KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, June 10, 2024

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 6 JUNI 2024

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 6 JUNI 2024

KITAB MALEAKHI PASAL 2

Maleakhi 2:8-9

(Seri 5)

 

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah di dalam rumah TUHAN lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

 

Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat online atau live streaming; Youtube, Facebook, atau media sosial apapun, dimanapun saudara berada. Dan kita buka hati untuk diisi oleh Firman TUHAN.

Namun jangan lupa kita berdoa dalam Roh, supaya Firman yang dibukakan itu terus meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.

 

Mari kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci dari KITAB MELEAKHI.

Maleakhi 2:8-9 dengan perikop: "Murka Tuhan terhadap imam"

(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu membuat banyak orang tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman TUHAN semesta alam. (2:9) Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang bulu dalam pengajaranmu.

 

Di sini kita melihat:

·         Para imam menyimpang dari jalan (ayat 8).

·         Karena para imam tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan (ayat 9).

Jadi jelas, penyimpangan akan terjadi kalau tidak mengikuti petunjuk TUHAN. 

 

Saya berdoa, kiranya saat ini dan seterusnya, kita tetap mengikuti petunjuk-petunjuk TUHAN, supaya tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam hidup kita, nikah dan rumah tangga, baik di tengah ibadah dan pelayanan ini. 

 

Kalau kita beribadah tetapi tidak mengikuti petunjuk TUHAN, maka ibadah kita, persembahan kita, untuk siapa? Oleh sebab itu, kita harus tahu, kita datang dan ada di tengah ibadah, karena kita tahu segala yang kita persembahkan adalah kepada TUHAN. 

Jadi, mau tidak mau, supaya tidak ada penyimpangan, kita semua harus mengikuti petunjuk TUHAN, mulai dari saya (gembala), imam-imam, sampai kepada seluruh sidang jemaat, termasuk anak-anak TUHAN yang sedang mengikuti secara online dimanapun berada. Oleh sebab itu, jangan kita menyimpang dari jalan TUHAN.

 

Terkait dengan hal itu, mari kita lihat…

Yeremia 2:8

(2:8) Para imam tidak lagi bertanya: Di manakah TUHAN? Orang-orang yang melaksanakan hukum tidak mengenal Aku lagi, dan para gembala mendurhaka terhadap Aku. Para nabi bernubuat demi Baal, mereka mengikuti apa yang tidak berguna.

 

Di sini kita melihat, para pemimpin umat Israel; mengikuti apa yang tidak berguna. Itu berarti; mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan = menyimpang dari jalan.

 

Sebagai bukti:

a.                   Para imam tidak lagi bertanya; dimanakah TUHAN?

b.                  Orang-orang yang melaksanakan hukum (penegak hukum) yakni pemimpin sidang jemaat, tidak mengenal TUHAN lagi

c.                   Para gembala mendurhaka / memberontak kepada TUHAN

d.                  Para nabi bernubuat demi Baal.

Banyak juga pemimpin sidang jemaat bernubuat (menyampaikan Firman TUHAN) tetapi demi Baal -- demi berhala-berhala di bumi ini -- demi perkara-perkara lahiriah. Dan banyak jemaat tidak tahu dengan situasi semacam ini. Kalau jemaat tahu situasi semacam ini, maka, tentu dia tidak akan berada di situ.

 

Saudaraku, uang bisa dijadikan berhala, pekerjaan bisa dijadikan berhala, bisnis juga bisa dijadikan berhala. Jadi, para nabi bernubuat untuk hal-hal yang seperti itu; sangat mengherankan, namun banyak juga umat TUHAN tidak memahami hal yang semacam itu. Tetapi bagi kita sekarang, TUHAN sudah menyatakan kasih dan kemurahan-Nya, sehingga ke depan ibadah kita adalah ibadah yang sungguh-sungguh berkenan kepada TUHAN, karena kita tidak menyimpang dari jalan TUHAN. Tetapi kita terus mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan kepada kita sekaliannya. 

 

Demikianlah pemimpin para umat Israel pada zaman Yeremia.

 

Bandingkan dengan zaman Yesaya…

Yesaya 56:10-11 dengan perikop: “Pemimpin-pemimpin yang fasik”

(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; (56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

 

Para pemimpin umat Israel mengambil jalan sendiri, itu berarti; tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan = menyimpang dari jalan TUHAN, sehingga mereka disebut:

A.                 Orang-orang buta, berarti; tidak tahu apa-apa.

B.                 Anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak.

C.                 Berbaring melamun dan suka tidur saja.

D.                 Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.

 

Kita masih mengikuti penjelasan mengenai…

Keterangan: “ANJING-ANJING BISU TIDAK TAHU MENYALAK”.

Bisu tidak tahu menyalak artinya, sebagai seorang hamba TUHAN atau pemimpin sidang jemaat, tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan:

a.                   Firman Allah yang tajam (pedang tajam bermata dua).

b.                  Firman Pengajaran yang benar dan murni.

c.                   Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.

