KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, August 29, 2024

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 27 AGUSTUS 2024

 



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 27 AGUSTUS 2024

 

SURAT YUDAS

Subtema: TERPELIHARA SAMPAI MENJADI MEMPELAI WANITA TUHAN

 

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN oleh karena rahmat-Nya kita sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus beribadah lewat Ibadah Doa Penyembahan, itu berarti sebentar kita akan membawa hidup kita rendah di ujung kaki salib TUHAN, tersungkur di hadapan TUHAN sujud menyembah kepada Dia, sebab hanya kepada Dia sajalah kita berlutut dan bersujud.

 

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming/online/video internet baik itu Youtube, Facebook, atau media sosial apa saja. TUHAN kiranya hadir di tengah-tengah kita membawa damai sejahtera dalam kebahagiaan besar, kita menikmati berkat Firman Allah untuk meneguhkan hati kita di kaki salib TUHAN. Tetapi jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu nanti meneguhkan hati kita masing-masing.

 

Kita sambut surat Yudas sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.

Yudas 1:3 dengan perikop: "Hukuman atas guru-guru palsu"

(1:3) Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.

 

Yudas merasa terdorong untuk menulis surat kepada orang-orang yang terpanggil. Dalam surat ini, Yudas mendapat kesempatan untuk menasihati mereka.

Tujuan dari nasihat: Supaya orang-orang yang terpanggil berjuang untuk mempertahankan iman, hingga nanti mencapai iman yang sempurna.

 

Terkait dengan iman, kita telusuri kembali pada…

Yakobus 2:17

(2:17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

 

Perlu untuk diketahui; iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya adalah mati.

Sebagai tambahan, kalau kita datang menghadap TUHAN dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok, termasuk malam ini, jangan kita berdiam diri, iman itu harus disertai dengan perbuatan. Persembahkanlah kepada TUHAN, baik tenaga, pemikiran (ide-ide) yang brilliant (cemerlang). Tidak punya tenaga dan pikiran, mungkin ada keuangan; persembahkan kepada TUHAN, sebab itu juga adalah perbuatan, supaya iman mencapai kesempurnaan.

 

Yakobus 2:18

(2:18) Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."

 

Ada orang Kristen berpendapat atau menyangka bahwa; iman itu terpisah dari perbuatan.

Maksudnya; iman itu berdiri sendiri, demikian juga dengan perbuatan; berdiri sendiri.

Tetapi di sini kita melihat, Yakobus (saudara Yesus) menunjukkan imannya justru dari perbuatan-perbuatannya, sebab iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong, jadi iman itu harus ditunjukkan lewat perbuatan.

Singkat kata; perbuatan baik jangan ditahan-tahan, korban dan persembahan jangan ditahan-tahan, jangan pakai trik-trik, kita kerjakan semua dalam ketulusan hati TUHAN, kalau tidak, ibadah menjadi sia-sia.

 

Yakobus 2:22

(2:22) Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

 

Yang benar adalah iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan.

Jadi, iman dan perbuatan tidak boleh terpisah. Iman tidak berdiri sendiri, demikian juga perbuatan tidak berdiri sendiri, iman itu bekerjasama dengan perbuatan. Justru nanti, oleh karena perbuatan-perbuatan yang kita tampilkan dihadapan TUHAN, iman menjadi sempurna. Dengan lain kata, tanpa perbuatan, iman tidak sempurna, tanpa perbuatan itu adalah iman yang kosong.

 

Pendeknya:

-          Iman tidak berdiri sendiri.

-          Perbuatan tidak berdiri sendiri.

Inilah pernyataan Yakobus saudara Yesus kepada mereka yang coba-coba memisahkan iman dari perbuatan.

 

Yakobus 2:24-25

(2:24) Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. (2:25) Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?

 

Manusia dibenarkan Allah karena perbuatan-perbuatannya, tidak cukup hanya dengan memiliki iman.

Contoh: Rahab dibenarkan Allah karena perbuatan-perbuatannya. Padahal.....

-          Rahab adalah orang Kanaan bukan bangsa Israel.

Itu berarti Rahab adalah bangsa kafir disebut juga orang-orang yang tidak bersunat.

Sebagai tambahan: bangsa kafir sangat mudah diseret kepada berhala-berhala bisu yakni; roh-roh dunia yang lemah dan miskin.

-          Rahab adalah seorang pelacur atau perempuan sundal yang telah menajiskan banyak orang sehingga orang-orang hidup di dalam kenajisan percabulan.

 

Singkat kata, kelemahan yang mendasar dari bangsa kafir atau orang-orang yang tidak mengenal Allahnya Israel adalah:

1.       Penyembahan berhala.

2.       Kenajisan percabulan.

Saudara, setan sangat mendambakan kedua hal ini dari bangsa kafir (orang yang tidak mengenal Allah Israel). Dua hal ini dituntut dari setan kepada bangsa kafir.

 

Kita patut mengucap syukur kepada TUHAN, karena lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok termasuk doa penyembahan malam ini, kita ditolong TUHAN atau dibebaskan TUHAN baik dari penyembahan berhala maupun kenajisan percabulan.

Kalau seseorang jauh dari TUHAN, sekalipun ia Kristen, hidupnya sama seperti bangsa kafir dengan kelemahannya yang paling mendasar yaitu: penyembahan berhala dan kenajisan percabulan. Tetapi puji TUHAN, oleh kemurahan TUHAN, kita ada di tengah kegiatan Roh, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, ini cara TUHAN untuk melepaskan kita dari dua kelemahan yang mendasar dari bangsa kafir.

 

Sebaliknya, TUHAN juga mendambakan 2 (dua) klimaks dari gereja TUHAN:

1.       Menjadi sidang mempelai TUHAN (gereja TUHAN yang sempurna).

2.       Penyembahan disertai dengan nyanyian baru disebut juga dengan tingkat ibadah yang tertinggi.

Sebagaimana yang tertulis dalam Wahyu 14:1-3.

 

Wahyu 14:1-3

(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. (14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

 

Ayat 1 berbicara tentang gereja Sion atau gereja yang sempurna -> Mempelai wanita Tuhan.

Ayat 2-3 berbicara soal puncak ibadah itulah doa penyembahan disertai dengan nyanyian baru; bahasa Roh (bahasa lidah) yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun.

Inilah dua klimaks yang dinantikan, didambakan oleh Tuhan daripada gereja TUHAN. Sedangkan setan mendambakan dua hal dari mereka yang hidup di luar TUHAN: penyembahan berhala dan kenajisan percabulan.

 

Jadi, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, kita patut bersyukur kepada TUHAN, oleh ketekunan tiga macam ibadah pokok, kita dibebaskan dari dua hal yang dituntut oleh setan dari orang-orang yang tidak mengenal TUHAN (bangsa kafir), sehingga kita berada di jalur perlombaan -- treknya TUHAN, sebab di situ TUHAN mendambakan dua hal dari kehidupan kita yaitu; menjadi gereja TUHAN yang sempurna, juga penyembahan yang tertinggi disertai dengan bahasa lidah (bahasa roh).

 

Doa saya, biarlah kiranya dua hal ini dapat kita persembahkan kepada TUHAN. Sebab TUHAN menuntut dua hal ini dari kehidupan kita. Jadi sungguh-sungguh saja untuk datang menghadap TUHAN.

 

Adapun perbuatan Rahab sehingga ia dibenarkan Allah, antara lain...

1.       Rahab menyembunyikan kedua orang pengintai di dalam rumahnya.

2.       Menolong kedua pengintai itu lolos melalui jalan yang lain.

 

Iman dan perbuatan Rahab tersebut ditulis (diceritakan) oleh Yosua di dalam kitab Yosua itu sendiri, secara khusus Yosua 2:6-11.

-          Ayat 6-7, berbicara tentang perbuatan Rahab

-          Ayat 8-11, berbicara tentang iman yang telah diakui oleh Rahab secara langsung kepada kedua pengintai di atas sotoh rumahnya

 

Malam ini kita kembali mengikuti seri penjelasan tentang:

RAHAB MENOLONG KEDUA PENGINTAI ITU LOLOS MELALUI JALAN YANG LAIN

Yosua 2:1 dengan perikop: Pengintai-pengintai di Yerikho

(2:1) Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ.

 

Yosua melepas dari Sitim dua orang pengintai. Tugas kedua pengintai: untuk menyelidiki kota Yerikho.

Singkat kata, sampailah kedua pengintai tersebut di rumah Rahab, lalu tidur di situ tanpa direncanakan.

 

Dari hal ini, kita dapat memahami, bahwasanya TUHAN berkasih karunia kepada siapa Ia berkasih karunia, TUHAN bermurah hati kepada siapa Ia bermurah hati (Roma 9:16-19). Itu berarti, kalau kita menjadi kehidupan yang baik dan benar lalu dipercaya untuk melayani TUHAN di tengah ibadah, itu tidak bergantung kepada kehendak atau hasil usaha seseorang, sebagaimana dua pengintai, sesampainya di Yerikho, lalu tidur di rumah Rahab. Bukankah Rahab itu perempuan sundal (seorang pelacur) yang telah menajisakan banyak orang di Yerikho? Tetapi nyatanya TUHAN bermurah hati kepada Rahab. Jadi, semata-mata, kemurahan TUHAN bukan karena hasil usaha, bukan karena kekuatan manusia.

 

Kalau sampai hari ini kita dibawa di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah lewat doa penyembahan, semua karena kemurahan hati TUHAN, belas kasih TUHAN. Coba saudara perhatikan, berapa banyak dahulu diantara kita berjuang bersama dengan Pengajaran Mempelai? Kenyataannya lepas juga.  Jadi TUHAN berkasih karunia kepada siapa Ia berkasih karunia, TUHAN bermurah hati kepada siapa Ia bermurah hati -- bukan karena kehendak dan kemampuan manusia. Oleh sebab itu, pertahankan ketulusan dihati, itu point penting jangan lepaskan hal itu,

 

Kemudian, penyelidikan terhadap Yerikho bersifat rahasia (tidak boleh diketahui oleh siapapun), sebab di ayat 1 dikatakan: Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai.

 

Yosua 2:2-3

(2:2) Kemudian diberitahukanlah kepada raja Yerikho, demikian: "Tadi malam ada orang datang ke mari dari orang Israel untuk menyelidik negeri ini." (2:3) Maka raja Yerikho menyuruh orang kepada Rahab, mengatakan: "Bawalah ke luar orang-orang yang datang kepadamu itu, yang telah masuk ke dalam rumahmu, sebab mereka datang untuk menyelidik seluruh negeri ini."

 

Ternyata kedatangan kedua pengintai diketahui oleh raja Yerikho, berarti rahasia terbongkar. Oleh sebab itu, raja Yerikho meminta supaya Rahab menyerahkan kedua pengintai tersebut kepada raja Yerikho.

 

Sekarang kita lihat, sikap rahab…

Yosua 2:4-6

(2:4) Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu. Berkatalah ia: "Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka, (2:5) dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka." (2:6) Tetapi perempuan itu telah menyuruh keduanya naik ke sotoh rumah dan menyembunyikan mereka di bawah timbunan batang rami, yang ditebarkan di atas sotoh itu.

 

Reaksi Rahab terhadap permintaan raja Yerikho: Rahab tidak mau menyerahkan kedua pengintai ke tangan raja Yerikho. Justru kepada suruhan-suruhan raja Rahab berkata: Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka datang --  ke mana orang-orang itu pergi."

Perkataan ini menunjuk seorang hamba yang telah mengosongkan (menghampakan) dirinya dihadapan TUHAN (Ayat referensi: Yohanes 3:7-8).

 

Dari pernyataan ini kita mengerti bahwa Rahab yang notabennya adalah bangsa kafir dan seorang pelacur (perempuan sundal) yang menajiskan banyak laki-laki, tetapi pada akhirnya Rahab mengerti betul (tahu persis) yang terkait dengan menghampakan (mengosongkan) diri -- berada pada titik nadir -- titik terendah. Justru banyak orang Kristen tahu yang baik tetapi tidak mau membawa hidupnya sampai menghampakan (mengosongkan) diri sampai kepada titik nadir (titik nol).

 

Jadi memang kita semua harus sampai kepada satu kehidupan yang namanya menghampakan (mengosongkan) diri supaya pengikutan kita tidak menjadi sia-sia, melainkan memperoleh kasih karunia. Camkanlah apa yang TUHAN nyatakan lewat perbuatan dari Rahab ini. Kita adalah bangsa Indonesia bukan bangsa Israel, berarti kita adalah bangsa kafir. Kalau hari ini kita datang menghadap TUHAN, itu karena cinta kasih TUHAN kepada kita sekaliannya.

 

Kemudian, setelah berkata demikian, Rahab kembali berkata kepada suruhan-suruhan raja itu: segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka." Perkataan ini menunjukkan kepada kita bahwa Rahab adalah pribadi yang bijaksana dalam mengambil keputusan.

 

Saudara, kalau kita ada di dalam rencana TUHAN, niscaya kita akan menjadi satu kehidupan yang bijaksana. Orang yang bodoh adalah orang yang hidup di luar TUHAN, jauh dari jam-jam ibadah, ia tidak mengerti rencana TUHAN -- perkataannya bodoh, perbuatannya bodoh, pemikirannya bodoh, ide-idenya bodoh, semua sikap dan tindak tanduknya menjadi bodoh. Tetapi Rahab adalah satu perempuan kafir, bersikap bijaksana di hadapan TUHAN, karena ia menyerahkan dirinya untuk berada dalam rencana TUHAN Yesus Kristus yang berkuasa menyelamatkan hidup saya dan saudara.

 

Lihat waktu di luar TUHAN, kita adalah orang bodoh, keputusan-keputusan yang kita buat bodoh. Tetapi sekarang kita ada di dalam rencananya TUHAN, perbuatan kita bijaksana, keputusan-keputusan kita juga bijaksana, pemikiran kita juga menjadi bijaksana. Ini adalah berita kemurahan lewat pribadi Rahab kepada kita sekaliannya.

 

Yosua 2:7

(2:7) Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar.

 

Akhirnya, pergilah suruhan-suruhan raja itu mengejar kedua pengintai ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyebrangan dari hulu sampai ke hilir sungai Yordan. Betapa bijaksananya Rahab ini.

 

Sesudah suruhan-suruhan raja Yerikho mengejar kedua pengintai ke tempat penyebarang, lihat….

Yosua 2:16

(2:16) Berkatalah ia kepada mereka: "Pergilah ke pegunungan, supaya pengejar-pengejar itu jangan menemui kamu, dan bersembunyilah di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang; kemudian bolehlah kamu melanjutkan perjalananmu."

 

Setelah melihat suruhan-suruhan raja itu mengejar kedua pengintai ke arah sungai Yordan, berkatalah Rahab kepada kedua pengintai: pergilah ke pegunungan, bersembunyilah di sana selama tiga hari.”

-    Gunung kudus -> TUHAN tempat perhimpunan atau ibadah-ibadah di bumi.

-    Puncak ibadah -> doa penyembahan.

Inilah tempat bersembunyi dari segala musuh.

 

Jadi saudara, hikmat dari Sorga sudah menyatu dengan akal Rahab, sehingga betul-betul Rahab menjadi bijaksana, dia mengerti tentang puncak ibadah (doa penyembahan) dan itu merupakan tempat kita bersembunyi dari kejaran musuh.

Kalau Rahab bangsa kafir dan seorang pelacur mengerti rencana TUHAN sedemikian rupa, maka, kita juga yang memperoleh hikmat dan pembukaan rahasia Firman Allah, semestinya juga harus hidup dalam pengertian ini. Itu tanda bahwa kita adalah gereja yang bijaksana.

 

Jadi, tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok, dengan lain kata; pergilah ke pegunungan, hingga ibadahmu memuncak sampai doa penyembahan, itulah tempat bersembunyi dari kejaran musuh. Jadi, jangan ragu untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok, supaya, bilamana kita tekun, niscaya kita akan dipimpin sampai puncak ibadah itulah doa penyembahan. Jangan berkeluh kesah dan bersungut-sungut, jangan merasa waktu tersita dan menganggap ibadah dan pelayanan -- tekun dalam tiga macam ibadah pokok adalah suatu kebodohan seperti pemikiran orang Yunani (1 Korintus 1:22-23).

Ibadah dan pelayanan adalah sarana untuk kita berada pada puncak ibadah. Jadi harus “pergi ke pegunungan” maksudnya; harus tekun dalam tiga macam ibadah, hingga nanti TUHAN pimpin kita sampai pada puncak ibadah itulah doa penyembahan.

 

Sebagai tambahan, kalau kita ada di dalam rencana TUHAN, betul-betul kita menjadi bijaksana. Dan orang yang bijaksana tidak akan pernah menjadi lemah dan putus asa, tidak pernah tawar hati, bahkan, sekalipun tidak punya apa-apa, justru oleh karena pengertian yang TUHAN berikan ini, kita selalu semangat dan senantiasa berjuang untuk mempertahankan iman. Jadi kita tidak pernah terpengaruh dengan situasi, kondisi, keadaan, lingkungan apapun, bahkan ada juga yang masih menganggur, tidak akan mempengaruhi kehidupannnya, karena kita ada dalam rencana TUHAN, semangat kita dalam mengasihi TUHAN tidak pernah surut dan berhenti.

 

Mazmur 121:1-2 dengan perikop: TUHAN, Penjaga Israel

(121:1) Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? (121:2) Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.

 

Pertolongan kita hanya datang dari TUHAN, sebab TUHAN telah memimpin hidup rohani (ibadah) kita sampai puncak ibadah itulah doa penyembahan.

Pendeknya, TUHAN menolong kita lolos dari kejaran musuh yakni; antikris melalui jalan yang lain.

Jadi, jalan yang lain -> doa penyembahan, itulah tingkat ibadah yang tertinggi -- sangat sulit dijangkau mata ular.

Sedangkan penyembahan tertinggi dari setan tritunggal adalah kerajaan dunia dengan segala kemegahannya, kemuliaannya, semaraknya dan kemilau-kemilau yang ada di dalamnya, itulah jalan dunia.

 

Waktu Yesus menghadapi pencobaan yang ketiga dalam Matius 4, Yesus dibawa sampai ke atas gunung yang tinggi, dari sana setan tritunggal memperlihatkan segala kerajaan dunia dengan kemegahan-kemegahannya, kemuliaannya, kemilau-kemilaunya. Tetapi TUHAN Yesus tidak silau dengan kerajaan dunia dengan kemegahan yang disuguhkan, baik itu harta, takhta, kedudukan, jabatan yang tinggi, uang yang banyak, TUHAN tidak silau. Keberhasilan di bidang bisnis, dan di bidang-bidang yang lain, itu juga ditawarkan, tetapi mata TUHAN tidak silau, sebab itu adalah jalan dunia, bukan “jalan yang lain”.  Kalau itu jalan yang kita tempuh, maka jangan harap bebas dari kejaran musuh itulah antikris.  Sekarang TUHAN sedang memperlihatkan kepada kita “jalan yang lain” itulah puncak ibadah (doa penyembahan). Jangan kita tolak apa yang diperlihatkan TUHAN, supaya bebas dari kejaran musuh.

 

Dahulu, sebelum saya terpanggil, saya silau melihat kerajaan dunia dengan kemegahannya itulah unsur-unsur dunia, mulai dari jabatan, pangkat, kedudukan, uang yang banyak, harta, semuanya silau. Tetapi sekarang, saya silau melihat pembukaan rahasia Firman, saya silau dengan gunung Sion yang bercahaya kemuliaan Allah, saya silau melihat rencana TUHAN yang dinyatakan kepada kita semua.

 

Akhirnya sekarang kita tahu mana jalan dunia dan mana jalan yang lain, artinya, kita sudah tahu sekarang mana jalan yang harus kita tempuh. Sebab itu, doa saya, baik kepada pemuda, maupun kepada pemudi, biarlah engkau mendapat jodoh dari TUHAN supaya kelak nikahmu betul-betul digembalakan oleh TUHAN, supaya kelak nikahmu dan buah nikahmu ada di jalan TUHAN, di “jalan yang lain” bukan di jalan dunia.

 

Orangtua berdoa sungguh-sungguh untuk anak-anaknya. Saya juga berdoa sungguh-sungguh kepada dua anak laki-laki kami, juga berdoa kepada anak rohani (jemaat), supaya jangan satupun dari antara kita menempuh jalan dunia. Kita rindu untuk menjadi milki kepunyaan TUHAN, bahagia selama-lama di dalam kerajaan Sorga.

 

Mazmur 121:3

(121:3) Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.

 

Sekalipun berjejak di gunung TUHAN, tetapi TUHAN memelihara kita semua sehingga kaki-kaki kita tidak goyah. TUHAN Allah adalah Penjaga yang tidak tertidur dan tidak terlelap, asal kita menempuh jalan yang lain itulah berjejak di gunung batu yang terjal.

 

TUHAN itu baik sekali, dulu, mungkin saja kita hampir-hampir goyah, lari meninggalkan penggembalaan ini karena pemahaman kita masih terbatas. Tetapi sekarang, dengan hikmat dan pembukaan rahasia Firman, kita cukup dibekali dengan pengertian yang luar biasa, sehingga sekalipun kita berjejak di bukit batu yang terjal, TUHAN sekali-kali tidak membiarkan kaki kita goyah.

 

Kidung Agung 2:16

(2:16) Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.

 

Mungkin ada utusan iblis dan itu menjadi duri dalam daging, tidak jadi soal, karena kita rindu menjadi mempelai wanita TUHAN. Jadi, jangan karena ada duri sedikit, kita tinggalkan tiga macam ibadah pokok. Jangan karena ada korban-korban yang dituntut termasuk sewa gedung gereja, juga PPT yang dipercayakan oleh TUHAN, lalu kita menyerah. Justru, semakin dipercaya, semakin kita kuat tidak goyah, itulah gunung batu yang terjal kita berjejak di situ. Jadi, puteri Sion tidak menjadi putus asa karena ada duri (Kidung Agung 2:2).

 

Kidung Agung 2:17

(2:17) Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, kembalilah, kekasihku, berlakulah seperti kijang, atau seperti anak rusa di atas gunung-gunung tanaman rempah-rempah!

 

Jangan mudah putus asa saat berjejak di bukit batu yang terjal. Mungkin ada koreksi dosa, atau korban yang harus dibawa, jangan mundur dan langsung pergi, jangan seperti itu, pengecut namanya.

Jadilah seperti kijang atau seperti anak rusa di atas gunung-gunung tanaman rempah-rempah! -- binatang buas datang itulah singa, beruang, macan tutul, tidak bisa dia mengikuti jejak kijang dan rusa.

Kombinasi dari 3 jenis binatang itulah singa, beruang dan macan tutul, hanya bisa berada di tanah dataran, tidak bisa mengejar kita di bukit yang terjal.

 

Pendeknya, TUHAN merindukan supaya gereja TUHAN berlakulah...

-       Seperti kijang; kuat dan tidak mudah putus asa.

-       Seperti anak rusa di atas gunung-gunung tanaman rempah-rempah

Jadi, jangan putus asa, tetapi ibadah kita harus sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan sekalipun gunung batu itu terjal, jangan mencari tempat pelarian. Ingat rencana TUHAN; mau menjadikan kita sebagai milik kepunyaan-Nya itulah mempelai wanita TUHAN.

 

Saudara, hal ini harus betul-betul terjadi di dalam hidup kita, mengapa? Sebab hari-hari ini adalah hari-hari terkahir.

Sebelum bayang-bayang menghilang, sebelum angin senja berhembus -> hari-hari terakhir (petang hari), menjelang gelap malam, di situ antikris nanti menjadi raja. Jadi, sebelum gelap malam, sebelum antikris berkuasa, sudah sepatutnya kita berada pada tingkat ibadah yang tertinggi, jangan mudah putus asa. Mungkin hari ini engkau menganggur; jangan putus asa, jangan berhenti berjejak di bukit batu yang terjal. Jadilah kijang dan anak rusa!

 

Lebih rinci lagi…

Kidung Agung 4:5

(4:5) Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput di tengah-tengah bunga bakung.

 

Yang berjejak di bukit yang terjal, betul-betul sudah berada pada tingkat rohani yang dewasa.

Buah dada -> gereja yang sudah dewasa. Kalau anak perempuan masih kecil, belum punya buah dada.

Tetapi, kalau sudah dewasa rohani; TUHAN memberi suatu pandangan:

-          Seperti dua anak rusa buah dadamu, berarti sudah tinggal di dalam kasih mempelai.

Buah dada itu sama seperti dua loh batu:

Dua loh batu yang pertama isinya 4 hukum -> kasih kepada TUHAN

Dua loh batu yang kedua isinya 6 hukum -> kasih kepada sesama.

Jadi, inti dari dua loh batu hanya satu yaitu kasih. Singkat kata, kedewasaan itu sampai tingkat mengasihi TUHAN.

-          Seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput di tengah-tengah bunga bakung.

Jadi mempelai TUHAN, gereja yang dewasa, sungguh indah sebab Tuhan memelihara.

 

Kidung Agung 4:6

(4:6) Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, aku ingin pergi ke gunung mur dan ke bukit kemenyan.

 

Tekunlah di gunung mur dengan lain kata; tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok sampai lewat ketekunan ini kita berada pada puncak ibadah, itulah yang disebut dengan bukit kemenyan (doa penyembahan).

Tetaplah tergembala, tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok menikmati rumput Firman Penggembalaan walau ada duri, ada utusan setan menggocoh tidak cukup untuk menghentikan cinta kasih kita kepada TUHAN. Dan biarlah itu terjadi di hari-hari terakhir ini.

 

-        Gunung mur -> kegiatan Roh = ibadah dan pelayanan.

-        Bukit kemenyan -> doa penyembahan sebagai puncak ibadah.

-        Bunga bakung -> keindahan hidup oleh karena pemeliharaan Tuhan.

 

Kita kembali untuk membaca Kitab Yosua…

Yosua 2:16

(2:16) Berkatalah ia kepada mereka: "Pergilah ke pegunungan, supaya pengejar-pengejar itu jangan menemui kamu, dan bersembunyilah di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang; kemudian bolehlah kamu melanjutkan perjalananmu."

 

Di sini dikatakan: “kemudian bolehlah kamu melanjutkan perjalananmu.”

Jadi, setelah kita lepas dari kejaran musuh -- bebas dari aniaya antikris selama 3½ tahun, perjalanan kita masih lanjut yaitu; ke perjamuan malam pesta kawin Anak Domba. 

 

Wahyu 12:13-14

(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. (12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

 

Ayat ini menunjukkan bahwa mempelai perempuan TUHAN terpelihara dari kejaran musuh dengan lain kata bebas dari aniaya antikris yang berlangsung selama 3½ tahun. Tetapi tidak berhenti sampai di situ, lanjutkan perjalananmu. Sampai kemana?

 

Kita lihat…

Wahyu 19:6 dengan perikop: "Perjamuan kawin Anak Domba"

(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Ini sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini, yaitu; perjamuan malam pesta kawin Anak Domba.

 

Pada ayat 6 kita lihat ada suara seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat -> doa penyembahan, kepadanya akan diberikan sayap burung nasar supaya dipelihara selama 3½ tahun dari kejaran musuh (antikris). Tetapi perjalanan itu tidak berhenti sampai di situ, lanjutkan seperti pernyataan Rahab di atas tadi.

Maka, dari pernyataan Rahab ini saya terheran-heran, kok bisa ya Rahab perempuan Moab  (bangsa kafir) dan pelacur yang hari-harinya melacur, tetapi dari pernyataan ini, ternyata dia ada di dalam rencana TUHAN, dia mengerti rencana TUHAN dan dia rindu untuk masuk sampai pada perjalanan yang terakhir yaitu; perjamuan malam pesta kawin Anak Domba. Saya heran betul dengan kasih TUHAN.

 

Dahulu kita tidak mengerti apa-apa, tidak mengerti rencana TUHAN, tetapi sekarang, TUHAN beri suatu hikmat lewat pembukaan rahasia Firman supaya kita mengerti rencana TUHAN. Jadi, kalau kita sudah bebas dari kejaran musuh, sayap burung nasar memelihara kita selama 3½ tahun, dimana aniaya berlangsung di situ, maka, lanjutkan perjalanan itu sampai pesta kawin Anak Domba, karena TUHAN Allah kita yang maha kuasa…

-        Pada ayat 6 tampil sebagai Raja

-        Pada ayat 7 tampil sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga berarti imam.

Maka, supaya kita dibawa kepada kemuliaan-Nya yang besar, sudah sepatutnya hidup rohani kita berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan, berarti ada dalam kemuliaan = imamat rajani. Untuk menyongsong Yesus sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga dalam kemuliaan-Nya yang besar, kita juga harus dalam kemuliaan yang besar di hari-hari terakhir ini itulah doa penyembahan dan imamat rajani.

 

Oleh sebab itu, kita harus menjadi imam tidak boleh tidak, ini pengertian yang datang dari Sorga bukan dibuat-buat. Ketekunan tiga macam ibadah pokok bukan buatan tangan manusia, sebab itu juga datang dari Sorga. Kalau tiga macam ibadah pokok datang dari Sorga, Imamat rajani juga datang dari Sorga supaya kita kelak menjadi imamat rajani sebelum berhembus angin senja -- sebelum bayang-bayang senja berlalu.

 

Saya tidak akan pernah meminta saudara menjadi imamat rajani, tetapi, kalau saudara bijaksana, saudara tahu untuk memutushkan segala perkara, tahu untuk membedakan antara yang baik dan tidak baik, tahu menempatkan dirinya dimana. Tetapi kalau saya rindu supaya kita berada pada kedudukan yang tepat dan benar sesuai dengan pengertian yang kita terima dari TUHAN malam ini. Karena untuk menyongsong Yesus dalam kemuliaan, kita juga harus dalam kemuliaan (imamat rajani). Jadi, kita harus berjuang untuk mempertahankan iman hingga mencapai iman yang sempurna, itu bukan omong kosong.

 

Wahyu 19:8

(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

 

Jadi jelas, kepada mempelai perempuan dipercayakan pakaian lenan halus -- pakaian putih berkilau-kilauan.

Ini juga pakaian imam sebagaimana Keluaran 28:39.

 

Wahyu 19:9

(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

 

Jadi, Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel akan memimpin langkah-langkah perjalanan rohani kita sampai kepada perjamuan malam pesta kawin Anak Domba, ini  Firman Allah yang benar, tidak berhenti hanya sebatas mengalami mujizat, ditolong TUHAN, dibela TUHAN pada masa aniaya antikris selama 3½ tahun. Perjalanan harus lanjut pada pesta kawin Anak Domba, ini Firman yang benar. Lagi pula, ibadah kita tidak berhenti hanya sebatas mujizat, lebih dari pada itu.

 

Yosua 2:22

(2:22) Mereka pun pergilah dan tiba di pegunungan. Mereka tinggal di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang. Pengejar-pengejar itu telah mencari di mana-mana sepanjang jalan tanpa menemukan mereka.

 

Mereka pun pergilah dan tiba di pegunungan

Dua pengintai itu pergi dan tiba di pegunungan, artinya; untuk sampai pada puncak ibadah itulah doa penyembahan, kita harus memiliki roh dengar-dengaran.

 

Kemudian, kedua pengintai bersembunyi di atas pegunungan sehingga pengejar-pengejar tidak menemukan mereka kemana-mana. Dengan demikian, dapat diartikan juga bahwa kedua pengintai ini pada akhirnya bisa menyelesaikan tugas penyelidikan itu. Andaikata dikejar oleh musuh, itulah suruhan dari raja Yerikho, maka, tidak ada lagi kesempatan bagi mereka untuk mengamat-mati (menyelidiki) kota Yerikho.

 

Jadi saudara, dengan kita berada di atas gunung TUHAN, maka sudah dapat dipastikan segala rencana TUHAN selesai, pekerjaan TUHAN juga selesai di atas muka bumi ini.

 

Yosua 2:23-24

(2:23) Maka pulanglah kedua orang itu, mereka turun dari pegunungan, lalu menyeberang dan sampai kepada Yosua bin Nun, kemudian mereka ceritakan segala pengalaman mereka. (2:24) Kata mereka kepada Yosua: "TUHAN telah menyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan kita, bahkan seluruh penduduk negeri itu gemetar menghadapi kita."

 

Maka pulanglah kedua orang itu.

Berarti tugas penyelidikan terhadap kota Yerikho sudah selesai. Lalu mereka menceritakan segala perjalanan mereka di Yerikho kepada yang mengutus mereka itulah Yosua.

 

Singkat kata, kedua pengintai pulang dengan membawa kabar pasti bukan kabar burung. Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel adalah kabar yang memberi kemenangan atas dunia. Sebab pada ayat 24 dikatakan: TUHAN telah menyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan kita, bahkan seluruh penduduk negeri itu gemetar menghadapi kita." Berita ini disampaikan kepada Yosua setelah kedua pengintai selesai menyelidiki segala sesuatu yang ada di Yerikho. Setelah itu, mereka pulang membawa kabar pasti, kabar kemenangan atas dunia.

 

Dari mana kabar kemenangan itu dibawa? Lihat..

Yosua 2:10-11

(2:10) Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas. (2:11) Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.

 

Yosua 2:10-11 dengan Yosua 2:24 sama.

Yang memberitahukan segala sesuatu yang ada di dalam kota Yerikho adalah Rahab. Akhirnya, setelah selesai tugas penyelidikan, pulanglah mereka ke seberang sungai Yordan.

 

Jadi, gunung Sion adalah pembawa berita kabar baik, kabar yang memberi kemenangan sebagaimana yang tertulis dalam Yesaya 40:9 Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!" TUHAN memberi kemenangan kepada kita semua lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

 

 

No comments:

Post a Comment