9 dengan perikop: "Murka Tuhan terhadap imam"

(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu membuat banyak orang tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman TUHAN semesta alam. (2:9) Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang bulu dalam pengajaranmu.


Di sini kita melihat: para imam menyimpang dari jalan.

Penyebabnya; karena para imam tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan.

Oleh sebab itu, kita pun harus mau mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan lewat Firman yang diurapi, Firman yang benar dan murni, supaya kita sekaliannya tidak menyimpang dari jalan TUHAN (kebenaran).

Biarlah kiranya kita semua adalah domba yang tergembala.


Yesaya 56:10-11 dengan perikop: “Pemimpin-pemimpin yang fasik”

(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; (56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.


Di sini juga dinyatakan bahwa para pemimpin umat Israel mengambil jalannya sendiri, itu berarti; mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan = menyimpang dari jalan TUHAN, sehingga mereka disebut: ORANG-ORANG BUTA


Dampak negatif menjadi pemimpin buta:

  1. Tidak tahu apa-apa.

Kalau pemimpin tidak tahu apa-apa, kemudian berbicara kepada orang yang tidak tahu apa-apa, itu sama dengan negatif (-) ditambah (+) negatih (-) = dua kali negatif.

Jadi, orang yang tidak tahu apa-apa curhat kepada orang yang tidak tahu apa-apa juga, hasilnya; ngawur. Sebab itu, curhatlah kepada TUHAN, ada wakil-wakil TUHAN di bumi ini. supaya tidak ngawur baik perkataan maupun perbuatan. Baik di rumah, di tempat bekerja atau dimana saja, banyak bicara dengan TUHAN saja.

  1. Disebut anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak.

  2. Berbaring melamun dan suka tidur saja.

  3. Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.


Malam ini kita kembali untuk memperhatikan…

Keterangan: ANJING-ANJING BISU TIDAK TAHU MENYALAK.

Bisu tidak tahu menyalak adalah gambaran dari seorang hamba TUHAN yang tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan:

  1. Firman Allah yang tajam (pedang tajam bermata dua).

  2. Firman Pengajaran yang benar dan murni.

  3. Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.


Dan malam ini kita kembali untuk mengikuti penjelasan tentang: Firman Pengajaran yang murni dan benar.

1 Petrus 2:2 dengan perikop: "Yesus Kristus batu penjuru”

(2:2) Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,


Air susu yang murni dan rohani 🡪 Firman Allah yang tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan.


Wahyu 22:18-19 dengan perikop: "Penutup"

(22:18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. (22:19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."


Perkataan yang keluar dari mulut Allah, tidak boleh ditambahkan dan dikurangkan.

FIRMAN YANG DITAMBAHKAN 🡪 ragi atau pengajaran Farisi, yakni; Taurat / Firman Allah ditambahkan dengan ajaran nenek moyang yaitu; ajaran adat istiadat. Pada minggu lalu telah diterangkan. 

Orang Yahudi memang tidak mau makan sebelum membasuh tangan, itu ajaran adat istiadat. Tetapi, demi adat istiadat ini, orang Yahudi menyingkirkan Firman TUHAN (kebenaran).

 

Kalau kita perhatikan, ragi atau ajaran Farisi ini, kalau ditambahkan kepada Firman TUHAN, dia akan berkembang, tetapi bagian dalamnya merosot; banyak rongga-rongga yang kosong, yang tidak terisi oleh Firman Allah, Roh Allah dan kasih Allah. Sehingga, kehidupan semacam ini, nampaknya besar di luar, tetapi, saat dia tertekan (tertindis), akan mengkisut dan menjadi kecil. Pendeknya, tidak sanggup menghadapi segala tekanan dan persoalan hidup; cengeng.


Kalau kita menjalankan ibadah secara lahiriah -- berkembang di luar -- tetapi dalamnya banyak rongga-rongga, lebih tepatnya disebut kosong, maka inilah yang disebut; menjalankan ibadah secara lahiriah. 

Hasilnya; menajiskan seseorang. “..Bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang." (Matius 15:11)


Pada minggu yang lalu, hal ini sudah diterangkan, semoga dalam tulisan yang rapi, sebagai tanda bahwa Firman itu betul-betul dimeteraikan di dalam loh daging, ditukik oleh tangan TUHAN di dalam hati kita masing-masing, supaya jangan kita menjadi najis di mata TUHAN. 


FIRMAN YANG DIKURANGKAN 🡪 ragi atau ajaran Saduki.

Kenapa saya katakan Firman yang dikurangkan 🡪 ragi atau ajaran Saduki? 

Untuk menemukan jawabannya, kita lihat dalam..

Matius 22:23 dengan perikop: "Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan"

(22:23) Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:


Orang-orang Saduki berpendapat bahwa tidak ada kebangkitan.

Jadi, orang-orang Farisi ini tidak percaya dengan kebangkitan Yesus Kristus = mengurangkan kebenaran.


1 Korintus 15:12 dengan perikop: “Kebangkitan kita”

(15:12) Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?


Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati.

Hal itu harus disampaikan oleh seorang hamba TUHAN (malaikat TUHAN) dengan jelas -- terang benderang.


Hamba TUHAN tidak boleh ragu menyampaikan pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya. Tetapi sangat disayangkan, sebab ada orang yang mengatakan; “tidak ada kebangkitan orang mati” dengan kata lain; tidak mengakui adanya kebangkitan. Hal ini menunjukkan bahwa dia sudah dikhamiri oleh ragi Saduki -- Firman yang dikurangkan.


1 Korintus 15:13-17

(15:13) Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. (15:14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. (15:15) Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus -- padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. (15:16) Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. (15:17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.


Jika Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati, maka..

  • Sia-sialah orang yang memberitakannya, karena ternyata dia adalah seorang pendusta.

  • Sia-sialah umat TUHAN yang menjadi orang percaya, karena ia tetap hidup dalam dosanya.


1 Korintus 15:18

(15:18) Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.


Singkat kata, binasalah orang-orang yang mati di dalam Kristus; baik si pemberita Firman Allah maupun yang mendengarkan Firman.


Rasul Paulus berkata; karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21).

Kalu kita satu dalam kematian Yesus, maka kita akan satu dalam kebangkitan-Nya. Inikan keuntungan. Tetapi, andaikata Allah tidak membangkitkan TUHAN Yesus dari kematian, maka rasul Paulus adalah pendusta. Dan yang mendengarkan pemberitaan Firman semacam ini, juga tetap hidup di dalam dosanya. 

Jadi, baik si pemberita Firman maupun yang mendengarkan Firman TUHAN, sama-sama sia-sia di dalam mengikuti TUHAN. Tetapi, kalau kita sungguh-sungguh percaya bahwa Yesus telah mati dan hari ketiga bangkit, kita akan dibenarkan oleh iman.


1 Korintus 15:19

(15:19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.


Singkat kata, berharap kepada Kristus (menggantungkan hidup kepada Kristus), dengan lain kata; tidak lagi menggantungkan hidupnya kepada berhala, harta, kekayaan, uang, kedudukan, jabatan, pangkat, dan segala yang ada di bumi ini,  tetapi tidak percaya dengan kebangkitan-Nya, maka kita adalah orang yang paling malang dari segala manusia.


Andaikata segala manusia ini dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, maka…

  1. Kelompok pertama adalah animisme: orang-orang yang percaya kepada roh-roh yang mendiami suatu benda entah itu batu, gunung, air, patung dan lain sebagainya.

  2. Kelompok yang kedua adalah ateis: orang yang tidak percaya adanya TUHAN.

Orang yang masuk ke dalam kelompok yang kedua ini, acap kali mengandalkan manusia dan kekuatannya, karena merasa TUHAN tidak ada. 

Sebetulnya, kedua kelompok ini adalah orang-orang yang malang. Tetapi, apabila anak-anak TUHAN berharap kepada Kristus namun tidak percaya kepada kebangkitan-Nya, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. 


Kenapa dikatakan; orang paling malang dari segala manusia?

Begini, kita sudah tekun dalam tiga macam ibadah pokok (Ibadah Pendalaman Alkitab, Ibadah Raya Minggu, Ibadah Doa penyembahan), kemudian di tengah-tengah ketekunan tiga macam ibadah pokok tersebut, kita harus membawa korban dan mempersembahkan korban itu di atas Mezbah, antara lain; tenaga, pikiran, waktu, uang, harta kekayaan, perasaan, harga diri semua dikorbankan. Tetapi, kalau tidak percaya dengan kebangkitan Kristus, maka, dia adalah orang yang lebih malang dari orang malang, karena kerugiannya dua kali lipat (double).


1 Korintus 15:30-31

(15:30) Dan kami juga -- mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? (15:31) Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar.


Rasul Paulus di tengah-tengah pelayanannya; 

  • Setiap saat membawa diri ke dalam bahaya.

  • Tiap hari berhadapan dengan maut.

Pendeknya, rasul Paulus rela mati di tengah ibadah dan pelayanannya baik demi sidang jemaat, terlebih untuk TUHAN.


1 Korintus 15:32

(15:32) Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".


Apa artinya berjuang di tengah ibadah dan pelayanan yang disertai pengorbanan, bahkan rela kehilangan nyawa, jika Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati? Pengorbanan, perjuangan atau apapun yang kita kerjakan di bumi ini, semuanya menjadi sia-sia.


Kalau memang yang kita kerjakan itu adalah kesia-siaan dengan kata lain; tidak ada kebangkitan, rasul Paulus berkata: "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".

Itu saja yang kita kerjakan setiap hari; dosa makan-minum itulah dosa merokok, narkoba, minum-minuman keras (mabuk) enteh itu di café-café, diskotik, dugem dan lain sebagainya. Pendeknya, lebih baik senangkan / puaskan daging ini dengan dosa kejahatan, kalau memang Kristus tidak bangkit.


Oleh sebab itu, hati-hati dengan ragi ajaran Saduki; mengurangkan kebenaran karena tidak percaya dengan kebangkitan Kristus.


Selanjutnya, marilah kita melihat fakta kebenaran bila Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati.

Matius 22:23-28

(22:23) Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: (22:24) "Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. (22:25) Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya. (22:26) Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh. (22:27) Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati. (22:28) Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia."


Intisarinya ialah orang-orang Saduki sibuk dengan dosa kawin-mengawinkan.

Pendeknya, orang-orang Saduki berada pada puncaknya dosa itulah dosa kenajisan (kawin mawin).


Di atas tadi kita sudah melihat, kalau tidak ada kebangkitan, rasul Paulus berkata; marilah kita makan dan minum (rokok, narkoba, minuman keras, mabuk) ini adalah dosa kejahatan. Sampai akhirnya berada pada puncak dosa itulah dosa kenajisan (kawin-mengawinkan). Inilah yang terjadi menjelang kedatangan TUHAN pada kali yang kedua. Berarti, peristiwa semacam ini persis seperti peristiwa zaman Nuh dalam Matius 24:37-38.


Seperti apa zaman Nuh? 

Matius 24:37-38

(24:37) "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. (24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,


Sebelum air bah itu datang, mereka:

  • Makan-minum; mabuk-mabukan, merokok, narkoba dan lain sebagainya.

  • Kawin-mengawinkan yakni; dosa kenajisan sampai hari Nuh masuk ke dalam bahtera.

Inilah yang terjadi kalau tidak percaya kepada kebangkitan Kristus.


Mulai dari sekarang, yang punya gadget (android), hati-hati di dalam menggunakannya. Karena setan mudah sekali menarik seseorang supaya dikuasai oleh dosa kenajisan, begitu pegang handphone sudah langsung ke sana arahnya. Saya pun sampai hari ini merasa lemah tidak berdaya. Karena saya merasa diri lemah tidak berdaya, saya berjuang, dengan cara; tidak memiliki handphone android (gadget), sekalipun ada resikonya.


Dampak negatif dikuasai dosa kenajisan

Kejadian 6:2

(6:2) maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka


Pada akhirnya, anak-anak Allah sibuk dengan dosa kawin-mengawinkan itulah dosa kenajisan (puncak dosa). Sebab, anak-anak Allah itu mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan yang cantik itu, siapa saja yang disukai mereka, dengan lain kata; sibuk dengan dosa kawin-mengawinkan.


