KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, August 23, 2024

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 22 AGUSTUS 2024

 


IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 22 AGUSTUS 2024

KITAB MALEAKHI PASAL 2

Maleakhi 2:8-9

(Seri 16)

Subtema: DUNIA ORANG MATI ( MELUPAKAN ALLAH )

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmatNya kita ada di atas gunung TUHAN, dua tangan TUHAN yang penuh kasih menarik kita dan mengumpulkan kita lewat Ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

Biarlah damai sejahtera dari Sorga memenuhi ruangan ini dan ruangan hati kita, sehingga kita boleh duduk dalam suasana bahagia menikmati sabda Allah.

Baik juga saudara yang mengikuti secara online baik di dalam negeri, maupun diluar negeri dimanapun saudara berada, TUHAN juga ada di sana menyatakan damai sejahtera sehingga kita semua menikmati kemurahan TUHAN di malam ini.

 

Kita segera mengikuti STUDY MALEAKHI sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci. Tetapi jangan lupa tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita.

 

Maleakhi 2:8-9

(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu membuat banyak orang tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman TUHAN semesta alam. (2:9) Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang bulu dalam pengajaranmu.

 

Memandang bulu dalam pengajaran berarti memperhatikan orang kaya (yang besar)  tetapi mengabaikan orang kecil dan miskin.

 

Inti dari ayat 8-9; Para imam menyimpang dari jalan (ayat 8), karena para imam tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan (ayat 9). Apa yang terjadi dalam Maleakhi 2 juga ditulis dalam kitab Yesaya 56:10-11.

 

Yesaya 56:10-11 dengan perikop: "Pemimpin-pemimpin yang fasik"

(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; (56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

 

Para pemimpin umat Israel: “mengambil jalannya sendiri”, itu berarti; mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan = menyimpang dari jalan TUHAN, sehingga mereka disebut: “orang-orang buta”, hal ini menunjukkan kalau pemimpin buta tersebut:

a.      Tidak tahu apa-apa.

Perlu untuk diketahui; orang yang tidak tau apa-apa memimpin orang yang tidak tahu apa-apa maka akan jatuh pada lobang yang sama yaitu lobang jurang maut.

b.      Disebut anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak.

Bisu  tidak tau menyalak menunjuk seorang hamba TUHAN (pemimpin sidang jemaat) yang tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan kebenaran.

c.       Berbaring melamun dan suka tidur saja (si pemalas)

d.      Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.

 

Bagian a, b, c telah diterangkan (dipaparkan) pada minggu-minggu yang lalu, maka malam ini kita akan mengikuti penjelasan dari bagian d: Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.

 

Penjelasan bagian d:

ANJING-ANJING PELAHAP TIDAK TAHU KENYANG.

Istilah lain: Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang berarti hidup tanpa rasa cukup, tanpa kepuasan.

 

Amsal 30:15-16

(30:15) Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!" (30:16) Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: "Cukup!"

 

Di sini kita melihat Si lintah mempunyai dua anak perempuan yaitu:untukku dan untukku.

-          Anak pertama bernama untukku

-          Anak kedua bernama untukku

Sedangkan perempuan adalah gambaran dari gereja TUHAN.

Jadi si lintah adalah pelahap yang tidak tahu kenyang dan tidak mengenal kata cukup, karena semuanya: untukku, dan untukku.

Pendeknya, untukku dan untukku menunjuk:

1.      Dunia orang mati.

2.      Rahim yang mandul.

3.      Bumi yang tidak pernah puas dengan air.

4.      Api yang tidak pernah berkata cukup.

 

Malam ini kita akan membahas tentang; “dunia orang mati”. Malam ini kita harus mengerti (mengenal) dunia orang mati, maka kita harus menyelidiki firman TUHAN supaya kita jangan berada di tengah-tengah dunia orang mati.

 

Mazmur 9:18

(9:18) Orang-orang fasik akan kembali ke dunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan Allah.

 

Segala bangsa melupakan Allah menunjukkan bahwa segala bangsa berada di tengah-tengah dunia orang mati. Tapi malam ini kita ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, ada di tengah-tengah kegiatan Roh, ada di tengah-tengah kehidupan yang dipancarkan dari Sorga – kita tidak berada di tengah-tengah dunia orang mati –.

Orang yang melupakan TUHAN pasti kedudukannya ada di tengah-tengah dunia orang mati, tidak mungkin di tengah-tengah ibadah dan pelayanan. Orang yang melupakan Allah adalah orang-orang fasik.

 

Mazmur 10:3-4

(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN. (10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.

 

Seluruh pikiran dari orang-orang fasik adalah...

a.       Allah tidak akan menuntut.

b.      Tidak ada Allah

Pendeknya, orang fasik melupakan Allah, dengan lain kata orang fasik berada di tengah-tengah dunia orang mati.

Tidak mungkin orang yang rendah hati, orang yang suci ada di tengah-tengah dunia orang mati, hanya orang fasik yang berada di tengah-tengah dunia orang mati.

Sekali lagi saya sampaikan, kita bersyukur kepada TUHAN karena kita semua ada di tengah-tengah kegiatan Roh. Mulai sekarang jangan kita sombong (angkuh), jangan kita berlaku fasik di hadapan TUHAN. Kita belajar untuk mengandalkan TUHAN dalam segala perkara.

 

Orang fasik berkata; ALLAH TIDAK AKAN MENUNTUT

Itu berarti, setiap orang bebas untuk melakukan kehendaknya sendiri → orang yang tidak takut akan TUHAN. Kalau ia takut TUHAN, walaupun di tempat yang tersembunyi, walaupun di tempat yang gelap dia tidak berani untuk melakukan dosa.

 

1 Korintus 15:32

(15:32) Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".

 

Ayat ini berbicara tentang dunia orang mati, berarti bebas untuk melakukan kehendaknya sendiri secara khusus bebas untuk melakukan dosa makan dan minum. Dunia orang mati sama sekali tidak takut TUHAN.

 

Lebih rinci kita melihat “DOSA MAKAN MINUM”...

Lukas 17:24-25

(17:24) Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. (17:25) Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.

 

Ayat ini berbicara tentang dunia orang yang hidup.

Jadi untuk berada pada kemuliaan (dunia orang yang hidup) sama seperti Yesus terlebih dahulu menderita sengsara lalu mati di atas kayu salib dan hari ketiga Yesus bangkit, itu menunjuk dunia orang yang hidup.

 

Sekarang kita bandingkan dengan dunia orang mati; betul-betul melupakan TUHAN, dalam hati pikirannya berkata; TUHAN tidak akan menuntut. Kita buktikan hal itu …

Lukas 17:26-27

(17:26) Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: (17:27) mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

 

Dunia orang mati pada zaman Nuh terjadi:

1.      Dosa makan dan minum  dosa karena hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat.

2.      Dosa kawin dan mengawinkan dosa kenajisan percabulan, sebagai puncaknya dosa (puncak dosa). Kalau dosa memuncak (puncak gelap malam); aniaya, sengsara, derita disitu pasti semakin memuncak, sebab pada saat antikris menjadi raja, mereka akan memerintah dengan tangan besi, kemudian menjalankan kekuasaan dengan kekerasan (otoriter).

Jadi hal ini harus diperhatikan, jangan kita melupakan TUHAN, karena itu dunia orang mati. 

 

Lukas 17:28-29

(17:28) Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. (17:29) Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua.

 

Dunia orang mati pada zaman Lot:

-          Hidup dengan dosa makan minum dosa karena hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat.

-          Mereka membeli dan menjual, berarti; dikuasai roh jual beli = dikuasai oleh roh antikris. Bebas menjual, bebas membeli, tapi jangan salah syaratnya terlebih dahulu menerima meterai (cap) antikris yaitu; 666 (enam ratus enam puluh enam) di tangan kanan ataupun di dahi. Tetapi setiap orang yang sudah menerima tanda itu (cap) meterai antikris sudah dapat dipastikan binasa, tidak ada lagi kemurahan bagi mereka.

Jadi selama kita hidup di muka bumi ini atau selagi masih ada waktu, walaupun tinggal sedikit saja gunakanlah dengan sebaik-baiknya, jangan memboroskan harta pada waktu siang hari, karena akan datang gelap malam dimana orang tidak dapat lagi bekerja, tidak ada lagi kemurahan pada gelap malam.

-          Mereka menanam dan membangun, ini berbicara soal kehormatan, karena tujuan mereka membangun hanya untuk mencari nama. Dan mereka juga menanam, termasuk menanam saham disebut juga invest hanya untuk mencari nama, mencari popularitas supaya terkenal dan lain sebagainya, tidak lebih tidak kurang.

Lihat orang-orang kristen di hari-hari terakhir ini sama seperti zaman Lot, kalaupun menanam dan membangun tujuannya hanya untuk mencari nama supaya terkenal, supaya populer, dan lain sebagainya, sehingga mereka disebut sebagai orang-orang yang cendekiawan, tetapi kita tidaklah demikian.

 

Lukas 17:32-33

(17:32) Ingatlah akan isteri Lot! (17:33) Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

 

Setelah kita melihat dunia orang mati pada zaman Nuh dan dunia orang mati pada zaman Lot  akhirnya keadaan mereka sama persis seperti istri Lot menoleh ke belakang, berarti hatinya terikat dengan harta dan kekayan yang ada di dunia ini, disebutlah itu, tetapi barangsiapa rela kehilangan nyawa ia akan memperoleh hidup yang kekal.

Itulah pengertian tentang perkataan orang fasik; Allah tidak akan menuntut.

Sekarang kita lihat penjelasan; orang fasik berkata tidak ada Allah. 

Kalau seseorang menganggap tidak ada ALLAH, tentu saja orang seperti itu akan hidup secara bebas dalam penyembahan berhala. Tetapi orang yang lepas dari penyembahan berhala pasti mengakui Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub; Allah orang hidup. Kalau kita menyembah Allah yang hidup kita hidup, tapi orang yang menyembah berhala akan binasa.

 

Matius 22:27-28 dengan perikop: Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan.

Ragi Saduki; tidak percaya dengan adanya kebangkian; ini juga merupakan dunia orang  mati.

(22:27) Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati. (22:28) Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia."

 

Orang-orang Saduki bertanya kepada Yesus: siapakah diantara ketujuh orang itu yang menjadi suami dari perempuan itu pada hari kebangkitan?

Alasan mereka bertanya seperti itu, sebab ketujuh bersaudara itu telah beristerikan dia. Tetapi yang pasti ragi Saduki adalah tidak percaya dengan adanya keangkitan, akibatnya dikuasai oleh kenajisan percabulan; kawin dan mengawinkan.

 

Matius 22: 29-32

(22:29) Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! (22:30) Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. (22:31) Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: (22:32) Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."

 

Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub adalah Allah orang-orang yang hidup, Allah yang benar, Allah yang berkuasa TUHAN dan Juruselamat yang berdaulat atas setiap kehidupan kita semua.

Jadi orang-orang yang menyembah Allah Abraham, Ishak, Yakub adalah orang-orang yang hidup, apa buktinya? buktinya; bebas dari dosa kenajisan percabulan termasuk bebas dari penyembahan berhala. Beda dengan dunia orang mati hidup dalam kenajisan percabulan dan juga penyembahan berhala.

 

Kita lihat lebih dalam lagi soal “ PENYEMBAHAN BERHALA”

1 Samuel 15:23

(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

 

-          Memberontak / mendurhaka / melawan TUHAN setara dengan dosa bertenung = mencari petunjuk lewat arwah-arwah, zodiak, perbintangan, bahkan lewat perdukunan.

Jadi sekalipun seseorang tidak mencari petunjuk kepada arwah, kepada zodiak atau perbintangan, kepada dukun, tapi kalau dia memberontak, mendurhaka, melawan TUHAN Itu setara dengan dosa bertenung.

Jadi mari kita lembutkan hati di hadapan TUHAN, tidak baik kalau mendurhaka.

-          Kedegilan dan kekerasan di hati disebut juga dengan penyembahan berhala, sekalipun tidak mendirikan patung, terafim, dan arca dan sejenisnya.

Jadi, orang yang menganggap tidak ada Allah = bebas untuk melakukan dosa terkhusus di dalam penyembahan berhala. Andaikata tidak jatuh dalam penyembahan berhala tentulah mereka akan menyembah Allah Abraham, Ishak, Yakub; Allah orang-orang yang hidup.

 

Kita lihat “KEKERASAN HATI”

1 Samuel 10:1-2

(10:1) Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri: (10:2) Apabila engkau pada hari ini pergi meninggalkan aku, maka engkau akan bertemu dengan dua orang laki-laki di dekat kubur Rahel, di daerah Benyamin, di Zelzah. Mereka akan berkata kepadamu: Keledai-keledai yang engkau cari itu telah diketemukan; dan ayahmu tidak memikirkan keledai-keledai itu lagi, tetapi ia kuatir mengenai kamu, katanya: Apakah yang akan kuperbuat untuk anakku itu?

(10:7) Apabila tanda-tanda ini terjadi kepadamu, lakukanlah apa saja yang didapat oleh tanganmu, sebab Allah menyertai engkau. (10:8) Engkau harus pergi ke Gilgal mendahului aku, dan camkanlah, aku akan datang kepadamu untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Engkau harus menunggu tujuh hari lamanya, sampai aku datang kepadamu dan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."

 

Tanda pengurapan;

-       Tanda pengurapan yang pertama: ayat 2- 6, dengan tiga kejadian.

-       Tanda pengurapan kedua: ayat 8; dengar-dengaran, terkhusus soal apa yang disampaikan oleh Samuel kepada Saul;  Engkau harus menunggu tujuh hari lamanya, sampai aku datang kepadamu dan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan." Terhadap itu Saul harus dengar-dengaran itu, tetapi kenyataannya…?

 

1 Samuel 13:10-14

(13:10) Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya. (13:11) Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas, (13:12) maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran." (13:13) Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. (13:14) Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."

 

Inilah tanda kekerasan hati Saul di hadapan TUHAN; memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan TUHAN, padahal itu adalah tugas dari seorang imam yang akan mempersembahkannya, dalam hal ini adalah nabi Samuel. Ini adalah kekerasan hati yang pertama. Lalu kekerasan hati yang kedua itulah 1 Samuel 15:23 yang sudah kita baca tadi.

 

Kenapa dikatakan Saul hidup dalam penyembahan berhala? karena dia juga menolak untuk mendengarkan dan melakukan perintah TUHAN terkhusus untuk membunuh (membinasakan) seluruh orang Amalek dari raja sampai kepada rakyat jelata, laki-laki, perempuan, sampai kepada bayi yang menyusui, bahkan seluruh binatangnya harus ditumpas dengan habis, tetapi Saul membiarkan Agag raja orang Amalek itu, kemudian Saul juga mengambil dari kambing domba, lembu sapi, hewan-hewan yang tambun; alasannya untuk dipersembahkan kepada TUHAN; itu kekerasan hati yang kedua (1 Samuel 15:8-9)

 

Jadi kekerasan hati itu adalah penyembahan berhala. Kekerasan hati dari raja Saul ini sudah double, dengan lain kata hidup dalam penyembahan berhala yang double.

-          Kekerasan hati Saul yang pertama; memberanikan diri mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan; ia tidak menunggu Samuel untuk mempersembahkan korban-korban itu kepada TUHAN.

Hati-hati kalaupun dipercayakan oleh TUHAN karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El- kudus, tetap kita tunggu apa yang jadi maunya TUHAN, jangan pernah merasa diri bisa, itu kesalah yang fatal.

-          Kemudian tanda kekerasan hati yang kedua; Saul membiarkan Agag raja Amalek itu hidup, kemudian mengambil lembu, sapi, kambing domba, yang tambun-tambun, alasannya untuk dipersembahkan kepada TUHAN. Benarkah alasan itu? kita akan buktikan di dalam 1 Samuel 15:23

 

1 Samuel 15:23

(15:22) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.

 

Jadi jangan kita merasa karena banyak membawa korban dan persembahan sampai hati hancur, itulah yang disebut korban sembelihan, kemudian memuji TUHAN sampai berlonjak-lonjak itulah lemak-lemak, jangan kita menganggap karena kita sudah melakukan dua hal itu kehidupan berkenan, tidak.

Yang pasti disini dikatakan; "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.

 

Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk ( Mazmur 51:19 ) sekalipun itu terjadi dan kita alami kalau tidak dengar-dengaran tidak ada artinya.

Jadi saudara jangan pernah menganggap dan berkata aku sudah banyak berkorban, lalu pengorbanan kita itu kita jadikan sebagai alasan untuk tidak dengar-dengaran itu tidak benar, yang TUHAN mau kita harus dengar-dengaran.

 

Malam ini TUHAN menyatakan apa yang menjadi keinginan TUHAN yaitu: kita semua jangan berada di tengah-tengah dunia orang mati.

Itulah keberadaan dari anjing-anjing pelahap yang tidak tahu kenyang. Istilah lain pelahap tidak tahu kenyang; hidup tanpa rasa cukup, hidup tanpa kepuasan sama seperti si lintah mempunyai dua anak perempuan, yaitu; “untukku” dan “untukku”

 

Kita berdoa supaya kiranya di minggu yang akan datang TUHAN menolong kita kembali lewat pembukaan rahasia firman Allah.

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

No comments:

Post a Comment