 

Setelah kita mendapatkan penjelasan dari; Firman Allah yang tajam (pedang bermata dua), maka sekarang kita akan melihat…

Penjelasan tentang: Firman Pengajaran yang murni dan benar.

Apa itu Firman Pengajaran yang murni dan benar?

1 Petrus 2:2 dengan perikop: "Yesus Kristus batu penjuru”

(2:2) Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

 

Air susu ibu disebut dengan ASI; murni dan rohani.

 

Biarlah kita digembalakan oleh Firman Pengajaran yang benar dan murni, dan yang rohani, sama seperti air susu ibu. Jangan kita digembalakan oleh pengajaran-pengajaran yang dicampur-campur, ditambah atau dikurangkan sebagai mana yang terdapat dalam Wahyu 22:18-19.

 

Wahyu 22:18-19 dengan perikop: "Penutup"

(22:18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. (22:19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

 

Firman Allah yang murni dan rohani itulah Firman Allah yang tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan.

 

Berdoa selalu supaya dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon ini kita senantiasa menikmati Firman yang murni dan rohani; tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan. Dan kita juga harus sama seperti bayi, artinya; merindukan Firman Pengajaran yang murni dan rohani, tidak menginginkan kopi susu tambah coklat.

Jadi, bayi yang baru lahir, senantiasa merindukan air susu ibu (ASI). Ibu 🡪 seorang gembala.

 

Kita harus bahagia seperti seorang bayi yang bahagia saat dalam gendongan ibunya untuk menikmati ASI. Jangan saudara datang tetapi muka cemberut, memberontak -- diasuh, dirawat tetapi melawan terus, tidak ada artinya kehidupan semacam itu beribadah kepada TUHAN. Tetapi kita harus seperti bayi yang baru lahir; dalam gendongan ibunya, untuk diasuh dan dirawat. Maka, kehidupan semacam ini, rindu akan air susu ibu (ASI), tidak suka dengan air susu yang dicampur-campur. 

 

Sekarang pertanyaannya: Apa yang dimaksud dengan firman yang ditambahkan? 

Minggu yang akan datang, jika TUHAN kehendaki, kita akan melihat Firman yang dikurangkan.

Firman yang ditambahkan 🡪 ajaran atau ragi Farisi.

 

Matius 16:5-7 dengan perikop: "Tentang ragi orang Farisi dan Saduki"

(16:5) Pada waktu murid-murid Yesus menyeberang danau, mereka lupa membawa roti. (16:6) Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki." (16:7) Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak membawa roti."

 

Inti dari  yang kita baca, Yesus berkata kepada murid-murid: berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki, secara khusus berjaga-jaga terhadap ragi orang Farisi. Akan tetapi, murid-murid berpikir; Yesus mengatakan hal itu karena mereka lupa membawa roti. Sebenarnya, tidak seperti yang dipikirkan murid-murid, kalau Yesus mengatakan itu karena memang harus berjaga-jaga terhadap ragi orang Farisi, bukan karena mereka lupa bawa roti. 

 

Jadi, kita jangan mereka-reka atau berasumsi yang tidak baik, apalagi soal penggembalan ini, sebab kita sudah digembalakan dengan sungguh-sungguh. Yang bertahun-tahun melihat penggembalaan ini kan tahu persis proses perjalanan adanya penggembalaan ini; kita sungguh-sungguh dalam kesucian, tidak cinta uang, kita berjuang dalam hal ini dan itu, walaupun masih banyak kekurangan, lalu, masih pula kita mau berontak dan mereka-reka (berpikir) yang tidak-tidak, karena pemikiran yang terbatas dari manusia?

 

Mari kita lihat kebenarannya, apakah Yesus mengatakan hal itu karena murid-murid lupa membawa roti?

Matius 16:8-11

(16:8) Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Hai orang-orang yang kurang percaya!  (16:9) Belum juga kamu mengerti? Tidak kamu ingat lagi akan lima roti untuk lima ribu orang itu dan berapa bakul roti kamu kumpulkan kemudian? (16:10) Ataupun akan tujuh roti untuk empat ribu orang itu dan berapa bakul kamu kumpulkan kemudian? (16:11) Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa bukan roti yang Kumaksudkan. Aku berkata kepadamu: Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki."

 

Sebenarnya, Yesus tidak membicarakan soal roti, tetapi membicarakan soal ragi orang Farisi. 

Karena murid-murid berasumsi atau mereka-reka yang tidak baik, akhirnya Yesus mengingatkan kembali peristiwa tentang pemecahan roti:

·         Yesus memberi makan 5000 laki-laki, tidak termasuk isteri dan anak, dengan 5 roti dan 2 ikan, sisa 12 bakul, sesuai dengan jumlah 12 murid.

·         Yesus memberi makan 4000 laki-laki dengan 7 roti dan beberapa ikan, lalu sisa beberapa bakul.

 

Demikian juga kita, kalau keliru pada masa lalu, harus mau diingatkan kembali. Jangan takut dan gelisah, tetapi hati kita harus terbuka, karena hati TUHAN juga terbuka untuk kita orang berdosa ini.

 

Karena TUHAN tidak berbicara tentang roti, itu berarti TUHAN sanggup memelihara hidup murid-murid, TUHAN juga sanggup memelihara hidup anak-anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN secara ajaib, baik di kota maupun di desa. TUHAN sanggup memelihara dan mencukupkan kehidupan kita. 

 

Jadi, yang TUHAN bicarakan adalah soal ajaran, dimana murid-murid harus waspada --  hati-hati -- berjaga-jaga terhadap ragi orang Farisi, itu yang nomor satu. Soal hidup; TUHAN sanggup memelihara hidup kita secara ajaib dimanapun kita berada. Kita terpelihara bukan karena gaji bulanan, bukan karena bisnis, tetapi TUHAN sanggup memelihara kehidupan rohani kita, nikah kita, dan rumah tangga di atas muka bumi ini. TUHAN sanggup memelihara hamba-hamba TUHAN, pemimpin-pemimpin sidang jemaat dalam lima jabatan secara ajaib, dimanapun berada, baik di kota atau di desa. Semua akan TUHAN pelihara, asal kita mau memperhatikan ajaran TUHAN, petunjuk TUHAN. Hati-hatilah kita terhadap ajaran yang lain, teristimewa pada malam ini, TUHAN ajarkan kita untuk hati-hati terhadap ragi ajaran Farisi.

 

Matius 16:12

(16:12) Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki.

 

Akhirnya, murid-murid menyadari dan memahami betul bahwasanya mereka harus waspada bukan terhadap ragi roti, tetapi terhadap ragi Farisi.

 

Jadi, akhirnya, kita harus menyadari juga bahwa kita harus waspada terhadap ragi itulah ajaran Farisi. Kita tidak boleh menganggap semua ajaran sama. Jangan sama seperti domba yang liar dalam Ayub 39:11; mereka naik ke semua gunung-gunung (rumah TUHAN) dengan alasan; mencari Firman. 

Memang di gereja sana juga ada Firman Allah (rumput hijau), tetapi kita kan sudah digembalakan puluhan tahun oleh Firman Pengajaran Mempelai, kita harus punya hati nurani, jangan karena tidak sanggup mendengarkan Firman selama 1-1½ jam, lalu kita jengkel. Jangan karena dikoreksi dosa kejahatan, kenajisan, dosa kutuk nenek moyang, lalu kita jengkel dan tinggalkan penggembalaan, padahal pikiran kita yang tidak konsen untuk disucikan dari ragi-ragi semacam ini. Lalu, kita kambing hitamkanlah banyak perkara dalam penggembalaan ini, supaya ada alasan jauh dari tengah-tengah ibadah dan pelayanan.

 

Tetapi, kalau kita berkepala batu, keras kepala, keras hati, tidak bersunat hati dan tidak bersunat telinga, bukan TUHAN yang rugi melainkan kita. TUHAN tidak rugi, tetapi hati-Nya hancur -- menangis terhadap orang yang jauh dari TUHAN, terhadap orang-orang yang memberontak, terhadap orang-orang yang tidak mau digembalakan.

 

Lebih rinci kita melihat soal ragi…

Markus 7:1-5 dengan perikop: "Perintah Allah dan adat istiadat Yahudi"

(7:1) Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. (7:2) Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. (7:3) Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; (7:4) dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. (7:5) Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"

 

Orang Farisi berpegang pada adat istiadat nenek moyang, umpama: membasuh tangan sebelum makan, bahkan kalau mereka pulang dari pasar, tidak akan makan sebelum membersihkan tangan. Dan masih banyak lagi ajaran-jaran lain turun-temurun.

 

Bandingkan dengan..

1 Timotius 4:16

(4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Kemurnian dari pengajaran Firman Allah, itulah yang menentukan keselamatan dirinya dan sidang jemaat yang mendengarkan Firman TUHAN. Oleh sebab itu, seorang hamba TUHAN harus mengawasi dirinya dan ajarannya supaya jangan khamir dengan ajaran ragi Farisi.

 

Kembali saya tandaskan; Pengajaran dari Firman Allah yang murni, itu sangat menentukan keselamatan dari seorang hamba TUHAN dan sidang jemaat yang mendengarkan Firman TUHAN. Jadi, kita tidak boleh sembarangan datang beribadah, kemudian berdalih dan berkata; di sana juga ada Firman.

 

Sekarang pertanyaannya: apakah itu ragi atau ajaran orang Farisi? (Markus 7:1-5)

Ragi Farisi atau ajaran Farisi adalah taurat (Firman Allah) ditambahkan dengan ajaran nenek moyang itulah adat istiadat. Karena kenyataannya mereka perpegang teguh pada ajaran nenek moyang -- adat istiadat -- yaitu; tidak makan sebelum membasuh tangan.

 

Ditambah berarti; dicampur, sehingga Firman Allah menjadi khamir, sehingga roti yang kena ragi akan mengembang (berkembang dengan pesat). 

Maksudnya; bagian luar (lahiriah) nampak mengembang besar, tetapi kalau dia menghadapi ujian dengan lain kata; roti yang sudah mengembang tadi ditekan; jadi menciut (mengecil). Pendeknya, bagian luar (lahiriah) dan bagian dalam (rohani); tidak sama. Roti yang mengembang itu di dalamnya banyak rongga-rongga (kosong).

 

Memang tidak dipungkiri, kalau Firman Allah ditambahkan dengan ragi Farisi -- Firman ditambah dengan guyon-guyon, cerita isapan jempol, dongeng-dongeng, pasti berkembang pesat. Beda dengan Firman Pengajaran yang murni dan benar, sifatnya menyucikan dan mengoreksi dosa, mencabut dosa sampai ke akar-akar dosa. Kalau yang padat (tidak berkembang), agak lebih keras; kok ayatnya banyak ya, dosa saya terus  dikoreksi. Saya tidak menyalahkan gereja yang berkembang pesat, tetapi, kalau berkembang pesat karena ragi --- firman ditambahkan dengan guyon, cerita isapan jempol, filsafat-filsafat kosong, inilah ragi bagianorang Farisi.

 

Markus 7:6

(7:6) Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

 

Karena nampak berkembang pesat bagian luar (secara lahiriah), tetapi bagian dalam (rohani) tidak sesuai dengan bagian luar, akhirnya TUHAN berkata kepada orang-orang Farisi: hai orang-orang munafik!

Berati; orang-orang Farisi disebut sebagai orang-orang munafik. Luar tidak sama dengan dalam = munafik.

 

Hati-hati ya saudara, di depan ceritanya baik-baik, tetapi di belakang tidak baik, kenapa? Karena manusia rohaninya (bagian dalam) tidak sesuai dengan yang nampak di luar. 

 

Saudaraku, kita semua harus mengalami pertumbuhan rohani karena kuasa Firman yang kita dengar selama ini. Jangan nampak berkembang, tetapi ketika tertekan, banyak ngomel di belakang (mengkisut).

Doa saya, kiranya mulai dari saya, kemudian imam-imam, sampai kepada seluruh sidang jemaat, jangan sampai kita disebut sebagai orang yang munafik.

 

Matius 23:2 dengan perikop: "Yesus mengencam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi”    

(23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.

 

Orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa, artinya; mereka tampil sebagai pemimpin orang-orang Yahudi.

Tetapi, di sini kita melihat, TUHAN mengecam orang-orang Farisi, sesuai dengan perikopnya, tentu oleh karena kemunafikan mereka.

 

Dalam Matius 23, Yesus menyebut orang-orang Farisi sebagai orang-orang munafik sebanyak 7 (tujuh) kali:

1.      Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. (Matius 23:13)



2.                  Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat (Matius 23:14).



3.                  Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri (Matius 23:15).

 

Di sini kita melihat orang-orang Farisi mentobatkan satu orang menjadi pengikutnya, tetapi sesudah bertobat, orang itu dijadikan penghuni neraka, sebab kejahatannya menjadi dua kali lipat lebih jahat dari orang-orang Farisi.


Dua kali lipat lebih jahat itu karena 2 (dua) ajaran, yaitu;

a.                   Mengarungi lautan 🡪 ajaran antikris (roh jual beli)

b.                  Menjelajah daratan 🡪 ajaran nabi palsu = sibuk dengan banyaknya kegiatan tanpa Firman Allah.



  • Dalam Wahyu 13:1 binatang yang keluar dari dalam laut 🡪 antikris.
  • Sedangkan, Wahyu 13:11 binatang yang keluar dari dalam bumi 🡪 nabi-nabi palsu.

Jadi, oleh dua ajaran ini, satu orang yang ditobatkan oleh orang Farisi ini menjadi orang neraka, kenapa? Karena dua kali lebih jahat daripada orang Farisi itu sendiri, itu namanya kemunafikan. Kita membuat orang bertobat supaya masuk Sorga, bukan menjadi orang neraka.



4.                  Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. (Matius 23:23)

 

Jangan ada yang bersungut-sungut karena mengembalikan persepuluhan. Bukan hanya sepersepuluh  dari gaji atau bisnis yang dikembalikan, tetapi bila kita menerima berkat, misalnya; ditraktir makan, itu juga harus dihitung sepersepuluhnya. Kemudian, dapat berkat baju, itu juga dihitung sepersepuluhnya. Begitu juga kami, berapa kali mendapat berkat dari sidang jemaat, kami selalu hitung semua perpuluhannya

 

Tetapi tentu saja, jangan mengabaikan yang terpenting dari hukum Taurat yaitu; 

  • Keadilan.

Keadilan kata dasarnya adalah adil; harus adil di hadapan TUHAN dan adil dihadapan sesama.

Pengertian tidak adil yang selama ini kita tahu adalah; kasih kepada si A banyak, tetapi kasih kepada si B tidak banyak, betul. Tetapi, bekerja keras di bumi untuk kepentingan daging, namun tidak mau bekerja keras di tengah ibadah dan pelayanan, itu juga tidak adil. Seharusnya, kalau kita mengembalikan sepersepuluh, jangan diabaikan keadilan.

  • Belas kasihan = murah hatinya.

Kita ada sebagaimana ada, karena belas kasih TUHAN, kemurahan hati TUHAN. 

Ada orang yang sakit TUHAN sembuhkan, karena belas kasih TUHAN; TUHAN masih beri umur panjang, TUHAN masih beri kesehatan, itu karena belas kasih. 

Tetapi ada lagi yang lebih hebat dari itu semua, diberi kesempatan untuk menghadap TUHAN, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, lalu kita digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, tentu, itu kemurahan lebih dari hidup; supaya dimempelaikan TUHAN. Yang tidak layak menjadi layak, itu juga belas kasih TUHAN. 

  • Kesetiaan.

Kata dasar kesetiaan adalah setia. Imam-imam harus setia sampai mati, sesuai dengan karunia jabatan yang dipercayakan oleh TUHAN. Melayani sampai mati, beribadah sampai mati, itu namanya setia. 

Sama seperti TUHAN Yesus; taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib (Filipi 2:8).

Jadi, kalau dipercaya melayani sesuai karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus, kerjakan sampai mati di situ, itu namanya setia.

 

Seorang isteripun harus setia kepada suami, seorang suami harus setia kepada isteri, apapun kondisi pasangan hidup; harus setia. Tidak boleh melarikan diri dan menggunakan alasan suami ku pendek, bontet, gendut, pesek, tidak ada penghasilan. Sekarang pertanyaannya; kenapa mau menikah waktu itu? Atau sebaliknya, suami berkata; sudah tidak langsing, sudah ubanan, sudah keriput. Ini tidak benar, itu tidak setia.

 

Orang Farisi berlaku munafik, mereka hanya mengembalikan sepersepuluh, tetapi mengabaikan tiga hal yang terpenting dari hukum Taurat.



5.                  Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan (Matius 23:25-26)

 

Cawan dan pinggan dibersihkan sebelah luarnya oleh orang Farisi, tetapi bagian dalamnya;

  • Penuh dengan rampasan.

Yang dimaksud dengan rampasan adalah; yang bukan milik kita diambil dengan paksa.

Menindas hak asasi manusia itu juga merampas.

  • Penuh dengan kerakusan.

Kata dasar kerakusan adalah rakus, maksudnya; tidak puas dengan satu perkara, ingin yang kedua, ingin perkara yang selanjutnya.

 

Padahal, bagian luarnya bersih, tetapi bagian dalamnya penuh dengan rampasan dan kerakusan, berarti; munafik. 



6.                  Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran (Matius 23:27).

 

Kemunafikan orang Farisi, digambarkan seperti kuburan, yaitu;

  • Di luar tampak bersih karena dilabor putih.
  • Tetapi bagian dalamnya penuh dengan 2 (dua) hal:

a.                  Tulang-tulang kering.

Kenapa gereja disebut tulang-tulang kering? Karena tidak ada persekutuan antara carang dengan pokok. Yesus adalah Pokok Anggur, kitalah carangnya (rantingnya). Kalau carang (ranting) putus dari Pokok Anggur maka ranting akan kering

Jadi, kalau nampak terlihat baik di luar, putih, bersih seperti kuburan yang dilabor putih, tetapi rohani kering-kering karena tidak ada persekutuan yang indah dengan TUHAN = munafik.

Bersih -- bahasanya tertata rapi, tetapi hatinya tidak berpaut dengan TUHAN = tulang-tulang kering, seperti ranting tidak melekat pada pokoknya.

b.      Pelbagai jenis kotoran.

Banyak kotoran, tetapi di luar seperti kuburan yang cat putih.

 

Karena hal inilah Yesus mengatakan mereka orang-orang munafik untuk yang keenam kali.



7.                  Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh, (Matius 23:29).

 

Kemarin kami melayani paskah PPT di Tapanuli Tengah. Sebab itu, kami harus melewati bandara Siborong-borong (Silangit). Di sepanjang jalan itu kami banyak sekali menemukan tugu marga-marga, dan itu diperindah, termasuk kuburannya bagaikan rumah mewah, tetapi rumah orang yang membangunnya; gubuk-gubuk, bilik-bilik, sudah reyot, tidak direnovasi, ini namanya kemunafikan. Semakin tinggi tugu dibangun, semakin menunjukkan kebodohannya.

 

Maka dalam ayat 30 mereka berkata; Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Ini adalah kebenaran diri sendiri.

Hidup dalam kebenaran diri sendiri, adalah bagian dari kemunafikan. 

 

Inilah orang yang berpegang pada ada istiadat, Firman TUHAN ditambah, dicampur sehingga berkembang pesat.

 

Ciri ibadah pelayanan orang munafik.

Markus 7:6-7

(7:6) Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. (7:7) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.

 

Ciri ibadah dan pelayanan orang munafik; sama seperti orang Farisi, menjalankan ibadah secara lahiriah, misalnya:

·         Mulut memuliakan TUHAN,

·         Tetapi hatinya jauh dari Firman Allah yang murni dan benar

Dengan kata lain; tubuh jasmani dipersembahkan di tengah-tengah ibadah, tetapi hatinya jauh dari Firman Allah -- manusia batinnya tidak dipersembahkan di atas mezbah TUHAN sebagai korban persembahan yang berbau harum. 

 

Setelah kita mendapatkan pengertian ini, akhirnya kita bersyukur. Kalau andaikata kerohanian kita seperti ini, lalu Firman TUHAN datang dalam ajaran yang baik, bila kita jujur, pasti berkata; TUHAN, saya masih seperti ini, saya punya kerinduan untuk tidak sama seperti orang muanfik ini. Jangan malah kabur, sampai TUHAN datang tidak akan selamat.

 

Kita temukan lebih rinci lagi dalam…

Matius 15:7-11

(15:7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: (15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. (15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." (15:10) Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka: (15:11) "Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang."

 

Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku, itulah yang menajiskan seseorang. Walaupun ia sering beramal soleh, berbuat baik, bakti sosial, bukan hanya ditempat kerja, di rukun tetangga, rukun warga sampai di kabupaten kota dan provinsi, kalau menjalankan ibadah secara lahiriah; itulah yang menajiskan seseorang. Masakan kita mau menjadi kehidupan yang najis dihadapan TUHAN, hanya karena perilaku seperti ini? 

 

Dahulu mungkin saudara berpikir, orang yang selingkuh, itulah orang yang najis. Menjalankan ibadah secara lahiriah pun; menajiskan seseorang, karena, bukan yang masuk ke dalam mulut sehingga seseorang najis, melainkan apa yang keluar dari mulut. 

 

Dahulu mungkin kita suatu kehidupan yang najis karena belum paham dengan pengertian semacam ini, tetapi, sekiranya kita sudah mendapat kemurahan lewat pengertian malam ini, harusnya kita lepaskan diri dari situasi semacam itu. Berpikirlah dengan jernih. 

 

Jangan kita seperti orang-orang tua zaman dahulu kala yang belum mengerti soal kebaktian tiga macam ibadah pokok, mereka berturi-turian (bercerita-cerita), dan dalam cerita itu ia banyak menyampaikan hal-hal yang baik, lalu, pada saat itu, sebelum gereja TUHAN berdiri di tanah Batak,  mereka merasa bahwa mereka adalah orang baik. Jangan kita seperti itu, kebaikan itu hanya dimulut saja (diumbar-umbar), tetapi hatinya jauh dari TUHAN. Ini yang disebut ibadah lahiriah, ini yang menajiskan. Kenapa saya bisa mengatakan hal ini? Karena saya orang Batak, mata saya seringkali menemukan yang seperti itu. 

 

Dalam Matius 23:16-18, orang Farisi beribadah kepada TUHAN, tetapi hatinya terikat dengan perkara lahiriah. Apa yang keluar itu kan datang dari dalam, itu yang menajiskan dia. 

Mereka memang melayani TUHAN, tetapi hatinya terikat dengan perkara-perkara lahiriah, kenapa mereka terikat dengan perkara lahiriah? Karena manusia dalam mereka tidak terikat dengan TUHAN;

·         Tidak terikat denga Bait Suci.

·         Tidak terikat dengan Mezbah.

 

Perkara yang senada…

Wahyu 18:3

(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."

Menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya

Contoh; tinggalkan ibadah (keluar dari mulut TUHAN), hanya karena perkara lahiriah, bisnis; itu yang menajiskan. Kita harus keluar dari situasi semacam ini.

 

Dan akhirnya, oleh karena kemunafikan orang Farisi, Yesus berkata: celakahlah kamu hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sebanyak 8 kali dalam Matius 23 (1) ayat 13, (2) ayat 14, (3) ayat 15, (4) ayat 16, (5) ayat 23, (6) ayat 25, (7) ayat 27, (8) ayat 29.

 

Tentu saja kita tidak menginginkan hidup kita menjadi orang yang celaka dan binasa. Pasangan hidup kita juga tidak menginginkan kita menjadi orang yang celaka dan binasa. Demikian juga terhadap orang tua, anak, keluarga kita semua, saudara laki-laki dan saudara perempuan, kita tidak menginginkan mereka menjadi orang yang celaka dan binasa karena kemunafikan.

 

Kalau kita tidak menghendaki kebinasaan ini, mari kita lihat; JALAN KELUARNYA.

Keluaran 29:2 dengan perikop: "Mengenai pentahbisan Harun dan anak-anaknya”

(29:2) roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.

Pengajaran Firman Allah yang murni dan benar, bagaikan tiga ketul roti yang tidak beragi yaitu:

1.      Roti yang tidak beragi.

2.      Roti bundar yang tidak beragi yang diolah dengan minyak.

3.      Roti tipis yang tidak beragi yang diolesi dengan minyak.

Singkat kata, ketiga roti tersebut adalah roti yang tidak beragi.

 

Apa maksudnya roti yang tidak beragi? 

Tidak beragi berarti; padat berisi (tanpa rongga) dan keras. Kalau roti khamir dengan ragi, maka roti akan mengembang; tidak padat dan tidak keras, kalau dilemparpun tidak terasa apa-apa. Apa yang bisa dibuat oleh roti yang beragi? Tidak ada.

·         Padat berisi berarti; penuh dengan ayat-ayat Firman Allah, tidak ada hal-hal lain, tidak berongga.

·         Keras berarti; tidak mengenal belas kasih -- tidak meninabobokan perasaan daging -- tidak kompromi dengan dosa. Jangan kita merasa tendensius dan sensitif kepada Firman TUHAN, merasa ditunjuk-tunjuk.

 

Yohanes 6:32-33 dengan perikop: "Roti hidup"

(6:32) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. (6:33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."

 

Yesus adalah Roti Hidup, roti yang turun dari Sorga, berarti; inilah roti yang benar, datang dari Allah.

Tidak ada kemunafikan di dalam diri Yesus bukan? Karena Yesus tidak dikuasai oleh roh kemunafikan, maka Yesus dapat melihat orang yang tulus hatinya.

Sama seperti Filipus dan Andreas datang membawa Natanael kepada Yesus, di situ Yesus berkata; Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya! (Yohanes 1:47)

Luar dalam kalau tidak sama, itu hidup yang palsu.

 

Yohanes 6:52-53 

(6:52) Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." (6:53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.

 

Roti hidup 🡪 tubuh dan darah Yesus = pengajaran salib -- Firman pengajaran yang murni dan benar; tidak ditambahkan dengan yang lain-lain.

 

Yohanes 6:54-58

(6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. (6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. (6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. (6:57) Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. (6:58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."

 

Dampak positif menikmati roti hidup:

1.      Dibangkitkan pada akhir zaman.

2.      Menjadi satu dengan TUHAN.

3.      Hidup selama-lamanya.

 

Pengertian yang kita peroleh ini, membuat kita semakin mengucap syukur kepada TUHAN. Bagaimana kita dapat memahami tiga hal ini dan menjadi bagian kita, kalau kita tidak menerima ajaran yang sehat yng murni? Itulah yang membedakan kita dengan ajaran yang lain, walaupun TUHANnya satu.

 

Jadi, tiga ketul roti tidak beragi, itulah Firman Pengajaran yang murni dan benar; tidak ditambah dengan ragi; padat dan keras. TUHAN sudah mengajarkan bahwa tubuh-Nya adalah makanan, darah-Nya adalah minuman, itulah yang disebut dengan pengajaran salib. Pengajaran salib berkuasa untuk mengadakan penyucian terhdap dosa. Kalau dosa disucikan oleh pengajaran salib, memang inilah pengajaran yang keras dan padat berisi, tidak ada guyon-guyon, tidak ada cerita isapan jempol.

Kalau saya guyon-guyon, satu ayat lalu ditambahkan dengan cerita ini dan itu, kesaksian ini dan itu, bagaimana saudara dapat disucikan oleh kesaksian saya? Saya sampaikan satu ayat, lalu saya ceritakan pengalaman saya sesuai dengan ayat ini, entah saya berdiri, duduk, di rumah, atau di luar rumah, apakah cerita semacam ini bisa menyucikan? Tidak. 

 

Masakan saudara mencari Firman yang lunak-lunak. Kalau saudara lebih suka dengan Firman seperti itu, tanda bahwa saudara tidak mau disucikan dari kejahatan dan kenajisan, tetap seperti tulang belulang di dalam kubur; kering rohani.Kalau saya melihat isteri saya kering rohani; saya sedih. Mungkin isteri saya juga kalau melihat saya kering rohani; sedih. Saya juga kalau melihat sidang jemaat kering-kering rohani; sedih. Teramat lebih sidang jemaat, kalau melihat saya munafik; saudara yang rugi. 

 

Jadi, memang benar, roti hidup, roti yang turun dari Sorga, tubuh dan darah Yesus, memang makanan keras, tetapi murni dan padat. Siapa yang sanggup? Kita sedang berjuang untuk sanggup disucikan oleh pengajaran Firman yang murni dan benar (padat dan keras).

 

Yohanes 6:60 

(6:60) Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"

Ternyata pengajaran salib terlalu keras bagi murid-murid yang lain (di luar 12 murid). Sudah dimuridkan tetapi bagi mereka pengajaran salib terlalu keras. Aneh bukan?

 

Yohanes 60:61

(6:61) Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?

 

Orang yang tidak sanggup mendengarkan Firman Pengajaran murni dan benar; padat dan keras; suka ngomel dan bersungut-sungut, seolah-olah makanan keras (Firman) yang salah, padahal dialah (hidup rohaninya) yang masih kanak-kanak. Kalau engkau melihat pasanganmu seperti itu, jangan dibela, jangan dituruti; luruskan, bahkan seisi rumah diluruskan. 

 

Memang TUHAN tidak suka melihat anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak, tidak berani menyampaikan Firman Pengajaran yang murni dan benar. Selayaknyalah seorang pemimpin memiliki keberanian untuk menyampaikan pengajaran yang keras.

 

Yohanes 6:62

(6:62) Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?

 

Dengan pengajaran salib kita diangkat bersama dengan Dia dalam kemuliaan, tetapi memang ada harga yang harus dibayar. Ketika kita menikmati Firman Pengajaran yang murni dan benar, memang harga diri kita diinjak-injak, direndahkan sekali, tetapi satu kali kita akan diangkat bersama dengan Dia. 

Kalau dengan ajaran yang lain saya tidak tahu, bahkan saya berani berkata; tidak ada kepastian di situ. Hanya Pengajaran yang murni dan benar ada kepastian untuk diangkat bersama dengan TUHAN dalam kemuliaan.

 

Yohanes 6:63.

(6:63) Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.

Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.

 

Oleh sebab itu, jangan turuti daging dan kepentingannya.

Jadi, pengajaran salib, Pengajaran yang murni dan benar itulah roh dan hidup. Sedangkan Firman yang ditambahkan dengan yang lain-lain itulah ragi Farisi itu ada kaitannya dengan keinginan daging

 

Yohanes 6:64-66

(6:64) Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. (6:65) Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." (6:66) Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

 

Hanya karena pengajaran salib; pengajaran yang murni dan benar (padat dan keras), mereka mengundurkan diri.  

Dan hal itu tertulis dalam Yohanes 6:66 -- ada tiga kali angka enam (666). Berarti; orang yang menolak pengajaran salib di dalam hidupnya ada roh antikris.

 

Orang yang mengundurkan diri dari pengajaran salib = murtad, walaupun dia orang Kristen. Ingat, sebelum TUHAN datang terlebih dahulu ada murtad dan pendurhaka.

 

Yohanes 6:67-69

(6:67) Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"(6:68) Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; (6:69) dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

 

Pengajaran Firman yang murni dan benar, itulah Pengajaran Salib, ini yang membawa kita kepada hidup kekal. Kalau kita tahu itu membawa hidup yang kekal, kenapa kita melepaskan diri dari situ, hanya karena tidak mau disucikan? Jangan ngomel dengan pemberitaan Firman ini, justru kita buka hati untuk disucikan, artinya; mau didewasakan dari hari ke sehari, tidak lari dari kenyataan.

 

Inilah roti hidup, roti yang turun dari Sorga.

 

Keluaran 29:23-25

(29:23) kauambillah juga satu keping roti, satu roti bundar yang berminyak dan satu roti tipis dari dalam bakul berisi roti yang tidak beragi, yang ada di hadapan TUHAN. (29:24) Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya dan haruslah kaupersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN. (29:25) Kemudian haruslah kauambil semuanya dari tangan mereka dan kaubakar di atas mezbah, yaitu di atas korban bakaran, sebagai persembahan yang harum di hadapan TUHAN; itulah suatu korban api-apian bagi TUHAN.

 

Tiga ketul roti tidak beragi harus ada di tangan seorang hamba TUHAN, ketika disampaikan kepada sidang jemaat, itu sama seperti dipersembahkan di atas Mezbah Korban Bakaran, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan hati TUHAN. Kalau roti-roti yang lain -- hanya satu ayat lalu ditambah-tambahkan; tidak harum, tidak menyenangkan hati TUHAN. Hanya orang yang tidak mengerti rencana TUHAN yang berkata itu harum.

 

Sudah jelas bukan? Jadi, kenapa hanya dengar satu ayat lalu kita berkata; sudah jelas. Bagaimana hanya dengan satu ayat bisa jelas? Berongga, kosong, bisa mendewasakan dan menyucikan? Tidak mungkin.

Tidak mungkin hanya dengan satu ayat kita memiliki pengertian. Kalau hanya satu ayat saya berani berkata; itu tidak jelas, harus ayat menjelaskan ayat, barulah jelas.

 

Oleh sebab itu, kalau TUHAN sudah menanamkan kita di tempat ini, sungguh-sungguh ikuti, lama-lama nanti dewasa sendiri. Malam ini kita sudah menerima Firman Pengajaran yang murni dan benar, tidak perlu mundur, tidak perlu bersungut-sungut. 

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 


No comments:

Post a Comment