Sebagai tambahan: Anak-anak Allah itu dimulai dari Set, Enos dan akhirnya sampai kepada Nuh. 


Kejadian 6:3

(6:3) Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."


Oleh karena dosa kenajisan, Roh TUHAN tidak tinggal di dalam manusia, ini berbicara soal keterbatasan.

Andaikata Roh TUHAN tinggal di dalam diri manusia, maka manusia itu umurnya akan panjang. Sama seperti anak-anak Allah; Set, Enos, sampai kepada Nuh

Umur anak-anak Allah yang paling panjang adalah Metusalah, ia mencapai umur 969 tahun barulah ia mati (Kejadian 5:27). Tetapi, karena manusia itu sibuk dengan dosa kawin-mengawinkan, maka umurnya terbatas hanya sampai 120 tahun. Bukti keterbatasan; TUHAN ambil Roh-Nya dalam diri manusia itu.


Perlu untuk diketahui:

Kalau hamba TUHAN atau imam-imam diurapi TUHAN di tengah ibadah dan pelayanannya, maka TUHAN akan memakai dia dengan Roh yang tidak terbatas sesuai dengan Yohanes 3:34.


Oleh sebab itu, kita perlu melayani TUHAN dengan Roh yang tidak terbatas. Berbicara dalam urapan, duduk dan dengar Firman TUHAN dalam urapan, memperhatikan Firman TUHAN dalam urapan, melayani sesuai karunia jabatan dalam urapan. Kalau bersungut-sungut, bermain-main dalam melayani TUHAN, maka pelayanannya terbatas, tidak sanggup menjangkau jiwa-jiwa. Apa artinya seorang imam melayani dengan pelayanan yang terbatas? 


Jadi, kita perlu rendah hati supaya dipakai TUHAN dengan roh yang tidak terbatas. Kalau kita andalkan daging ini, terbatas, hanya 120 saja. Itu sebabnya, Musa tidak dibawa masuk ke tanah Kanaan dan umurnya hanya 120 tahun saja, dibagi menjadi 3 (tiga) bagian:

  • 40 tahun pertama di Mesir.

  • 40 tahun kedua di Midian.

  • 40 tahun ketiga di Padang Gurun.

Yang membawa bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan adalah Yosua bukan Musa. Musa hanya memandang saja.


Kita perlu dipakai TUHAN di tengah-tengah pengutusan, berarti kita perlu urapan TUHAN supaya kita dipakai dengan Roh yang tidak terbatas. Roh TUHAN itu sensitif, maka kita tidak perlu sungut-sungut, sabar saja. Justru, buah zaitun itu menghasilkan minyak setelah ditumbuk habis, seperti Yesus adalah pokok zaitun yang sudah mengalami penumbukan, sehingga ketika diperas menghasilkan minyak urapan. Tidak ada tumbukan, tidak ada urapan. Kalau bersungut-sungut, tidak ada urapan. Apa artinya imam melayani tanpa urapan? Apa yang dijangkau? Tidak ada -- hati manusia pun tidak terjangkau.


Kalau ada teguran, jangan suka ngomel dan bersungut-sungut. Teguran itu datang dari atas, jadi, tidak mungkin sesuka hati TUHAN menegur kita. Saya pun berbicara tidak sesuka hati, saya tanggungjawabi perkataan saya. Karena saya tahu apa yang saya katakan -- sudah saya renungkan. Mungkin renungan saya tidak sampai kepada renungan mu, tetapi sabar saja, ikuti, kalau diikuti akan tahu apa maksudnya. Jangan keburu sungut-sungut, demi pemakaian TUHAN yang tidak terbatas.


Kalau kita kembali memperhatikan Kejadian 6:3 tadi; daging manusia hanyalah sebatas takhta setan yakni; dikuasai dosa kejahatan dan dosa kenajisan, bila Roh Allah tidak tinggal di dalamnya.

Jadi, kita perlu untuk dipenuhkan dan dikuasai oleh Roh Allah yang suci. Kalau Roh TUHAN diambil, maka manusia hanya daging, berarti sebatas takhta setan; dikuasai kejahatan dan kenajisan -- dosa makan minum dan dosa kawin-mengawinkan.


Kita datang untuk menyerahkan diri untuk diperbaiki oleh Firman yang diurapi, sehingga ke depan kita dipakai TUHAN dengan Roh yang tidak terbatas. Jangan kita datang berdiri di altar hanya untuk dilihat orang, itu pemakaian yang terbatas (pelayanan yang terbatas). Jangan untungkan dagingmu, tetapi Roh TUHAN dirugikan.


Kalau kita kembangkan lagi soal manusia daging, itu dapat dilihat dari sisi pribadi Esau, sebab Esau adalah manusia daging berarti; Roh TUHAN tidak ada di dalam dirinya sebagaimana yang tertulis dalam Kejadian 25:24-34.

Pekerjaan Esau; sibuk berburu daging bahkan pandai berburu daging.

Jadi, segala tabiat daging, itu saja yang diburu.

Ayat referensi mengenai tabiat daging; Galatia 5:19-21


Kesukaan Esau: suka tinggal di padang.

Padang adalah gambaran dari dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya.

Lebih jelasnya ada dalam 1 Yohanes 2:16; segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini ada 3 (tiga) hal, yaitu;

  1. Keinginan daging.

  2. Keinginan mata.

  3. Keangkuhan hidup.

Ketiga hal tersebut bukan berasal dari Roh Allah yang suci.


Akibat sibuk berburu daging: Esau menjual hak kesulungannya demi sepiring sop kacang merah (demi memenuhi kebutuhan daging). 

Manusia yang rohani kebutuhannya harus hal-hal yang rohani; dia senang sekali melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN, senang sekali taat dan tunduk kepada kepala, seperti Yakub; seorang yang tenang 🡪 doa penyembahan. Dan kesukaanya; tinggal di kemah (rumah TUHAN), berarti melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN. Yakub senang sekali berkorban baik tenaga, pikiran, hati, perasaan dan lain sebagainya. Sedangkan manusia daging, kebutuhannya daging (kacang merah). 

Pendeknya, Esau memandang ringan hak kesulungan.


Kejadian 25:32

(25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?"


Esau memandang ringan hak kesulungan yakni; perkara rohani itulah ibadah dan pelayanan, sebab ia tidak percaya kebangkitan orang mati. Singkat kata, Esau tidak memiliki pandangan nubuatan (tidak memandang jauh ke depan).


Jangan berpikir pendek saudara! Berpikir pendek berarti; tidak memiliki pandangan nubuatan -- tidak memandang jauh ke depan. Orang yang berpikir pendek; cepat bertindak bodoh atau salah, cepat ngomel, cepat salahkan ini dan salahkan itu, asal bicara.


Persamaannya…

1 Korintus 15:19

(15:19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.


Kalau cara berpikir dan sudut pandang pendek, tidak memandang jauh ke depan, kitalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. 


Ciri-ciri dikuasai oleh ragi Saduki (tidak percaya adanya kebangkitan)

Matius 22:28

(22:28) Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia."


Di sini, orang-orang Saduki bertanya kepada TUHAN; Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan

Alasan mereka bertanya: sebab ketujuh saudara-bersaudara tersebut sudah memperisterikan perempuan tersebut, hanya saja ketujuh orang tersebut tidak ada anak dari perempuan itu.


Sebenarnya, ini adalah pertanyaan bodoh dari orang-orang idiot. Kenapa saya katakan demikian?

Sebab pada ayat 23; orang-orang Saduki berpendapat bahwa tidak ada kebangkitan. Tetapi anehnya, pada ayat 28 mereka bertanya; siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Jadi, orang Saduki ini betul-betul idiot.


Oleh sebab itu, dari sini kita dapat memetik suatu pelajaran, yaitu; orang-orang yang kena ragi Saduki; mau hidup enaknya saja. Maksudnya; menolak kematian dan kebangkitan, tetapi menghendaki kerajaan Sorga.

Tidak mengakui kematian dan kebangkitan Yesus, tetapi mau masuk Sorga = mau enaknya saja. Sama seperti seorang pelayanan TUHAN yang mau melayani sesuka hati, bekerja sesuka hati, tetapi tidak dengar-dengaran kepada gembalanya. Memang orang licik mau enaknya saja. Kanak-kanak rohani juga seperti itu, mau enaknya saja -- untung di dirinya, rugi di orang lain.


Inilah orang Saduki, jangan kita seperti itu. Jangan bertahan dengan prinsip setan seperti ini. Jangan terus bertahan dengan sifat kanak-kanak. Beri dirimu didewasakan oleh TUHAN.


Pendeknya, orang Saduki benar-benar bodoh. Persamaan kebodohannya ada dalam 1 Korintus 15:36-38, Yohanes 12:24. Tetapi dalam kebodohan itu, Yesus langsung menunjukkan kebodohan mereka dalam Matius 22:29.


Matius 22:29

(22:29) Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!


Mendengar pertanyaan orang Saduki pada ayat 28 tadi, Yesus menjawab mereka: kamu sesat.

Sesat = menyimpang dari jalan TUHAN (jalan kebenaran).


Ciri menyimpang dari jalan TUHAN: tidak mengerti (bodoh) dengan Kitab Suci maupun kuasa Allah.

YANG PERTAMA: Tidak mengerti Kitab Suci.

Kitab Suci terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

  • Perjanjian Lama ditulis oleh para nabi.

Tugas nabi adalah bernubuat.


1 Petrus 1:10-11

(1:10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. (1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.


Nabi-nabi bernubuat tentang kasih karunia yang ditujukan bagi kita. Demi nubuat yang akan terjadi, seorang nabi berjuang untuk menyelidiki dan meneliti tentang keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus dengan segala pengorbanan yang dialaminya di atas kayu salib, kemudian mati dan bangkit pada hari ketiga, sampai akhirnya dipermuliakan. Inilah nubuat dari nabi-nabi dan itu diberitakan kepada kita sekaliannya. 


Walaupun ditulis dalam 1 Petrus 1:10-11 tetapi ini mewakili Perjanjian Lama, karena perjanjian lama ditulis oleh para nabi.


  • Perjanjian Baru, ditulis oleh para rasul.

2 Petrus 1:16-21

(1:16) Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. (1:17) Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." (1:18) Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. (1:20) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, (1:21) sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah


Rasul Petrus menyampaikan Firman Allah dalam bentuk lisan (narasi) dan tulisan 2 Petrus 1:16-21, sesuai dengan dorongan Roh Kudus, inilah Firman yang diurapi, Firman yang diwahyukan kepada rasul Petrus.

Singkat kata, seorang rasul berbicara sesuai dengan dorongan Ilham Roh Kudus disebutlah itu wahyu = penglihatan -- memperlihatkan kerajaan Sorga. Itu berarti, lewat Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel kita telah melihat kerajaan Sorga.


Imamat 26:11

(26:11) Aku akan menempatkan Kemah Suci-Ku di tengah-tengahmu dan hati-Ku tidak akan muak melihat kamu.


Aku akan menempatkan Kemah Suci-Ku di tengah-tengahmu dan hati-Ku, dan hati-Ku tidak akan muak melihat kamu sebaliknya, kalau tidak ada Tabernakel; hati TUHAN muak.

Jadi, jangan bosan dengan Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, supaya hati TUHAN jangan muak. Dan hal ini dituliskan kembali oleh rasul Paulus.


Ibrani 8:5

(8:5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."


Supaya ibadah dan pelayanan kita di bumi adalah gambaran dan bayangan dari ibadah dan pelayanan di Sorga, harus dengan pola Tabernakel. Itu harga mati.

Lalu, bagaimana dengan mereka yang tidak punya Tabernakel? Itu urusannya. Mari perhatikan diri sendiri dan imani ajaran ini. 


Inilah Wahyu yang diajarkan oleh para Rasul. Rasul Paulus melihat hal itu ketika ia diangkat ke tingkat yang ketiga dari Sorga, lalu diberitakan kepada jemaat dalam bentuk tulisan dan dalam bentuk khotbah (lisan). Kita harus percaya dengan apa yang dilihat oleh Paulus. 

Terhadap hal ini orang-orang Saduki tidak mengerti. Mereka tidak mengerti Kitab Suci.


YANG KEDUA: Tidak mengerti kuasa Allah.

Kuasa Allah, bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Mezbah Korban Bakaran. Kenapa demikian?


2 Korintus 12:7-9

(12:7) Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. (12:8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. (12:9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.


Rasul Paulus terlebih suka bermegah atas kelemahannya -- membiarkan duri dalam daging, supaya keluar kuasa Kristus yang turun menjadi naungan. 


Jadi, lewat pengorbanan, sengsara derita, banyaknya pergumulan yang dialami, yang disebut duri dalam daging, keluar suatu kuasa dari Sorga dan kuasa Kristus menjadi naungan atas kita. Kalau tidak ada duri dalam daging, tidak ada pergumulan di bumi, tidak ada kuasa TUHAN dengan lain kata; kuasa TUHAN tidak turun atas orang itu. Sebab itu, orang yang bersungut-sungut, tidak ada kuasa di dalam dirinya, akhirnya seringkali disepelekan. Dan ketika disepelekan, ia acap kali menyalahkan orang lain.


Dari Mezbah Korban Bakaran keluar kuasa yaitu; dari 4 (empat) tanduk pada sudut Mezbah Korban Bakaran.

Tanduk atau kuasa TUHAN adalah;

  • Kubu pertahanan, kota benteng.

  • Tempat perlindungan atau tempat untuk melarikan diri.

Jadi kita melarikan diri kepada kuasa TUHAN yang keluar dari Mezbah Korban Bakaran, itu perlindungan yang nyaman.


Hal ini ditulis oleh Mazmur Daud, karena itu juga bagian dalam pengalamannya dalam Mazmur 18:3; Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!

Bilangan 35:5-6

(35:5) Di luar kota itu haruslah kamu mengukur dua ribu hasta di sisi timur dan dua ribu hasta di sisi selatan dan dua ribu hasta di sisi barat dan dua ribu hasta di sisi utara, sehingga kota itu berada di tengah-tengah; itulah bagi mereka tanah-tanah penggembalaan kota-kota. (35:6) Mengenai kota-kota yang harus kamu berikan kepada orang Lewi itu, ialah enam kota perlindungan yang harus kamu berikan, supaya orang pembunuh dapat melarikan diri ke sana; di samping itu haruslah kamu memberikan empat puluh dua kota.


Setiap orang yang berbuat dosa, apabila dia melarikan diri dan berpegang kepada tanduk pada mezbah, terlindungi dan terpelihara; tidak ada orang yang menghakimi dia.


Tetapi lihatlah, orang-orang Saduki dengan ajarannya; tidak percaya kepada kebangkitan, akhirnya bodoh dan tidak tahu kuasa Allah. Seandainya mereka tahu kuasa Allah, secepatnya mereka berlari kesana sebagai tempat perlindungan. 


Orang yang tidak tahu kuasa TUHAN, seringkali bersungut-sungut. Andaikata dia tahu kuasa TUHAN, pasti terlebih suka bermegah di dalam kelemahan, terlebih suka bermegah dengan duri dalam daging. Supaya.ketika dia bermegah dengan Mezbah Korban Bakaran, kuasa TUHAN akan turun dan menjadi tempat perlindungan, tempat pelarian kita semua. Jadi, jangan lagi bersungut-sungut! 


Kita belajar untuk memahami kuasa TUHAN, itu tempat perlindungan. Manakala kita berbuat dosa, secepatnya kita melarikan diri kepada salib-Nya, sehingga kita aman dalam perlindungan TUHAN -- tidak ada orang yang mengganggu gugat, tidak ada orang yang bisa menghakimi. Oleh sebab itu, kita perlu semakin dewasa, bertumbuh dengan ajaran sehat -- rindu akan Air Susu Ibu; murni dan rohani tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan. Amin.


Sebetulnya Firman TUHAN masih panjang, tetapi sampai di sini saja Firman TUHAN. 


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment