KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, August 30, 2024

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 22 AGUSTUS 2024

 


IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 22 AGUSTUS 2024

KITAB MALEAKHI PASAL 2

Maleakhi 2:8-9

(Seri 17)

Subtema: LUPA HARI PENGHAKIMAN

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, karena rahmatNya kita dihimpunkan oleh TUHAN di atas gunung TUHAN yang kudus beribadah lewat Ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Biarlah kiranya damai sejahtera dari sorga memerintah di hidup kita sehingga kita boleh duduk diam dalam suasana tenang bahagia dalam mendengarkan sabda Allah.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN; Bapak, Ibu yang terkasih dimanapun saudara berada, yang mengikuti secara online dalam luar negeri, TUHAN juga ada di tengah-tengah saudara untuk nanti akhirnya menyatakan damai sejahtera dalam kita menikmati sabda Allah.

Selanjutnya marilah kita sambut STUDY MALEAKHI sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.

Namun jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.

Mari kita sambut study Maleakhi 2…

Maleakhi 2:8-9

(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu membuat banyak orang tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman TUHAN semesta alam. (2:9) Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang bulu dalam pengajaranmu.

Memandang bulu dalam pengajaran berarti memperhatikan orang kaya (yang besar)  tetapi mengabaikan orang kecil dan miskin.

Inti dari ayat 8-9; Para imam menyimpang dari jalan (ayat 8), karena para imam tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan (ayat 9). Apa yang terjadi dalam Maleakhi 2 ini juga ditulis dalam kitab Yesaya 56:10-11.

 Yesaya 56:10-11 dengan perikop: "Pemimpin-pemimpin yang fasik"

(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; (56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

Para pemimpin umat Israel: “mengambil jalannya sendiri”, itu berarti; mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan = menyimpang dari jalan TUHAN, sehingga mereka disebut: “orang-orang buta”, hal ini menunjukkan bahwa pemimpin buta tersebut:

a.      Tidak tahu apa-apa.

b.      Anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak.

c.       Berbaring melamun dan suka tidur saja (si pemalas)

d.      Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.

Bagian a, b, dan c sudah diterangkan dan kita semua sudah mendapatkan pengertian dari Sorga untuk menolong hidup, ibadah dan nikah kita di hari-hari terakhir ini.  Intinya TUHAN sudah mengulurkan tangan yang penuh belas kasih terkait dengan penjelasan a, b, dan c.

Malam ini kita kembali untuk mengikuti penjelasan dari bagian d, yaitu; Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.

Penjelasan bagian d:

ANJING-ANJING PELAHAP TIDAK TAHU KENYANG.

Istilah lain dari pelahap: sekalipun banyak makan tetapi tidak tahu kenyang. Kehidupan semacam ini tidak mengenal kata cukup dan tidak tahu rasa bersyukur kepada TUHAN. Kita lihat hal ini di dalam Amsal 30:15-16.

 Amsal 30:15-16

(30:15) Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!" (30:16) Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: "Cukup!"

Si lintah mempunyai dua anak perempuan yaitu: untukku dan untukku

-          Anak pertama bernama untukku.

-          Anak kedua bernama untukku.

Singkat kata, si lintah adalah pelahap tidak tahu kenyang dan tidak mengenal kata cukup.

Pendeknya, "untukku" dan "untukku" menunjuk:

1. Dunia orang mati.

2. Rahim yang mandul.

3. Bumi yang tidak pernah puas dengan air.

4. Api yang tidak pernah berkata cukup. 

Selanjutnya kita akan menyelidiki empat perkara tersebut satu persatu dimulai dari yang pertama;

DUNIA ORANG MATI. 

Mazmur 6:6

(6:6) Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?

Pendeknya, lupa dan melupakan TUHAN dengan sengaja menunjukkan bahwa seseorang berada di dunia orang mati. Melupakan TUHAN; tidak tau bersyukur itu adalah dunia orang mati. Lebih lengkap lagi dalam Mazmur 9:18.

Mazmur 9:18

(9:18) Orang-orang fasik akan kembali ke dunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan Allah.

Melupakan Allah adalah dunia orang mati, sementara yang melupakan Allah di sini adalah orang-orang fasik. Jadi orang fasik berada di tengah-tengah dunia orang mati.

Mazmur 10:3-4

(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN. (10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya. 

Isi dari pikiran orang fasik:

1. Allah tidak akan menuntut

2. Tidak ada Allah

menunjukan orang fasik berada di tengah-tengah dunia orang mati sebab orang-orang fasik sama sekali melupakan TUHAN, tidak mau tau dengan TUHAN.

 

Kita akan melihat isi pikiran orang fasik yang pertama:

ALLAH TIDAK AKAN MENUNTUT.

 

Allah tidak akan menuntut itu berarti, setiap orang bebas melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak sendiri, itu menunjuk orang-orang yang tidak takut TUHAN.

Jadi orang fasik ini sombong tidak takut TUHAN.

 

1 Korintus 15:32

(15:32) Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".

 

Dunia orang mati;  bebas melakukan segala sesuatu menurut kehendaknya sendiri, secara khusus bebas melakukan dosa makan minum.

 

Terkait dengan DOSA MAKAN MINUM kita lihat lebih rinci dalam…

Lukas 17:26-27

(17:26) Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: (17:27) mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

 

Dunia orang mati pada zaman Nuh:

-          Mereka makan dan minum.

Mereka makan dan minum → dosa karena hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat, prakteknya: merokok, mabuk (minuman keras), narkoba.

-          Mereka kawin dan dikawinkan (kawin mawin).

Mereka kawin dan mengawinkan → dosa kenajisan percabulan sebagai puncaknya dosa.

Hati-hati dengan dosa kenajisan, jangan ajak lawan jenis dalam nyanyian berbalas-balasan.

 

Kejadian 6:1-3

(6:1) Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, (6:2) maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. (6:3) Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."

 

Kawin dan mengawinkan (kenajisan percabulan) adalah pekerjaan dari manusia daging (manusia tanpa Roh Allah).

Pendeknya, manusia tanpa Roh Allah tidak dapat berbuat apa-apa, tidak dapat menyenangkan hati TUHAN, kecuali hanya menyenangkan manusia lewat kasih Fileo dan kasih Eros yang dia miliki. Sejenak kita akan bandingkan dengan Galatia 5:16, 18.

 

Galatia 5:16, 18 dengan perikop: Hidup menurut daging atau Roh

(5:16) Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.

(5:18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.

 

Hiduplah oleh Roh TUHAN supaya jangan menuruti keinginan daging.

Bila seseorang hidup oleh Roh Allah, maka:

a.       Tidak menuruti keinginan-keinginan daging yang jahat.

b.      Tidak hidup di bawah hukum Taurat, dengan lain kata; tidak menjalankan ibadah pelayanan dengan rutinitas (taurat), kita datang bukan untuk setor muka, tapi betul-betul untuk menyenangkan hati TUHAN.

 

Kita akan selidiki dunia orang mati pada zaman Nuh di dalam…

Matius 24:37-38 dengan perikop: Nasihat supaya berjaga-jaga

(24:37) "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. (24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera.

 

Sebagaimana dunia orang mati pada zaman Nuh, demikian pula keadaan manusia di akhir zaman ini (hari-hari terakhir);  menjelang kedatangan TUHAN yang kedua kali, yaitu:

1.      Sibuk dengan dosa makan dan minum dosa karena keinginan daging.

2.      Sibuk dengan dosa kawin mengawinkan dosa kenajisan percabulan yaitu; seks bebas secara jasmani – kalau dia sudah menikah itu namanya perselingkuhan, dan sex bebas secara rohani –  kalau dia anak TUHAN maka dia akan meninggalkan TUHAN; meninggalkan ibadah dan pelayanan –.

 

Matius 24:39

(24:39) dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.

 

Karena mereka sibuk dengan dosa makan dan minum dan dosa kawin mengawinkan, dampak negatifnya: mereka tidak tahu akan sesuatu (hari penghakiman) dengan lain kata; lupa kalau TUHAN akan menghukum dan melenyapkan orang-orang berdosa pada hari penghakiman. Singkat kata; dunia orang mati lupa kepada TUHAN, juga lupa  hari penghakiman.

 

Kalau kita melupakan TUHAN; karena sibuk menuruti dosa keinginan daging dan dosa kenajisan; seks bebas maka kehidupan semacam ini akan lupa TUHAN dan lupa hari penghakiman. Orang yang berada di tengah-tengah dunia orang mati biar diteriaki dia tidak akan pernah mendengar, biar sudah dijelaskan sedemikian rupa terkait dengan hari penghakiman dia tidak akan peduli. Pendeknya, kalau seseorang sudah berada di dunia orang mati sulit diberi pengertian.

Maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk menghargai kemurahan hati TUHAN, sebab hari-hari ini adalah hari-hari terakhir.

 

2 Petrus 3:7-8 dengan perikop: Hari TUHAN.

(3:7) Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik. (3:8) Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.

 

Hal yang harus diingat oleh Gereja TUHAN, tidak untuk dilupakan:

1.      TUHAN akan menghanguskan langit dan bumi yang sekarang ini, yang TUHAN akan menghukum dan membinasakan orang-orang fasik.

2.      Jangan lupa dengan satu hari, sebab 1 hari = 1000 tahun dan sebaliknya 1000 tahun = 1 hari bagi TUHAN.

Pendeknya, satu  hari → hari perhentian (kerajaan 1000 tahun damai).

Jadi ingat hari penghakiman, ingat TUHAN akan menghukum orang orang-orang yang membawa hidupnya di tengah-tengah dunia orang mati; orang yang lupa kebaikan TUHAN, termasuk lupa hari TUHAN (hari penghakiman), lupa kerajaan 1000 tahun damai. Tetapi TUHAN juga membalas segala kebaikan-kebaikan orang-orang yang memperhatikan hari perhentian (satu hari).

 

2 Petrus 3:9

(3:9) Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

 

Harusnya kita sudah masuk pada satu hari (kerajaan 1000 tahun damai), sebab tahun ini adalah tahun 2024 berarti sudah lewat dari 6000 tahun. Tetapi TUHAN berkata disini; Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

Singkat kata, TUHAN itu tidak lalai (tidak lupa) menepati janji-Nya sekalipun sekarang kita sudah ada di tahun 2024, artinya sudah melewati ambang batas yang ditentukan oleh TUHAN, tetapi bukan berarti TUHAN lalai, bukan berarti TUHAN lupa untuk menepati janjiNya, akan tetapi itu adalah masa kesabaran TUHAN kepada manusia.

 

Masa kesabaran TUHAN adalah kemurahanNya bagi kita semua, supaya:

-          Jangan ada yang binasa.

-          Semua orang berbalik dan bertobat 100%.

Tetapi kalau hanya berhenti berbuat dosa, tetapi tidak mau kembali kepada TUHAN itu bertobat 50 %.

Banyak orang tua memuji-muji anaknya; anakku sudah kerja, anakku tidak berbuat dosa, tidak dugem. Kalau tidak mau berbalik kepada TUHAN apa yang mau dibanggakan disitu, pekerjaannya tidak bisa kita banggakan.

Langit bumi yang sekarang ini dan unsur-unsurnya itulah kerajaan dunia dan kemegahannya, itulah kemilauan dari dunia; mulai daripada kesuksesan, keberhasilan, kejayaan, kemakmuran tidak bisa dibanggakan, karena semua itu akan berlalu, sementara disimpan, tetapi dipersiapkan untuk dilemparkan dalam api neraka.

Jadi kesabaran TUHAN adalah kemurahan hati TUHAN, TUHAN menunjukan kemurahanNya supaya jangan ada yang binasa, supaya semua orang berbalik dan bertobat 100%, bertobatlah.

 

PRAKTEK TIDAK MELUPAKAN HARI TUHAN (HARI PENGHAKIMAN)...

Matius 24:39-42

(24:39) dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. (24:40) Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; (24:41) kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (24:42) Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.

 

Mereka yang melupakan TUHAN sibuk dengan dosa makan minum, sibuk dengan dosa kenajisan percabulan (seks bebas) sehingga tidak tahu akan sesuatu, dan akhirnya mereka melupakan hari TUHAN (hari penghakiman).

Sebaliknya, praktek tidak melupakan hari penghakiman (hari TUHAN):

1.      Berada di ladangketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.

2.      Memutar batu kilanganketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

3.      Berjaga-jagalah ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan sebagai puncak ibadah.

Jadi praktek tidak melupakan TUHAN adalah masuk ke dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok =  tidak melupakan ketekunan tiga macam ibadah pokok.

Nanti akan tiba hari TUHAN, maka sekarang kita harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, karena tidak mungkin di akhir zaman (hari TUHAN) kita tiba-tiba minta ampun.

 

Tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok, tidak cukup hanya tekun dalam Ibadah Raya minggu, atau tidak cukup hanya tekun Ibadah Doa Penyembahan – maksudnya langsung saja berada pada puncak ibadah, tidak seperti itu –, tapi harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok.

Singkat kata, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, TUHAN akan membawa GerejaNya sampai kepada puncak ibadah (tingkat ibadah yang tertinggi) itulah Doa Penyembahan. Sedangkan Gereja yang melupakan tiga macam ibadah pokok disebut Gereja yang tertinggal.

Ada yang dibawa ada yang tertinggal — ini bukan pengangkatan, karena masih ada di bumi –.

Jadi Gereja yang tekun dalam tiga macam ibadah pokok akan dibawa sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan, sementara Gereja yang melupakan ketekunan tiga macam ibadah pokok – hanya ingat dosa daging dan dosa seks bebas – disebutlah itu Gereja yang tertinggal tidak dibawa oleh TUHAN.

 

Lukas 17:34-36

(17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (17:35) Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." (17:36) [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]

 

Lukas 17:34-36 → ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:

1.      Tempat tidur ketekunan dalam Ibadah doa penyembahan.

2.      Menghilang  ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

3.      Di ladang   ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.

Lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok, seseorang akan dibawa sampai kepada puncak ibadah, yaitu; doa penyembahan. Sedangkan yang melupakan ketekunan tiga macam ibadah pokok; dia hanya ingat dosa daging dan dosa seks bebas; disebutlah itu Gereja yang tertinggal; tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok.

 

Lukas 17:39

(17:37) Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."

 

Gereja yang memuncak sampai kepada doa penyembahan lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok akan dibawa; tidak ditinggalkan sendirian tanpa TUHAN, tanpa pemeliharaan TUHAN, sebab kepadanya diberikan sayap burung nasar yang besar.

 

Wahyu 12:13-14 dengan perikop: Naga memburu perempuan itu

(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. (12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

 

Perempuan itu dibawa ke padang gurun, dipelihara disitu, tidak mungkin ditinggalkan seorang diri berada dalam kerajaan binatang itu (antikris).

Apa buktinya dibawa? kepada mereka yang sudah berada pada puncak ibadah  lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok diberikan sayap burung nazar yang besar, lalu membawa, menerbangkan ke tempatnya itulah padang gurun (padang belantara) – sebagaimana bangsa Israel dipelihara langsung di perjalanan padang selama 40 tahun lamanya – di sana lah pemeliharaan itu berlaku selama 3.5 tahun (42 bulan = 1260 hari).

Ini harus diperhatikan sungguh-sungguh. Jadi ibadah ini tidak boleh dijalankan (dikerjakan) dengan rutinitas, jangan kita berada di tengah-tengah dunia orang mati seperti zaman nuh; sibuk dengan dosa makan minum, sibuk dengan kenajisan percabulan, ini pekerjaan dari manusia daging, manusia daging hidup tanpa Roh; ibadahnya rutinitas. Nampaknya tekun tiga macam ibadah pokok, tapi rutinitas, itu tidak boleh, ibadah dan pelayanan  harus dikerjakan menurut Roh TUHAN.

 

Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?"

Di padang gurun (di padang belantara) untuk apa? untuk dipelihara jauh dari mata ular; tidak mengalami aniaya (kesesakan) yang memuncak pada saat antikris menjadi raja.

 

Kita bandingkan dengan GEREJA YANG TERTINGGAL.

Wahyu 12:17

(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

 

Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah = tekun ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, dan memiliki kesaksian Yesus = tekun ibadah Raya Minggu, tapi ibadahnya tidak memuncak sampai Doa Penyembahan, ini Gereja yang tertinggal; inilah yang menjadi sasaran dari amarah (amukan) si ular tua naga merah padam (antikris).

Jadi tidak cukup hanya mengerti firman (hukum-hukum Allah), tidak cukup hanya penuh Roh Kudus menjadi kesaksian dimana-mana, tetapi kenyataannya ibadahnya tidak sampai kepada puncak ibadah, yaitu; doa penyembahan, dengan lain kata belum menyerahkan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah, masih taat pada yang lain-lain.

Penyembahan adalah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, hanya kepada Dia dalam segala hal, tidak ada lagi untuk yang lain-lain; itu penyembahan yang benar, tapi jangan lupa dasarnya, yaitu; harus tekun tiga macam ibadah pokok dalam pimpinan Roh TUHAN yang suci.

 

Matius 24:42

(24:42) Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.

 

Kita harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok hingga TUHAN membawa kita sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan, mengapa? sebab kita tidak tahu kapan hari TUHAN datang.

Pendeknya, orang yang hidup dalam doa penyembahan = berjaga-jaga terkait dengan kedatangan TUHAN yang kedua kali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Itu pentingnya kita tekun tiga macam ibadah pokok.

Jadi berjaga-jaga itu sudah harus berlangsung mulai dari hari ini, mulai dari malam ini, mulai dari tekad dalam hatimu mulai dari sekarang. Jangan seperti orang bodoh, nanti satu hari lagi TUHAN datang baru bertobat, tidak seperti itu, karena sesungguhnya tidak ada yang tau hari TUHAN, hanya Bapa yang tau.

 

Dahulu kita tidak tau (tidak paham) soal ketekunan tiga macam ibadah pokok,

lalu berkata; bagaimana dengan Gereja lain ?, itu bukan urusan saya, iman saya kepada Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.

Lalu berkata; mamak saya sudah mati tapi karismatik, itu bukan urusan saya, itu urusan TUHAN, urusan saya iman terhadap Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Lewat  pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel dipercayakan ketekunan tiga macam ibadah pokok; titik, tidak usah dipanjang-panjangkan, masing-masing punya iman kepada TUHAN.

 

Wahyu 11:1 dengan perikop: Dua saksi Allah

(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.

 

Yang masuk dalam ukuran TUHAN:

1.      Bait suci Allah.

Bait suci Allah kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena pada Ruangan Suci sampai Ruangan Maha Suci, yakni; pengharapan dan kasih.

a.       Ruangan Suci pengharapan, sementara pengharapan itu bagaikan sauh yang kuat dan aman bagi jiwa, kenapa? karena pada akhirnya lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok kehidupan kita akan dilabuhkan sampai ke belakang tabir (Ruangan Maha Suci) (Ibrani 6:19)

b.      Ruangan Maha SuciKasih Allah. Di dalamnya ada satu alat yang terutama itulah Tabut Perjanjian yang terdiri dari dua bagian:

1.      Peti dari Tabut Perjanjian yang terbuat dari kayu penaga, namun sudah dilapisi (disalut) dengan emas murni, bagian dalam dan bagian luar; bagian jasmani dan rohani dilapisi dengan emas murni.

2.      Tutupan Pendamaian dengan dua Kerub di atasnya → Mempelai Pria Sorga yakni TUHAN Yesus Kristus.

Jadi Tabut Perjanjian dengan Tutupan Pendamaian dengan dua Kerub di atasnya itu

berbicara soal nikah suci, dasarnya adalah kasih, inilah yang diukur oleh dua saksi

Allah nanti.

2.      Mezbah → pelayanan dari Imamat Rajani yang membawa berita pendamaian dan pelayanan pendamaian, itu berarti pelayanannya bersifat korban atau pelayanan yang dihubungkan dengan darah (berdarah-darah).

Kalau saudara hanya sekedar datang beribadah duduk, selesai ibadah langsung pulang artinya tidak peduli dengan pekerjaan TUHAN, tidak peduli dengan korban-korban yang semestinya dipersembahkan, maka itu hanya sebatas Mezbah yang tidak ada hubungannya dengan darah; ini tidak masuk dalam ukuran. Tetapi yang diukur yang kedua adalah mezbah → pelayanan dari imamat rajani yang membawa berita pendamaian dan pelayanan pendamaian dimanapun diutus sebagaimana dengan 2 Korintus 5:18-19.

Jadi Ibadah tanpa korban tidak diukur, pelayanan yang tidak ditandai dengan korban tidak akan masuk ukuran. 

3.      Beribadah di dalamnya.

Kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena Ruangan Suci, di dalamnya terdapat tiga macam alat:

  1. Meja roti sajian emas → Ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
  2. Pelita emas → Ibadah Raya minggu disertai dengan kesaksian Roh.
  3. Mezbah dupa → Ibadah doa penyembahan.

Jadi ini yang diukur, tidak cukup hanya satu ketukan ibadah, tetapi  harus tekun dalam tiga macam ibadah

pokok.

 

Kita bandingkan dengan PELATARAN DI SEBELAH LUAR

Wahyu 11:2

(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."

 

Pelataran di sebelah luar (tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok) = Gereja yang tertinggal akan diserahkan kepada bangsa lain (antikris), masuk dalam aniaya yang besar yaitu diinjak-injak oleh antikris  selama 42 bulan (3.5 tahun) lamanya, mengapa? karena mereka membawa hidup mereka di tengah-tengah dunia orang mati, yang mereka ingat hanyalah dosa karena keinginan daging, dosa seks bebas jasmani dan rohani; mereka lupa kepada TUHAN, lupa kepada panjang sabarnya TUHAN, lupa pada hari TUHAN (hari penghakiman).

Pada hari penghakiman (hari TUHAN) disitu penentuan; ada yang ditentukan untuk dilemparkan dalam api neraka seperti langit dan bumi dan unsur-unsurnya, tapi juga ada yang ditentukan untuk dibawa masuk dalam satu hari (hari ketujuh = kerajaan 1000 tahun damai), jangan lupa.

 

CIRI-CIRI LUPA KEPADA TUHAN…

2 Petrus 2:5

(2:5) dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik;

Ciri-ciri lupa kepada TUHAN: mengabaikan Firman Allah, karena Nuh adalah si pemberita kebenaran.

Seperti apapun kebenaran itu disampaikan orang yang lupa kepada TUHAN tidak peduli, ia hanya peduli dengan dosa yang ditimbulkan oleh hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat, dia hanya peduli dengan seks bebas (kenajisan percabulan) jasmani dan rohani, sehingga ketika firman Allah disampaikan untuk memberi pengertian tentang hari TUHAN ia tidak peduli sama sekali.

Hai orang tua perhatikan hari TUHAN, hai anak-anak perhatikan hari TUHAN, TUHAN sudah memberi pengertian lewat kebenaran si pemberita kebenaran itulah gunung Sion, itulah pribadi Nuh iu sendiri.

 

Yesaya 40:9

(40:9) Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!"

 

Nuh ada pemberita kebenaran berarti gambaran dari gunung Sion.

Sion adalah pemberian kebenaran, pembawa kabar baik, gunung yang tinggi.

Jadi orang yang mengabaikan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel hati-hati. Hargailah Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel yang membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna.

Semua ukuran Tabernakel itu ada pada bahtera Nuh, begitu selesai pembentukan tubuh yang sempurna masukalah Nuh dalam bahtera itu, tetapi mereka yang mengabaikan berita kebenaran itu dihabisi oleh air bah.

 

Matius 24:38

(24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera.

 

Nuh dibawa masuk ke dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna (bahtera nikah rumah tangga) tetapi mereka yang sibuk dengan dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan tertinggal, tidak dibawa masuk dalam pembangunan tubuh, mengapa?  karena mereka mengabaikan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.

Itulah ciri-ciri orang yang dirinya di tengah-tengah dunia orang mati, lupa kepada TUHAN, lupa dengan berita kebenaran, mengabaikan Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, sementara  Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel membawa kita masuk dalam bahtera nikah, masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna (bahtera nikah yang suci).

 

Itulah hebatnya Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, kuasanya besar untuk menghadapi nikah hujatan yang ditawarkan oleh antikris.

Hati-hati saudara, betapa hebatnya TUHAN mengasihimu, kalau toh juga pengertian ini diabaikan, tanggung sendiri resikonya.Yang menentukan keselamatan dan kebinasaan adalah TUHAN, bukan saya, tetapi saya tahu apa yang saya ucapkan  malam ini.

Orang tua kalau lihat anakmu malas tekun tiga macam ibadah pokok engkau menangis, jangan berharap dengan gajinya, kok senang gajinya, kok gak senang anaknya masuk Sorga, kok dibiarkan anaknya lupa kepada TUHAN, lupa kepada ketekunan tiga macam ibadah pokok, ciri-cirinya mengabaikan Pengajaran Mempelai itulah pemberita kebenaran, firman kebenaran; murni dan benar.

 

Malam ini kita tidak sama seperti si lintah mempunyai dua anak perempuan, anak pertama bernama untukku, anak kedua bernama untukku, tapi kita senantiasa ingat TUHAN.

Asal ada makan dan pakaian cukuplah, jangan kita sama seperti anjing pelahap yang tidak tahu kenyang, tidak ada rasa cukup.

Doa saya malam ini kiranya hati kita semua terbuka untuk berita kebenaran itulah Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel untuk membawa kita masuk dalam bahtera nikah yang suci, yaitu; tubuh Kristus yang sempurna.

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang